Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17391 | 16 May 2025
Klinis : Imt diatas 25
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu IMT di atas 25, maka diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Diagnosis Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 00232
b. Judul: Obesitas
c. Definisi: Akumulasi berlebihan lemak tubuh yang dapat mengganggu kesehatan.
2. Luaran Keperawatan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 00803
b. Judul: Kontrol Berat Badan
c. Definisi: Kemampuan untuk mengatur dan mempertahankan berat badan dalam rentang yang sehat.
3. Intervensi Keperawatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 6780
b. Judul: Manajemen Berat Badan
c. Definisi: Pemantauan dan pengaturan intake kalori dan aktivitas fisik untuk mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat.
Penjelasan singkat:
Obesitas adalah akumulasi berlebihan lemak tubuh yang dapat mengganggu kesehatan. Luaran yang diharapkan adalah kemampuan individu untuk mengatur dan mempertahankan berat badan dalam rentang yang sehat. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen berat badan, yang meliputi pemantauan dan pengaturan intake kalori serta aktivitas fisik untuk mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat. -
Article No. 17392 | 16 May 2025
Klinis : Berat badan lebih
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Berat Badan Lebih".
Diagnosa Keperawatan:
Kode: 00232
Judul: Berat Badan Lebih
Definisi: Keadaan saat berat badan seseorang melebihi berat badan ideal untuk usia, jenis kelamin, tinggi badan, dan kerangka tubuh.
SDKI:
Kode: DS00238
Judul: Berat Badan Berlebih
Definisi: Keadaan saat berat badan melebihi berat badan ideal untuk usia, jenis kelamin, tinggi badan, dan kerangka tubuh.
SLKI:
Kode: LS00235
Judul: Berat Badan Ideal
Definisi: Keadaan saat berat badan sesuai dengan usia, jenis kelamin, tinggi badan, dan kerangka tubuh.
SIKI:
Kode: IS00245
Judul: Manajemen Berat Badan
Definisi: Serangkaian kegiatan untuk mengatur asupan makanan dan aktivitas fisik guna mencapai berat badan ideal.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Berat Badan Lebih" mengacu pada keadaan saat berat badan seseorang melebihi berat badan ideal untuk usia, jenis kelamin, tinggi badan, dan kerangka tubuh. Dalam SDKI, kondisi ini disebut "Berat Badan Berlebih". Tujuan yang diharapkan adalah tercapainya "Berat Badan Ideal" sesuai dengan usia, jenis kelamin, tinggi badan, dan kerangka tubuh, yang merupakan luaran keperawatan (SLKI). Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan intervensi keperawatan berupa "Manajemen Berat Badan" yang meliputi serangkaian kegiatan untuk mengatur asupan makanan dan aktivitas fisik. -
Article No. 17393 | 16 May 2025
Klinis : Pasien mengatakan sesak , batuk berdarag
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu "Pasien mengatakan sesak, batuk berdarah, dengan tone = akademis, persona=pakar,nurse", dapat ditetapkan beberapa diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Kondisi di mana seseorang mengalami ketidakmampuan untuk membersihkan saluran napas untuk mempertahankan fungsi pernafasan yang optimal.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi untuk memfasilitasi pembersihan sekresi dari saluran napas dan mempertahankan fungsi pernafasan yang optimal.
- Kode: 00031
2. Diagnosa Keperawatan: Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI: Kondisi di mana seseorang mengalami perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif.
- SIKI: Intervensi untuk memfasilitasi pernapasan yang adekuat dan mempertahankan oksigenasi yang optimal.
- Kode: 00032
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Pendarahan
- SDKI: Kondisi di mana seseorang berisiko mengalami hilangnya darah dalam jumlah abnormal dari sistem vaskuler.
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan integritas vaskuler.
- SIKI: Intervensi untuk mencegah, mengendalikan, dan mengelola pendarahan.
- Kode: 00206
Penjelasan singkat:
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Pasien mengalami kesulitan dalam membersihkan saluran napas, yang dapat disebabkan oleh batuk berdarah.
- Pola Napas Tidak Efektif: Pasien mengalami perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan, yang dapat disebabkan oleh sesak napas.
- Risiko Pendarahan: Pasien berisiko mengalami hilangnya darah dalam jumlah abnormal dari sistem vaskuler, yang dapat disebabkan oleh batuk berdarah.
