Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17167 | 12 May 2025
Klinis : ### 1. Fungsi Sensori Penglihatan **Data Subjektif (DS):** - Klien mengalami kesulitan dalam melihat baik jarak jauh maupun dekat. - Klien mengaku telah menggunakan kacamata, tetapi saat ini tidak memilikinya. **Data Objektif (DO):** - Lensa mata kiri tampak keruh. - Visus mata kanan: 3/60, mata kiri: 2/60. - Pemeriksaan menunjukkan tidak ada pembengkakan pada palpebral dan konjungtiva. **Analisis:** - Kesulitan penglihatan yang dialami klien dapat disebabkan oleh keruhnya lensa, yang mungkin mengindikasikan katarak atau masalah refraksi. Visus yang rendah menunjukkan adanya gangguan serius dalam fungsi penglihatan, yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan keselamatan klien. ### 2. Fungsi Sensori Pendengaran **Data Subjektif (DS):** - Klien tidak dapat mendengar dengan baik, dengan kemampuan pendengaran telinga kanan lebih baik daripada telinga kiri. **Data Objektif (DO):** - Tidak ada temuan fisik yang jelas, tetapi klien sulit berkomunikasi dengan orang lain akibat gangguan pendengaran. **Analisis:** - Gangguan pendengaran yang dialami klien mungkin disebabkan oleh faktor usia atau kerusakan pada struktural telinga. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam berinteraksi sosial dan mengurangi kualitas hidup klien. Keterbatasan dalam komunikasi dapat menyebabkan isolasi sosial dan berkurangnya dukungan emosional.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi tersebut:
1. Fungsi Sensori Penglihatan
**Diagnosa Keperawatan: Gangguan Penglihatan**
Kode: 10001 (SDKI)
Definisi: Pengalaman yang mengganggu kemampuan seseorang untuk melihat dengan jelas.
**SLKI:**
Kode: 10001.3 Keterbatasan aktivitas
Definisi: Kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas terbatas akibat gangguan penglihatan.
**SIKI:**
Kode: 10001.2 Manajemen Penglihatan
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk memelihara, mempertahankan, atau meningkatkan fungsi penglihatan.
2. Fungsi Sensori Pendengaran
**Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pendengaran**
Kode: 10003 (SDKI)
Definisi: Pengalaman yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mendengar dengan jelas.
**SLKI:**
Kode: 10003.3 Keterbatasan aktivitas
Definisi: Kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas terbatas akibat gangguan pendengaran.
**SIKI:**
Kode: 10003.2 Manajemen Pendengaran
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk memelihara, mempertahankan, atau meningkatkan fungsi pendengaran.
Penjelasan singkat:
1. Fungsi Sensori Penglihatan:
- Diagnosa Keperawatan: Gangguan Penglihatan
- Klien mengalami kesulitan dalam melihat baik jarak jauh maupun dekat, kemungkinan disebabkan oleh keruhnya lensa mata (katarak) atau masalah refraksi. Visus yang rendah menunjukkan adanya gangguan serius dalam fungsi penglihatan.
- Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen penglihatan, seperti pemberian alat bantu (kacamata) dan edukasi tentang perawatan mata.
2. Fungsi Sensori Pendengaran:
- Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pendengaran
- Klien tidak dapat mendengar dengan baik, dengan kemampuan pendengaran telinga kanan lebih baik daripada telinga kiri. Gangguan pendengaran mungkin disebabkan oleh faktor usia atau kerusakan struktural telinga.
- Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen pendengaran, seperti pemberian alat bantu dengar dan edukasi tentang perawatan telinga.
