Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17273 | 14 May 2025
Klinis : DS : Ny A mengatakan ingin memiliki 2 anak saja Ny. A menggunakan pil KB Ny. A mengatakan Alm. ibunya memiliki riwayat DM Tipe 2 dan semasa hidupnya jarang berobat ke RS
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan data subjektif yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Kode: 00126
b. Judul: Inefektivitas Kontrasepsi
c. Definisi: Pola penggunaan metode kontrasepsi yang tidak efektif untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pasien menunjukkan pola penggunaan metode kontrasepsi yang tidak efektif untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien mencapai efektivitas dalam penggunaan metode kontrasepsi untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas penggunaan metode kontrasepsi, seperti edukasi, konseling, dan pemantauan penggunaan kontrasepsi.
2. Diagnosa Keperawatan:
a. Kode: 00179
b. Judul: Risiko Komplikasi Diabetes
c. Definisi: Kerentanan terhadap kejadian yang dapat membahayakan kesehatan akibat penyakit diabetes melitus.
Penjelasan Singkat:
- SDKI: Pasien memiliki riwayat keluarga dengan diabetes melitus tipe 2 yang tidak terkontrol dengan baik, yang dapat meningkatkan risiko komplikasi diabetes.
- SLKI: Pasien menunjukkan tingkat risiko komplikasi diabetes yang minimal atau terkendali.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengelola risiko komplikasi diabetes, seperti edukasi, pemantauan kadar glukosa darah, dan koordinasi perawatan dengan tenaga kesehatan terkait.
Persona: Sebagai perawat pakar, saya telah menganalisis kondisi Ny. A berdasarkan data subjektif yang Anda berikan. Diagnosa keperawatan yang saya tetapkan adalah Inefektivitas Kontrasepsi dan Risiko Komplikasi Diabetes. Masing-masing diagnosa memiliki kode, definisi, serta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Jika Anda membutuhkan penjelasan lebih lanjut, saya siap membantu. -
Article No. 17274 | 14 May 2025
Klinis : Tentukan tujuan, kriteria hasil, tindakan, rasional dari diagnosis harga diri rendah situasional pada kasus keperawatan Ny. Y usia 56 tahun didiagnosis menderita kanker payudara sekitar enam bulan yang lalu dan telah menjalani tiga siklus kemoterapi. Selama proses pengobatan, pasien mengalami berbagai efek samping seperti mual, kelelahan, serta kerontokan rambut yang parah, yang memengaruhi citra dirinya secara signifikan. Pasien sebelumnya dikenal aktif di lingkungan sosial dan keluarga, tetapi kini menolak kunjungan teman, menutup diri dari anggota keluarga, dan sering tampak diam, termenung, atau menangis sendiri di ruang perawatan. Pasien juga menolak bercermin, enggan menggunakan pelindung kepala atau wig, dan mengungkapkan perasaan minder, malu, dan tidak berharga. Ia merasa dirinya sudah tidak menarik lagi sebagai istri dan ibu, bahkan menyebut dirinya sebagai "beban" bagi keluarga. Ketika diajak berbicara oleh perawat atau tim medis, responsnya cenderung pendek dan datar, bahkan beberapa kali menolak diajak komunikasi lebih lanjut.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kasus Ny. Y yang mengalami harga diri rendah situasional.
Diagnosa Keperawatan:
Harga Diri Rendah Situasional (HDRS) (00120)
Definisi SDKI:
Harga Diri Rendah Situasional adalah penilaian negatif yang dilakukan secara sadar terhadap diri sendiri atau identitas diri dalam situasi tertentu.
Definisi SLKI:
Peningkatan Harga Diri adalah kemampuan individu untuk mempertahankan persepsi diri yang positif.
Definisi SIKI:
Fasilitasi Harga Diri adalah upaya untuk membantu individu dalam mempertahankan atau mencapai persepsi diri yang positif.
Tujuan:
1. Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi harga dirinya.
2. Pasien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mencerminkan harga diri yang positif.
3. Pasien dapat mengungkapkan perasaan dan persepsi diri yang positif.
Kriteria Hasil:
1. Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi harga dirinya.
