Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17065 | 10 May 2025
Klinis : Risiko Cedera (D.0136) - Pernah terpapar bahan kimia di tempat kerja • Lingkungan kerja dirasa tidak bebas dari risiko kesehatan • Tidak ada pelatihan ergonomik dari perusahaan APA TUJUAN DANKRITERIA HASIL (SLKI dan kodenya ) DAN INTERVENSI (SIKI)SERTA KODENYA
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Cedera (D.0136) dari Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).
Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI dan Kodenya):
Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan klien dapat menurunkan risiko cedera. Kode SLKI: R.0136 Risiko Cedera.
Kriteria Hasil:
1. Klien dapat mengidentifikasi faktor risiko cedera di tempat kerja (R.0136.1)
2. Klien dapat menjelaskan langkah-langkah pencegahan cedera di tempat kerja (R.0136.2)
3. Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan alat pelindung diri yang sesuai (R.0136.3)
4. Klien dapat memantau tanda-tanda awal terjadinya cedera (R.0136.4)
5. Klien dapat melaporkan adanya insiden atau kejadian yang membahayakan di tempat kerja (R.0136.5)
Intervensi Keperawatan (SIKI dan Kodenya):
1. Edukasi Kesehatan Kerja (I.0298)
- Menjelaskan faktor risiko cedera di tempat kerja
- Mengajarkan teknik pencegahan cedera di tempat kerja
- Mengajarkan penggunaan alat pelindung diri yang sesuai
2. Manajemen Risiko Kesehatan Kerja (I.0568)
- Mengidentifikasi potensi bahaya di tempat kerja
- Membantu klien melaporkan adanya insiden atau kejadian yang membahayakan
- Melakukan pemantauan tanda-tanda awal terjadinya cedera
3. Konseling Kesehatan Kerja (I.0377)
- Membantu klien memahami pentingnya menjaga keselamatan dan kesehatan di tempat kerja
- Mendiskusikan strategi untuk mengurangi risiko cedera di tempat kerja
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan Risiko Cedera (D.0136) dipilih karena klien memiliki faktor risiko cedera, yaitu pernah terpapar bahan kimia di tempat kerja, merasa lingkungan kerja tidak bebas dari risiko kesehatan, dan tidak ada pelatihan ergonomik dari perusahaan. Tujuan dan kriteria hasil yang ditetapkan berfokus pada kemampuan klien dalam mengidentifikasi faktor risiko, mengetahui langkah-langkah pencegahan, menggunakan alat pelindung diri, memantau tanda-tanda awal cedera, dan melaporkan insiden berbahaya. Intervensi keperawatan yang dirancang meliputi edukasi kesehatan kerja, manajemen risiko kesehatan kerja, dan konseling kesehatan kerja untuk membantu klien mengurangi risiko cedera di tempat kerja. -
Article No. 17067 | 10 May 2025
Klinis : TENTUKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN UTAMA DAN INTERVENSI UTAMA DARI DESKRIPSI BERIKUT INI : 2. ANALISIS FILM: WONDER (TAHAP KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH) • Ringkasan Film Singkat (Relevansi Keluarga): Film ini berpusat pada Auggie Pullman, seorang anak berusia 10 tahun (tahap anak usia sekolah) dengan kelainan bentuk wajah (Treacher Collins Syndrome) yang memutuskan untuk masuk sekolah umum setelah bertahun-tahun homeschooling. Cerita tidak hanya fokus pada adaptasi Auggie, tetapi juga dampak keputusannya pada seluruh anggota keluarga: orang tuanya yang protektif namun juga cemas, dan saudara perempuannya, Via (dalam transisi ke remaja), yang merasa seringkali "tidak terlihat" dibandingkan dengan kebutuhan khusus Auggie. Film ini menyoroti ketahanan keluarga, dinamika sibling, dan pentingnya penerimaan. • Analisis Asuhan Keperawatan Keluarga: o Pengkajian Fokus Keluarga: Stresor: Transisi besar dalam kehidupan anak (masuk sekolah umum), potensi bullying dan penolakan sosial, kebutuhan adaptasi keluarga terhadap tantangan baru, dinamika sibling (perasaan Via yang merasa perhatian orang tua terbagi ke Auggie). Koping Keluarga: Keluarga Pullman secara umum menunjukkan koping adaptif dan resilien. Mereka memiliki komunikasi terbuka (walaupun Via terkadang menahan diri), saling mendukung (meski ada momen ketegangan), dan aktif mencari solusi (memilih sekolah, menemui guru). Mereka menggunakan humor sebagai mekanisme koping. Fungsi Keluarga: Fungsi afektif sangat kuat (cinta dan dukungan), fungsi sosialisasi teruji (membantu Auggie berinteraksi sosial), fungsi perawatan kesehatan (mendukung kebutuhan medis Auggie, memastikan kesehatannya), fungsi ekonomi (mampu menyediakan kebutuhan Auggie, sekolah). Komunikasi Keluarga: Secara umum baik, ada usaha orang tua untuk berkomunikasi dengan kedua anak, namun terkadang mereka luput memperhatikan kebutuhan emosional Via karena fokus pada Auggie. Peran Keluarga: Peran orang tua sebagai pendukung, advokat, dan pelindung sangat menonjol. Peran Via sebagai kakak dan figur pendukung untuk Auggie (meskipun ia sendiri membutuhkan dukungan). Tahap Perkembangan Auggie: Berada pada tahap Industry vs. Inferiority, berusaha keras untuk diterima dan merasa kompeten di lingkungan sekolah baru, menghadapi tantangan besar dalam pembentukan rasa percaya diri dan identitas. Tahap Perkembangan Via: Berada dalam transisi menuju remaja, bergulat dengan identitas, persahabatan, hubungan romantis, dan kebutuhan akan kemandirian dan pengakuan dari orang tua. o Data Fokus dari Film: Data Subjektif: Pernyataan Auggie tentang ketakutannya pergi sekolah; perasaan Via yang diungkapkan kepada temannya "Aku seperti planet yang mengorbit Auggie, sang matahari"; kekhawatiran orang tua saat Auggie akan masuk sekolah; percakapan keluarga saat makan malam. Data Objektif: Auggie yang selalu memakai helm sebelum memutuskan melepaskannya; ekspresi Auggie saat menghadapi bullying; interaksi Via dengan teman-temannya dan orang tuanya (terkadang menarik diri); usaha orang tua berkomunikasi dengan pihak sekolah. o Masalah Keperawatan Keluarga yang Mungkin Muncul: Perubahan Proses Keluarga b.d transisi perkembangan anak dan kebutuhan khusus (kelainan wajah). Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga b.d luputnya perhatian terhadap kebutuhan emosional sibling (Via) akibat fokus pada anak dengan kebutuhan khusus. Ketegangan Peran Saudara Kandung (Sibling Role Strain) b.d pembagian perhatian dan sumber daya keluarga yang tidak merata. Risiko Isolasi Sosial pada Auggie b.d penampilan fisik dan potensi penolakan sosial. Gangguan Citra Tubuh pada Auggie b.d penampilannya. o Intervensi Keperawatan Keluarga Utama: Konseling Keluarga: Memfasilitasi diskusi terbuka tentang perasaan setiap anggota keluarga, termasuk perasaan Via; membantu orang tua menyadari dan memenuhi kebutuhan unik masing-masing anak. Pendidikan Kesehatan: Memberikan informasi tentang Treacher Collins Syndrome kepada keluarga (jika belum sepenuhnya paham) dan membantu mereka menyusun strategi edukasi untuk lingkungan sosial (teman, guru). Dukungan untuk Sibling: Memberikan perhatian dan dukungan individual kepada Via; mengakui perannya dalam keluarga dan tantangan yang dihadapinya. Advokasi: Bekerja sama dengan pihak sekolah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan mencegah bullying. Meningkatkan Keterampilan Sosial: Membantu Auggie mengembangkan keterampilan berinteraksi dan merespons situasi sosial. Rujukan: Merujuk keluarga ke kelompok pendukung orang tua dengan anak berkebutuhan khusus atau kelompok pendukung sibling. o Evaluasi yang Diharapkan: Komunikasi keluarga meningkat, terutama antara orang tua dan Via. Via merasa lebih dihargai dan kebutuhannya diakui. Auggie berhasil beradaptasi di sekolah dan menjalin hubungan sosial yang positif. Keluarga menunjukkan ketahanan dan koping yang efektif dalam menghadapi tantangan. Fungsi keluarga (terutama sosialisasi dan afektif) meningkat. • Dukungan Jurnal: o Judul/Topik Relevan: Dampak Penyakit Kronis/Kebutuhan Khusus pada Sibling, Dinamika Keluarga dengan Anak Berkebutuhan Khusus, Resiliensi Keluarga, Koping Keluarga Terhadap Stres Sosial. o Contoh Kutipan Konsep: "Seringkali, sibling dari anak dengan penyakit kronis atau disabilitas mengalami beban emosional dan sosial yang unik, yang dapat memengaruhi penyesuaian psikososial mereka jika tidak mendapatkan dukungan yang memadai" (Meadows, et al., 20XX). "Resiliensi keluarga adalah kemampuan keluarga untuk bangkit kembali dari kesulitan, yang melibatkan proses adaptasi positif dan pemeliharaan fungsi keluarga di bawah tekanan" (Walsh, 20XX, dikutip dalam banyak publikasi). ________________________________________ 3. ANALISIS FILM: MY SISTER'S KEEPER (TAHAP KELUARGA DENGAN REMAJA) • Ringkasan Film Singkat (Relevansi Keluarga): Film ini menceritakan keluarga Fitzgerald yang menghadapi penyakit leukemia kronis pada putri mereka, Kate (remaja). Adik perempuannya, Anna (remaja), dilahirkan melalui rekayasa genetika sebagai donor yang kompatibel untuk Kate. Konflik muncul ketika Anna, setelah bertahun-tahun memberikan sel punca, sumsum tulang, dan bagian tubuh lainnya, menolak mendonorkan ginjalnya dan mengajukan gugatan hukum (medical emancipation) terhadap orang tuanya untuk mendapatkan otonomi medis atas tubuhnya sendiri. Film ini mengeksplorasi beban penyakit kronis/terminal pada seluruh keluarga, isu etika, komunikasi yang rusak, dan proses berduka. • Analisis Asuhan Keperawatan Keluarga: o Pengkajian Fokus Keluarga: Stresor: Penyakit kronis dan terminal pada anak (Kate), dilema etika dan moral (konsepsi Anna sebagai donor), konflik hukum dalam keluarga (gugatan Anna), beban emosional dan fisik merawat pasien kronis, berduka antisipatori. Koping Keluarga: Sarah (ibu) menunjukkan koping yang sangat terfokus dan intens pada perawatan Kate, terkadang mengabaikan kebutuhan anggota keluarga lain. Brian (ayah) seringkali menjadi penengah, tetapi juga tertekan. Jesse (kakak laki-laki) menarik diri dan menggunakan mekanisme koping maladaptif (misal: kenakalan). Anna menunjukkan koping melalui perlawanan dan pencarian otonomi sebagai cara untuk mengontrol situasinya. Secara keseluruhan, koping keluarga terfragmentasi dan seringkali tidak efektif. Fungsi Keluarga: Sangat terganggu, terutama fungsi afektif (kesulitan mengekspresikan perasaan secara sehat, ada kebencian terpendam), fungsi perawatan kesehatan (terlalu fokus pada aspek teknis/medis Kate, mengabaikan aspek psikososial), fungsi sosialisasi (keluarga terisolasi, fokus hanya pada penyakit Kate), fungsi pengambilan keputusan (konflik besar). Komunikasi Keluarga: Sangat buruk, ditandai dengan argumen, penahanan perasaan, ketidakmampuan membahas topik sulit secara terbuka (misal: kematian, perasaan Anna). Peran Keluarga: Peran orang tua sebagai pengambil keputusan untuk anak-anak diuji secara ekstrem. Peran Anna sebagai "anak donor" yang tidak diinginkannya, peran Kate sebagai pasien yang sakit, dan peran Jesse sebagai anak yang terabaikan. Tahap Perkembangan Kate & Anna: Keduanya adalah remaja yang seharusnya sedang dalam proses pembentukan identitas (Identity vs. Role Confusion), namun perkembangan mereka terhambat atau terdistorsi oleh penyakit Kate dan dinamika keluarga. Anna berjuang untuk otonomi dan identitas terpisah dari perannya sebagai donor. Kate bergulat dengan penyakitnya dan penerimaan kematian. Jesse mencari perhatian dengan cara negatif. o Data Fokus dari Film: Data Subjektif: Pernyataan Anna di pengadilan tentang keinginannya atas tubuhnya; pernyataan Sarah "Dia (Anna) dilahirkan untuk menyelamatkan Kate"; luapan emosi atau kemarahan dalam percakapan keluarga; pengakuan Kate tentang keinginannya untuk "pergi" dan mengakhiri penderitaannya; perilaku menarik diri Jesse. Data Objektif: Kondisi fisik Kate yang semakin lemah; persidangan antara Anna dan orang tuanya; kurangnya interaksi positif antar anggota keluarga; penampilan Jesse yang urakan. o Masalah Keperawatan Keluarga yang Mungkin Muncul: Ketidakefektifan Koping Keluarga b.d penyakit kronis/terminal, konflik etika, dan stres hukum. Perubahan Proses Keluarga b.d stres kronis, konflik internal, dan kerusakan komunikasi. Konflik Pengambilan Keputusan Keluarga b.d pilihan perawatan, otonomi pasien/donor, dan nilai-nilai keluarga. Ketegangan Peran Saudara Kandung (Sibling Role Strain) b.d peran yang dipaksakan pada Anna dan perasaan terabaikan Jesse. Berduka Komplikasi/Disfungsional b.d penyakit terminal dan kesulitan memproses emosi. Kerusakan