Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17189 | 13 May 2025
Klinis : 1) Berdasarkan data sebaran penyakit 6 bulan terakhir di dapatkan sebanyak 43 dengan prosentase 57% Masyarakat desa tempuran menderita Hipertensi (HT). Sebaran usia penduduk desa tempuran terbanyak sebanyak 237 dengan prosentase 36 % (usia 18-<45 ),sebanyak 178 dengan prosentase 27% usia (45- <60 ), sebanyak 118 dengan prosentase 18% (usia 60-90). Dari data di dapatkan sebanyak 53% Masyarakat desa tempuran tidak pernah melakukan pemeriksaan Kesehatan lansia & sebanyak 57% Masyarakat juga tidak pernah melakukan kegiatan sosial lansia.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (00078)
- SDKI: Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
Kode: D.0078
Definisi: Ketidakmampuan individu atau keluarga untuk mengidentifikasi, mencari, menggunakan, dan mengevaluasi sumber daya yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan.
- SLKI: Perilaku Kesehatan Tidak Efektif
Kode: P.0016
Definisi: Tindakan yang dilakukan individu atau keluarga untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan yang tidak sesuai dengan rekomendasi profesional kesehatan.
- SIKI: Manajemen Kesehatan
Kode: I.0149
Definisi: Upaya individu atau keluarga untuk mengidentifikasi, mencari, menggunakan, dan mengevaluasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan.
2. Diagnosa Keperawatan: Risiko Keterlambatan Perkembangan (00112)
- SDKI: Risiko Keterlambatan Perkembangan
Kode: D.0112
Definisi: Kondisi individu yang berisiko mengalami perkembangan yang lebih lambat dari yang diharapkan.
- SLKI: Perilaku Kesehatan Berisiko
Kode: P.0017
Definisi: Tindakan yang dilakukan individu atau keluarga yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
- SIKI: Pemantauan Perkembangan
Kode: I.0215
Definisi: Observasi dan pencatatan perubahan kemampuan individu dalam mencapai tahap-tahap perkembangan yang diharapkan.
3. Diagnosa Keperawatan: Kesepian (00053)
- SDKI: Kesepian
Kode: D.0053
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau kecemasan yang disebabkan oleh kurangnya hubungan sosial yang diinginkan.
- SLKI: Interaksi Sosial Tidak Efektif
Kode: P.0012
Definisi: Ketidakmampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain secara memuaskan.
- SIKI: Dukungan Emosional
Kode: I.0097
Definisi: Pemberian empati, perhatian, dan kepedulian untuk memenuhi kebutuhan emosional individu.
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, penjelasan singkat diagnosa keperawatan di atas berfokus pada kondisi masyarakat desa Tempuran yang memiliki prevalensi hipertensi tinggi, lansia yang jarang melakukan pemeriksaan kesehatan, dan rendahnya partisipasi dalam kegiatan sosial lansia. Diagnosa yang diutamakan adalah terkait manajemen kesehatan, risiko keterlambatan perkembangan, dan kesepian, beserta kode dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 17190 | 13 May 2025
Klinis : 1) Berdasarkan data sebaran penyakit 6 bulan terakhir di dapatkan sebanyak 43 dengan prosentase 57% Masyarakat desa tempuran menderita Hipertensi (HT). Sebaran usia penduduk desa tempuran terbanyak sebanyak 237 dengan prosentase 36 % (usia 18-<45 ),sebanyak 178 dengan prosentase 27% usia (45- <60 ), sebanyak 118 dengan prosentase 18% (usia 60-90). Dari data di dapatkan sebanyak 53% Masyarakat desa tempuran tidak pernah melakukan pemeriksaan Kesehatan lansia & sebanyak 57% Masyarakat juga tidak pernah melakukan kegiatan sosial lansia.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan analisis komprehensif mengenai kondisi yang Anda paparkan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
- Berdasarkan data, terdapat prevalensi hipertensi yang tinggi (57%) di masyarakat desa Tempuran. Namun, sebagian besar masyarakat (53%) tidak pernah melakukan pemeriksaan kesehatan lansia.
