Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17502 | 18 May 2025
Klinis : . Laboratorium : • CD4: 140 sel/mm³ • Viral load: 27.000 copies/mL • Hb: 9,3 gr/dL • Albumin: 2,7 gr/dL • GDS: 90 mg/dL • Tes sputum: negatif TB
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI berdasarkan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko malnutrisi berhubungan dengan asupan nutrisi tidak adekuat ditandai dengan albumin 2,7 gr/dL.
- SDKI: Risiko malnutrisi (00039)
- SLKI: Peningkatan Intake Nutrisi (L05020)
- SIKI: Manajemen Nutrisi (I0110)
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan status imun ditandai dengan CD4 140 sel/mm³.
- SDKI: Intoleransi Aktivitas (00092)
- SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas (L06010)
- SIKI: Manajemen Energi (I0170)
3. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun ditandai dengan viral load 27.000 copies/mL.
- SDKI: Risiko Infeksi (00004)
- SLKI: Pencegahan Infeksi (L01010)
- SIKI: Manajemen Risiko Infeksi (I0200)
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar luaran keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI untuk menggambarkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Kode dan Definisi:
1. Risiko malnutrisi (00039): Keadaan klien yang berisiko mengalami penurunan berat badan, kehilangan massa otot, dan penurunan intake nutrisi yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
2. Intoleransi Aktivitas (00092): Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang mengakibatkan kelelahan.
3. Risiko Infeksi (00004): Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan. -
Article No. 17503 | 18 May 2025
Klinis : . Laboratorium : • CD4: 140 sel/mm³ • Viral load: 27.000 copies/mL • Hb: 9,3 gr/dL • Albumin: 2,7 gr/dL • GDS: 90 mg/dL • Tes sputum: negatif TB
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI – SLKI – SIKI**
*(Berdasarkan Data Laboratorium dan Standar PPNI)*
---
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Sistem Imun (SDKI Code: 00004)**
**Subdomain:** Perlindungan (Code: 0021)
**Fokus:** Respon Imun (Code: 070201)
**Penjelasan:**
- **CD4: 140 sel/mm³** (Immunosupresi berat, kriteria WHO: <200 sel/mm³) dan **Viral Load: 27.000 copies/mL** menunjukkan replikasi virus HIV aktif, meningkatkan risiko infeksi oportunistik.
- **Kriteria Mayor:** Penurunan sel T CD4+, peningkatan viral load, dan risiko infeksi sekunder.
**SLKI (Luaran):**
- **Kode SLKI 070201:** Respon imun membaik (target: CD4 meningkat, viral load turun).
- Indikator:
- Pasien bebas infeksi oportunistik (SLKI Code: 07020101).
- Nilai CD4 dalam rentang aman (>200 sel/mm³) (SLKI Code: 07020103).
**SIKI (Intervensi):**
- **Kode SIKI 4200:** Manajemen Sistem Imun
- Edukasi pencegahan infeksi (SIKI Code: 420004).
- Pemantauan tanda infeksi (SIKI Code: 420002).
- Kolaborasi pemberian ARV (SIKI Code: 420008).
---
### **2. Diagnosa Keperawatan:**
**Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI Code: 00002)**
**Subdomain:** Nutrisi (Code: 0011)
**Fokus:** Asupan Nutrisi (Code: 050101)
**Penjelasan:**
- **Hb: 9,3 gr/dL** (anemia) dan **Albumin: 2,7 gr/dL** (hipoalbuminemia) menunjukkan malnutrisi dan risiko gangguan penyembuhan luka.
- **Kriteria Mayor:** Penurunan albumin, anemia, dan kelemahan fisik.
**SLKI (Luaran):**
- **Kode SLKI 050101:** Status nutrisi membaik (target: Hb >12 gr/dL, albumin >3,5 gr/dL).
- Indikator:
- Peningkatan berat badan (SLKI Code: 05010101).
- Nilai laboratorium dalam rentang normal (SLKI Code: 05010104).
**SIKI (Intervensi):**
- **Kode SIKI 1100:** Manajemen Nutrisi
- Suplementasi nutrisi tinggi protein (SIKI Code: 110004).
- Pemantauan asupan kalori/hari (SIKI Code: 110002).
