Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17103 | 11 May 2025
Klinis : repair perineum
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis untuk kondisi "repair perineum" dengan format yang terstruktur dan penjelasan detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: O90.1
- Deskripsi: Ruptur perineum pasca persalinan, dirawat secara bedah
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 75.69
- Deskripsi: Penjahitan luka pada perineum, tidak diklasifikasikan di tempat lain; prosedur ini dilakukan untuk memperbaiki atau menutup robekan perineum yang terjadi selama persalinan.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 O90.1 (Ruptur perineum pasca persalinan, dirawat secara bedah) digunakan untuk mengkodekan kondisi dimana terjadi robekan pada perineum (area antara vagina dan anus) yang membutuhkan perbaikan atau penjahitan secara bedah setelah proses persalinan.
2. Kode ICD-9-CM 75.69 (Penjahitan luka pada perineum, tidak diklasifikasikan di tempat lain) adalah kode yang digunakan untuk prosedur perbaikan atau penjahitan robekan pada perineum yang terjadi selama proses persalinan. Prosedur ini dilakukan untuk menyatukan kembali jaringan yang robek dan membantu proses penyembuhan.
Dalam praktik klinis, dokter atau perekam medis akan menggunakan kode-kode ini untuk mencatat diagnosis dan prosedur yang dilakukan pada pasien dengan kondisi "repair perineum" dalam rekam medis mereka. -
Article No. 17104 | 11 May 2025
Klinis : rupture perineum
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berdasarkan permintaan Anda, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur medis terkait kondisi rupture perineum:
1. Kode ICD-10:
- Kode: O70.0
- Deskripsi: Robekan perineum derajat 1, terjadi selama persalinan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 75.52
- Deskripsi: Penjahitan robekan perineum tanpa penyuluran, dilakukan pada ibu yang mengalami robekan perineum derajat 1 selama proses persalinan. Prosedur ini melibatkan pemberian anestesi lokal dan penjahitan jaringan yang terkoyak untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan.
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 O70.0 digunakan untuk mengklasifikasikan robekan perineum derajat 1 yang terjadi selama persalinan. Robekan perineum derajat 1 adalah robekan yang melibatkan kulit perineum dan mukosa vagina, tanpa mengenai sfinkter anal.
2. Kode ICD-9-CM 75.52 merujuk pada prosedur penjahitan robekan perineum tanpa penyuluran, yang dilakukan untuk menutup dan memperbaiki robekan yang terjadi pada jaringan perineum. Prosedur ini bertujuan untuk mencegah komplikasi, seperti perdarahan, infeksi, dan gangguan fungsi, serta mempercepat proses penyembuhan.
Dengan adanya kode-kode tersebut, rekam medis pasien dapat didokumentasikan dengan jelas dan akurat, memudahkan proses pengkodean, pelaporan, dan penagihan kepada pihak asuransi kesehatan. -
Article No. 17105 | 11 May 2025
Klinis : robekan perineum derajat 2
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang Anda minta.
1. Kode ICD-10:
- Kode: O70.1
- Deskripsi: Robekan perineum derajat 2, yang melibatkan otot perineum tetapi tidak mengenai sfinkter ani.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 75.62
- Deskripsi: Jahitan perineum, tidak dikategorikan di tempat lain (termasuk penjahitan robekan derajat 2).
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 O70.1 digunakan untuk menggambarkan kondisi robekan perineum derajat 2. Robekan derajat 2 melibatkan otot perineum, tetapi tidak mengenai sfinkter ani. Ini merupakan salah satu jenis cedera yang dapat terjadi selama proses persalinan.
2. Kode ICD-9-CM 75.62 mengacu pada prosedur penjahitan perineum yang tidak dikategorikan di tempat lain. Ini termasuk penjahitan robekan perineum derajat 2 untuk membantu pemulihan dan penyembuhan.
Kode-kode ini digunakan oleh tenaga kesehatan, seperti dokter dan perekam medis, untuk mengkodekan dan mendokumentasikan diagnosis dan prosedur medis secara terstandarisasi. -
Article No. 17106 | 11 May 2025
Klinis : MENOLONG PARTUS
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai seorang perekam medis, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi "MENOLONG PARTUS" dalam format yang terstruktur seperti yang Anda minta.
1. Kode ICD-10:
- Kode: O80
- Deskripsi: Persalinan tunggal spontan, presentasi kepala
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 72.1
- Deskripsi: Partus spontan, presentasi kepala, tanpa komplikasi
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 O80 (Persalinan tunggal spontan, presentasi kepala):
- Kode ini digunakan untuk mengkodekan persalinan normal dengan presentasi kepala, tanpa komplikasi.