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memfasilitasi pembersihan sekresi dari saluran napas, mempertahankan oksigenasi yang optimal, dan mencegah serta mengelola pendarahan. -
Article No. 17394 | 16 May 2025
Klinis : dispepsia dan low back pain
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi dispepsia dan low back pain:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Dispepsia:
- Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Gangguan Pencernaan Akut" (00351). Kondisi ini ditandai dengan adanya gejala-gejala seperti rasa tidak nyaman atau nyeri pada perut bagian atas, mual, muntah, dan perubahan pola defekasi.
2. Low Back Pain:
- Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Nyeri Kronis" (00133). Kondisi ini ditandai dengan adanya rasa nyeri yang menetap atau berulang pada daerah punggung bawah, serta potensi penurunan aktivitas dan kualitas hidup pasien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Dispepsia:
- Setelah mendapatkan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat menunjukkan:
a. Penurunan tingkat keparahan gejala dispepsia (SLKI: Kontrol Gejala Pencernaan, 1614).
b. Peningkatan kemampuan pasien dalam mengontrol atau mengelola gejala dispepsia (SLKI: Pengendalian Diri: Gangguan Pencernaan, 1623).
c. Peningkatan kemampuan pasien dalam menjalankan aktivitas sehari-hari (SLKI: Kemampuan Melakukan Aktivitas Sehari-hari, 0300).
2. Low Back Pain:
- Setelah mendapatkan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat menunjukkan:
a. Penurunan tingkat nyeri punggung bawah (SLKI: Kontrol Nyeri, 1605).
b. Peningkatan kemampuan pasien dalam mengelola nyeri punggung bawah (SLKI: Pengendalian Diri: Nyeri, 1608).
c. Peningkatan kemampuan pasien dalam menjalankan aktivitas sehari-hari (SLKI: Kemampuan Melakukan Aktivitas Sehari-hari, 0300).
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Dispepsia:
- Intervensi Keperawatan yang dapat dilakukan:
a. Manajemen Gangguan Pencernaan (5460): Mengidentifikasi penyebab, gejala, dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dispepsia; memberikan informasi dan edukasi terkait dispepsia; memantau dan mengevaluasi efektivitas intervensi.
b. Manajemen Nutrisi (1100): Mengkaji status nutrisi, mengidentifikasi kebutuhan nutrisi, dan memfasilitasi asupan nutrisi yang sesuai untuk mengurangi gejala dispepsia.
c. Dukungan Emosional (5270): Memberikan dukungan emosional, mengidentifikasi dan membantu mengatasi kecemasan atau stres yang dapat mempengaruhi dispepsia.
2. Low Back Pain:
- Intervensi Keperawatan yang dapat dilakukan:
a. Manajemen Nyeri (1400): Mengkaji nyeri, mengidentifikasi penyebab, memberikan intervensi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri punggung bawah.
b. Terapi Aktivitas (4310): Mengidentifikasi aktivitas yang dapat dilakukan, memberikan latihan fisik yang sesuai untuk meningkatkan kekuatan, fleksibilitas, dan mobilitas punggung bawah.
c. Edukasi Kesehatan (5510): Memberikan informasi dan edukasi terkait penyebab, pencegahan, dan manajemen nyeri punggung bawah.
Dalam memberikan Asuhan Keperawatan, perawat harus memperhatikan prinsip-prinsip praktik berbasis bukti, berpusat pada pasien, dan berorientasi pada peningkatan kualitas hidup pasien. Komunikasi yang efektif, kolaborasi dengan tim kesehatan lain, serta pemantauan dan evaluasi yang teratur juga merupakan komponen penting dalam mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 17285 | 15 May 2025
Klinis : Seorang perempuan Ny. S, Usia: 29 tahun, Diagnosis medis: HIV positif sejak 2 tahun lalu Status sosial: Janda, tinggal sendiri, tidak bekerja. Riwayat penyakit: Didiagnosis HIV 5 tahun lalu, mulai mengalami infeksi oportunistik berulang dalam 6 bulan terakhir (TB paru, kandidiasis oral) Pasien di rawat di RS. Pada saat dikaji “Saya merasa malu dan kotor.” “Hidup saya sudah tidak berarti lagi.” “Saya tidak mau bertemu siapa-siapa, Menolak makan, BB menurun, Duduk di pojok ruangan, tidak berinteraksi, tampak menangis sesekali, Kontak mata buruk, postur tubuh membungkuk Skor Hamilton Depression Scale (HAM-D): 22 (Depresi Sedang). Menurut keluarga pasien mengalami penyakit ini dari suaminya yang sudah meninggal 2 tahun yang lalu akibat penyakit yang sama.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Perubahan Citra Tubuh berhubungan dengan infeksi HIV/AIDS yang ditandai dengan pernyataan pasien "Saya merasa malu dan kotor" dan "Hidup saya sudah tidak berarti lagi".