---
### **3. Diagnosa Keperawatan:**
**Risiko Infeksi (SDKI Code: 00005)**
**Subdomain:** Perlindungan (Code: 0021)
**Fokus:** Kontrol Infeksi (Code: 070202)
**Penjelasan:**
- **CD4 rendah** dan **hipoalbuminemia** meningkatkan kerentanan infeksi meskipun **sputum negatif TB**.
**SLKI (Luaran):**
- **Kode SLKI 070202:** Risiko infeksi terkendali (target: tidak ada gejala infeksi).
**SIKI (Intervensi):**
- **Kode SIKI 3500:** Pencegahan Infeksi
- Cuci tangan steril (SIKI Code: 350002).
- Hindari kontak dengan sumber infeksi (SIKI Code: 350006).
---
### **Catatan Akademik:**
- **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)** digunakan untuk menetapkan diagnosa berbasis NANDA-I yang diadaptasi PPNI.
- **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)** mengacu pada *Nursing Outcomes Classification (NOC)*.
- **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** merujuk pada *Nursing Interventions Classification (NIC)*.
**Referensi:**
- PPNI. (2019). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 1*.
- PPNI. (2019). *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 1*.
- PPNI. (2019). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 1*.
*(Format RTF tersedia sesuai permintaan.)* -
Article No. 17504 | 18 May 2025
Klinis : . Laboratorium : • CD4: 140 sel/mm³ • Viral load: 27.000 copies/mL • Hb: 9,3 gr/dL • Albumin: 2,7 gr/dL • GDS: 90 mg/dL • Tes sputum: negatif TB
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi laboratorium yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pasien memiliki kondisi berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B20
- Deskripsi: Penyakit akibat Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Penjelasan:
- Nilai CD4 yang rendah (140 sel/mm³) dan viral load yang tinggi (27.000 copies/mL) menunjukkan adanya infeksi HIV pada pasien.
- Sel CD4 kurang dari 200 sel/mm³ mengindikasikan infeksi HIV tahap lanjut atau AIDS.
- Kondisi ini sesuai dengan kode ICD-10 B20 untuk Penyakit akibat Human Immunodeficiency Virus (HIV).
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 90.59
- Deskripsi: Pemeriksaan laboratorium lainnya, tidak diklasifikasikan di tempat lain.
Penjelasan:
- Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan, termasuk CD4, viral load, hemoglobin, albumin, dan glukosa darah sewaktu, dapat dikodekan dengan kode ICD-9-CM 90.59 untuk Pemeriksaan laboratorium lainnya, tidak diklasifikasikan di tempat lain.
- Tes sputum yang negatif untuk tuberkulosis juga merupakan bagian dari pemeriksaan laboratorium yang dapat dikodekan dengan kode ini.
Secara keseluruhan, kode ICD-10 B20 untuk Penyakit akibat Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan kode ICD-9-CM 90.59 untuk Pemeriksaan laboratorium lainnya, tidak diklasifikasikan di tempat lain, dapat digunakan untuk mencatat dan mengkodekan kondisi pasien berdasarkan informasi laboratorium yang diberikan. -
Article No. 17505 | 18 May 2025
Klinis : . Laboratorium : • CD4: 140 sel/mm³ • Viral load: 27.000 copies/mL • Hb: 9,3 gr/dL • Albumin: 2,7 gr/dL • GDS: 90 mg/dL • Tes sputum: negatif TB
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan analisis yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan malnutrisi dan penurunan massa otot yang ditandai dengan CD4 rendah (140 sel/mm³) dan albumin rendah (2,7 gr/dL).
2. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun yang ditandai dengan CD4 rendah (140 sel/mm³) dan viral load tinggi (27.000 copies/mL).
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan asupan makanan yang tidak adekuat yang ditandai dengan Hb rendah (9,3 gr/dL) dan albumin rendah (2,7 gr/dL).
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas: Pasien akan meningkatkan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
2. Risiko Infeksi: Pasien akan bebas dari infeksi selama masa perawatan.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Pasien akan mencapai berat badan ideal dan mempertahankan kadar albumin dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
a. Kaji tingkat toleransi aktivitas pasien dan identifikasi faktor-faktor yang memengaruhinya.
b. Berikan pelatihan aktivitas bertingkat untuk meningkatkan toleransi secara bertahap.
