Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21799 | 29 Sep 2025
Klinis : gangguan pola tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Gangguan Pola Tidur
Kode SDKI: 00116
Deskripsi Singkat: Gangguan Pola Tidur adalah keadaan dimana individu mengalami atau berisiko mengalami perubahan dalam kuantitas dan kualitas pola tidurnya, yang menyebabkan ketidaknyamanan dan mengganggu fungsi kehidupan sehari-hari. Diagnosa ini mencakup berbagai manifestasi, termasuk insomnia (kesulitan memulai atau mempertahankan tidur), hipersomnia (tidur berlebihan), narkolepsi, sleep apnea, parasomnia (seperti berjalan dalam tidur atau mimpi buruk), dan gangguan ritme sirkadian. Penyebabnya multifaktorial, dapat berasal dari faktor fisiologis (nyeri, sesak napas, efek samping obat), psikologis (kecemasan, stres, depresi), atau lingkungan (kebisingan, suhu ruangan, pencahayaan). Dampak dari gangguan ini sangat signifikan, tidak hanya menyebabkan kelelahan fisik dan penurunan energi, tetapi juga mempengaruhi fungsi kognitif seperti konsentrasi, memori, dan kemampuan pengambilan keputusan. Secara emosional, individu dapat menjadi lebih mudah tersinggung, labil, dan mengalami penurunan toleransi terhadap stres. Dalam jangka panjang, kualitas hidup secara keseluruhan dapat menurun, dan risiko untuk mengalami kecelakaan atau kesalahan dalam pekerjaan meningkat. Tujuan utama dari diagnosa keperawatan ini adalah untuk mengidentifikasi faktor penyebab, meminimalkan dampaknya, dan membantu individu untuk mencapai pola tidur yang restoratif dan memadai.
Kode SLKI: 4401
Deskripsi : SLKI 4401 berfokus pada Peningkatan Pola Tidur. Tujuan utamanya adalah agar pasien dapat mencapai dan mempertahankan pola tidur yang optimal, ditandai dengan kriteria hasil yang terukur. Pasien diharapkan mampu melaporkan peningkatan perasaan segar dan beristirahat setelah bangun tidur. Durasi dan kualitas tidur harus meningkat, yang dapat dilihat dari berkurangnya frekuensi terbangun di malam hari dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk tertidur. Secara fisiologis, tanda-tanda vital seperti tekanan darah dan denyut nadi harus berada dalam rentang normal untuk pasien tersebut, menunjukkan bahwa tubuh telah mendapatkan istirahat yang cukup. Perilaku yang terkait dengan kurang tidur, seperti mengantuk berlebihan di siang hari, gelisah, lekas marah, dan penurunan tingkat energi, harus berkurang secara signifikan. Selain itu, pasien diharapkan dapat mendemonstrasikan pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tidurnya dan mampu menerapkan setidaknya dua strategi non-farmakologis untuk mempromosikan tidur yang lebih baik. Pencapaian kriteria-kriteria ini menunjukkan bahwa intervensi keperawatan telah berhasil dalam memulihkan fungsi tidur yang vital bagi kesehatan dan kesejahteraan pasien.
Kode SIKI: 4410, 4411, 4412, 4413, 4414, 4415, 4416, 4417, 4418
Deskripsi : SIKI untuk gangguan pola tidur terdiri dari serangkaian intervensi yang komprehensif dan holistik. 4410: Manajemen Lingkungan Tidur melibatkan penciptaan suasana kamar yang kondusif untuk tidur, seperti mengatur pencahayaan yang redup, mengurangi kebisingan, memastikan suhu ruangan nyaman, dan memeriksa kenyamanan tempat tidur. 4411: Manajemen Kebersihan Tidur adalah edukasi kepada pasien tentang kebiasaan sehat, seperti menghindari kafein dan nikotin sebelum tidur, membatasi tidur siang, serta menetapkan waktu tidur dan bangun yang konsisten bahkan di akhir pekan. 4412: Peningkatan Relaksasi mencakup mengajarkan teknik-teknik seperti latihan pernapasan dalam, relaksasi otot progresif, meditasi, atau mendengarkan musik yang menenangkan untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan yang menghambat tidur. 4413: Terapi Stimulus Kontrol dilakukan dengan membimbing pasien untuk menggunakan tempat tidur hanya untuk tidur dan aktivitas seksual, bukan untuk bekerja atau menonton TV, sehingga otak mengasosiasikan tempat tidur dengan tidur. 4414: Manajemen Kecemasan berfokus pada pendekatan terapeutik seperti mendengarkan keluhan pasien, membantu mereka mengidentifikasi sumber kecemasan, dan mengembangkan mekanisme koping yang adaptif. 4415: Manajemen Nyeri sangat krusial jika nyeri adalah penyebabnya, yang meliputi pemberian analgesik sesuai program, reposisi pasien, dan teknik distraksi untuk meminimalkan gangguan tidur akibat rasa sakit. 4416: Manajemen Aktivitas menekankan pentingnya aktivitas fisik rutin di siang hari untuk meningkatkan kelelahan fisik yang sehat, namun menghindari olahraga berat terlalu dekat dengan waktu tidur. 4417: Manajemen Nutrisi melibatkan pemberian saran untuk menghindari makanan berat atau pedas sebelum tidur, serta mungkin mengonsumsi camilan ringan yang mengandung triptofan seperti pisang atau susu hangat. 4418: Monitoring Pola Tidur adalah tindakan terus-menerus untuk mengobservasi dan mendokumentasi pola tidur pasien, termasuk lama tidur, kualitas, faktor yang mengganggu, dan respons terhadap intervensi yang diberikan, yang menjadi dasar evaluasi keberhasilan asuhan keperawatan. Keseluruhan intervensi ini dirancang untuk menangani akar permasalahan dan memampukan pasien mengembangkan kebiasaan tidur yang sehat dan berkelanjutan.
-
Article No. 21800 | 29 Sep 2025
Klinis : pasien gastritis, cemas dengan kondisi penyakitnya
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10:
Kondisi: Gastritis dan Kecemasan
Kode ICD-10: K29.70 dan F41.9
Deskripsi Singkat: Gastritis tanpa perdarahan, tidak ditentukan sebagai akut atau kronis, disertai dengan gangguan kecemasan yang tidak spesifik terkait kondisi kesehatannya.
-
Article No. 21801 | 29 Sep 2025
Klinis : pasien gastritis, cemas dengan kondisi penyakitnya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Pasien Gastritis dengan Kecemasan
Kode SDKI: D.0016
Deskripsi Singkat: Ansietas
Kode SLKI: L.07001
Deskripsi : Ansietas Terkontrol
Kode SIKI: I.01228
Deskripsi : Manajemen Ansietas
Penjelasan Lengkap SDKI, SLKI, dan SIKI:
Diagnosis Keperawatan (SDKI): Ansietas (D.0016)
Ansietas didefinisikan sebagai perasaan khawatir, gelisah, atau ketakutan yang samar-samar atau tidak jelas sumbernya, yang dialami oleh seorang individu sebagai respons terhadap suatu ancaman yang dipersepsikan. Pada pasien gastritis, ansietas ini muncul secara spesifik sebagai respons terhadap kondisi penyakitnya. Gastritis, yang ditandai dengan peradangan pada lapisan lambung, seringkali menimbulkan gejala yang tidak nyaman seperti nyeri ulu hati, mual, muntah, dan perasaan kembung. Ketidaknyamanan fisik ini, ditambah dengan ketidaktahuan tentang perjalanan penyakit, penyebab, pengobatan, dan dampak jangka panjangnya, menjadi pemicu utama kecemasan. Pasien mungkin merasa takut akan terjadinya komplikasi serius (seperti tukak lambung atau kanker), khawatir bahwa nyeri yang dialami adalah pertanda sesuatu yang lebih buruk, atau cemas karena harus mengubah pola makan dan gaya hidup secara drastis. Ansietas bukan hanya sekadar perasaan, tetapi juga memicu respons fisiologis seperti peningkatan denyut jantung, pernapasan cepat, ketegangan otot, dan gangguan tidur, yang pada gilirannya dapat memperburuk gejala gastritis karena stres merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan produksi asam lambung. Dengan demikian, diagnosis ansietas ini sangat relevan karena menangani akar permasalahan psikologis yang dapat memperburuk keadaan fisiologis pasien.
