Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17219 | 13 May 2025
Klinis : Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun masuk ke rumah sakit dengan keluhan mimisan berulang, mudah memar, dan nyeri pada sendi lutut kiri sejak dua hari terakhir. Orang tua pasien menyampaikan bahwa anak telah didiagnosis Hemofilia A sejak usia 3 tahun dan saat ini sedang menjalani kemoterapi siklus kedua karena Leukemia Limfoblastik Akut (ALL) yang terdiagnosis tiga bulan yang lalu. Riwayat keluarga menunjukkan adanya anggota keluarga dari pihak ibu (paman) yang juga menderita hemofilia. Saat dilakukan pengkajian, anak tampak lemas, nafsu makan menurun, dan mengeluh nyeri saat lutut digerakkan. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital menunjukkan tekanan darah 90/60 mmHg, frekuensi nadi 118 kali per menit, frekuensi napas 24 kali per menit, dan suhu tubuh 36,9°C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva pucat, memar pada lengan kanan dan kaki kiri, serta pembengkakan sendi (hemartrosis) pada lutut kiri. Tidak ditemukan pembesaran hati atau limpa. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar hemoglobin 7,5 g/dL, trombosit 38.000/mm³, leukosit 2.300/mm³, kadar faktor VIII <1%, serta waktu perdarahan dan pembekuan memanjang. Anak dirawat dengan terapi transfusi faktor VIII, kemoterapi sesuai protokol ALL fase induksi, analgesik untuk nyeri sendi, dan pemberian antibiotik profilaksis. Diagnosa medis yang ditegakkan adalah Hemofilia A berat dan Leukemia Limfoblastik Akut, serta pasien sedang menjalani kemoterapi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kasus yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menurut SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan (SDKI):
a. Risiko Perdarahan (00206)
Definisi: Rentan mengalami kehilangan darah dalam jumlah yang berlebihan dari sistem vaskuler.
b. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah kerusakan.
c. Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk menahan atau melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan.
2. Rencana Intervensi Keperawatan (SLKI):
a. Manajemen Risiko Perdarahan (IC-RP-01)
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mencegah dan meminimalkan risiko perdarahan.
b. Manajemen Nyeri (IC-NY-01)
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengendalikan atau mengurangi nyeri yang dialami pasien.
c. Manajemen Intoleransi Aktivitas (IC-IA-01)
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan toleransi aktivitas fisik pasien.
3. Luaran Keperawatan (SIKI):
a. Kontrol Perdarahan (LO-RP-01)
Definisi: Kemampuan untuk mencegah dan mengendalikan perdarahan.
b. Kontrol Nyeri (LO-NY-01)
Definisi: Kemampuan untuk mengendalikan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
c. Toleransi Aktivitas (LO-IA-01)
Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan.
Kode dan definisi di atas merupakan standar diagnosa, intervensi, dan luaran keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menangani kondisi pasien anak laki-laki 8 tahun dengan Hemofilia A berat dan Leukemia Limfoblastik Akut (ALL) yang sedang menjalani kemoterapi. -
Article No. 17220 | 13 May 2025
Klinis : Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun masuk ke rumah sakit dengan keluhan mimisan berulang, mudah memar, dan nyeri pada sendi lutut kiri sejak dua hari terakhir. Orang tua pasien menyampaikan bahwa anak telah didiagnosis Hemofilia A sejak usia 3 tahun dan saat ini sedang menjalani kemoterapi siklus kedua karena Leukemia Limfoblastik Akut (ALL) yang terdiagnosis tiga bulan yang lalu. Riwayat keluarga menunjukkan adanya anggota keluarga dari pihak ibu (paman) yang juga menderita hemofilia. Saat dilakukan pengkajian, anak tampak lemas, nafsu makan menurun, dan mengeluh nyeri saat lutut digerakkan. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital menunjukkan tekanan darah 90/60 mmHg, frekuensi nadi 118 kali per menit, frekuensi napas 24 kali per menit, dan suhu tubuh 36,9°C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva pucat, memar pada lengan kanan dan kaki kiri, serta pembengkakan sendi (hemartrosis) pada lutut kiri. Tidak ditemukan pembesaran hati atau limpa. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar hemoglobin 7,5 g/dL, trombosit 38.000/mm³, leukosit 2.300/mm³, kadar faktor VIII <1%, serta waktu perdarahan dan pembekuan memanjang. Anak dirawat dengan terapi transfusi faktor VIII, kemoterapi sesuai protokol ALL fase induksi, analgesik untuk nyeri sendi, dan pemberian antibiotik profilaksis. Diagnosa medis yang ditegakkan adalah Hemofilia A berat dan Leukemia Limfoblastik Akut, serta pasien sedang menjalani kemoterapi.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko perdarahan berhubungan dengan penurunan fungsi faktor pembekuan darah (faktor VIII) dan trombositopenia.