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk mengoptimalkan asupan nutrisi.
d. Berikan dukungan emosional dan edukasi terkait pentingnya aktivitas dan nutrisi yang adekuat.
2. Risiko Infeksi:
a. Kaji tanda-tanda infeksi secara berkala.
b. Berikan intervensi untuk mencegah infeksi, seperti perawatan luka, higiene, dan pemberian antibiotik sesuai indikasi.
c. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memonitor dan mengelola infeksi secara komprehensif.
d. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
a. Kaji status nutrisi pasien secara berkala, termasuk berat badan, asupan makanan, dan laboratorium.
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan dan mengevaluasi program nutrisi yang sesuai.
c. Berikan makanan atau suplemen nutrisi yang kaya nutrisi dan kalori untuk meningkatkan asupan.
d. Pantau dan evaluasi perubahan status nutrisi pasien secara teratur.
Dengan intervensi keperawatan yang tepat dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan memulihkan kondisi kesehatannya secara optimal. -
Article No. 17506 | 18 May 2025
Klinis : . Laboratorium : • CD4: 140 sel/mm³ • Viral load: 27.000 copies/mL • Hb: 9,3 gr/dL • Albumin: 2,7 gr/dL • GDS: 90 mg/dL • Tes sputum: negatif TB
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI – SLKI – SIKI**
*(Berdasarkan Data Laboratorium dan Standar PPNI)*
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Sistem Imun (SDKI Code: 00004)**
**Penjelasan:**
- **Subjektif/Objektif:** Kadar CD4 **140 sel/mm³** (imunosupresi berat; nilai normal: 500–1600 sel/mm³), viral load **27.000 copies/mL** (indikasi replikasi HIV aktif), dan albumin **2,7 gr/dL** (hipoalbuminemia mengindikasikan malnutrisi atau inflamasi kronis).
- **Fokus:** Penurunan fungsi imun meningkatkan risiko infeksi oportunistik.
**SLKI (Luaran):**
- **Kode SLKI 1401:** *Peningkatan jumlah sel CD4* (Target: CD4 >200 sel/mm³).
- **Kode SLKI 1403:** *Penurunan viral load* (Target: <1.000 copies/mL).
**SIKI (Intervensi):**
- **Kode SIKI 4200:** *Manajemen Sistem Imun* (termasuk edukasi pencegahan infeksi).
- **Kode SIKI 2410:** *Pemantauan Tanda Infeksi* (observasi demam, lesi oral, dll.).
---
### **2. Diagnosa Keperawatan:**
**Risiko Infeksi (SDKI Code: 00005)**
**Penjelasan:**
- **Rasional:** CD4 <200 sel/mm³ dan viral load tinggi meningkatkan kerentanan terhadap infeksi oportunistik (misal: pneumonia, kandidiasis), meskipun tes sputum TB negatif.
**SLKI (Luaran):**
- **Kode SLKI 1501:** *Tidak terjadi infeksi* (bebas demam, lesi, atau gejala infeksi).
**SIKI (Intervensi):**
- **Kode SIKI 2410:** *Pemantauan Tanda Infeksi* (seperti di atas).
- **Kode SIKI 3520:** *Edukasi Kebersihan Diri* (cuci tangan, hindari kerumunan).
---
### **3. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI Code: 00002)**
**Penjelasan:**
- **Subjektif/Objektif:** Albumin **2,7 gr/dL** (normal: 3,5–5,5 gr/dL) dan Hb **9,3 gr/dL** (anemia). Menunjukkan malnutrisi protein-energi, yang memperburuk imunosupresi.
**SLKI (Luaran):**
- **Kode SLKI 1202:** *Peningkatan asupan nutrisi* (target albumin ?3,0 gr/dL).
- **Kode SLKI 1203:** *Peningkatan kadar hemoglobin* (target Hb >10 gr/dL).
**SIKI (Intervensi):**
- **Kode SIKI 2120:** *Manajemen Nutrisi* (konsultasi gizi, diet tinggi protein).
- **Kode SIKI 2140:** *Suplementasi Nutrisi* (jika diperlukan).
---
### **4. Diagnosa Keperawatan:**
**Fatigue (SDKI Code: 00034)**
**Penjelasan:**
- **Rasional:** Anemia (Hb 9,3 gr/dL) dan hipoalbuminemia menyebabkan kelemahan fisik, mengurangi toleransi aktivitas.