- Kode ini termasuk dalam kategori "Kehamilan, persalinan, dan masa nifas" dalam ICD-10.
- Kode ini sesuai dengan kondisi "MENOLONG PARTUS" yang dideskripsikan, di mana proses persalinan berjalan secara normal dan spontan dengan presentasi kepala.
2. Kode ICD-9-CM 72.1 (Partus spontan, presentasi kepala, tanpa komplikasi):
- Kode ini digunakan untuk mengkodekan prosedur atau tindakan medis terkait dengan persalinan normal dengan presentasi kepala, tanpa komplikasi.
- Kode ini termasuk dalam kategori "Prosedur operasi pada sistem reproduksi wanita" dalam ICD-9-CM.
- Kode ini sesuai dengan kondisi "MENOLONG PARTUS" yang dideskripsikan, di mana proses persalinan berjalan secara normal dan spontan dengan presentasi kepala, tanpa memerlukan tindakan medis tambahan.
Dalam praktik perekaman medis, penggunaan kode ICD-10 untuk diagnosis dan ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis sangat penting untuk memastikan ketepatan pencatatan dan pelaporan data kesehatan yang akurat. -
Article No. 17107 | 11 May 2025
Klinis : vagina hygine
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda sebutkan, "vagina hygine", berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N89.8
- Deskripsi: Kondisi lain yang ditentukan dari vagina
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.53
- Deskripsi: Perawatan vagina, tidak termasuk perawatan servik
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 N89.8 menggambarkan kondisi lain yang ditentukan dari vagina, yang mencakup kondisi "vagina hygine" yang Anda deskripsikan. Kode ini termasuk dalam kategori "Penyakit lain dari alat kelamin wanita" pada Bab XIV: Penyakit sistem genitourinaria.
2. Kode ICD-9-CM 96.53 mencakup prosedur perawatan vagina, tidak termasuk perawatan pada serviks. Hal ini dapat mencakup tindakan pembersihan, higienis, atau perawatan vagina lainnya.
Sebagai petugas kesehatan, kami harus memastikan penggunaan kode-kode yang tepat untuk mendokumentasikan kondisi dan prosedur medis pasien secara akurat. Hal ini penting untuk memastikan catatan medis yang lengkap dan akurat, serta untuk tujuan klaim asuransi dan analisis epidemiologi. -
Article No. 17108 | 11 May 2025
Klinis : Kasus C Pada tanggal 10 Oktober 2023, jam 10.00 wita, seorang Pasien anak Bernama An. H berusaia 6 tahun datang ke UGD RSUD Kota Mataram dengan keluhan kesulitan bernafas parah. Orangtua pasien mengatakan anaknya sedang di sekolah dan mengikuti Pelajaran olahraga lalu ia tiba2 sangat kesulitan untuk bernafas. Orangtua pasien mengatakan anaknya memiliki riwayat penyakit Asma. An. H diposisikan dengan posisi duduk condong ke depan agar memudahkan bernafas. Saat di sekolah, An. H telah mendapatkan 3 kali hisapan infaler Ventolin (salbutamol) yang digunakan dengan alat mengatur jarak pemberian. Pemeriksaan antromopetri menunjukkan BB pasien 19kg, tinggi 125cm, suhu 36,50C. Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan Pernafasan 40x/menit, terdengar suara mengi saat ekspirasi, yang menandakan penyempitan saluran napas bagian bawah dan gangguan pernapasan. Anak tersebut tampak waspada dengan kulit pucat dan tidak dapat berbicara dalam kalimat lengkap, hanya mampu memberitahukan namanya kepada perawat. Pada pemeriksaan lebih lanjut, terdapat resesi interkostal, Tingkat oksigennya 90% di udara ruangan dan denyut nadinya 135x/menit. Saat auskultasi dada didapatkan bunyi mengi yang meluas secara bilateral. Orangtua pasien tampak sangat cemas karena kondisi anaknya yang sangat kesulitan untuk bernafas dan meminta petugas medis segera memberikan tindakan. Orangtua pasien mengatakan anaknya didiagnosa Asma sejak usia 5 tahun. Namun demikian tidak ada riyawat penyakit Asma dalam keluarganya.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan rincian kasus yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J45.9
- Deskripsi: Asma, tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.94
- Deskripsi: Pemberian oksigen
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien anak bernama An. H, berusia 6 tahun, datang ke UGD dengan keluhan kesulitan bernafas parah. Riwayat penyakit Asma sejak usia 5 tahun dan saat di sekolah telah mendapatkan penanganan berupa pemberian bronkodilator inhalasi (Ventolin/salbutamol) sebelum kondisi memburuk. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan tanda-tanda penyempitan saluran napas seperti pernapasan cepat, suara mengi, resesi interkostal, dan hipoksemia (oksigen 90% di udara ruangan).
