Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17419 | 17 May 2025
Klinis : Asma bronkial
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk Asma Bronkial menurut Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia (SDKI) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Kode: 00032
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Kode: 00031
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
3. Intoleransi Aktivitas
Kode: 00092
Definisi: Ketidakcukupan energi fisiologis untuk mempertahankan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia (SDKI)
SDKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual atau potensial.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
SLKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan luaran keperawatan. Luaran keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan hasil dari intervensi keperawatan yang dapat diukur.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
SIKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan intervensi keperawatan. Intervensi keperawatan adalah setiap treatment yang didasarkan pada penilaian klinis dan pengetahuan, yang dilakukan oleh perawat untuk meningkatkan hasil pasien/klien.
Saya berharap penjelasan singkat ini dapat membantu Anda memahami konsep SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, saya akan dengan senang hati membantu. -
Article No. 17420 | 17 May 2025
Klinis : pasien mengatakan nafsu makan menurun, makannya tidak habis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh (00002)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh (00002)
Definisi: Status gizi yang tidak seimbang akibat ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi.
Kode: 00002
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Status Gizi (1004)
Definisi: Keadaan yang mencerminkan jumlah dan keseimbangan nutrisi dalam tubuh.
Kode: 1004
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Nutrisi (1100)
Definisi: Upaya untuk mengatur dan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
Kode: 1100
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan "Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh" didasarkan pada kondisi pasien yang mengeluhkan nafsu makan menurun dan asupan makanannya tidak habis. Hal ini mengindikasikan adanya ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi pasien, sehingga status gizi pasien dapat terganggu.
Untuk mengatasi kondisi ini, diperlukan intervensi keperawatan berupa "Manajemen Nutrisi" yang bertujuan untuk mengatur dan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien. Intervensi ini dapat mencakup upaya-upaya seperti mengevaluasi asupan nutrisi, memberikan edukasi mengenai pentingnya nutrisi yang seimbang, dan menyusun rencana makan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
Selama proses asuhan keperawatan, perawat juga perlu melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap status gizi pasien, yang dapat diukur melalui indikator-indikator dalam "Standar Luaran Keperawatan Indonesia" (SLKI) untuk "Status Gizi". -
Article No. 17421 | 17 May 2025
Klinis : pasien mengatakan nafsu makan menurun, makannya tidak habis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Nutrisi
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00002
Definisi: Keadaan dimana individu mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00004
Definisi: Pemulihan atau pemeliharaan status nutrisi yang optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 00120
Definisi: Upaya untuk memfasilitasi pasien dalam memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat.
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami penurunan nafsu makan dan tidak menghabiskan makanannya, yang menandakan adanya defisit nutrisi. Diagnosa keperawatan yang tepat untuk kondisi ini adalah Defisit Nutrisi. Tujuan keperawatan adalah pemulihan atau pemeliharaan status nutrisi yang optimal (SLKI 00004). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memfasilitasi pasien dalam memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat (SIKI 00120), seperti mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi asupan nutrisi, memantau asupan dan status nutrisi, serta memberikan edukasi dan dukungan terkait nutrisi. -
Article No. 17422 | 17 May 2025
Klinis : pasien mengatakan nafsu makan menurun, makannya tidak habis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh** *(Kode SDKI: B.1.1)*
**Penjelasan Singkat:**
Diagnosa ini merujuk pada kondisi pasien yang mengalami penurunan asupan nutrisi akibat nafsu makan menurun dan ketidakmampuan menghabiskan makanan. Hal ini dapat berdampak pada status gizi, pemulihan penyakit, serta fungsi metabolik tubuh.
---
**Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia (SDKI):**
- **Kode B.1.1:** *Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh*
- **Definisi:** Asupan nutrisi tidak mencukupi kebutuhan metabolik tubuh.
- **Faktor Penyebab:** Penurunan nafsu makan, gangguan psikologis, efek samping terapi, atau kondisi patologis.