Catatan: Diagnosa keperawatan, kode, dan definisi di atas mengacu pada standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 17168 | 12 May 2025
Klinis : ### 1. Fungsi Sensori Penglihatan **Data Subjektif (DS):** - Klien mengalami kesulitan dalam melihat baik jarak jauh maupun dekat. - Klien mengaku telah menggunakan kacamata, tetapi saat ini tidak memilikinya. **Data Objektif (DO):** - Lensa mata kiri tampak keruh. - Visus mata kanan: 3/60, mata kiri: 2/60. - Pemeriksaan menunjukkan tidak ada pembengkakan pada palpebral dan konjungtiva. **Analisis:** - Kesulitan penglihatan yang dialami klien dapat disebabkan oleh keruhnya lensa, yang mungkin mengindikasikan katarak atau masalah refraksi. Visus yang rendah menunjukkan adanya gangguan serius dalam fungsi penglihatan, yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan keselamatan klien. ### 2. Fungsi Sensori Pendengaran **Data Subjektif (DS):** - Klien tidak dapat mendengar dengan baik, dengan kemampuan pendengaran telinga kanan lebih baik daripada telinga kiri. **Data Objektif (DO):** - Tidak ada temuan fisik yang jelas, tetapi klien sulit berkomunikasi dengan orang lain akibat gangguan pendengaran. **Analisis:** - Gangguan pendengaran yang dialami klien mungkin disebabkan oleh faktor usia atau kerusakan pada struktural telinga. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam berinteraksi sosial dan mengurangi kualitas hidup klien. Keterbatasan dalam komunikasi dapat menyebabkan isolasi sosial dan berkurangnya dukungan emosional.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) sesuai dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda ajukan:
---
### **1. Gangguan Fungsi Sensori: Penglihatan**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Persepsi Sensori: Penglihatan** *(Kode: 00122)*
**Definisi (SDKI):**
Perubahan dalam penerimaan dan interpretasi rangsangan penglihatan yang mengakibatkan penurunan ketajaman visual atau gangguan persepsi visual.
**Luaran (SLKI):**
- **Ketajaman Penglihatan Meningkat** *(Kode: 0901)*
Kriteria:
- Klien dapat mengenali objek dengan lebih jelas.
- Visus mata menunjukkan perbaikan (misal: dari 3/60 menjadi 6/60).
- **Adaptasi terhadap Gangguan Penglihatan** *(Kode: 0903)*
Kriteria:
- Klien menggunakan alat bantu penglihatan (kacamata, lensa).
- Klien mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan modifikasi lingkungan.
**Intervensi (SIKI):**
- **Peningkatan Ketajaman Penglihatan** *(Kode: 4320)*
Tindakan:
- Anjurkan pemeriksaan oftalmologi untuk evaluasi katarak atau kelainan refraksi.
- Fasilitasi penggunaan alat bantu penglihatan (kacamata, lensa).
- **Modifikasi Lingkungan untuk Keselamatan** *(Kode: 4322)*
Tindakan:
- Atur pencahayaan yang memadai.
- Hindari perubahan posisi mendadak untuk mencegah cedera.
---
### **2. Gangguan Fungsi Sensori: Pendengaran**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Persepsi Sensori: Pendengaran** *(Kode: 00123)*
**Definisi (SDKI):**
Penurunan kemampuan dalam menerima dan memproses rangsangan pendengaran yang berdampak pada komunikasi dan interaksi sosial.
**Luaran (SLKI):**
- **Kemampuan Mendengar Meningkat** *(Kode: 0902)*
Kriteria:
- Klien dapat merespons percakapan dengan lebih baik.
- Penggunaan alat bantu dengar (jika diperlukan).
- **Komunikasi Efektif** *(Kode: 0701)*
Kriteria:
- Klien mampu berinteraksi dengan orang lain tanpa kesalahpahaman.
- Klien menggunakan teknik komunikasi alternatif (gerakan, tulisan) jika diperlukan.
**Intervensi (SIKI):**
- **Peningkatan Pendengaran** *(Kode: 4321)*
Tindakan:
- Rujuk ke spesialis THT untuk evaluasi gangguan pendengaran.
- Anjurkan penggunaan alat bantu dengar jika diperlukan.
- **Komunikasi Terapeutik** *(Kode: 4510)*
Tindakan:
- Gunakan bahasa yang jelas dan volume suara yang sesuai.
- Berbicara di depan klien dengan kontak mata untuk memudahkan pemahaman.
---
### **Kesimpulan**
Kedua diagnosa keperawatan di atas mencerminkan gangguan fungsi sensori yang memerlukan intervensi holistik, termasuk dukungan medis (pemeriksaan spesialis), penggunaan alat bantu, dan modifikasi lingkungan. Pendekatan keperawatan harus mencakup edukasi, pencegahan cedera, dan peningkatan kualitas hidup klien.
Semoga penjelasan ini membantu dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan. Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut, konsultasikan dengan panduan PPNI terbaru.