2. Risiko Isolasi Sosial berhubungan dengan infeksi HIV/AIDS yang ditandai dengan penolakan untuk bertemu orang lain, tidak berinteraksi, dan duduk di pojok ruangan.
3. Gangguan Proses Pikir berhubungan dengan depresi akibat infeksi HIV/AIDS yang ditandai dengan skor HAM-D 22 (depresi sedang).
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Perubahan Citra Tubuh:
- Pasien dapat mengidentifikasi dan mengekspresikan perasaan terkait perubahan citra tubuh.
- Pasien dapat mendemonstrasikan penerimaan terhadap perubahan citra tubuh.
- Pasien dapat menunjukkan peningkatan harga diri.
2. Risiko Isolasi Sosial:
- Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain secara bertahap.
- Pasien dapat mempertahankan hubungan sosial yang bermakna.
- Pasien dapat terlibat dalam aktivitas sosial yang sesuai.
3. Gangguan Proses Pikir:
- Pasien dapat mengidentifikasi dan mengekspresikan emosi negatif.
- Pasien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan untuk mengatasi depresi.
- Pasien dapat mendemonstrasikan kemampuan untuk merencanakan aktivitas sehari-hari.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Perubahan Citra Tubuh:
- Membantu pasien mengidentifikasi dan mengekspresikan perasaan terkait perubahan citra tubuh.
- Memberikan dukungan dan dorongan positif untuk menerima perubahan citra tubuh.
- Mendorong pasien untuk terlibat dalam aktivitas yang dapat meningkatkan harga diri.
2. Risiko Isolasi Sosial:
- Mendorong pasien untuk berinteraksi dengan orang lain secara bertahap.
- Membantu pasien mengidentifikasi dan mempertahankan hubungan sosial yang bermakna.
- Mendorong pasien untuk terlibat dalam aktivitas sosial yang sesuai dengan kondisinya.
3. Gangguan Proses Pikir:
- Membantu pasien mengidentifikasi dan mengekspresikan emosi negatif.
- Memberikan dukungan emosional dan strategi koping untuk mengatasi depresi.
- Membantu pasien merencanakan dan melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI), dan Intervensi Keperawatan (SIKI) yang diberikan di atas merupakan upaya komprehensif untuk menangani kondisi pasien Ny. S, seorang perempuan berusia 29 tahun dengan diagnosis HIV positif sejak 2 tahun lalu. Diagnosa Keperawatan SDKI yang teridentifikasi meliputi Perubahan Citra Tubuh, Risiko Isolasi Sosial, dan Gangguan Proses Pikir. Masing-masing diagnosa memiliki tujuan luaran/output yang diharapkan dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Pendekatan holistik dan kolaboratif dengan tim kesehatan lain diharapkan dapat membantu pasien dalam meningkatkan kualitas hidup dan mengatasi tantangan yang dihadapi akibat infeksi HIV/AIDS. -
Article No. 17286 | 15 May 2025
Klinis : Seorang perempuan Ny. S, Usia: 29 tahun, Diagnosis medis: HIV positif sejak 2 tahun lalu Status sosial: Janda, tinggal sendiri, tidak bekerja. Riwayat penyakit: Didiagnosis HIV 5 tahun lalu, mulai mengalami infeksi oportunistik berulang dalam 6 bulan terakhir (TB paru, kandidiasis oral) Pasien di rawat di RS. Pada saat dikaji “Saya merasa malu dan kotor.” “Hidup saya sudah tidak berarti lagi.” “Saya tidak mau bertemu siapa-siapa, Menolak makan, BB menurun, Duduk di pojok ruangan, tidak berinteraksi, tampak menangis sesekali, Kontak mata buruk, postur tubuh membungkuk Skor Hamilton Depression Scale (HAM-D): 22 (Depresi Sedang). Menurut keluarga pasien mengalami penyakit ini dari suaminya yang sudah meninggal 2 tahun yang lalu akibat penyakit yang sama.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi klinis yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B24
- Deskripsi: Penyakit Akibat Virus Imunodefisiensi Manusia (HIV), tidak dinyatakan lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 94.31
- Deskripsi: Tes HIV
Penjelasan:
Pasien Ny. S, usia 29 tahun, didiagnosis HIV positif sejak 2 tahun lalu. Pasien saat ini mengalami infeksi oportunistik berulang, seperti tuberkulosis paru dan kandidiasis oral, yang merupakan komplikasi umum pada pasien HIV/AIDS. Pasien juga mengalami gejala depresi dengan skor Hamilton Depression Scale (HAM-D) 22, yang menunjukkan depresi sedang.
Kode ICD-10 B24 digunakan untuk menggambarkan penyakit akibat virus imunodefisiensi manusia (HIV) tanpa spesifikasi lebih lanjut. Pasien didiagnosis HIV positif sebelumnya, sehingga kode ini sesuai dengan kondisi klinis.
Kode ICD-9-CM 94.31 mengacu pada tes HIV, yang kemungkinan dilakukan untuk menegakkan diagnosis awal dan memantau kondisi pasien. Tindakan ini dapat dilakukan selama perawatan untuk mengevaluasi status infeksi HIV pasien.
Selain itu, perlu dilakukan evaluasi dan penanganan komprehensif terhadap kondisi depresi pasien, yang merupakan salah satu komplikasi psikologis yang sering terjadi pada pasien HIV/AIDS. Terapi antidepresan, konseling, dan dukungan psikososial mungkin diperlukan untuk mengelola kondisi depresi pasien. -
Article No. 17287 | 15 May 2025
Klinis : nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons akademis yang disusun sesuai dengan format yang Anda minta:
**Diagnosa Keperawatan untuk Nyeri Akut (SDKI, SLKI, SIKI) – Berdasarkan PPNI**
**1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode:** D.0001
**Label:** Nyeri Akut
**Definisi:** Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan onset mendadak atau durasi terbatas (?3 bulan), ditandai dengan ekspresi verbal/non-verbal, perubahan tanda vital, dan perilaku protektif.
**Faktor Penyebab (Etiologi):**
- Trauma jaringan
- Prosedur invasif
- Proses inflamasi
- Iskemia
**2. Kriteria Hasil (SLKI)**
**Kode:** L.08001
**Label:** Manajemen Nyeri
**Indikator:**
- Klien melaporkan penurunan skala nyeri (skala 0-10).
- Klien menunjukkan tanda vital stabil (TD, nadi, pernapasan dalam rentang normal).
- Klien mampu berpartisipasi dalam aktivitas tanpa distraksi nyeri.
**3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode:** I.08001
**Label:** Manajemen Nyeri
**Tindakan:**
- **Assesmen:** Gunakan skala nyeri (Numerik, Wong-Baker) dan observasi respons nonverbal.
- **Farmakologis:** Kolaborasi pemberian analgesik sesuai protokol (contoh: parasetamol, NSAID, opioid).
- **Non-Farmakologis:** Terapi kompres hangat/dingin, relaksasi napas dalam, distraksi.
- **Edukasi:** Ajarkan teknik manajemen nyeri mandiri dan pentingnya pelaporan nyeri.
**Penjelasan Singkat:**
- **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)** mengacu pada NANDA-I yang diadaptasi PPNI, dengan kode spesifik untuk konteks klinis Indonesia.
- **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)** menetapkan outcome terukur, seperti penurunan skala nyeri.
- **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** mencakup tindakan berbasis evidence, termasuk kolaborasi dan independen.
**Referensi:**
- PPNI. (2019). _Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)_. Edisi Revisi.
Format ini memenuhi tone akademis dengan integrasi kode PPNI dan pendekatan berbasis bukti. Jika diperlukan elaborasi lebih lanjut, saya siap memberikan detail tambahan. -
Article No. 17288 | 15 May 2025
Klinis : Seorang laki laki Tn.D Umur: 19 tahun Diagnosis medis: Fraktur Mandibula Segmental, Anemia Status sosial: Tinggal bersama orang tua, baru lulus SMA, tidak bekerja. Riwayat penyakit sekarang: Pasien datang dengan keluhan nyeri pada dagu post kecelakaan. Keluhan Utama: Nyeri pada dagu. Pasien di rawat di RS. Pada saat dikaji pasien mengatakan nyeri pada dagu dan kesulitan untuk makan.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: S02.6
- Deskripsi: Fraktur mandibula segmental
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 76.76
- Deskripsi: Pembedahan terbuka untuk reduksi fraktur mandibula, dengan fiksasi internal
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 S02.6 (Fraktur mandibula segmental) sesuai dengan diagnosis medis yang diberikan, yaitu fraktur mandibula segmental. Ini merupakan kode yang spesifik untuk mengidentifikasi tipe fraktur pada rahang bawah.
2. Kode ICD-9-CM 76.76 (Pembedahan terbuka untuk reduksi fraktur mandibula, dengan fiksasi internal) menunjukkan bahwa pasien kemungkinan menjalani prosedur pembedahan untuk memperbaiki fraktur mandibula, dengan menggunakan fiksasi internal seperti plat atau sekrup untuk stabilisasi tulang.
Pasien dengan fraktur mandibula segmental dan anemia yang datang dengan keluhan nyeri pada dagu dan kesulitan makan setelah kecelakaan memerlukan perawatan yang komprehensif, termasuk stabilisasi fraktur, manajemen nyeri, dan penanganan anemia. Pemantauan status nutrisi dan dukungan untuk mempertahankan asupan yang memadai juga penting dalam proses pemulihan. -
Article No. 17289 | 15 May 2025
Klinis : Seorang laki laki Tn.D Umur: 19 tahun Diagnosis medis: Fraktur Mandibula Segmental, Anemia Status sosial: Tinggal bersama orang tua, baru lulus SMA, tidak bekerja. Riwayat penyakit sekarang: Pasien datang dengan keluhan nyeri pada dagu post kecelakaan. Keluhan Utama: Nyeri pada dagu. Pasien di rawat di RS. Pada saat dikaji pasien mengatakan nyeri pada dagu dan kesulitan untuk makan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi Tn. D.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut (NYKA)
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah-istilah suatu kerusakan
- SLKI: Ketidaknyamanan sensori dan emosional yang dialami individu akibat cedera aktual atau potensial, yang diungkapkan dalam bentuk verbal dan nonverbal
- SIKI: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri yang dialami individu
2. Gangguan Mobilitas Fisik (GMPF)
- SDKI: Keterbatasan pada pergerakan fisik yang digunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari
- SLKI: Keterbatasan dalam melaksanakan pergerakan tubuh yang terkoordinasi untuk melakukan aktivitas sehari-hari
- SIKI: Intervensi untuk memfasilitasi atau meningkatkan kemampuan individu dalam melakukan aktivitas fisik
3. Defisit Perawatan Diri: Makan (DPKM)
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan secara mandiri
- SLKI: Ketidakmampuan individu untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan secara mandiri
- SIKI: Intervensi untuk membantu individu dalam melakukan aktivitas makan
Penjelasan singkat:
1. Nyeri Akut (NYKA):
- Pasien mengalami nyeri pada dagu akibat fraktur mandibula segmental setelah kecelakaan.
- Fokus intervensi adalah mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri yang dialami pasien.
2. Gangguan Mobilitas Fisik (GMPF):
- Pasien mengalami keterbatasan pergerakan dan aktivitas fisik akibat fraktur mandibula segmental.
- Fokus intervensi adalah memfasilitasi dan meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas fisik.
3. Defisit Perawatan Diri: Makan (DPKM):
- Pasien mengalami kesulitan untuk makan akibat fraktur mandibula segmental.
- Fokus intervensi adalah membantu pasien dalam melakukan aktivitas makan secara mandiri.
Kode dan definisi berdasarkan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 17290 | 15 May 2025
Klinis : Seorang laki laki Tn.D Umur: 19 tahun Diagnosis medis: Fraktur Mandibula Segmental, Anemia Status sosial: Tinggal bersama orang tua, baru lulus SMA, tidak bekerja. Riwayat penyakit sekarang: Pasien datang dengan keluhan nyeri pada dagu post kecelakaan. Keluhan Utama: Nyeri pada dagu. Pasien di rawat di RS. Pada saat dikaji pasien mengatakan nyeri pada dagu dan kesulitan untuk makan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI untuk Tn. D**
Berikut adalah diagnosa keperawatan yang relevan berdasarkan kondisi Tn. D, disertai penjelasan singkat sesuai Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
---
### **1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut (SDKI Code: 00132)**
**Definisi:** Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, yang terjadi secara tiba-tiba atau lambat, dengan intensitas ringan hingga berat.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Fraktur mandibula segmental (kerusakan jaringan tulang dan otot).
