Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16882 | 07 May 2025
Klinis : Pasien mengatakan maag masih ngga enak dan mood sedang baik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan maag yang masih tidak enak dan mood sedang baik:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Kode SDKI: 00002
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 00002
Judul: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 1017
Judul: Status Nutrisi
Definisi: Kondisi tubuh yang disebabkan oleh intake, absorbsi, dan/atau penggunaan nutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 1803
Judul: Manajemen Nutrisi
Definisi: Pengaturan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Dalam konteks ini, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, saya menyarankan agar pasien dapat meningkatkan asupan nutrisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan tubuhnya untuk mengatasi keluhan maag yang masih terasa tidak enak. Selain itu, pasien juga dapat mempertahankan mood yang sedang baik untuk mendukung proses penyembuhan. -
Article No. 16883 | 07 May 2025
Klinis : koping komunitas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi "koping komunitas tidak efektif":
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi "koping komunitas tidak efektif" adalah "Ketidakefektifan Koping Komunitas". Definisi dari diagnosa ini adalah "Kemampuan komunitas yang tidak memadai untuk memodifikasi lingkungan atau metode mengatasi masalah-masalah kesehatan dalam komunitas tersebut". Tanda dan gejala yang dapat teridentifikasi pada diagnosa ini antara lain:
1. Anggota komunitas tidak mampu mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di komunitasnya.
2. Anggota komunitas tidak mampu menentukan prioritas penanganan masalah kesehatan di komunitasnya.
3. Anggota komunitas tidak mampu menggunakan sumber daya yang tersedia untuk mengatasi masalah kesehatan di komunitasnya.
4. Anggota komunitas tidak mampu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait masalah kesehatan di komunitasnya.
5. Anggota komunitas tidak mampu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi upaya promosi kesehatan di komunitasnya.
Luaran/Output yang diharapkan SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan luaran/output yang akan tercapai adalah "Efektivitas Koping Komunitas". Definisi dari luaran ini adalah "Kemampuan komunitas untuk memodifikasi lingkungan atau metode mengatasi masalah-masalah kesehatan dalam komunitas tersebut". Indikator keberhasilan dari luaran ini antara lain:
1. Anggota komunitas mampu mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di komunitasnya.
2. Anggota komunitas mampu menentukan prioritas penanganan masalah kesehatan di komunitasnya.
3. Anggota komunitas mampu menggunakan sumber daya yang tersedia untuk mengatasi masalah kesehatan di komunitasnya.
4. Anggota komunitas mampu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait masalah kesehatan di komunitasnya.
5. Anggota komunitas mampu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi upaya promosi kesehatan di komunitasnya.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Asesmen Komunitas
- Mengumpulkan data tentang karakteristik, kebutuhan, dan sumber daya komunitas.
- Mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di komunitas.
- Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan komunitas.
2. Pemberdayaan Komunitas
- Memfasilitasi anggota komunitas untuk menyadari masalah kesehatan yang ada di komunitasnya.
- Membantu anggota komunitas untuk menentukan prioritas penanganan masalah kesehatan.
- Memfasilitasi anggota komunitas untuk mengidentifikasi dan menggunakan sumber daya yang tersedia.
- Mendorong partisipasi anggota komunitas dalam pengambilan keputusan terkait masalah kesehatan.
3. Edukasi Kesehatan
- Memberikan edukasi kepada anggota komunitas tentang pentingnya promosi kesehatan.
- Membantu anggota komunitas merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi upaya promosi kesehatan.
- Memberikan dukungan dan umpan balik selama proses edukasi dan implementasi.
4. Kolaborasi Lintas Sektor
- Bekerja sama dengan pihak-pihak terkait (misalnya pemerintah, organisasi masyarakat, dll.) untuk mengatasi masalah kesehatan di komunitas.
- Memfasilitasi koordinasi dan komunikasi antara anggota komunitas dan pihak-pihak terkait.