Komunikasi Keluarga b.d ketidakmampuan membahas perasaan dan masalah secara terbuka. Isolasi Sosial Keluarga b.d fokus pada penyakit dan masalah internal. o Intervensi Keperawatan Keluarga Utama: Konseling Keluarga Inten: Memfasilitasi komunikasi terbuka dan jujur, membantu anggota keluarga mengekspresikan perasaan (marah, takut, bersalah, sedih); mediasi konflik antara Anna dan orang tua. Dukungan Berduka: Mendukung keluarga dalam proses berduka antisipatori untuk Kate, dan berduka setelah kematian Kate (jika terjadi sesuai film). Edukasi tentang Penyakit Kronis/Terminal: Memberikan informasi yang jelas tentang prognosis, pilihan perawatan paliatif, dan proses kematian; membantu keluarga membuat keputusan yang terinformasi. Dukungan Individual: Memberikan dukungan konseling untuk setiap anggota keluarga (Anna, Kate, Jesse, Sarah, Brian) untuk mengatasi tantangan spesifik mereka. Konsultasi Etika: Merujuk keluarga ke komite etika rumah sakit atau konselor etika medis untuk membantu menavigasi isu sulit terkait donor dan otonomi. Rujukan: Merujuk ke kelompok pendukung keluarga dengan anak sakit kronis, terapis keluarga, atau layanan hospis. o Evaluasi yang Diharapkan: Komunikasi keluarga menjadi lebih terbuka dan jujur. Anggota keluarga mampu mengekspresikan perasaan mereka secara lebih sehat. Konflik dalam keluarga (atau setidaknya intensitasnya) berkurang, dengan solusi yang lebih adaptif (baik melalui negosiasi atau penerimaan hasil). Keluarga menunjukkan kemajuan dalam proses berduka. Setiap anggota keluarga merasa didukung dan kebutuhannya diakui. Fungsi keluarga secara bertahap membaik setelah krisis akut. • Dukungan Jurnal: o Judul/Topik Relevan: Beban Keluarga pada Penyakit Kronis Anak, Dinamika Sibling dan Penyakit, Konflik Etika dalam Perawatan Kesehatan Keluarga, Komunikasi Keluarga di Akhir Kehidupan, Berduka dalam Keluarga. o Contoh Kutipan Konsep: "Penyakit kronis atau terminal pada anak memberikan beban yang luar biasa pada seluruh sistem keluarga, seringkali menyebabkan perubahan peran, peningkatan stres, dan gangguan komunikasi" (Doherty & Baird, 20XX, relevan dengan konsep penyakit kronis dalam keluarga). "Perawat keluarga berperan penting dalam memfasilitasi komunikasi terbuka tentang harapan, ketakutan, dan nilai-nilai, terutama dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa atau di akhir kehidupan" (Wright & Leahey, dikutip dalam banyak publikasi). Artikel tentang Family Systems Theory atau Chronic Illness Framework sangat aplikatif di sini. ________________________________________
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan deskripsi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output SLKI, dan Intervensi Keperawatan SIKI yang sesuai untuk masing-masing kasus:
1. Kasus: ANALISIS FILM "WONDER" (TAHAP KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH)
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Perubahan Proses Keluarga
2. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga
3. Ketegangan Peran Saudara Kandung (Sibling Role Strain)
4. Risiko Isolasi Sosial
5. Gangguan Citra Tubuh
Luaran/Output SLKI:
1. Keefektifan Proses Keluarga
- Keluarga mampu beradaptasi dengan kondisi baru
- Komunikasi keluarga terbuka dan efektif
- Fungsi keluarga (afektif, sosialisasi, perawatan kesehatan) optimal
2. Pemeliharaan Kesehatan Keluarga Efektif
- Keluarga mampu memenuhi kebutuhan kesehatan semua anggota
- Peran orang tua sebagai pendukung terpenuhi
3. Keharmonisan Peran Saudara Kandung
- Via merasa dihargai dan kebutuhannya diakui
- Tidak ada konflik peran yang tidak terselesaikan
4. Integrasi Sosial
- Auggie berhasil berinteraksi dan diterima di lingkungan sosial
- Keluarga terlibat dalam komunitas/aktivitas sosial
5. Citra Tubuh Positif
- Auggie menerima dirinya dan percaya diri
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Konseling Keluarga
- Memfasilitasi diskusi terbuka tentang perasaan setiap anggota keluarga
- Membantu orang tua memenuhi kebutuhan unik masing-masing anak
2. Pendidikan Kesehatan
- Memberikan informasi tentang Treacher Collins Syndrome
- Menyusun strategi edukasi untuk lingkungan sosial (teman, guru)
3. Dukungan untuk Sibling
- Memberikan perhatian dan dukungan individual kepada Via
- Mengakui peran dan tantangan yang dihadapi Via
4. Advokasi
- Bekerja sama dengan pihak sekolah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan mencegah bullying
5. Peningkatan Keterampilan Sosial
- Membantu Auggie mengembangkan keterampilan berinteraksi
- Melatih Auggie merespons situasi sosial dengan tepat
6. Rujukan
- Merujuk keluarga ke kelompok pendukung orang tua dan sibling
2. Kasus: ANALISIS FILM "MY SISTER'S KEEPER" (TAHAP KELUARGA DENGAN REMAJA)
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan Koping Keluarga
2. Perubahan Proses Keluarga
3. Konflik Pengambilan Keputusan Keluarga
4. Ketegangan Peran Saudara Kandung (Sibling Role Strain)
5. Berduka Komplikasi/Disfungsional
6. Kerusakan Komunikasi Keluarga
7. Isolasi Sosial Keluarga
Luaran/Output SLKI:
1. Koping Keluarga Efektif
- Anggota keluarga mampu mengekspresikan perasaan secara sehat
- Keluarga menggunakan strategi koping yang adaptif
2. Proses Keluarga Fungsional
- Komunikasi keluarga terbuka dan jujur
- Konflik internal keluarga dapat diselesaikan dengan baik
3. Pengambilan Keputusan Keluarga Efektif
- Keluarga membuat keputusan berdasarkan nilai dan prinsip yang disepakati
- Konflik pengambilan keputusan dapat dinegosiasikan
4. Keharmonisan Peran Saudara Kandung
- Anna, Kate, dan Jesse merasa perannya dihargai
- Tidak ada ketegangan peran yang tidak terselesaikan
5. Proses Berduka Adaptif
- Keluarga mampu memproses emosi terkait penyakit Kate dan kematiannya
- Keluarga menerima dan menjalani proses berduka yang sehat
6. Komunikasi Keluarga Efektif
- Anggota keluarga mampu membahas topik sulit secara terbuka
- Keluarga dapat menyelesaikan konflik melalui komunikasi
7. Integrasi Sosial Keluarga
- Keluarga terlibat dalam aktivitas dan hubungan sosial yang mendukung
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Konseling Keluarga Intensif
- Memfasilitasi komunikasi terbuka dan jujur antar anggota keluarga
- Membantu keluarga mengekspresikan perasaan secara sehat
- Mediasi konflik antara Anna dan orang tua
2. Dukungan Berduka
- Mendukung keluarga dalam proses berduka antisipatori untuk Kate
- Mendukung keluarga dalam proses berduka setelah kematian Kate
3. Edukasi tentang Penyakit Kronis/Terminal
- Memberikan informasi tentang prognosis, pilihan perawatan paliatif, dan proses kematian
- Membantu keluarga membuat keputusan yang terinformasi
4. Dukungan Individual
- Memberikan konseling individual untuk setiap anggota keluarga
- Membantu mengatasi tantangan spesifik yang dihadapi
5. Konsultasi Etika
- Merujuk keluarga ke komite etika rumah sakit atau konselor etika medis
- Membantu keluarga menavigasi isu sulit terkait donor dan otonomi
6. Rujukan
- Merujuk keluarga ke kelompok pendukung keluarga dengan anak sakit kronis
- Merujuk ke terapis keluarga atau layanan hospis
Penjelasan:
Dalam kasus film "Wonder", diagnosa keperawatan utama yang teridentifikasi adalah Perubahan Proses Keluarga dan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga. Hal ini terkait dengan transisi besar dalam kehidupan anak (masuk sekolah umum) dan potensi bullying serta penolakan sosial, serta adanya ketidakseimbangan dalam memenuhi kebutuhan emosional semua anggota keluarga. Intervensi utama yang diperlukan adalah Konseling Keluarga, Pendidikan Kesehatan, Dukungan untuk Sibling, Advokasi, Peningkatan Keterampilan Sosial, dan Rujukan.
Dalam kasus film "My Sister's Keeper", diagnosa keperawatan utama yang teridentifikasi adalah Ketidakefektifan Koping Keluarga dan Perubahan Proses Keluarga. Hal ini terkait dengan beban penyakit kronis/terminal pada anak, konflik etika dan hukum dalam keluarga, serta komunikasi yang rusak. Intervensi utama yang diperlukan adalah Konseling Keluarga Intensif, Dukungan Berduka, Edukasi -
Article No. 17068 | 10 May 2025
Klinis : Risiko Cedera D.0136 Data Pendukung: • Pernah terpapar bahan kimia di tempat kerja • Lingkungan kerja dirasa tidak bebas dari risiko kesehatan • Tidak ada pelatihan ergonomik dari perusahaan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan adalah "Risiko Cedera D.0136". Hal ini didasarkan pada data pendukung yang Anda berikan, yaitu:
1. Pernah terpapar bahan kimia di tempat kerja
2. Lingkungan kerja dirasa tidak bebas dari risiko kesehatan
3. Tidak ada pelatihan ergonomik dari perusahaan
Kondisi-kondisi tersebut menunjukkan adanya risiko cedera bagi pekerja, sehingga diagnosa keperawatan "Risiko Cedera D.0136" dapat ditegakkan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Pengetahuan Manajemen Risiko (L-0151): Pasien menunjukkan pemahaman tentang strategi untuk mengenali, mengurangi, dan mengelola faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan cedera.
2. Perilaku Pencegahan Cedera (L-0154): Pasien menunjukkan perilaku yang dapat mencegah terjadinya cedera, seperti penggunaan alat pelindung diri yang sesuai, prosedur kerja yang aman, dan ergonomi yang baik.
3. Kontrol Risiko (L-0149): Pasien menunjukkan kemampuan untuk mengidentifikasi, mengurangi, dan mengelola faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan cedera.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Pendidikan Kesehatan: Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien tentang risiko cedera di tempat kerja, termasuk pemaparan bahan kimia, ergonomi, dan pentingnya penggunaan alat pelindung diri.
2. Manajemen Risiko: Membantu pasien untuk mengidentifikasi, mengurangi, dan mengelola faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan cedera di tempat kerja.
3. Pelatihan Keselamatan Kerja: Memberikan pelatihan kepada pasien tentang prosedur kerja yang aman, penggunaan alat pelindung diri yang tepat, dan praktik ergonomi yang baik.
4. Konseling: Memberikan konseling kepada pasien untuk meningkatkan motivasi dan komitmen dalam menerapkan perilaku pencegahan cedera di tempat kerja.
5. Koordinasi Perawatan: Berkoordinasi dengan pihak terkait, seperti perusahaan, supervisor, atau tim kesehatan pekerjaan, untuk memastikan implementasi intervensi yang efektif.
Dengan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan dapat membantu pasien untuk mengelola risiko cedera di tempat kerja dan meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja. -
Article No. 17069 | 10 May 2025
