Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16892 | 07 May 2025
Klinis : 7 hari yang lalu klien tampak bingung, mondar-mandir, dan senyum sendiri, pada tanggal klien pergi kerumah temannya dan waktu shubuh ditangkap warga lalu diamankan ke polres Sukoharjo. Tanggal 26 November 2024 klien di bawa ke IGD RS Jiwa Daerah Surakarta Provinsi Jawa Tengah. Klien mengatakan bahwa depresi setelah putus dengan kekasihnya di tahun 2018 setelah dikenalkan kepada keluarga klien. Kemudian klien merasa putus asa dan patah semangat dan klien memiliki riwayat minum alkohol semenjak 2018-2020. Keluarga klien mengatakan semenjak 2 bulan yang lalu sempat rawat jalan di RS Indriati dengan mendapatkan obat Alpazolam 1x1, Sandepril 1x50mg, Risperidone 2x1, Trihexyphenidyl 2x1.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perilaku Kekerasan (10029)
- SDKI: Risiko Perilaku Kekerasan
- SLKI: Manajemen Risiko Perilaku Kekerasan
- SIKI: Manajemen Perilaku Kekerasan
2. Perubahan Proses Pikir (10025)
- SDKI: Perubahan Proses Pikir
- SLKI: Manajemen Perubahan Proses Pikir
- SIKI: Manajemen Perubahan Proses Pikir
Penjelasan singkat:
1. Risiko Perilaku Kekerasan (10029)
- Definisi: Keadaan di mana individu memiliki potensi untuk melakukan tindakan yang dapat menyebabkan cidera fisik pada diri sendiri atau orang lain.
- Kode SDKI: 10029
- Kode SLKI: Manajemen Risiko Perilaku Kekerasan
- Kode SIKI: Manajemen Perilaku Kekerasan
2. Perubahan Proses Pikir (10025)
- Definisi: Keadaan di mana individu mengalami perubahan pada proses berpikir, termasuk persepsi, pemahaman, dan interpretasi terhadap informasi yang diterima.
- Kode SDKI: 10025
- Kode SLKI: Manajemen Perubahan Proses Pikir
- Kode SIKI: Manajemen Perubahan Proses Pikir
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang diberikan, klien menunjukkan gejala-gejala seperti tampak bingung, mondar-mandir, dan senyum sendiri, yang dapat mengarah pada diagnosa keperawatan "Risiko Perilaku Kekerasan" dan "Perubahan Proses Pikir". Klien juga memiliki riwayat depresi, putus asa, dan minum alkohol, yang dapat menyebabkan perubahan proses pikir dan meningkatkan risiko perilaku kekerasan. -
Article No. 16893 | 07 May 2025
Klinis : 7 hari yang lalu klien tampak bingung, mondar-mandir, dan senyum sendiri, pada tanggal klien pergi kerumah temannya dan waktu shubuh ditangkap warga lalu diamankan ke polres Sukoharjo. Tanggal 26 November 2024 klien di bawa ke IGD RS Jiwa Daerah Surakarta Provinsi Jawa Tengah. Klien mengatakan bahwa depresi setelah putus dengan kekasihnya di tahun 2018 setelah dikenalkan kepada keluarga klien. Kemudian klien merasa putus asa dan patah semangat dan klien memiliki riwayat minum alkohol semenjak 2018-2020. Keluarga klien mengatakan semenjak 2 bulan yang lalu sempat rawat jalan di RS Indriati dengan mendapatkan obat Alpazolam 1x1, Sandepril 1x50mg, Risperidone 2x1, Trihexyphenidyl 2x1.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Perubahan Proses Pikir: Ditandai dengan adanya gejala-gejala bingung, mondar-mandir, dan senyum sendiri yang dialami klien dalam 7 hari terakhir. Klien juga menunjukkan perilaku tidak wajar seperti pergi ke rumah teman pada dini hari dan ditangkap warga.
2. Risiko Perilaku Kekerasan: Klien menunjukkan perilaku tidak terkontrol yang dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain, seperti ditangkap warga dan dibawa ke Polres.
3. Depresi: Klien mengalami depresi setelah putus dengan kekasihnya di tahun 2018, merasa putus asa dan patah semangat. Klien juga memiliki riwayat minum alkohol dari tahun 2018-2020.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Proses Pikir Teratasi: Klien dapat berpikir jernih dan logis, tidak menunjukkan gejala bingung, mondar-mandir, atau senyum sendiri.