2. Pasien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mencerminkan harga diri yang positif.
3. Pasien dapat mengungkapkan perasaan dan persepsi diri yang positif.
Tindakan Keperawatan:
1. Menciptakan lingkungan yang mendukung peningkatan harga diri pasien.
2. Membantu pasien mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi harga dirinya.
3. Mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan dan persepsi diri yang positif.
4. Memberikan dukungan emosional dan pujian yang tulus kepada pasien.
5. Melibatkan keluarga dalam proses peningkatan harga diri pasien.
Rasional:
1. Menciptakan lingkungan yang mendukung dapat membantu pasien merasa aman dan nyaman untuk mengekspresikan dirinya.
2. Membantu pasien mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi harga dirinya dapat membantu pasien memahami dan mengelola kondisi tersebut.
3. Mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan dan persepsi diri yang positif dapat membantu meningkatkan harga diri pasien.
4. Memberikan dukungan emosional dan pujian yang tulus dapat meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri pasien.
5. Melibatkan keluarga dapat memberikan dukungan sosial yang dibutuhkan pasien untuk meningkatkan harga dirinya. -
Article No. 17275 | 14 May 2025
Klinis : Seorang perempuan Ny. S, Usia: 29 tahun, Diagnosis medis: HIV positif sejak 2 tahun lalu Status sosial: Janda, tinggal sendiri, tidak bekerja. Riwayat penyakit: Didiagnosis HIV 5 tahun lalu, mulai mengalami infeksi oportunistik berulang dalam 6 bulan terakhir (TB paru, kandidiasis oral) Pasien di rawat di RS. Pada saat dikaji “Saya merasa malu dan kotor.” “Hidup saya sudah tidak berarti lagi.” “Saya tidak mau bertemu siapa-siapa”, Menolak makan, BB menurun, Duduk di pojok ruangan, tidak berinteraksi, tampak menangis sesekali, Kontak mata buruk, postur tubuh membungkuk Skor Hamilton Depression Scale (HAM-D): 22 (Depresi Sedang). Menurut keluarga pasien mengalami penyakit ini dari suaminya yang sudah meninggal 2 tahun yang lalu akibat penyakit yang sama.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Harga Diri Rendah Situasional
Definisi: Penurunan kemampuan untuk mempertahankan persepsi positif tentang diri sendiri.
Karakteristik Definisi: Komunikasi verbal yang mencerminkan penilaian negatif terhadap diri sendiri, penampilan tidak menarik, malu, menolak melakukan perawatan diri, menarik diri dari interaksi sosial.
2. Kecemasan
Definisi: Respon emosional dan fisik terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
Karakteristik Definisi: Gelisah, tidak tenang, sulit tidur, konsentrasi buruk, gejala fisik (jantung berdebar, keringat berlebih).
3. Gangguan Pola Tidur
Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
Karakteristik Definisi: Sulit memulai atau mempertahankan tidur, bangun lebih awal, tidur terlalu banyak atau tidak efektif.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Harga Diri Positif
- Pasien dapat mengidentifikasi sisi positif dalam dirinya.
- Pasien dapat mengekspresikan perasaan positif tentang dirinya.
- Pasien dapat menunjukkan perawatan diri yang baik.
- Pasien berpartisipasi dalam interaksi sosial.
2. Kontrol Kecemasan
- Pasien dapat mengidentifikasi penyebab kecemasan.
- Pasien dapat menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
- Pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat.
- Pasien dapat menunjukkan konsentrasi yang baik.
3. Pola Tidur Terjaga
- Pasien dapat memulai dan mempertahankan pola tidur yang adekuat.
- Pasien dapat bangun dengan perasaan segar dan bugar.
- Pasien dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pola tidurnya.
- Pasien dapat menerapkan strategi untuk mempertahankan pola tidur yang baik.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Harga Diri Rendah Situasional:
- Terapi Kognitif: Membantu pasien mengidentifikasi dan mengubah pemikiran negatif tentang dirinya.
- Terapi Dukungan: Memberikan dukungan emosional dan penerimaan untuk meningkatkan harga diri.
- Peningkatan Citra Tubuh: Membantu pasien menerima dan merawat penampilan fisiknya.
- Fasilitasi Interaksi Sosial: Mendorong pasien untuk terlibat dalam aktivitas sosial yang sesuai.