**SLKI (Luaran):**
- **Kode SLKI 0403:** *Peningkatan energi* (pasien melaporkan penurunan fatigue).
**SIKI (Intervensi):**
- **Kode SIKI 1440:** *Manajemen Fatigue* (pengaturan aktivitas, istirahat adekuat).
---
### **Catatan Akademis:**
- **Kode SDKI/SLKI/SIKI** mengacu pada *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia* (PPNI, 2017–2020).
- **Pendekatan Holistik:** Intervensi harus mencakup kolaborasi dengan dokter (misal: terapi ARV untuk viral load) dan ahli gizi.
- **Evaluasi:** Pemantauan laboratorium serial (CD4, viral load, albumin) diperlukan untuk menilai efektivitas intervensi.
*(Format RTF siap dicetak/digunakan dalam dokumentasi keperawatan.)* -
Article No. 17507 | 18 May 2025
Klinis : Seorang laki-laki 55 tahun dirawat di RS dengan stroke iskemik. Hasil pengkajian: afasia, hemiplegi kiri, tonus otot ekstremitas kiri 2, tidak bisa mengangkat bahu, menjulurkan lidah. Tidak BAB sejak 3 hari lalu. GCS 12 (E3V4M5), TD 190/100 mmHg, nadi 93x/menit, suhu 36,3 °C, RR 22x/menit. Lab: gula darah puasa 180 mg/dL, kolesterol 211 mg/dL, HDL 33 mg/dL, LDL 140,8 mg/dL
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran atau output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) untuk kasus seorang laki-laki 55 tahun dengan stroke iskemik.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Mobilitas Fisik Terganggu berhubungan dengan kelemahan otot, penurunan koordinasi dan kontrol motorik akibat stroke iskemik.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan penurunan refleks batuk dan muntah akibat afasia.
3. Resiko Konstipasi berhubungan dengan penurunan aktivitas fisik, perubahan pola diet, dan keterbatasan mobilitas akibat stroke iskemik.
4. Perubahan Perfusi Jaringan Serebral berhubungan dengan oklusi pembuluh darah otak akibat stroke iskemik.
5. Risiko Jatuh berhubungan dengan penurunan kekuatan otot dan gangguan keseimbangan akibat hemiplegi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Mobilitas Fisik Membaik: Pasien dapat bergerak secara mandiri atau dengan bantuan minimal, aktivitas fungsional meningkat, tidak ada komplikasi terkait imobilitas.
2. Bersihan Jalan Napas Efektif: Pasien dapat batuk dan bernapas dengan lancar, menggunakan teknik napas dalam, dan sekresi jalan napas minimal.
3. Bebas Konstipasi: Pasien dapat buang air besar secara regular tanpa bantuan, tidak mengalami distensi abdomen atau gejala lain.
4. Perfusi Serebral Membaik: Tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda penurunan aliran darah otak.
5. Bebas Risiko Jatuh: Pasien tidak mengalami jatuh selama perawatan, dapat bergerak dengan aman dan stabil.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Mobilitas Fisik Terganggu:
- Fasilitasi latihan ROM aktif dan pasif untuk ekstremitas kiri
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi
- Berikan bantuan dalam aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan pasien
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya mobilisasi dan latihan
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas:
- Auskultasi suara napas dan suction sputum jika perlu
- Latih teknik batuk efektif dan napas dalam
- Kolaborasi dengan terapi respirasi untuk intervensi tambahan
- Posisikan pasien untuk memfasilitasi drainase sekret
3. Risiko Konstipasi:
- Evaluasi pola defekasi dan riwayat konstipasi
- Berikan intake cairan dan makanan berserat yang cukup
- Berikan laksatif atau supositoria sesuai indikasi
- Stimulasi taktil pada abdomen dan latihan mobilisasi
4. Perubahan Perfusi Jaringan Serebral:
- Monitor tanda-tanda vital secara rutin
- Kolaborasi dengan dokter untuk pengaturan obat-obatan antihipertensi
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya kontrol tekanan darah
5. Risiko Jatuh:
- Lakukan asesmen risiko jatuh secara komprehensif
- Sediakan alat bantu mobilisasi yang sesuai
- Terapkan pencegahan jatuh seperti pemberian pagar di sisi tempat tidur
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan jatuh
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas telah diberikan. Saya berharap informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien dengan stroke iskemik. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 17508 | 18 May 2025
Klinis : Retinoblastoma
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakefektifan Pola Nafas
Kode SDKI: 00033
Definisi: Berisiko mengalami gangguan pada mekanisme yang mengatur ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi yang adekuat.