Klinis : TENTUKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN UTAMA DAN INTERVENSI UTAMA DARI DESKRIPSI BERIKUT INI : 2. ANALISIS FILM: WONDER (TAHAP KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH) • Ringkasan Film Singkat (Relevansi Keluarga): Film ini berpusat pada Auggie Pullman, seorang anak berusia 10 tahun (tahap anak usia sekolah) dengan kelainan bentuk wajah (Treacher Collins Syndrome) yang memutuskan untuk masuk sekolah umum setelah bertahun-tahun homeschooling. Cerita tidak hanya fokus pada adaptasi Auggie, tetapi juga dampak keputusannya pada seluruh anggota keluarga: orang tuanya yang protektif namun juga cemas, dan saudara perempuannya, Via (dalam transisi ke remaja), yang merasa seringkali "tidak terlihat" dibandingkan dengan kebutuhan khusus Auggie. Film ini menyoroti ketahanan keluarga, dinamika sibling, dan pentingnya penerimaan. • Analisis Asuhan Keperawatan Keluarga: o Pengkajian Fokus Keluarga: Stresor: Transisi besar dalam kehidupan anak (masuk sekolah umum), potensi bullying dan penolakan sosial, kebutuhan adaptasi keluarga terhadap tantangan baru, dinamika sibling (perasaan Via yang merasa perhatian orang tua terbagi ke Auggie). Koping Keluarga: Keluarga Pullman secara umum menunjukkan koping adaptif dan resilien. Mereka memiliki komunikasi terbuka (walaupun Via terkadang menahan diri), saling mendukung (meski ada momen ketegangan), dan aktif mencari solusi (memilih sekolah, menemui guru). Mereka menggunakan humor sebagai mekanisme koping. Fungsi Keluarga: Fungsi afektif sangat kuat (cinta dan dukungan), fungsi sosialisasi teruji (membantu Auggie berinteraksi sosial), fungsi perawatan kesehatan (mendukung kebutuhan medis Auggie, memastikan kesehatannya), fungsi ekonomi (mampu menyediakan kebutuhan Auggie, sekolah). Komunikasi Keluarga: Secara umum baik, ada usaha orang tua untuk berkomunikasi dengan kedua anak, namun terkadang mereka luput memperhatikan kebutuhan emosional Via karena fokus pada Auggie. Peran Keluarga: Peran orang tua sebagai pendukung, advokat, dan pelindung sangat menonjol. Peran Via sebagai kakak dan figur pendukung untuk Auggie (meskipun ia sendiri membutuhkan dukungan). Tahap Perkembangan Auggie: Berada pada tahap Industry vs. Inferiority, berusaha keras untuk diterima dan merasa kompeten di lingkungan sekolah baru, menghadapi tantangan besar dalam pembentukan rasa percaya diri dan identitas. Tahap Perkembangan Via: Berada dalam transisi menuju remaja, bergulat dengan identitas, persahabatan, hubungan romantis, dan kebutuhan akan kemandirian dan pengakuan dari orang tua. o Data Fokus dari Film: Data Subjektif: Pernyataan Auggie tentang ketakutannya pergi sekolah; perasaan Via yang diungkapkan kepada temannya "Aku seperti planet yang mengorbit Auggie, sang matahari"; kekhawatiran orang tua saat Auggie akan masuk sekolah; percakapan keluarga saat makan malam. Data Objektif: Auggie yang selalu memakai helm sebelum memutuskan melepaskannya; ekspresi Auggie saat menghadapi bullying; interaksi Via dengan teman-temannya dan orang tuanya (terkadang menarik diri); usaha orang tua berkomunikasi dengan pihak sekolah. o Masalah Keperawatan Keluarga yang Mungkin Muncul: Perubahan Proses Keluarga b.d transisi perkembangan anak dan kebutuhan khusus (kelainan wajah). Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga b.d luputnya perhatian terhadap kebutuhan emosional sibling (Via) akibat fokus pada anak dengan kebutuhan khusus. Ketegangan Peran Saudara Kandung (Sibling Role Strain) b.d pembagian perhatian dan sumber daya keluarga yang tidak merata. Risiko Isolasi Sosial pada Auggie b.d penampilan fisik dan potensi penolakan sosial. Gangguan Citra Tubuh pada Auggie b.d penampilannya. o Intervensi Keperawatan Keluarga Utama: Konseling Keluarga: Memfasilitasi diskusi terbuka tentang perasaan setiap anggota keluarga, termasuk perasaan Via; membantu orang tua menyadari dan memenuhi kebutuhan unik masing-masing anak. Pendidikan Kesehatan: Memberikan informasi tentang Treacher Collins Syndrome kepada keluarga (jika belum sepenuhnya paham) dan membantu mereka menyusun strategi edukasi untuk lingkungan sosial (teman, guru). Dukungan untuk Sibling: Memberikan perhatian dan dukungan individual kepada Via; mengakui perannya dalam keluarga dan tantangan yang dihadapinya. Advokasi: Bekerja sama dengan pihak sekolah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan mencegah bullying. Meningkatkan Keterampilan Sosial: Membantu Auggie mengembangkan keterampilan berinteraksi dan merespons situasi sosial. Rujukan: Merujuk keluarga ke kelompok pendukung orang tua dengan anak berkebutuhan khusus atau kelompok pendukung sibling. o Evaluasi yang Diharapkan: Komunikasi keluarga meningkat, terutama antara orang tua dan Via. Via merasa lebih dihargai dan kebutuhannya diakui. Auggie berhasil beradaptasi di sekolah dan menjalin hubungan sosial yang positif. Keluarga menunjukkan ketahanan dan koping yang efektif dalam menghadapi tantangan. Fungsi keluarga (terutama sosialisasi dan afektif) meningkat. • Dukungan Jurnal: o Judul/Topik Relevan: Dampak Penyakit Kronis/Kebutuhan Khusus pada Sibling, Dinamika Keluarga dengan Anak Berkebutuhan Khusus, Resiliensi Keluarga, Koping Keluarga Terhadap Stres Sosial. o Contoh Kutipan Konsep: "Seringkali, sibling dari anak dengan penyakit kronis atau disabilitas mengalami beban emosional dan sosial yang unik, yang dapat memengaruhi penyesuaian psikososial mereka jika tidak mendapatkan dukungan yang memadai" (Meadows, et al., 20XX). "Resiliensi keluarga adalah kemampuan keluarga untuk bangkit kembali dari kesulitan, yang melibatkan proses adaptasi positif dan pemeliharaan fungsi keluarga di bawah tekanan" (Walsh, 20XX, dikutip dalam banyak publikasi). ________________________________________ 3. ANALISIS FILM: MY SISTER'S KEEPER (TAHAP KELUARGA DENGAN REMAJA) • Ringkasan Film Singkat (Relevansi Keluarga): Film ini menceritakan keluarga Fitzgerald yang menghadapi penyakit leukemia kronis pada putri mereka, Kate (remaja). Adik perempuannya, Anna (remaja), dilahirkan melalui rekayasa genetika sebagai donor yang kompatibel untuk Kate. Konflik muncul ketika Anna, setelah bertahun-tahun memberikan sel punca, sumsum tulang, dan bagian tubuh lainnya, menolak mendonorkan ginjalnya dan mengajukan gugatan hukum (medical emancipation) terhadap orang tuanya untuk mendapatkan otonomi medis atas tubuhnya sendiri. Film ini mengeksplorasi beban penyakit kronis/terminal pada seluruh keluarga, isu etika, komunikasi yang rusak, dan proses berduka. • Analisis Asuhan Keperawatan Keluarga: o Pengkajian Fokus Keluarga: Stresor: Penyakit kronis dan terminal pada anak (Kate), dilema etika dan moral (konsepsi Anna sebagai donor), konflik hukum dalam keluarga (gugatan Anna), beban emosional dan fisik merawat pasien kronis, berduka antisipatori. Koping Keluarga: Sarah (ibu) menunjukkan koping yang sangat terfokus dan intens pada perawatan Kate, terkadang mengabaikan kebutuhan anggota keluarga lain. Brian (ayah) seringkali menjadi penengah, tetapi juga tertekan. Jesse (kakak laki-laki) menarik diri dan menggunakan mekanisme koping maladaptif (misal: kenakalan). Anna menunjukkan koping melalui perlawanan dan pencarian otonomi sebagai cara untuk mengontrol situasinya. Secara keseluruhan, koping keluarga terfragmentasi dan seringkali tidak efektif. Fungsi Keluarga: Sangat terganggu, terutama fungsi afektif (kesulitan mengekspresikan perasaan secara sehat, ada kebencian terpendam), fungsi perawatan kesehatan (terlalu fokus pada aspek teknis/medis Kate, mengabaikan aspek psikososial), fungsi sosialisasi (keluarga terisolasi, fokus hanya pada penyakit Kate), fungsi pengambilan keputusan (konflik besar). Komunikasi Keluarga: Sangat buruk, ditandai dengan argumen, penahanan perasaan, ketidakmampuan membahas topik sulit secara terbuka (misal: kematian, perasaan Anna). Peran Keluarga: Peran orang tua sebagai pengambil keputusan untuk anak-anak diuji secara ekstrem. Peran Anna sebagai "anak donor" yang tidak diinginkannya, peran Kate sebagai pasien yang sakit, dan peran Jesse sebagai anak yang terabaikan. Tahap Perkembangan Kate & Anna: Keduanya adalah remaja yang seharusnya sedang dalam proses pembentukan identitas (Identity vs. Role Confusion), namun perkembangan mereka terhambat atau terdistorsi oleh penyakit Kate dan dinamika keluarga. Anna berjuang untuk otonomi dan identitas terpisah dari perannya sebagai donor. Kate bergulat dengan penyakitnya dan penerimaan kematian. Jesse mencari perhatian dengan cara negatif. o Data Fokus dari Film: Data Subjektif: Pernyataan Anna di pengadilan tentang keinginannya atas tubuhnya; pernyataan Sarah "Dia (Anna) dilahirkan untuk menyelamatkan Kate"; luapan emosi atau kemarahan dalam percakapan keluarga; pengakuan Kate tentang keinginannya untuk "pergi" dan mengakhiri penderitaannya; perilaku menarik diri Jesse. Data Objektif: Kondisi fisik Kate yang semakin lemah; persidangan antara Anna dan orang tuanya; kurangnya interaksi positif antar anggota keluarga; penampilan Jesse yang urakan. o Masalah Keperawatan Keluarga yang Mungkin Muncul: Ketidakefektifan Koping Keluarga b.d penyakit kronis/terminal, konflik etika, dan stres hukum. Perubahan Proses Keluarga b.d stres kronis, konflik internal, dan kerusakan komunikasi. Konflik Pengambilan Keputusan Keluarga b.d pilihan perawatan, otonomi pasien/donor, dan nilai-nilai keluarga. Ketegangan Peran Saudara Kandung (Sibling Role Strain) b.d peran yang dipaksakan pada Anna dan perasaan terabaikan Jesse. Berduka Komplikasi/Disfungsional b.d penyakit terminal dan kesulitan memproses emosi. Kerusakan Komunikasi Keluarga b.d ketidakmampuan membahas perasaan dan masalah secara terbuka. Isolasi Sosial Keluarga b.d fokus pada penyakit dan masalah internal. o Intervensi Keperawatan Keluarga Utama: Konseling Keluarga Inten: Memfasilitasi komunikasi terbuka dan jujur, membantu anggota keluarga mengekspresikan perasaan (marah, takut, bersalah, sedih); mediasi konflik antara Anna dan orang tua. Dukungan Berduka: Mendukung keluarga dalam proses berduka antisipatori untuk Kate, dan berduka setelah kematian Kate (jika terjadi sesuai film). Edukasi tentang Penyakit Kronis/Terminal: Memberikan informasi yang jelas tentang prognosis, pilihan perawatan paliatif, dan proses kematian; membantu keluarga membuat keputusan yang terinformasi. Dukungan Individual: Memberikan dukungan konseling untuk setiap anggota keluarga (Anna, Kate, Jesse, Sarah, Brian) untuk mengatasi tantangan spesifik mereka. Konsultasi Etika: Merujuk keluarga ke komite etika rumah sakit atau konselor etika medis untuk membantu menavigasi isu sulit terkait donor dan otonomi. Rujukan: Merujuk ke kelompok pendukung keluarga dengan anak sakit kronis, terapis keluarga, atau layanan hospis. o Evaluasi yang Diharapkan: Komunikasi keluarga menjadi lebih terbuka dan jujur. Anggota keluarga mampu mengekspresikan perasaan mereka secara lebih sehat. Konflik dalam keluarga (atau setidaknya intensitasnya) berkurang, dengan solusi yang lebih adaptif (baik melalui negosiasi atau penerimaan hasil). Keluarga menunjukkan kemajuan dalam proses berduka. Setiap anggota keluarga merasa didukung dan kebutuhannya diakui. Fungsi keluarga secara bertahap membaik setelah krisis akut. • Dukungan Jurnal: o Judul/Topik Relevan: Beban Keluarga pada Penyakit Kronis Anak, Dinamika Sibling dan Penyakit, Konflik Etika dalam Perawatan Kesehatan Keluarga, Komunikasi Keluarga di Akhir Kehidupan, Berduka dalam Keluarga. o Contoh Kutipan Konsep: "Penyakit kronis atau terminal pada anak memberikan beban yang luar biasa pada seluruh sistem keluarga, seringkali menyebabkan perubahan peran, peningkatan stres, dan gangguan komunikasi" (Doherty & Baird, 20XX, relevan dengan konsep penyakit kronis dalam keluarga). "Perawat keluarga berperan penting dalam memfasilitasi komunikasi terbuka tentang harapan, ketakutan, dan nilai-nilai, terutama dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa atau di akhir kehidupan" (Wright & Leahey, dikutip dalam banyak publikasi). Artikel tentang Family Systems Theory atau Chronic Illness Framework sangat aplikatif di sini. ________________________________________
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan utama dan intervensi utama berdasarkan analisis film "Wonder" yang menggambarkan tahap keluarga dengan anak usia sekolah:
Diagnosa Keperawatan Utama:
1. Perubahan Proses Keluarga (00062) berhubungan dengan transisi perkembangan anak dan kebutuhan khusus (kelainan wajah).
Definisi: Perubahan dalam pola interaksi dan fungsi keluarga dalam merespons stresor perkembangan atau situasional.
Intervensi Utama:
1. Konseling Keluarga (7100)
Definisi: Memfasilitasi diskusi dan refleksi antar anggota keluarga untuk mengeksplorasi dinamika dan menyelesaikan masalah.
Aktivitas kunci:
- Memfasilitasi diskusi terbuka tentang perasaan setiap anggota keluarga, termasuk perasaan Via.
- Membantu orang tua menyadari dan memenuhi kebutuhan unik masing-masing anak.
2. Pendidikan Kesehatan (5510)
Definisi: Pemberian informasi, termasuk instruksi, yang memfasilitasi perubahan perilaku.
Aktivitas kunci:
- Memberikan informasi tentang Treacher Collins Syndrome kepada keluarga.
- Membantu keluarga menyusun strategi edukasi untuk lingkungan sosial (teman, guru).
3. Dukungan untuk Sibling (7110)
Definisi: Memberikan perhatian, dukungan, dan pengakuan terhadap kebutuhan unik saudara kandung.
Aktivitas kunci:
- Memberikan perhatian dan dukungan individual kepada Via.
- Mengakui peran Via dalam keluarga dan tantangan yang dihadapinya.
Evaluasi yang Diharapkan:
- Komunikasi keluarga meningkat, terutama antara orang tua dan Via.
- Via merasa lebih dihargai dan kebutuhannya diakui.
- Auggie berhasil beradaptasi di sekolah dan menjalin hubungan sosial yang positif.
- Keluarga menunjukkan ketahanan dan koping yang efektif dalam menghadapi tantangan.