- Selain itu, sebanyak 57% masyarakat juga tidak pernah melakukan kegiatan sosial lansia, yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental mereka.
- Kondisi ini menunjukkan adanya risiko ketidakefektifan manajemen kesehatan pada populasi lansia di desa Tempuran.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Kesehatan Efektif
- Masyarakat mampu melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan mengikuti kegiatan sosial lansia.
- Masyarakat memiliki pemahaman yang baik tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan dan aktivitas sosial untuk menunjang kualitas hidup.
- Terjadi penurunan prevalensi hipertensi dan peningkatan kesejahteraan fisik serta mental pada populasi lansia di desa Tempuran.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Edukasi Kesehatan
- Memberikan edukasi tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin dan manfaat kegiatan sosial bagi lansia.
- Mengajarkan manajemen hipertensi yang efektif, termasuk pengaturan diet, aktivitas fisik, dan kepatuhan pengobatan.
- Melibatkan keluarga dan tokoh masyarakat untuk mendukung dan memfasilitasi pelaksanaan program edukasi.
2. Koordinasi Pelayanan Kesehatan
- Bekerja sama dengan fasilitas pelayanan kesehatan setempat untuk meningkatkan akses dan cakupan pemeriksaan kesehatan lansia.
- Menjalin kemitraan dengan organisasi masyarakat dan kelompok sosial untuk mengembangkan program kegiatan sosial bagi lansia.
- Memfasilitasi penyediaan sumber daya dan dukungan yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan program.
3. Manajemen Kasus
- Melakukan skrining dan pemantauan secara berkala terhadap kondisi kesehatan lansia di desa Tempuran.
- Mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengelola hipertensi dan masalah kesehatan lainnya pada populasi lansia.
- Melakukan koordinasi dengan tenaga kesehatan lain dan keluarga untuk memastikan kesinambungan perawatan.
Dengan intervensi yang tepat dan kolaboratif, diharapkan dapat meningkatkan manajemen kesehatan yang efektif pada populasi lansia di desa Tempuran, sehingga tercapai peningkatan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial. -
Article No. 17191 | 13 May 2025
Klinis : Berdasarkan presentase data desa tempuran mayoritas penduduk berpendidikan SD (43%) dan berdasarkanpekerjaan sebagai petani sebanyak (37%).
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Terima kasih atas permintaan Anda. Berikut adalah analisis yang rinci mengenai kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan data yang diberikan, di mana mayoritas penduduk berpendidikan SD (43%) dan bekerja sebagai petani (37%), maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Defisit Pengetahuan (00126)
Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
Penyebab yang mungkin: Pendidikan yang rendah, status sosial ekonomi rendah, akses informasi yang terbatas.
Ciri-ciri: Pasien/klien mengungkapkan pengetahuan yang kurang, kesulitan mengingat informasi, dan kesulitan mengikuti instruksi.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien/klien dapat:
1. Mendemonstrasikan pengetahuan tentang topik yang diidentifikasi (misalnya, kesehatan, gaya hidup sehat, pemeliharaan kesehatan, dll).
2. Mengungkapkan pemahaman yang meningkat tentang topik yang diidentifikasi.
3. Menunjukkan perilaku yang mencerminkan pengetahuan yang ditingkatkan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Pendidikan Kesehatan (6580)
- Identifikasi kebutuhan belajar pasien/klien
- Rancang program pendidikan kesehatan yang sesuai dengan tingkat pendidikan dan kebutuhan pasien/klien
- Berikan pendidikan kesehatan secara bertahap dan mudah dipahami
- Evaluasi pemahaman pasien/klien setelah intervensi
2. Manajemen Lingkungan: Fasilitas (6490)
- Identifikasi sumber daya dan fasilitas yang tersedia di lingkungan pasien/klien
- Dukung pasien/klien untuk memanfaatkan sumber daya dan fasilitas yang ada
- Koordinasi dengan pihak terkait (misalnya, petugas kesehatan, tokoh masyarakat) untuk meningkatkan akses informasi dan fasilitas
3. Konseling (5240)
- Bangun hubungan saling percaya dengan pasien/klien
- Identifikasi masalah dan kebutuhan pasien/klien
- Berikan dukungan dan bimbingan sesuai dengan kebutuhan pasien/klien
- Evaluasi efektivitas konseling dan lakukan tindak lanjut yang diperlukan
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan Defisit Pengetahuan dipilih karena data menunjukkan adanya kondisi pendidikan dan pekerjaan yang dapat menyebabkan kurangnya informasi atau pengetahuan pada pasien/klien. Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan perilaku yang sesuai dengan kebutuhan pasien/klien. Melalui pendidikan kesehatan, manajemen lingkungan, dan konseling, diharapkan pasien/klien dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan, memanfaatkan sumber daya yang tersedia, dan menerapkan perilaku yang mencerminkan peningkatan pengetahuan. -
Article No. 17192 | 13 May 2025
Klinis : 3) Berdasarkan Data ventilasi rumah sebanyak 55 % kurang dari 10% ventilasinya. Dalam kebiasaan pembuangan sampah Masyarakat sebanyak 73% membuang sampahnya dengan cara di bakar.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosis keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Berdasarkan data yang diberikan, yaitu ventilasi rumah yang kurang dari 10% sebanyak 55% dan kebiasaan membakar sampah pada 73% masyarakat, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor risiko: Ventilasi rumah yang kurang memadai dan kebiasaan membakar sampah dapat meningkatkan paparan terhadap bahan-bahan berbahaya dan polutan yang dapat menyebabkan infeksi.
2. Risiko gangguan pola napas
- Definisi: Rentan mengalami perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan, yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor risiko: Ventilasi rumah yang tidak memadai dan paparan asap dari pembakaran sampah dapat menganggu pola napas.
Luaran Keperawatan SLKI:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan dapat tercapai luaran sebagai berikut:
1. Risiko infeksi terkendali
- Definisi: Gejala dan tanda-tanda infeksi tidak ada atau terkendali.
- Kriteria hasil: Tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada demam, dan tidak ada peningkatan jumlah sel darah putih.
2. Pola napas efektif
- Definisi: Pernapasan berlangsung dengan frekuensi, kedalaman, dan irama yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
- Kriteria hasil: Frekuensi napas dalam batas normal, kedalaman napas memadai, dan tidak ada retraksi otot bantu pernapasan.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan, diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Intervensi untuk Risiko infeksi terkendali:
a. Identifikasi faktor risiko infeksi, seperti ventilasi rumah yang kurang memadai dan kebiasaan membakar sampah.
b. Edukasi klien dan keluarga tentang pentingnya ventilasi yang memadai dan cara pembuangan sampah yang aman.
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk melakukan perbaikan ventilasi rumah dan pengolahan sampah yang tepat.
d. Monitor tanda-tanda infeksi secara berkala dan lakukan intervensi yang sesuai jika ditemukan tanda-tanda infeksi.
2. Intervensi untuk Pola napas efektif:
a. Identifikasi faktor-faktor yang dapat mengganggu pola napas, seperti paparan asap dari pembakaran sampah.
b. Edukasi klien dan keluarga tentang pentingnya ventilasi yang memadai dan cara pembuangan sampah yang aman.
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk melakukan perbaikan ventilasi rumah dan pengolahan sampah yang tepat.
d. Monitor pola napas klien secara berkala dan lakukan intervensi yang sesuai jika ditemukan gangguan pola napas.
e. Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam untuk membantu memperbaiki pola napas.
