Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17405 | 17 May 2025
Klinis : Seorang laki-laki 33 tahun datang ke RS dengan hipertensi pulmonal. Hasil pengkajian, pasien mengeluh cepat lelah, sesak saat beraktivitas, TD 110/70 mmHg, RR 24×/menit, nadi 56×/menit, pembesaran vena jugularis (+), bunyi jantung S2 tajam. Hasil EKG: hipertrofi ventrikel kanan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kasus yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah "Intoleransi Aktivitas". Hal ini didasarkan pada keluhan pasien yang merasa cepat lelah dan sesak saat beraktivitas, serta temuan pemeriksaan berupa peningkatan laju napas dan penurunan laju nadi yang menunjukkan adanya ketidakmampuan tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigen saat aktivitas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa merasa cepat lelah atau sesak napas.
- Tanda-tanda vital (TD, nadi, RR) stabil saat beraktivitas.
- Pasien dapat kembali beraktivitas sesuai dengan kemampuannya sebelum sakit.
2. Manajemen Hipertensi Pulmonal
- Pasien dapat memahami penyakitnya dan dapat mengelola gejala hipertensi pulmonal dengan baik.
- Tekanan darah pulmonal menurun ke batas normal.
- Tanda-tanda kegagalan jantung kanan (pembesaran vena jugularis, bunyi jantung S2 tajam) membaik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Intoleransi Aktivitas
- Lakukan pengkajian toleransi aktivitas pasien secara komprehensif.
- Latih pasien melakukan aktivitas secara bertahap sesuai dengan kemampuannya.
- Ajarkan teknik pernapasan dalam untuk mengurangi sesak saat beraktivitas.
- Monitor tanda-tanda vital selama aktivitas.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen aktivitas.
2. Manajemen Hipertensi Pulmonal
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengevaluasi dan mengelola penyakit hipertensi pulmonal.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit hipertensi pulmonal, pengobatan, dan gaya hidup yang direkomendasikan.
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres untuk membantu mengelola hipertensi pulmonal.
- Monitor tanda-tanda vital, pembesaran vena jugularis, dan bunyi jantung secara berkala.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengoptimalkan terapi farmakologis.
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kasus hipertensi pulmonal pada pasien laki-laki berusia 33 tahun. Harapannya, asuhan keperawatan yang komprehensif dapat membantu pasien meningkatkan toleransi aktivitas dan mengelola hipertensi pulmonal dengan baik. -
Article No. 17406 | 17 May 2025
Klinis : Seorang laki-laki 33 tahun datang ke RS dengan hipertensi pulmonal. Hasil pengkajian, pasien mengeluh cepat lelah, sesak saat beraktivitas, TD 110/70 mmHg, RR 24×/menit, nadi 56×/menit, pembesaran vena jugularis (+), bunyi jantung S2 tajam. Hasil EKG: hipertrofi ventrikel kanan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan oksigen pada tingkat seluler.
Etiologi:
- Gangguan mekanisme pernafasan (hipertensi pulmonal)
- Keterbatasan suplai oksigen (hipertensi pulmonal)
- Kelemahan neuromuskular (tidak ada)
- Kelelahan (cepat lelah)
2. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer yang dapat mengancam kesehatan.
Etiologi:
- Hipertensi pulmonal yang menyebabkan peningkatan resistensi pembuluh darah pulmonal
- Penurunan curah jantung akibat hipertrofi ventrikel kanan
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa keluhan sesak napas atau kelelahan
- Klien dapat mempertahankan atau meningkatkan kapasitas fungsional
- Klien dapat melaporkan peningkatan energi/stamina
2. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
- Klien dapat mempertahankan tekanan darah dalam batas normal
- Klien dapat mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal
- Klien dapat melaporkan peningkatan perfusi jaringan perifer
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas
- Kaji tingkat aktivitas dan toleransi klien
- Anjurkan klien untuk beristirahat yang cukup
- Atur aktivitas sesuai toleransi klien
- Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan hipertensi pulmonal
2. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
- Kaji tanda-tanda vital secara berkala
- Pantau saturasi oksigen
- Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan hipertensi pulmonal dan hipertrofi ventrikel kanan
- Berikan terapi farmakologis sesuai resep dokter
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi klien dengan hipertensi pulmonal adalah Intoleransi Aktivitas dan Gangguan Perfusi Jaringan Perifer. Hipertensi pulmonal menyebabkan penurunan suplai oksigen ke jaringan, yang mengakibatkan ketidakmampuan klien untuk melakukan aktivitas rutin, serta penurunan perfusi jaringan perifer. Luaran yang diharapkan adalah klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa keluhan, mempertahankan fungsi jantung dan perfusi jaringan yang adekuat. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pengkajian, edukasi, manajemen aktivitas, pemberian oksigen, dan kolaborasi dengan tim medis untuk menangani penyebab dasar kondisi klien. -
Article No. 17407 | 17 May 2025
Klinis : Seorang laki-laki 33 tahun datang ke RS dengan hipertensi pulmonal. Hasil pengkajian, pasien mengeluh cepat lelah, sesak saat beraktivitas, TD 110/70 mmHg, RR 24×/menit, nadi 56×/menit, pembesaran vena jugularis (+), bunyi jantung S2 tajam. Hasil EKG: hipertrofi ventrikel kanan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan lancar yang dapat mengancam kesehatan.
Karakteristik Mayor: Perubahan frekuensi napas, perubahan irama napas, penggunaan otot bantu pernapasan.
Faktor yang Berhubungan: Gangguan mekanis pernapasan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Ventilasi Efektif
Definisi: Kemampuan untuk bernapas dengan lancar dan memenuhi kebutuhan oksigen.
Indikator:
a. Frekuensi napas dalam batas normal
b. Irama napas teratur
c. Tidak ada tanda-tanda perjuangan bernapas
d. Oksigenasi adekuat (SaO2 ? 95%)
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
Tujuan: Mempertahankan jalan napas tetap terbuka.
Aktivitas:
a. Posisikan pasien agar jalan napas tetap terbuka
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
c. Lakukan suction jika diperlukan
d. Pantau tanda-tanda vital dan saturasi oksigen
2. Manajemen Ventilasi
Tujuan: Memfasilitasi pernapasan yang efektif.
Aktivitas:
a. Auskultasi dan monitor pola napas
b. Berikan latihan pernapasan jika diperlukan
c. Pantau dan catat karakteristik napas
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk terapi oksigen atau ventilasi mekanis jika diperlukan
Penjelasan Rinci:
Pasien dengan hipertensi pulmonal memiliki masalah utama pada pola napas yang tidak efektif. Hipertensi pulmonal menyebabkan peningkatan tekanan dalam pembuluh darah paru, sehingga dapat menyebabkan perubahan frekuensi napas, irama napas, dan penggunaan otot bantu pernapasan.
Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang tepat adalah "Pola Napas Tidak Efektif". Tujuan yang diharapkan adalah "Ventilasi Efektif", yang ditandai dengan frekuensi napas dalam batas normal, irama napas teratur, tidak ada tanda-tanda perjuangan bernapas, dan oksigenasi adekuat.
Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah "Manajemen Jalan Napas" dan "Manajemen Ventilasi". Tujuannya adalah untuk mempertahankan jalan napas terbuka dan memfasilitasi pernapasan yang efektif. Aktivitas-aktivitas yang dapat dilakukan antara lain: memposisikan pasien, memberikan oksigen, melakukan suction, memantau tanda-tanda vital dan saturasi oksigen, serta melakukan latihan pernapasan jika diperlukan.
Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti pemberian terapi oksigen atau ventilasi mekanis, juga dapat dilakukan jika diperlukan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan. -
Article No. 17353 | 16 May 2025
Klinis : COVID-19
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta terkait dengan kondisi COVID-19.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi COVID-19 adalah:
1. Ketidakefektifan Pola Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
Penyebab: Infeksi paru-paru, gangguan pertukaran gas, kelelahan otot pernapasan.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentolerir atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Penyebab: Kelemahan, kelelahan, dispnea, dan gejala umum akibat infeksi.
3. Risiko Infeksi
Definisi: Berisiko mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen.
Penyebab: Sistem imun yang terkompromi, paparan terhadap patogen, prosedur invasif.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
1. Pola Napas Efektif
- Pasien dapat mempertahankan frekuensi napas dalam rentang normal.
- Pasien dapat mempertahankan kedalaman napas yang adekuat.
- Pasien dapat menunjukkan upaya napas yang efektif.
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
- Pasien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan fisik.
- Pasien dapat melaporkan penurunan kelelahan saat beraktivitas.
3. Tidak Terjadi Infeksi
- Pasien dapat menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
- Pasien dapat menunjukkan tidak ada tanda-tanda infeksi.
- Pasien dapat menunjukkan sistem imun yang berfungsi optimal.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Intervensi untuk Ketidakefektifan Pola Napas:
- Pemantauan Respirasi
- Manajemen Jalan Napas
- Terapi Oksigen
- Manajemen Ventilasi Mekanis
2. Intervensi untuk Intoleransi Aktivitas:
- Manajemen Energi
- Peningkatan Mobilitas
- Manajemen Kelelahan
- Manajemen Dispnea
3. Intervensi untuk Risiko Infeksi:
- Pencegahan Infeksi
- Manajemen Demam
- Manajemen Tanda Vital
- Terapi Cairan
Penjelasan rinci untuk setiap intervensi di atas:
1. Intervensi untuk Ketidakefektifan Pola Napas:
- Pemantauan Respirasi: Memantau frekuensi, kedalaman, dan upaya napas pasien untuk mengidentifikasi perubahan yang mungkin terjadi.
- Manajemen Jalan Napas: Memfasilitasi permeabilitas jalan napas pasien dengan tindakan seperti suction, pengisapan lendir, dan penggunaan alat bantu pernapasan.
- Terapi Oksigen: Memberikan oksigen tambahan sesuai kebutuhan pasien untuk mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat.
- Manajemen Ventilasi Mekanis: Mempertahankan ventilasi mekanis pada pasien yang membutuhkan dukungan pernapasan.
2. Intervensi untuk Intoleransi Aktivitas:
- Manajemen Energi: Membantu pasien mengatur energi dan istirahat untuk mencegah kelelahan berlebih.
- Peningkatan Mobilitas: Melakukan mobilisasi secara bertahap untuk memperbaiki kemampuan fisik pasien.
- Manajemen Kelelahan: Mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan pada pasien.
- Manajemen Dispnea: Mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor yang menyebabkan sesak napas pada pasien.
3. Intervensi untuk Risiko Infeksi:
- Pencegahan Infeksi: Menerapkan tindakan pencegahan infeksi, seperti cuci tangan, penggunaan alat pelindung diri, dan desinfeksi lingkungan.
- Manajemen Demam: Memantau dan mengelola demam pada pasien, termasuk pemberian antipiretik jika diperlukan.
- Manajemen Tanda Vital: Memantau tanda-tanda vital pasien secara reguler untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi.
- Terapi Cairan: Mempertahankan status cairan pasien yang adekuat untuk mendukung fungsi sistem imun.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada diagnosa keperawatan yang sesuai, diharapkan dapat membantu pasien COVID-19 mencapai luaran/output yang diharapkan, seperti pola napas yang efektif, peningkatan toleransi aktivitas, dan pencegahan infeksi. -
Article No. 17354 | 16 May 2025
Klinis : COVID-19
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi COVID-19, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas terbuka.
2. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
3. Kekurangan Volume Cairan (00027)
Definisi: Kehilangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
4. Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk menoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
5. Ansietas (00146)
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang disebabkan oleh antisipasi bahaya.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode dan definisi diagnosa keperawatan di atas berdasarkan SDKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- SLKI menyediakan standar luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk masing-masing diagnosa keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- SIKI menyediakan daftar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan pada masing-masing diagnosa keperawatan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas, terutama dalam kasus COVID-19 yang membutuhkan pendekatan keperawatan yang komprehensif. -
Article No. 17356 | 16 May 2025
Klinis : COVID-19 pada anak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi COVID-19 pada anak, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Saluran Pernapasan (00061)
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan peradangan pada saluran pernapasan, yang dapat mempengaruhi kesehatan.
2. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
3. Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan fisiologis dan/atau psikologis.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Infeksi Saluran Pernapasan (00061)
Kode: 10037
Definisi: Kerentanan individu terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan peradangan pada saluran pernapasan, yang dapat mempengaruhi kesehatan.
2. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
Kode: 10005
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
3. Intoleransi Aktivitas (00092)
Kode: 10015
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan fisiologis dan/atau psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pemulihan Infeksi Pernapasan (1832)
Kode: 183201
Definisi: Pemulihan dari kondisi infeksi saluran pernapasan.
2. Pola Napas Efektif (0403)
Kode: 040301
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
3. Toleransi Aktivitas (0005)
Kode: 000501
Definisi: Kemampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pencegahan Infeksi (6540)
Kode: 654001
Definisi: Meminimalkan risiko infeksi pada individu.
2. Manajemen Jalan Napas (3140)
Kode: 314001
Definisi: Memfasilitasi pembukaan dan pemeliharaan jalan napas yang bebas hambatan.
3. Manajemen Aktivitas (0200)
Kode: 020001
Definisi: Pengaturan, fasilitasi, dan dukungan untuk mempertahankan atau meningkatkan tingkat aktivitas fisik dan fungsional.
Harap diperhatikan bahwa diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI yang saya berikan ini merupakan contoh berdasarkan kondisi COVID-19 pada anak. Penerapannya harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan spesifik pasien. -
Article No. 17357 | 16 May 2025
Klinis : otitis media purulen
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Terima kasih atas permintaan Anda. Berikut adalah informasi yang dapat saya berikan terkait kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi otitis media purulen:
1. Kode ICD-10:
- Kode: H66.0
- Deskripsi: Otitis media supuratif akut
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 20.0
- Deskripsi: Miringotomi, dengan atau tanpa insersi tabung
Penjelasan:
Otitis media purulen, atau yang juga dikenal sebagai otitis media supuratif akut, adalah peradangan pada telinga tengah yang disertai dengan produksi cairan purulen (nanah) dalam rongga telinga tengah. Kode ICD-10 yang sesuai untuk kondisi ini adalah H66.0, yang mencakup otitis media supuratif akut.
Dalam hal penanganan medis, prosedur yang sering dilakukan adalah miringotomi, yaitu pembedahan untuk membuat lubang pada membran timpani (gendang telinga) untuk memungkinkan drainase cairan purulen dari telinga tengah. Kode ICD-9-CM untuk prosedur ini adalah 20.0, yang mencakup miringotomi dengan atau tanpa insersi tabung ventilasi.
Penanganan yang tepat untuk otitis media purulen biasanya melibatkan pemberian antibiotik, penurunan rasa sakit, dan, jika diperlukan, tindakan miringotomi untuk membantu drainase cairan dari telinga tengah. -
Article No. 17358 | 16 May 2025
Klinis : pasien mengelug pusinh, mual, bab hitam dan cair, pasien ckd, abis tranfusi hd
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Risiko Ketidakseimbangan Cairan Menyesuaikan
Pasien mengeluhkan pusing, mual, dan BAB hitam cair, yang merupakan gejala khas dari ketidakseimbangan cairan. Pasien juga memiliki riwayat CKD dan telah menjalani hemodialisis, yang dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan. Diagnosa ini tepat untuk menggambarkan kondisi pasien dan permasalahan keperawatan yang perlu ditangani.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan Terpelihara
Setelah mendapatkan asuhan keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mencapai keseimbangan cairan yang optimal. Indikator yang dapat diukur antara lain: intake dan output cairan seimbang, tanda-tanda vital stabil, tidak ada edema, dan nilai laboratorium elektrolit dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pantau Intake dan Output Cairan
Lakukan pengkajian intake dan output cairan secara rutin, catat dan dokumentasikan hasilnya. Pastikan pasien mendapatkan asupan cairan yang adekuat sesuai kebutuhan.
2. Pantau Tanda-Tanda Vital
Lakukan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala, seperti tekanan darah, nadi, suhu, dan laju pernapasan. Perhatikan adanya perubahan yang dapat mengindikasikan gangguan keseimbangan cairan.
3. Edukasi Pasien dan Keluarga
Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait pentingnya menjaga keseimbangan cairan, diet, dan gejala yang harus dilaporkan. Dorong partisipasi aktif pasien dan keluarga dalam perawatan.
4. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan Lain
Lakukan kolaborasi dengan dokter, ahli gizi, dan tim kesehatan lain untuk mengevaluasi dan mengoptimalkan penanganan gangguan keseimbangan cairan pasien.
5. Observasi dan Manajemen Gejala
Pantau gejala-gejala yang dialami pasien, seperti pusing, mual, dan BAB hitam cair. Lakukan intervensi untuk mengatasi gejala-gejala tersebut, misalnya dengan pemberian antiemetik atau tindakan medis lain yang diperlukan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain, diharapkan pasien dapat mencapai keseimbangan cairan yang optimal dan meminimalkan risiko komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 17359 | 16 May 2025
Klinis : pasien mengatakan lidah terasa pahit, banyak berkeringat, mual, masuk ke rumah sakit karena riwayat dehidrasi Data objektif pori membesar
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah "Ketidakseimbangan Cairan" (00028). Pasien menunjukkan gejala dehidrasi, seperti lidah terasa pahit, banyak berkeringat, dan mual. Data objektif pori yang membesar juga mengindikasikan adanya ketidakseimbangan cairan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan (0601)
- Indikator:
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Turgor kulit baik
- Mukosa membran lembab
- Jumlah urin dalam batas normal
- Berat badan stabil
2. Manajemen Cairan (0602)
- Indikator:
- Asupan dan output cairan seimbang
- Tidak ada tanda-tanda kelebihan atau kekurangan cairan
- Tidak ada edema atau dehidrasi
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Cairan (4120)
- Monitor status cairan, termasuk tanda-tanda vital, berat badan, turgor kulit, dan output urin
- Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan cairan oral
- Berikan cairan intravena jika diperlukan untuk mengatasi dehidrasi
- Pantau asupan dan output cairan
- Evaluasi efektivitas intervensi cairan
2. Manajemen Mual (1450)
- Identifikasi faktor penyebab mual, seperti dehidrasi
- Berikan anti-emetik jika diperlukan
- Anjurkan pasien untuk makan dan minum secara bertahap
- Berikan lingkungan yang menenangkan dan hindari stimulasi yang dapat memicu mual
- Evaluasi efektivitas intervensi anti-mual
3. Terapi Cairan (4130)
- Tentukan kebutuhan cairan pasien berdasarkan status cairan dan elektrolit
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan untuk mengatasi dehidrasi
- Monitor tanda-tanda vital, intake dan output cairan, serta kondisi umum pasien
- Lakukan penyesuaian cairan intravena sesuai respons pasien
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Ketidakseimbangan Cairan" (00028) dipilih karena pasien menunjukkan gejala-gejala dehidrasi, seperti lidah terasa pahit, banyak berkeringat, dan mual. Data objektif pori yang membesar juga mengindikasikan adanya ketidakseimbangan cairan.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Keseimbangan Cairan (0601) dan Manajemen Cairan (0602). Indikator-indikator pada kedua luaran ini mencakup stabilnya tanda-tanda vital, turgor kulit yang baik, mukosa membran yang lembab, jumlah urin yang normal, serta asupan dan output cairan yang seimbang.
Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut adalah Manajemen Cairan (4120), Manajemen Mual (1450), dan Terapi Cairan (4130). Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk memantau status cairan pasien, memenuhi kebutuhan cairan oral, memberikan cairan intravena jika diperlukan, mengatasi mual, dan menyesuaikan cairan intravena sesuai respons pasien.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai keseimbangan cairan yang optimal dan mengatasi gejala-gejala dehidrasi yang dialaminya. -
Article No. 17360 | 16 May 2025
Klinis : defisit perawatan diri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, perhatikan penjelasan berikut:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "defisit perawatan diri":
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi "defisit perawatan diri" berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Ketidakmampuan Perawatan Diri". Ketidakmampuan Perawatan Diri didefinisikan sebagai "Keterbatasan dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri".
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa "Ketidakmampuan Perawatan Diri" adalah:
1. Kemandirian Perawatan Diri: Pasien dapat melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri sesuai dengan kemampuannya.
2. Pemeliharaan Kebersihan Diri: Pasien dapat memelihara kebersihan diri secara mandiri.
3. Pemeliharaan Penampilan: Pasien dapat memelihara penampilan diri secara mandiri.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan pada pasien dengan diagnosa "Ketidakmampuan Perawatan Diri" adalah:
1. Bimbingan Perawatan Diri:
- Menilai kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri.
- Mengidentifikasi area yang membutuhkan bantuan dalam perawatan diri.
- Memberikan bimbingan dan pembelajaran kepada pasien mengenai teknik perawatan diri yang benar.
- Memfasilitasi pasien untuk melakukan aktivitas perawatan diri secara bertahap dan mandiri.
2. Perawatan Kebersihan Diri:
- Membantu pasien dalam menjaga kebersihan diri, seperti mandi, mencuci rambut, menggosok gigi, dan lain-lain.
- Mengajarkan pasien cara menjaga kebersihan diri yang tepat.
- Memotivasi pasien untuk memelihara kebersihan diri secara mandiri.
3. Perawatan Penampilan:
- Membantu pasien dalam berpakaian, berdandan, dan merapikan penampilan.
- Mengajarkan pasien cara memelihara penampilan diri yang sesuai.
- Mendorong pasien untuk meningkatkan perawatan penampilan diri secara mandiri.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Ketidakmampuan Perawatan Diri" menggambarkan adanya keterbatasan pada pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri, seperti mandi, berpakaian, makan, dan lain-lain. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kondisi fisik, kognitif, atau psikologis pasien.
Luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan adalah pasien dapat meningkatkan kemandirian dalam perawatan diri, memelihara kebersihan diri, dan memelihara penampilan diri sesuai dengan kemampuannya. Ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan memfasilitasi proses pemulihan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi bimbingan perawatan diri, perawatan kebersihan diri, dan perawatan penampilan. Perawat akan melakukan penilaian, memberikan pembelajaran, memfasilitasi, dan memotivasi pasien untuk meningkatkan kemampuan perawatan diri secara bertahap dan mandiri. Tujuannya adalah agar pasien dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri secara optimal dan meningkatkan kesejahteraan.