2. Risiko Gangguan Integritas Kulit
Kode SDKI: 00047
Definisi: Berisiko mengalami perubahan struktur dan fungsi kulit.
3. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Kode SDKI: 00179
Definisi: Berisiko mengalami fluktuasi kadar glukosa darah di luar rentang normal.
4. Risiko Ketidakefektifan Pola Tidur
Kode SDKI: 00198
Definisi: Berisiko mengalami gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang mengakibatkan ketidaknyamanan atau disfungsi.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). SDKI membantu perawat dalam mengidentifikasi dan mengelola masalah kesehatan pasien secara sistematis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi luaran keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. SLKI membantu perawat dalam menetapkan dan mengevaluasi hasil intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. SIKI membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan masalah kesehatan pasien.
Dalam konteks retinoblastoma, diagnosa keperawatan yang telah disebutkan di atas dapat membantu perawat dalam mengelola risiko dan masalah kesehatan yang mungkin timbul pada pasien dengan kondisi tersebut, seperti risiko gangguan pernafasan, risiko gangguan integritas kulit, risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah, dan risiko ketidakefektifan pola tidur. -
Article No. 17509 | 18 May 2025
Klinis : Kalo SLKI nya presepsi sensori SIKI nya apa
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi tersebut dapat diklasifikasikan sebagai gangguan persepsi sensori (SLKI) yang menyebabkan gangguan mental (SIKI). Untuk kode diagnosis ICD-10 dan kode prosedur ICD-9-CM yang sesuai, berikut adalah penjelasannya:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F29
- Deskripsi: Gangguan psikotik tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.24
- Deskripsi: Terapi psikofarmakologi, tidak di tempat lain diklasifikasikan
Penjelasan:
- Kode ICD-10 F29 (Gangguan psikotik tidak spesifik) mencakup diagnosis yang sesuai dengan kondisi ini, yaitu gangguan persepsi sensori yang menyebabkan gangguan mental atau psikotik.
- Kode ICD-9-CM 94.24 (Terapi psikofarmakologi) dapat digunakan jika pasien memerlukan intervensi farmakologis untuk mengelola gejala psikotik yang timbul akibat gangguan persepsi sensori.
- Dalam praktik klinis, evaluasi yang menyeluruh dan pemeriksaan medis yang lengkap diperlukan untuk menegakkan diagnosis yang tepat dan menentukan tatalaksana yang sesuai. -
Article No. 17510 | 18 May 2025
Klinis : Kalo SLKI nya presepsi sensori SIKI nya apa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda tanyakan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi: Presepsi Sensori
Berdasarkan Sistem Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi presepsi sensori adalah:
1. Gangguan Sensori Persepsi: Penglihatan
2. Gangguan Sensori Persepsi: Pendengaran
3. Gangguan Sensori Persepsi: Kinestetik
4. Gangguan Sensori Persepsi: Perabaan
Masing-masing diagnosa keperawatan ini mencakup perubahan dalam persepsi sensorik yang dialami oleh pasien, yang dapat mempengaruhi kemampuannya dalam menerima, menginterpretasi, dan merespons stimulus sensorik dengan tepat.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan dapat dicapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pemulihan Sensori Persepsi: Penglihatan
2. Pemulihan Sensori Persepsi: Pendengaran
3. Pemulihan Sensori Persepsi: Kinestetik
4. Pemulihan Sensori Persepsi: Perabaan
Masing-masing luaran ini mencakup pemulihan kemampuan pasien dalam menerima, menginterpretasi, dan merespons stimulus sensorik dengan tepat, sehingga dapat kembali berfungsi secara optimal dalam kehidupan sehari-hari.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan antara lain:
1. Manajemen Sensori Persepsi: Penglihatan
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi visual
- Implementasi terapi stimulasi visual
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai perawatan mata
2. Manajemen Sensori Persepsi: Pendengaran
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi auditori
- Implementasi terapi stimulasi auditori
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai perawatan telinga
3. Manajemen Sensori Persepsi: Kinestetik
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi kinestetik
- Implementasi terapi stimulasi kinestetik
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai latihan gerak dan aktivitas
4. Manajemen Sensori Persepsi: Perabaan
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi taktil
- Implementasi terapi stimulasi taktil
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai perawatan kulit dan sentuhan
Masing-masing intervensi keperawatan ini bertujuan untuk memulihkan fungsi sensorik pasien, sehingga dapat mencapai luaran yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 17408 | 17 May 2025
Klinis : Seorang laki-laki 33 tahun datang ke RS dengan hipertensi pulmonal. Hasil pengkajian, pasien mengeluh cepat lelah, sesak saat beraktivitas, TD 110/70 mmHg, RR 24×/menit, nadi 56×/menit, pembesaran vena jugularis (+), bunyi jantung S2 tajam. Hasil EKG: hipertrofi ventrikel kanan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan hipertensi pulmonal, ditandai dengan sesak saat beraktivitas, frekuensi napas 24 x/menit.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan hipertensi pulmonal, ditandai dengan pasien mengeluh cepat lelah saat beraktivitas.