Dengan gejala-gejala yang sesuai, diagnosis yang paling tepat adalah Asma (kode ICD-10 J45.9). Kasus ini merupakan eksaserbasi atau serangan asma akut yang membutuhkan penanganan cepat.
Tindakan medis yang dilakukan kemungkinan berupa pemberian oksigen (kode ICD-9-CM 93.94) untuk mengatasi hipoksemia dan pemberian bronkodilator inhalasi lanjutan (tidak tercantum dalam kode ICD-9-CM) untuk mengatasi obstruksi saluran napas. -
Article No. 17109 | 11 May 2025
Klinis : Kasus C Pada tanggal 10 Oktober 2023, jam 10.00 wita, seorang Pasien anak Bernama An. H berusaia 6 tahun datang ke UGD RSUD Kota Mataram dengan keluhan kesulitan bernafas parah. Orangtua pasien mengatakan anaknya sedang di sekolah dan mengikuti Pelajaran olahraga lalu ia tiba2 sangat kesulitan untuk bernafas. Orangtua pasien mengatakan anaknya memiliki riwayat penyakit Asma. An. H diposisikan dengan posisi duduk condong ke depan agar memudahkan bernafas. Saat di sekolah, An. H telah mendapatkan 3 kali hisapan infaler Ventolin (salbutamol) yang digunakan dengan alat mengatur jarak pemberian. Pemeriksaan antromopetri menunjukkan BB pasien 19kg, tinggi 125cm, suhu 36,50C. Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan Pernafasan 40x/menit, terdengar suara mengi saat ekspirasi, yang menandakan penyempitan saluran napas bagian bawah dan gangguan pernapasan. Anak tersebut tampak waspada dengan kulit pucat dan tidak dapat berbicara dalam kalimat lengkap, hanya mampu memberitahukan namanya kepada perawat. Pada pemeriksaan lebih lanjut, terdapat resesi interkostal, Tingkat oksigennya 90% di udara ruangan dan denyut nadinya 135x/menit. Saat auskultasi dada didapatkan bunyi mengi yang meluas secara bilateral. Orangtua pasien tampak sangat cemas karena kondisi anaknya yang sangat kesulitan untuk bernafas dan meminta petugas medis segera memberikan tindakan. Orangtua pasien mengatakan anaknya didiagnosa Asma sejak usia 5 tahun. Namun demikian tidak ada riyawat penyakit Asma dalam keluarganya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang dapat ditetapkan untuk kasus An. H adalah sebagai berikut:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Kode: 00031 (NANDA-I)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan dan mempertahankan jalan napas terbuka untuk memfasilitasi pertukaran gas.
2. Pola Napas Tidak Efektif
Kode: 00032 (NANDA-I)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang dapat mendukung kebutuhan oksigenasi.
3. Kecemasan
Kode: 00146 (NANDA-I)
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menetapkan diagnosis keperawatan berdasarkan NANDA-I.
- Terdiri dari kode, definisi, karakteristik, dan faktor terkait/risiko.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menetapkan luaran keperawatan yang diharapkan.
- Terdiri dari kode, definisi, dan kriteria hasil.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menetapkan intervensi keperawatan yang diperlukan.
- Terdiri dari kode, definisi, aktivitas, dan target luaran.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi profesi yang mengembangkan dan menetapkan standar-standar tersebut untuk digunakan oleh perawat di Indonesia. -
Article No. 17110 | 11 May 2025
Klinis : perawatan bayi baru lahir, dan adanya kecemasan terkait kesejahteraan anak-anaknya. Selain itu, anak pertama (A) menunjukkan tanda-tanda kecemburuan dan regresi perilaku sejak kelahiran adiknya.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda paparkan. Tone akan akademis dan persona saya akan sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Diagnosa Keperawatan untuk Perawatan Bayi Baru Lahir:
a. Risiko Hipotermi berhubungan dengan ketidakmampuan mengatur suhu tubuh.
b. Risiko Infeksi berhubungan dengan sistem imun yang belum matang.
c. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan menyusu secara efektif.
2. Diagnosa Keperawatan untuk Kecemasan Orang Tua terkait Kesejahteraan Anak-anak:
a. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan anak.
b. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang perawatan anak.
3. Diagnosa Keperawatan untuk Kecemburuan dan Regresi Perilaku Anak Pertama (A):
a. Kecemburuan berhubungan dengan perubahan struktur keluarga.
b. Gangguan Proses Keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan beradaptasi dengan perubahan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Perawatan Bayi Baru Lahir:
a. Bayi dapat mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
b. Bayi terbebas dari infeksi.
c. Bayi dapat menyusu secara efektif dan mencapai pertumbuhan yang adekuat.
2. Kecemasan Orang Tua terkait Kesejahteraan Anak-anak:
a. Orang tua menunjukkan tingkat kecemasan yang terkontrol.
b. Orang tua menunjukkan peningkatan pengetahuan dalam merawat anak.
3. Kecemburuan dan Regresi Perilaku Anak Pertama (A):
a. Anak pertama (A) menunjukkan penurunan perilaku cemburu.
b. Anak pertama (A) menunjukkan peningkatan kemampuan beradaptasi dengan perubahan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Perawatan Bayi Baru Lahir:
a. Pertahankan lingkungan hangat dan kering untuk mencegah hipotermi.
b. Lakukan perawatan tali pusat dan pemantauan tanda-tanda infeksi.
c. Ajarkan dan dampingi ibu dalam teknik menyusui yang benar.
2. Kecemasan Orang Tua terkait Kesejahteraan Anak-anak:
a. Berikan dukungan emosional dan informasi yang sesuai untuk mengurangi kecemasan.
b. Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres.
c. Berikan edukasi tentang perawatan anak yang sesuai dengan usia dan kebutuhan.
3. Kecemburuan dan Regresi Perilaku Anak Pertama (A):
a. Libatkan anak pertama (A) dalam aktivitas bersama adiknya untuk membangun ikatan.
b. Berikan perhatian dan pujian khusus untuk anak pertama (A) untuk menghargai perannya sebagai kakak.
c. Ajarkan cara-cara beradaptasi dengan perubahan struktur keluarga dan peran baru.
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, penting untuk mempertimbangkan semua aspek yang terlibat, mulai dari kebutuhan bayi baru lahir, kecemasan orang tua, serta adaptasi dan perilaku anak pertama (A). Dengan kolaborasi yang erat antara perawat, orang tua, dan anggota keluarga lainnya, diharapkan dapat dicapai luaran yang optimal bagi seluruh anggota keluarga. -
Article No. 17111 | 11 May 2025
Klinis : Anak pertama (A) sering mengeluh malas sekolah dan tampak kurang bersemangat dalam belajar. Prestasi akademiknya menurun selama beberapa bulan terakhir. Selain itu, A sering terlihat menghabiskan waktu bermain game di gadget tanpa pengawasan orang tua. Orang tua merasa bingung bagaimana membatasi penggunaan gadget dan mendorong A untuk belajar lebih rajin. Pola komunikasi antara orang tua dan A juga terkesan kurang terbuka, dengan kecenderungan orang tua untuk memarahi anak saat nilai akademik menurun
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan memenuhi kebutuhan kesehatan diri sendiri.
- Tanda dan Gejala:
- Penurunan prestasi akademik
- Kecenderungan menghabiskan waktu bermain game tanpa pengawasan
- Komunikasi yang kurang terbuka antara orang tua dan anak
2. Gangguan Pola Tidur
- Definisi: Perubahan dalam kualitas atau kuantitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- Tanda dan Gejala:
- Kelelahan dan kurang bersemangat dalam belajar
- Perubahan pola tidur akibat berlebihan bermain game
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan:
- Peningkatan pemahaman tentang pentingnya manajemen kesehatan
- Peningkatan kemampuan dalam mengelola perilaku dan aktivitas sehari-hari
- Peningkatan komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak
2. Gangguan Pola Tidur:
- Peningkatan kualitas dan kuantitas tidur yang adekuat
- Peningkatan energi dan semangat dalam belajar
- Penurunan kecenderungan berlebihan bermain game
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan:
- Edukasi tentang pentingnya manajemen kesehatan yang baik
- Pengaturan jadwal aktivitas harian yang seimbang (belajar, bermain, istirahat)
- Fasilitasi komunikasi terbuka antara orang tua dan anak
- Konseling untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah terkait perilaku
2. Gangguan Pola Tidur:
- Asesmen pola tidur dan identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi
- Edukasi tentang kebiasaan tidur yang sehat
- Intervensi untuk mengelola penggunaan gadget sebelum tidur
- Pemberian relaksasi dan teknik manajemen stres
- Kolaborasi dengan orang tua untuk memantau dan mendukung pola tidur yang baik
Penjelasan:
Dalam kasus ini, anak (A) mengalami beberapa masalah terkait kesehatan dan perilaku, seperti penurunan prestasi akademik, kurangnya semangat belajar, dan kecenderungan berlebihan bermain game. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan dan Gangguan Pola Tidur.