Luaran Keperawatan (SLKI): Ansietas Terkontrol (L.07001)
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan adalah "Ansietas Terkontrol". Ini berarti setelah diberikan asuhan keperawatan, tingkat kecemasan pasien mengalami penurunan yang signifikan menuju tingkat yang normal atau dapat dikelola oleh pasien sendiri. Kriteria luaran ini tidak mengharapkan kecemasan hilang sepenuhnya, tetapi pasien mampu mengendalikannya sehingga tidak lagi mengganggu kenyamanan, proses pemulihan, dan aktivitas sehari-hari. Indikator pencapaian luaran ini dapat diamati dari beberapa hal. Pertama, secara subjektif, pasien melaporkan penurunan perasaan gugup, khawatir, dan takut. Kedua, secara objektif, tanda-tanda fisiologis kecemasan seperti wajah tegang, telapak tangan berkeringat, dan tubuh gemetar berkurang atau hilang. Ketiga, pasien menunjukkan kemampuan kognitif yang lebih baik, seperti mampu berkonsentrasi, mendengarkan dan memahami penjelasan perawat atau dokter tentang penyakit gastritisnya, serta mampu mengingat informasi penting terkait perawatan dirinya. Keempat, pasien mulai menunjukkan perilaku adaptif, seperti mau bertanya tentang kondisinya, bersedia mengikuti rencana terapi, dan dapat beristirahat dengan tenang. Pencapaian luaran "Ansietas Terkontrol" sangat krusial karena kondisi psikis yang tenang akan mendukung kepatuhan terapi dan mempercepat proses penyembuhan gastritis.
Intervensi Keperawatan (SIKI): Manajemen Ansietas (I.01228)
Manajemen Ansietas adalah intervensi keperawatan yang komprehensif yang ditujukan untuk membantu pasien dalam mengidentifikasi, memahami, dan mengurangi gejala ansietasnya. Intervensi ini terdiri dari serangkaian tindakan yang logis dan berurutan. Pertama, perawat harus membangun hubungan terapeutik yang didasarkan pada rasa percaya dan empati. Pendekatan yang tenang dan meyakinkan sangat dibutuhkan. Kedua, lakukan assessment mendalam terhadap tingkat ansietas pasien, faktor pemicu spesifik (dalam hal ini terkait gastritis), serta manifestasi yang dirasakan baik secara emosional, kognitif, maupun fisiologis. Ketiga, berikan edukasi kesehatan yang jelas, sederhana, dan mudah dipahami tentang penyakit gastritis. Jelaskan penyebab, gejala, proses pengobatan, dan langkah-langkah pencegahannya. Pengetahuan yang memadai akan mengurangi rasa takut terhadap hal yang tidak diketahui (fear of the unknown). Keempat, ajarkan teknik relaksasi sederhana yang dapat langsung diaplikasikan pasien, seperti latihan napas dalam (deep breathing) dan relaksasi otot progresif. Teknik ini membantu menurunkan respons fisiologis tubuh terhadap stres. Kelima, libatkan pasien dalam perencanaan perawatan. Beri kesempatan padanya untuk mengungkapkan perasaan dan kekhawatirannya, serta berpartisipasi dalam menetapkan tujuan perawatan. Perasaan memiliki kendali (sense of control) dapat sangat menurunkan tingkat kecemasan. Keenam, ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman, kurangi stimulus yang tidak diperlukan, dan atur posisi pasien senyaman mungkin untuk mengurangi ketegangan fisik. Terakhir, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan, seperti konsultasi dengan psikolog atau psikiater jika ansietas yang dialami pasien tergolong berat dan membutuhkan penanganan lebih lanjut. Dengan menerapkan Manajemen Ansietas secara sistematis, perawat berperan aktif tidak hanya dalam menangani gejala fisik gastritis, tetapi juga dalam membangun ketahanan mental pasien untuk menghadapi penyakitnya.
-
Article No. 21802 | 29 Sep 2025
Klinis : Ny. S dirawat dengan keluhan penurunan gerak janin. Pasien mengatakan dirinya hamil kembar namun telah di diagnosa pada salah satu janin terjadi IUFD sementara janin yang lain IUGR. Pasien mengatakan dirinya merasa lemas dan tidak bertenaga, kadar hemoglobin 9,6 gr/dL dan telah mendapatkan terapi oral tablet penambah darah. Pasien mengatakan tidak nafsu makan, hanya makan ½ porsi saja dan merasa mual. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan tekanan darah 109/65 mmHg, N 88 x/menit, S 36,4 C, RR 16 x/menit, SpO2 96%, DJJ 146 x/menit.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10:
Kondisi: Anemia dalam Kehamilan, Kehamilan Kembar dengan Kematian Janin Intrauterin dan Pertumbuhan Janin Terhambat
Kode ICD-10: O99.0, O31.2, O36.4
Deskripsi Singkat: Ibu hamil kembar dengan anemia (Hb 9,6 gr/dL), satu janin mengalami kematian dalam kandungan (IUFD) dan janin lainnya mengalami hambatan pertumbuhan (IUGR), disertai keluhan lemas, tidak nafsu makan, dan mual.
-
Article No. 21804 | 29 Sep 2025
Klinis : Sebagai seorang perawat profesional, penegakan diagnosa keperawatan, penetapan luaran, dan perencanaan intervensi harus didasarkan pada standar yang telah ditetapkan untuk memastikan kualitas asuhan yang komprehensif dan terukur. Di Indonesia, standar ini diatur dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Risiko Infeksi
Kode SDKI: D.0016
Deskripsi Singkat: Peningkatan kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
Kode SLKI: L.14043
Deskripsi : Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan terjadi penurunan risiko infeksi dengan kriteria hasil sebagai berikut: perilaku mencegah infeksi meningkat, tanda-tanda infeksi tidak ada, status nutrisi memadai, status imunisasi lengkap, dan integritas kulit baik. Luaran ini diukur secara bertahap, mulai dari tidak pernah menunjukkan perilaku pencegahan hingga secara konsisten dan mandiri melakukan pencegahan infeksi. Perawat akan mengevaluasi kemajuan pasien berdasarkan pencapaian kriteria-kriteria ini, yang menandakan bahwa kerentanan tubuh terhadap patogen telah berkurang secara signifikan. Pencapaian luaran ini menunjukkan keberhasilan intervensi keperawatan dalam membangun pertahanan tubuh pasien dan memutus rantai penularan infeksi.
Kode SIKI: I.01220
Deskripsi : Intervensi keperawatan untuk mengendalikan infeksi adalah serangkaian tindakan sistematis yang bertujuan mengurangi risiko paparan dan penularan agen infeksius. Intervensi ini dimulai dengan pemantauan ketat terhadap tanda-tanda infeksi sistemik dan lokal, seperti demam, peningkatan sel darah putih, kemerahan, bengkak, nyeri, atau adanya drainase purulen dari luka. Tindakan pencegahan yang paling fundamental adalah penerapan prinsip aseptik yang ketat dalam setiap prosedur, termasuk cuci tangan yang benar sebelum dan setelah kontak dengan pasien atau lingkungannya, serta penggunaan alat pelindung diri (APD) yang sesuai seperti sarung tangan, masker, dan gaun steril. Perawat juga bertanggung jawab untuk menjaga integritas kulit dan membran mukosa sebagai pertahanan pertama tubuh dengan melakukan perawatan luka yang steril, menjaga kebersihan diri pasien, dan memastikan hidrasi serta nutrisi yang adequate untuk mendukung fungsi imun. Isolasi protektif mungkin diperlukan untuk pasien dengan imunosupresi berat, yang melibatkan pembatasan pengunjung dan penempatan di ruangan bertekanan positif. Edukasi kepada pasien dan keluarga merupakan pilar penting dalam intervensi ini. Perawat mengajarkan teknik cuci tangan yang benar, etika batuk, cara merawat luka di rumah, serta pentingnya menghindari kerumunan atau kontak dengan individu yang sakit. Selain itu, manajemen peralatan medis yang aman, seperti pembersihan dan disinfeksi yang tepat, serta pengelolaan limbah medis yang berbahaya, juga termasuk dalam lingkup intervensi ini. Secara keseluruhan, intervensi pengendalian infeksi bersifat multifaset, menggabungkan tindakan teknis klinis dengan pendidikan kesehatan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan memberdayakan pasien dalam melindungi dirinya sendiri.
-
Article No. 21805 | 29 Sep 2025
Klinis : Sebagai seorang perawat profesional, penegakan diagnosa keperawatan, penetapan luaran, dan perencanaan intervensi harus didasarkan pada standar yang telah ditetapkan untuk memastikan kualitas asuhan yang komprehensif dan terukur. Di Indonesia, standar ini diatur dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10:
Kondisi: Penerapan Standar Keperawatan Profesional (SDKI, SLKI, SIKI)
Kode ICD-10: Z71.8
Deskripsi Singkat: Konsultasi dan nasihat medis lainnya, ditentukan lainnya. Kode ini dapat digunakan untuk mewakili konsultasi atau nasihat profesional terkait dengan penetapan dan penerapan rencana asuhan keperawatan berdasarkan standar profesi.
-
Article No. 21806 | 29 Sep 2025
Klinis : PAsien memeriksakan anak balita umur 2 tahun ke dr specialis anak; menurut dokter anaknya sehat dan normal, pertumbuhan baik.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10:
Kondisi: Pemeriksaan Kesehatan Rutin Anak
Kode ICD-10: Z00.129
Deskripsi Singkat: Pemeriksaan kesehatan rutin anak tanpa keluhan, kelainan, atau diagnosis yang ditemukan. Menunjukkan bahwa anak sehat dengan pertumbuhan dan perkembangan yang normal untuk usianya.
-
Article No. 21807 | 29 Sep 2025
Klinis : PAsien memeriksakan anak balita umur 2 tahun ke dr specialis anak; menurut dokter anaknya sehat dan normal, pertumbuhan baik.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Kesiapan Peningkatan Menjadi Orang Tua
Kode SDKI: B.1.1
Deskripsi Singkat: Kesiapan peningkatan menjadi orang tua adalah keadaan di mana orang tua atau calon orang tua menunjukkan kemampuan dan kemauan untuk meningkatkan peran dan tanggung jawabnya dalam mengasuh anak, serta beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dalam keluarga. Pada kasus ini, orang tua membawa anak balita yang sehat untuk pemeriksaan rutin, menunjukkan kesadaran dan komitmen mereka untuk memantau tumbuh kembang anak, yang merupakan bagian integral dari peran pengasuhan yang efektif. Diagnosa ini bersifat positif atau wellness, yang berarti perawat tidak mengoreksi masalah tetapi justru mendukung dan memberdayakan kekuatan yang sudah dimiliki orang tua untuk mencapai tingkat kesehatan dan pengasuhan yang lebih optimal.
Kode SLKI: L.07130
Deskripsi : SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dengan kode L.07130 berfokus pada Peningkatan Kinerja Peran Orang Tua. Luaran yang diharapkan adalah orang tua mampu mendemonstrasikan peningkatan dalam menjalankan peran pengasuhannya. Secara spesifik, ini mencakup kemampuan orang tua untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak secara aktif dan teratur, seperti yang ditunjukkan dengan membawa anak untuk pemeriksaan ke dokter spesialis anak. Perilaku ini menunjukkan bahwa orang tua memahami pentingnya pemantauan kesehatan preventif. Luaran lainnya termasuk orang tua mampu menciptakan lingkungan yang aman dan stimulatif bagi anak, menerapkan disiplin yang positif, memenuhi kebutuhan nutrisi dan kasih sayang anak, serta berkomunikasi secara efektif dengan anak dan tenaga kesehatan. Keberhasilan SLKI ini diukur dari bagaimana orang tua secara konsisten terlibat dalam praktik pengasuhan yang mendukung kesehatan fisik, mental, dan sosial anak, serta mampu mengidentifikasi dan merespons kebutuhan anak dengan tepat. Peran perawat adalah memfasilitasi pencapaian luaran ini dengan memberikan pendidikan kesehatan, dukungan emosional, dan penguatan terhadap perilaku positif yang sudah dilakukan orang tua.
Kode SIKI: I.08064
Deskripsi : SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dengan kode I.08064 adalah Intervensi Dukungan Peran Orang Tua. Intervensi ini dirancang untuk mempromosikan dan mendukung orang tua dalam mengembangkan keterampilan dan kepercayaan diri mereka dalam peran pengasuhan. Dalam konteks pasien ini, dimana anak dinyatakan sehat, intervensi keperawatan bersifat promotif dan preventif. Tindakan yang dapat dilakukan perawat antara lain: pertama, Memberikan Pujian dan Penguatan Positif, dengan mengapresiasi inisiatif orang tua dalam membawa anak untuk kontrol rutin. Hal ini membangun kepercayaan diri mereka. Kedua, Memberikan Pendidikan Kesehatan tentang tahap perkembangan balita usia 2 tahun, termasuk pencapaian milestones (tonggak perkembangan) yang harus dicapai, kebutuhan nutrisi, dan keamanan di rumah. Ketiga, Fasilitasi Dukungan Sosial dengan menanyakan apakah orang tua memiliki jaringan dukungan (keluarga, teman) atau mempertimbangkan untuk mengikuti kelompok orang tua. Keempat, Meningkatkan Keterampilan Komunikasi dengan anak, misalnya dengan mendorong orang tua untuk sering berbicara, membacakan buku, dan merespons ocehan anak. Kelima, Antisipasi Bimbingan dengan membahas tantangan pengasuhan yang umum di usia toddler, seperti tantrum, susah makan, atau proses toilet training, sehingga orang tua merasa lebih siap. Intervensi ini tidak dilakukan untuk mengatasi defisit, tetapi untuk mengoptimalkan potensi dan kesiapan orang tua yang sudah ada, memastikan bahwa kondisi "sehat dan normal" pada anak dapat dipertahankan dan dikembangkan lebih lanjut melalui pengasuhan yang optimal.