*(Sumber: Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) – Edisi Terkini, PPNI)* -
Article No. 17169 | 12 May 2025
Klinis : ## 1. Fungsi Penglihatan ### Data Subjektif (DS) - Klien mengeluhkan kesulitan melihat baik jarak jauh maupun dekat. - Klien sebelumnya menggunakan kacamata, tetapi saat ini tidak memiliki kacamata. ### Data Objektif (DO) - Lensa mata kiri tampak keruh. - Visus mata kanan: 3/60, mata kiri: 2/60. - Palpebral tidak enema, konjungtiva berwarna merah muda, sclera tidak ikterik, reaksi pupil pada cahaya positif. ### Analisis - **Masalah**: Gangguan penglihatan yang signifikan, kemungkinan akibat katarak atau degenerasi lensa. - **Etiologi**: Usia lanjut, yang sering menyebabkan penurunan fungsi penglihatan. - **Implikasi**: Kesulitan dalam beraktivitas sehari-hari, yang dapat memengaruhi kualitas hidup dan mobilitas klien. ## 2. Fungsi Pendengaran ### Data Subjektif (DS) - Klien melaporkan tidak dapat mendengar dengan baik, dengan kemampuan mendengar telinga kanan lebih baik dibandingkan telinga kiri. ### Data Objektif (DO) - Terdapat penurunan kemampuan pendengaran yang signifikan. ### Analisis - **Masalah**: Gangguan pendengaran, yang dapat mengganggu komunikasi dan interaksi sosial. - **Etiologi**: Usia lanjut dan kemungkinan adanya kerusakan pada struktur telinga. - **Implikasi**: Kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungan, yang dapat menyebabkan isolasi sosial dan menurunnya interaksi sosial.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk masing-masing kondisi:
1. Fungsi Penglihatan
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan penglihatan (SDKI: Gangguan Penglihatan; Kode: 00077)
Definisi:
Penurunan kemampuan penglihatan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
SLKI:
Pemulihan Penglihatan (Kode: KI-0014)
Definisi: Kemampuan klien untuk memulihkan fungsi penglihatan secara optimal.
SIKI:
Manajemen Penglihatan (Kode: IP-0355)
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi penglihatan.
2. Fungsi Pendengaran
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pendengaran (SDKI: Gangguan Pendengaran; Kode: 00122)
Definisi:
Penurunan kemampuan atau ketidakmampuan untuk mendengar dengan baik, yang mengganggu fungsi komunikasi.
SLKI:
Pemulihan Pendengaran (Kode: KI-0015)
Definisi: Kemampuan klien untuk memulihkan fungsi pendengaran secara optimal.
SIKI:
Manajemen Pendengaran (Kode: IP-0356)
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi pendengaran.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan berdasarkan SDKI menggambarkan masalah keperawatan yang dihadapi klien. SLKI memberikan gambaran tentang hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan, sedangkan SIKI menyediakan panduan untuk tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan. -
Article No. 17170 | 12 May 2025
Klinis : ## 1. Fungsi Penglihatan ### Data Subjektif (DS) - Klien mengeluhkan kesulitan melihat baik jarak jauh maupun dekat. - Klien sebelumnya menggunakan kacamata, tetapi saat ini tidak memiliki kacamata. ### Data Objektif (DO) - Lensa mata kiri tampak keruh. - Visus mata kanan: 3/60, mata kiri: 2/60. - Palpebral tidak enema, konjungtiva berwarna merah muda, sclera tidak ikterik, reaksi pupil pada cahaya positif. ### Analisis - **Masalah**: Gangguan penglihatan yang signifikan, kemungkinan akibat katarak atau degenerasi lensa. - **Etiologi**: Usia lanjut, yang sering menyebabkan penurunan fungsi penglihatan. - **Implikasi**: Kesulitan dalam beraktivitas sehari-hari, yang dapat memengaruhi kualitas hidup dan mobilitas klien. ## 2. Fungsi Pendengaran ### Data Subjektif (DS) - Klien melaporkan tidak dapat mendengar dengan baik, dengan kemampuan mendengar telinga kanan lebih baik dibandingkan telinga kiri. ### Data Objektif (DO) - Terdapat penurunan kemampuan pendengaran yang signifikan. ### Analisis - **Masalah**: Gangguan pendengaran, yang dapat mengganggu komunikasi dan interaksi sosial. - **Etiologi**: Usia lanjut dan kemungkinan adanya kerusakan pada struktur telinga. - **Implikasi**: Kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungan, yang dapat menyebabkan isolasi sosial dan menurunnya interaksi sosial.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda ajukan:
---
### **1. Gangguan Penglihatan**
**Diagnosa Keperawatan (SDKI):**
**Kode: D.0028 – Gangguan Persepsi Sensori: Penglihatan**
**Definisi:** Perubahan dalam ketajaman atau kejelasan persepsi visual yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
**Luaran (SLKI):**
**Kode: L.14001 – Kemampuan Penglihatan Meningkat**
**Indikator:**
- Klien mampu mengenali objek dalam jarak pandang normal.