---
**Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):**
- **Kode L.1.1:** *Status Nutrisi Meningkat*
- **Indikator:**
1. Peningkatan asupan makanan (oral/parenteral).
2. Berat badan stabil/meningkat sesuai target.
3. Nilai laboratorium (albumin, hemoglobin) dalam rentang normal.
---
**Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):**
- **Kode I.1.1:** *Manajemen Nutrisi*
- **Intervensi:**
1. **Monitor asupan makanan** (jenis, porsi, frekuensi).
2. **Kolaborasi dengan ahli gizi** untuk penyusunan diet sesuai kebutuhan.
3. **Berikan makanan kecil frekuensi sering** (small frequent feeding).
4. **Edukasi pasien/keluarga** tentang pentingnya nutrisi dan strategi peningkatan nafsu makan.
5. **Atasi penyebab dasar** (misal: manajemen nyeri/mual jika ada).
---
**Catatan Akademis:**
Kondisi ini memerlukan pendekatan holistik dengan mempertimbangkan faktor fisiologis, psikologis, dan lingkungan. Intervensi harus didokumentasikan secara berkala untuk mengevaluasi efektivitas terapi.
Sumber: *PPNI (2020), SDKI-SLKI-SIKI Edisi 4*.
---
**Format RTF:**
*(Teks di atas dapat disalin ke dokumen RTF dengan mempertahankan struktur dan font standar akademis seperti Times New Roman 12pt, spacing 1.5).* -
Article No. 17423 | 17 May 2025
Klinis : Gangguan Persepsi Sensori b.d Gangguan Penghantaran Bunyi Pada Organ Pendengaran
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Persepsi Sensori b.d Gangguan Penghantaran Bunyi Pada Organ Pendengaran
Kode: [00122]
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan Persepsi Sensori
Kode: [00122]
Definisi: Perubahan dalam pengalaman sensorik dan persepsi yang diterima individu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Persepsi Sensori: Penglihatan
Kode: [1605]
Definisi: Kemampuan individu untuk menerima dan menginterpretasikan stimulus visual.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Gangguan Sensori
Kode: [S 16010]
Definisi: Upaya untuk memfasilitasi kemampuan individu dalam menggunakan dan mempertahankan fungsi sensori yang optimal.
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan "Gangguan Persepsi Sensori b.d Gangguan Penghantaran Bunyi Pada Organ Pendengaran" mengacu pada perubahan dalam pengalaman sensorik dan persepsi yang diterima individu, khususnya terkait dengan fungsi pendengaran. Hal ini dapat disebabkan oleh gangguan pada organ pendengaran yang menghambat proses penghantaran bunyi.
Luaran keperawatan yang diharapkan adalah "Persepsi Sensori: Penglihatan", yang mencakup kemampuan individu untuk menerima dan menginterpretasikan stimulus visual. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah "Manajemen Gangguan Sensori", yaitu upaya untuk memfasilitasi kemampuan individu dalam menggunakan dan mempertahankan fungsi sensori yang optimal. -
Article No. 17424 | 17 May 2025
Klinis : Gangguan Persepsi Sensori b.d Gangguan Penghantaran Bunyi Pada Organ Pendengaran
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang Anda minta mengenai kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis untuk kondisi "Gangguan Persepsi Sensori b.d Gangguan Penghantaran Bunyi Pada Organ Pendengaran".
1. Kode ICD-10:
- Kode: H93.2
- Deskripsi: Gangguan Persepsi Sensori, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 20.49
- Deskripsi: Tindakan lain pada telinga, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 H93.2 (Gangguan Persepsi Sensori, tidak diklasifikasikan di tempat lain) digunakan untuk menggambarkan kondisi di mana terdapat gangguan pada persepsi sensorik, termasuk gangguan penghantaran bunyi pada organ pendengaran. Kode ini mencakup berbagai jenis gangguan persepsi sensorik yang tidak diklasifikasikan secara spesifik di tempat lain dalam Klasifikasi ICD-10.
2. Untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin dilakukan dalam kasus ini, kode ICD-9-CM 20.49 (Tindakan lain pada telinga, tidak diklasifikasikan di tempat lain) dapat digunakan. Kode ini mencakup berbagai jenis tindakan atau prosedur medis pada telinga yang tidak diklasifikasikan secara spesifik di tempat lain dalam Klasifikasi ICD-9-CM.
