Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19817 | 19 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan berat kedua kaki
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi pasien dengan keluhan berat pada kedua kaki.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan berat pada kedua kaki adalah "Ketidakefektifan Mobilitas Fisik" (SDKI, 2017). Diagnosa ini didasarkan pada adanya keterbatasan kemampuan pasien untuk melakukan pergerakan yang disengaja dan terarah, yang menimbulkan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Mobilitas Fisik Meningkat: Pasien dapat melakukan pergerakan anggota tubuh, perpindahan, dan aktivitas sehari-hari secara mandiri atau dengan bantuan minimal.
2. Toleransi Aktivitas Meningkat: Pasien dapat melakukan aktivitas fisik tanpa kelelahan yang berlebihan.
3. Kemandirian Melakukan Aktivitas Sehari-hari Meningkat: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti mandi, berpakaian, dan berpindah tempat secara mandiri atau dengan bantuan minimal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Aktivitas: Mengidentifikasi kemampuan dan keterbatasan pasien dalam melakukan aktivitas, menyusun rencana aktivitas yang sesuai, serta memfasilitasi pasien dalam melakukan aktivitas secara bertahap.
2. Terapi Latihan: Memberikan latihan fisik yang terstruktur dan bertahap untuk meningkatkan kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas otot, serta meningkatkan koordinasi dan keseimbangan.
3. Manajemen Nyeri: Mengkaji intensitas, karakteristik, dan faktor yang memengaruhi nyeri pada kedua kaki, serta memberikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengelola nyeri.
4. Dukungan Mobilitas: Mengidentifikasi kebutuhan alat bantu mobilitas yang sesuai, melatih penggunaan alat bantu, serta memberikan dukungan emosional dan motivasi untuk meningkatkan kemampuan mobilitas pasien.
5. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait perawatan kaki, manajemen aktivitas, dan pemanfaatan sumber daya kesehatan yang tersedia.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat meningkatkan mobilitas fisik, toleransi aktivitas, dan kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari, sehingga dapat mencapai kualitas hidup yang optimal. -
Article No. 19818 | 19 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan berat kedua kaki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang ditetapkan oleh **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** untuk pasien dengan keluhan **berat pada kedua kaki**, disajikan dalam format akademis dan persona pakar keperawatan:
---
### **1. Diagnosa Keperawatan**
**Kode DX.1.3** – **Gangguan Mobilitas Fisik**
**Definisi (SDKI):**
Kondisi di mana individu mengalami keterbatasan dalam pergerakan fisik secara mandiri akibat kelemahan, nyeri, atau gangguan neuromuskuloskeletal, termasuk keluhan berat pada kedua kaki.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Nyeri atau ketidaknyamanan pada ekstremitas bawah (kaki).
- Penurunan kekuatan otot atau tonus otot.
- Gangguan persarafan atau sirkulasi.
---
### **2. Standar Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode LO.1.3.1** – **Peningkatan Mobilitas Fisik**
**Indikator Luaran:**
- Pasien mampu menggerakkan kedua kaki dengan bantuan minimal (skala 3–4 pada SLKI).
- Penurunan keluhan berat atau nyeri pada kaki.
- Peningkatan kemampuan melakukan aktivitas harian (misalnya: berjalan, berpindah posisi).
**Skala Pengukuran:**
- **1** = Seluruhnya tidak mampu.
- **2** = Sebagian besar tidak mampu.
- **3** = Sebagian mampu dengan bantuan.
- **4** = Mampu dengan bantuan minimal.
- **5** = Mampu sepenuhnya.
---
### **3. Standar Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode IN.1.3.1** – **Latihan Rentang Gerak (Range of Motion/ROM)**
**Tindakan:**
- Ajarkan pasien latihan gerak aktif/pasif pada ekstremitas bawah.
- Bantu pasien dalam mobilisasi bertahap (duduk-berdiri-berjalan).
- Kolaborasi dengan fisioterapis jika diperlukan.
**Kode IN.1.3.2** – **Manajemen Nyeri**
**Tindakan:**
- Observasi skala nyeri (misalnya: Numeric Rating Scale/NRS).
- Berikan kompres hangat/dingin sesuai indikasi.
- Kolaborasi pemberian analgesik jika nyeri berat.
---
### **4. Rekomendasi Tambahan**
- **Evaluasi neurologis** untuk menyingkirkan penyebab neuropati (misalnya: diabetes, kompresi saraf).
- **Pemeriksaan sirkulasi** (denyut nadi perifer, warna kulit) untuk menilai kemungkinan insufisiensi vaskular.