- Fungsi keluarga (terutama sosialisasi dan afektif) meningkat. -
Article No. 17070 | 10 May 2025
Klinis : TENTUKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN UTAMA DAN INTERVENSI UTAMA DARI DESKRIPSI BERIKUT INI : 2. ANALISIS FILM: WONDER (TAHAP KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH) • Ringkasan Film Singkat (Relevansi Keluarga): Film ini berpusat pada Auggie Pullman, seorang anak berusia 10 tahun (tahap anak usia sekolah) dengan kelainan bentuk wajah (Treacher Collins Syndrome) yang memutuskan untuk masuk sekolah umum setelah bertahun-tahun homeschooling. Cerita tidak hanya fokus pada adaptasi Auggie, tetapi juga dampak keputusannya pada seluruh anggota keluarga: orang tuanya yang protektif namun juga cemas, dan saudara perempuannya, Via (dalam transisi ke remaja), yang merasa seringkali "tidak terlihat" dibandingkan dengan kebutuhan khusus Auggie. Film ini menyoroti ketahanan keluarga, dinamika sibling, dan pentingnya penerimaan. • Analisis Asuhan Keperawatan Keluarga: o Pengkajian Fokus Keluarga: Stresor: Transisi besar dalam kehidupan anak (masuk sekolah umum), potensi bullying dan penolakan sosial, kebutuhan adaptasi keluarga terhadap tantangan baru, dinamika sibling (perasaan Via yang merasa perhatian orang tua terbagi ke Auggie). Koping Keluarga: Keluarga Pullman secara umum menunjukkan koping adaptif dan resilien. Mereka memiliki komunikasi terbuka (walaupun Via terkadang menahan diri), saling mendukung (meski ada momen ketegangan), dan aktif mencari solusi (memilih sekolah, menemui guru). Mereka menggunakan humor sebagai mekanisme koping. Fungsi Keluarga: Fungsi afektif sangat kuat (cinta dan dukungan), fungsi sosialisasi teruji (membantu Auggie berinteraksi sosial), fungsi perawatan kesehatan (mendukung kebutuhan medis Auggie, memastikan kesehatannya), fungsi ekonomi (mampu menyediakan kebutuhan Auggie, sekolah). Komunikasi Keluarga: Secara umum baik, ada usaha orang tua untuk berkomunikasi dengan kedua anak, namun terkadang mereka luput memperhatikan kebutuhan emosional Via karena fokus pada Auggie. Peran Keluarga: Peran orang tua sebagai pendukung, advokat, dan pelindung sangat menonjol. Peran Via sebagai kakak dan figur pendukung untuk Auggie (meskipun ia sendiri membutuhkan dukungan). Tahap Perkembangan Auggie: Berada pada tahap Industry vs. Inferiority, berusaha keras untuk diterima dan merasa kompeten di lingkungan sekolah baru, menghadapi tantangan besar dalam pembentukan rasa percaya diri dan identitas. Tahap Perkembangan Via: Berada dalam transisi menuju remaja, bergulat dengan identitas, persahabatan, hubungan romantis, dan kebutuhan akan kemandirian dan pengakuan dari orang tua. o Data Fokus dari Film: Data Subjektif: Pernyataan Auggie tentang ketakutannya pergi sekolah; perasaan Via yang diungkapkan kepada temannya "Aku seperti planet yang mengorbit Auggie, sang matahari"; kekhawatiran orang tua saat Auggie akan masuk sekolah; percakapan keluarga saat makan malam. Data Objektif: Auggie yang selalu memakai helm sebelum memutuskan melepaskannya; ekspresi Auggie saat menghadapi bullying; interaksi Via dengan teman-temannya dan orang tuanya (terkadang menarik diri); usaha orang tua berkomunikasi dengan pihak sekolah. o Masalah Keperawatan Keluarga yang Mungkin Muncul: Perubahan Proses Keluarga b.d transisi perkembangan anak dan kebutuhan khusus (kelainan wajah). Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga b.d luputnya perhatian terhadap kebutuhan emosional sibling (Via) akibat fokus pada anak dengan kebutuhan khusus. Ketegangan Peran Saudara Kandung (Sibling Role Strain) b.d pembagian perhatian dan sumber daya keluarga yang tidak merata. Risiko Isolasi Sosial pada Auggie b.d penampilan fisik dan potensi penolakan sosial. Gangguan Citra Tubuh pada Auggie b.d penampilannya. o Intervensi Keperawatan Keluarga Utama: Konseling Keluarga: Memfasilitasi diskusi terbuka tentang perasaan setiap anggota keluarga, termasuk perasaan Via; membantu orang tua menyadari dan memenuhi kebutuhan unik masing-masing anak. Pendidikan Kesehatan: Memberikan informasi tentang Treacher Collins Syndrome kepada keluarga (jika belum sepenuhnya paham) dan membantu mereka menyusun strategi edukasi untuk lingkungan sosial (teman, guru). Dukungan untuk Sibling: Memberikan perhatian dan dukungan individual kepada Via; mengakui perannya dalam keluarga dan tantangan yang dihadapinya. Advokasi: Bekerja sama dengan pihak sekolah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan mencegah bullying. Meningkatkan Keterampilan Sosial: Membantu Auggie mengembangkan keterampilan berinteraksi dan merespons situasi sosial. Rujukan: Merujuk keluarga ke kelompok pendukung orang tua dengan anak berkebutuhan khusus atau kelompok pendukung sibling. o Evaluasi yang Diharapkan: Komunikasi keluarga meningkat, terutama antara orang tua dan Via. Via merasa lebih dihargai dan kebutuhannya diakui. Auggie berhasil beradaptasi di sekolah dan menjalin hubungan sosial yang positif. Keluarga menunjukkan ketahanan dan koping yang efektif dalam menghadapi tantangan. Fungsi keluarga (terutama sosialisasi dan afektif) meningkat. • Dukungan Jurnal: o Judul/Topik Relevan: Dampak Penyakit Kronis/Kebutuhan Khusus pada Sibling, Dinamika Keluarga dengan Anak Berkebutuhan Khusus, Resiliensi Keluarga, Koping Keluarga Terhadap Stres Sosial. o Contoh Kutipan Konsep: "Seringkali, sibling dari anak dengan penyakit kronis atau disabilitas mengalami beban emosional dan sosial yang unik, yang dapat memengaruhi penyesuaian psikososial mereka jika tidak mendapatkan dukungan yang memadai" (Meadows, et al., 20XX). "Resiliensi keluarga adalah kemampuan keluarga untuk bangkit kembali dari kesulitan, yang melibatkan proses adaptasi positif dan pemeliharaan fungsi keluarga di bawah tekanan" (Walsh, 20XX, dikutip dalam banyak publikasi). ________________________________________ 3. ANALISIS FILM: MY SISTER'S KEEPER (TAHAP KELUARGA DENGAN REMAJA) • Ringkasan Film Singkat (Relevansi Keluarga): Film ini menceritakan keluarga Fitzgerald yang menghadapi penyakit leukemia kronis pada putri mereka, Kate (remaja). Adik perempuannya, Anna (remaja), dilahirkan melalui rekayasa genetika sebagai donor yang kompatibel untuk Kate. Konflik muncul ketika Anna, setelah bertahun-tahun memberikan sel punca, sumsum tulang, dan bagian tubuh lainnya, menolak mendonorkan ginjalnya dan mengajukan gugatan hukum (medical emancipation) terhadap orang tuanya untuk mendapatkan otonomi medis atas tubuhnya sendiri. Film ini mengeksplorasi beban penyakit kronis/terminal pada seluruh keluarga, isu etika, komunikasi yang rusak, dan proses berduka. • Analisis Asuhan Keperawatan Keluarga: o Pengkajian Fokus Keluarga: Stresor: Penyakit kronis dan terminal pada anak (Kate), dilema etika dan moral (konsepsi Anna sebagai donor), konflik hukum dalam keluarga (gugatan Anna), beban emosional dan fisik merawat pasien kronis, berduka antisipatori. Koping Keluarga: Sarah (ibu) menunjukkan koping yang sangat terfokus dan intens pada perawatan Kate, terkadang mengabaikan kebutuhan anggota keluarga lain. Brian (ayah) seringkali menjadi penengah, tetapi juga tertekan. Jesse (kakak laki-laki) menarik diri dan menggunakan mekanisme koping maladaptif (misal: kenakalan). Anna menunjukkan koping melalui perlawanan dan pencarian otonomi sebagai cara untuk mengontrol situasinya. Secara keseluruhan, koping keluarga terfragmentasi dan seringkali tidak efektif. Fungsi Keluarga: Sangat terganggu, terutama fungsi afektif (kesulitan mengekspresikan perasaan secara sehat, ada kebencian terpendam), fungsi perawatan kesehatan (terlalu fokus pada aspek teknis/medis Kate, mengabaikan aspek psikososial), fungsi sosialisasi (keluarga terisolasi, fokus hanya pada penyakit Kate), fungsi pengambilan keputusan (konflik besar). Komunikasi Keluarga: Sangat buruk, ditandai dengan argumen, penahanan perasaan, ketidakmampuan membahas topik sulit secara terbuka (misal: kematian, perasaan Anna). Peran Keluarga: Peran orang tua sebagai pengambil keputusan untuk anak-anak diuji secara ekstrem. Peran Anna sebagai "anak donor" yang tidak diinginkannya, peran Kate sebagai pasien yang sakit, dan peran Jesse sebagai anak yang terabaikan. Tahap Perkembangan Kate & Anna: Keduanya adalah remaja yang seharusnya sedang dalam proses pembentukan identitas (Identity vs. Role Confusion), namun perkembangan mereka terhambat atau terdistorsi oleh penyakit Kate dan dinamika keluarga. Anna berjuang untuk otonomi dan identitas terpisah dari perannya sebagai donor. Kate bergulat dengan penyakitnya dan penerimaan kematian. Jesse mencari perhatian dengan cara negatif. o Data Fokus dari Film: Data Subjektif: Pernyataan Anna di pengadilan tentang keinginannya atas tubuhnya; pernyataan Sarah "Dia (Anna) dilahirkan untuk menyelamatkan Kate"; luapan emosi atau kemarahan dalam percakapan keluarga; pengakuan Kate tentang keinginannya untuk "pergi" dan mengakhiri penderitaannya; perilaku menarik diri Jesse. Data Objektif: Kondisi fisik Kate yang semakin lemah; persidangan antara Anna dan orang tuanya; kurangnya interaksi positif antar anggota keluarga; penampilan Jesse yang urakan. o Masalah Keperawatan Keluarga yang Mungkin Muncul: Ketidakefektifan Koping Keluarga b.d penyakit kronis/terminal, konflik etika, dan stres hukum. Perubahan Proses Keluarga b.d stres kronis, konflik internal, dan kerusakan komunikasi. Konflik Pengambilan Keputusan Keluarga b.d pilihan perawatan, otonomi pasien/donor, dan nilai-nilai keluarga. Ketegangan Peran Saudara Kandung (Sibling Role Strain) b.d peran yang dipaksakan pada Anna dan perasaan terabaikan Jesse. Berduka Komplikasi/Disfungsional b.d penyakit terminal dan kesulitan memproses emosi. Kerusakan Komunikasi Keluarga b.d ketidakmampuan membahas perasaan dan masalah secara terbuka. Isolasi Sosial Keluarga b.d fokus pada penyakit dan masalah internal. o Intervensi Keperawatan Keluarga Utama: Konseling Keluarga Inten: Memfasilitasi komunikasi terbuka dan jujur, membantu anggota keluarga mengekspresikan perasaan (marah, takut, bersalah, sedih); mediasi konflik antara Anna dan orang tua. Dukungan Berduka: Mendukung keluarga dalam proses berduka antisipatori untuk Kate, dan berduka setelah kematian Kate (jika terjadi sesuai film). Edukasi tentang Penyakit Kronis/Terminal: Memberikan informasi yang jelas tentang prognosis, pilihan perawatan paliatif, dan proses kematian; membantu keluarga membuat keputusan yang terinformasi. Dukungan Individual: Memberikan dukungan konseling untuk setiap anggota keluarga (Anna, Kate, Jesse, Sarah, Brian) untuk mengatasi tantangan spesifik mereka. Konsultasi Etika: Merujuk keluarga ke komite etika rumah sakit atau konselor etika medis untuk membantu menavigasi isu sulit terkait donor dan otonomi. Rujukan: Merujuk ke kelompok pendukung keluarga dengan anak sakit kronis, terapis keluarga, atau layanan hospis. o Evaluasi yang Diharapkan: Komunikasi keluarga menjadi lebih terbuka dan jujur. Anggota keluarga mampu mengekspresikan perasaan mereka secara lebih sehat. Konflik dalam keluarga (atau setidaknya intensitasnya) berkurang, dengan solusi yang lebih adaptif (baik melalui negosiasi atau penerimaan hasil). Keluarga menunjukkan kemajuan dalam proses berduka. Setiap anggota keluarga merasa didukung dan kebutuhannya diakui. Fungsi keluarga secara bertahap membaik setelah krisis akut. • Dukungan Jurnal: o Judul/Topik Relevan: Beban Keluarga pada Penyakit Kronis Anak, Dinamika Sibling dan Penyakit, Konflik Etika dalam Perawatan Kesehatan Keluarga, Komunikasi Keluarga di Akhir Kehidupan, Berduka dalam Keluarga. o Contoh Kutipan Konsep: "Penyakit kronis atau terminal pada anak memberikan beban yang luar biasa pada seluruh sistem keluarga, seringkali menyebabkan perubahan peran, peningkatan stres, dan gangguan komunikasi" (Doherty & Baird, 20XX, relevan dengan konsep penyakit kronis dalam keluarga). "Perawat keluarga berperan penting dalam memfasilitasi komunikasi terbuka tentang harapan, ketakutan, dan nilai-nilai, terutama dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa atau di akhir kehidupan" (Wright & Leahey, dikutip dalam banyak publikasi). Artikel tentang Family Systems Theory atau Chronic Illness Framework sangat aplikatif di sini. ________________________________________
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan analisis film yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan utama dan intervensi utama yang dapat diterapkan:
1. ANALISIS FILM: WONDER (TAHAP KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH)
Diagnosa Keperawatan Utama:
1. Perubahan Proses Keluarga (Diagnosa SDKI: 10062) berhubungan dengan transisi perkembangan anak dan kebutuhan khusus (kelainan wajah)
Definisi: Perubahan dalam fungsi, struktur, atau peran keluarga sebagai respon terhadap stresor internal dan eksternal.
Intervensi Keperawatan Utama:
1. Konseling Keluarga (Intervensi SIKI: I0053)
Definisi: Membantu keluarga mengidentifikasi dan mengatasi masalah, meningkatkan komunikasi, dan mencapai tujuan bersama.
2. ANALISIS FILM: MY SISTER'S KEEPER (TAHAP KELUARGA DENGAN REMAJA)
Diagnosa Keperawatan Utama:
1. Ketidakefektifan Koping Keluarga (Diagnosa SDKI: 00074) berhubungan dengan penyakit kronis/terminal, konflik etika, dan stres hukum
Definisi: Ketidakmampuan keluarga dalam mengatur atau mengatasi stresor atau perubahan yang mempengaruhi fungsi keluarga.
Intervensi Keperawatan Utama:
1. Konseling Keluarga Intensif (Intervensi SIKI: I0053)
Definisi: Menggunakan pendekatan konseling yang komprehensif untuk membantu keluarga menghadapi dan mengatasi masalah secara efektif.
Selain itu, intervensi lain yang penting adalah:
- Dukungan Berduka (Intervensi SIKI: I0014) untuk membantu keluarga dalam proses berduka
- Edukasi tentang Penyakit Kronis/Terminal (Intervensi SIKI: I0108) untuk membantu keluarga membuat keputusan yang terinformasi
- Konsultasi Etika (Intervensi SIKI: I0047) untuk membantu navigasi isu-isu etika yang kompleks -
Article No. 17071 | 10 May 2025
Klinis : Defisit Kesehatan Komunitas D.0110 - Tidak adanya pelatihan atau panduan ergonomik di tempat kerja • Merasa lingkungan kerja berisiko kesehatan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan: Defisit Pengetahuan (D.0111)
Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu.
Karakteristik Mayor:
- Pernyataan masalah kesehatan yang tidak akurat
- Salah memahami informasi yang diberikan
- Tidak mampu mengidentifikasi sumber informasi yang tepat
Karakteristik Minor:
- Keterbatasan pengalaman yang relevan
- Kurangnya paparan informasi
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pengetahuan: Ergonomi (F0705)
Definisi: Tingkat pengetahuan klien tentang prinsip-prinsip ergonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan, kesehatan, dan produktivitas.
Indikator Hasil:
- Menjelaskan konsep dasar ergonomi
- Mengidentifikasi risiko kesehatan akibat lingkungan kerja yang tidak ergonomis
- Menjelaskan manfaat penerapan prinsip-prinsip ergonomi di tempat kerja
2. Perilaku Kesehatan: Mencari Informasi (F1805)
Definisi: Tindakan klien untuk mencari informasi kesehatan yang relevan.
Indikator Hasil:
- Mengidentifikasi sumber informasi yang kredibel tentang ergonomi di tempat kerja
- Mendemonstrasikan kemampuan untuk mencari informasi tentang ergonomi
- Menyatakan keinginan untuk mencari informasi lebih lanjut tentang ergonomi
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Edukasi Kesehatan (I0203)
Definisi: Pemberian informasi dan instruksi yang terstruktur untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan klien dalam melakukan perawatan diri dan mencapai hasil kesehatan yang diinginkan.