3. Perubahan perfusi jaringan kardiopulmonal berhubungan dengan hipertensi pulmonal, ditandai dengan pembesaran vena jugularis (+) dan bunyi jantung S2 tajam.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola napas efektif, ditandai dengan frekuensi napas 12-20 x/menit, irama napas teratur, tidak ada retraksi dinding dada, dan saturasi oksigen dalam batas normal.
2. Toleransi aktivitas meningkat, ditandai dengan pasien dapat melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
3. Perfusi jaringan kardiopulmonal membaik, ditandai dengan penurunan tekanan darah pulmonal, penurunan pembesaran vena jugularis, dan bunyi jantung normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen jalan napas, meliputi:
a. Memantau pola napas dan status oksigenasi.
b. Memberikan oksigen sesuai kebutuhan.
c. Mengajarkan teknik napas dalam dan latihan batuk efektif.
2. Manajemen aktivitas, meliputi:
a. Mengidentifikasi aktivitas yang dapat dilakukan tanpa menimbulkan kelelahan berlebihan.
b. Mengatur jadwal aktivitas dan istirahat yang seimbang.
c. Mengajarkan teknik penghematan energi.
3. Manajemen perfusi, meliputi:
a. Memantau tanda-tanda vital dan status hemodinamik.
b. Mengkaji adanya edema dan pembesaran vena jugularis.
c. Memberikan terapi farmakologi sesuai indikasi (diuretik, vasodilator, antikoagulan, dll).
d. Mengajarkan pasien untuk menghindari aktivitas yang dapat meningkatkan tekanan darah pulmonal.
Penjelasan rinci untuk setiap poin:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Ketidakefektifan pola napas: Hipertensi pulmonal dapat menyebabkan penurunan compliance paru dan peningkatan resistensi saluran napas, sehingga menyebabkan sesak saat beraktivitas.
b. Intoleransi aktivitas: Hipertensi pulmonal dapat menyebabkan peningkatan afterload jantung kanan, sehingga menurunkan cardiac output dan menimbulkan kelelahan saat beraktivitas.
c. Perubahan perfusi jaringan kardiopulmonal: Hipertensi pulmonal dapat menyebabkan hipertrofi ventrikel kanan, pembesaran vena jugularis, dan bunyi jantung S2 tajam akibat peningkatan tekanan darah pulmonal.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Pola napas efektif: Menunjukkan adanya perbaikan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat.
b. Toleransi aktivitas meningkat: Menunjukkan peningkatan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan berlebihan.
c. Perfusi jaringan kardiopulmonal membaik: Menunjukkan penurunan tekanan darah pulmonal dan perbaikan fungsi kardiovaskular.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen jalan napas: Intervensi ini bertujuan untuk mempertahankan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat.
b. Manajemen aktivitas: Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan toleransi aktivitas pasien dengan hipertensi pulmonal.
c. Manajemen perfusi: Intervensi ini bertujuan untuk memperbaiki perfusi jaringan kardiopulmonal dan menurunkan tekanan darah pulmonal.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami pengelolaan keperawatan pada pasien dengan hipertensi pulmonal. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya.