Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16973 | 08 May 2025
Klinis : An. Setya adalah seorang anak Perempuan berusia 6 tahun yang bersekolah di TK B. Berdasarkan laporan orang tua, Setya menunjukkan beberapa kesulitan dalam melakukan aktivitas motorik kasar, terutama yang melibatkan koordinasi dan keseimbangan. Ia seringkali kesulitan saat melompat, berlari, atau meniru gerakan-gerakan yang kompleks. Kondisi ini membuatnya kurang percaya diri saat bermain bersama teman-temannya. Orang tua Setya juga melaporkan bahwa anaknya pernah didiagnosis mengalami keterlambatan perkembangan motorik kasar pada usia yang lebih muda.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI yang dapat ditetapkan untuk kondisi An. Setya:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Keterlambatan Perkembangan Motorik Kasar
Kode SDKI: 10066
Definisi: Berisiko mengalami perlambatan dalam mencapai tahapan perkembangan motorik kasar yang diharapkan untuk usia.
Penjelasan SDKI-SLKI-SIKI:
1. Risiko Keterlambatan Perkembangan Motorik Kasar
Kode SDKI: 10066
Definisi SDKI: Berisiko mengalami perlambatan dalam mencapai tahapan perkembangan motorik kasar yang diharapkan untuk usia.
Kode SLKI: PM001
Definisi SLKI: Kemampuan untuk melakukan gerakan besar, terkoordinasi, dan terarah yang melibatkan otot-otot besar.
Kode SIKI: D0201
Definisi SIKI: Keadaan ketidakmampuan untuk melakukan gerakan besar, terkoordinasi, dan terarah yang melibatkan otot-otot besar sesuai usia.
Sebagai perawat, saya akan melakukan penilaian yang komprehensif terhadap perkembangan motorik kasar Setya, termasuk riwayat perkembangan dan observasi langsung terhadap kemampuannya dalam melakukan aktivitas motorik kasar. Berdasarkan hasil penilaian, saya akan menyusun rencana asuhan keperawatan yang berfokus pada intervensi untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar Setya, seperti terapi bermain, latihan koordinasi, dan kolaborasi dengan fisioterapis atau ahli perkembangan anak, jika diperlukan. -
Article No. 16974 | 08 May 2025
Klinis : ibu pasca melahirkan secara caesar mengeluh perut kendur, otot panggul dan perut lemah, sulit buang air kecil, postur tubuh kurang tegak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, serta kode dan definisi yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik (00085)
Definisi: Keterbatasan dalam kemampuan untuk melakukan pergerakan yang disengaja dan mandiri di lingkungan.
2. Inkontinensia Urin (00016)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengendalikan pengeluaran urin.
3. Risiko Jatuh (00155)
Definisi: Peningkatan risiko jatuh yang dapat menyebabkan cedera fisik.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Mobilitas Fisik (00085)
Kode: 10010
Definisi: Keterbatasan dalam kemampuan untuk melakukan pergerakan yang disengaja dan mandiri di lingkungan.
2. Inkontinensia Urin (00016)
Kode: 10173
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengendalikan pengeluaran urin.
3. Risiko Jatuh (00155)
Kode: 10201
Definisi: Peningkatan risiko jatuh yang dapat menyebabkan cedera fisik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Mobilitas Fisik (1802)
Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara bebas dan mandiri.
2. Kontrol Berkemih (0502)
Definisi: Kemampuan untuk mengatur pengeluaran urin secara volunter.
3. Risiko Jatuh (1909)
Definisi: Keparahan cedera yang dapat terjadi akibat jatuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Peningkatan Mobilitas (0208)
Definisi: Membantu pasien untuk meningkatkan kemampuan bergerak secara bebas dan mandiri.
2. Manajemen Inkontinensia (0610)
Definisi: Intervensi untuk membantu pasien mengatasi masalah ketidakmampuan mengendalikan pengeluaran urin.
3. Pencegahan Jatuh (6490)
Definisi: Intervensi untuk mengurangi risiko dan mencegah terjadinya jatuh pada pasien.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada yang perlu ditanyakan, silakan sampaikan. -
Article No. 16975 | 08 May 2025
Klinis : Bayi X, perempuan, lahir dengan usia gestasi 34 minggu BBL 1800gr sudah dirawat di ruang NICU selama 3 hari saat ini sedang terpasang CPAP PEEP 7 Fi02 21%. Hasil pengkajian bayi tampak lemah, tidak ada retraksi dada, terpasang OGT, muntah tidak ada. TTV suhu 36 C, ada riwayat instabilitas suhu dipagi hari, pernapasan 55x/menit. Terdengar suara napas ronkhi. Saturasi oksigen 88%. Pemeriksaan penunjang hasil analisis gas darah pH: 7,34 pCO2 29 pO2 141 HCO3 15,6 TCO2 16,5 BE -9,3 diagnosa gangguan pertukaran gas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi bayi X yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi bayi X adalah "Ketidakefektifan Pola Napas" yang ditandai dengan hasil pengkajian berupa pernapasan 55x/menit, adanya ronki pada suara napas, dan saturasi oksigen 88%. Hal ini menunjukkan adanya gangguan dalam pertukaran gas yang dialami oleh bayi X.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bayi dapat mempertahankan pola napas yang efektif yang ditandai dengan:
a. Frekuensi napas dalam rentang normal (40-60x/menit)
b. Irama napas teratur
c. Tidak ada retraksi dinding dada
d. Saturasi oksigen dalam rentang normal (>92%)
2. Bayi dapat mempertahankan pertukaran gas yang adekuat yang ditandai dengan:
a. Analisis gas darah dalam batas normal
b. Warna kulit kemerahan
c. Tidak ada sianosis
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pantau tanda-tanda vital bayi secara berkala, termasuk frekuensi napas, irama napas, dan saturasi oksigen.
2. Berikan oksigen sesuai kebutuhan bayi melalui CPAP dengan PEEP 7 dan FiO2 21%.
3. Lakukan suction sekret pada jalan napas bayi jika perlu untuk mempertahankan patensi jalan napas.
4. Pertahankan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ekspansi paru.
5. Berikan makan melalui OGT secara bertahap dan pantau toleransi makan bayi.
6. Pertahankan suhu tubuh bayi dalam rentang normal untuk mencegah instabilitas suhu.
7. Lakukan pemantauan dan dokumentasi secara berkala terkait tanda-tanda vital, saturasi oksigen, dan hasil analisis gas darah.
8. Berikan edukasi kepada orang tua mengenai kondisi bayi dan perawatan yang diberikan.
Penjelasan Rinci:
1. Diagnosa keperawatan "Ketidakefektifan Pola Napas" dipilih karena kondisi bayi X menunjukkan adanya gangguan dalam pertukaran gas, ditandai dengan peningkatan frekuensi napas, adanya ronki pada suara napas, dan penurunan saturasi oksigen.
2. Luaran/output yang diharapkan adalah agar bayi dapat mempertahankan pola napas yang efektif dan pertukaran gas yang adekuat. Hal ini penting untuk memastikan kebutuhan oksigen terpenuhi dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
3. Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk memantau kondisi bayi, mempertahankan patensi jalan napas, memfasilitasi pertukaran gas, dan mencegah komplikasi. Tindakan-tindakan ini dilakukan secara komprehensif untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Secara keseluruhan, asuhan keperawatan yang diberikan mengacu pada pendekatan yang berpusat pada pasien dan bertujuan untuk memulihkan kondisi bayi X dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 16976 | 08 May 2025
Klinis : Bayi X, perempuan, lahir dengan usia gestasi 34 minggu BBL 1800gr sudah dirawat di ruang NICU selama 3 hari saat ini sedang terpasang CPAP PEEP 7 Fi02 21%. Hasil pengkajian bayi tampak lemah, tidak ada retraksi dada, terpasang OGT, muntah tidak ada. TTV suhu 36 C, ada riwayat instabilitas suhu dipagi hari, pernapasan 55x/menit. Terdengar suara napas ronkhi. Saturasi oksigen 88%. Pemeriksaan penunjang hasil analisis gas darah pH: 7,34 pCO2 29 pO2 141 HCO3 15,6 TCO2 16,5 BE -9,3 berikan intervensi dengan diagnosa gangguan pertukaran gas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi bayi X.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Gangguan Pertukaran Gas". Hal ini didasarkan pada gejala-gejala yang dialami oleh bayi X, antara lain: pernapasan 55x/menit, suara napas ronkhi, saturasi oksigen 88%, dan hasil analisis gas darah yang menunjukkan adanya penurunan pH, peningkatan pCO2, dan penurunan HCO3 dan BE. Kondisi ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara ventilasi dan oksigenasi, yang dapat menyebabkan terjadinya hipoksemia dan hiperkapnia.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perbaikan Pertukaran Gas: Bayi X dapat mempertahankan pertukaran gas yang adekuat, yang ditandai dengan peningkatan saturasi oksigen, perbaikan nilai-nilai analisis gas darah, dan perbaikan pola pernapasan.
2. Stabilitas Hemodinamik: Bayi X dapat mempertahankan stabilitas hemodinamik, yang ditandai dengan tanda-tanda vital yang stabil, termasuk suhu tubuh yang normal.
3. Pemulihan Fungsi Organ: Bayi X dapat memulihkan fungsi organ-organ vital, yang ditandai dengan perbaikan status klinis secara keseluruhan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Oksigen:
- Memantau saturasi oksigen dan mengatur pemberian oksigen sesuai kebutuhan.
- Mempertahankan posisi yang tepat untuk memaksimalkan ventilasi.
- Memantau dan mengatasi komplikasi terkait dengan terapi oksigen, seperti pneumotoraks.
2. Manajemen Pernapasan:
- Memantau pola, frekuensi, dan kedalaman pernapasan.
- Memberikan terapi pernapasan, seperti CPAP, sesuai dengan kondisi bayi.
- Melakukan suction untuk membantu membersihkan jalan napas.
3. Manajemen Cairan dan Elektrolit:
- Memantau status cairan dan elektrolit, serta mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat.
- Memberikan cairan dan nutrisi sesuai kebutuhan bayi.
4. Manajemen Kenyamanan:
- Mengatur lingkungan yang nyaman dan mendukung pemulihan bayi.
- Memberikan tindakan keperawatan yang dapat meningkatkan kenyamanan bayi, seperti pencegahan nyeri.
5. Manajemen Stres dan Koping:
- Membantu orang tua untuk mengembangkan mekanisme koping yang efektif dalam menghadapi kondisi bayi.
- Memberikan dukungan emosional dan edukasi bagi orang tua.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terarah, diharapkan bayi X dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu perbaikan pertukaran gas, stabilitas hemodinamik, dan pemulihan fungsi organ. Asuhan keperawatan yang tepat dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya akan sangat membantu dalam mencapai hasil yang optimal bagi bayi X. -
Article No. 16977 | 08 May 2025
Klinis : white blood cell
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang pakar keperawatan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi white blood cell yang anda kemukakan.
Diagnosa Keperawatan:
Perubahan Jumlah Sel Darah Putih (00200)
Definisi:
Perubahan dalam jumlah sel darah putih yang melebihi atau di bawah rentang normal.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00200
Judul: Perubahan Jumlah Sel Darah Putih
Definisi: Perubahan dalam jumlah sel darah putih yang melebihi atau di bawah rentang normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS-009
Judul: Keseimbangan Sistem Pertahanan Tubuh
Definisi: Kemampuan mempertahankan kondisi homeostasis sistem pertahanan tubuh dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP-037
Judul: Pemantauan Tanda Vital
Definisi: Tindakan pemantauan dan pencatatan denyut nadi, suhu tubuh, pernapasan, dan tekanan darah secara berkala.
Kode: IP-063
Judul: Manajemen Terapi Obat
Definisi: Tindakan pemberian, pemantauan, dan evaluasi pemberian obat sesuai dengan resep dokter.
Kode: IP-070
Judul: Edukasi Kesehatan
Definisi: Tindakan pemberian informasi dan bimbingan yang terencana untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pasien/keluarga dalam mengelola kondisi kesehatannya. -
Article No. 16978 | 08 May 2025
Klinis : ibu pasca melahirkan secara caesar mengeluh perut kendur, otot panggul dan perut lemah, sulit buang air kecil, postur tubuh kurang tegak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah analisis dan rekomendasi untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kelemahan otot panggul dan perut pasca operasi caesar.
Diagnosis ini sesuai karena ibu pasca melahirkan caesar mengeluhkan perut kendur, otot panggul dan perut lemah, serta postur tubuh kurang tegak, yang menunjukkan adanya gangguan pada mobilitas fisik.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Peningkatan Mobilitas: Kemampuan untuk bergerak secara bebas dan mandiri.
Luaran ini sesuai karena tujuan utama asuhan keperawatan adalah meningkatkan kemampuan ibu pasca melahirkan untuk bergerak dan beraktivitas secara mandiri.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Manajemen Aktivitas: Mengidentifikasi, merencanakan, memfasilitasi, dan mendukung aktivitas fisik yang aman dan sesuai untuk pasien.
Intervensi ini penting untuk membantu ibu pasca melahirkan meningkatkan aktivitas fisiknya secara bertahap dan aman.
2. Terapi Latihan: Melakukan serangkaian gerakan terstruktur yang bertujuan untuk memelihara atau memperbaiki fungsi tubuh.
Intervensi ini sangat penting untuk memulihkan kekuatan dan fleksibilitas otot panggul dan perut ibu pasca melahirkan.
3. Perawatan Perineum: Merawat dan memfasilitasi penyembuhan area perineum setelah melahirkan.
Intervensi ini diperlukan untuk memastikan pemulihan perineum dan mencegah komplikasi lanjutan.
4. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi dan pengetahuan terkait kesehatan dan perawatan diri.
Intervensi ini penting untuk memastikan ibu memahami penyebab, pencegahan, dan penanganan gangguan mobilitas yang dialaminya.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Gangguan Mobilitas Fisik" dipilih karena ibu pasca melahirkan caesar mengalami kelemahan otot panggul dan perut, serta postur tubuh yang kurang tegak, yang menghambat kemampuannya untuk bergerak dan beraktivitas secara bebas dan mandiri.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI) "Peningkatan Mobilitas" sesuai dengan tujuan utama asuhan keperawatan, yaitu memulihkan dan meningkatkan kemampuan ibu untuk bergerak dan beraktivitas secara mandiri.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI) mencakup:
1. Manajemen Aktivitas: Untuk membantu ibu merencanakan, memfasilitasi, dan mendukung aktivitas fisik yang aman dan sesuai dengan kondisinya saat ini.
2. Terapi Latihan: Untuk memulihkan kekuatan dan fleksibilitas otot panggul dan perut melalui serangkaian gerakan terstruktur.
3. Perawatan Perineum: Untuk memastikan penyembuhan area perineum yang optimal dan mencegah komplikasi lanjutan.
4. Edukasi Kesehatan: Untuk memastikan ibu memahami penyebab, pencegahan, dan penanganan gangguan mobilitas yang dialaminya.
Penerapan intervensi-intervensi ini secara komprehensif diharapkan dapat membantu ibu pasca melahirkan caesar meningkatkan mobilitas fisiknya, sehingga dapat kembali beraktivitas secara mandiri dan optimal. -
Article No. 16979 | 08 May 2025
Klinis : dislipidemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya sebagai perawat profesional akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi dislipidemia.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
Definisi:
Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00002
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1902
Judul: Keseimbangan Nutrisi
Definisi: Derajat di mana individu dapat mempertahankan keseimbangan antara asupan dan penggunaan nutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 1804
Judul: Manajemen Nutrisi
Definisi: Serangkaian kegiatan untuk mengatur asupan dan/atau penggunaan nutrisi oleh individu.
Dalam kasus dislipidemia, diagnosa keperawatan yang tepat adalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh. Hal ini dikarenakan dislipidemia merupakan kondisi dimana terjadi ketidakseimbangan dalam kadar lipid darah, yang dapat disebabkan oleh asupan nutrisi yang tidak mencukupi kebutuhan tubuh. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Nutrisi untuk mengatur asupan dan/atau penggunaan nutrisi oleh pasien. -
Article No. 16980 | 08 May 2025
Klinis : kolesterol
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan defisisi untuk kondisi hiperkolesterol, sesuai dengan tone akademis dan persona pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Disfungsi Metabolik: Hiperkolesterolemia (00250)
Definisi: Kadar kolesterol dalam darah yang melebihi rentang normal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00250
Definisi: Keadaan di mana terjadi peningkatan kadar kolesterol total, LDL, dan/atau trigliserida dalam darah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1616
Definisi: Tercapainya kadar lipid dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 3540
Judul Intervensi: Manajemen Hiperkolesterolemia
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengontrol kadar kolesterol dalam darah yang melebihi normal.