---
### **Catatan Akademis:**
- **SDKI, SLKI, dan SIKI** merupakan standar yang dikembangkan PPNI untuk menyeragamkan dokumentasi keperawatan berbasis evidence-based practice.
- Kode dan definisi di atas dapat disesuaikan dengan hasil pengkajian lengkap (misalnya: adanya edema, riwayat trauma, atau penyakit sistemik).
Semoga informasi ini membantu dalam penyusunan rencana keperawatan. Jika diperlukan pendalaman lebih lanjut, literatur PPNI edisi terbaru dapat dijadikan referensi utama.
**Salam profesional,**
*[Nama Perawat/Pakar Keperawatan]* -
Article No. 19819 | 19 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan berat kedua kaki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik (10013)
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, rentang gerak, koordinasi, atau kelelahan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Mobilitas Fisik Terganggu (10013)
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, rentang gerak, koordinasi, atau kelelahan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Mobilitas Fisik (10013)
Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara bebas dan terkoordinasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Peningkatan Mobilitas Fisik (10013)
Definisi: Memfasilitasi pergerakan fisik yang efektif.
Penjelasan singkat:
Pasien datang dengan keluhan berat pada kedua kaki, yang dapat mengindikasikan adanya gangguan mobilitas fisik. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Gangguan Mobilitas Fisik" (kode 10013). Hal ini disebabkan oleh penurunan kekuatan, rentang gerak, koordinasi, atau kelelahan pada pasien.
Dalam SDKI, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah "Mobilitas Fisik Terganggu" (kode 10013), dengan definisi yang sama dengan diagnosa keperawatan. Dalam SLKI, luaran keperawatan yang sesuai adalah "Mobilitas Fisik" (kode 10013), yang mengacu pada kemampuan pasien untuk bergerak secara bebas dan terkoordinasi. Sedangkan dalam SIKI, intervensi keperawatan yang sesuai adalah "Peningkatan Mobilitas Fisik" (kode 10013), yang bertujuan untuk memfasilitasi pergerakan fisik yang efektif pada pasien. -
Article No. 19820 | 19 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan pusing berputar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan pasien yaitu pusing berputar, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi sesuai dengan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik
Kode: 00085
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau fleksibilitas otot.
Penjelasan Singkat:
Pusing berputar dapat menyebabkan gangguan dalam mobilitas fisik pasien, sehingga terjadi keterbatasan dalam melakukan gerakan fisik secara optimal.
2. Risiko Jatuh
Kode: 00155
Definisi: Rentan terhadap peningkatan frekuensi jatuh yang dapat menyebabkan cedera fisik.
Penjelasan Singkat:
Pusing berputar yang dialami pasien meningkatkan risiko pasien untuk jatuh, sehingga perlu adanya intervensi yang tepat untuk mencegah terjadinya jatuh.
SLKI:
1. Mobilitas Fisik Terpulihkan
Kode: 10002
Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara bebas dan mudah.
2. Bebas Jatuh
Kode: 10004
Definisi: Tidak mengalami insiden jatuh.
SIKI:
1. Peningkatan Mobilitas
Kode: 4310
Definisi: Memfasilitasi pergerakan tubuh yang optimal.
2. Pencegahan Jatuh
Kode: 6486
Definisi: Mencegah terjadinya insiden jatuh. -
Article No. 19821 | 19 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan pusing berputar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan pasien yang mengalami pusing berputar, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital (00039)
SDKI: Risiko munculnya perubahan yang tidak terkontrol pada fungsi tubuh, yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI: Pemantauan Tanda-Tanda Vital (S-13001)
SIKI: Pemantauan Tanda-Tanda Vital (I-13001)
2. Vertigo (00134)
SDKI: Sensasi pusing berputar yang disebabkan oleh gangguan keseimbangan, dapat terjadi saat istirahat atau bergerak.
SLKI: Manajemen Vertigo (S-13021)
SIKI: Manajemen Vertigo (I-13021)
3. Risiko Jatuh (00155)
SDKI: Risiko mengalami cedera akibat ketidakmampuan untuk mempertahankan posisi tubuh yang stabil.
SLKI: Pencegahan Jatuh (S-13010)
SIKI: Pencegahan Jatuh (I-13010)
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital (00039):
- Kode SDKI: 00039
- Definisi: Risiko munculnya perubahan yang tidak terkontrol pada fungsi tubuh, yang dapat mengancam kesehatan.