Harap diperhatikan bahwa kode-kode ini hanya merupakan contoh dan dapat bervariasi tergantung pada presentasi klinis yang spesifik, hasil pemeriksaan diagnostik, dan tindakan medis yang dilakukan. Untuk mendapatkan kode yang tepat, direkomendasikan untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan yang berwenang atau merujuk pada panduan klasifikasi ICD-10 dan ICD-9-CM yang berlaku. -
Article No. 17425 | 17 May 2025
Klinis : tangan sulit diangkat, pusing, nyeri bagian tengkuk, tekanan darah 180/90 mmHg, usia 65, post stroke non hemoragic 1 tahun
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kelemahan otot, akibat post stroke non hemoragik.
Penjelasan:
Kondisi pasien dengan tangan sulit diangkat, pusing, dan nyeri bagian tengkuk menunjukkan adanya gangguan mobilitas fisik. Hal ini dapat disebabkan oleh kelemahan otot dan komplikasi akibat stroke non hemoragik yang dialami pasien selama 1 tahun.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Peningkatan Mobilitas
- Kriteria Hasil:
a. Pasien dapat menggerakkan anggota tubuh secara mandiri.
b. Pasien dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan bantuan minimal.
c. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri.
Penjelasan:
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat meningkatkan mobilitas fisiknya, sehingga dapat melakukan pergerakan anggota tubuh, perpindahan, dan aktivitas sehari-hari secara mandiri atau dengan bantuan minimal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Terapi Latihan Gerak
- Tujuan: Meningkatkan kekuatan, koordinasi, dan rentang gerak pasien.
- Aktivitas:
a. Melakukan latihan ROM (Range of Motion) pasif dan aktif-asistif pada ekstremitas yang terganggu.
b. Melatih pasien berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan bantuan.
c. Mengajarkan teknik penggunaan alat bantu, seperti walker atau tongkat, untuk meningkatkan mobilitas.
2. Manajemen Nyeri
- Tujuan: Mengurangi nyeri yang dirasakan pasien.
- Aktivitas:
a. Mengkaji intensitas, karakteristik, dan lokasi nyeri.
b. Memberikan intervensi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti pemberian analgesik dan kompres hangat.
c. Mengajarkan teknik manajemen nyeri mandiri kepada pasien.
3. Manajemen Hipertensi
- Tujuan: Mempertahankan tekanan darah dalam batas normal.
- Aktivitas:
a. Mengkaji tekanan darah pasien secara teratur.
b. Memberikan obat antihipertensi sesuai resep dokter.
c. Mengajarkan pasien tentang gaya hidup sehat untuk mengontrol hipertensi.
Penjelasan:
Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan mobilitas fisik pasien, mengurangi nyeri yang dirasakan, dan mengontrol tekanan darah yang tinggi. Melalui terapi latihan gerak, manajemen nyeri, dan manajemen hipertensi, diharapkan pasien dapat meningkatkan kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari. -
Article No. 17426 | 17 May 2025
Klinis : pasien wanita 52 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan mudah letih dan ada luka pada dorsalis pedis dekstra. pasien mengatakan luka disebabkan karena tertusuk duri saat di ladang. pada saat terkena duri pasien mengatakan tidak berasa, banun luka cepat sekali melebar. luka tampak menghitam, kotor, terdapat pus, dan berbau. saat dilakukan pf pada daerah sekeliling luka, pasien mengatakan sudah tidak merasakan sentuhan perawat. hasil pengkajian didapat dara pasien mengalami poliphagi, polidipsi, poliuri, dan nokturia. pasien juga mengalami gejala kabur untuk melihat. hasil pemeriksaan lab didapat data gds 138 mg/dl, glukosuria +, hba1c 10,6%. pasien mengatakan orangtuanya meninggal 5 tahun lalu dengan riwayat ada luka yang sama seperti pasien sendiri
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami kondisi sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E11.6
- Deskripsi: Diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi luka kaki tidak tersembuhkan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.22
- Deskripsi: Debridement luka kaki, yang mungkin dilakukan pada pasien ini untuk membersihkan luka yang sudah terinfeksi dan menghitam.
Penjelasan rinci:
1. Kode ICD-10 E11.6 (Diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi luka kaki tidak tersembuhkan):
- Pasien mengalami gejala-gejala diabetes yang mencakup polifagi, polidipsi, poliuri, dan nokturia.
- Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan hiperglikemia (GDS 138 mg/dl), glukosuria, dan HbA1c yang tinggi (10,6%), yang mengarah pada diagnosis diabetes melitus tipe 2.
- Pasien juga mengalami komplikasi luka kaki yang tidak membaik, dengan tanda-tanda infeksi (penghitaman, berbau, ada pus), serta kehilangan sensasi pada daerah sekitar luka, yang merupakan salah satu komplikasi diabetes.
- Riwayat keluarga dengan kondisi serupa juga mendukung diagnosis ini.
2. Kode ICD-9-CM Prosedur 86.22 (Debridement luka kaki):
- Pada pasien ini, kemungkinan akan dilakukan tindakan debridement luka kaki untuk membersihkan area yang terinfeksi dan menghitam, sehingga luka dapat membaik dan mencegah komplikasi yang lebih lanjut.
Secara keseluruhan, pasien ini memerlukan penatalaksanaan diabetes melitus tipe 2 yang adekuat, serta perawatan luka kaki yang komprehensif untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. -
Article No. 17427 | 17 May 2025
Klinis : pasien wanita 52 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan mudah letih dan ada luka pada dorsalis pedis dekstra. pasien mengatakan luka disebabkan karena tertusuk duri saat di ladang. pada saat terkena duri pasien mengatakan tidak berasa, banun luka cepat sekali melebar. luka tampak menghitam, kotor, terdapat pus, dan berbau. saat dilakukan pf pada daerah sekeliling luka, pasien mengatakan sudah tidak merasakan sentuhan perawat. hasil pengkajian didapat dara pasien mengalami poliphagi, polidipsi, poliuri, dan nokturia. pasien juga mengalami gejala kabur untuk melihat. hasil pemeriksaan lab didapat data gds 138 mg/dl, glukosuria +, hba1c 10,6%. pasien mengatakan orangtuanya meninggal 5 tahun lalu dengan riwayat ada luka yang sama seperti pasien sendiri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, Diagnosa Keperawatan dan penjelasannya sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia adalah:
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi (00004)
- SDKI: Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
- Kode: 00004
2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas (00092)
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Tidak dapat melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena kekurangan energi.
- Kode: 00092
3. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Persepsi Sensorik: Pengelihatan (00053)
- SDKI: Gangguan Persepsi Sensorik: Penglihatan
- Definisi: Perubahan dalam jumlah atau pola masukan visual yang dapat mengurangi, mendistorsi, atau mengubah interpretasi terhadap lingkungan.
- Kode: 00053
4. Diagnosa Keperawatan: Defisit Perawatan Diri: Makan (00102)
- SLKI: Defisit Perawatan Diri: Makan
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan secara mandiri.
- Kode: 00102
5. Diagnosa Keperawatan: Kerusakan Integritas Kulit (00046)
- SIKI: Kerusakan Integritas Kulit
- Definisi: Kerusakan epidermis dan/atau dermis.
- Kode: 00046
Penjelasan singkat masing-masing diagnosa:
1. Risiko Infeksi: Pasien memiliki risiko infeksi yang tinggi akibat luka pada dorsalis pedis yang tampak menghitam, kotor, terdapat pus, dan berbau.
2. Intoleransi Aktivitas: Pasien mudah letih, yang dapat disebabkan oleh kondisi diabetes yang tidak terkontrol.
3. Gangguan Persepsi Sensorik: Penglihatan: Pasien mengalami gejala kabur untuk melihat, yang dapat disebabkan oleh komplikasi diabetes.
4. Defisit Perawatan Diri: Makan: Pasien mengalami polifagia, polidipsi, dan poliuri yang dapat mengganggu perawatan diri dalam makan.
5. Kerusakan Integritas Kulit: Pasien memiliki luka pada dorsalis pedis yang menghitam, kotor, terdapat pus, dan berbau, serta pasien mengatakan luka cepat melebar. -
Article No. 17428 | 17 May 2025
Klinis : pasien wanita 52 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan mudah letih dan ada luka pada dorsalis pedis dekstra. pasien mengatakan luka disebabkan karena tertusuk duri saat di ladang. pada saat terkena duri pasien mengatakan tidak berasa, banun luka cepat sekali melebar. luka tampak menghitam, kotor, terdapat pus, dan berbau. saat dilakukan pf pada daerah sekeliling luka, pasien mengatakan sudah tidak merasakan sentuhan perawat. hasil pengkajian didapat dara pasien mengalami poliphagi, polidipsi, poliuri, dan nokturia. pasien juga mengalami gejala kabur untuk melihat. hasil pemeriksaan lab didapat data gds 138 mg/dl, glukosuria +, hba1c 10,6%. pasien mengatakan orangtuanya meninggal 5 tahun lalu dengan riwayat ada luka yang sama seperti pasien sendiri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang ditetapkan oleh **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** untuk kasus tersebut:
---
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Integritas Jaringan: Luka Kronis pada Ekstremitas Bawah (Dekstra) berhubungan dengan gangguan sirkulasi perifer sekunder akibat diabetes melitus tipe 2 yang tidak terkontrol.**
*(Kode SDKI: 00046)*
**Penjelasan:**
- Pasien mengalami luka kronis (nekrotik, menghitam, berbau, dan tidak nyeri) akibat neuropati perifer dan iskemia pada diabetes melitus.
- Adanya polifagi, polidipsi, poliuri, dan hasil laboratorium (GDS 138 mg/dL, HbA1c 10,6%) menunjukkan **diabetes melitus tipe 2 tidak terkontrol**.
- Riwayat keluarga dengan luka serupa mengindikasikan faktor genetik dan komplikasi diabetes yang tidak terkelola.
---
### **2. Standar Luaran Keperawatan (SLKI):**
**a. Penyembuhan Luka: Perfusi Jaringan** *(Kode SLKI: 1103)*
- Kriteria:
- Luka menunjukkan tanda granulasi (dalam 2 minggu).
- Tidak ada perluasan area nekrosis.
- Bau luka berkurang.
**b. Kontrol Glikemik** *(Kode SLKI: 1403)*
- Kriteria:
- Kadar GDS dalam rentang target (80–130 mg/dL sebelum makan).
- Tidak ada gejala hiperglikemia (polidipsi, poliuri, penglihatan kabur).
---
### **3. Standar Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**a. Perawatan Luka** *(Kode SIKI: 3520)*
- Tindakan:
- Lakukan debridemen luka (kolaborasi dengan dokter).
- Gunakan balutan antiseptik (misal: povidone-iodine atau hidrogel).
- Pantau tanda infeksi (pus, eritema, demam).
**b. Manajemen Diabetes** *(Kode SIKI: 2120)*
- Tindakan:
- Edukasi diet DM (kontrol karbohidrat, tinggi serat).
- Pantau GDS harian dan tanda hipo/hiperglikemia.
- Kolaborasi pemberian insulin/OHO sesuai resep.
**c. Edukasi Perawatan Kaki Diabetes** *(Kode SIKI: 5604)*
- Tindakan:
- Ajarkan inspeksi kaki harian.
- Hindari trauma kaki (gunakan alas kaki tertutup).
- Hindari pemotongan kuku yang dalam.
---
### **4. Rekomendasi Tambahan:**
- **Rujuk ke dokter** untuk evaluasi kemungkinan **gangguan vaskular (ABI test)** atau **osteomielitis**.
- **Konsultasi gizi** untuk penyesuaian diet diabetik.
---
**Catatan:**
- Kode SDKI/SLKI/SIKI di atas mengacu pada **PPNI Edisi Terkini**.
- Intervensi harus disesuaikan dengan kondisi pasien dan kebijakan fasilitas kesehatan.
Semoga membantu.