- Klien dapat melakukan aktivitas harian dengan bantuan alat bantu penglihatan (jika diperlukan).
**Intervensi (SIKI):**
**Kode: I.14001 – Manajemen Gangguan Penglihatan**
**Tindakan:**
- Ajarkan klien teknik orientasi lingkungan untuk meningkatkan keselamatan.
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemeriksaan mata lebih lanjut (misal: tes visus, pemeriksaan lensa).
- Sarankan penggunaan kacamata atau alat bantu penglihatan sesuai kebutuhan.
---
### **2. Gangguan Pendengaran**
**Diagnosa Keperawatan (SDKI):**
**Kode: D.0029 – Gangguan Persepsi Sensori: Pendengaran**
**Definisi:** Penurunan kemampuan mendengar yang memengaruhi komunikasi dan interaksi sosial.
**Luaran (SLKI):**
**Kode: L.14002 – Kemampuan Pendengaran Meningkat**
**Indikator:**
- Klien dapat merespons percakapan dengan jelas.
- Klien menggunakan alat bantu dengar (jika diperlukan) untuk meningkatkan komunikasi.
**Intervensi (SIKI):**
**Kode: I.14002 – Manajemen Gangguan Pendengaran**
**Tindakan:**
- Gunakan teknik komunikasi efektif (bicara perlahan, hadapkan wajah ke klien).
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan audiometri atau pemasangan alat bantu dengar.
- Berikan edukasi tentang perawatan telinga dan cara berkomunikasi dengan lingkungan.
---
### **Penjelasan Singkat:**
- **SDKI** digunakan untuk menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan data subjektif dan objektif.
- **SLKI** menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam perawatan.
- **SIKI** berisi tindakan keperawatan yang direkomendasikan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Kode-kode ini bersifat standar dan dapat digunakan dalam dokumentasi keperawatan sesuai panduan PPNI.
Semoga informasi ini membantu. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan ajukan. -
Article No. 17171 | 12 May 2025
Klinis : Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan akibat luka bakar dibuktikan dengan skala nyeri 8/10 (NRS), ekspresi verbal nyeri, dan pembatasan mobilitas. buat tujuan umum, khusus, intervensi, implementasi, evaluasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (00132)
SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul secara tiba-tiba atau berangsur-angsur, dengan intensitas ringan hingga berat, dan berakhir dalam waktu kurang dari 3 bulan.
SLKI: Kemampuan individu untuk melaporkan, mengenali, dan mengelola nyeri.
SIKI: Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dialami individu.
Tujuan Umum:
Pasien akan melaporkan penurunan tingkat nyeri dari 8/10 menjadi 2/10 atau kurang dalam waktu 3 hari.
Tujuan Khusus:
1. Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan nyeri.
2. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif.
3. Pasien dapat mendemonstrasikan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
Intervensi:
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor yang mempengaruhi nyeri.
2. Identifikasi dan kendalikan faktor-faktor penyebab atau yang memperberat nyeri.
3. Berikan tindakan farmakologis sesuai dengan resep tenaga kesehatan.
4. Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres dingin.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi nyeri yang tidak terkendali.
Implementasi:
1. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor yang mempengaruhi nyeri.
2. Mengidentifikasi dan mengendalikan faktor-faktor penyebab atau yang memperberat nyeri, seperti aktivitas dan posisi tubuh.
3. Memberikan tindakan farmakologis sesuai dengan resep tenaga kesehatan, seperti pemberian analgesik.
4. Mengajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi napas dalam, distraksi, dan kompres dingin.
5. Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter dan fisioterapis, untuk menangani nyeri yang tidak terkendali.
Evaluasi:
1. Pasien melaporkan penurunan tingkat nyeri dari 8/10 menjadi 2/10 atau kurang.
2. Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan nyeri.
3. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif.
4. Pasien dapat mendemonstrasikan peningkatan toleransi terhadap aktivitas. -
Article No. 17172 | 12 May 2025
Klinis : DATA SUBJEKTIF Pasien mengeluhkan perdarahan menstruasi yang sangat berat selama 6 bulan terakhir Pasien mengeluhkan siklus haid yang semakin lama semakin panjang (hingga 10– 12 hari) dengan volume perdarahan yang tinggi Pasien merasa sering pusing dan lelah akibat banyaknya darah yang keluar Pasien mengatakan merasakan nyeri tumpul di daerah perut bagian bawah, terutama menjelang dan selama menstruasi Pasien menyatakan tidak mengalami demam atau keluhan lain yang bersifat sistemik Pasien mengatakan memiliki riwayat persalinan normal sebanyak tiga kali tanpa komplikasi. Pasien mengatakan Tidak ada riwayat operasi perut atau riwayat penyakit kronis. Pasien mengatakan Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal dalam beberapa tahun terakhir. DATA OBJEKTIF Vital Sign: TD : 110/70 mmHg Nadi : 105x/menit RR : 20x/menit S : 36,8°C SpO? : 97% Terdapat tanda-tanda anemia ringan (pucat, nadi agak cepat) Palpasi abdomen menunjukkan pembesaran uterus yang tidak sesuai usia reproduktif. Pemeriksaan bimanual: uterus membesar, konsistensi lunak, batas tidak jelas, terdapat massa intramural. USG transvaginal: mioma intramural 5 cm di dinding anterior rahim; uterus membesar tanpa bukti kista ovarium atau kelainan lain pada organ reproduksi Hemoglobin: 10,5 g/dL ? anemia ringan dan hitung darah lengkap lain dalam batas normal Diagnosis Sementara: Mioma uteri intramural pada wanita multipara dengan perdarahan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosis Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah:
1. Perdarahan Berlebihan
- Definisi: Perdarahan yang melebihi normal selama menstruasi atau dapat terjadi sewaktu-waktu, yang dapat menyebabkan penurunan status hemodinamik.
- Tanda dan Gejala: Pasien mengeluhkan perdarahan menstruasi yang sangat berat selama 6 bulan terakhir, siklus haid semakin panjang hingga 10-12 hari dengan volume perdarahan yang tinggi, sering merasa pusing dan lelah.
2. Nyeri Kronis
- Definisi: Sensasi ketidaknyamanan akibat rangsangan yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- Tanda dan Gejala: Pasien mengeluhkan nyeri tumpul di daerah perut bagian bawah, terutama menjelang dan selama menstruasi.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena keterbatasan fisik atau psikologis.
- Tanda dan Gejala: Pasien merasa sering pusing dan lelah akibat banyaknya darah yang keluar.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perdarahan Berlebihan:
- Tanda-tanda vital stabil
- Perdarahan terkendali
- Tidak ada tanda-tanda anemia
2. Nyeri Kronis:
- Nyeri terkontrol
- Kemampuan beradaptasi terhadap nyeri meningkat
3. Intoleransi Aktivitas:
- Toleransi aktivitas meningkat
- Tidak ada tanda-tanda kelelahan yang berlebihan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Perdarahan Berlebihan:
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
- Berikan terapi farmakologis (misalnya obat-obatan hemostatis) sesuai anjuran dokter
- Ajarkan teknik manajemen perdarahan (misalnya penggunaan pembalut yang sesuai)
- Berikan dukungan emosional dan edukasi terkait kondisi
2. Nyeri Kronis:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi analgesik yang sesuai
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (misalnya relaksasi, kompres hangat/dingin)
- Berikan dukungan emosional dan edukasi terkait manajemen nyeri
3. Intoleransi Aktivitas:
- Kaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien
- Berikan latihan fisik yang sesuai secara bertahap
- Ajarkan teknik konservasi energi
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (fisioterapis, terapis okupasi) untuk rehabilitasi
- Berikan dukungan emosional dan edukasi terkait manajemen intoleransi aktivitas
Dengan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu terkendalinya perdarahan, kontrol nyeri yang baik, serta peningkatan toleransi aktivitas. Hal ini akan membantu pasien dalam menghadapi kondisi medisnya dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 17173 | 12 May 2025
Klinis : DATA SUBJEKTIF Pasien mengeluhkan perdarahan menstruasi yang sangat berat selama 6 bulan terakhir Pasien mengeluhkan siklus haid yang semakin lama semakin panjang (hingga 10– 12 hari) dengan volume perdarahan yang tinggi Pasien merasa sering pusing dan lelah akibat banyaknya darah yang keluar Pasien mengatakan merasakan nyeri tumpul di daerah perut bagian bawah, terutama menjelang dan selama menstruasi Pasien menyatakan tidak mengalami demam atau keluhan lain yang bersifat sistemik Pasien mengatakan memiliki riwayat persalinan normal sebanyak tiga kali tanpa komplikasi. Pasien mengatakan Tidak ada riwayat operasi perut atau riwayat penyakit kronis. Pasien mengatakan Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal dalam beberapa tahun terakhir. DATA OBJEKTIF Vital Sign: TD : 110/70 mmHg Nadi : 105x/menit RR : 20x/menit S : 36,8°C SpO? : 97% Terdapat tanda-tanda anemia ringan (pucat, nadi agak cepat) Palpasi abdomen menunjukkan pembesaran uterus yang tidak sesuai usia reproduktif. Pemeriksaan bimanual: uterus membesar, konsistensi lunak, batas tidak jelas, terdapat massa intramural. USG transvaginal: mioma intramural 5 cm di dinding anterior rahim; uterus membesar tanpa bukti kista ovarium atau kelainan lain pada organ reproduksi Hemoglobin: 10,5 g/dL ? anemia ringan dan hitung darah lengkap lain dalam batas normal Diagnosis Sementara: Mioma uteri intramural pada wanita multipara dengan perdarahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI, SLKI, dan SIKI** sesuai standar **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** untuk kasus pasien dengan **mioma uteri intramural disertai perdarahan menstruasi berat dan anemia ringan**:
---
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Eliminasi Urine (SDKI Code: D.0016)**
**Definisi:** Ketidakmampuan mengeluarkan urine secara adekuat akibat tekanan massa mioma pada kandung kemih.
**SLKI (Luaran Keperawatan):**
- **L.0016.1**: Frekuensi berkemih dalam batas normal
- **L.0016.2**: Tidak ada keluhan nyeri saat berkemih
**SIKI (Intervensi Keperawatan):**
- **I.0016.1**: Monitor pola berkemih
- **I.0016.2**: Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi ketidaknyamanan
---
### **2. Diagnosa Keperawatan:**
**Nyeri Akut (SDKI Code: D.0029)**
**Definisi:** Sensasi tidak nyaman pada abdomen bawah akibat kontraksi uterus dan tekanan mioma.
**SLKI:**
- **L.0029.1**: Skala nyeri ?3 (skala 0–10)
- **L.0029.2**: Pasien mampu menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
**SIKI:**
- **I.0029.1**: Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
- **I.0029.2**: Berikan kompres hangat pada abdomen bawah
---
### **3. Diagnosa Keperawatan:**
**Perdarahan Abnormal (SDKI Code: D.0183)**
**Definisi:** Kehilangan darah menstruasi berlebihan (>80 mL/siklus) akibat mioma uteri.
**SLKI:**
- **L.0183.1**: Volume perdarahan berkurang
- **L.0183.2**: Hemoglobin stabil (?12 g/dL)
**SIKI:**
- **I.0183.1**: Monitor tanda vital dan tanda anemia
- **I.0183.2**: Anjurkan konsumsi makanan tinggi zat besi
---
### **4. Diagnosa Keperawatan:**
**Intoleransi Aktivitas (SDKI Code: D.0095)**
**Definisi:** Kelelahan akibat anemia defisiensi besi sekunder akibat perdarahan menstruasi berat.
**SLKI:**
- **L.0095.1**: Pasien mampu melakukan aktivitas harian tanpa kelelahan berat
- **L.0095.2**: Denyut nadi dalam batas normal (60–100x/menit)
**SIKI:**
- **I.0095.1**: Bantu pasien dalam aktivitas fisik sesuai toleransi
- **I.0095.2**: Anjurkan istirahat cukup
---
### **5. Diagnosa Keperawatan:**
**Ansietas (SDKI Code: D.0048)**
**Definisi:** Perasaan cemas terkait diagnosis mioma uteri dan dampaknya pada kesehatan reproduksi.
**SLKI:**
- **L.0048.1**: Pasien menyatakan penurunan tingkat kecemasan
- **L.0048.2**: Pasien mampu mengungkapkan kekhawatiran dengan tenang
**SIKI:**
- **I.0048.1**: Berikan edukasi tentang mioma uteri dan penatalaksanaannya
- **I.0048.2**: Lakukan pendekatan terapeutik untuk mengurangi kecemasan
---
### **Catatan Akademis:**
- **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)** digunakan untuk menegakkan diagnosa keperawatan.
- **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)** menentukan tujuan asuhan keperawatan.
- **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** menjadi panduan tindakan perawat.
- **Anemia ringan (Hb 10,5 g/dL)** dan **perdarahan abnormal** adalah fokus utama intervensi.
Semoga penjelasan ini membantu dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan. Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut, konsultasikan dengan tim medis terkait. -
Article No. 17174 | 12 May 2025
Klinis : DATA SUBJEKTIF Pasien mengeluhkan perdarahan menstruasi yang sangat berat selama 6 bulan terakhir Pasien mengeluhkan siklus haid yang semakin lama semakin panjang (hingga 10– 12 hari) dengan volume perdarahan yang tinggi Pasien merasa sering pusing dan lelah akibat banyaknya darah yang keluar Pasien mengatakan merasakan nyeri tumpul di daerah perut bagian bawah, terutama menjelang dan selama menstruasi Pasien menyatakan tidak mengalami demam atau keluhan lain yang bersifat sistemik Pasien mengatakan memiliki riwayat persalinan normal sebanyak tiga kali tanpa komplikasi. Pasien mengatakan Tidak ada riwayat operasi perut atau riwayat penyakit kronis. Pasien mengatakan Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal dalam beberapa tahun terakhir. DATA OBJEKTIF Vital Sign: TD : 110/70 mmHg Nadi : 105x/menit RR : 20x/menit S : 36,8°C SpO? : 97% Terdapat tanda-tanda anemia ringan (pucat, nadi agak cepat) Palpasi abdomen menunjukkan pembesaran uterus yang tidak sesuai usia reproduktif. Pemeriksaan bimanual: uterus membesar, konsistensi lunak, batas tidak jelas, terdapat massa intramural. USG transvaginal: mioma intramural 5 cm di dinding anterior rahim; uterus membesar tanpa bukti kista ovarium atau kelainan lain pada organ reproduksi Hemoglobin: 10,5 g/dL ? anemia ringan dan hitung darah lengkap lain dalam batas normal Diagnosis Sementara: Mioma uteri intramural pada wanita multipara dengan perdarahan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: N80.0
- Deskripsi: Mioma uteri
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 68.1x
- Deskripsi: Miomektomi, yaitu prosedur pembedahan untuk menghilangkan atau mengurangi ukuran mioma (tumor jinak pada uterus) tanpa mengangkat seluruh uterus.
Pada kasus ini, pasien mengalami mioma uteri intramural (di dalam dinding rahim) yang menyebabkan perdarahan menstruasi yang sangat berat, siklus haid yang memanjang, serta gejala anemia akibat kehilangan darah yang berlebihan. Pemeriksaan fisik dan penunjang menunjukkan uterus membesar dan adanya massa intramural pada rahim. Kondisi ini dapat ditangani dengan prosedur miomektomi, yaitu pengangkatan tumor mioma tanpa menghilangkan seluruh uterus. Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi keluhan perdarahan berlebihan dan memperbaiki kondisi anemia pada pasien. -
Article No. 17175 | 12 May 2025
Klinis : DATA SUBJEKTIF Pasien mengeluhkan perdarahan menstruasi yang sangat berat selama 6 bulan terakhir Pasien mengeluhkan siklus haid yang semakin lama semakin panjang (hingga 10– 12 hari) dengan volume perdarahan yang tinggi Pasien merasa sering pusing dan lelah akibat banyaknya darah yang keluar Pasien mengatakan merasakan nyeri tumpul di daerah perut bagian bawah, terutama menjelang dan selama menstruasi Pasien menyatakan tidak mengalami demam atau keluhan lain yang bersifat sistemik Pasien mengatakan memiliki riwayat persalinan normal sebanyak tiga kali tanpa komplikasi. Pasien mengatakan Tidak ada riwayat operasi perut atau riwayat penyakit kronis. Pasien mengatakan Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal dalam beberapa tahun terakhir. DATA OBJEKTIF Vital Sign: TD : 110/70 mmHg Nadi : 105x/menit RR : 20x/menit S : 36,8°C SpO? : 97% Terdapat tanda-tanda anemia ringan (pucat, nadi agak cepat) Palpasi abdomen menunjukkan pembesaran uterus yang tidak sesuai usia reproduktif. Pemeriksaan bimanual: uterus membesar, konsistensi lunak, batas tidak jelas, terdapat massa intramural. USG transvaginal: mioma intramural 5 cm di dinding anterior rahim; uterus membesar tanpa bukti kista ovarium atau kelainan lain pada organ reproduksi Hemoglobin: 10,5 g/dL ? anemia ringan dan hitung darah lengkap lain dalam batas normal Diagnosis Sementara: Mioma uteri intramural pada wanita multipara dengan perdarahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, Diagnosa Keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko Perdarahan Abnormal
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) Kode: 00206
- Definisi: Berada dalam risiko kehilangan volume darah yang melebihi batas normal.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI Kode: 00092
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, yang disebabkan oleh perasaan lemah, kelelahan, atau ketidakcukupan energi.