- Trauma fisik akibat kecelakaan.
**SLKI (Luaran Keperawatan):**
- **Kode 2101:** Tingkat nyeri menurun.
- Kriteria: Skala nyeri berkurang dari skala awal (misal: dari 7/10 menjadi ?3/10).
- **Kode 2103:** Klien mampu menggunakan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
**SIKI (Intervensi Keperawatan):**
- **Kode 5610:** Manajemen Nyeri
- Tindakan:
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam.
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai resep.
- Gunakan kompres dingin untuk mengurangi pembengkakan.
- **Kode 2310:** Edukasi Manajemen Nyeri
- Tindakan:
- Jelaskan penyebab nyeri dan cara menguranginya.
---
### **2. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI Code: 00002)**
**Definisi:** Asupan nutrisi tidak mencukupi kebutuhan metabolik akibat kesulitan mengunyah/menelan.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Fraktur mandibula menyebabkan kesulitan mengunyah.
- Nyeri saat membuka mulut atau mengunyah.
**SLKI (Luaran Keperawatan):**
- **Kode 0402:** Asupan nutrisi adekuat.
- Kriteria: Klien mampu mengonsumsi makanan lunak/cair sesuai kebutuhan.
- **Kode 0403:** Berat badan stabil/tidak menurun.
**SIKI (Intervensi Keperawatan):**
- **Kode 1120:** Manajemen Nutrisi
- Tindakan:
- Berikan diet lunak/cair tinggi kalori dan protein.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk penyesuaian menu.
- **Kode 5240:** Bantuan Makan
- Tindakan:
- Bantu pasien dalam posisi makan yang nyaman (misal: kepala sedikit ditinggikan).
---
### **3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi (SDKI Code: 00004)**
**Definisi:** Peningkatan kerentanan terhadap invasi patogen akibat fraktur terbuka atau prosedur invasif.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Adanya fraktur mandibula yang berpotensi menyebabkan luka terbuka di rongga mulut.
- Imobilisasi dan penurunan kebersihan mulut.
**SLKI (Luaran Keperawatan):**
- **Kode 2501:** Tidak ada tanda infeksi (demam, kemerahan, nanah).
- **Kode 2503:** Klien memahami tanda-tanda infeksi dan pencegahannya.
**SIKI (Intervensi Keperawatan):**
- **Kode 6540:** Perawatan Luka
- Tindakan:
- Lakukan perawatan mulut dengan larutan antiseptik.
- **Kode 7020:** Edukasi Kesehatan
- Tindakan:
- Ajarkan kebersihan mulut dan tanda infeksi yang perlu dilaporkan.
---
### **4. Diagnosa Keperawatan: Ansietas (SDKI Code: 00146)**
**Definisi:** Perasaan gelisah akibat perubahan status kesehatan dan ketidakpastian pemulihan.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Kondisi fraktur yang memengaruhi penampilan dan fungsi bicara/makan.
- Status sosial (pengangguran baru lulus SMA) meningkatkan kekhawatiran masa depan.
**SLKI (Luaran Keperawatan):**
- **Kode 1302:** Klien melaporkan penurunan ansietas.
- **Kode 1304:** Klien menggunakan strategi koping adaptif.
**SIKI (Intervensi Keperawatan):**
- **Kode 5820:** Dukungan Emosional
- Tindakan:
- Dengarkan keluhan pasien dengan empati.
- **Kode 5230:** Terapi Aktivitas
- Tindakan:
- Ajak pasien membicarakan minat atau rencana pasca-sembuh.
---
### **Catatan Tambahan:**
- **Prioritas Intervensi:** Manajemen nyeri dan nutrisi adalah prioritas utama karena berdampak langsung pada pemulihan.
- **Kolaborasi:** Dokter (untuk tatalaksana fraktur), ahli gizi (diet khusus), dan fisioterapi (jika diperlukan latihan rahang).
Semua diagnosa dan intervensi di atas dapat disesuaikan kembali berdasarkan perkembangan kondisi pasien selama perawatan.
**Referensi:**
- PPNI. (2016). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)*. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
---
*[Format RTF sengaja disederhanakan untuk memudahkan pembacaan.]*