2. Nyeri akut berhubungan dengan hemartrosis (pembengkakan sendi) pada lutut kiri.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia akibat kemoterapi.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum akibat anemia dan leukopenia.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko perdarahan terkendali
- Tidak terjadi perdarahan spontan atau perdarahan yang dipicu oleh cedera
- Tidak ditemukan tanda-tanda perdarahan aktif
- Kadar faktor pembekuan darah (faktor VIII) dan jumlah trombosit dalam batas normal
2. Nyeri terkontrol
- Intensitas nyeri dalam batas yang dapat ditoleransi pasien
- Ekspresi wajah menunjukkan kenyamanan
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman
3. Status nutrisi membaik
- Berat badan mempertahankan atau meningkat sesuai usia
- Tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi
- Nafsu makan kembali normal
4. Toleransi aktivitas meningkat
- Dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal
- Tidak ada tanda-tanda intoleransi seperti kelelahan, sesak napas, atau perubahan tanda-tanda vital yang signifikan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Untuk mengatasi risiko perdarahan:
- Pantau tanda-tanda perdarahan secara ketat (mimisan, memar, perdarahan saat perawatan)
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi faktor VIII sesuai indikasi
- Lakukan tindakan pencegahan cedera dan perdarahan (misal: penggunaan alat pelindung diri, modifikasi lingkungan)
- Ajarkan pasien dan keluarga tanda-tanda perdarahan dan bagaimana melakukan tindakan pertolongan pertama
2. Untuk mengatasi nyeri akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, intensitas, dll.)
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik sesuai indikasi
- Terapkan teknik manajemen nyeri nonfarmakologis (kompres hangat, distraksi, dll.)
- Ajarkan pasien dan keluarga teknik manajemen nyeri yang dapat dilakukan mandiri
3. Untuk meningkatkan status nutrisi:
- Kaji status nutrisi pasien secara berkala (berat badan, asupan makanan, dll.)
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai
- Berikan makanan dengan tekstur dan rasa yang disukai pasien untuk meningkatkan nafsu makan
- Pantau kebersihan mulut dan lakukan perawatan mulut untuk mengurangi komplikasi yang memengaruhi asupan nutrisi
4. Untuk meningkatkan toleransi aktivitas:
- Kaji tingkat kelelahan dan kemampuan fungsional pasien
- Berikan bantuan dan alat bantu sesuai kebutuhan untuk memfasilitasi aktivitas
- Latih pasien untuk melakukan aktivitas secara bertahap dengan memperhatikan tanda-tanda intoleransi
- Ajarkan teknik konservasi energi dan manajemen kelelahan kepada pasien dan keluarga
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) dengan rinci dan terperinci. Semoga informasi ini bermanfaat. -
Article No. 17221 | 13 May 2025
Klinis : DATA Pekerja belum pernah pelatihan keselamatan kerja, Tidak ada P3K dan APAR Hasil observasi terhadap kondisi lingkungan tempat kerja terlihat kotor, berbau, dan limbah bekas pengolahan tahu tergenang di beberapa tempat. Tidak pernah mendapat penyuluhan gizi, makan hanya dari bekal masing-masing, dan tidak minum suplemen Jam kerja antara jam 08.00-18.00 WIB, istirahat hanya 1 jam Hanya bagian produksi yang memakai APD, APD digunakan bersama, dan 2 pekerja lua Hasil pemeriksaan fisik pada pekerja di bagian produksi ditemukan 2 dari 18 pekerja di sela jari kakinya terdapat luka yang berbentuk lubang Belum ada pos kesehatan kerja, pembinaan dari puskesmas setempat hanya setahun sekali dalam bentuk penyuluhan kesehatan. Biaya berobat ditanggung oleh pekerja sendiri yang menunjukkan tidak adanya asuransi kesehatan kerja Hasil pengkajian di sebuah home industri "tahu" di Bandar Lampung. Pabrik berdiri sejak 10 tahun yang lalu. Pabrik didirikan oleh warga china yang berdomisili di Bandung. Jumlah pekerja 18 orang dari 8 laki-laki dan 10 wanita, usia pekerja antara 20-40 tahun. 