- Membantu anggota komunitas untuk mengadvokasi masalah kesehatan di tingkat yang lebih luas.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan dapat meningkatkan efektivitas koping komunitas dan mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 16884 | 07 May 2025
Klinis : Pasien mengatakan tidak ada keluhan dan bisa tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang tidak mengeluh dan dapat tidur dengan baik:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Kode: D.0015**
**Kemampuan Adaptif: Koping Individu**
*Definisi:* Kemampuan individu dalam mengelola stresor kehidupan dengan efektif.
**Penjelasan:**
Meskipun pasien tidak mengeluh dan dapat tidur dengan baik, diagnosa ini dapat digunakan untuk memastikan bahwa pasien memiliki mekanisme koping yang adaptif dalam menghadapi stresor. Perawat perlu mengevaluasi lebih lanjut apakah kondisi ini bersifat sementara atau sudah stabil.
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kode: L.14001**
**Kemampuan Koping Adaptif**
*Kriteria Luaran:*
- Pasien mampu mengidentifikasi sumber stres.
- Pasien melaporkan tidak adanya gangguan tidur.
- Pasien menunjukkan perilaku adaptif dalam menghadapi perubahan.
**Penjelasan:**
Luaran ini sesuai karena pasien sudah melaporkan tidak ada keluhan dan dapat tidur dengan baik, menunjukkan bahwa koping yang digunakan efektif.
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Kode: I.14001**
**Dukungan Koping**
*Tindakan Keperawatan:*
- Memantau respons emosional pasien.
- Memberikan edukasi tentang teknik relaksasi (jika diperlukan).
- Memfasilitasi lingkungan yang mendukung istirahat dan tidur.
**Penjelasan:**
Intervensi ini bertujuan untuk mempertahankan kondisi pasien yang sudah baik dengan memastikan tidak ada faktor eksternal yang dapat mengganggu koping adaptifnya.
---
### **Catatan Tambahan**
Jika pasien benar-benar stabil tanpa masalah fisik atau psikologis, perawat dapat mempertimbangkan untuk tidak memberikan intervensi lebih lanjut. Namun, tetap penting untuk memantau perkembangan pasien selama perawatan.
Semoga informasi ini membantu. Jika ada kondisi spesifik lain yang perlu dievaluasi, silakan berikan detail tambahan.
*(Ditulis dalam format RTF sesuai permintaan.)* -
Article No. 16885 | 07 May 2025
Klinis : Pasien mengatakan tidak ada keluhan dan bisa tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang tidak mengeluh dan dapat tidur dengan baik:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Kode: D.0001**
**Kemampuan Beradaptasi**
*Definisi:* Kemampuan individu untuk menyesuaikan diri secara efektif terhadap perubahan lingkungan, situasi, atau kondisi kesehatan.
*Penjelasan:* Pasien tidak memiliki keluhan dan dapat tidur dengan baik, menunjukkan kemampuan beradaptasi yang optimal terhadap kondisi kesehatannya saat ini.
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kode: L.0001**
**Kemampuan Beradaptasi Meningkat**
*Kriteria Luaran:*
- Pasien melaporkan tidak ada keluhan fisik atau psikologis.
- Pasien mampu mempertahankan pola tidur yang adekuat.
- Pasien menunjukkan respons positif terhadap lingkungan sekitarnya.
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Kode: I.0001**
**Peningkatan Kemampuan Beradaptasi**
*Intervensi:*
1. **Memantau kondisi fisik dan psikologis pasien** (*I.0001.01*)
- Observasi tanda vital dan kualitas tidur.
- Tanyakan keluhan subjektif secara berkala.
2. **Edukasi kesehatan tentang pentingnya pola hidup sehat** (*I.0001.02*)
- Berikan informasi mengenai manajemen tidur dan nutrisi seimbang.
3. **Dukungan lingkungan yang kondusif** (*I.0001.03*)
- Pastikan lingkungan nyaman untuk istirahat pasien.
---
### **Catatan Akademis**
Kondisi pasien yang stabil tanpa keluhan dan memiliki kualitas tidur yang baik menunjukkan bahwa tidak ada masalah keperawatan akut yang perlu intervensi mendesak. Namun, perawat tetap perlu memantau perkembangan pasien untuk memastikan bahwa adaptasi positif ini berkelanjutan.