Dengan melakukan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat mencegah dan mengendalikan risiko infeksi serta memperbaiki pola napas pada klien, sehingga dapat tercapai luaran keperawatan yang diharapkan. -
Article No. 17193 | 13 May 2025
Klinis : 3) Berdasarkan Data ventilasi rumah sebanyak 55 % kurang dari 10% ventilasinya. Dalam kebiasaan pembuangan sampah Masyarakat sebanyak 73% membuang sampahnya dengan cara di bakar.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak yang saya hormati. Berikut saya sampaikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya dan definisinya sesuai dengan kondisi yang Anda sampaikan, berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Kualitas Udara Buruk (NANDA Code: 00231)
Definisi: Keadaan di mana individu, keluarga, atau komunitas berisiko mengalami paparan terhadap polutan udara dalam jumlah yang dapat menimbulkan efek merugikan pada kesehatan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 06.022
Definisi: Keadaan di mana individu, keluarga, atau komunitas berisiko mengalami paparan terhadap polutan udara dalam jumlah yang dapat menimbulkan efek merugikan pada kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 06.022.01
Definisi: Individu, keluarga, atau komunitas dapat mempertahankan kualitas udara yang sehat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 06.022.01.01
Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan perawat untuk membantu individu, keluarga, atau komunitas dalam mempertahankan kualitas udara yang sehat.
Berdasarkan data yang Anda berikan, terdapat risiko kualitas udara buruk di lingkungan masyarakat. Hal ini disebabkan oleh kurangnya ventilasi rumah dan kebiasaan membakar sampah. Perawat perlu melakukan intervensi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya ventilasi yang memadai dan pengelolaan sampah yang baik, sehingga dapat mencegah dampak negatif terhadap kesehatan.
Wassalamualaikum. -
Article No. 17194 | 13 May 2025
Klinis : 3) Berdasarkan Data ventilasi rumah sebanyak 55 % kurang dari 10% ventilasinya. Dalam kebiasaan pembuangan sampah Masyarakat sebanyak 73% membuang sampahnya dengan cara di bakar.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Risiko Gangguan Kualitas Udara Dalam Ruangan
- Definisi: Rentang kemungkinan terpapar oleh polutan udara dalam ruangan yang dapat mengganggu kesehatan.
- Faktor yang Berhubungan: Ventilasi ruangan yang kurang dari 10% dan kebiasaan membakar sampah.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kualitas Udara Dalam Ruangan Membaik
- Kriteria Hasil:
a. Kadar partikulat udara dalam ruangan menurun
b. Keluhan gejala terkait kualitas udara berkurang
c. Kepuasan pasien/keluarga dengan kualitas udara dalam ruangan meningkat
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Lingkungan
- Intervensi:
a. Mengedukasi pasien/keluarga tentang ventilasi ruangan yang baik
b. Mendorong peningkatan ventilasi ruangan dengan membuka jendela atau menggunakan exhaust fan
c. Mengedukasi pasien/keluarga tentang dampak membakar sampah terhadap kualitas udara
d. Mendorong penggunaan cara pembuangan sampah yang lebih ramah lingkungan (misalnya daur ulang, komposting)
2. Kolaborasi
- Intervensi:
a. Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter, ahli lingkungan) untuk mengevaluasi kualitas udara dalam ruangan
b. Merujuk pasien ke layanan kesehatan lingkungan jika diperlukan
Penjelasan:
Diagnosis keperawatan "Risiko Gangguan Kualitas Udara Dalam Ruangan" dipilih karena data menunjukkan bahwa ventilasi rumah kurang dari 10% dan kebiasaan membakar sampah di masyarakat, yang dapat meningkatkan paparan terhadap polutan udara dalam ruangan dan berdampak pada kesehatan.