11 orang bagian produksi, 3 pengepakan, dan 4 bagian distribusi. Lama kerja antara 2-15 tahun. Pekerja yang sudah lama bekerja sebagian besar di bagian pengolahan tahu atau produksi. Setiap hari hampir 5 kwintal kedelai diolah menjadi tahu yang dijual di seluruh pasar di wilayah Bandar Lampung dan sekitarnya. Jam kerja antara 08.00-18.00 WIB (istirahat jam 12.00-13.00 WIB). Pekerja membawa makanan sendiri dan makan pada saat jam istirahat di sekitar tempat kerja. Pekerja mengatakan jarang lembur, kegiatan lembur dilakukan bila pesanan tahu meningkat. Hasil observasi terhadap kondisi lingkungan tempat kerja terlihat kotor, berbau, dan limbah bekas pengolahan tahu tergenang di beberapa tempat. Pekerja di bagian produksi bekerja dengan menggunakan sepatu boot dan sarung tangan dan semua pekerja didalam satu lingkungan secara bersama-sama. Hasil pemeriksaan fisik pada pekerja di bagian produksi ditemukan 2 pekerja di sela jari kakinya terdapat luka yang berbentuk lubang. Pekerja mengatakan bahwa luka bagian kaki tersebut sudah lama terjadi, terasa gatal waktu kambuh. Pekerja tidak tahu apa penyakitnya tersebut. Pekerja mengatakan kadang lukanya sembuh sendiri tanpa pengobatan. Bila tidak sembuh, pekerja akan berobat di puskesmas terdekat. Biaya berobat ditanggung oleh pekerja sendiri. Hasil wawancara dengan para pekerja mengatakan bahwa mereka sudah lama bekerja di pabrik tersebut dan gaji yang didapatkan dirasakan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pekerja mendapat uang tunjangan kesejahteraan 1 tahun sekali yaitu pada saat hari raya. Belum ada pos kesehatan kerja, pembinaan dari puskesmas setempat hanya setahun sekali dalam bentuk penyuluhan kesehatan. Hasil wawancara dengan pekerja mengatakan bahwa mereka tidak tahu tentang masalah kesehatan yang terjadi pada pekerja di pabrik tersebut.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, dapat ditemukan beberapa diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI).
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko keselamatan (R.2101): Terdapat risiko cedera atau dampak negatif terhadap kesehatan pekerja akibat lingkungan kerja yang tidak aman, seperti kebersihan tempat kerja yang buruk, limbah yang tergenang, dan ketidaktersediaan alat pelindung diri (APD) yang memadai.
2. Ketidakpatuhan (D.0102): Pekerja cenderung tidak mematuhi penggunaan APD yang disediakan, yang dapat meningkatkan risiko kesehatan dan keselamatan mereka.
3. Ketidakefektifan manajemen kesehatan (D.0405): Adanya keterbatasan dalam pengelolaan kesehatan dan keselamatan kerja, seperti tidak adanya pos kesehatan kerja, pembinaan kesehatan yang minimal, dan tidak adanya jaminan kesehatan kerja.
4. Defisiensi pengetahuan (D.0301): Pekerja menunjukkan kurangnya pengetahuan tentang risiko kesehatan dan keselamatan kerja serta cara mencegah atau menanganinya.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Keamanan (S.0001): Pekerja dapat terhindar dari cedera atau dampak negatif terhadap kesehatan akibat lingkungan kerja yang tidak aman.
2. Kepatuhan (S.0002): Pekerja dapat patuh dalam penggunaan APD dan menerapkan perilaku aman di tempat kerja.
3. Manajemen kesehatan (S.0003): Tersedia sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja yang efektif, termasuk adanya pos kesehatan kerja, pembinaan kesehatan yang rutin, dan jaminan kesehatan kerja.
4. Pengetahuan (S.0004): Pekerja memiliki pengetahuan yang memadai tentang risiko kesehatan dan keselamatan kerja serta cara mencegah atau menanganinya.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Untuk Risiko keselamatan (R.2101):
- Identifikasi faktor risiko lingkungan kerja yang dapat menyebabkan cedera atau dampak negatif kesehatan.
- Kolaborasi dengan pihak manajemen untuk memperbaiki kondisi lingkungan kerja yang tidak aman.
- Edukasi pekerja tentang risiko kesehatan dan keselamatan kerja serta cara mengatasinya.
- Fasilitasi penyediaan APD yang memadai dan mendorong penggunaannya.
2. Untuk Ketidakpatuhan (D.0102):
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi ketidakpatuhan pekerja dalam penggunaan APD.
- Edukasi pekerja tentang pentingnya penggunaan APD dan konsekuensi dari tidak menggunakannya.
- Kolaborasi dengan pihak manajemen untuk menetapkan aturan dan sanksi terkait penggunaan APD.
- Monitoring dan evaluasi penggunaan APD oleh pekerja.