- Kode SLKI: S-13001 (Pemantauan Tanda-Tanda Vital)
- Kode SIKI: I-13001 (Pemantauan Tanda-Tanda Vital)
2. Vertigo (00134):
- Kode SDKI: 00134
- Definisi: Sensasi pusing berputar yang disebabkan oleh gangguan keseimbangan, dapat terjadi saat istirahat atau bergerak.
- Kode SLKI: S-13021 (Manajemen Vertigo)
- Kode SIKI: I-13021 (Manajemen Vertigo)
3. Risiko Jatuh (00155):
- Kode SDKI: 00155
- Definisi: Risiko mengalami cedera akibat ketidakmampuan untuk mempertahankan posisi tubuh yang stabil.
- Kode SLKI: S-13010 (Pencegahan Jatuh)
- Kode SIKI: I-13010 (Pencegahan Jatuh)
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Nurse -
Article No. 19822 | 19 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan berat kedua kaki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang ditetapkan oleh **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** untuk pasien dengan keluhan **berat pada kedua kaki**, disajikan dalam format akademis dan persona pakar keperawatan:
---
### **1. Diagnosa Keperawatan**
**Kode DX.0006** – **Nyeri Akut**
**Definisi (SDKI):**
Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, yang terjadi secara tiba-tiba atau lambat, dengan intensitas ringan hingga berat (berdasarkan laporan pasien atau observasi klinis).
**Faktor Terkait:**
- Gangguan muskuloskeletal (mis: edema, kelemahan otot, atau gangguan neurologis).
- Aktivitas fisik berlebihan atau imobilisasi.
**Karakteristik Mayor (SDKI):**
- Laporan nyeri (skala ≥4 pada skala 0–10).
- Perilaku menjaga area nyeri (mis: menghindari gerakan kaki).
---
### **2. Standar Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode LO.0801** – **Tingkat Nyeri**
**Indikator Evaluasi:**
- Skala nyeri menurun (target: ≤2 dalam 24–48 jam).
- Pasien mampu melakukan aktivitas tanpa gangguan nyeri berat.
**Kriteria Luaran:**
- **Kemampuan mobilitas (LO.0303):** Pasien dapat berjalan jarak pendek dengan bantuan minimal.
---
### **3. Standar Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode IN.0201** – **Manajemen Nyeri**
**Intervensi Utama:**
- **Terapi non-farmakologis:**
- Kompres hangat/dingin (sesuai indikasi).
- Posisi nyaman (elevasi kaki).
- **Farmakologis:**
- Kolaborasi pemberian analgesik (sesuai resep).
**Kode IN.0302** – **Latihan Rentang Gerak (ROM)**
- Ajarkan pasien teknik peregangan otot kaki bertahap.
---
### **Penjelasan Singkat**
1. **SDKI (DX.0006):** Diagnosa difokuskan pada **nyeri akut** karena keluhan berat kaki sering terkait dengan gangguan sensori atau muskuloskeletal.
2. **SLKI (LO.0801):** Target luaran adalah penurunan nyeri dan peningkatan mobilitas.
3. **SIKI (IN.0201 & IN.0302):** Intervensi menggabungkan pendekatan holistik (farmakologis dan non-farmakologis).
**Catatan:** Kode dan standar mengacu pada **PPNI Edisi Terkini**. Rekomendasi disesuaikan dengan **asesmen lengkap** (riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang).
---
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)*. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Format ini memenuhi kebutuhan akademis dengan memadukan **evidence-based practice** dan kerangka klinis PPNI. -
Article No. 19823 | 19 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan pusing berputar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam kondisi pasien dengan keluhan pusing berputar, berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia, berikut adalah diagnosa keperawatan yang sesuai beserta penjelasan singkat dan kodenya:
1. Diagnosa Keperawatan: Vertigo (00161)
Definisi: Sensasi kehilangan keseimbangan atau gerakan berputar yang terkait dengan gangguan fungsi vestibular.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
a. Keseimbangan (10015)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh secara optimal.
b. Mobilitas (10018)
Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara bebas dan mandiri.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
a. Manajemen Vertigo (6820)
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengatasi sensasi kehilangan keseimbangan atau gerakan berputar yang terkait dengan gangguan fungsi vestibular.
b. Peningkatan Keseimbangan (4974)
Definisi: Memfasilitasi pemeliharaan atau peningkatan kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh secara optimal.
c. Peningkatan Mobilitas (4975)
Definisi: Memfasilitasi pemeliharaan atau peningkatan kemampuan untuk bergerak secara bebas dan mandiri.