Jika diperlukan pengembangan lebih lanjut, diagnosa keperawatan dapat disesuaikan dengan data tambahan seperti riwayat medis atau faktor risiko yang mungkin memengaruhi kondisi pasien.
---
*Referensi: Buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi Terkini – PPNI.*
Semoga informasi ini membantu. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan ajukan. -
Article No. 16886 | 07 May 2025
Klinis : Pasien mengatakan tidak ada keluhan dan bisa tidur
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Pada kondisi di mana pasien mengatakan tidak ada keluhan dan bisa tidur, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Pola Tidur Efektif". Diagnosa ini mengacu pada kemampuan pasien untuk mempertahankan pola tidur yang memuaskan dan memulihkan energi. Pasien tidak mengalami gangguan atau kesulitan dalam tidur, sehingga dapat dikategorikan dalam diagnosa Pola Tidur Efektif.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, luaran atau output yang diharapkan adalah:
1. Pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat (setidaknya 7-8 jam per hari).
2. Pasien melaporkan merasa segar dan bugar setelah bangun tidur.
3. Pasien menunjukkan peningkatan energi dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
4. Pasien dapat beristirahat dengan nyaman dan merasakan tidur yang berkualitas.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Monitoring pola tidur pasien, termasuk durasi, kualitas, dan gangguan tidur.
2. Memberikan edukasi kepada pasien tentang pentingnya pola tidur yang baik dan manfaatnya bagi kesehatan.
3. Mengevaluasi dan mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mengganggu tidur pasien, seperti lingkungan kamar, nyeri, stres, atau gangguan lainnya.
4. Memberikan rekomendasi dan intervensi untuk meningkatkan kualitas tidur, seperti pengaturan lingkungan kamar yang nyaman, teknik relaksasi, dan pengaturan jadwal tidur.
5. Memantau tanda-tanda vital pasien dan mengkaji apakah ada perubahan terkait pola tidur.
6. Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, jika diperlukan, untuk mengatasi masalah yang dapat memengaruhi tidur pasien.
7. Memberikan dukungan dan motivasi kepada pasien untuk mempertahankan pola tidur yang efektif.
Penjelasan rinci dan terperinci di atas diharapkan dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang tidak memiliki keluhan dan dapat tidur dengan baik. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 16887 | 07 May 2025
Klinis : Pasien mengatakan tidak ada keluhan dan bisa tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, dimana pasien mengatakan tidak ada keluhan dan bisa tidur, maka diagnosa keperawatan yang dapat ditetapkan adalah:
1. Diagnosa Keperawatan: "Tidur Efektif"
- Kode SDKI: 00198
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan atau mencapai periode tidur yang memuaskan dan memulihkan.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) merupakan sistem klasifikasi diagnosa keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). SDKI memberikan kode dan definisi untuk setiap diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi luaran keperawatan yang juga ditetapkan oleh PPNI. SLKI memberikan kode dan definisi untuk setiap luaran keperawatan yang diharapkan dicapai setelah intervensi keperawatan dilakukan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI. SIKI memberikan kode dan definisi untuk setiap intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan "Tidur Efektif" memiliki kode SDKI 00198 dengan definisi "Kemampuan untuk mempertahankan atau mencapai periode tidur yang memuaskan dan memulihkan". -
Article No. 16888 | 07 May 2025
Klinis : Pasien mengatakan tidak ada keluhan dan bisa tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu pasien mengatakan tidak ada keluhan dan bisa tidur, maka diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Diagnosis Keperawatan (SDKI):
a. Kode: 00198
b. Judul: Pola Tidur Efektif
c. Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan periode tidur yang adekuat dan menyegarkan.
2. Luaran Keperawatan (SLKI):
a. Kode: 10008
b. Judul: Tidur
c. Definisi: Kemampuan individu untuk mengalami periode istirahat dan pemulihan yang adekuat.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Kode: 6670
b. Judul: Manajemen Tidur
c. Definisi: Mengoptimalkan pola tidur dan memaksimalkan kualitas istirahat individu.
Penjelasan singkat:
- Diagnosis Keperawatan (SDKI) "Pola Tidur Efektif" menggambarkan kemampuan pasien untuk mempertahankan tidur yang adekuat dan menyegarkan.
- Luaran Keperawatan (SLKI) "Tidur" menggambarkan kemampuan individu untuk mengalami periode istirahat dan pemulihan yang adekuat.
- Intervensi Keperawatan (SIKI) "Manajemen Tidur" menggambarkan upaya perawat untuk mengoptimalkan pola tidur dan memaksimalkan kualitas istirahat individu.
Kode-kode di atas mengacu pada sistem klasifikasi yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 16889 | 07 May 2025
Klinis : pasien mengatakan pernah dipukul oleh orang tua dan mengalami kekerasan dalam keluarga
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, yaitu pasien mengatakan pernah dipukul oleh orang tua dan mengalami kekerasan dalam keluarga, maka kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: T74.1
- Deskripsi: Pengabaian dan penganiayaan fisik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 95.81
- Deskripsi: Konseling psikososial
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 T74.1 (Pengabaian dan penganiayaan fisik) digunakan untuk mengkodekan kondisi pasien yang melaporkan adanya riwayat kekerasan fisik oleh orang tua atau anggota keluarga lainnya. Kode ini menggambarkan situasi di mana pasien telah mengalami tindakan penganiayaan fisik yang dilakukan oleh orang-orang yang seharusnya bertanggung jawab untuk menjaga dan melindunginya.
2. Kode ICD-9-CM 95.81 (Konseling psikososial) dapat digunakan untuk mengkodekan tindakan medis yang dilakukan dalam rangka memberikan dukungan dan intervensi psikologis kepada pasien yang mengalami kekerasan dalam keluarga. Prosedur ini dapat melibatkan konseling, terapi, atau intervensi lain yang bertujuan untuk membantu pasien mengatasi dampak psikologis dari pengalaman tersebut.
Penggunaan kode-kode ini dapat membantu dalam mendokumentasikan secara akurat kondisi dan penanganan medis yang diterima oleh pasien, serta memfasilitasi perencanaan perawatan dan pemantauan perkembangan selanjutnya. -
Article No. 16890 | 07 May 2025
Klinis : Seorang pasien laki-laki (55 tahun) terdiagnosis hipertensi. Saat ini pasien merasa lemah, mual, dan merasa haus yang berlebihan. Pasien mengatakan suka makan makanan asin dan jarang minum air putih. TD 160/98 mmHg, nadi 99x/menit, RR 12 x/menit, suhu; 37 C. Hasil pemeriksaan lab natrium: 200 mEq/L Tentukan diagnosis keperawatan dan buatkan rencana keperawatan berdasarkan kasus tersebut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan rencana perawatan berdasarkan kasus yang diberikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan asupan cairan yang tidak adekuat dan konsumsi natrium yang berlebihan
- Kode SDKI: 00195
- Definisi: Kondisi di mana terdapat perubahan dalam volume dan komposisi cairan tubuh dan/atau elektrolit.
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan
- Kode SDKI: 00092
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi aktivitas fisik.
3. Mual berhubungan dengan hipertensi
- Kode SDKI: 00134
- Definisi: Sensasi tidak nyaman di bagian belakang tenggorokan atau perut yang dapat mengarah pada dorongan untuk muntah.
Rencana Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan asupan cairan yang tidak adekuat dan konsumsi natrium yang berlebihan
- Kode SLKI: 4301 - Keseimbangan Cairan
- Tujuan: Pasien akan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal.
- Intervensi:
- Pantau tanda-tanda vital dan status hidrasi pasien secara teratur.
- Batasi asupan natrium sesuai kebutuhan.
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan asupan cairan yang cukup.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemantauan dan pengobatan elektrolit.
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan
- Kode SIKI: 1401 - Manajemen Aktivitas
- Tujuan: Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
- Intervensi:
- Identifikasi tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi oleh pasien.
- Rencanakan aktivitas dan istirahat secara seimbang.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program latihan yang sesuai.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen aktivitas.
3. Mual berhubungan dengan hipertensi
- Kode SIKI: 1804 - Manajemen Mual dan Muntah
- Tujuan: Pasien akan mengelola mual dan muntah secara efektif.