Luaran yang diharapkan adalah "Kualitas Udara Dalam Ruangan Membaik", yang ditandai dengan penurunan kadar partikulat udara, berkurangnya keluhan gejala terkait kualitas udara, dan peningkatan kepuasan pasien/keluarga. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen lingkungan (edukasi, peningkatan ventilasi, dan pengelolaan sampah) serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengevaluasi dan menangani masalah kualitas udara dalam ruangan. -
Article No. 17195 | 13 May 2025
Klinis : diagnosa keperawatan komunitas Berdasarkan Data ventilasi rumah sebanyak 55 % kurang dari 10% ventilasinya. Dalam kebiasaan pembuangan sampah Masyarakat sebanyak 73% membuang sampahnya dengan cara di bakar.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Komunitas:
Berdasarkan data yang diberikan, terdapat dua permasalahan utama dalam kondisi komunitas, yaitu:
1. Ventilasi rumah yang kurang (55% kurang dari 10% ventilasinya)
2. Kebiasaan membakar sampah yang tinggi (73% masyarakat membuang sampah dengan cara dibakar)
Dengan mempertimbangkan kondisi ini, maka diagnosa keperawatan komunitas yang sesuai adalah:
1. Risiko Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Berhubungan dengan Ventilasi Rumah yang Tidak Memadai
2. Risiko Pencemaran Lingkungan Berhubungan dengan Pembuangan Sampah yang Tidak Tepat
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Berhubungan dengan Ventilasi Rumah yang Tidak Memadai:
- Status Kesehatan Pernapasan: Membaik
- Pengetahuan Masyarakat tentang Ventilasi Rumah yang Memadai: Meningkat
- Perilaku Masyarakat dalam Menjaga Ventilasi Rumah: Membaik
2. Risiko Pencemaran Lingkungan Berhubungan dengan Pembuangan Sampah yang Tidak Tepat:
- Status Lingkungan: Membaik
- Pengetahuan Masyarakat tentang Pembuangan Sampah yang Tepat: Meningkat
- Perilaku Masyarakat dalam Pembuangan Sampah: Membaik
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Berhubungan dengan Ventilasi Rumah yang Tidak Memadai:
- Edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya ventilasi rumah yang memadai untuk mencegah ISPA
- Pendampingan masyarakat dalam memodifikasi ventilasi rumah yang tidak memadai
- Pemantauan dan evaluasi kondisi ventilasi rumah masyarakat secara berkala
2. Risiko Pencemaran Lingkungan Berhubungan dengan Pembuangan Sampah yang Tidak Tepat:
- Edukasi kepada masyarakat tentang dampak negatif dari membakar sampah dan pentingnya pembuangan sampah yang tepat
- Pembentukan dan pendampingan sistem pengelolaan sampah di tingkat komunitas (misalnya pengumpulan sampah, daur ulang, dan/atau pengolahan sampah)
- Pemantauan dan evaluasi perilaku masyarakat dalam pembuangan sampah secara berkala
Dengan implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu peningkatan status kesehatan pernapasan, peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku masyarakat terkait ventilasi rumah dan pembuangan sampah, serta perbaikan kondisi lingkungan di tingkat komunitas. -
Article No. 17196 | 13 May 2025
Klinis : Seorang wanita 40 tahun dirawat di ruang interna dengan keluhan badan lemas dan sulit tidur. Pasien mengatakan badannya seperti tidak bertenaga. Hasil pengkajian TB 165 cm BB sebelumnya 55 kg BB saat sakit 45 kg. Konjungtiva anemis, akral dingin dan turgor kulit jelek. TD 110/80 mmHg, Nadi 65x/menit Suhu 37 derajad celsius. Lakukan Asuhan Keperawatan pada pasien tersebut.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan asupan makanan, ditandai dengan penurunan berat badan yang signifikan, akral dingin, dan turgor kulit jelek.
2. Risiko kekurangan energi berhubungan dengan penurunan asupan makanan, ditandai dengan badan lemas, sulit tidur, dan penurunan berat badan.
3. Anemia berhubungan dengan penurunan asupan makanan, ditandai dengan konjungtiva anemis.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
1. Keseimbangan Cairan: Pasien akan mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat, ditandai dengan peningkatan berat badan, turgor kulit baik, dan akral hangat.
2. Pemeliharaan Energi: Pasien akan mempertahankan energi yang adekuat, ditandai dengan peningkatan aktivitas, tidak lemas, dan dapat tidur dengan baik.
3. Peningkatan Kadar Hemoglobin: Pasien akan menunjukkan peningkatan kadar hemoglobin, ditandai dengan konjungtiva tidak anemis.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Keseimbangan Cairan:
a. Kaji status cairan pasien secara komprehensif (intake, output, berat badan, tanda-tanda dehidrasi)
b. Berikan makanan dan cairan sesuai kebutuhan untuk memperbaiki status nutrisi dan hidrasi
c. Pantau tanda-tanda vital secara rutin
d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi cairan atau obat-obatan sesuai indikasi
2. Pemeliharaan Energi:
a. Kaji pola aktivitas dan istirahat pasien
b. Ajarkan teknik manajemen energi, seperti pengaturan aktivitas dan istirahat yang seimbang
c. Bantu pasien dalam aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan
d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi nutrisi atau obat-obatan sesuai indikasi
3. Peningkatan Kadar Hemoglobin:
a. Kaji status hematologi pasien (kadar hemoglobin, hematokrit, dll.)
b. Berikan makanan kaya zat besi, seperti daging, ikan, sayuran hijau, dan buah-buahan
c. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian suplemen zat besi atau obat-obatan sesuai indikasi
d. Pantau respons pasien terhadap intervensi dan tingkatkan intervensi jika diperlukan
Penjelasan rinci:
Berdasarkan kondisi pasien yang dideskripsikan, yaitu seorang wanita 40 tahun dengan keluhan badan lemas, sulit tidur, penurunan berat badan yang signifikan, konjungtiva anemis, akral dingin, dan turgor kulit jelek, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah kelebihan volume cairan, risiko kekurangan energi, dan anemia. Luaran yang diharapkan adalah keseimbangan cairan, pemeliharaan energi, dan peningkatan kadar hemoglobin. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan status cairan, pemberian nutrisi dan cairan sesuai kebutuhan, manajemen energi, pemberian makanan kaya zat besi, serta kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi yang sesuai. Semua intervensi ini bertujuan untuk memulihkan kondisi pasien secara holistik. -
Article No. 17197 | 13 May 2025
Klinis : 1) Berdasarkan data sebaran penyakit 6 bulan terakhir di dapatkan sebanyak 43 dengan prosentase 57% Masyarakat desa tempuran menderita Hipertensi (HT). Sebaran usia penduduk desa tempuran terbanyak sebanyak 237 dengan prosentase 36 % (usia 18-<45 ),sebanyak 178 dengan prosentase 27% usia (45- <60 ), sebanyak 118 dengan prosentase 18% (usia 60-90). Dari data di dapatkan sebanyak 53% Masyarakat desa tempuran tidak pernah melakukan pemeriksaan Kesehatan lansia & sebanyak 57% Masyarakat juga tidak pernah melakukan kegiatan sosial lansia.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko ketidakefektifan manajemen kesehatan berhubungan dengan kurangnya kesadaran masyarakat desa Tempuran untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan kegiatan sosial lansia.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: asupan lebih dari kebutuhan berhubungan dengan gaya hidup tidak sehat pada masyarakat desa Tempuran dengan prevalensi hipertensi 57%.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Kesehatan Efektif
- Masyarakat desa Tempuran mampu mengidentifikasi tanda dan gejala penyakit hipertensi.
- Masyarakat desa Tempuran secara rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dan kegiatan sosial lansia.
- Masyarakat desa Tempuran mampu mengelola faktor risiko hipertensi.
2. Keseimbangan Nutrisi
- Masyarakat desa Tempuran mampu memilih makanan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi untuk mengelola hipertensi.
- Masyarakat desa Tempuran mampu menyiapkan dan mengkonsumsi makanan dengan tepat untuk mencegah komplikasi hipertensi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Kesehatan Efektif:
- Edukasi kesehatan tentang hipertensi, tanda-tanda, dan komplikasinya.
- Fasilitasi akses layanan kesehatan dan kegiatan sosial bagi lansia.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan dan pemangku kepentingan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
- Monitoring dan evaluasi partisipasi masyarakat dalam pemeriksaan kesehatan dan kegiatan sosial lansia.
2. Keseimbangan Nutrisi:
- Edukasi tentang diet hipertensi, termasuk jenis makanan yang dianjurkan dan dihindari.
- Fasilitasi penyediaan makanan sehat dan bergizi bagi masyarakat.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk mengembangkan menu makanan sehat dan sesuai kebutuhan masyarakat.
- Monitoring dan evaluasi asupan nutrisi masyarakat.
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang pertama, "Risiko ketidakefektifan manajemen kesehatan", mengidentifikasi adanya masalah pada kesadaran masyarakat desa Tempuran untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan kegiatan sosial lansia. Hal ini dapat berdampak pada pengelolaan penyakit hipertensi yang prevalensinya cukup tinggi di desa tersebut.
Diagnosa keperawatan SDKI yang kedua, "Ketidakseimbangan nutrisi: asupan lebih dari kebutuhan", mengindikasikan adanya masalah pada pola makan masyarakat desa Tempuran yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan dapat memperburuk kondisi hipertensi.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI) mencakup dua aspek utama: manajemen kesehatan efektif dan keseimbangan nutrisi. Pada aspek manajemen kesehatan efektif, diharapkan masyarakat desa Tempuran dapat memahami hipertensi, secara rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, dan mengelola faktor risiko. Pada aspek keseimbangan nutrisi, diharapkan masyarakat dapat memilih dan mengkonsumsi makanan yang sesuai untuk mencegah komplikasi hipertensi.
Intervensi keperawatan yang diperlukan (SIKI) meliputi edukasi kesehatan, fasilitasi akses layanan kesehatan dan kegiatan sosial, kolaborasi dengan tenaga kesehatan dan pemangku kepentingan, serta monitoring dan evaluasi. Intervensi ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, partisipasi, dan perilaku sehat masyarakat desa Tempuran dalam mengelola hipertensi. -
Article No. 17198 | 13 May 2025
Klinis : defisit pengetahuan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta terkait dengan kondisi defisit pengetahuan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi defisit pengetahuan adalah "Defisit Pengetahuan". Defisit Pengetahuan didefinisikan sebagai "Keterbatasan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu".
Dalam kasus ini, pasien mengalami keterbatasan informasi atau pengetahuan terkait suatu topik atau kondisi tertentu. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya paparan informasi, kurangnya pemahaman, atau kesulitan mengingat informasi yang disampaikan sebelumnya.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan untuk kondisi defisit pengetahuan adalah:
1. Peningkatan Pengetahuan
- Pasien dapat menjelaskan kembali informasi yang diberikan terkait topik atau kondisi tertentu.
- Pasien dapat menyebutkan sumber-sumber informasi yang dapat diakses untuk meningkatkan pengetahuannya.
- Pasien dapat mengidentifikasi perilaku yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah atau mencapai tujuan terkait kondisinya.
2. Partisipasi dalam Pengambilan Keputusan
- Pasien dapat mengungkapkan pemahaman dan preferensinya dalam pengambilan keputusan terkait perawatan atau pengelolaan kondisinya.
- Pasien dapat menjelaskan alasan dan pertimbangan dalam membuat keputusan terkait perawatan atau pengelolaan kondisinya.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan luaran pada kondisi defisit pengetahuan adalah:
1. Manajemen Informasi Kesehatan
- Melakukan asesmen tentang pengetahuan pasien terkait topik atau kondisi tertentu.
- Memberikan informasi kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pemahaman pasien.
- Menggunakan berbagai media atau alat bantu pendidikan kesehatan yang sesuai dengan gaya belajar pasien.
- Mendorong pasien untuk mengajukan pertanyaan dan mengklarifikasi informasi yang diberikan.
- Mengevaluasi pemahaman pasien terhadap informasi yang diberikan dan memberikan umpan balik yang konstruktif.
2. Dukungan Pengambilan Keputusan
- Membantu pasien mengidentifikasi pilihan-pilihan terkait perawatan atau pengelolaan kondisinya.
- Memberikan informasi yang objektif dan menyeluruh tentang setiap pilihan.
- Mendorong pasien untuk mengungkapkan preferensi dan nilai-nilai pribadinya.
- Memfasilitasi diskusi untuk mempertimbangkan berbagai perspektif dan membantu pasien membuat keputusan yang sesuai dengan preferensinya.
- Mendokumentasikan proses pengambilan keputusan dan memastikan keputusan yang dibuat telah dipahami dengan baik oleh pasien.
Melalui intervensi-intervensi ini, diharapkan pasien dapat meningkatkan pengetahuannya terkait topik atau kondisi tertentu, serta dapat terlibat secara aktif dalam pengambilan keputusan mengenai perawatan atau pengelolaan kondisinya.