Dalam tone akademis dan persona pakar, penjelasan singkat untuk masing-masing komponen adalah sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan Vertigo (00161):
Vertigo merupakan sensasi kehilangan keseimbangan atau gerakan berputar yang terkait dengan gangguan fungsi vestibular. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan sistem saraf pusat, infeksi telinga, atau kondisi lainnya.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
1. Keseimbangan (10015): Kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh secara optimal, yang dapat terpengaruh oleh vertigo.
2. Mobilitas (10018): Kemampuan untuk bergerak secara bebas dan mandiri, yang dapat terganggu akibat vertigo.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Manajemen Vertigo (6820): Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengatasi sensasi kehilangan keseimbangan atau gerakan berputar, seperti manajemen lingkungan, terapi posisi, dan edukasi.
2. Peningkatan Keseimbangan (4974): Memfasilitasi pemeliharaan atau peningkatan kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh secara optimal, yang dapat membantu mengatasi vertigo.
3. Peningkatan Mobilitas (4975): Memfasilitasi pemeliharaan atau peningkatan kemampuan untuk bergerak secara bebas dan mandiri, yang dapat membantu mengatasi keterbatasan mobilitas akibat vertigo. -
Article No. 19826 | 19 Jul 2025
Klinis : Ds- Do : bayi tidak langsung menangis saat melahirkan Terdapat napas cuping hidung Ekstremis terlihat sedikit pucat Tersapat retraksi dinding dada Nadi : 132 Pernafasan : 52 Spo2 :96
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Pola Napas Tidak Efektif (00032). Hal ini ditandai dengan adanya tanda-tanda pernapasan yang tidak normal, seperti napas cuping hidung dan retraksi dinding dada, serta frekuensi napas yang cepat (52 kali per menit).
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pemeliharaan Pola Napas (0403)
- Indikator:
- Frekuensi napas dalam rentang normal (12-20 kali per menit)
- Irama napas teratur
- Tidak ada tanda-tanda distres pernapasan (retraksi dinding dada, napas cuping hidung)
- Saturasi oksigen dalam rentang normal (>95%)
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Pernapasan (6680)
- Kaji frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan secara berkala
- Pantau tanda-tanda distres pernapasan (retraksi dinding dada, napas cuping hidung)
- Pantau saturasi oksigen menggunakan oksimetri nadi
2. Peningkatan Jalan Napas (3140)
- Posisikan bayi dalam posisi yang memfasilitasi pernapasan yang efektif
- Bersihkan jalan napas dari sekret, darah, atau benda asing lainnya jika perlu
3. Pemberian Oksigen (3320)
- Berikan oksigen tambahan melalui kanul nasal atau inkubator sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen >95%
4. Stimulasi Taktil (3900)
- Lakukan stimulasi taktil, seperti menggosok punggung atau telapak kaki, untuk merangsang pernapasan
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan Pola Napas Tidak Efektif (00032) diidentifikasi berdasarkan data yang diberikan, yaitu bayi tidak langsung menangis saat lahir, terdapat napas cuping hidung, ekstremitas terlihat sedikit pucat, dan ada retraksi dinding dada. Hal ini menunjukkan adanya gangguan dalam pola pernapasan yang dapat menyebabkan oksigenasi yang tidak adekuat.
Luaran yang diharapkan adalah Pemeliharaan Pola Napas (0403), dengan indikator frekuensi napas dalam rentang normal, irama napas teratur, tidak ada tanda-tanda distres pernapasan, dan saturasi oksigen dalam rentang normal. Tujuan utamanya adalah memastikan bayi dapat bernapas dengan efektif dan mendapatkan oksigenasi yang adekuat.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi Pemantauan Pernapasan (6680) untuk mengevaluasi status pernapasan, Peningkatan Jalan Napas (3140) untuk memastikan jalan napas bebas, Pemberian Oksigen (3320) untuk meningkatkan suplai oksigen, dan Stimulasi Taktil (3900) untuk merangsang pernapasan bayi. Melalui intervensi-intervensi ini, diharapkan dapat mencapai luaran yang diinginkan dan membantu bayi mencapai pola napas yang efektif. -
Article No. 19827 | 19 Jul 2025
Klinis : Pasien datang dari vk Tampak tali pusat layu dan sedikit lembab Tali pusat berwarna putih kehitamantali pusat ridak berbau Hasil lab: leukosit 28,7
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang paling sesuai dengan kondisi yang Anda uraikan adalah "Risiko Infeksi". Pasien yang baru lahir, dengan tali pusat yang layu, lembab, dan berwarna putih kehitaman, serta peningkatan jumlah leukosit, menunjukkan adanya risiko terjadinya infeksi pada daerah tali pusat.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Tanda-tanda infeksi tidak muncul, ditandai dengan tali pusat yang tetap kering, bersih, dan tidak berbau.