2. Kecemasan:
- Manajemen Kecemasan: Mengajarkan teknik relaksasi, distraksi, dan visualisasi untuk mengurangi kecemasan.
- Terapi Dukungan: Memberikan dukungan emosional dan membantu pasien mengidentifikasi sumber kecemasan.
- Terapi Psikoedukasi: Memberikan edukasi tentang penyakit, pengobatan, dan strategi koping untuk mengelola kecemasan.
- Monitoring Pola Tidur: Memantau dan mengevaluasi pola tidur pasien.
3. Gangguan Pola Tidur:
- Manajemen Lingkungan: Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk tidur.
- Terapi Relaksasi: Mengajarkan teknik relaksasi untuk memfasilitasi tidur.
- Edukasi Tidur: Memberikan edukasi tentang hygiene tidur dan strategi untuk mempertahankan pola tidur yang baik.
- Monitoring Pola Tidur: Memantau dan mengevaluasi pola tidur pasien secara berkala.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi Ny. S adalah Harga Diri Rendah Situasional, Kecemasan, dan Gangguan Pola Tidur. Pasien menunjukkan karakteristik seperti komunikasi verbal yang mencerminkan penilaian negatif terhadap diri sendiri, penampilan tidak menarik, malu, menolak melakukan perawatan diri, menarik diri dari interaksi sosial, gelisah, sulit tidur, konsentrasi buruk, dan gejala fisik. Luaran yang diharapkan adalah Harga Diri Positif, Kontrol Kecemasan, dan Pola Tidur Terjaga. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup terapi kognitif, terapi dukungan, peningkatan citra tubuh, fasilitasi interaksi sosial, manajemen kecemasan, terapi psikoedukasi, manajemen lingkungan, dan terapi relaksasi. Pemantauan dan evaluasi pola tidur juga menjadi penting untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 17276 | 14 May 2025
Klinis : Nn R 19 tahun mengeluh sudah buang air besar lebih dari 5x dalam 24 jam disertai mual dan juga muntah 2 kali. Setelah dikaji di RS benar bahwa pasien BAB lebih dari 5x dalam 24 jam, TD 100/60 RR 30x/menit , Nadi 70x/menit, suhu tubuh 37,5°C, bisisng usus >45x/menit.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang dapat ditetapkan adalah:
1. Diare Akut (00013)
SDKI: Diare Akut
Definisi: Pengeluaran feses cair atau lembek yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari.
2. Kekurangan Volume Cairan (00027)
SDKI: Kekurangan Volume Cairan
Definisi: Pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
3. Risiko Dehidrasi (00028)
SDKI: Risiko Dehidrasi
Definisi: Berisiko mengalami kehilangan cairan dan elektrolit yang dapat mengancam kesehatan.
4. Mual (00134)
SDKI: Mual
Definisi: Sensasi tidak nyaman di perut yang dapat mengarah ke muntah.
5. Intoleransi Aktivitas (00092)
SDKI: Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk menahan atau menyelesaikan aktivitas rutin karena kekurangan energi.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Mencakup definisi, karakteristik mayor, karakteristik minor, dan faktor yang berhubungan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar luaran keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI. Mencakup definisi, kriteria hasil, dan indikator hasil.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI. Mencakup definisi, aktivitas, dan rasional. -
Article No. 17277 | 14 May 2025
Klinis : Seorang perempuan Ny. S, Usia: 29 tahun, Diagnosis medis: HIV positif sejak 2 tahun lalu Status sosial: Janda, tinggal sendiri, tidak bekerja. Riwayat penyakit: Didiagnosis HIV 5 tahun lalu, mulai mengalami infeksi oportunistik berulang dalam 6 bulan terakhir (TB paru, kandidiasis oral) Pasien di rawat di RS. Pada saat dikaji “Saya merasa malu dan kotor.” “Hidup saya sudah tidak berarti lagi.” “Saya tidak mau bertemu siapa-siapa, Menolak makan, BB menurun, Duduk di pojok ruangan, tidak berinteraksi, tampak menangis sesekali, Kontak mata buruk, postur tubuh membungkuk Skor Hamilton Depression Scale (HAM-D): 22 (Depresi Sedang). Menurut keluarga pasien mengalami penyakit ini dari suaminya yang sudah meninggal 2 tahun yang lalu akibat penyakit yang sama.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Harga Diri Rendah Kronis (HDRKR)
Kode SDKI: 00119
Definisi: Keadaan di mana individu menilai dirinya secara negatif dan merasa tidak berharga.
2. Koping Individu Tidak Efektif (KITE)
Kode SDKI: 00069
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan penilaian realistis terhadap situasi stres dan menggunakan sumber internal atau eksternal untuk mengatasinya.
3. Isolasi Sosial (ISOS)
Kode SDKI: 00053
Definisi: Pengalaman individu yang merasa terisolasi dari orang lain, baik secara nyata maupun emosional.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan panduan diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Berisi definisi, karakteristik, faktor risiko, dan kriteria hasil dari masing-masing diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan panduan luaran keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Berisi definisi, kriteria hasil, dan indikator hasil dari masing-masing luaran keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan panduan intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Berisi definisi, aktivitas, dan kriteria intervensi dari masing-masing intervensi keperawatan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan keakuratan asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat. -
Article No. 17278 | 14 May 2025
Klinis : Seorang perempuan Ny. S, Usia: 29 tahun, Diagnosis medis: HIV positif sejak 2 tahun lalu Status sosial: Janda, tinggal sendiri, tidak bekerja. Riwayat penyakit: Didiagnosis HIV 5 tahun lalu, mulai mengalami infeksi oportunistik berulang dalam 6 bulan terakhir (TB paru, kandidiasis oral) Pasien di rawat di RS. Pada saat dikaji “Saya merasa malu dan kotor.” “Hidup saya sudah tidak berarti lagi.” “Saya tidak mau bertemu siapa-siapa, Menolak makan, BB menurun, Duduk di pojok ruangan, tidak berinteraksi, tampak menangis sesekali, Kontak mata buruk, postur tubuh membungkuk Skor Hamilton Depression Scale (HAM-D): 22 (Depresi Sedang). Menurut keluarga pasien mengalami penyakit ini dari suaminya yang sudah meninggal 2 tahun yang lalu akibat penyakit yang sama.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, terima kasih atas informasi yang diberikan. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi pasien:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B24
- Deskripsi: Penyakit Virus Imunodefisiensi Manusia (HIV), tidak dispesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 90.49
- Deskripsi: Terapi nutrisi intravena dan parenteral, tidak lain
Penjelasan:
- Kode ICD-10 B24 digunakan untuk diagnosis HIV positif, tanpa spesifikasi subtype atau komplikasi.
- Kode ICD-9-CM 90.49 adalah kode untuk terapi nutrisi intravena dan parenteral, yang mungkin diperlukan karena pasien mengalami penurunan berat badan dan menolak makan.
- Pasien juga mengalami gejala depresi yang cukup berat, dengan skor HAM-D 22, yang menunjukkan depresi sedang. Namun, tidak ada kode ICD-10 spesifik yang dicantumkan dalam informasi yang diberikan.
- Selain itu, pasien juga memiliki riwayat infeksi oportunistik berulang seperti TB paru dan kandidiasis oral, yang merupakan komplikasi dari HIV/AIDS, tetapi tidak ada kode ICD-10 yang dicantumkan.
Jadi, secara ringkas, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai dengan informasi yang diberikan adalah:
- Kode ICD-10: B24 (Penyakit Virus Imunodefisiensi Manusia (HIV), tidak dispesifikasi)
- Kode ICD-9-CM Procedure: 90.49 (Terapi nutrisi intravena dan parenteral, tidak lain) -
Article No. 17279 | 14 May 2025
Klinis : Seorang perempuan Ny. S, Usia: 29 tahun, Diagnosis medis: HIV positif sejak 2 tahun lalu Status sosial: Janda, tinggal sendiri, tidak bekerja. Riwayat penyakit: Didiagnosis HIV 5 tahun lalu, mulai mengalami infeksi oportunistik berulang dalam 6 bulan terakhir (TB paru, kandidiasis oral) Pasien di rawat di RS. Pada saat dikaji “Saya merasa malu dan kotor.” “Hidup saya sudah tidak berarti lagi.” “Saya tidak mau bertemu siapa-siapa, Menolak makan, BB menurun, Duduk di pojok ruangan, tidak berinteraksi, tampak menangis sesekali, Kontak mata buruk, postur tubuh membungkuk Skor Hamilton Depression Scale (HAM-D): 22 (Depresi Sedang). Menurut keluarga pasien mengalami penyakit ini dari suaminya yang sudah meninggal 2 tahun yang lalu akibat penyakit yang sama.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Harga Diri Rendah Kronis (00119)
Definisi: Evaluasi negatif yang berkelanjutan terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.
2. Koping Tidak Efektif (00069)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan upaya kognitif dan perilaku untuk mengatasi stressor secara efektif.
3. Isolasi Sosial (00053)
Definisi: Pengalaman individu dan persepsi akan kurangnya hubungan yang berarti, memuaskan, dan mendukung.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Harga Diri Rendah Kronis (00119)
Kode: 10017036
Definisi: Evaluasi negatif yang berkelanjutan terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.
2. Koping Tidak Efektif (00069)
Kode: 10006067
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan upaya kognitif dan perilaku untuk mengatasi stressor secara efektif.
3. Isolasi Sosial (00053)
Kode: 10005064
Definisi: Pengalaman individu dan persepsi akan kurangnya hubungan yang berarti, memuaskan, dan mendukung.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Harga Diri Meningkat (1205)
Definisi: Peningkatan penilaian positif individu terhadap diri sendiri.
2. Koping Efektif (1302)
Definisi: Kemampuan untuk melakukan upaya kognitif dan perilaku untuk mengatasi stressor secara efektif.
3. Interaksi Sosial Membaik (1503)
Definisi: Peningkatan keterlibatan dalam hubungan yang berarti, memuaskan, dan mendukung.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Terapi Harga Diri (5400)
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan penilaian positif individu terhadap diri sendiri.
2. Dukungan Koping (5230)
Definisi: Fasilitasi usaha kognitif dan perilaku yang dilakukan oleh individu untuk mengelola tuntutan internal atau eksternal yang dinilai sebagai beban atau melebihi sumber daya yang dimiliki.
3. Peningkatan Interaksi Sosial (5100)
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan dalam hubungan yang berarti, memuaskan, dan mendukung. -
Article No. 17280 | 14 May 2025
Klinis : Seorang perempuan Ny. S, Usia: 29 tahun, Diagnosis medis: HIV positif sejak 2 tahun lalu Status sosial: Janda, tinggal sendiri, tidak bekerja. Riwayat penyakit: Didiagnosis HIV 5 tahun lalu, mulai mengalami infeksi oportunistik berulang dalam 6 bulan terakhir (TB paru, kandidiasis oral) Pasien di rawat di RS. Pada saat dikaji “Saya merasa malu dan kotor.” “Hidup saya sudah tidak berarti lagi.” “Saya tidak mau bertemu siapa-siapa, Menolak makan, BB menurun, Duduk di pojok ruangan, tidak berinteraksi, tampak menangis sesekali, Kontak mata buruk, postur tubuh membungkuk Skor Hamilton Depression Scale (HAM-D): 22 (Depresi Sedang). Menurut keluarga pasien mengalami penyakit ini dari suaminya yang sudah meninggal 2 tahun yang lalu akibat penyakit yang sama.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI**
**Kasus:** Ny. S, 29 tahun, HIV positif dengan gejala depresi sedang, isolasi sosial, dan penurunan berat badan.
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Harga Diri Rendah (SDKI: B.3.1)**
**Definisi:** Persepsi negatif terhadap diri sendiri yang mengakibatkan perasaan tidak berharga, malu, dan putus asa.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Stigma sosial terkait HIV/AIDS
- Riwayat ditinggalkan pasangan akibat penyakit yang sama
- Isolasi sosial dan penarikan diri
- Perasaan tidak berdaya dan tidak berarti
---
### **2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
**Kode: L.0803 – Harga Diri Meningkat**
**Indikator:**
- Mengekspresikan perasaan diterima (Skala: 1–5)
- Melakukan kontak mata saat berkomunikasi (Skala: 1–5)
- Berpartisipasi dalam interaksi sosial (Skala: 1–5)
- Menunjukkan postur tubuh yang tegap (Skala: 1–5)
**Target:** Mencapai skor ?4 pada indikator di atas dalam 2 minggu.
---
### **3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
**Kode: I.09012 – Dukungan Harga Diri**
**Intervensi:**
- **Terapeutik:**
- Berikan pendekatan empatik tanpa menghakimi.
- Bantu pasien mengidentifikasi kekuatan diri.
- Fasilitasi ekspresi perasaan melalui teknik komunikasi terbuka.
- **Edukasi:**
- Ajarkan strategi koping positif (misal: relaksasi, journaling).
- Berikan informasi tentang kelompok dukungan (ODHA).
- **Kolaborasi:**
- Rujuk ke konselor/psikolog untuk terapi kognitif-perilaku (CBT).
- Koordinasikan dengan tim medis untuk evaluasi kebutuhan antidepresan.
---
### **Penjelasan Singkat:**
- **SDKI B.3.1** relevan karena pasien menunjukkan tanda-tanda depresi, isolasi, dan pernyataan negatif tentang diri.
- **SLKI L.0803** digunakan untuk memantau peningkatan harga diri melalui perubahan perilaku verbal dan nonverbal.
- **SIKI I.09012** mencakup intervensi holistik (psikologis, sosial, edukatif) untuk memperbaiki self-esteem.
**Referensi:**
PPNI. (2017). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).* Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
*(Format RTF dapat disesuaikan sesuai kebutuhan dokumen klinis.)* -
Article No. 17281 | 14 May 2025
Klinis : Seorang perempuan Ny. S, Usia: 29 tahun, Diagnosis medis: HIV positif sejak 2 tahun lalu Status sosial: Janda, tinggal sendiri, tidak bekerja. Riwayat penyakit: Didiagnosis HIV 5 tahun lalu, mulai mengalami infeksi oportunistik berulang dalam 6 bulan terakhir (TB paru, kandidiasis oral) Pasien di rawat di RS. Pada saat dikaji “Saya merasa malu dan kotor.” “Hidup saya sudah tidak berarti lagi.” “Saya tidak mau bertemu siapa-siapa, Menolak makan, BB menurun, Duduk di pojok ruangan, tidak berinteraksi, tampak menangis sesekali, Kontak mata buruk, postur tubuh membungkuk Skor Hamilton Depression Scale (HAM-D): 22 (Depresi Sedang). Menurut keluarga pasien mengalami penyakit ini dari suaminya yang sudah meninggal 2 tahun yang lalu akibat penyakit yang sama.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi Ny. S yang telah Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Harga Diri Rendah Kronis (HDKR)
- SDKI: Harga Diri Rendah Kronis (10013)
- SLKI: Peningkatan Harga Diri (23001)
- SIKI: Terapi Harga Diri (I0134)
Definisi:
HDKR adalah keadaan individu yang menilai dirinya secara negatif dan menetap, ditandai dengan perasaan tidak berharga, tidak mampu, dan tidak berguna.
2. Isolasi Sosial (IS)
- SDKI: Isolasi Sosial (10015)
- SLKI: Peningkatan Interaksi Sosial (23002)
- SIKI: Terapi Sosialisasi (I0135)
Definisi:
IS adalah keadaan individu yang merasa terisolasi atau terpisah dari orang lain, baik secara nyata maupun subjektif.
3. Depresi Sedang (DS)
- SDKI: Depresi Sedang (10007)
- SLKI: Peningkatan Regulasi Emosi (23003)
- SIKI: Terapi Perilaku Kognitif (I0136)
Definisi:
DS adalah keadaan emosional yang ditandai dengan perasaan sedih, putus asa, tidak berdaya, dan kehilangan minat terhadap aktivitas yang biasanya disukai, dengan skor HAM-D 20-27.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor sosial, ekonomi, dan budaya yang mempengaruhi kondisi pasien, serta melibatkan keluarga dan komunitas dalam proses pemulihan. Pendekatan holistik dan kolaboratif dengan tim kesehatan lain sangat diperlukan untuk menangani masalah kesehatan mental pasien. -
Article No. 17178 | 13 May 2025
Klinis : Pasien mengeluh sulit tidur. Pasien mengatakan sebelumnya memang sering mengalami sulit tidur, namun saat ini disertai pusing dan sakit badan . Diketahui pasien memiliki kebiasaan minum obat tidur sudah 6 bulan, dan sekarang walaupun meminum obat tidur, pasien mengeluh sudah 3 hari tidak bisa tidur dan sering gelisah. Aktifitas pasien bekerja di perusahaan swasta, dan sering bekerja lembur. Pada saat dikaji aspek spiritualnya, klien mengatakan tidak memahami mengapa sering mengalami sulit tidur, sakit yang dirasakan paling mengganggu adalah rasa pusing dan suka tiba-tiba merasa gelisah. Pasien ingin bisa cepat tidur. Sebelumnya pasien menyatakan sering begadang dan minum alcohol untuk sekedar menghangatkan badan dan juga minum, minuman energi sampai lebih dari 5 botol sehari agar tetap terjaga sebagai tuntutan bekerja, namun lama kelamaan pasien jadi sulit tidur dan ketagihan minum obat penenang agar bisa tidur. Pasien mengatakan bahwa sakit yang di deritanya adalah sebagai bentuk hukuman dari Tuhannya karena ia sering mabuk dan begadang. Pasien mengatakan belum bisa menerima kondisi dirinya , harus dirawat di rumah sakit karena tuntutan pekerjaannya akan semakin menumpuk, pasien ingin sembuh dan segera bekerja kembali, juga meninggalkan kebiasaan tergantung minum obat tidur. Sampai saat ini pasien belum bisa memaknai hidup, belum bisa menjabarkan makna hidup saya itu apa. Pasien mengatakan sudah sejak lama meninggalkan kewajiban sholat maupun membaca al-qur’an karena tidak tersedia mushola di tempatnya bekerja. Pasien menyatakan tidak tahu tata cara sholat ketika sakit, namun juga belum bersedia untuk dibimbing perawat maupun rohaniawan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Gangguan Pola Tidur
- Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- Ciri-ciri: Pasien mengeluh sulit tidur, sering gelisah, dan mengeluh pusing serta sakit badan.
2. Ketidakberdayaan
- Definisi: Persepsi bahwa tindakan individu tidak mempengaruhi hasil yang signifikan.
- Ciri-ciri: Pasien belum bisa menerima kondisinya, merasa sulit untuk sembuh, dan merasa tergantung pada obat tidur.
3. Distres Spiritual
- Definisi: Gangguan dalam kemampuan individu untuk menemukan makna, tujuan, dan hubungan transenden dalam kehidupan.
- Ciri-ciri: Pasien merasa sakit sebagai hukuman dari Tuhan, tidak memahami mengapa sering mengalami sulit tidur, dan meninggalkan kewajiban spiritual.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Tidur Membaik
- Kriteria Hasil: Pasien dapat tidur dengan nyenyak selama 6-8 jam per hari, tidak lagi mengeluh sulit tidur, dan tidak merasa gelisah.
2. Tingkat Keberdayaan Meningkat
- Kriteria Hasil: Pasien dapat menerima kondisinya, memiliki harapan untuk sembuh, dan mampu mengurangi ketergantungan pada obat tidur.
3. Kesejahteraan Spiritual Membaik
- Kriteria Hasil: Pasien dapat memahami makna hidup, kembali menjalankan kewajiban spiritual, dan mampu memaknai sakit yang dialami.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Pola Tidur
- Atur lingkungan yang nyaman untuk tidur
- Ajarkan teknik relaksasi untuk mengatasi insomnia
- Kolaborasi dengan dokter untuk evaluasi obat tidur
2. Pemberdayaan Pasien
- Diskusikan persepsi pasien tentang penyakitnya
- Bantu pasien menemukan harapan dan makna hidup
- Dorong pasien untuk mengurangi ketergantungan obat tidur
3. Dukungan Spiritual
- Fasilitasi pasien untuk memahami makna spiritual sakit yang dialami
- Ajarkan teknik spiritual (misalnya: doa, meditasi) untuk mengatasi distres
- Kolaborasi dengan rohaniawan untuk bimbingan spiritual
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada pola tidur, pemberdayaan, dan dukungan spiritual, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu memperoleh pola tidur yang membaik, tingkat keberdayaan yang meningkat, dan kesejahteraan spiritual yang lebih baik.