3. Nyeri Akut
- SDKI Kode: 00132
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan pengkajian dan analisis data pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan yang diberikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi atau tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Kode dan definisi dari setiap diagnosa keperawatan di atas berdasarkan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 17176 | 12 May 2025
Klinis : DATA SUBJEKTIF Pasien mengeluhkan perdarahan menstruasi yang sangat berat selama 6 bulan terakhir Pasien mengeluhkan siklus haid yang semakin lama semakin panjang (hingga 10– 12 hari) dengan volume perdarahan yang tinggi Pasien merasa sering pusing dan lelah akibat banyaknya darah yang keluar Pasien mengatakan merasakan nyeri tumpul di daerah perut bagian bawah, terutama menjelang dan selama menstruasi Pasien menyatakan tidak mengalami demam atau keluhan lain yang bersifat sistemik Pasien mengatakan memiliki riwayat persalinan normal sebanyak tiga kali tanpa komplikasi. Pasien mengatakan Tidak ada riwayat operasi perut atau riwayat penyakit kronis. Pasien mengatakan Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal dalam beberapa tahun terakhir. DATA OBJEKTIF Vital Sign: TD : 110/70 mmHg Nadi : 105x/menit RR : 20x/menit S : 36,8°C SpO? : 97% Terdapat tanda-tanda anemia ringan (pucat, nadi agak cepat) Palpasi abdomen menunjukkan pembesaran uterus yang tidak sesuai usia reproduktif. Pemeriksaan bimanual: uterus membesar, konsistensi lunak, batas tidak jelas, terdapat massa intramural. USG transvaginal: mioma intramural 5 cm di dinding anterior rahim; uterus membesar tanpa bukti kista ovarium atau kelainan lain pada organ reproduksi Hemoglobin: 10,5 g/dL ? anemia ringan dan hitung darah lengkap lain dalam batas normal Diagnosis Sementara: Mioma uteri intramural pada wanita multipara dengan perdarahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Eliminasi Menstrual (SDKI Code: D.0019)**
*Definisi:* Kondisi di mana individu mengalami perubahan dalam pola, durasi, atau volume menstruasi yang mengganggu kenyamanan atau kesehatan.
**Luaran Keperawatan (SLKI):**
1. **Perbaikan Pola Menstruasi (SLKI Code: L.15001)**
- Kriteria:
- Durasi menstruasi dalam rentang normal (3–7 hari).
- Volume perdarahan berkurang (tidak melebihi 80 mL/siklus).
- Frekuensi siklus menstruasi teratur (21–35 hari).
2. **Peningkatan Kadar Hemoglobin (SLKI Code: L.08001)**
- Kriteria:
- Kadar hemoglobin ?12 g/dL (wanita).
- Tidak ada tanda anemia (pucat, lemas, takikardia).
**Intervensi Keperawatan (SIKI):**
1. **Manajemen Perdarahan Menstruasi Berat (SIKI Code: I.15005)**
- Tindakan:
- Edukasi pasien tentang pemantauan volume perdarahan (penggunaan pembalut quantitatif).
- Anjurkan konsumsi makanan kaya zat besi dan suplementasi Fe sesuai resep.
- Kolaborasi pemberian terapi hormonal (jika diindikasikan).
2. **Manajemen Nyeri (SIKI Code: I.09003)**
- Tindakan:
- Ajarkan teknik relaksasi (napas dalam, warm compress).
- Kolaborasi pemberian analgesik nonsteroid (NSAID) untuk nyeri dismenore.
3. **Pemantauan Tanda Anemia (SIKI Code: I.08001)**
- Tindakan:
- Pantau tanda vital (terutama nadi dan tekanan darah).
- Evaluasi kadar hemoglobin secara berkala.
**Penjelasan Singkat:**
- **SDKI (D.0019):** Menunjukkan gangguan menstruasi akibat mioma uteri, dengan gejala perdarahan berat, durasi panjang, dan anemia sekunder.
- **SLKI (L.15001 & L.08001):** Fokus pada normalisasi siklus menstruasi dan perbaikan kadar hemoglobin.
- **SIKI (I.15005, I.09003, I.08001):** Intervensi mencakup penanganan perdarahan, nyeri, dan anemia melalui edukasi, terapi, dan pemantauan.
**Catatan Akademis:**
Kondisi pasien memerlukan pendekatan holistik dengan kolaborasi medis (e.g., terapi GnRH agonist atau pembedahan jika konservatif gagal). Penekanan pada *evidence-based practice* dan *patient-centered care* sesuai standar PPNI.
*(Kode mengacu pada **Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi Terkini**)*