- Intervensi:
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi mual dan muntah.
- Berikan antiemetik sesuai instruksi medis.
- Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat meringankan mual.
- Berikan dukungan emosional dan informasi terkait mual dan muntah.
Dengan diagnosa keperawatan dan rencana perawatan yang telah saya berikan, diharapkan pasien dapat mengatasi masalah kesehatan yang dialaminya secara komprehensif. Jika ada pertanyaan atau hal yang perlu diklarifikasi, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 16891 | 07 May 2025
Klinis : 7 hari yang lalu klien tampak bingung, mondar-mandir, dan senyum sendiri, pada tanggal klien pergi kerumah temannya dan waktu shubuh ditangkap warga lalu diamankan ke polres Sukoharjo. Tanggal 26 November 2024 klien di bawa ke IGD RS Jiwa Daerah Surakarta Provinsi Jawa Tengah. Klien mengatakan bahwa depresi setelah putus dengan kekasihnya di tahun 2018 setelah dikenalkan kepada keluarga klien. Kemudian klien merasa putus asa dan patah semangat dan klien memiliki riwayat minum alkohol semenjak 2018-2020. Keluarga klien mengatakan semenjak 2 bulan yang lalu sempat rawat jalan di RS Indriati dengan mendapatkan obat Alpazolam 1x1, Sandepril 1x50mg, Risperidone 2x1, Trihexyphenidyl 2x1.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kasus tersebut adalah:
1. Risiko Perilaku Kekerasan
Definisi: Keadaan berisiko terjadinya perilaku yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan secara fisik, verbal, atau secara psikologis.
Tanda dan Gejala: Klien tampak bingung, mondar-mandir, dan senyum sendiri, menunjukkan perilaku yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
2. Gangguan Proses Pikir
Definisi: Keadaan yang ditandai dengan adanya gangguan dalam kualitas, isi, dan proses berpikir.
Tanda dan Gejala: Klien tampak bingung dan senyum sendiri, menunjukkan adanya gangguan dalam proses berpikir.
3. Depresi
Definisi: Keadaan yang ditandai dengan suasana hati yang menurun dan hilangnya minat atau kesenangan dalam hampir semua aktivitas.
Tanda dan Gejala: Klien mengatakan mengalami depresi setelah putus dengan kekasihnya, merasa putus asa dan patah semangat.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Perilaku Kekerasan
- Klien dapat mengendalikan perilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang lain.
- Klien dapat mengekspresikan perasaan marah dengan cara yang tepat.
- Keluarga dapat mendukung klien dalam mengendalikan perilaku kekerasan.
2. Gangguan Proses Pikir
- Klien dapat mengidentifikasi gangguan proses pikir yang dialami.
- Klien dapat menunjukkan kemampuan berpikir secara logis dan rasional.
- Keluarga dapat membantu klien dalam mengatasi gangguan proses pikir.
3. Depresi
- Klien dapat mengidentifikasi penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhi depresi.
- Klien dapat menunjukkan penerimaan diri dan harapan untuk masa depan.
- Keluarga dapat memberikan dukungan emosional dan praktis bagi klien.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Perilaku Kekerasan
- Monitor tanda-tanda perilaku kekerasan
- Fasilitasi klien untuk mengekspresikan perasaan marah secara tepat
- Libatkan keluarga dalam mendukung klien mengendalikan perilaku kekerasan
2. Gangguan Proses Pikir
- Identifikasi gangguan proses pikir yang dialami klien
- Ajarkan teknik-teknik berpikir logis dan rasional
- Libatkan keluarga dalam membantu klien mengatasi gangguan proses pikir
3. Depresi
- Identifikasi penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhi depresi
- Fasilitasi klien untuk menerima diri dan memiliki harapan untuk masa depan
- Kolaborasi dengan keluarga dalam memberikan dukungan emosional dan praktis
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus berpedoman pada standar praktik keperawatan jiwa dan mengintegrasikan intervensi yang berpusat pada klien, keluarga, dan komunitas. Selain itu, perawat juga harus melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk mencapai hasil yang optimal bagi klien.