Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19322 | 06 Jul 2025
Klinis : bersihan nafas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis "bersihan nafas" dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J98.9
- Deskripsi: Gangguan pernapasan, tidak diklasifikasikan di tempat lain.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Prosedur lain untuk mempertahankan atau meningkatkan pertukaran gas, tidak diklasifikasikan di tempat lain.
Penjelasan:
Pada kasus "bersihan nafas", kondisi ini dapat diklasifikasikan berdasarkan kode ICD-10 J98.9, yang menggambarkan gangguan pernapasan yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. Gangguan bersihan nafas dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti adanya obstruksi jalan napas, kelelahan otot pernapasan, atau penyakit paru-paru lainnya.
Dalam hal prosedur atau tindakan medis yang terkait, kode ICD-9-CM 93.90 dapat digunakan untuk mencatat prosedur lain yang bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan pertukaran gas, namun tidak diklasifikasikan di tempat lain. Ini dapat mencakup tindakan seperti pemberian oksigen, penggunaan alat bantu pernapasan, atau teknik fisioterapi pernapasan.
Penggunaan kode-kode ini dapat membantu dalam dokumentasi dan klasifikasi yang akurat dari kondisi dan tindakan medis yang terkait dengan bersihan nafas, sehingga dapat mendukung proses perawatan pasien, pengkodean medis, dan analisis epidemiologi yang lebih baik. -
Article No. 19323 | 06 Jul 2025
Klinis : bersihan nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Bersihan Nafas" dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Nafas Tidak Efektif
Kode SDKI: 00030
Definisi SDKI:
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Kode SLKI: L-0201
Definisi SLKI:
Kemampuan individu untuk mempertahankan dan/atau meningkatkan kebersihan jalan napas.
Kode SIKI: N-0301
Definisi SIKI:
Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi pemeliharaan dan/atau peningkatan bersihan jalan napas, termasuk mengatur posisi, mengisap lendir, dan melakukan fisioterapi dada.
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan "Bersihan Nafas Tidak Efektif" mengacu pada ketidakmampuan pasien untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas, sehingga mengganggu pemeliharaan bersihan jalan napas. Tujuan asuhan keperawatan adalah membantu pasien meningkatkan kemampuan untuk mempertahankan dan/atau meningkatkan kebersihan jalan napas melalui tindakan keperawatan yang memfasilitasi pemeliharaan dan/atau peningkatan bersihan jalan napas. -
Article No. 19324 | 06 Jul 2025
Klinis : Seorang laki-laki di rawat dengan diagnosa medis Bronchopneumonia. Hasil pengkajian didapatkan pasien batuk disertai dahak, bernafas dengan otot bantu pernafasan, pernafasan cuping hidung, terdengar suara ronkhi dilobus bagian kanan, frekuensi nafas 35 x/menit, Suhu 38,8°C. Apa diagnosa keperawatan pada pasien tersebut dan uraikan intervensi keperawatan pasien dengan kasus diatas?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
SDKI: 00031
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Hipertermia
SDKI: 00007
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal.
Intervensi Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
SLKI:
- Manajemen Jalan Napas (6540)
- Manajemen Batuk (3140)
- Monitoring Respirasi (3350)
SIKI:
- Mengatur posisi pasien untuk memfasilitasi drainase sekret
- Memberikan terapi oksigen sesuai indikasi
- Melakukan suction untuk mengeluarkan sekret
- Mengajarkan teknik batuk efektif kepada pasien
2. Hipertermia
SLKI:
- Manajemen Demam (3740)
- Manajemen Suhu Tubuh (3900)
SIKI:
- Mengukur suhu tubuh secara berkala
- Memberikan kompres hangat/dingin sesuai indikasi
- Mengatur lingkungan untuk mempertahankan suhu tubuh normal
- Mempertahankan asupan cairan yang adekuat
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan gejala dan kondisi pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan luaran keperawatan yang diharapkan dari setiap diagnosa keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan. -
Article No. 19325 | 06 Jul 2025