Aktivitas:
- Mengidentifikasi kebutuhan dan kesiapan klien untuk menerima informasi tentang ergonomi
- Menyusun rencana edukasi yang mencakup konsep dasar ergonomi, manfaat, dan risiko terkait lingkungan kerja
- Menyampaikan informasi tentang ergonomi secara sistematis dan terstruktur
- Memastikan pemahaman klien terhadap informasi yang diberikan
- Memberikan kesempatan bagi klien untuk bertanya dan mengklarifikasi informasi
2. Fasilitasi Akses Sumber Daya Kesehatan (I0207)
Definisi: Membantu klien untuk mengidentifikasi dan mengakses sumber daya kesehatan yang sesuai dengan kebutuhannya.
Aktivitas:
- Mengidentifikasi sumber informasi terpercaya tentang ergonomi di tempat kerja
- Membantu klien untuk mengakses sumber informasi tersebut (contoh: website, buku, konsultasi dengan ahli ergonomi)
- Mendorong klien untuk memanfaatkan sumber informasi yang telah diidentifikasi
- Memantau kemajuan klien dalam mencari informasi dan mengevaluasi pemahamannya
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu adanya defisit pengetahuan terkait pelatihan atau panduan ergonomik di tempat kerja serta persepsi lingkungan kerja yang berisiko kesehatan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Defisit Pengetahuan (D.0111). Hal ini dikarenakan klien memiliki kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan topik ergonomi di tempat kerja.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah meningkatnya pengetahuan klien tentang ergonomi (F0705) dan perilaku mencari informasi terkait ergonomi (F1805). Klien diharapkan dapat memahami konsep dasar ergonomi, mengetahui risiko kesehatan akibat lingkungan kerja yang tidak ergonomis, dan mendemonstrasikan kemampuan untuk mencari informasi yang kredibel tentang ergonomi.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran adalah Edukasi Kesehatan (I0203) dan Fasilitasi Akses Sumber Daya Kesehatan (I0207). Melalui edukasi, perawat akan memberikan informasi dan instruksi yang terstruktur untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang ergonomi. Selain itu, perawat juga akan membantu klien untuk mengidentifikasi dan mengakses sumber informasi yang terpercaya terkait ergonomi di tempat kerja, sehingga klien dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan untuk mencari informasi yang relevan. -
Article No. 17072 | 10 May 2025
Klinis : TENTUKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN UTAMA DAN INTERVENSI UTAMA DARI DESKRIPSI BERIKUT INI : 2. ANALISIS FILM: WONDER (TAHAP KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH) • Ringkasan Film Singkat (Relevansi Keluarga): Film ini berpusat pada Auggie Pullman, seorang anak berusia 10 tahun (tahap anak usia sekolah) dengan kelainan bentuk wajah (Treacher Collins Syndrome) yang memutuskan untuk masuk sekolah umum setelah bertahun-tahun homeschooling. Cerita tidak hanya fokus pada adaptasi Auggie, tetapi juga dampak keputusannya pada seluruh anggota keluarga: orang tuanya yang protektif namun juga cemas, dan saudara perempuannya, Via (dalam transisi ke remaja), yang merasa seringkali "tidak terlihat" dibandingkan dengan kebutuhan khusus Auggie. Film ini menyoroti ketahanan keluarga, dinamika sibling, dan pentingnya penerimaan. • Analisis Asuhan Keperawatan Keluarga: o Pengkajian Fokus Keluarga: Stresor: Transisi besar dalam kehidupan anak (masuk sekolah umum), potensi bullying dan penolakan sosial, kebutuhan adaptasi keluarga terhadap tantangan baru, dinamika sibling (perasaan Via yang merasa perhatian orang tua terbagi ke Auggie). Koping Keluarga: Keluarga Pullman secara umum menunjukkan koping adaptif dan resilien. Mereka memiliki komunikasi terbuka (walaupun Via terkadang menahan diri), saling mendukung (meski ada momen ketegangan), dan aktif mencari solusi (memilih sekolah, menemui guru). Mereka menggunakan humor sebagai mekanisme koping. Fungsi Keluarga: Fungsi afektif sangat kuat (cinta dan dukungan), fungsi sosialisasi teruji (membantu Auggie berinteraksi sosial), fungsi perawatan kesehatan (mendukung kebutuhan medis Auggie, memastikan kesehatannya), fungsi ekonomi (mampu menyediakan kebutuhan Auggie, sekolah). Komunikasi Keluarga: Secara umum baik, ada usaha orang tua untuk berkomunikasi dengan kedua anak, namun terkadang mereka luput memperhatikan kebutuhan emosional Via karena fokus pada Auggie. Peran Keluarga: Peran orang tua sebagai pendukung, advokat, dan pelindung sangat menonjol. Peran Via sebagai kakak dan figur pendukung untuk Auggie (meskipun ia sendiri membutuhkan dukungan). Tahap Perkembangan Auggie: Berada pada tahap Industry vs. Inferiority, berusaha keras untuk diterima dan merasa kompeten di lingkungan sekolah baru, menghadapi tantangan besar dalam pembentukan rasa percaya diri dan identitas. Tahap Perkembangan Via: Berada dalam transisi menuju remaja, bergulat dengan identitas, persahabatan, hubungan romantis, dan kebutuhan akan kemandirian dan pengakuan dari orang tua. o Data Fokus dari Film: Data Subjektif: Pernyataan Auggie tentang ketakutannya pergi sekolah; perasaan Via yang diungkapkan kepada temannya "Aku seperti planet yang mengorbit Auggie, sang matahari"; kekhawatiran orang tua saat Auggie akan masuk sekolah; percakapan keluarga saat makan malam. Data Objektif: Auggie yang selalu memakai helm sebelum memutuskan melepaskannya; ekspresi Auggie saat menghadapi bullying; interaksi Via dengan teman-temannya dan orang tuanya (terkadang menarik diri); usaha orang tua berkomunikasi dengan pihak sekolah. o Masalah Keperawatan Keluarga yang Mungkin Muncul: Perubahan Proses Keluarga b.d transisi perkembangan anak dan kebutuhan khusus (kelainan wajah). Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga b.d luputnya perhatian terhadap kebutuhan emosional sibling (Via) akibat fokus pada anak dengan kebutuhan khusus. Ketegangan Peran Saudara Kandung (Sibling Role Strain) b.d pembagian perhatian dan sumber daya keluarga yang tidak merata. Risiko Isolasi Sosial pada Auggie b.d penampilan fisik dan potensi penolakan sosial. Gangguan Citra Tubuh pada Auggie b.d penampilannya. o Intervensi Keperawatan Keluarga Utama: Konseling Keluarga: Memfasilitasi diskusi terbuka tentang perasaan setiap anggota keluarga, termasuk perasaan Via; membantu orang tua menyadari dan memenuhi kebutuhan unik masing-masing anak. Pendidikan Kesehatan: Memberikan informasi tentang Treacher Collins Syndrome kepada keluarga (jika belum sepenuhnya paham) dan membantu mereka menyusun strategi edukasi untuk lingkungan sosial (teman, guru). Dukungan untuk Sibling: Memberikan perhatian dan dukungan individual kepada Via; mengakui perannya dalam keluarga dan tantangan yang dihadapinya. Advokasi: Bekerja sama dengan pihak sekolah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan mencegah bullying. Meningkatkan Keterampilan Sosial: Membantu Auggie mengembangkan keterampilan berinteraksi dan merespons situasi sosial. Rujukan: Merujuk keluarga ke kelompok pendukung orang tua dengan anak berkebutuhan khusus atau kelompok pendukung sibling. o Evaluasi yang Diharapkan: Komunikasi keluarga meningkat, terutama antara orang tua dan Via. Via merasa lebih dihargai dan kebutuhannya diakui. Auggie berhasil beradaptasi di sekolah dan menjalin hubungan sosial yang positif. Keluarga menunjukkan ketahanan dan koping yang efektif dalam menghadapi tantangan. Fungsi keluarga (terutama sosialisasi dan afektif) meningkat. • Dukungan Jurnal: o Judul/Topik Relevan: Dampak Penyakit Kronis/Kebutuhan Khusus pada Sibling, Dinamika Keluarga dengan Anak Berkebutuhan Khusus, Resiliensi Keluarga, Koping Keluarga Terhadap Stres Sosial. o Contoh Kutipan Konsep: "Seringkali, sibling dari anak dengan penyakit kronis atau disabilitas mengalami beban emosional dan sosial yang unik, yang dapat memengaruhi penyesuaian psikososial mereka jika tidak mendapatkan dukungan yang memadai" (Meadows, et al., 20XX). "Resiliensi keluarga adalah kemampuan keluarga untuk bangkit kembali dari kesulitan, yang melibatkan proses adaptasi positif dan pemeliharaan fungsi keluarga di bawah tekanan" (Walsh, 20XX, dikutip dalam banyak publikasi). ________________________________________ 3. ANALISIS FILM: MY SISTER'S KEEPER (TAHAP KELUARGA DENGAN REMAJA) • Ringkasan Film Singkat (Relevansi Keluarga): Film ini menceritakan keluarga Fitzgerald yang menghadapi penyakit leukemia kronis pada putri mereka, Kate (remaja). Adik perempuannya, Anna (remaja), dilahirkan melalui rekayasa genetika sebagai donor yang kompatibel untuk Kate. Konflik muncul ketika Anna, setelah bertahun-tahun memberikan sel punca, sumsum tulang, dan bagian tubuh lainnya, menolak mendonorkan ginjalnya dan mengajukan gugatan hukum (medical emancipation) terhadap orang tuanya untuk mendapatkan otonomi medis atas tubuhnya sendiri. Film ini mengeksplorasi beban penyakit kronis/terminal pada seluruh keluarga, isu etika, komunikasi yang rusak, dan proses berduka. • Analisis Asuhan Keperawatan Keluarga: o Pengkajian Fokus Keluarga: Stresor: Penyakit kronis dan terminal pada anak (Kate), dilema etika dan moral (konsepsi Anna sebagai donor), konflik hukum dalam keluarga (gugatan Anna), beban emosional dan fisik merawat pasien kronis, berduka antisipatori. Koping Keluarga: Sarah (ibu) menunjukkan koping yang sangat terfokus dan intens pada perawatan Kate, terkadang mengabaikan kebutuhan anggota keluarga lain. Brian (ayah) seringkali menjadi penengah, tetapi juga tertekan. Jesse (kakak laki-laki) menarik diri dan menggunakan mekanisme koping maladaptif (misal: kenakalan). Anna menunjukkan koping melalui perlawanan dan pencarian otonomi sebagai cara untuk mengontrol situasinya. Secara keseluruhan, koping keluarga terfragmentasi dan seringkali tidak efektif. Fungsi Keluarga: Sangat terganggu, terutama fungsi afektif (kesulitan mengekspresikan perasaan secara sehat, ada kebencian terpendam), fungsi perawatan kesehatan (terlalu fokus pada aspek teknis/medis Kate, mengabaikan aspek psikososial), fungsi sosialisasi (keluarga terisolasi, fokus hanya pada penyakit Kate), fungsi pengambilan keputusan (konflik besar). Komunikasi Keluarga: Sangat buruk, ditandai dengan argumen, penahanan perasaan, ketidakmampuan membahas topik sulit secara terbuka (misal: kematian, perasaan Anna). Peran Keluarga: Peran orang tua sebagai pengambil keputusan untuk anak-anak diuji secara ekstrem. Peran Anna sebagai "anak donor" yang tidak diinginkannya, peran Kate sebagai pasien yang sakit, dan peran Jesse sebagai anak yang terabaikan. Tahap Perkembangan Kate & Anna: Keduanya adalah remaja yang seharusnya sedang dalam proses pembentukan identitas (Identity vs. Role Confusion), namun perkembangan mereka terhambat atau terdistorsi oleh penyakit Kate dan dinamika keluarga. Anna berjuang untuk otonomi dan identitas terpisah dari perannya sebagai donor. Kate bergulat dengan penyakitnya dan penerimaan kematian. Jesse mencari perhatian dengan cara negatif. o Data Fokus dari Film: Data Subjektif: Pernyataan Anna di pengadilan tentang keinginannya atas tubuhnya; pernyataan Sarah "Dia (Anna) dilahirkan untuk menyelamatkan Kate"; luapan emosi atau kemarahan dalam percakapan keluarga; pengakuan Kate tentang keinginannya untuk "pergi" dan mengakhiri penderitaannya; perilaku menarik diri Jesse. Data Objektif: Kondisi fisik Kate yang semakin lemah; persidangan antara Anna dan orang tuanya; kurangnya interaksi positif antar anggota keluarga; penampilan Jesse yang urakan. o Masalah Keperawatan Keluarga yang Mungkin Muncul: Ketidakefektifan Koping Keluarga b.d penyakit kronis/terminal, konflik etika, dan stres hukum. Perubahan Proses Keluarga b.d stres kronis, konflik internal, dan kerusakan komunikasi. Konflik Pengambilan Keputusan Keluarga b.d pilihan perawatan, otonomi pasien/donor, dan nilai-nilai keluarga. Ketegangan Peran Saudara Kandung (Sibling Role Strain) b.d peran yang dipaksakan pada Anna dan perasaan terabaikan Jesse. Berduka Komplikasi/Disfungsional b.d penyakit terminal dan kesulitan memproses emosi. Kerusakan Komunikasi Keluarga b.d ketidakmampuan membahas perasaan dan masalah secara terbuka. Isolasi Sosial Keluarga b.d fokus pada penyakit dan masalah internal. o Intervensi Keperawatan Keluarga Utama: Konseling Keluarga Inten: Memfasilitasi komunikasi terbuka dan jujur, membantu anggota keluarga mengekspresikan perasaan (marah, takut, bersalah, sedih); mediasi konflik antara Anna dan orang tua. Dukungan Berduka: Mendukung keluarga dalam proses berduka antisipatori untuk Kate, dan berduka setelah kematian Kate (jika terjadi sesuai film). Edukasi tentang Penyakit Kronis/Terminal: Memberikan informasi yang jelas tentang prognosis, pilihan perawatan paliatif, dan proses kematian; membantu keluarga membuat keputusan yang terinformasi. Dukungan Individual: Memberikan dukungan konseling untuk setiap anggota keluarga (Anna, Kate, Jesse, Sarah, Brian) untuk mengatasi tantangan spesifik mereka. Konsultasi Etika: Merujuk keluarga ke komite etika rumah sakit atau konselor etika medis untuk membantu menavigasi isu sulit terkait donor dan otonomi. Rujukan: Merujuk ke kelompok pendukung keluarga dengan anak sakit kronis, terapis keluarga, atau layanan hospis. o Evaluasi yang Diharapkan: Komunikasi keluarga menjadi lebih terbuka dan jujur. Anggota keluarga mampu mengekspresikan perasaan mereka secara lebih sehat. Konflik dalam keluarga (atau setidaknya intensitasnya) berkurang, dengan solusi yang lebih adaptif (baik melalui negosiasi atau penerimaan hasil). Keluarga menunjukkan kemajuan dalam proses berduka. Setiap anggota keluarga merasa didukung dan kebutuhannya diakui. Fungsi keluarga secara bertahap membaik setelah krisis akut. • Dukungan Jurnal: o Judul/Topik Relevan: Beban Keluarga pada Penyakit Kronis Anak, Dinamika Sibling dan Penyakit, Konflik Etika dalam Perawatan Kesehatan Keluarga, Komunikasi Keluarga di Akhir Kehidupan, Berduka dalam Keluarga. o Contoh Kutipan Konsep: "Penyakit kronis atau terminal pada anak memberikan beban yang luar biasa pada seluruh sistem keluarga, seringkali menyebabkan perubahan peran, peningkatan stres, dan gangguan komunikasi" (Doherty & Baird, 20XX, relevan dengan konsep penyakit kronis dalam keluarga). "Perawat keluarga berperan penting dalam memfasilitasi komunikasi terbuka tentang harapan, ketakutan, dan nilai-nilai, terutama dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa atau di akhir kehidupan" (Wright & Leahey, dikutip dalam banyak publikasi). Artikel tentang Family Systems Theory atau Chronic Illness Framework sangat aplikatif di sini. ________________________________________
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: F43.0
- Deskripsi: Reaksi stres akut
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.94
- Deskripsi: Konseling psikologis
Diagnosa Keperawatan Utama:
Perubahan Proses Keluarga berhubungan dengan transisi perkembangan anak dan kebutuhan khusus (kelainan wajah).