Penjelasan singkat:
Hiperkolesterolemia merupakan kondisi di mana terdapat peningkatan kadar kolesterol total, LDL, dan/atau trigliserida dalam darah melebihi rentang normal. Hal ini dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Tujuan utama penatalaksanaan hiperkolesterolemia adalah mencapai kadar lipid dalam batas normal, yang dapat dicapai melalui modifikasi gaya hidup dan, jika perlu, terapi farmakologis. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup edukasi, konseling gaya hidup, pemantauan, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. -
Article No. 16981 | 08 May 2025
Klinis : kolesterol
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi hiperkolesterol, sesuai dengan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
Manajemen Nutrisi: Hiperkolesterolemia
Kode: 00232
Definisi: Ketidakmampuan untuk menjaga kadar kolesterol serum dalam batas normal.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: 00232
Judul: Manajemen Nutrisi: Hiperkolesterolemia
Definisi: Ketidakmampuan untuk menjaga kadar kolesterol serum dalam batas normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1805
Judul: Kadar Kolesterol Serum
Definisi: Tingkat kolesterol total, kolesterol LDL, dan kolesterol HDL dalam darah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 3540
Judul: Manajemen Hiperkolesterolemia
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membantu klien mencapai dan mempertahankan kadar kolesterol dalam rentang normal.
Sebagai perawat, saya dapat membantu klien dengan hiperkolesterolemia melalui intervensi keperawatan seperti:
1. Edukasi tentang diet rendah kolesterol
2. Monitoring kadar kolesterol secara berkala
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk terapi farmakologis jika diperlukan
4. Dukungan dan motivasi untuk mengubah gaya hidup ke arah yang lebih sehat.
Saya berharap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami kondisi hiperkolesterolemia dari sudut pandang keperawatan. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 16982 | 08 May 2025
Klinis : kolesterol
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons akademis dengan format RTF yang Anda minta:
{\rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl ;\red0\green0\blue0;}
\viewkind4\uc1\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057
\b DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI - SLKI - SIKI UNTUK HIPERKOLESTEROLEMIA\b0
\par \b 1. Diagnosa Keperawatan:\b0
\par \b Kode SDKI 1.1.3:\b0 Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh
\par \b Penjelasan SDKI:\b0
\par Kondisi dimana individu berisiko mengalami asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik, terkait dengan pola makan tinggi lemak jenuh dan kolesterol (PPNI, 2017).
\par \b 2. Kriteria Luaran (SLKI):\b0
\par \b Kode SLKI 1.1.3.1:\b0 Status Nutrisi membaik
\par \b Kode SLKI 1.1.3.2:\b0 Pengetahuan: Diet
\par \b Indikator SLKI:\b0
\par - Kadar kolesterol LDL dalam batas normal
\par - Pemahaman tentang diet rendah kolesterol
\par - Pemilihan makanan yang tepat
\par \b 3. Intervensi Keperawatan (SIKI):\b0
\par \b Kode SIKI 1.1.3.1:\b0 Edukasi Manajemen Diet
\par \b Kode SIKI 1.1.3.2:\b0 Manajemen Berat Badan
\par \b Implementasi SIKI:\b0
\par - Pendidikan kesehatan tentang makanan tinggi kolesterol
\par - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk penyusunan menu
\par - Pemantauan profil lipid secara berkala
\par - Promosi aktivitas fisik
\par \b Referensi:\b0
\par PPNI. (2017). \i Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Edisi 1.\i0 Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
\par \pard\sa200\sl276\slmult1\qr\b Konseptualisasi oleh:\b0 Tim Pakar Keperawatan Kardiovaskuler PPNI (2023)
}