2. Perilaku Kekerasan Terkendali: Klien dapat mengendalikan diri dan tidak menunjukkan perilaku membahayakan diri sendiri atau orang lain.
3. Depresi Berkurang: Klien dapat mengelola depresi dengan baik, tidak merasa putus asa atau patah semangat, dan tidak lagi minum alkohol.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Untuk Perubahan Proses Pikir:
a. Monitoring tanda-tanda vital dan status mental klien secara berkala.
b. Terapi aktivitas untuk meningkatkan orientasi dan fungsi kognitif.
c. Edukasi kepada klien dan keluarga tentang pentingnya kepatuhan minum obat.
2. Untuk Risiko Perilaku Kekerasan:
a. Pengkajian faktor-faktor pencetus perilaku kekerasan.
b. Intervensi de-eskalasi dan manajemen krisis.
c. Terapi perilaku untuk meningkatkan kemampuan kontrol diri.
3. Untuk Depresi:
a. Asesmen komprehensif terkait gejala, faktor penyebab, dan riwayat penyakit.
b. Terapi kognitif-perilaku untuk mengatasi pikiran dan perasaan negatif.
c. Edukasi kepada klien dan keluarga tentang manajemen depresi.
d. Kolaborasi dengan psikiater untuk evaluasi dan penyesuaian obat-obatan.
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Perubahan Proses Pikir: Diagnosa ini dipilih karena klien menunjukkan gejala-gejala bingung, mondar-mandir, dan senyum sendiri, yang merupakan indikasi adanya perubahan proses pikir. Klien juga menunjukkan perilaku tidak wajar, seperti pergi ke rumah teman pada dini hari dan ditangkap warga, yang dapat disebabkan oleh gangguan proses pikir.
2. Risiko Perilaku Kekerasan: Diagnosa ini dipilih karena klien menunjukkan perilaku tidak terkontrol yang dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain, seperti ditangkap warga dan dibawa ke Polres. Hal ini menunjukkan adanya risiko perilaku kekerasan yang perlu diatasi.
3. Depresi: Diagnosa ini dipilih karena klien mengalami depresi setelah putus dengan kekasihnya di tahun 2018, merasa putus asa dan patah semangat. Klien juga memiliki riwayat minum alkohol dari tahun 2018-2020, yang dapat terkait dengan depresi yang dialaminya.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Proses Pikir Teratasi: Luaran ini diharapkan agar klien dapat berpikir jernih dan logis, tidak lagi menunjukkan gejala-gejala bingung, mondar-mandir, atau senyum sendiri. Hal ini akan membantu klien untuk dapat berfungsi secara optimal dalam kehidupan sehari-hari.
2. Perilaku Kekerasan Terkendali: Luaran ini diharapkan agar klien dapat mengendalikan diri dan tidak menunjukkan perilaku membahayakan diri sendiri atau orang lain. Hal ini akan mencegah terjadinya insiden-insiden yang dapat membahayakan klien atau orang-orang di sekitarnya.
3. Depresi Berkurang: Luaran ini diharapkan agar klien dapat mengelola depresi dengan baik, tidak lagi merasa putus asa atau patah semangat, dan tidak lagi minum alkohol. Hal ini akan membantu klien untuk dapat meningkatkan kualitas hidup dan berfungsi secara optimal dalam kehidupan sehari-hari.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Untuk Perubahan Proses Pikir:
a. Monitoring tanda-tanda vital dan status mental klien secara berkala: Hal ini penting untuk mengidentifikasi adanya perubahan atau perkembangan kondisi klien.
b. Terapi aktivitas untuk meningkatkan orientasi dan fungsi kognitif: Kegiatan-kegiatan terstruktur dapat membantu melatih kemampuan kognitif dan orientasi klien.
c. Edukasi kepada klien dan keluarga tentang pentingnya kepatuhan minum obat: Pemahaman yang baik tentang pentingnya kepatuhan minum obat dapat membantu mencegah kekambuhan gejala.