3. Untuk Ketidakefektifan manajemen kesehatan (D.0405):
- Kolaborasi dengan pihak manajemen untuk mengembangkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja yang efektif.
- Fasilitasi pembentukan pos kesehatan kerja dan pelaksanaan pembinaan kesehatan yang rutin.
- Advokasi untuk menyediakan jaminan kesehatan kerja bagi pekerja.
- Monitoring dan evaluasi implementasi sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja.
4. Untuk Defisiensi pengetahuan (D.0301):
- Identifikasi tingkat pengetahuan pekerja tentang risiko kesehatan dan keselamatan kerja.
- Edukasi pekerja tentang risiko kesehatan dan keselamatan kerja, serta cara mencegah dan menanganinya.
- Fasilitasi pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja bagi pekerja.
- Monitoring dan evaluasi peningkatan pengetahuan pekerja.
Dalam menerapkan asuhan keperawatan ini, perawat harus menjalin kolaborasi yang erat dengan pihak manajemen pabrik, puskesmas setempat, dan pekerja itu sendiri. Pendekatan yang holistik dan komprehensif diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal dalam meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan home industri tahu ini. -
Article No. 17222 | 13 May 2025
Klinis : Pasien perempuan, usia 23 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak 2 hari,flu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan suhu 38 derajat, mual , muntah badan pegal
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien perempuan berusia 23 tahun dengan keluhan batuk berdahak 2 hari, flu, demam, sesak napas, kehilangan nafsu makan, suhu 38 derajat, mual, muntah, dan badan pegal, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J11.1
- Deskripsi: Influenza dengan manifestasi pernapasan lain, virus tidak diidentifikasi
Penjelasan:
Kode ICD-10 J11.1 merujuk pada influenza dengan manifestasi pernapasan lain, di mana virus penyebabnya tidak dapat diidentifikasi. Gejala-gejala yang dialami oleh pasien, seperti batuk berdahak, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, sesuai dengan karakteristik influenza dengan komplikasi pernapasan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.04
- Deskripsi: Pemberian obat antivirus sistemik
Penjelasan:
Kode ICD-9-CM 99.04 mencakup pemberian obat antivirus sistemik, yang mungkin diperlukan sebagai tatalaksana untuk menangani infeksi virus influenza yang dialami oleh pasien. Selain itu, mungkin juga diperlukan pemberian terapi simtomatik, seperti antipiretik, antiemetik, dan analgesik, untuk mengatasi gejala-gejala lain yang dialami oleh pasien. -
Article No. 17223 | 13 May 2025
Klinis : Pasien perempuan, usia 23 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak 2 hari,flu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan suhu 38 derajat, mual , muntah badan pegal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, serta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00030)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00030)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas (0410)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari obstruksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas (3100)
Definisi: Memfasilitasi pembebasan dari obstruksi jalan napas dan mempertahankan pertukaran gas yang adekuat.
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan keluhan batuk berdahak, flu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan menunjukkan adanya gangguan pada sistem pernapasan. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, yang menggambarkan ketidakmampuan pasien untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan, sehingga jalan napas tidak terbuka dengan baik. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Manajemen Jalan Napas, untuk memfasilitasi pembebasan dari obstruksi jalan napas dan mempertahankan pertukaran gas yang adekuat. -
Article No. 17224 | 13 May 2025
Klinis : Pasien perempuan, usia 23 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak 2 hari,flu, demam, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan suhu 38 derajat, mual , muntah badan pegal
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien perempuan berusia 23 tahun tersebut, diperoleh kode diagnosa ICD-10 dan kode prosedur ICD-9-CM sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J11.1
- Deskripsi: Influenza dengan manifestasi pernapasan lain, virus tidak diidentifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.25
- Deskripsi: Pemberian cairan intravena
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 J11.1 (Influenza dengan manifestasi pernapasan lain, virus tidak diidentifikasi) dipilih karena pasien mengalami gejala-gejala umum influenza seperti batuk berdahak, flu, demam, serta mual dan muntah.
2. Kode ICD-9-CM 99.25 (Pemberian cairan intravena) dapat diberikan sebagai tindakan penunjang untuk mengatasi gejala dehidrasi akibat mual dan muntah yang dialami pasien.
Secara keseluruhan, berdasarkan gejala dan tanda klinis yang dialami pasien, diagnosis yang tepat adalah influenza tanpa virus teridentifikasi, yang memerlukan pemberian cairan intravena sebagai salah satu tindakan penunjangnya. -
Article No. 17225 | 13 May 2025
Klinis : Pasien perempuan, usia 23 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak 2 hari,flu, demam, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan suhu 38 derajat, mual , muntah badan pegal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien mengalami kondisi yang mengarah pada diagnosa keperawatan Risiko Infeksi. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan, kode, dan definisi berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
Kode: 00004
Nama: Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
2. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: D.0004
Nama: Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: L.0004
Nama: Bebas Infeksi
Definisi: Bebas dari tanda dan gejala infeksi.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: I.0004
Nama: Manajemen Infeksi
Definisi: Identifikasi dan pengendalian infeksi untuk meminimalkan penyebaran dan komplikasi.
Penjelasan singkat:
Pasien dengan keluhan batuk berdahak, flu, demam, mual, muntah, dan badan pegal memiliki risiko mengalami infeksi. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Infeksi, yang mencakup rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan. Tujuan perawatan adalah mencapai kondisi bebas infeksi, sehingga intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen infeksi untuk mengidentifikasi dan mengendalikan infeksi. -
Article No. 17226 | 13 May 2025
Klinis : Pasien perempuan, usia 23 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak 2 hari,flu, demam, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan suhu 38 derajat, mual , muntah badan pegal,pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
b. Nyeri Akut
c. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
b. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang timbul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
c. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Bersihan Jalan Napas (0410)
b. Kontrol Nyeri (1605)
c. Status Nutrisi (1004)
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen Jalan Napas (3140)
b. Manajemen Nyeri (1400)
c. Manajemen Nutrisi (1100)
Penjelasan singkat:
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Pasien mengalami gangguan dalam membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas, ditandai dengan batuk berdahak, flu, dan demam.
- Nyeri Akut: Pasien mengalami nyeri yang timbul akibat kerusakan jaringan, ditandai dengan mual, muntah, dan badan pegal.
- Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Pasien mengalami asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik, ditandai dengan kehilangan nafsu makan. -
Article No. 17227 | 13 May 2025
Klinis : Pasien perempuan, usia 23 tahun, datang dengan keluhan batuk kering 2 hari,flu, demam, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan suhu 38 derajat, mual , muntah badan pegal,pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (K-0091)
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami hambatan dalam membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan.
- SLKI: Efektif dalam membersihkan dan mempertahankan jalan napas.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pembersihan dan mempertahankan jalan napas yang efektif.
b. Hipertermia (K-0086)
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
- SLKI: Suhu tubuh dalam rentang normal.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat.
c. Penurunan Nafsu Makan (K-0122)
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami pengurangan keinginan untuk makan.
- SLKI: Nafsu makan dalam rentang normal.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk meningkatkan nafsu makan.
Penjelasan singkat:
Pasien perempuan, usia 23 tahun, datang dengan keluhan batuk kering 2 hari, flu, demam, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suhu 38 derajat, mual, muntah, badan pegal, dan pusing. Kondisi ini mengarah pada diagnosa keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas, Hipertermia, dan Penurunan Nafsu Makan. Diagnosa-diagnosa ini diperlukan untuk menentukan intervensi keperawatan yang tepat dalam membantu pasien mengatasi masalah kesehatannya. -
Article No. 17228 | 13 May 2025
Klinis : Pasien perempuan, usia 23 tahun, datang dengan keluhan batuk kering 2 hari,flu, demam, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan suhu 38 derajat, mual , muntah badan pegal,pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI yang sesuai:
1. Diagnosa Keperawatan:
Resiko Infeksi (00004)
SDKI: Resiko Infeksi
Kode: 00004
Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan perkembangbiakan organisme patogen yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI: Perilaku Pencegahan Infeksi
Kode: 10038
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah atau mengurangi risiko terjadinya infeksi.
SIKI: Manajemen Infeksi
Kode: 10023
Definisi: Intervensi untuk mengidentifikasi dan mengendalikan infeksi.
2. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Tidur (00198)
SDKI: Gangguan Pola Tidur
Kode: 00198
Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
SLKI: Kualitas Tidur
Kode: 10010
Definisi: Persepsi individu tentang kualitas dan kuantitas tidur.
SIKI: Manajemen Tidur
Kode: 10046
Definisi: Intervensi untuk memfasilitasi tidur dan mempertahankan pola tidur yang adekuat.
3. Diagnosa Keperawatan:
Defisit Nutrisi (00002)
SDKI: Defisit Nutrisi
Kode: 00002
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI: Status Nutrisi
Kode: 10032
Definisi: Keadaan tubuh yang dipengaruhi oleh asupan dan penggunaan nutrisi.
SIKI: Manajemen Nutrisi
Kode: 10026
Definisi: Intervensi untuk mengatur asupan dan penggunaan nutrisi.
Kode dan definisi di atas mengacu pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).