Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21851 | 30 Sep 2025
Klinis : Pengkajian dilakukan pada tanggal 15 April 2021. Hasil pengkajian didapatkan Ny. A, datang ke Rumah Sakit mengeluh sesak napas, mengi dan batuk serta badan terasa lemas. Pasien memiliki Riwayat asma baronkial. Hasil pemerikaan fisik pasien lemah, batuk, wheezing, gelisah dan sulit bicara, Composmentis, Tekanan darah 130/90 mmHg, frekuensi napas 30x/menit. Suhu 36, nadi 88 kali/menit.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: API Error: The service is currently unavailable.
-
Article No. 21852 | 30 Sep 2025
Klinis : Pengkajian dilakukan pada tanggal 15 April 2021. Hasil pengkajian didapatkan Ny. A, datang ke Rumah Sakit mengeluh sesak napas, mengi dan batuk serta badan terasa lemas. Pasien memiliki Riwayat asma baronkial. Hasil pemerikaan fisik pasien lemah, batuk, wheezing, gelisah dan sulit bicara, Composmentis, Tekanan darah 130/90 mmHg, frekuensi napas 30x/menit. Suhu 36, nadi 88 kali/menit.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10:
Kondisi: Asma Bronkial dengan Eksaserbasi Akut
Kode ICD-10: J45.901
Deskripsi Singkat : Asma bronkial adalah penyakit peradangan kronis pada saluran napas yang menyebabkan penyempitan dan pembengkakan, serta produksi lendir berlebih. Hal ini memicu gejala seperti kesulitan bernapas, batuk, mengi (suara siulan saat bernapas), dan sesak napas. Berdasarkan keluhan pasien berupa sesak napas, mengi, batuk, riwayat asma, dan temuan pemeriksaan fisik (wheezing, frekuensi napas 30x/menit, sulit bicara), kondisi ini diklasifikasikan sebagai serangan asma akut atau eksaserbasi. Kode ICD-10 J45.901 secara spesifik mengidentifikasi kondisi ini. Kode 'J45' adalah untuk asma. Subkategori
Article No. 21853 | 30 Sep 2025
Klinis : Seorang pasien laki-laki berusia 52 tahun dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) setelah mengalami kecelakaan industri yang menyebabkan trauma terbuka pada tungkai kiri dan abdomen dengan perdarahan aktif. Saat tiba di IGD, pasien dalam kondisi kritis dengan tekanan darah 70/40 mmHg, denyut nadi 140 bpm yang lemah, laju napas 32 kali/menit, saturasi oksigen 88% dengan oksigen 5 L/menit, suhu tubuh 35,5°C, serta kesadaran menurun (GCS 12). Pasien tampak pucat, berkeringat, gelisah, mual, dan muntah. Riwayat hipertensi ringan dimiliki pasien, namun pengobatan rutin tidak dilakukan, dan tidak ada riwayat alergi. Selain itu, IGD sedang penuh dengan pasien lain, dan keluarga pasien panik ingin segera tindakan.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10:
Kondisi: Syok Hipovolemik Traumatik
Kode ICD-10: T79.4
Deskripsi Singkat : Syok hipovolemik traumatik adalah kondisi kritis yang mengancam jiwa akibat kehilangan volume darah dalam jumlah besar yang disebabkan oleh cedera fisik (trauma). Kehilangan volume ini menyebabkan penurunan drastis tekanan darah dan perfusi (aliran darah) ke organ-organ vital. Pada kasus ini, perdarahan aktif dari luka terbuka menjadi penyebab utama. Tanda-tanda klinis seperti tekanan darah sangat rendah (70/40 mmHg), denyut nadi cepat dan lemah (140 bpm), napas cepat, pucat, dan penurunan kesadaran (GCS 12) adalah manifestasi klasik dari upaya tubuh untuk mengkompensasi kehilangan volume sirkulasi yang parah. Kode ICD-10 T79.4 secara spesifik digunakan untuk mengklasifikasikan "syok traumatik", yaitu syok yang terjadi sebagai komplikasi dini langsung dari suatu cedera, yang membedakannya dari jenis syok lainnya.
***PERINGATAN: Informasi dan kode ini adalah SARAN untuk tujuan DIKLAT/SIMULASI dan BUKAN pengganti kodifikasi resmi oleh profesional medis.***
Article No. 21854 | 30 Sep 2025
Klinis : diagnosa keperawatan komunitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Defisit Kesehatan Komunitas
Kode SDKI: D.0110
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Defisit Kesehatan Komunitas adalah diagnosis keperawatan yang ditegakkan ketika terdapat satu atau lebih masalah kesehatan atau faktor risiko yang mengganggu kesejahteraan pada suatu kelompok atau komunitas. Diagnosis ini tidak berfokus pada individu, melainkan pada agregat atau populasi dalam suatu wilayah geografis atau dengan karakteristik yang sama. Ini mencerminkan adanya kesenjangan antara status kesehatan ideal yang diharapkan dengan kondisi riil yang dihadapi oleh komunitas tersebut. Penegakan diagnosis ini memerlukan pengkajian komprehensif yang melampaui data klinis individu, mencakup analisis data demografi, epidemiologi, statistik vital, serta faktor sosial, ekonomi, dan lingkungan yang memengaruhi kesehatan secara kolektif.
Penyebab dari Defisit Kesehatan Komunitas bersifat multifaktorial dan kompleks, sering kali saling terkait. Faktor utama adalah hambatan akses terhadap layanan kesehatan, yang bisa berupa hambatan fisik (jarak yang jauh, ketiadaan transportasi), finansial (biaya tidak terjangkau, tidak memiliki asuransi), maupun struktural (jam operasional faskes yang tidak sesuai, birokrasi yang rumit). Selain itu, ketersediaan program kesehatan yang tidak memadai, tidak relevan dengan kebutuhan lokal, atau tidak dapat diterima secara budaya oleh masyarakat juga menjadi pemicu utama. Misalnya, program imunisasi yang tidak diiringi dengan edukasi yang sesuai dengan kepercayaan lokal dapat mengalami penolakan. Sumber daya yang tidak memadai, baik dari segi finansial, tenaga kesehatan yang kompeten, maupun fasilitas yang layak, secara langsung membatasi kemampuan komunitas untuk mencapai status kesehatan yang optimal.
Faktor determinan sosial kesehatan (social determinants of health) memainkan peran krusial. Tingkat pendidikan yang rendah dalam komunitas berkorelasi dengan pemahaman yang kurang tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), gizi, dan pencegahan penyakit. Dukungan sosial yang lemah, di mana tidak ada jejaring sosial atau lembaga yang membantu individu dan keluarga saat menghadapi krisis kesehatan, dapat memperburuk masalah. Keamanan lingkungan yang tidak memadai, seperti sanitasi yang buruk, ketiadaan akses air bersih, polusi udara atau air akibat industri, dan perumahan yang tidak layak huni, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi penyebaran penyakit menular dan munculnya penyakit tidak menular. Keterpaparan terhadap toksin atau polutan serta dampak dari bencana, baik alam maupun akibat ulah manusia, dapat secara drastis menurunkan status kesehatan komunitas dalam waktu singkat.
Gejala dan tanda untuk menegakkan diagnosis ini dibagi menjadi mayor dan minor. Tanda mayor subjektif adalah ketika komunitas, melalui perwakilannya seperti tokoh masyarakat, kader, atau melalui survei, secara eksplisit mengungkapkan adanya masalah kesehatan yang mereka rasakan sebagai prioritas. Tanda mayor objektif adalah data statistik yang valid, seperti peningkatan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) secara signifikan dibandingkan periode sebelumnya atau dibandingkan dengan standar nasional/regional. Tanda minor subjektif meliputi ungkapan ketidakpuasan masyarakat terhadap kondisi kesehatan mereka atau keinginan untuk memperbaiki status kesehatan yang ada. Tanda minor objektif lebih spesifik, seperti peningkatan angka masalah kesehatan yang khas pada populasi tersebut (misalnya, angka stunting pada balita, hipertensi pada lansia), angka penyakit yang melebihi perkiraan (wabah atau kejadian luar biasa/KLB), adanya masalah kesehatan yang teridentifikasi namun tidak ditangani secara adekuat, serta tidak adanya program tindak lanjut yang sistematis untuk mengatasi masalah yang sudah ada. Kondisi klinis yang sering terkait dengan diagnosis ini sangat beragam, mulai dari penyakit menular seperti TBC dan DBD, penyakit tidak menular seperti diabetes dan hipertensi, hingga masalah gizi, kesehatan lingkungan, dan kesehatan jiwa komunitas.
Kode SLKI: L.11099
Luaran yang Diharapkan: Status Kesehatan Komunitas. Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan status kesehatan komunitas meningkat dengan kriteria hasil sebagai berikut:
- Partisipasi komunitas dalam program kesehatan yang ada menunjukkan peningkatan.
- Ketersediaan program promosi kesehatan (misalnya, penyuluhan, kampanye PHBS) meningkat.
- Ketersediaan program proteksi kesehatan (misalnya, imunisasi, fogging, skrining) meningkat.
- Angka morbiditas (kesakitan) akibat penyakit prioritas di komunitas menunjukkan penurunan.
- Angka mortalitas (kematian) secara umum atau akibat penyakit spesifik menunjukkan penurunan.
- Kejadian penyakit tidak menular (seperti hipertensi, diabetes) menunjukkan tren menurun.
- Kejadian penyakit menular (seperti diare, ISPA, DBD) menunjukkan tren menurun.
- Angka cedera akibat kecelakaan atau faktor lingkungan lainnya menurun.
- Angka masalah kesehatan spesifik populasi (misalnya, stunting, anemia pada remaja putri) menurun.
- Angka perilaku kekerasan dalam komunitas menurun.
Tujuan utama adalah memberdayakan komunitas untuk dapat mengidentifikasi masalahnya sendiri, merencanakan solusi, dan secara aktif berpartisipasi dalam upaya peningkatan derajat kesehatan secara mandiri dan berkelanjutan.
Kode SIKI: I.12389
Intervensi Utama: Pengembangan Kesehatan Masyarakat. Intervensi ini berfokus pada proses mengidentifikasi dan menetapkan strategi untuk meningkatkan kesehatan di masyarakat secara kolaboratif. Tindakan yang dilakukan meliputi:
Observasi:
- Mengidentifikasi masalah, isu, dan potensi kesehatan prioritas di masyarakat melalui pengumpulan data primer (survei, wawancara, FGD) dan sekunder (data puskesmas, data desa).
- Mengidentifikasi aset, kekuatan, dan sumber daya yang sudah ada di dalam masyarakat, seperti kader kesehatan aktif, kelompok dasawisma, tokoh masyarakat yang berpengaruh, serta fasilitas umum yang dapat dimanfaatkan.
- Mengidentifikasi pemimpin formal dan informal serta para pendukung (champions) yang dapat digerakkan untuk mendukung program kesehatan.
Terapeutik:
- Melibatkan masyarakat secara aktif sejak tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi program kesehatan untuk menumbuhkan rasa memiliki (ownership).
- Membentuk atau memberdayakan kelompok kerja kesehatan (pokjakes) atau forum masyarakat desa untuk menjadi motor penggerak dalam memecahkan masalah kesehatan.
- Membangun jejaring dan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan (stakeholder) seperti pemerintah desa, puskesmas, swasta, dan organisasi non-pemerintah.
- Memfasilitasi musyawarah masyarakat desa (MMD) untuk bersama-sama mendefinisikan masalah, menetapkan tujuan, dan merumuskan strategi pemecahan masalah yang realistis dan sesuai dengan kondisi lokal.
- Menggunakan strategi komunikasi yang efektif dan sesuai budaya untuk mempromosikan perubahan perilaku kesehatan di masyarakat.
Edukasi:
- Menganjurkan masyarakat untuk secara optimal memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia, baik untuk upaya promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif.
Kolaborasi:
- Melakukan kolaborasi lintas sektor (misalnya dengan dinas pendidikan, dinas pertanian, dinas pekerjaan umum) untuk mengatasi akar masalah kesehatan yang berada di luar sektor kesehatan, seperti masalah sanitasi, ketahanan pangan, atau pendidikan.
***PERINGATAN: Informasi dan kode ini adalah SARAN untuk tujuan DIKLAT/SIMULASI dan BUKAN pengganti diagnosis atau kodifikasi resmi.***
Article No. 21855 | 30 Sep 2025
Klinis : Tn.A berusia 42 tahun, bekerja sebagai operator pengepakan di pabrik kimia selama 15 tahun. Ia sering mengalami batuk kronis, sesak napas, nyeri otot terutama di leher dan punggung, serta merasa sangat stres akibat beban kerja yang meningkat dan jam lembur yang panjang. Lingkungan kerja penuh debu kimia dan ventilasi kurang baik.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Kode SDKI: D.0001
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Definisi: Ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten.
Deskripsi Analitis Kasus Tn. A:
Diagnosis keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" pada Tn. A, seorang operator pabrik kimia berusia 42 tahun, didasarkan pada akumulasi bukti dari riwayat pekerjaan, gejala klinArticle No. 21856 | 30 Sep 2025
Klinis : Seorang pasien laki-laki berusia 52 tahun dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) setelah mengalami kecelakaan industri yang menyebabkan trauma terbuka pada tungkai kiri dan abdomen dengan perdarahan aktif. Saat tiba di IGD, pasien dalam kondisi kritis dengan tekanan darah 70/40 mmHg, denyut nadi 140 bpm yang lemah, laju napas 32 kali/menit, saturasi oksigen 88% dengan oksigen 5 L/menit, suhu tubuh 35,5°C, serta kesadaran menurun (GCS 12). Pasien tampak pucat, berkeringat, gelisah, mual, dan muntah. Riwayat hipertensi ringan dimiliki pasien, namun pengobatan rutin tidak dilakukan dan tidak ada riwayat alergi. Selain itu, IGD sedang penuh dengan pasien lain dan keluarga pasien panik ingin segera tindakan.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10:
Kondisi: Syok Traumatik
Kode ICD-10: T79.4
Deskripsi Singkat : Syok traumatik adalah kondisi kritis yang mengancam jiwa akibat cedera fisik parah. Pada kasus ini, syok disebabkan oleh kehilangan volume darah masif (syok hipovolemik) dari luka terbuka di tungkai dan abdomen. Penurunan volume darah secara drastis menyebabkan jantung tidak mampu memompa cukup darah beroksigen ke organ-organ vital. Hal ini termanifestasi melalui tanda-tanda klinis seperti tekanan darah sangat rendah (hipotensi), denyut nadi cepat dan lemah (takikardia), napas cepat, penurunan kesadaran, serta kulit pucat dan dingin. Kondisi ini memerlukan resusitasi cairan dan kontrol perdarahan segera untuk mencegah kerusakan organ permanen dan kematian. Kode ICD-10 T79.4 secara spesifik mengklasifikasikan 'Syok traumatik' sebagai komplikasi dini yang langsung disebabkan oleh cedera, membedakannya dari jenis syok lainnya dan
Article No. 21857 | 30 Sep 2025
Klinis : Pasien mengatakan pusing Pasien mengatakan tidak tahu namanya dan sedang berada di mana. Pasien tampak lemah Kesadaran composmentis, GCS 4-4-6 TD 178/94 mmHg pasien bingung saat ditanya oleh perawat sedang berada dimana sekarang? ditanya nama pasien, pasien tidak dapat menyebutkan namanya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Konfusi Akut
Kode SDKI: D.0080
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Konfusi Akut, yang dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) diklasifikasikan dengan kode D.0080, didefinisikan sebagai gangguan kesadaran, perhatian, kognisi, dan persepsi yang bersifat reversibel, terjadi secara tiba-tiba (akut), dan berlangsung singkat. Kondisi ini sering disebut juga sebagai delirium. Karakteristik utamanya adalah onset yang mendadak dan perjalanan klinis yang berfluktuasi sepanjang hari, di mana tingkat kesadaran dan atensi pasien dapat berubah-ubah dari waktu ke waktu. Konfusi akut bukanlah penyakit itu sendiri, melainkan sebuah sindrom atau manifestasi klinis dari berbagai kondisi medis, neurologis, atau psikologis yang mendasarinya.
Penyebab konfusi akut sangat beragam dan multifaktorial. Secara umum, penyebabnya dapat dikelompokkan menjadi faktor fisiologis dan situasional. Faktor fisiologis meliputi dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, hipoksia (kekurangan oksigen), infeksi (terutama infeksi saluran kemih dan pneumonia pada lansia), malnutrisi, nyeri hebat yang tidak teratasi, gangguan metabolik (seperti hipoglikemia atau hiperglikemia), gangguan tidur, gagal organ (ginjal atau hati), dan kondisi neurologis seperti stroke, perdarahan intrakranial, atau tumor otak. Dalam kasus yang disajikan, tekanan darah yang sangat tinggi (178/94 mmHg) dapat mengindikasikan krisis hipertensi atau kejadian serebrovaskular akut yang menyebabkan penurunan perfusi atau kerusakan jaringan otak, sehingga memicu konfusi akut. Efek samping dari agen farmakologis, seperti obat sedatif, antikolinergik, atau polifarmasi (penggunaan banyak obat sekaligus), juga merupakan pemicu umum. Faktor situasional yang dapat berkontribusi antara lain imobilisasi berkepanjangan, penggunaan kateter atau restrain fisik, serta perubahan lingkungan yang drastis seperti saat rawat inap di rumah sakit.
Gejala dan tanda konfusi akut dibagi menjadi kategori mayor dan minor. Tanda dan gejala mayor, yang harus ada untuk menegakkan diagnosis, meliputi:
1. **Subjektif:** Pasien mengalami atau melaporkan rasa bingung. Dalam kasus ini, pasien secara eksplisit tidak dapat menjawab pertanyaan orientasi, yang merupakan manifestasi dari kebingungannya.
2. **Objektif:** Pasien tidak mampu membuat keputusan yang sederhana dan mengalami disorientasi terhadap orang, tempat, atau waktu. Pasien dalam skenario ini menunjukkan disorientasi berat, yaitu tidak mengetahui nama sendiri (orientasi orang) dan lokasi keberadaannya (orientasi tempat).
Tanda dan gejala minor dapat bervariasi dan tidak selalu ada pada setiap pasien, meliputi:
- **Agitasi atau kegelisahan:** Pasien mungkin tampak gelisah, mudah tersinggung, atau hiperaktif.
- **Penurunan tingkat kesadaran:** Meskipun dalam kasus ini kesadaran dicatat sebagai 'compos mentis', skor GCS 14 (E4V4M6) menunjukkan adanya sedikit penurunan kesadaran (compos mentis adalah GCS 15). Skor V4 (verbal response: confused) secara langsung mencerminkan kondisi konfusi.
- **Gangguan fungsi kognitif:** Kesulitan dalam memusatkan, mempertahankan, atau mengalihkan perhatian; gangguan memori jangka pendek; dan kesulitan dalam berpikir logis.
- **Gangguan persepsi:** Halusinasi (visual atau auditori) atau ilusi (salah interpretasi terhadap stimulus nyata).
- **Gangguan siklus tidur-bangun:** Pasien mungkin mengalami insomnia di malam hari dan mengantuk di siang hari.
Berdasarkan data yang diberikan, diagnosis Konfusi Akut sangat tepat. Pasien mengeluhkan pusing dan tampak lemah, yang bisa menjadi gejala penyerta dari kondisi medis yang mendasarinya (misalnya, hipertensi berat). Data kunci yang mendukung diagnosis ini adalah ketidakmampuan pasien untuk menyebutkan nama dan lokasinya, serta kebingungan saat diajak berkomunikasi. Ini adalah manifestasi klasik dari disorientasi akut. Penegakan diagnosis keperawatan ini menjadi krusial karena mengarahkan perawat untuk segera mencari dan mengelola penyebab yang mendasari, bukan hanya menangani gejalanya. Mengidentifikasi konfusi akut secara dini dan menanganinya dengan tepat dapat mencegah komplikasi lebih lanjut, seperti cedera akibat jatuh, perpanjangan masa rawat inap, dan penurunan fungsional jangka panjang.Kode SLKI: L.09081
Luaran yang Diharapkan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan **Orientasi Kognitif** pasien meningkat dengan kriteria hasil:
- Orientasi terhadap orang (mengetahui nama sendiri dan orang lain) meningkat.