Klinis : Seorang laki-laki di rawat dengan diagnosa medis Bronchopneumonia. Hasil pengkajian didapatkan pasien batuk disertai dahak, bernafas dengan otot bantu pernafasan, pernafasan cuping hidung, terdengar suara ronkhi dilobus bagian kanan, frekuensi nafas 35 x/menit, Suhu 38,8°C. Apa diagnosa keperawatan pada pasien tersebut dan uraikan intervensi keperawatan pasien dengan kasus diatas?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan untuk pasien dengan kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
- SDKI: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SLKI: Pembersihan Jalan Napas
- SIKI: Pembersihan Jalan Napas
- Kode: 00031
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Intervensi Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
a. Awasi frekuensi, kedalaman, dan usaha napas
b. Pantau oksigenasi (SpO2, gas darah)
c. Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai indikasi
d. Lakukan fisioterapi dada (postural drainage, perkusi, vibrasi)
e. Fasilitasi batuk efektif dan ekspektorasi
f. Lakukan suction bila perlu
g. Pertahankan posisi semi-fowler
h. Kolaborasi dengan fisioterapis atau tim medis lain untuk intervensi tambahan
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" didasarkan pada adanya gejala batuk produktif, penggunaan otot bantu pernapasan, pernapasan cuping hidung, dan adanya suara ronki yang terdengar di lobus kanan paru-paru. Hal ini menunjukkan adanya hambatan pada bersihan jalan napas. Intervensi keperawatan yang dilakukan bertujuan untuk memfasilitasi pembersihan jalan napas, meningkatkan oksigenasi, dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 19326 | 06 Jul 2025
Klinis : pasien mengatakan sesak nafas, terdengar suara whezing
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang disampaikan, yaitu pasien mengeluhkan sesak napas dan terdengar suara wheezing, maka diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J45.9
- Deskripsi: Asma, tidak terspesifikasi
Asma adalah kondisi kronis yang ditandai dengan inflamasi dan penyempitan saluran pernapasan, yang menyebabkan gejala seperti sesak napas, mengi (wheezing), dan batuk. Kode J45.9 digunakan untuk menggambarkan asma tanpa spesifikasi lebih lanjut.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.08
- Deskripsi: Pemberian oksigen, lainnya
Pada kasus ini, prosedur medis yang mungkin diperlukan adalah pemberian oksigen untuk membantu mengatasi sesak napas yang dialami oleh pasien. Kode ICD-9-CM 93.08 digunakan untuk mencatat pemberian oksigen melalui berbagai cara, seperti menggunakan masker oksigen atau kanula nasal.
Pemeriksaan tambahan mungkin diperlukan untuk menegakkan diagnosis dan menentukan penatalaksanaan yang tepat, seperti pemeriksaan faal paru, penggunaan bronkodilator, atau pemberian kortikosteroid inhalasi. -
Article No. 19327 | 06 Jul 2025
Klinis : pasien mengatakan sesak nafas, terdengar suara whezing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan sesak napas dan wheezing:
---
### **Diagnosis Keperawatan**
**Kode: D.0016** – **Gangguan Pertukaran Gas**
*Definisi:* Kondisi di mana terjadi ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan metabolik tubuh, atau gangguan eliminasi karbon dioksida.
*Faktor yang Berhubungan:*
- Obstruksi jalan napas (misalnya: bronkospasme, sekret berlebih).
- Penurunan kapasitas difusi alveolus.
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kode: L.0401** – **Status Pernapasan**
*Kriteria Evaluasi:*
1. Frekuensi pernapasan dalam rentang normal.
2. Tidak ada bunyi napas abnormal (wheezing, ronki).
3. Saturasi oksigen (SpO₂) ≥95%.
4. Pasien melaporkan tidak sesak napas.
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Kode: I.0901** – **Manajemen Jalan Napas**
*Tindakan:*
1. Auskultasi bunyi napas setiap 4 jam.
2. Berikan posisi semi-Fowler atau tripod untuk memfasilitasi ekspansi paru.
3. Ajarkan teknik napas dalam dan batuk efektif.
4. Kolaborasi pemberian bronkodilator atau oksigen sesuai indikasi.
**Kode: I.1101** – **Manajemen Oksigenasi**
*Tindakan:*
1. Monitor saturasi oksigen secara berkala.
2. Hindari faktor pemicu (alergen, asap rokok).
3. Berikan edukasi tentang penggunaan inhaler jika diperlukan.
---
### **Catatan Akademis**
- **Wheezing** menunjukkan obstruksi jalan napas kecil (misalnya: asma, COPD).
- **Pertukaran gas terganggu** dipilih karena adanya manifestasi klinis hipoksia (sesak napas) dan gangguan eliminasi CO₂.
- Intervensi difokuskan pada optimasi oksigenasi dan reduksi obstruksi.
Semoga informasi ini membantu. Jika diperlukan penyesuaian berdasarkan data tambahan (misalnya: hasil ABG, riwayat penyakit), revisi diagnosis dapat dilakukan. -
Article No. 19328 | 06 Jul 2025
Klinis : Pasien An.M dengan diagnosa medis kejang demam kompleks. Keluhan utama kejang di rumah selama sekitar 10 menit, demam sejak pagi hari. Riwayat kesehatan sekarang : ibu klien mengatakan anaknya demam sejak pagi lalu kejang seluruh badan seperti mengigil dan mulut mengeluarkan cairan, setelah kejang pasien sadar, tidak mual muntah,, saat observasi di igd pasien kejang 1x kelonjotan seluruh badan dan kejang dipotong oleh pemberian diazepam suppo 5mg. Riwayat penyakit dahulu tidak ada dan ini baru pertama x kejang. Pem fisik ttv nadi:132x,suhu 39,2,spo2 98,respirasi 35x. KU: lemah, pucat,composmentis. Pemeiksaan penunjang data laboratorium. Masalah keperawatan yang di temukan: 1. Hipertermia 2. Risiko perfusi serebral tidak efektif 3. Risiko jatuh 4. Risiko cedera 5. Defisit pengetahuan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien An.M yang mengalami kejang demam kompleks.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh akibat proses infeksi.
2. Risiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan kejang.
3. Risiko jatuh berhubungan dengan adanya kejang.
4. Risiko cedera berhubungan dengan kejang.
5. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai manajemen kejang demam.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Hipertermia:
- Suhu tubuh normal (36,5-37,5°C)
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Klien menunjukkan perilaku yang sesuai dengan usia
2. Perfusi serebral efektif:
- Kesadaran klien membaik
- Tidak ada tanda-tanda gangguan neurologis
- Tidak terjadi kejang
3. Tidak ada risiko jatuh:
- Klien mampu mempertahankan posisi tubuh dengan baik
- Tidak ada riwayat jatuh selama perawatan
4. Tidak ada risiko cedera:
- Tidak terjadi cedera selama perawatan
- Klien tidak mengalami komplikasi akibat kejang
5. Pengetahuan meningkat:
- Klien/keluarga dapat menjelaskan penyebab, tanda-tanda, dan penanganan kejang demam
- Klien/keluarga mampu melakukan tindakan pencegahan atau penanganan awal kejang demam di rumah
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Hipertermia:
- Monitoring tanda vital secara berkala
- Pemberian antipiretik sesuai indikasi
- Kompres hangat pada area tubuh
- Edukasi kepada klien/keluarga mengenai manajemen hipertermia
2. Risiko perfusi serebral tidak efektif:
- Monitoring tanda-tanda vital dan status neurologis
- Pemberian obat antikonvulsan sesuai indikasi
- Penanganan kejang dengan teknik pemberian diazepam suppo
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk penanganan kejang
3. Risiko jatuh:
- Pengkajian risiko jatuh secara berkala
- Pemasangan pagar pengaman pada tempat tidur
- Pengaturan lingkungan yang aman
- Edukasi kepada klien/keluarga mengenai pencegahan jatuh
4. Risiko cedera:
- Monitoring status neurologis dan tanda-tanda vital
- Pencegahan trauma selama kejang dengan teknik penanganan yang tepat
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk penanganan komplikasi akibat kejang
5. Defisit pengetahuan:
- Pengkajian pengetahuan klien/keluarga mengenai kejang demam
- Pemberian edukasi mengenai penyebab, tanda-tanda, dan penanganan kejang demam
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk konseling lebih lanjut
Saya telah memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien An.M yang mengalami kejang demam kompleks. Semoga informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan bertanya. -
Article No. 19329 | 06 Jul 2025
Klinis : Pasien An.M dengan diagnosa medis kejang demam kompleks. Keluhan utama kejang di rumah selama sekitar 10 menit, demam sejak pagi hari. Riwayat kesehatan sekarang : ibu klien mengatakan anaknya demam sejak pagi lalu kejang seluruh badan seperti mengigil dan mulut mengeluarkan cairan, setelah kejang pasien sadar, tidak mual muntah,, saat observasi di igd pasien kejang 1x kelonjotan seluruh badan dan kejang dipotong oleh pemberian diazepam suppo 5mg. Riwayat penyakit dahulu tidak ada dan ini baru pertama x kejang. Pem fisik ttv nadi:132x,suhu 39,2,spo2 98,respirasi 35x. KU: lemah, pucat,composmentis. Pemeiksaan penunjang data laboratorium.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan jawaban yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien An.M dengan diagnosa medis kejang demam kompleks adalah:
1. Risiko cedera berhubungan dengan kejang.
Definisi: Risiko terjadinya kerusakan fisik yang disebabkan oleh kontraksi otot yang tidak terkendali.
2. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit.
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal yang disebabkan oleh proses patologis.
3. Perubahan pola napas berhubungan dengan proses penyakit.
Definisi: Perubahan frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang disebabkan oleh proses patologis.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko cedera
- Tanda-tanda vital stabil
- Tidak terjadi cedera selama kejang
- Tidak ada tanda-tanda komplikasi akibat kejang
2. Hipertermia
- Suhu tubuh dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
3. Pola napas
- Frekuensi pernapasan dalam batas normal
- Irama pernapasan teratur
- Tidak ada retraksi dinding dada
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko cedera
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
- Berikan intervensi farmakologis untuk mengatasi kejang (misalnya pemberian diazepam)
- Lindungi pasien dari bahaya dan benda-benda keras selama kejang
- Observasi tanda-tanda komplikasi akibat kejang
2. Hipertermia
- Lakukan pengukuran suhu tubuh secara berkala
- Berikan intervensi untuk menurunkan demam (misalnya kompres hangat, pemberian antipiretik)
- Pantau tanda-tanda dehidrasi dan infeksi
- Berikan cairan sesuai kebutuhan untuk mencegah dehidrasi
3. Pola napas
- Pantau frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan
- Berikan oksigen jika diperlukan
- Observasi adanya retraksi dinding dada
- Ajarkan teknik pernapasan yang benar jika diperlukan
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien An.M adalah risiko cedera berhubungan dengan kejang, hipertermia berhubungan dengan proses penyakit, dan perubahan pola napas berhubungan dengan proses penyakit. Luaran yang diharapkan adalah stabilnya tanda-tanda vital, tidak terjadi cedera selama kejang, suhu tubuh dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda dehidrasi dan infeksi, serta frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan dalam batas normal. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, pemberian intervensi farmakologis untuk mengatasi kejang, lindungi pasien dari bahaya, pemantauan tanda-tanda komplikasi, intervensi untuk menurunkan demam, pemberian cairan sesuai kebutuhan, dan pemantauan serta intervensi untuk mengatasi perubahan pola napas. -
Article No. 19330 | 06 Jul 2025
Klinis : Pasien An.M dengan diagnosa medis kejang demam kompleks. Keluhan utama kejang di rumah selama sekitar 10 menit, demam sejak pagi hari. Riwayat kesehatan sekarang : ibu klien mengatakan anaknya demam sejak pagi lalu kejang seluruh badan seperti mengigil dan mulut mengeluarkan cairan, setelah kejang pasien sadar, tidak mual muntah,, saat observasi di igd pasien kejang 1x kelonjotan seluruh badan dan kejang dipotong oleh pemberian diazepam suppo 5mg. Riwayat penyakit dahulu tidak ada dan ini baru pertama x kejang. Pem fisik ttv nadi:132x,suhu 39,2,spo2 98,respirasi 35x. KU: lemah, pucat,composmentis. Pemeiksaan penunjang data laboratorium.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan memperhatikan kondisi klinis yang diberikan, maka dapat diidentifikasi diagnosis dan tindakan medis yang sesuai dengan kode ICD-10 dan ICD-9-CM sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: G40.3
- Deskripsi: Kejang demam kompleks
Kejang demam kompleks merupakan jenis kejang demam yang berlangsung lama (lebih dari 15 menit) atau terjadi lebih dari satu kali dalam 24 jam. Kondisi ini dapat disebabkan oleh peningkatan suhu tubuh yang cepat, infeksi, atau gangguan metabolik.
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 97.59
- Deskripsi: Pemberian obat antikonvulsan lainnya, per rectum
Pada kasus ini, pasien diberikan diazepam suppositoria 5 mg untuk menghentikan kejang. Pemberian obat antikonvulsan per rektal merupakan tindakan medis yang sesuai dengan kode ICD-9-CM 97.59. -
Article No. 19331 | 06 Jul 2025
Klinis : Pasien An.M dengan diagnosa medis kejang demam kompleks. Keluhan utama kejang di rumah selama sekitar 10 menit, demam sejak pagi hari. Riwayat kesehatan sekarang : ibu klien mengatakan anaknya demam sejak pagi lalu kejang seluruh badan seperti mengigil dan mulut mengeluarkan cairan, setelah kejang pasien sadar, tidak mual muntah,, saat observasi di igd pasien kejang 1x kelonjotan seluruh badan dan kejang dipotong oleh pemberian diazepam suppo 5mg. Riwayat penyakit dahulu tidak ada dan ini baru pertama x kejang. Pem fisik ttv nadi:132x,suhu 39,2,spo2 98,respirasi 35x. KU: lemah, pucat,composmentis. Pemeiksaan penunjang data laboratorium.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI untuk Pasien dengan Kejang Demam Kompleks**
Berikut adalah diagnosa keperawatan yang relevan berdasarkan kondisi pasien **An.M** dengan kejang demam kompleks, beserta penjelasan singkat terkait **Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)**, **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**, dan **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)** sesuai dengan panduan **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)**.
---
### **1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Cedera (SDKI Code: 0020)**
**Definisi:** Risiko meningkatnya kerentanan terhadap cedera fisik selama atau setelah kejang.
**Faktor yang Mendukung:**
- Riwayat kejang tonik-klonik selama ±10 menit.
- Kejang berulang saat observasi di IGD.
- Penurunan kesadaran sementara pasca-kejang.
**SLKI:**
- **Kode 2701 (Perlindungan dari Cedera):**
- Pasien bebas dari trauma fisik selama/setelah kejang.
- Lingkungan aman dari benda berbahaya.
**SIKI:**
- **Kode 4200 (Pengendalian Risiko):**
- Mempertahankan posisi lateral selama/setelah kejang.
- Hindari restrain berlebihan.
- Observasi tanda vital dan durasi kejang.
- **Kode 4230 (Manajemen Kejang):**
- Pemberian diazepam sesuai protokol.
- Monitoring efek sedatif pasca-antikonvulsan.
---
### **2. Diagnosa Keperawatan: Hipertermia (SDKI Code: 0007)**
**Definisi:** Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal akibat proses infeksi/demam.
**Data Klinis:**
- Suhu 39,2°C (demam tinggi).
- Riwayat demam sebelum kejang.
**SLKI:**
- **Kode 0803 (Termoregulasi):**
- Suhu tubuh kembali normal (36,5–37,5°C).
- Pasien tidak menunjukkan tanda distress termal.
**SIKI:**
- **Kode 3920 (Manajemen Hipertermia):**
- Kompres hangat/antipiretik (parasetamol).
- Hidrasi adekuat.
- Monitor suhu tiap 2 jam.
---
### **3. Diagnosa Keperawatan: Ansietas Orang Tua (SDKI Code: 0014)**
**Definisi:** Perasaan khawatir berlebihan pada orang tua terkait kondisi anak.
**Data Pendukung:**
- Ibu melaporkan kejang pertama kali dengan gejala mulut mengeluarkan cairan.
- Ketidaktahuan tentang penanganan kejang demam.
**SLKI:**
- **Kode 1301 (Koping Keluarga):**
- Orang tua mampu mendeskripsikan tindakan pertama saat kejang.
- Mengungkapkan perasaan dengan adaptif.
**SIKI:**
- **Kode 5270 (Edukasi Kesehatan):**
- Ajarkan manajemen kejang di rumah (posisi aman, tidak memasukkan benda ke mulut).
- Jelaskan penyebab dan prognosis kejang demam.
---
### **4. Diagnosa Keperawatan: Kurang Pengetahuan (SDKI Code: 00126)** *(Opsional)*
**Definisi:** Ketidakmampuan keluarga memahami penyebab dan penanganan kejang demam.
**SIKI:**
- **Kode 5602 (Edukasi Penyakit):**
- Berikan informasi tentang *febrile seizure* dan pencegahan rekurensi.
- Ajarkan kapan harus mencari bantuan medis.
---
### **Catatan Penting:**
- **Prioritas Intervensi:** Fokus pada pencegahan cedera dan penurunan suhu tubuh.
- **Kolaborasi:** Dokter untuk evaluasi pemberian antikonvulsan jangka panjang jika diperlukan.
- **Evaluasi:** Pantau frekuensi kejang, suhu, dan respons terapi.
Semua diagnosa dan intervensi di atas mengacu pada **PPNI (2017–2019)** dan disesuaikan dengan kondisi klinis pasien.
**Referensi:**
- PPNI. (2019). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*. Edisi Revisi.