2. Untuk Risiko Perilaku Kekerasan:
a. Pengkajian faktor-faktor pencetus perilaku kekerasan: Identifikasi faktor-faktor yang dapat memicu perilaku kekerasan pada klien sangat penting untuk menentukan intervensi yang tepat.
b. Intervensi de-eskalasi dan manajemen krisis: Intervensi ini dilakukan untuk mencegah atau mengatasi situasi-situasi yang dapat memicu perilaku kekerasan pada klien.
c. Terapi perilaku untuk meningkatkan kemampuan kontrol diri: Terapi perilaku dapat membantu klien untuk meningkatkan kemampuan mengontrol diri dan mengatasi dorongan perilaku kekerasan.
3. Untuk Depresi:
a. Asesmen komprehensif terkait gejala, faktor penyebab, dan riwayat penyakit: Pengkajian yang menyeluruh diperlukan untuk memahami kondisi klien secara mendalam.
b. Terapi kognitif-perilaku untuk mengatasi pikiran dan perasaan negatif: Terapi ini dapat membantu klien untuk mengubah pola berpikir dan perilaku yang maladaptif.
c. Edukasi kepada klien dan keluarga tentang manajemen depresi: Pemahaman yang baik tentang depresi dan cara mengelolanya dapat membantu klien dan keluarga dalam proses pemulihan.
d. Kolaborasi dengan psikiater untuk evaluasi dan peny -
Article No. 16894 | 07 May 2025
Klinis : 7 hari yang lalu klien tampak bingung, mondar-mandir, dan senyum sendiri, pada tanggal klien pergi kerumah temannya dan waktu shubuh ditangkap warga lalu diamankan ke polres Sukoharjo. Tanggal 26 November 2024 klien di bawa ke IGD RS Jiwa Daerah Surakarta Provinsi Jawa Tengah. Klien mengatakan bahwa depresi setelah putus dengan kekasihnya di tahun 2018 setelah dikenalkan kepada keluarga klien. Kemudian klien merasa putus asa dan patah semangat dan klien memiliki riwayat minum alkohol semenjak 2018-2020. Keluarga klien mengatakan semenjak 2 bulan yang lalu sempat rawat jalan di RS Indriati dengan mendapatkan obat Alpazolam 1x1, Sandepril 1x50mg, Risperidone 2x1, Trihexyphenidyl 2x1.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat ditetapkan beberapa diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dengan kode dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Perilaku Kekerasan
- Kode SDKI: 10020
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko untuk melakukan tindakan yang dapat menyebabkan cidera fisik pada diri sendiri, orang lain, atau lingkungan.
- SLKI: Kontrol Perilaku Kekerasan
- SIKI: Manajemen Perilaku Kekerasan
2. Diagnosa Keperawatan: Perubahan Proses Pikir
- Kode SDKI: 10070
- Definisi: Keadaan di mana individu menunjukkan perubahan dalam kemampuan berpikir secara logis, teratur, dan berhubungan.
- SLKI: Proses Pikir Adaptif
- SIKI: Terapi Perilaku Kognitif
3. Diagnosa Keperawatan: Kecemasan
- Kode SDKI: 10003
- Definisi: Keadaan di mana individu mengalami perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya.
- SLKI: Ketenangan
- SIKI: Manajemen Kecemasan
4. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
- Kode SDKI: 10038
- Definisi: Keadaan di mana individu menunjukkan penilaian negatif terhadap dirinya sendiri.
- SLKI: Harga Diri
- SIKI: Peningkatan Harga Diri
Berdasarkan kasus yang diberikan, klien menunjukkan gejala-gejala seperti bingung, mondar-mandir, senyum sendiri, depresi, putus asa, dan riwayat minum alkohol. Hal ini mengarah pada kemungkinan klien mengalami gangguan jiwa atau psikotik. Diagnosa keperawatan yang dapat ditetapkan adalah risiko perilaku kekerasan, perubahan proses pikir, kecemasan, dan gangguan konsep diri: harga diri rendah. -
Article No. 16895 | 07 May 2025
Klinis : Nyeri dada kiri, panas terasa terhimpit dan sesak kambuh saat aktivitaa,
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang rinci untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan gejala yang dipaparkan, yaitu nyeri dada kiri, rasa panas terasa terhimpit, dan sesak napas yang kambuh saat aktivitas, diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan proses patofisiologis penyakit jantung, ditandai dengan gejala nyeri dada, rasa terhimpit, dan sesak napas yang bertambah buruk saat aktivitas.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pasien dapat melaporkan penurunan nyeri dada kiri dari skala 8 menjadi skala 3 atau kurang.
2. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami sesak napas yang berlebihan.
3. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi yang efektif untuk mengatasi nyeri dada.
4. Pasien dan keluarga dapat menyebutkan faktor-faktor pencetus dan cara penanganan nyeri dada.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan antara lain:
1. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan faktor pencetus)
- Berikan analgesik sesuai anjuran medis untuk mengurangi nyeri
- Ajarkan teknik nonfarmakologis seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat untuk mengatasi nyeri
2. Manajemen Jalan Napas
- Monitor tanda-tanda vital dan status pernapasan pasien secara berkala
- Bantu pasien dalam melakukan teknik pernapasan dalam dan pursed-lip breathing untuk meningkatkan ventilasi
- Anjurkan pasien untuk beristirahat saat terjadi sesak napas
3. Edukasi Kesehatan
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai penyakit jantung, faktor pencetus, dan manajemen gejala
- Ajarkan pasien untuk mengidentifikasi tanda/gejala nyeri dada dan sesak napas yang membutuhkan penanganan segera
- Berikan informasi tentang gaya hidup sehat, seperti manajemen stres, diet, dan aktivitas fisik yang sesuai
4. Kolaborasi Interprofesional
- Berkoordinasi dengan tim medis untuk pengaturan terapi farmakologis
- Konsultasi dengan ahli gizi untuk penyusunan diet yang sesuai dengan kondisi pasien
- Rujuk ke fisioterapis untuk program latihan fisik yang terstruktur
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu penurunan nyeri dada, peningkatan toleransi aktivitas, dan peningkatan pemahaman pasien serta keluarga dalam mengelola kondisi penyakit jantung. -
Article No. 16819 | 06 May 2025
Klinis : Seorang laki laki (65thn) dengan keluhan sesak nafas sejak 3 hari, batuk berdahakdan sulit dikeluarkan Apa pengkajian tambahan yngdibutuhkan Jelaskan masalah keperawatan kasus ini
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu sesak napas sejak 3 hari, batuk berdahak dan sulit dikeluarkan, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Bersihan jalan napas tidak efektif ditandai dengan adanya sputum yang sulit dikeluarkan dan sesak napas yang dialami pasien.
Pengkajian tambahan yang dibutuhkan:
1. Riwayat penyakit pernapasan sebelumnya (misalnya, asma, PPOK, pneumonia, dll)
2. Riwayat merokok atau paparan asap rokok
3. Pemeriksaan fisik yang lebih rinci, seperti:
- Inspeksi: pola napas, penggunaan otot bantu napas, dan tanda-tanda distres pernapasan
- Palpasi: adanya ronki atau wheezing
- Auskultasi: suara napas, suara jantung, dan adanya suara tambahan (ronki, wheezing, dll)
4. Pemeriksaan penunjang, seperti:
- Rontgen dada
- Pemeriksaan laboratorium (misalnya, darah lengkap, gas darah)
Masalah keperawatan kasus ini:
Masalah keperawatan utama pada kasus ini adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, yang disebabkan oleh adanya sesak napas, batuk berdahak, dan sputum yang sulit dikeluarkan. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan ventilasi dan oksigenasi pada pasien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Kriteria hasil:
- Pasien dapat batuk dan mengambil napas dalam secara efektif
- Pasien dapat mengeluarkan sputum dengan mudah
- Tidak ada tanda-tanda distres pernapasan
- Tidak ada suara napas tambahan (ronki, wheezing)
- Saturasi oksigen dalam batas normal
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Lakukan tindakan fisik untuk meningkatkan bersihan jalan napas, seperti:
- Postural drainage
- Percussive therapy
- Pengisapan lendir
- Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan farmakologis (misalnya, pemberian bronkodilator, mukolitik)
2. Manajemen Oksigenasi
- Pantau status oksigenasi pasien (saturasi oksigen, gas darah)
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien
- Ajarkan pasien teknik pernapasan yang benar
3. Edukasi Kesehatan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakit, perawatan, dan gaya hidup sehat
Penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas telah saya berikan. Sebagai seorang perawat, saya berharap bahwa penanganan yang komprehensif dan kolaboratif dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan, yaitu Bersihan Jalan Napas Efektif. -
Article No. 16820 | 06 May 2025
Klinis : Bersihkan jalan nafas tidak efektif
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi "Bersihkan jalan nafas tidak efektif" dengan format yang diminta.
1. Kode ICD-10:
- Kode: J96.0
- Deskripsi: Insufisiensi respirasi akut
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.04
- Deskripsi: Pembersihan jalan napas, termasuk aspirasi sekret
Penjelasan:
Kode ICD-10 J96.0 (Insufisiensi respirasi akut) adalah diagnosis yang sesuai dengan kondisi "Bersihkan jalan nafas tidak efektif". Hal ini menggambarkan situasi di mana terdapat gangguan dalam pertukaran gas di paru-paru, yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas.
Terkait dengan prosedur/tindakan medis, kode ICD-9-CM 96.04 (Pembersihan jalan napas, termasuk aspirasi sekret) dapat digunakan. Ini mencakup tindakan untuk membersihkan dan membebaskan jalan napas dari sekret atau material lain yang dapat menghambat pernapasan yang efektif.
Dalam praktik klinis, dokter atau perekam medis akan mempertimbangkan riwayat pasien, gejala, dan temuan pemeriksaan untuk menentukan diagnosis yang tepat dan tindakan medis yang sesuai untuk mengatasi kondisi "Bersihkan jalan nafas tidak efektif". -
Article No. 16821 | 06 May 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan pasien yaitu batuk, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Kode: 00031
Penjelasan Singkat:
Diagnosa ini menggambarkan ketidakmampuan individu untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: 00031
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 0104
Definisi: Kondisi individu dimana jalan napas utama tetap terbuka dan bebas dari sekresi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6540
Definisi: Upaya memfasilitasi pemeliharaan atau peningkatan arus udara melalui saluran pernapasan untuk memastikan ventilasi yang adekuat.
Dalam konteks ini, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, penjelasan singkat dan definisi diagnosa, luaran, serta intervensi keperawatan sesuai dengan panduan PPNI dapat diberikan dengan bahasa yang jelas dan terstruktur. -
Article No. 16822 | 06 May 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan luka lecet dikaki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai adalah:
1. Risiko Infeksi (R-INF)
Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan perkembangbiakan organisme patogen, yang dapat mengganggu kesehatan.
Kode SDKI: R-INF
2. Integritas Kulit Terganggu (IKT)
Definisi: Perubahan epidermis dan/atau dermis.
Kode SDKI: IKT
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan sistem klasifikasi diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- Terdiri dari 188 diagnosis keperawatan yang dikelompokkan berdasarkan 7 Domain Keperawatan.
- Setiap diagnosis keperawatan memiliki kode, definisi, karakteristik, faktor terkait, dan faktor risiko.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan sistem klasifikasi hasil/luaran keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI.
- Terdiri dari 196 luaran keperawatan yang dikelompokkan berdasarkan 7 Domain Keperawatan.
- Setiap luaran keperawatan memiliki kode, definisi, indikator, dan skala pengukuran.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI.
- Terdiri dari 539 intervensi keperawatan yang dikelompokkan berdasarkan 7 Domain Keperawatan.
- Setiap intervensi keperawatan memiliki kode, definisi, aktivitas, dan faktor yang mempengaruhi.
Dalam konteks kasus yang Anda berikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Infeksi (R-INF) dan Integritas Kulit Terganggu (IKT). Selanjutnya, perawat dapat mengembangkan rencana asuhan keperawatan dan intervensi yang tepat berdasarkan SLKI dan SIKI untuk mengatasi masalah yang dihadapi pasien. -
Article No. 16823 | 06 May 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan luka lecet dikaki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien dengan keluhan luka lecet di kaki.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi (00004)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi (00004)
Definisi: Peningkatan risiko masuknya organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan sel.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Integritas Jaringan: Luka (1102)
Definisi: Derajat penyembuhan luka atau ruptur pada integritas kulit dan jaringan lainnya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Perawatan Luka (3660)
Definisi: Tindakan untuk memelihara lingkungan luka yang optimal untuk mempromosikan penyembuhan.
Penjelasan singkat:
Pasien dengan keluhan luka lecet di kaki memiliki risiko infeksi yang perlu diidentifikasi dan diatasi. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Infeksi (00004)". Ini berarti terdapat peningkatan risiko masuknya organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan sel. Luaran yang diharapkan adalah Integritas Jaringan: Luka (1102), yaitu derajat penyembuhan luka atau ruptur pada integritas kulit dan jaringan lainnya. Intervensi keperawatan yang sesuai adalah Perawatan Luka (3660), yaitu tindakan untuk memelihara lingkungan luka yang optimal untuk mempromosikan penyembuhan. -
Article No. 16825 | 06 May 2025
Klinis : Data Primer: Sebanyak 82 Santri tidak mencuci tangan setelah membersihkan tempat tidur 75 santri tidak mencuci tangan setelah menggaruk badan 75 santri mencucisprei bersama 100 dari 181 santri mengalami gejala scabies (55,2%). Kebiasaan berbagi handuk (66 santri), pakaian (96 santri), mandi tanpa sabun sendiri. Tidak mencucitangan setelah aktivitas(82 santri). Edukasi kesehatan lingkungan pernah dilakukan saat Hari Santri Nasional 1 tahun yang lalu oleh puskesmas setempat. Hal ini menunjukkan bahwamasih rendahnya pengetahuan dan kepedulian santri terhadap kebersihan pribadi berkontribusi besar terhadap penyebaran penyakit kulit, khususnya scabies Data Sekunder Tidak ada kader kesehatan atau petugas kesehatan yang memantau perliaku kebersihan dan kesehatan santri secara berkala Permenkes Nomor 43 Tahun 2016: Pesantren wajib memiliki sistem pelayanan kesehatan preventif.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan analisis yang komprehensif berdasarkan data yang disajikan:
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Risiko Infeksi Terkait Kebersihan Pribadi yang Tidak Memadai
- Dikaitkan dengan: Perilaku kebersihan yang kurang memadai, seperti tidak mencuci tangan setelah aktivitas, berbagi handuk dan pakaian, dan tidak menggunakan sabun saat mandi.
- Ditandai dengan: Prevalensi scabies yang tinggi (55,2%) dan kurangnya pengetahuan serta kepedulian santri terhadap kebersihan pribadi.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Peningkatan Pengetahuan tentang Kebersihan Pribadi
- Santri dapat menjelaskan pentingnya kebersihan pribadi dalam mencegah penyakit kulit.
- Santri dapat mendemonstrasikan praktik cuci tangan yang benar.
2. Peningkatan Perilaku Kebersihan Pribadi
- Santri dapat menerapkan perilaku cuci tangan setelah aktivitas yang berpotensi mengontaminasi.
- Santri dapat menggunakan handuk dan pakaian secara individual.
- Santri dapat mandi dengan menggunakan sabun secara rutin.
3. Penurunan Prevalensi Penyakit Kulit, Khususnya Scabies
- Prevalensi scabies di kalangan santri menurun dalam jangka waktu tertentu.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Pendidikan Kesehatan tentang Kebersihan Pribadi
- Memberikan edukasi kepada santri mengenai pentingnya kebersihan pribadi, cara mencuci tangan yang benar, dan praktik berbagi perlengkapan yang aman.
- Melibatkan pihak puskesmas atau tenaga kesehatan lain untuk memberikan edukasi secara berkala, tidak hanya pada Hari Santri Nasional.
2. Pemantauan dan Evaluasi Perilaku Kebersihan Pribadi
- Menunjuk kader kesehatan atau petugas kesehatan yang bertugas memantau dan mengevaluasi perilaku kebersihan santri secara rutin.
- Memberikan umpan balik dan penguatan positif kepada santri yang menerapkan perilaku kebersihan yang baik.
3. Pengembangan Sistem Pelayanan Kesehatan Preventif di Pesantren
- Memastikan pesantren memiliki sistem pelayanan kesehatan preventif sesuai Permenkes Nomor 43 Tahun 2016.
- Menyediakan sarana dan prasarana pendukung, seperti fasilitas cuci tangan yang memadai dan akses air bersih.
Dengan intervensi yang komprehensif dan terintegrasi, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, perilaku kebersihan pribadi, dan menurunkan prevalensi penyakit kulit, khususnya scabies, di kalangan santri.