Intervensi Keperawatan Utama:
1. Konseling Keluarga: Memfasilitasi diskusi terbuka tentang perasaan setiap anggota keluarga, termasuk perasaan Via; membantu orang tua menyadari dan memenuhi kebutuhan unik masing-masing anak.
2. Pendidikan Kesehatan: Memberikan informasi tentang Treacher Collins Syndrome kepada keluarga (jika belum sepenuhnya paham) dan membantu mereka menyusun strategi edukasi untuk lingkungan sosial (teman, guru).
3. Dukungan untuk Sibling: Memberikan perhatian dan dukungan individual kepada Via; mengakui perannya dalam keluarga dan tantangan yang dihadapinya.
Penjelasan:
Pada kasus ini, tidak ditemukan kode ICD-10 yang spesifik untuk kondisi kelainan wajah yang dialami Auggie (Treacher Collins Syndrome). Namun, kode F43.0 untuk Reaksi Stres Akut dapat mewakili respon psikologis dan emosional yang dialami keluarga, terutama Auggie dan Via, dalam menghadapi transisi perkembangan dan kebutuhan khusus Auggie.
Selanjutnya, tidak ada tindakan medis spesifik yang disebutkan dalam deskripsi, sehingga kode ICD-9-CM yang diberikan adalah untuk Konseling Psikologis (93.94), yang merupakan intervensi keperawatan utama yang dapat dilakukan untuk mendukung proses adaptasi dan penyesuaian keluarga.
Diagnosa keperawatan utama yang teridentifikasi adalah Perubahan Proses Keluarga berhubungan dengan transisi perkembangan anak dan kebutuhan khusus. Hal ini sesuai dengan stresor utama yang dihadapi keluarga, yaitu adaptasi terhadap keputusan Auggie untuk masuk sekolah umum dan dampaknya pada seluruh anggota keluarga.
Intervensi keperawatan utama yang direkomendasikan meliputi Konseling Keluarga, Pendidikan Kesehatan, dan Dukungan untuk Sibling. Tujuannya adalah untuk memfasilitasi komunikasi terbuka, meningkatkan pemahaman keluarga, dan memastikan kebutuhan emosional seluruh anggota keluarga, terutama Via, terpenuhi. -
Article No. 17073 | 10 May 2025
Klinis : TENTUKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN UTAMA DAN INTERVENSI UTAMA DARI DESKRIPSI BERIKUT INI : 2. ANALISIS FILM: WONDER (TAHAP KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH) • Ringkasan Film Singkat (Relevansi Keluarga): Film ini berpusat pada Auggie Pullman, seorang anak berusia 10 tahun (tahap anak usia sekolah) dengan kelainan bentuk wajah (Treacher Collins Syndrome) yang memutuskan untuk masuk sekolah umum setelah bertahun-tahun homeschooling. Cerita tidak hanya fokus pada adaptasi Auggie, tetapi juga dampak keputusannya pada seluruh anggota keluarga: orang tuanya yang protektif namun juga cemas, dan saudara perempuannya, Via (dalam transisi ke remaja), yang merasa seringkali "tidak terlihat" dibandingkan dengan kebutuhan khusus Auggie. Film ini menyoroti ketahanan keluarga, dinamika sibling, dan pentingnya penerimaan. • Analisis Asuhan Keperawatan Keluarga: o Pengkajian Fokus Keluarga: Stresor: Transisi besar dalam kehidupan anak (masuk sekolah umum), potensi bullying dan penolakan sosial, kebutuhan adaptasi keluarga terhadap tantangan baru, dinamika sibling (perasaan Via yang merasa perhatian orang tua terbagi ke Auggie). Koping Keluarga: Keluarga Pullman secara umum menunjukkan koping adaptif dan resilien. Mereka memiliki komunikasi terbuka (walaupun Via terkadang menahan diri), saling mendukung (meski ada momen ketegangan), dan aktif mencari solusi (memilih sekolah, menemui guru). Mereka menggunakan humor sebagai mekanisme koping. Fungsi Keluarga: Fungsi afektif sangat kuat (cinta dan dukungan), fungsi sosialisasi teruji (membantu Auggie berinteraksi sosial), fungsi perawatan kesehatan (mendukung kebutuhan medis Auggie, memastikan kesehatannya), fungsi ekonomi (mampu menyediakan kebutuhan Auggie, sekolah). Komunikasi Keluarga: Secara umum baik, ada usaha orang tua untuk berkomunikasi dengan kedua anak, namun terkadang mereka luput memperhatikan kebutuhan emosional Via karena fokus pada Auggie. Peran Keluarga: Peran orang tua sebagai pendukung, advokat, dan pelindung sangat menonjol. Peran Via sebagai kakak dan figur pendukung untuk Auggie (meskipun ia sendiri membutuhkan dukungan). Tahap Perkembangan Auggie: Berada pada tahap Industry vs. Inferiority, berusaha keras untuk diterima dan merasa kompeten di lingkungan sekolah baru, menghadapi tantangan besar dalam pembentukan rasa percaya diri dan identitas. Tahap Perkembangan Via: Berada dalam transisi menuju remaja, bergulat dengan identitas, persahabatan, hubungan romantis, dan kebutuhan akan kemandirian dan pengakuan dari orang tua. o Data Fokus dari Film: Data Subjektif: Pernyataan Auggie tentang ketakutannya pergi sekolah; perasaan Via yang diungkapkan kepada temannya "Aku seperti planet yang mengorbit Auggie, sang matahari"; kekhawatiran orang tua saat Auggie akan masuk sekolah; percakapan keluarga saat makan malam. Data Objektif: Auggie yang selalu memakai helm sebelum memutuskan melepaskannya; ekspresi Auggie saat menghadapi bullying; interaksi Via dengan teman-temannya dan orang tuanya (terkadang menarik diri); usaha orang tua berkomunikasi dengan pihak sekolah. o Masalah Keperawatan Keluarga yang Mungkin Muncul: Perubahan Proses Keluarga b.d transisi perkembangan anak dan kebutuhan khusus (kelainan wajah). Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga b.d luputnya perhatian terhadap kebutuhan emosional sibling (Via) akibat fokus pada anak dengan kebutuhan khusus. Ketegangan Peran Saudara Kandung (Sibling Role Strain) b.d pembagian perhatian dan sumber daya keluarga yang tidak merata. Risiko Isolasi Sosial pada Auggie b.d penampilan fisik dan potensi penolakan sosial. Gangguan Citra Tubuh pada Auggie b.d penampilannya. o Intervensi Keperawatan Keluarga Utama: Konseling Keluarga: Memfasilitasi diskusi terbuka tentang perasaan setiap anggota keluarga, termasuk perasaan Via; membantu orang tua menyadari dan memenuhi kebutuhan unik masing-masing anak. Pendidikan Kesehatan: Memberikan informasi tentang Treacher Collins Syndrome kepada keluarga (jika belum sepenuhnya paham) dan membantu mereka menyusun strategi edukasi untuk lingkungan sosial (teman, guru). Dukungan untuk Sibling: Memberikan perhatian dan dukungan individual kepada Via; mengakui perannya dalam keluarga dan tantangan yang dihadapinya. Advokasi: Bekerja sama dengan pihak sekolah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan mencegah bullying. Meningkatkan Keterampilan Sosial: Membantu Auggie mengembangkan keterampilan berinteraksi dan merespons situasi sosial. Rujukan: Merujuk keluarga ke kelompok pendukung orang tua dengan anak berkebutuhan khusus atau kelompok pendukung sibling. o Evaluasi yang Diharapkan: Komunikasi keluarga meningkat, terutama antara orang tua dan Via. Via merasa lebih dihargai dan kebutuhannya diakui. Auggie berhasil beradaptasi di sekolah dan menjalin hubungan sosial yang positif. Keluarga menunjukkan ketahanan dan koping yang efektif dalam menghadapi tantangan. Fungsi keluarga (terutama sosialisasi dan afektif) meningkat. • Dukungan Jurnal: o Judul/Topik Relevan: Dampak Penyakit Kronis/Kebutuhan Khusus pada Sibling, Dinamika Keluarga dengan Anak Berkebutuhan Khusus, Resiliensi Keluarga, Koping Keluarga Terhadap Stres Sosial. o Contoh Kutipan Konsep: "Seringkali, sibling dari anak dengan penyakit kronis atau disabilitas mengalami beban emosional dan sosial yang unik, yang dapat memengaruhi penyesuaian psikososial mereka jika tidak mendapatkan dukungan yang memadai" (Meadows, et al., 20XX). "Resiliensi keluarga adalah kemampuan keluarga untuk bangkit kembali dari kesulitan, yang melibatkan proses adaptasi positif dan pemeliharaan fungsi keluarga di bawah tekanan" (Walsh, 20XX, dikutip dalam banyak publikasi). ________________________________________ 3. ANALISIS FILM: MY SISTER'S KEEPER (TAHAP KELUARGA DENGAN REMAJA) • Ringkasan Film Singkat (Relevansi Keluarga): Film ini menceritakan keluarga Fitzgerald yang menghadapi penyakit leukemia kronis pada putri mereka, Kate (remaja). Adik perempuannya, Anna (remaja), dilahirkan melalui rekayasa genetika sebagai donor yang kompatibel untuk Kate. Konflik muncul ketika Anna, setelah bertahun-tahun memberikan sel punca, sumsum tulang, dan bagian tubuh lainnya, menolak mendonorkan ginjalnya dan mengajukan gugatan hukum (medical emancipation) terhadap orang tuanya untuk mendapatkan otonomi medis atas tubuhnya sendiri. Film ini mengeksplorasi beban penyakit kronis/terminal pada seluruh keluarga, isu etika, komunikasi yang rusak, dan proses berduka. • Analisis Asuhan Keperawatan Keluarga: o Pengkajian Fokus Keluarga: Stresor: Penyakit kronis dan terminal pada anak (Kate), dilema etika dan moral (konsepsi Anna sebagai donor), konflik hukum dalam keluarga (gugatan Anna), beban emosional dan fisik merawat pasien kronis, berduka antisipatori. Koping Keluarga: Sarah (ibu) menunjukkan koping yang sangat terfokus dan intens pada perawatan Kate, terkadang mengabaikan kebutuhan anggota keluarga lain. Brian (ayah) seringkali menjadi penengah, tetapi juga tertekan. Jesse (kakak laki-laki) menarik diri dan menggunakan mekanisme koping maladaptif (misal: kenakalan). Anna menunjukkan koping melalui perlawanan dan pencarian otonomi sebagai cara untuk mengontrol situasinya. Secara keseluruhan, koping keluarga terfragmentasi dan seringkali tidak efektif. Fungsi Keluarga: Sangat terganggu, terutama fungsi afektif (kesulitan mengekspresikan perasaan secara sehat, ada kebencian terpendam), fungsi perawatan kesehatan (terlalu fokus pada aspek teknis/medis Kate, mengabaikan aspek psikososial), fungsi sosialisasi (keluarga terisolasi, fokus hanya pada penyakit Kate), fungsi pengambilan keputusan (konflik besar). Komunikasi Keluarga: Sangat buruk, ditandai dengan argumen, penahanan perasaan, ketidakmampuan membahas topik sulit secara terbuka (misal: kematian, perasaan Anna). Peran Keluarga: Peran orang tua sebagai pengambil keputusan untuk anak-anak diuji secara ekstrem. Peran Anna sebagai "anak donor" yang tidak diinginkannya, peran Kate sebagai pasien yang sakit, dan peran Jesse sebagai anak yang terabaikan. Tahap Perkembangan Kate & Anna: Keduanya adalah remaja yang seharusnya sedang dalam proses pembentukan identitas (Identity vs. Role Confusion), namun perkembangan mereka terhambat atau terdistorsi oleh penyakit Kate dan dinamika keluarga. Anna berjuang untuk otonomi dan identitas terpisah dari perannya sebagai donor. Kate bergulat dengan penyakitnya dan penerimaan kematian. Jesse mencari perhatian dengan cara negatif. o Data Fokus dari Film: Data Subjektif: Pernyataan Anna di pengadilan tentang keinginannya atas tubuhnya; pernyataan Sarah "Dia (Anna) dilahirkan untuk menyelamatkan Kate"; luapan emosi atau kemarahan dalam percakapan keluarga; pengakuan Kate tentang keinginannya untuk "pergi" dan mengakhiri penderitaannya; perilaku menarik diri Jesse. Data Objektif: Kondisi fisik Kate yang semakin lemah; persidangan antara Anna dan orang tuanya; kurangnya interaksi positif antar anggota keluarga; penampilan Jesse yang urakan. o Masalah Keperawatan Keluarga yang Mungkin Muncul: Ketidakefektifan Koping Keluarga b.d penyakit kronis/terminal, konflik etika, dan stres hukum. Perubahan Proses Keluarga b.d stres kronis, konflik internal, dan kerusakan komunikasi. Konflik Pengambilan Keputusan Keluarga b.d pilihan perawatan, otonomi pasien/donor, dan nilai-nilai keluarga. Ketegangan Peran Saudara Kandung (Sibling Role Strain) b.d peran yang dipaksakan pada Anna dan perasaan terabaikan Jesse. Berduka Komplikasi/Disfungsional b.d penyakit terminal dan kesulitan memproses emosi. Kerusakan Komunikasi Keluarga b.d ketidakmampuan membahas perasaan dan masalah secara terbuka. Isolasi Sosial Keluarga b.d fokus pada penyakit dan masalah internal. o Intervensi Keperawatan Keluarga Utama: Konseling Keluarga Inten: Memfasilitasi komunikasi terbuka dan jujur, membantu anggota keluarga mengekspresikan perasaan (marah, takut, bersalah, sedih); mediasi konflik antara Anna dan orang tua. Dukungan Berduka: Mendukung keluarga dalam proses berduka antisipatori untuk Kate, dan berduka setelah kematian Kate (jika terjadi sesuai film). Edukasi tentang Penyakit Kronis/Terminal: Memberikan informasi yang jelas tentang prognosis, pilihan perawatan paliatif, dan proses kematian; membantu keluarga membuat keputusan yang terinformasi. Dukungan Individual: Memberikan dukungan konseling untuk setiap anggota keluarga (Anna, Kate, Jesse, Sarah, Brian) untuk mengatasi tantangan spesifik mereka. Konsultasi Etika: Merujuk keluarga ke komite etika rumah sakit atau konselor etika medis untuk membantu menavigasi isu sulit terkait donor dan otonomi. Rujukan: Merujuk ke kelompok pendukung keluarga dengan anak sakit kronis, terapis keluarga, atau layanan hospis. o Evaluasi yang Diharapkan: Komunikasi keluarga menjadi lebih terbuka dan jujur. Anggota keluarga mampu mengekspresikan perasaan mereka secara lebih sehat. Konflik dalam keluarga (atau setidaknya intensitasnya) berkurang, dengan solusi yang lebih adaptif (baik melalui negosiasi atau penerimaan hasil). Keluarga menunjukkan kemajuan dalam proses berduka. Setiap anggota keluarga merasa didukung dan kebutuhannya diakui. Fungsi keluarga secara bertahap membaik setelah krisis akut. • Dukungan Jurnal: o Judul/Topik Relevan: Beban Keluarga pada Penyakit Kronis Anak, Dinamika Sibling dan Penyakit, Konflik Etika dalam Perawatan Kesehatan Keluarga, Komunikasi Keluarga di Akhir Kehidupan, Berduka dalam Keluarga. o Contoh Kutipan Konsep: "Penyakit kronis atau terminal pada anak memberikan beban yang luar biasa pada seluruh sistem keluarga, seringkali menyebabkan perubahan peran, peningkatan stres, dan gangguan komunikasi" (Doherty & Baird, 20XX, relevan dengan konsep penyakit kronis dalam keluarga). "Perawat keluarga berperan penting dalam memfasilitasi komunikasi terbuka tentang harapan, ketakutan, dan nilai-nilai, terutama dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa atau di akhir kehidupan" (Wright & Leahey, dikutip dalam banyak publikasi). Artikel tentang Family Systems Theory atau Chronic Illness Framework sangat aplikatif di sini. ________________________________________
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan Utama dan Intervensi Utama Berdasarkan Analisis Film *Wonder* dan *My Sister’s Keeper***
### **1. Film *Wonder* (Tahap Keluarga dengan Anak Usia Sekolah)**
#### **Diagnosa Keperawatan Utama:**
**Perubahan Proses Keluarga (Kode: D.0002) b.d transisi perkembangan anak (Auggie) dan kebutuhan khusus (Treacher Collins Syndrome).**
**Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):**
- **Definisi:** Perubahan dalam hubungan, peran, atau fungsi keluarga akibat stresor internal/eksternal.
- **Karakteristik:** Ketegangan peran, konflik komunikasi, perubahan pola interaksi, dan ketidakseimbangan pembagian perhatian (terlihat pada dinamika antara Auggie dan Via).
**SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) – Kode: L.0801 (Adaptasi Keluarga terhadap Perubahan):**
- **Kriteria Evaluasi:**
- Keluarga mampu mengidentifikasi sumber stres.
- Anggota keluarga mengekspresikan perasaan secara konstruktif.
- Keseimbangan perhatian terhadap kebutuhan Auggie dan Via.
**SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) – Kode: I.0903 (Konseling Keluarga):**
- **Intervensi Utama:**
1. **Fasilitasi Komunikasi Terbuka:** Bantu keluarga mengadakan diskusi terstruktur tentang perasaan Via dan Auggie.
2. **Edukasi Koping Adaptif:** Ajarkan teknik *problem-solving* dan *emotional validation*.
3. **Kolaborasi dengan Sekolah:** Advokasi kebijakan anti-bullying dan sosialisasi inklusi.
4. **Dukungan Sibling:** Rujuk Via ke kelompok pendukung saudara kandung anak berkebutuhan khusus.
---
### **2. Film *My Sister’s Keeper* (Tahap Keluarga dengan Remaja)**
#### **Diagnosa Keperawatan Utama:**
**Ketidakefektifan Koping Keluarga (Kode: D.0004) b.d penyakit terminal (leukemia Kate), konflik etika donor, dan fragmentasi peran.**
**Penjelasan SDKI:**
- **Definisi:** Ketidakmampuan keluarga mengelola stresor dengan strategi adaptif.
- **Karakteristik:** Komunikasi tertutup, koping maladaptif (Jesse), konflik keputusan (gugatan Anna), dan isolasi sosial.
**SLKI – Kode: L.0802 (Koping Keluarga):**
- **Kriteria Evaluasi:**
- Anggota keluarga mengungkapkan emosi secara sehat.
- Pengambilan keputusan kolaboratif terkait perawatan Kate dan otonomi Anna.
- Pengurangan perilaku maladaptif (mis: kenakalan Jesse).
**SIKI – Kode: I.0905 (Terapi Krisis Keluarga):**
- **Intervensi Utama:**
1. **Konseling Keluarga Intensif:** Fokus pada mediasi konflik Anna-orang tua dan ekspresi berduka antisipatori.
2. **Pendidikan Paliatif:** Jelaskan opsi perawatan paliatif untuk Kate dan dukungan *end-of-life care*.
3. **Konsultasi Etika:** Libatkan tim etik rumah sakit untuk navigasi dilema donor ginjal.
4. **Rujukan Psikososial:** Rujuk ke *grief counselor* dan kelompok pendukung keluarga penyakit kronis.
---
### **Daftar Kode SDKI-SLKI-SIKI yang Relevan:**
| **Kategori** | **Kode** | **Deskripsi** |
|---------------------|----------|-----------------------------------------------|
| **SDKI** | D.0002 | Perubahan Proses Keluarga |
| | D.0004 | Ketidakefektifan Koping Keluarga |
| **SLKI** | L.0801 | Adaptasi Keluarga terhadap Perubahan |
| | L.0802 | Koping Keluarga |
| **SIKI** | I.0903 | Konseling Keluarga |
| | I.0905 | Terapi Krisis Keluarga |
---
**Catatan Akademis:**
- **Referensi Teoritis:**
- *Family Systems Theory* (Bowen, 1978) mendasari intervensi pada dinamika keluarga.
- *Resilience Theory* (Walsh, 2003) digunakan untuk memperkuat koping adaptif.
- **Relevansi Praktik:** Intervensi mengacu pada *evidence-based practice* dalam keperawatan keluarga (Wright & Leahey, 2013).
**Format RTF:** Dokumen ini disusun sesuai standar PPNI dan dapat disesuaikan dengan dokumentasi asuhan keperawatan di klinis. -
Article No. 17074 | 10 May 2025
Klinis : DIAGNOSA KEPERAWATAN : Defisit Kesehatan Komunitas D.0110 DATA PENDUKUNG : - Tidak adanya pelatihan atau panduan ergonomik di tempat kerja • Merasa lingkungan kerja berisiko kesehatan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi yang diberikan adalah "Defisit Kesehatan Komunitas D.0110". Diagnosa ini menggambarkan bahwa komunitas atau kelompok masyarakat yang terkait memiliki masalah kesehatan yang belum optimal.
Data Pendukung:
- Tidak adanya pelatihan atau panduan ergonomik di tempat kerja
- Merasa lingkungan kerja berisiko kesehatan
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Komunitas (L-0704): Komunitas menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang kesehatan yang terkait dengan masalah ergonomi dan risiko kesehatan di tempat kerja.
2. Partisipasi Komunitas (L-0709): Komunitas terlibat secara aktif dalam upaya untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah kesehatan yang terkait dengan ergonomi dan risiko di tempat kerja.
3. Kontrol Komunitas atas Kesehatan (L-0710): Komunitas memiliki kemampuan untuk mengendalikan dan mengatasi masalah kesehatan yang terkait dengan ergonomi dan risiko di tempat kerja.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Asesmen Kesehatan Komunitas (I-0701): Melakukan asesmen komprehensif terhadap kondisi kesehatan komunitas, termasuk identifikasi masalah ergonomi dan risiko kesehatan di tempat kerja.
2. Perencanaan Kesehatan Komunitas (I-0702): Mengembangkan rencana intervensi yang sesuai untuk mengatasi masalah ergonomi dan risiko kesehatan di tempat kerja.
3. Implementasi Intervensi Kesehatan Komunitas (I-0703): Melaksanakan intervensi yang telah direncanakan, seperti pelatihan ergonomi, penyediaan panduan/SOP, dan promosi kesehatan di tempat kerja.
4. Evaluasi Kesehatan Komunitas (I-0704): Melakukan evaluasi terhadap efektivitas intervensi yang telah dilakukan dan mengidentifikasi area perbaikan untuk meningkatkan kesehatan komunitas.
5. Advokasi Kesehatan Komunitas (I-0705): Melakukan advokasi kepada pihak terkait (manajemen, pemerintah, dll.) untuk mendukung upaya peningkatan kesehatan komunitas di tempat kerja.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Defisit Kesehatan Komunitas D.0110" menggambarkan adanya masalah kesehatan pada komunitas atau kelompok masyarakat terkait. Dalam kasus ini, data pendukung menunjukkan bahwa terdapat masalah ergonomi dan risiko kesehatan di tempat kerja, seperti tidak adanya pelatihan atau panduan ergonomik serta persepsi komunitas bahwa lingkungan kerja berisiko bagi kesehatan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) meliputi peningkatan pengetahuan kesehatan komunitas, partisipasi aktif komunitas dalam upaya peningkatan kesehatan, serta kemampuan komunitas untuk mengendalikan dan mengatasi masalah kesehatan terkait ergonomi dan risiko di tempat kerja. Capaian luaran ini akan mendukung komunitas untuk meningkatkan kesehatan secara optimal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI) mencakup asesmen komprehensif, perencanaan intervensi yang sesuai, implementasi intervensi, evaluasi, serta advokasi kesehatan komunitas. Melalui rangkaian intervensi ini, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, partisipasi, dan kontrol komunitas terhadap masalah ergonomi dan risiko kesehatan di tempat kerja, sehingga dapat mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 17075 | 10 May 2025
Klinis : TENTUKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN UTAMA DAN INTERVENSI UTAMA DARI DESKRIPSI BERIKUT INI : 2. ANALISIS FILM: WONDER (TAHAP KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH) • Ringkasan Film Singkat (Relevansi Keluarga): Film ini berpusat pada Auggie Pullman, seorang anak berusia 10 tahun (tahap anak usia sekolah) dengan kelainan bentuk wajah (Treacher Collins Syndrome) yang memutuskan untuk masuk sekolah umum setelah bertahun-tahun homeschooling. Cerita tidak hanya fokus pada adaptasi Auggie, tetapi juga dampak keputusannya pada seluruh anggota keluarga: orang tuanya yang protektif namun juga cemas, dan saudara perempuannya, Via (dalam transisi ke remaja), yang merasa seringkali "tidak terlihat" dibandingkan dengan kebutuhan khusus Auggie. Film ini menyoroti ketahanan keluarga, dinamika sibling, dan pentingnya penerimaan. • Analisis Asuhan Keperawatan Keluarga: o Pengkajian Fokus Keluarga: Stresor: Transisi besar dalam kehidupan anak (masuk sekolah umum), potensi bullying dan penolakan sosial, kebutuhan adaptasi keluarga terhadap tantangan baru, dinamika sibling (perasaan Via yang merasa perhatian orang tua terbagi ke Auggie). Koping Keluarga: Keluarga Pullman secara umum menunjukkan koping adaptif dan resilien. Mereka memiliki komunikasi terbuka (walaupun Via terkadang menahan diri), saling mendukung (meski ada momen ketegangan), dan aktif mencari solusi (memilih sekolah, menemui guru). Mereka menggunakan humor sebagai mekanisme koping. Fungsi Keluarga: Fungsi afektif sangat kuat (cinta dan dukungan), fungsi sosialisasi teruji (membantu Auggie berinteraksi sosial), fungsi perawatan kesehatan (mendukung kebutuhan medis Auggie, memastikan kesehatannya), fungsi ekonomi (mampu menyediakan kebutuhan Auggie, sekolah). Komunikasi Keluarga: Secara umum baik, ada usaha orang tua untuk berkomunikasi dengan kedua anak, namun terkadang mereka luput memperhatikan kebutuhan emosional Via karena fokus pada Auggie. Peran Keluarga: Peran orang tua sebagai pendukung, advokat, dan pelindung sangat menonjol. Peran Via sebagai kakak dan figur pendukung untuk Auggie (meskipun ia sendiri membutuhkan dukungan). Tahap Perkembangan Auggie: Berada pada tahap Industry vs. Inferiority, berusaha keras untuk diterima dan merasa kompeten di lingkungan sekolah baru, menghadapi tantangan besar dalam pembentukan rasa percaya diri dan identitas. Tahap Perkembangan Via: Berada dalam transisi menuju remaja, bergulat dengan identitas, persahabatan, hubungan romantis, dan kebutuhan akan kemandirian dan pengakuan dari orang tua. o Data Fokus dari Film: Data Subjektif: Pernyataan Auggie tentang ketakutannya pergi sekolah; perasaan Via yang diungkapkan kepada temannya "Aku seperti planet yang mengorbit Auggie, sang matahari"; kekhawatiran orang tua saat Auggie akan masuk sekolah; percakapan keluarga saat makan malam. Data Objektif: Auggie yang selalu memakai helm sebelum memutuskan melepaskannya; ekspresi Auggie saat menghadapi bullying; interaksi Via dengan teman-temannya dan orang tuanya (terkadang menarik diri); usaha orang tua berkomunikasi dengan pihak sekolah. o Masalah Keperawatan Keluarga yang Mungkin Muncul: Perubahan Proses Keluarga b.d transisi perkembangan anak dan kebutuhan khusus (kelainan wajah). Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga b.d luputnya perhatian terhadap kebutuhan emosional sibling (Via) akibat fokus pada anak dengan kebutuhan khusus. Ketegangan Peran Saudara Kandung (Sibling Role Strain) b.d pembagian perhatian dan sumber daya keluarga yang tidak merata. Risiko Isolasi Sosial pada Auggie b.d penampilan fisik dan potensi penolakan sosial. Gangguan Citra Tubuh pada Auggie b.d penampilannya. o Intervensi Keperawatan Keluarga Utama: Konseling Keluarga: Memfasilitasi diskusi terbuka tentang perasaan setiap anggota keluarga, termasuk perasaan Via; membantu orang tua menyadari dan memenuhi kebutuhan unik masing-masing anak. Pendidikan Kesehatan: Memberikan informasi tentang Treacher Collins Syndrome kepada keluarga (jika belum sepenuhnya paham) dan membantu mereka menyusun strategi edukasi untuk lingkungan sosial (teman, guru). Dukungan untuk Sibling: Memberikan perhatian dan dukungan individual kepada Via; mengakui perannya dalam keluarga dan tantangan yang dihadapinya. Advokasi: Bekerja sama dengan pihak sekolah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan mencegah bullying. Meningkatkan Keterampilan Sosial: Membantu Auggie mengembangkan keterampilan berinteraksi dan merespons situasi sosial. Rujukan: Merujuk keluarga ke kelompok pendukung orang tua dengan anak berkebutuhan khusus atau kelompok pendukung sibling. o Evaluasi yang Diharapkan: Komunikasi keluarga meningkat, terutama antara orang tua dan Via. Via merasa lebih dihargai dan kebutuhannya diakui. Auggie berhasil beradaptasi di sekolah dan menjalin hubungan sosial yang positif. Keluarga menunjukkan ketahanan dan koping yang efektif dalam menghadapi tantangan. Fungsi keluarga (terutama sosialisasi dan afektif) meningkat. • Dukungan Jurnal: o Judul/Topik Relevan: Dampak Penyakit Kronis/Kebutuhan Khusus pada Sibling, Dinamika Keluarga dengan Anak Berkebutuhan Khusus, Resiliensi Keluarga, Koping Keluarga Terhadap Stres Sosial. o Contoh Kutipan Konsep: "Seringkali, sibling dari anak dengan penyakit kronis atau disabilitas mengalami beban emosional dan sosial yang unik, yang dapat memengaruhi penyesuaian psikososial mereka jika tidak mendapatkan dukungan yang memadai" (Meadows, et al., 20XX). "Resiliensi keluarga adalah kemampuan keluarga untuk bangkit kembali dari kesulitan, yang melibatkan proses adaptasi positif dan pemeliharaan fungsi keluarga di bawah tekanan" (Walsh, 20XX, dikutip dalam banyak publikasi). ________________________________________ 3. ANALISIS FILM: MY SISTER'S KEEPER (TAHAP KELUARGA DENGAN REMAJA) • Ringkasan Film Singkat (Relevansi Keluarga): Film ini menceritakan keluarga Fitzgerald yang menghadapi penyakit leukemia kronis pada putri mereka, Kate (remaja). Adik perempuannya, Anna (remaja), dilahirkan melalui rekayasa genetika sebagai donor yang kompatibel untuk Kate. Konflik muncul ketika Anna, setelah bertahun-tahun memberikan sel punca, sumsum tulang, dan bagian tubuh lainnya, menolak mendonorkan ginjalnya dan mengajukan gugatan hukum (medical emancipation) terhadap orang tuanya untuk mendapatkan otonomi medis atas tubuhnya sendiri. Film ini mengeksplorasi beban penyakit kronis/terminal pada seluruh keluarga, isu etika, komunikasi yang rusak, dan proses berduka. • Analisis Asuhan Keperawatan Keluarga: o Pengkajian Fokus Keluarga: Stresor: Penyakit kronis dan terminal pada anak (Kate), dilema etika dan moral (konsepsi Anna sebagai donor), konflik hukum dalam keluarga (gugatan Anna), beban emosional dan fisik merawat pasien kronis, berduka antisipatori. Koping Keluarga: Sarah (ibu) menunjukkan koping yang sangat terfokus dan intens pada perawatan Kate, terkadang mengabaikan kebutuhan anggota keluarga lain. Brian (ayah) seringkali menjadi penengah, tetapi juga tertekan. Jesse (kakak laki-laki) menarik diri dan menggunakan mekanisme koping maladaptif (misal: kenakalan). Anna menunjukkan koping melalui perlawanan dan pencarian otonomi sebagai cara untuk mengontrol situasinya. Secara keseluruhan, koping keluarga terfragmentasi dan seringkali tidak efektif. Fungsi Keluarga: Sangat terganggu, terutama fungsi afektif (kesulitan mengekspresikan perasaan secara sehat, ada kebencian terpendam), fungsi perawatan kesehatan (terlalu fokus pada aspek teknis/medis Kate, mengabaikan aspek psikososial), fungsi sosialisasi (keluarga terisolasi, fokus hanya pada penyakit Kate), fungsi pengambilan keputusan (konflik besar). Komunikasi Keluarga: Sangat buruk, ditandai dengan argumen, penahanan perasaan, ketidakmampuan membahas topik sulit secara terbuka (misal: kematian, perasaan Anna). Peran Keluarga: Peran orang tua sebagai pengambil keputusan untuk anak-anak diuji secara ekstrem. Peran Anna sebagai "anak donor" yang tidak diinginkannya, peran Kate sebagai pasien yang sakit, dan peran Jesse sebagai anak yang terabaikan. Tahap Perkembangan Kate & Anna: Keduanya adalah remaja yang seharusnya sedang dalam proses pembentukan identitas (Identity vs. Role Confusion), namun perkembangan mereka terhambat atau terdistorsi oleh penyakit Kate dan dinamika keluarga. Anna berjuang untuk otonomi dan identitas terpisah dari perannya sebagai donor. Kate bergulat dengan penyakitnya dan penerimaan kematian. Jesse mencari perhatian dengan cara negatif. o Data Fokus dari Film: Data Subjektif: Pernyataan Anna di pengadilan tentang keinginannya atas tubuhnya; pernyataan Sarah "Dia (Anna) dilahirkan untuk menyelamatkan Kate"; luapan emosi atau kemarahan dalam percakapan keluarga; pengakuan Kate tentang keinginannya untuk "pergi" dan mengakhiri penderitaannya; perilaku menarik diri Jesse. Data Objektif: Kondisi fisik Kate yang semakin lemah; persidangan antara Anna dan orang tuanya; kurangnya interaksi positif antar anggota keluarga; penampilan Jesse yang urakan. o Masalah Keperawatan Keluarga yang Mungkin Muncul: Ketidakefektifan Koping Keluarga b.d penyakit kronis/terminal, konflik etika, dan stres hukum. Perubahan Proses Keluarga b.d stres kronis, konflik internal, dan kerusakan komunikasi. Konflik Pengambilan Keputusan Keluarga b.d pilihan perawatan, otonomi pasien/donor, dan nilai-nilai keluarga. Ketegangan Peran Saudara Kandung (Sibling Role Strain) b.d peran yang dipaksakan pada Anna dan perasaan terabaikan Jesse. Berduka Komplikasi/Disfungsional b.d penyakit terminal dan kesulitan memproses emosi. Kerusakan Komunikasi Keluarga b.d ketidakmampuan membahas perasaan dan masalah secara terbuka. Isolasi Sosial Keluarga b.d fokus pada penyakit dan masalah internal. o Intervensi Keperawatan Keluarga Utama: Konseling Keluarga Inten: Memfasilitasi komunikasi terbuka dan jujur, membantu anggota keluarga mengekspresikan perasaan (marah, takut, bersalah, sedih); mediasi konflik antara Anna dan orang tua. Dukungan Berduka: Mendukung keluarga dalam proses berduka antisipatori untuk Kate, dan berduka setelah kematian Kate (jika terjadi sesuai film). Edukasi tentang Penyakit Kronis/Terminal: Memberikan informasi yang jelas tentang prognosis, pilihan perawatan paliatif, dan proses kematian; membantu keluarga membuat keputusan yang terinformasi. Dukungan Individual: Memberikan dukungan konseling untuk setiap anggota keluarga (Anna, Kate, Jesse, Sarah, Brian) untuk mengatasi tantangan spesifik mereka. Konsultasi Etika: Merujuk keluarga ke komite etika rumah sakit atau konselor etika medis untuk membantu menavigasi isu sulit terkait donor dan otonomi. Rujukan: Merujuk ke kelompok pendukung keluarga dengan anak sakit kronis, terapis keluarga, atau layanan hospis. o Evaluasi yang Diharapkan: Komunikasi keluarga menjadi lebih terbuka dan jujur. Anggota keluarga mampu mengekspresikan perasaan mereka secara lebih sehat. Konflik dalam keluarga (atau setidaknya intensitasnya) berkurang, dengan solusi yang lebih adaptif (baik melalui negosiasi atau penerimaan hasil). Keluarga menunjukkan kemajuan dalam proses berduka. Setiap anggota keluarga merasa didukung dan kebutuhannya diakui. Fungsi keluarga secara bertahap membaik setelah krisis akut. • Dukungan Jurnal: o Judul/Topik Relevan: Beban Keluarga pada Penyakit Kronis Anak, Dinamika Sibling dan Penyakit, Konflik Etika dalam Perawatan Kesehatan Keluarga, Komunikasi Keluarga di Akhir Kehidupan, Berduka dalam Keluarga. o Contoh Kutipan Konsep: "Penyakit kronis atau terminal pada anak memberikan beban yang luar biasa pada seluruh sistem keluarga, seringkali menyebabkan perubahan peran, peningkatan stres, dan gangguan komunikasi" (Doherty & Baird, 20XX, relevan dengan konsep penyakit kronis dalam keluarga). "Perawat keluarga berperan penting dalam memfasilitasi komunikasi terbuka tentang harapan, ketakutan, dan nilai-nilai, terutama dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa atau di akhir kehidupan" (Wright & Leahey, dikutip dalam banyak publikasi). Artikel tentang Family Systems Theory atau Chronic Illness Framework sangat aplikatif di sini. ________________________________________
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan SIKI yang sesuai untuk kondisi yang dideskripsikan:
ANALISIS FILM: WONDER (TAHAP KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH)
Diagnosa Keperawatan Utama:
1. Perubahan Proses Keluarga berhubungan dengan transisi perkembangan anak dan kebutuhan khusus (kelainan wajah).
Luaran SLKI yang Diharapkan:
- Keluarga mampu beradaptasi dengan perubahan dan transisi perkembangan anak.
- Keluarga dapat memenuhi kebutuhan khusus anggota keluarga dengan efektif.
- Komunikasi dan koping keluarga meningkat untuk menghadapi tantangan.
Intervensi Keperawatan Utama SIKI:
- Konseling Keluarga: Memfasilitasi diskusi terbuka tentang perasaan setiap anggota keluarga, membantu orang tua memahami dan memenuhi kebutuhan unik masing-masing anak.
- Pendidikan Kesehatan: Memberikan informasi tentang kondisi Auggie dan menyusun strategi edukasi untuk lingkungan sosial.
- Dukungan untuk Sibling: Memberikan perhatian dan dukungan individual kepada Via, mengakui perannya dalam keluarga.
- Advokasi: Bekerja sama dengan pihak sekolah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan mencegah bullying.
Diagnosa Keperawatan Tambahan:
2. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga berhubungan dengan luputnya perhatian terhadap kebutuhan emosional sibling (Via) akibat fokus pada anak dengan kebutuhan khusus.
Luaran SLKI yang Diharapkan:
- Keluarga dapat memenuhi kebutuhan emosional dan fisik setiap anggota secara seimbang.
- Keluarga mampu menjaga kesehatan dan kesejahteraan semua anggota.
Intervensi Keperawatan Tambahan SIKI:
- Konseling Keluarga: Membantu orang tua menyadari dan memenuhi kebutuhan unik masing-masing anak.
- Dukungan untuk Sibling: Memberikan perhatian dan dukungan individual kepada Via, mengakui perannya dalam keluarga.
- Edukasi Kesehatan Keluarga: Membantu keluarga mengembangkan strategi pemeliharaan kesehatan yang mempertimbangkan kebutuhan semua anggota.
Secara keseluruhan, intervensi keperawatan utama berfokus pada memfasilitasi adaptasi dan komunikasi keluarga, serta memenuhi kebutuhan khusus Auggie dan emosional Via. Intervensi tambahan ditujukan untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan seluruh anggota keluarga secara seimbang.
ANALISIS FILM: MY SISTER'S KEEPER (TAHAP KELUARGA DENGAN REMAJA)
Diagnosa Keperawatan Utama:
1. Ketidakefektifan Koping Keluarga berhubungan dengan penyakit kronis/terminal, konflik etika, dan stres hukum.
Luaran SLKI yang Diharapkan:
- Keluarga mampu mengembangkan koping yang efektif untuk menghadapi tantangan.
- Anggota keluarga dapat mengekspresikan perasaan secara sehat.
- Konflik dalam keluarga berkurang dengan solusi yang lebih adaptif.
Intervensi Keperawatan Utama SIKI:
- Konseling Keluarga Intensif: Memfasilitasi komunikasi terbuka, membantu anggota keluarga mengekspresikan perasaan, mediasi konflik.
- Dukungan Berduka: Mendukung keluarga dalam proses berduka antisipatori dan setelah kematian.
- Konsultasi Etika: Merujuk keluarga ke konselor etika medis untuk membantu menavigasi isu terkait donor dan otonomi.
Diagnosa Keperawatan Tambahan:
2. Perubahan Proses Keluarga berhubungan dengan stres kronis, konflik internal, dan kerusakan komunikasi.
Luaran SLKI yang Diharapkan:
- Komunikasi keluarga menjadi lebih terbuka dan jujur.
- Fungsi keluarga secara bertahap membaik setelah krisis akut.
- Keluarga menunjukkan peningkatan dalam proses berduka.
Intervensi Keperawatan Tambahan SIKI:
- Konseling Keluarga Intensif: Memfasilitasi komunikasi terbuka dan jujur, membantu anggota keluarga mengekspresikan perasaan.
- Dukungan Berduka: Mendukung keluarga dalam proses berduka antisipatori dan setelah kematian.
- Edukasi tentang Penyakit Kronis/Terminal: Memberikan informasi yang jelas tentang prognosis, pilihan perawatan, dan proses kematian.
- Dukungan Individual: Memberikan konseling untuk setiap anggota keluarga untuk mengatasi tantangan spesifik.
Secara keseluruhan, intervensi keperawatan utama berfokus pada memfasilitasi koping yang efektif dan komunikasi terbuka dalam keluarga untuk mengatasi tantangan terkait penyakit kronis, konflik etika, dan stres hukum. Intervensi tambahan ditujukan untuk memperbaiki proses keluarga yang terganggu akibat stres kronis dan memperkuat kemampuan berduka keluarga.