Luaran yang diharapkan adalah peningkatan pemahaman dan kemampuan dalam mengelola kesehatan, peningkatan komunikasi antara orang tua dan anak, serta perbaikan kualitas dan kuantitas tidur. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup edukasi, pengaturan jadwal aktivitas, fasilitasi komunikasi, konseling, asesmen pola tidur, dan intervensi untuk mengelola penggunaan gadget.
Pendekatan yang digunakan bersifat holistik, melibatkan kolaborasi antara perawat, anak, dan orang tua, serta berfokus pada pemberdayaan anak dan keluarga untuk mengelola masalah kesehatan secara efektif. -
Article No. 17112 | 11 May 2025
Klinis : Anak remaja (D) menunjukkan perubahan perilaku yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Ia menjadi lebih pendiam, cenderung menarik diri dari keluarga, dan prestasi akademiknya menurun. Orang tua merasa khawatir akan pergaulan anak, terutama karena D sering menghabiskan waktu sendirian di kamar dengan gadget atau keluar rumah hingga larut malam. Selain itu, komunikasi antara orang tua dan anak menjadi kaku, sehingga keluarga kesulitan memahami permasalahan yang dihadapi D
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Isolasi Sosial
Definisi: Pengalaman individu yang merasa sendiri atau terpisah dari orang lain, baik secara nyata maupun dirasakan.
Faktor yang berhubungan:
- Perubahan pola interaksi sosial
- Perubahan fisik atau status kesehatan
- Ketidakmampuan untuk membangun hubungan yang bermakna
2. Risiko Perilaku Kekerasan
Definisi: Peningkatan potensi untuk melakukan agresi fisik terhadap orang lain, diri sendiri, atau lingkungan.
Faktor yang berhubungan:
- Perubahan perilaku yang signifikan
- Penurunan prestasi akademik
- Penarikan diri dari keluarga dan aktivitas sosial
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Interaksi Sosial: Anak remaja (D) akan mampu berinteraksi dengan keluarga dan lingkungan sosial secara efektif.
2. Kontrol Perilaku: Anak remaja (D) akan mampu mengendalikan perilaku yang dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Untuk Isolasi Sosial:
- Terapi Perilaku Kognitif: Membantu D mengidentifikasi dan mengubah pola pikir dan perilaku yang menghambat interaksi sosial.
- Komunikasi Terapeutik: Memfasilitasi komunikasi yang efektif antara D dan keluarga, serta mendorong keterlibatan D dalam aktivitas keluarga.
- Dukungan Kelompok: Memperkenalkan D dengan kelompok sebaya yang dapat memberikan dukungan dan membantu mengembangkan keterampilan sosial.
2. Untuk Risiko Perilaku Kekerasan:
- Manajemen Perilaku: Membantu D mengidentifikasi dan mengelola pemicu perilaku agresif, serta mengembangkan strategi koping yang sehat.
- Konseling: Memberikan konseling individual untuk membantu D memahami dan mengatasi perubahan perilaku dan masalah yang dihadapi.
- Kolaborasi dengan Keluarga: Melibatkan keluarga dalam proses asuhan keperawatan, membangun komunikasi yang terbuka, dan mendukung peran keluarga dalam pemulihan D.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan Isolasi Sosial dan Risiko Perilaku Kekerasan sesuai dengan kondisi yang digambarkan, di mana anak remaja (D) mengalami perubahan perilaku yang signifikan, menarik diri dari keluarga, dan prestasi akademik menurun. Hal ini dapat menyebabkan D merasa terasing dari lingkungan sosialnya dan meningkatkan potensi untuk melakukan perilaku agresif.
Luaran yang diharapkan adalah agar D dapat berinteraksi secara efektif dengan keluarga dan lingkungan, serta mampu mengendalikan perilaku yang dapat membahayakan. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup terapi perilaku kognitif, komunikasi terapeutik, dukungan kelompok, manajemen perilaku, konseling, dan kolaborasi dengan keluarga. Tujuannya adalah membantu D memahami dan mengatasi perubahan perilaku, meningkatkan keterampilan sosial, dan melibatkan keluarga dalam proses pemulihan.