-
Article No. 21809 | 29 Sep 2025
Klinis : Pasien mengeluh pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Risiko Ketidakstabilan Tekanan Darah
Kode SDKI: 0026
Deskripsi Singkat: Risiko ketidakstabilan tekanan darah dari nilai normal atau rentang yang diinginkan, yang dapat mengancam kesehatan.
Kode SLKI: 2416
Deskripsi : Pemantauan Tekanan Darah. Tindakan keperawatan untuk mengukur dan mengevaluasi tekanan darah untuk deteksi dini perubahan dan pencegahan komplikasi. Intervensi ini mencakup persiapan pasien, pemilihan alat yang tepat (manset ukuran benar, sphygmomanometer yang terkalibrasi), penentuan lokasi pengukuran yang sesuai (biasanya lengan atas), dan penempatan pasien dalam posisi yang benar (duduk atau berbaring dengan lengan disangga setinggi jantung). Perawat mencatat nilai tekanan darah sistolik dan diastolik dengan akurat, mengamati denyut nadi, serta mendokumentasikan posisi pasien, lengan yang digunakan, ukuran manset, dan adanya tanda-tanda distress. Pemantauan dilakukan secara berkala sesuai kondisi pasien, membandingkan dengan nilai baseline, dan melaporkan setiap deviasi signifikan dari rentang normal atau target terapi. Edukasi juga diberikan kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya pemantauan tekanan darah secara rutin, faktor-faktor yang mempengaruhinya (seperti stres, aktivitas, atau konsumsi garam), serta kapan harus mencari bantuan medis. Tindakan ini sangat krusial untuk menilai respon terhadap terapi, mengidentifikasi tren, dan mencegah komplikasi jangka panjang seperti kerusakan organ target.
Kode SIKI: 4410
Deskripsi : Pemantauan Tekanan Darah. Kriteria hasil yang diharapkan adalah tekanan darah pasien berada dalam rentang nilai yang diinginkan atau sesuai target terapi yang ditetapkan. Pasien dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah dan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengelolanya. Tidak terdapat komplikasi yang terkait dengan ketidakstabilan tekanan darah, seperti pusing hebat, sinkop, atau bukti kerusakan organ lebih lanjut. Pasien melaporkan penurunan atau hilangnya keluhan pusing, serta peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan. Parameter hemodinamik lainnya (seperti denyut nadi dan frekuensi jantung) juga stabil dan dalam batas normal. Pasien kooperatif selama proses pemantauan dan dapat berpartisipasi dalam perencanaan perawatan untuk mengontrol tekanan darah. Dokumentasi tekanan darah dilakukan secara lengkap dan akurat, menunjukkan tren yang stabil atau perbaikan menuju target. Keluarga atau pengasuh, jika terlibat, mampu mendemonstrasikan cara memantau tekanan darah secara sederhana di rumah dan mengetahui kapan harus menghubungi tenaga kesehatan.
-
Article No. 21782 | 28 Sep 2025
Klinis : Defisit pengetahuan seks aman
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Defisit pengetahuan seks aman
Kode SDKI-SLKI-SIKI: D.0029 - L.08021 - I.08021
Deskripsi Singkat: Diagnosis Keperawatan (SDKI): Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang perilaku seks aman. Luaran Keperawatan (SLKI): Pengetahuan tentang perilaku sehat meningkat, ditandai dengan klien dapat menjelaskan kembali tentang perilaku seks aman. Intervensi Keperawatan (SIKI): Edukasi kesehatan seksual, termasuk memberikan informasi tentang pencegahan Infeksi Menular Seksual (IMS) dan penggunaan kontrasepsi yang benar.