- Orientasi terhadap tempat (mengetahui lokasi saat ini) meningkat.
- Orientasi terhadap waktu (mengetahui hari, tanggal, bulan) meningkat.
- Fungsi kognitif (kemampuan berpikir dan memproses informasi) membaik.
- Tingkat kesadaran (skor GCS) meningkat menuju 15.
- Kemampuan memusatkan perhatian membaik.
- Kemampuan membuat keputusan membaik.
Kode SIKI: I.09304
Intervensi Utama: **Manajemen Delirium**
**Observasi:**
- Monitor status neurologis secara berkala (misalnya, tingkat kesadaran, orientasi, GCS, ukuran dan reaksi pupil).
- Monitor tanda-tanda vital, terutama tekanan darah, secara ketat untuk mendeteksi perubahan yang signifikan.
- Identifikasi faktor risiko dan penyebab yang mendasari delirium (misalnya, ketidakseimbangan elektrolit, infeksi, hipoksia, efek obat, hipertensi berat).
- Monitor tingkat agitasi dan keamanan pasien untuk mencegah risiko cedera.
**Terapeutik:**
- Ciptakan lingkungan yang tenang, nyaman, dan rendah stimulus (misalnya, kurangi kebisingan, batasi jumlah pengunjung).
- Berikan reorientasi terhadap orang, tempat, dan waktu secara berkala dengan tenang dan jelas (misalnya, "Bapak/Ibu [sebut nama], sekarang berada di rumah sakit, saat ini hari Senin pagi").
- Gunakan alat bantu orientasi seperti jam besar, kalender, dan foto keluarga di samping tempat tidur pasien.
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan emosional dan membantu proses reorientasi.
- Hindari penggunaan restrain fisik sebisa mungkin; gunakan alternatif lain untuk memastikan keamanan pasien.
- Pastikan kebutuhan dasar pasien terpenuhi (misalnya, hidrasi, nutrisi, eliminasi, dan kenyamanan).
**Edukasi:**
- Anjurkan keluarga untuk tetap berada di samping pasien dan berbicara dengan suara yang tenang dan familiar.
- Jelaskan kepada keluarga mengenai kondisi konfusi akut yang dialami pasien, sifatnya yang sementara, dan pentingnya peran keluarga dalam pemulihan.
**Kolaborasi:**
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi untuk mengatasi penyebab delirium (misalnya, pemberian obat antihipertensi untuk mengontrol tekanan darah, antibiotik jika ada infeksi).
- Kolaborasi untuk evaluasi dan penyesuaian obat-obatan yang berpotensi menyebabkan atau memperburuk delirium.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk mobilisasi dini jika kondisi pasien memungkinkan.
***PERINGATAN: Informasi dan kode ini adalah SARAN untuk tujuan DIKLAT/SIMULASI dan BUKAN pengganti diagnosis atau kodifikasi resmi.***
Article No. 21858 | 30 Sep 2025
Klinis : cari intervensi resiko infeksi b.d insisi bedah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Risiko Infeksi berhubungan dengan Efek Prosedur Invasif (Insisi Bedah)
Kode SDKI: D.0142
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata):
Definisi: Berisiko mengalami peningkatan terserang organisme patogenik.
Deskripsi Rinci:
Risiko Infeksi adalah salah satu diagnosis keperawatan yang paling fundamental dan sering ditegakkan, terutama dalam lingkungan perawatan akut seperti pasca-pembedahan. Diagnosis ini tidak menunjukkan adanya infeksi yang sedang berlangsung, melainkan mengidentifikasi bahwa seorang individu memiliki kerentanan yang lebih tinggi untuk terinfeksi dibandingkan populasi umum. Faktor risiko utama dalam konteks ini adalah adanya insisi bedah, yang secara langsung merusak pertahanan tubuh primer, yaitu integritas kulit.
Kulit merupakan barier fisik, kimia, dan biologis yang luar biasa efektif dalam mencegah masuknya mikroorganisme dari lingkungan eksternal ke dalam tubuh. Ketika sebuah insisi bedah dibuat, barier ini ditembus, menciptakan sebuah "pintu masuk" atau portal of entry bagi bakteri, virus, dan jamur. Jaringan yang terpapar, pembuluh darah yang terpotong, dan adanya jahitan atau staples menjadi lingkungan yang ideal bagi mikroorganisme untuk berkolonisasi dan kemudian berproliferasi, yang pada akhirnya dapat menyebabkan infeksi.
Proses terjadinya infeksi pasca-bedah (Surgical Site Infection - SSI) adalah sebuah proses multifaktorial. Faktor-faktor risiko dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori utama: faktor pasien, faktor pra-operasi, dan faktor intra/pasca-operasi.
1. Faktor Pasien (Host Factors): Kondisi intrinsik pasien sangat mempengaruhi kemampuannya untuk melawan infeksi. Pasien dengan kondisi komorbid seperti Diabetes Melitus memiliki risiko lebih tinggi karena hiperglikemia dapat mengganggu fungsi leukosit (sel darah putih) dan memperlambat penyembuhan luka. Status nutrisi yang buruk, terutama defisiensi protein dan vitamin C, juga melemahkan sistem imun dan proses perbaikan jaringan. Pasien obesitas berisiko lebih tinggi karena jaringan adiposa memiliki vaskularisasi yang lebih sedikit, sehingga pengiriman sel-sel imun dan antibiotik ke lokasi insisi menjadi kurang efisien. Faktor lain termasuk usia lanjut, status imunosupresi (misalnya akibat kemoterapi, penggunaan steroid jangka panjang, atau infeksi HIV), dan kebiasaan merokok yang mengganggu oksigenasi jaringan.
2. Faktor Pra-operasi: Persiapan sebelum operasi juga krusial. Kolonisasi mikroorganisme pada kulit pasien, seperti Staphylococcus aureus (termasuk MRSA), dapat menjadi sumber infeksi endogen. Oleh karena itu, prosedur seperti mandi dengan antiseptik sebelum operasi sering direkomendasikan. Durasi rawat inap sebelum operasi yang terlalu lama juga dapat meningkatkan risiko kolonisasi dengan patogen nosokomial yang seringkali lebih resisten terhadap antibiotik.
3. Faktor Intra dan Pasca-operasi: Lingkungan dan teknik selama pembedahan sangat menentukan. Teknik aseptik yang ketat oleh tim bedah adalah pilar utama pencegahan infeksi. Durasi operasi yang panjang, kehilangan darah yang signifikan, dan tingkat kontaminasi luka (misalnya, operasi pada usus yang dianggap sebagai operasi bersih-terkontaminasi atau kotor) secara langsung meningkatkan risiko. Setelah operasi, manajemen luka menjadi sangat penting. Perawatan luka insisi yang tidak steril, adanya drainase yang tidak adekuat, atau kontaminasi dari lingkungan sekitar dapat memicu infeksi. Kehadiran benda asing seperti jahitan, staples, atau implan juga dapat menjadi nidus (titik fokus) bagi bakteri untuk membentuk biofilm, yang membuatnya lebih sulit untuk dieliminasi oleh sistem imun dan antibiotik.
Secara klinis, perawat harus waspada terhadap tanda dan gejala infeksi lokal pada area insisi, yang dikenal dengan akronim REEDA (Redness, Edema, Ecchymosis, Discharge, Approximation) atau tanda-tanda klasik inflamasi: rubor (kemerahan), calor (panas), dolor (nyeri), dan tumor (bengkak). Adanya drainase purulen (nanah) atau berbau busuk adalah tanda infeksi yang jelas. Selain itu, infeksi dapat menjadi sistemik, ditandai dengan demam, menggigil, takikardia, malaise, dan peningkatan jumlah sel darah putih (leukositosis) pada pemeriksaan laboratorium. Oleh karena itu, pemantauan ketat terhadap tanda-tanda vital dan kondisi luka pasien adalah intervensi keperawatan yang esensial dalam mengelola risiko ini.
Kode SLKI: L.14137
Luaran yang Diharapkan:
Tingkat Infeksi Menurun
Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan tingkat infeksi menurun dengan kriteria hasil:
- Demam menurun
- Kemerahan pada area insisi menurun
- Nyeri pada area insisi menurun
- Bengkak pada area insisi menurun
- Kadar sel darah putih membaik
- Tidak ada pus pada area insisi
- Tidak ada cairan berbau busuk dari area insisi
- Kultur area luka menunjukkan hasil negatif (jika dilakukan)
Kode SIKI: I.14539
Intervensi Utama:
Pencegahan Infeksi
Definisi: Mengidentifikasi dan menurunkan risiko terserang organisme patogenik.
Tindakan:
Observasi
- Monitor tanda dan gejala infeksi lokal (kemerahan, bengkak, panas, nyeri, adanya pus) dan sistemik (demam, menggigil, peningkatan leukosit).
Terapeutik
- Batasi jumlah pengunjung untuk mengurangi paparan patogen dari luar.
- Terapkan kewaspadaan standar pada semua pasien.
- Cuci tangan dengan sabun antiseptik atau hand-rub berbasis alkohol sebelum dan sesudah kontak dengan pasien, lingkungan pasien, dan setelah melepas sarung tangan.
- Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi, terutama saat melakukan perawatan luka insisi bedah. Ganti balutan sesuai protokol atau ketika balutan kotor/basah.
- Pastikan peralatan yang digunakan untuk perawatan luka steril.
Edukasi
- Jelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala infeksi yang harus segera dilaporkan (misalnya, demam, kemerahan yang meluas, nyeri yang meningkat, atau keluarnya nanah dari luka).
- Ajarkan pasien dan keluarga cara mencuci tangan yang benar untuk mencegah transmisi silang.
- Ajarkan pasien cara merawat luka insisi secara mandiri dengan teknik bersih atau steril sesuai anjuran.
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan asupan nutrisi, terutama protein dan vitamin C, untuk mendukung penyembuhan luka dan fungsi imun.
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan asupan cairan untuk menjaga hidrasi yang adekuat.
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik profilaksis atau terapeutik sesuai indikasi dan hasil kultur (jika ada).
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet tinggi kalori tinggi protein (TKTP) untuk mempercepat proses penyembuhan.
***PERINGATAN: Informasi dan kode ini adalah SARAN untuk tujuan DIKLAT/SIMULASI dan BUKAN pengganti diagnosis atau kodifikasi resmi.***
Article No. 21859 | 30 Sep 2025
Klinis : pasien umur 3 tahun mengalami sindrom nefrotik, sudah 3 hari di rawat. ttv anak saat ini baik, tidak ada keluhan saat dikaji, hanya saja sakit pada tangan yang diinfus. anak terlihat ceria dan mampu diajak komunikasi dengan aktif. saat ini dipasang infus pump
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Nyeri Akut
Kode SDKI: D.0077
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan. Nyeri merupakan pengalaman yang sangat subjektif dan bersifat individual, di mana apa yang dilaporkan oleh pasien adalah representasi paling akurat dari nyeri yang dirasakannya. Dalam konteks keperawatan, nyeri adalah alasan paling umum seseorang mencari bantuan kesehatan dan dapat menjadi tanda peringatan adanya cedera atau penyakit. Pada kasus pasien anak usia 3 tahun dengan sindrom nefrotik yang mengeluh sakit pada tangan yang diinfus, diagnosis Nyeri Akut menjadi sangat relevan. Penyebab utama dalam skenario ini dikategorikan sebagai agen pencedera fisik, yaitu adanya kanula intravena (infus) yang terpasang di pembuluh darah. Pemasangan infus, meskipun merupakan prosedur terapeutik yang esensial, secara inheren bersifat invasif dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan lokal. Iritasi mekanis dari kanula, iritasi kimia dari cairan infus, atau komplikasi seperti flebitis (peradangan vena) atau infiltrasi (cairan infus masuk ke jaringan sekitar) adalah pemicu umum dari nyeri di lokasi infus. Gejala dan tanda mayor untuk diagnosis ini meliputi data subjektif berupa keluhan nyeri dari pasien dan data objektif seperti tampak meringis, bersikap protektif (misalnya, tidak mau menggerakkan tangan yang diinfus), gelisah, dan peningkatan frekuensi nadi. Pada anak-anak, terutama pada usia 3 tahun yang kemampuan verbalnya masih berkembang, penilaian nyeri memerlukan pendekatan khusus. Anak mungkin tidak dapat mendeskripsikan nyeri dengan kata-kata yang kompleks, namun dapat menunjukkannya melalui perilaku. Pengkajian nyeri pada populasi pediatrik harus menggunakan alat ukur yang valid dan sesuai dengan usia perkembangan. Untuk anak usia 3 tahun, skala yang direkomendasikan adalah Wong-Baker FACES Pain Rating Scale, di mana anak diminta menunjuk gambar wajah yang paling sesuai dengan perasaannya, atau FLACC Scale (Face, Legs, Activity, Cry, Consolability) yang merupakan skala observasional yang dinilai oleh perawat. Meskipun dalam deskripsi kasus disebutkan anak terlihat ceria dan aktif berkomunikasi, keluhan nyeri spesifik pada tangan yang diinfus tidak boleh diabaikan. Anak-anak seringkali memiliki mekanisme koping yang baik dan dapat tampak bermain meskipun sedang merasakan nyeri. Oleh karena itu, laporan verbal sekecil apapun harus divalidasi dengan pengkajian fisik yang teliti pada area yang dikeluhkan. Perawat harus memeriksa lokasi pemasangan infus untuk tanda-tanda kemerahan, bengkak, teraba hangat, atau adanya kebocoran cairan. Nyeri akut yang tidak tertangani dengan baik pada anak dapat menimbulkan dampak negatif yang signifikan, baik secara fisiologis maupun psikologis. Secara fisiologis, nyeri dapat memicu respons stres yang meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, dan laju pernapasan, serta dapat mengganggu pola tidur dan nafsu makan. Secara psikologis, pengalaman nyeri yang buruk dapat menyebabkan trauma, kecemasan, dan ketakutan terhadap prosedur medis di masa depan, yang dapat mempersulit perawatan selanjutnya. Oleh karena itu, identifikasi dan penatalaksanaan nyeri akut pada pasien ini adalah prioritas untuk meningkatkan kenyamanan, mencegah komplikasi, dan mendukung proses penyembuhan secara keseluruhan.
Kode SLKI: L.08066
Luaran yang Diharapkan: Tingkat Nyeri. Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan tingkat nyeri pasien menurun dengan kriteria hasil:
- Keluhan nyeri menurun (dari skala 4 menjadi 1)
- Meringis menurun (dari skala 4 menjadi 1)
- Sikap protektif menurun (dari skala 4 menjadi 1)
- Gelisah menurun (dari skala 4 menjadi 1)
- Kesulitan tidur menurun (dari skala 4 menjadi 1)
- Frekuensi nadi membaik (mendekati rentang normal sesuai usia)
Kode SIKI: I.08238
Intervensi Utama: Manajemen Nyeri.
Observasi:- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri pada area tangan yang terpasang infus.
- Gunakan teknik asesmen nyeri yang sesuai dengan usia dan tingkat perkembangan anak (misalnya, skala wajah Wong-Baker atau skala FLACC).
- Identifikasi respons nyeri non-verbal (misalnya, meringis, menangis, menarik tangan).
- Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah intervensi nyeri.
- Periksa lokasi infus secara berkala untuk tanda-tanda flebitis atau infiltrasi (kemerahan, bengkak, nyeri tekan, teraba hangat/dingin).
- Berikan lingkungan yang nyaman dan minimalkan rangsangan yang dapat memperburuk nyeri.
- Gunakan teknik non-farmakologis untuk meredakan nyeri, seperti teknik distraksi (mengajak bermain, menonton kartun, membacakan cerita), terapi musik, atau sentuhan terapeutik.
- Fasilitasi istirahat dan tidur yang cukup untuk membantu menurunkan persepsi nyeri.
- Atur posisi tangan yang terpasang infus agar nyaman dan tidak tertekan.
- Jelaskan penyebab nyeri kepada orang tua dan kepada anak dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti.
- Anjurkan orang tua untuk melaporkan segera jika nyeri bertambah atau jika terdapat perubahan pada area infus.
- Ajarkan orang tua teknik non-farmakologis (misalnya, distraksi) yang dapat mereka lakukan secara mandiri untuk membantu anak.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik, jika diperlukan dan sesuai indikasi.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengevaluasi ulang kebutuhan dan kondisi jalur intravena. Jika ditemukan tanda flebitis atau infiltrasi, pertimbangkan untuk memindahkan lokasi infus.
***PERINGATAN: Informasi dan kode ini adalah SARAN untuk tujuan DIKLAT/SIMULASI dan BUKAN pengganti diagnosis atau kodifikasi resmi.***
Article No. 21798 | 29 Sep 2025
Klinis : ganguan pola tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Gangguan Pola Tidur
Kode SDKI: 00044
Deskripsi Singkat: Gangguan Pola Tidur didefinisikan sebagai gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan dan mengganggu fungsi kehidupan yang diinginkan. Ini adalah kondisi di mana individu mengalami kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur, atau merasa tidurnya tidak restoratif (tidak menyegarkan). Gangguan ini dapat bermanifestasi sebagai insomnia (kesulitan tidur), hipersomnia (terlalu banyak tidur), atau pola tidur-bangun yang tidak teratur. Dampaknya sangat luas, mempengaruhi kesehatan fisik, fungsi kognitif, stabilitas emosional, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Faktor penyebabnya multifaktorial, dapat berasal dari faktor internal seperti penyakit, nyeri, kecemasan, atau depresi, maupun faktor eksternal seperti kebisingan, cahaya, suhu ruangan yang tidak nyaman, atau stresor psikososial. Perawat berperan penting dalam mengkaji faktor-faktor ini secara komprehensif dan merencanakan intervensi yang tepat untuk membantu pasien mencapai kualitas dan kuantitas tidur yang optimal.
Kode SLKI: 1400
Deskripsi : SLKI dengan kode 1400 berfokus pada Peningkatan Tidur. Tujuan akhir dari diagnosa ini adalah agar pasien dapat mencapai pola tidur yang memadai dan meningkatkan kualitas tidurnya. Luaran yang diharapkan ini diukur melalui beberapa indikator kunci. Pertama, pasien mampu melaporkan peningkatan perasaan istirahat setelah bangun tidur dan peningkatan energi di siang hari. Kedua, pasien dapat mendemonstrasikan kemampuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor individual yang menghambat dan mendukung tidurnya, yang menunjukkan pemahaman tentang kondisi dirinya sendiri. Ketiga, pasien akan menerapkan perilaku yang mendukung peningkatan kualitas tidur, yang dikenal dengan istilah 'sleep hygiene'. Perilaku ini mencakup menciptakan lingkungan tidur yang nyaman (gelap, tenang, suhu sesuai), menghindari konsumsi kafein dan makanan berat mendekati waktu tidur, serta melakukan aktivitas yang menenangkan sebelum tidur seperti membaca atau mandi air hangat. Keempat, pasien diharapkan dapat mempertahankan periode tidur dan bangun yang konsisten, yang membantu mengatur ulang ritme sirkadian tubuh. Kelima, durasi tidur pasien harus meningkat hingga mendekati jumlah jam tidur normal yang direkomendasikan untuk usianya. Terakhir, pasien akan melaporkan penurunan frekuensi terjaga di malam hari dan penurunan kesulitan untuk memulai tidur kembali jika terbangun. Pencapaian luaran-luaran ini menunjukkan keberhasilan dalam mengatasi gangguan pola tidur yang dialami.
Kode SIKI: 4410
Deskripsi : SIKI dengan kode 4410 adalah Manajemen Insomnia, yang merupakan serangkaian intervensi keperawatan spesifik yang dirancang untuk mengatasi kesulitan dalam memulai atau mempertahankan tidur. Intervensi ini bersifat komprehensif dan holistik. Pertama, perawat mengajarkan pasien tentang teknik relaksasi yang efektif, seperti latihan napas dalam, relaksasi otot progresif, atau visualisasi, untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan yang sering menjadi penghalang tidur. Kedua, perawat mendorong pasien untuk membatasi waktu di tempat tidur hanya untuk tidur dan aktivitas seksual, bukan untuk bekerja atau menonton TV, sehingga otak mengasosiasikan tempat tidur secara eksklusif dengan istirahat. Ketiga, intervensi penting adalah mengatur jadwal tidur yang konsisten, termasuk bangun pada waktu yang sama setiap hari bahkan di akhir pekan, untuk menstabilkan jam biologis internal. Keempat, perawat akan memandu pasien untuk menghindari stimulan seperti kafein (dalam kopi, teh, cokelat) dan nikotin, terutama di sore dan malam hari. Kelima, menciptakan lingkungan tidur yang optimal adalah kunci; perawat dapat membantu mengevaluasi dan menyarankan perbaikan pada faktor pencahayaan, kebisingan, dan suhu ruangan. Keenam, intervensi juga mencakup manajemen faktor medis yang mendasari, seperti pemberian obat nyeri sesuai program terapi jika nyeri adalah penyebabnya, atau koordinasi dengan tim medis untuk mengatur jadwal pemberian obat yang mungkin mengganggu tidur. Ketujuh, perawat mendorong pasien untuk menghindari tidur siang yang berlebihan, karena dapat mengurangi dorongan tidur di malam hari. Intervensi ini dilakukan melalui pendidikan kesehatan, pendampingan, dan evaluasi berkelanjutan untuk memastikan efektivitasnya bagi setiap pasien secara individual.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 344 345 346 347 348 349 350 351 352 353 354 355 356 357 358 359 360 361 362 363 364 365 366 367 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377 378 379 380 381 382 383 384 385 386 387 388 389 390 391 392 393 394 395 396 397 398 399 400 401 402 403 404 405 406 407 408 409 410 411 412 413 414 415 416 417 418 419 420 421 422 423 424 425 426 427 428 429 430 431 432 433 434 435 436 437 438 439 440 441 442 443 444 445 446 447 448 449 450 451 452 453 454 455 456 457 458 459 460 461 462 463 464 465 466 467 468 469 470 471 472 473 474 475 476 477 478 479 480 481 482 483 484 485 486 487 488 489 490 491 492 493 494 495 496 497 498 499 500 501 502 503 504 505 506 507 508 509 510 511 512 513 514 515 516 517 518 519 520 521 522 523 524 525 526 527 528 529 530 531 532 533 534 535 536 537 538 539 540 541 542 543 544 545 546 547 548 549 550 551 552 553 554 555 556 557 558 559 560 561 562 563 564 565 566 567 568 569 570 571 572 573 574 575 576 577 578 579 580 581 582 583 584 585 586 587 588 589 590 591 592 593 594 595 596 597 598 599 600 601 602 603 604 605 606 607 608 609 610 611 612 613 614 615 616 617 618 619 620 621 622 623 624 625 626 627 628 629 630 631 632 633 634 635 636 637 638 639 640 641 642 643 644 645 646 647 648 649 650 651 652 653 654 655 656 657 658 659 660 661 662 663 664 665 666 667 668 669 670 671 672 673 674 675 676 677 678 679 680 681 682 683 684 685 686 687 688 689 690 691 692 693 694 695 696 697 698 699 700 701 702 703 704 705 706 707 708 709 710 711 712 713 714 715 716 717 718 719 720 721 722 723 724 725 726 727 728 729 730 731 732 733 734 735 736 737 738 739 740 741 742 743 744 745 746 747 748 749 750 751 752 753 754 755 756 757 758 759 760 761 762 763 764 765 766 767 768 769 770 771 772 773 774 775 776 777 778 779 780 781 782 783 784 785 786 787 788 789 790 791 792 793 794 795 796 797 798 799 800 801 802 803 804 805 806 807 808 809 810 811 812 813 814 815 816 817 818 819 820 821 822 823 824 825 826 827 828 829 830 831 832 833 834 835 836 837 838 839 840 841 842 843 844 845 846 847 848 849 850 851 852 853 854 855 856 857 858 859 860 861 862 863 864 865 866 867 868 869 870 871 872 873 874 875 876 877 878 879 880 881 882 883 884 885 886 887 888 889 890 891 892 893 894 895 896 897 898 899 900 901 902 903 904 905 906 907 908 909 910 911 912 913 914 915 916 917 918 919 920 921 922 923 924 925 926 927 928 929 930 931 932 933 934 935 936 937 938 939 940 941 942 943 944 945 946 947 948 949 950 951 952 953 954 955 956 957 958 959 960 961 962 963 964 965 966 967 968 969 970 971 972 973 974 975 976 977 978 979 980 981 982 983 984 985 986 987 988 989 990 991 992 993 994 995 996 997 998 999 1000 1001 1002 1003 1004 1005 1006 1007 1008 1009 1010 1011 1012 1013 1014 1015 1016 1017 1018 1019 1020 1021 1022 1023 1024 1025 1026 1027 1028 1029 1030 1031 1032 1033 1034 1035 1036 1037 1038 1039 1040 1041 1042 1043 1044 1045 1046 1047 1048 1049 1050 1051 1052 1053 1054 1055 1056 1057 1058 1059 1060 1061 1062 1063 1064 1065 1066 1067 1068 1069 1070 1071 1072 1073 1074 1075 1076 1077 1078 1079 1080 1081 1082 1083 1084 1085 1086 1087 1088 1089 1090 1091 1092 1093 1094 1095 1096 1097 1098 1099 1100 1101 1102 1103 1104 1105 1106 1107 1108 1109 1110 1111 1112 1113 1114 1115 1116 1117 1118 1119 1120 1121 1122 1123 1124 1125 1126 1127 1128 1129 1130 1131 1132 1133 1134 1135 1136 1137 1138 1139 1140 1141 1142 1143 1144 1145 1146 1147 1148 1149 1150 1151 1152 1153 1154 1155 1156 1157 1158 1159 1160 1161 1162 1163 1164 1165 1166 1167 1168 1169 1170 1171 1172 1173 1174 1175 1176 1177 1178 1179 1180 1181 1182 1183 1184 1185 1186 1187 1188 1189 1190 1191 1192 1193 1194 1195 1196 1197 1198 1199 1200 1201 1202 1203 1204 1205 1206 1207 1208 1209 1210 1211 1212 1213 1214 1215 1216 1217 1218 1219 1220 1221 1222 1223 1224 1225 1226 1227 1228 1229 1230 1231 1232 1233 1234 1235 1236 1237 1238 1239 1240 1241 1242 1243 1244 1245 1246 1247 1248 1249 1250 1251 1252 1253 1254 1255 1256 1257 1258 1259 1260 1261 1262 1263 1264 1265 1266 1267 1268 1269 1270 1271 1272 1273 1274 1275 1276 1277 1278 1279 1280 1281 1282 1283 1284 1285 1286 1287 1288 1289 1290 1291 1292 1293 1294 1295 1296 1297 1298 1299 1300 1301 1302 1303 1304 1305 1306 1307 1308 1309 1310 1311 1312 1313 1314 1315 1316 1317 1318 1319 1320 1321 1322 1323 1324 1325 1326 1327 1328 1329 1330 1331 1332 1333 1334 1335 1336 1337 1338 1339 1340 1341 1342 1343 1344 1345 1346 1347 1348 1349 1350 1351 1352 1353 1354 1355 1356 1357 1358 1359 1360 1361 1362 1363 1364 1365 1366 1367 1368 1369 1370 1371 1372 1373 1374 1375 1376 1377 1378 1379 1380 1381 1382 1383 1384 1385 1386 1387 1388 1389 1390 1391 1392 1393 1394 1395 1396 1397 1398 1399 1400 1401 1402 1403 1404 1405 1406 1407 1408 1409 1410 1411 1412 1413 1414 1415 1416 1417 1418 1419 1420 1421 1422 1423 1424 1425 1426 1427 1428 1429 1430 1431 1432 1433 1434 1435 1436 1437 1438 1439 1440 1441 1442 1443 1444 1445 1446 1447 1448 1449 1450 1451 1452 1453 1454 1455 1456 1457 1458 1459 1460 1461 1462 1463 1464 1465 1466 1467 1468 1469 1470 1471 1472 1473 1474 1475 1476 1477 1478 1479 1480 1481 1482 1483 1484 1485 1486 1487 1488 1489 1490 1491 1492 1493 1494 1495 1496 1497 1498 1499 1500 1501 1502 1503 1504 1505 1506 1507 1508 1509 1510 1511 1512 1513 1514 1515 1516 1517 1518 1519 1520 1521 1522 1523 1524 1525 1526 1527 1528 1529 1530 1531 1532 1533 1534 1535 1536 1537 1538 1539 1540 1541 1542 1543 1544 1545 1546 1547 1548 1549 1550 1551 1552 1553 1554 1555 1556 1557 1558 1559 1560 1561 1562 1563 1564 1565 1566 1567 1568 1569 1570 1571 1572 1573 1574 1575 1576 1577 1578 1579 1580 1581 1582 1583 1584 1585 1586 1587 1588 1589 1590 1591 1592 1593 1594 1595 1596 1597 1598 1599 1600 1601 1602 1603 1604 1605 1606 1607 1608 1609 1610 1611 1612 1613 1614 1615 1616 1617 1618 1619 1620 1621 1622 1623 1624 1625 1626 1627 1628 1629 1630 1631 1632 1633 1634 1635 1636 1637 1638 1639 1640 1641 1642 1643 1644 1645 1646 1647 1648 1649 1650 1651 1652 1653 1654 1655 1656 1657 1658 1659 1660 1661 1662 1663 1664 1665 1666 1667 1668 1669 1670 1671 1672 1673 1674 1675 1676 1677 1678 1679 1680 1681 1682 1683 1684 1685 1686 1687 1688 1689 1690 1691 1692 1693 1694 1695 1696 1697 1698 1699 1700 1701 1702 1703 1704 1705 1706 1707 1708 1709 1710 1711 1712 1713 1714 1715 1716 1717 1718 1719 1720 1721 1722 1723 1724 1725 1726 1727 1728 1729 1730 1731 1732 1733 1734 1735 1736 1737 1738 1739 1740 1741 1742 1743 1744 1745 1746 1747 1748 1749 1750 1751 1752 1753 1754 1755 1756 1757 1758 1759 1760 1761 1762 1763 1764 1765 1766 1767 1768 1769 1770 1771 1772 1773 1774 1775 1776 1777 1778 1779 1780 1781 1782 1783 1784 1785 1786 1787 1788 1789 1790 1791 1792 1793 1794 1795 1796 1797 1798 1799 1800 1801 1802 1803 1804 1805 1806 1807 1808 1809 1810 1811 1812 1813 1814 1815 1816 1817 1818 1819 1820 1821 1822 1823 1824 1825 1826 1827 1828 1829 1830 1831 1832 1833 1834 1835 1836 1837 1838 1839 1840 1841 1842 1843 1844 1845 1846 1847 1848 1849 1850 1851 1852 1853 1854 1855 1856 1857 1858 1859 1860 1861 1862 1863 1864 1865 1866 1867 1868 1869 1870 1871 1872 1873 1874 1875 1876 1877 1878 1879 1880 1881 1882 1883 1884 1885 1886 1887 1888 1889 1890 1891 1892 1893 1894 1895 1896 1897 1898 1899 1900 1901 1902 1903 1904 1905 1906 1907 1908 1909 1910 1911 1912 1913 1914 1915 1916 1917 1918 1919 1920 1921 1922 1923 1924 1925 1926 1927 1928 1929 1930 1931 1932 1933 1934 1935 1936 1937 1938 1939 1940 1941 1942 1943 1944 1945 1946 1947 1948 1949 1950 1951 1952 1953 1954 1955 1956 1957 1958 1959 1960 1961 1962 1963 1964 1965 1966 1967 1968 1969 1970 1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041 2042 2043 2044 2045 2046 2047 2048 2049 2050 2051 2052 2053 2054 2055 2056 2057 2058 2059 2060 2061 2062 2063 2064 2065 2066 2067 2068 2069 2070 2071 2072 2073 2074 2075 2076 2077 2078 2079 2080 2081 2082 2083 2084 2085 2086 2087 2088 2089 2090 2091 2092 2093 2094 2095 2096 2097 2098 2099 2100 2101 2102 2103 2104 2105 2106 2107 2108 2109 2110 2111 2112 2113 2114 2115 2116 2117 2118 2119 2120 2121 2122 2123 2124 2125 2126 2127 2128 2129 2130 2131 2132 2133 2134 2135 2136 2137 2138 2139 2140 2141 2142 2143