2. Laju penyembuhan tali pusat sesuai dengan tahapan normal.
3. Tidak terjadi peningkatan jumlah leukosit yang signifikan.
4. Tanda-tanda vital pasien berada dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Perawatan tali pusat:
a. Membersihkan tali pusat dengan air bersih dan sabun bayi, lalu mengeringkannya dengan hati-hati.
b. Mengaplikasikan salep antiseptik pada tali pusat.
c. Memantau tanda-tanda infeksi, seperti kemerahan, pembengkakan, lembab, atau berbau.
2. Pemantauan kesehatan umum:
a. Mengukur tanda-tanda vital secara rutin (suhu, nadi, pernapasan, dan tekanan darah).
b. Memantau tanda-tanda infeksi, seperti demam, letargi, atau ketidaknyamanan.
c. Mengambil sampel darah untuk pemeriksaan laboratorium, jika diperlukan.
3. Edukasi dan konseling:
a. Memberikan edukasi kepada orang tua tentang perawatan tali pusat yang tepat.
b. Menginformasikan tanda-tanda infeksi yang harus diperhatikan dan kapan harus segera meminta bantuan tenaga kesehatan.
c. Memberikan dukungan emosional dan psikologis kepada orang tua.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Risiko Infeksi" dipilih karena terdapat tanda-tanda yang mengarah pada kemungkinan terjadinya infeksi pada tali pusat, seperti tali pusat yang layu, lembab, dan berwarna putih kehitaman. Selain itu, adanya peningkatan jumlah leukosit juga menunjukkan adanya respons inflamasi atau infeksi di dalam tubuh.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan mencakup aspek-aspek yang terkait dengan pemulihan dan pencegahan infeksi pada tali pusat. Tali pusat yang tetap kering, bersih, dan tidak berbau, serta laju penyembuhan yang sesuai dengan tahapan normal, menunjukkan keberhasilan penanganan. Selain itu, pemantauan tanda-tanda vital dan jumlah leukosit juga penting untuk memastikan kesehatan umum pasien.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi perawatan tali pusat, pemantauan kesehatan umum, serta edukasi dan konseling bagi orang tua. Perawatan tali pusat yang tepat, disertai dengan pemantauan tanda-tanda infeksi, sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Pemantauan kesehatan umum, termasuk tanda-tanda vital dan pemeriksaan laboratorium, juga diperlukan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi. Edukasi dan konseling bagi orang tua bertujuan untuk memastikan mereka memahami cara perawatan tali pusat yang benar dan dapat mengenali tanda-tanda infeksi yang memerlukan penanganan segera.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu terbebas dari infeksi tali pusat dan mencapai kesembuhan yang optimal. -
Article No. 19761 | 18 Jul 2025
Klinis : intervensi keperawatan dengan masalah integritas kulit berhubungan dengan kerusakan pada dermis. dengan diagnosa abses pedis atau cantengan pada jari kaki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi dengan masalah integritas kulit berhubungan dengan kerusakan pada dermis, dengan diagnosa abses pedis atau cantengan pada jari kaki.
Diagnosa Keperawatan:
Integritas Kulit Terganggu (10017)
Definisi: Kerusakan atau ketidakmampuan kulit untuk melakukan fungsinya sebagai pelindung.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode: 10017
- Definisi: Kerusakan atau ketidakmampuan kulit untuk melakukan fungsinya sebagai pelindung.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode: 10017.1
- Definisi: Pemulihan integritas kulit yang optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode: 10017.1.1
- Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk memulihkan integritas kulit yang optimal.
Contoh intervensi:
1. Perawatan Luka (10017.1.1.001)
2. Debridemen Luka (10017.1.1.002)
3. Aplikasi Balutan (10017.1.1.003)
4. Manajemen Nyeri (10017.1.1.004)
Dalam kasus abses pedis atau cantengan pada jari kaki, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Perawatan Luka: Membersihkan dan merawat luka abses atau cantengan pada jari kaki.
2. Debridemen Luka: Membersihkan jaringan nekrotik atau infeksi pada luka.
3. Aplikasi Balutan: Mengaplikasikan balutan yang sesuai untuk luka abses atau cantengan.
4. Manajemen Nyeri: Mengelola dan mengurangi nyeri yang dialami pasien akibat luka.
Harapan saya, penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI terkait dengan masalah integritas kulit pada kasus abses pedis atau cantengan pada jari kaki. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan.