Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17492 | 18 May 2025
Klinis : Ny. A, usia 35 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri perut bagian bawah, haid yang sangat banyak dan berkepanjangan selama 2 minggu, serta lemas. Hasil USG menunjukkan adanya mioma intramural berukuran 5 cm. Hb: 8,5 g/dL.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penyebab: Adanya mioma intramural yang menyebabkan nyeri perut bagian bawah.
2. Perdarahan Abnormal
Definisi: Perdarahan yang tidak normal, baik dalam jumlah, waktu, atau durasi, yang tidak sesuai dengan siklus menstruasi normal.
Penyebab: Adanya mioma intramural yang menyebabkan perdarahan haid yang sangat banyak dan berkepanjangan.
3. Kelelahan
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami keletihan fisik dan mental yang terus-menerus dan berkepanjangan.
Penyebab: Anemia yang disebabkan oleh perdarahan haid yang berkepanjangan.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut
- Klien melaporkan nyeri menurun dari skala 7 menjadi 3.
- Klien mampu menggunakan teknik manajemen nyeri secara efektif.
- Tidak terjadi komplikasi akibat nyeri.
2. Perdarahan Abnormal
- Klien menunjukkan tanda-tanda perdarahan haid yang normal.
- Kadar hemoglobin (Hb) meningkat dari 8,5 g/dL menjadi minimal 10 g/dL.
- Klien tidak mengalami komplikasi akibat perdarahan.
3. Kelelahan
- Klien melaporkan peningkatan energi dan stamina.
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
- Klien tidak menunjukkan tanda-tanda anemia yang parah.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
- Monitor tanda-tanda vital dan respons klien terhadap intervensi.
2. Perdarahan Abnormal
- Lakukan pengkajian tanda-tanda vital dan tanda-tanda perdarahan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi hormonal atau intervensi medis lainnya.
- Berikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang perawatan diri, nutrisi, dan aktivitas yang sesuai.
- Monitor perkembangan kondisi klien, termasuk kadar hemoglobin (Hb).
3. Kelelahan
- Lakukan pengkajian faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan, seperti anemia, pola tidur, dan aktivitas.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi yang sesuai, seperti suplemen besi.
- Bantu klien dalam merencanakan aktivitas sehari-hari dan istirahat yang cukup.
- Berikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang manajemen kelelahan.
- Monitor perkembangan kondisi klien, termasuk tanda-tanda anemia.
Penjelasan yang diberikan di atas merupakan saran diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai dengan kondisi Ny. A. Sebagai perawat, saya berharap agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan membantu Ny. A mencapai hasil yang diharapkan. -
Article No. 17493 | 18 May 2025
Klinis : Ny. A, usia 35 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri perut bagian bawah, haid yang sangat banyak dan berkepanjangan selama 2 minggu, serta lemas. Hasil USG menunjukkan adanya mioma intramural berukuran 5 cm. Hb: 8,5 g/dL.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Tanda dan Gejala: Ny. A mengalami nyeri perut bagian bawah, yang merupakan tanda adanya kerusakan jaringan.
2. Pendarahan Berlebihan
Definisi: Pengeluaran darah dari saluran reproduksi yang melebihi normal.
Tanda dan Gejala: Ny. A mengalami haid yang sangat banyak dan berkepanjangan selama 2 minggu.
3. Kelelahan
Definisi: Pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk mempertahankan aktivitas fisik atau psikologis yang diperlukan atau diinginkan.
Tanda dan Gejala: Ny. A merasa lemas, yang merupakan tanda kelelahan.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
1. Kontrol Nyeri
Definisi: Kemampuan individu untuk mengendalikan pengalaman nyeri pada tingkat yang dapat diterima.
Kriteria Hasil:
a. Klien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memperberat atau meringankan nyeri.
b. Klien dapat mendemonstrasikan teknik penanganan nyeri yang efektif.
c. Klien melaporkan penurunan intensitas nyeri.
2. Pemulihan Hemoragik
Definisi: Kemampuan untuk memulihkan kondisi akibat kehilangan darah yang berlebihan.
Kriteria Hasil:
a. Klien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
b. Klien melaporkan penurunan perdarahan.
c. Klien menunjukkan peningkatan kadar hemoglobin.
3. Manajemen Kelelahan
Definisi: Kemampuan untuk mencegah dan mengendalikan kelelahan.
Kriteria Hasil:
a. Klien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan.
b. Klien dapat mendemonstrasikan strategi manajemen kelelahan yang efektif.
c. Klien melaporkan peningkatan energi dan pengurangan kelelahan.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Manajemen Nyeri
a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan derajat nyeri yang dirasakan klien.
b. Identifikasi faktor-faktor yang memperberat atau meringankan nyeri.
c. Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik yang sesuai.
2. Manajemen Perdarahan
a. Monitor tanda-tanda vital, perdarahan, dan kadar hemoglobin.
b. Ajarkan klien untuk memantau pola haid dan melaporkan perubahan yang terjadi.
c. Berikan dukungan emosional dan informasi terkait kondisi klien.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan mioma uteri.
3. Manajemen Kelelahan
a. Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan, seperti anemia dan perdarahan.
b. Ajarkan klien teknik manajemen kelelahan, seperti istirahat yang cukup, menjaga pola makan, dan aktivitas ringan.
c. Berikan dukungan emosional dan informasi terkait cara mengelola kelelahan.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian suplementasi yang sesuai.
Penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif diharapkan dapat membantu Ny. A dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dialaminya, sehingga dapat mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 17494 | 18 May 2025
Klinis : Ny. A, usia 35 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri perut bagian bawah, haid yang sangat banyak dan berkepanjangan selama 2 minggu, serta lemas. Hasil USG menunjukkan adanya mioma intramural berukuran 5 cm. Hb: 8,5 g/dL.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang dialami Ny. A, maka dapat ditetapkan beberapa diagnosa keperawatan berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Nyeri akut (kode: 00132)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul secara tiba-tiba atau lambat, dengan tingkat intensitas ringan hingga berat, dan berlangsung dalam jangka waktu kurang dari 3 bulan.
b. Pendarahan (kode: 00132)
Definisi: Keluarnya darah dari pembuluh darah dalam jumlah yang melebihi normal.
c. Intoleransi aktivitas (kode: 00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena keterbatasan kapasitas fisik.
2. Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan yang dialami oleh klien. Setiap diagnosa keperawatan memiliki kode dan definisi yang jelas.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menetapkan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang dilakukan. Setiap luaran keperawatan memiliki kode dan definisi yang jelas.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menetapkan tindakan atau intervensi keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Setiap intervensi keperawatan memiliki kode dan definisi yang jelas.
Dalam kondisi Ny. A, diagnosa keperawatan yang dapat diterapkan adalah nyeri akut, pendarahan, dan intoleransi aktivitas. Perawat dapat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar. -
Article No. 17495 | 18 May 2025
Klinis : Ny. A, usia 35 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri perut bagian bawah, haid yang sangat banyak dan berkepanjangan selama 2 minggu, serta lemas. Hasil USG menunjukkan adanya mioma intramural berukuran 5 cm. Hb: 8,5 g/dL.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kasus Ny. A:
### **Diagnosa Keperawatan**
**Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (D.0018)**
*Definisi:* Kondisi di mana individu mengalami ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan serta elektrolit, yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi tubuh.
*Faktor yang Berhubungan:*
- Perdarahan uterus abnormal (menorrhagia) akibat mioma uteri.
- Penurunan kadar hemoglobin (Hb: 8,5 g/dL) mengindikasikan anemia.
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (L.0105)**
*Kriteria Luaran:*
- Tanda-tanda vital dalam batas normal (TD, nadi, pernapasan).
- Mukosa bibir lembab, turgor kulit baik.
- Tidak ada keluhan lemas berlebihan.
- Asupan cairan adekuat.
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Manajemen Keseimbangan Cairan (I.0901)**
*Tindakan Keperawatan:*
1. **Pemantauan Tanda Vital** – Observasi tekanan darah, nadi, dan pernapasan untuk mendeteksi tanda hipovolemia.
2. **Pemberian Cairan Intravena (Jika Diperlukan)** – Kolaborasi dengan dokter untuk terapi cairan jika terjadi tanda dehidrasi atau syok hipovolemik.
3. **Edukasi Asupan Cairan dan Nutrisi** – Anjurkan konsumsi makanan tinggi zat besi dan cairan yang cukup.
4. **Pemantauan Perdarahan** – Observasi jumlah dan karakteristik perdarahan untuk menilai efektivitas intervensi.
### **Diagnosa Keperawatan Tambahan (Jika Diperlukan)**
**Nyeri Akut (D.0029)** terkait distensi uterus dan perdarahan.
**Intoleransi Aktivitas (D.0005)** terkait anemia dan kelemahan.
### **Penjelasan Singkat**
- **SDKI (D.0018)** digunakan karena pasien mengalami gangguan keseimbangan cairan akibat perdarahan berkepanjangan.
- **SLKI (L.0105)** menjadi target luaran untuk memastikan pasien mencapai status hidrasi yang adekuat.
- **SIKI (I.0901)** mencakup intervensi untuk mempertahankan volume cairan dan mencegah komplikasi anemia.
*Rekomendasi:*
- Kolaborasi dengan dokter untuk terapi medis (misalnya: pemberian suplemen zat besi atau transfusi darah jika diperlukan).
- Edukasi pasien mengenai tanda-tanda perdarahan berlebihan dan pentingnya kontrol berkala.
Semoga penjelasan ini membantu. Jika memerlukan penjabaran lebih lanjut, silakan ditanyakan.
**Sumber Referensi:**
- Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 5.
- Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 4.
- Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 4. -
Article No. 17496 | 18 May 2025
Klinis : Ny. A, usia 35 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri perut bagian bawah, haid yang sangat banyak dan berkepanjangan selama 2 minggu, serta lemas. Hasil USG menunjukkan adanya mioma intramural berukuran 5 cm. Hb: 8,5 g/dL.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan memperhatikan kondisi Ny. A yang berusia 35 tahun, dengan keluhan nyeri perut bagian bawah, haid yang sangat banyak dan berkepanjangan selama 2 minggu, serta lemas, serta hasil USG yang menunjukkan adanya mioma intramural berukuran 5 cm dan Hb yang rendah (8,5 g/dL), berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang dapat ditetapkan:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Kode SDKI: 00021 Perdarahan Berlebih
b. Definisi: Pengeluaran darah dari vagina melebihi normal, yang dapat terjadi secara terus-menerus atau intermiten.
2. Diagnosa Keperawatan:
a. Kode SDKI: 00023 Nyeri Akut
b. Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
3. Diagnosa Keperawatan:
a. Kode SDKI: 00026 Defisit Volume Cairan
b. Definisi: Kekurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intrasellular.
4. Diagnosa Keperawatan:
a. Kode SLKI: 00228 Manajemen Perdarahan
b. Definisi: Tindakan untuk mengendalikan atau mengurangi perdarahan.
5. Diagnosa Keperawatan:
a. Kode SLKI: 00134 Manajemen Nyeri
b. Definisi: Tindakan untuk mengontrol, mengurangi, atau menghilangkan nyeri.
6. Diagnosa Keperawatan:
a. Kode SIKI: 10017 Peningkatan Hematologi
b. Definisi: Pemulihan kadar komponen darah normal.
Dalam konteks ini, perawat dapat menggunakan diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi permasalahan yang dialami oleh Ny. A, seperti menangani perdarahan yang berlebih, mengelola nyeri, dan memulihkan status hematologi. Diagnosa dan intervensi keperawatan tersebut berpedoman pada SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 17497 | 18 May 2025
Klinis : Ds: pasien mengatakan kandung kemih terasa penuh. BAK hanya sedikit Do : darah di kantong kateter, urine 50 cc, riwayat prostat, pasien menggunakan kateter
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci terkait kondisi yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang paling sesuai dengan kondisi pasien adalah Retensi Urin. Kondisi ini ditandai dengan pasien mengeluhkan kandung kemih yang terasa penuh dan hanya bisa mengeluarkan sedikit urine. Adanya darah di kantong kateter juga menunjukkan adanya masalah pada saluran kemih.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Buang Air Kecil Kembali Normal
- Pasien dapat berkemih secara normal tanpa bantuan kateter
- Volume urine yang dikeluarkan sesuai dengan asupan cairan
- Tidak ada keluhan rasa penuh di kandung kemih
2. Tidak Ada Komplikasi
- Tidak ada tanda-tanda infeksi saluran kemih (demam, nyeri, disuria)
- Tidak ada kerusakan pada ginjal atau organ lain akibat retensi urin
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Eliminasi
- Monitor intake dan output cairan
- Auskultasi suara bising usus dan berikan nutrisi adekuat
- Bantu pasien berkemih secara teratur (jika perlu gunakan kateter intermiten)
- Jaga kebersihan area genital dan kantong urine
2. Manajemen Infeksi
- Monitor tanda-tanda infeksi (suhu, nyeri, disuria)
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik jika perlu
- Ganti kateter secara rutin dan jaga kebersihan alat
3. Edukasi Kesehatan
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai penyebab, pencegahan, dan penanganan retensi urin
- Ajarkan pasien cara berkemih secara mandiri
- Motivasi pasien untuk meningkatkan intake cairan dan melakukan latihan otot dasar panggul
Melalui intervensi-intervensi tersebut, diharapkan pasien dapat memulihkan pola berkemihnya secara normal dan tidak mengalami komplikasi akibat retensi urin yang dialaminya. Perawat berperan penting dalam memantau, mengintervensi, dan mengedukasi pasien untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 17498 | 18 May 2025
Klinis : Ds: pasien mengatakan kandung kemih terasa penuh. BAK hanya sedikit Do : darah di kantong kateter, urine 50 cc, riwayat prostat, pasien menggunakan kateter. Pasien dengan diagnosa CKD stage 5
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah "Gangguan Eliminasi Urin" (SDKI). Diagnosis ini tepat karena pasien menunjukkan gejala-gejala yang mengarah pada adanya gangguan dalam proses eliminasi urin, seperti kandung kemih terasa penuh, volume urin yang sedikit, serta adanya darah dalam kantong kateter.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan: Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat.
2. Eliminasi Urin: Pasien dapat melakukan eliminasi urin secara efektif.
3. Integritas Membrane Mukosa: Membran mukosa kandung kemih pasien terjaga integritasnya.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pantau intake dan output cairan pasien secara ketat.
2. Kaji status cairan pasien, seperti tanda-tanda dehidrasi atau overload cairan.
3. Berikan cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
4. Lakukan perawatan kateter sesuai prosedur, termasuk memantau adanya komplikasi.
5. Lakukan irigasi kandung kemih jika perlu untuk menghilangkan darah dan memfasilitasi pengosongan kandung kemih.
6. Edukasikan pasien dan keluarga mengenai pentingnya menjaga kebersihan dan mempertahankan eliminasi urin yang adekuat.
7. Kolaborasi dengan tim medis lain (misalnya dokter urologi) untuk mengatasi penyebab mendasar gangguan eliminasi urin, seperti pembesaran prostat.
8. Monitor fungsi ginjal pasien dan cegah komplikasi terkait penyakit ginjal kronis (CKD) stadium 5.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan "Gangguan Eliminasi Urin" dipilih karena pasien menunjukkan gejala-gejala yang jelas terkait dengan adanya masalah dalam proses eliminasi urin, seperti rasa penuh pada kandung kemih, volume urin yang sedikit, serta ditemukannya darah dalam kantong kateter. Kondisi ini perlu segera diatasi untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan mencakup tiga aspek utama, yaitu:
1. Keseimbangan Cairan: Hal ini penting untuk memastikan pasien tidak mengalami dehidrasi atau overload cairan, yang dapat memperburuk kondisi pasien.
2. Eliminasi Urin: Pasien harus dapat melakukan eliminasi urin secara efektif untuk mencegah stagnasi urin dan infeksi saluran kemih.
3. Integritas Membran Mukosa: Pemantauan terhadap integritas membran mukosa kandung kemih penting untuk mencegah komplikasi, seperti infeksi atau perdarahan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi: pemantauan intake-output, penilaian status cairan, pemberian cairan, perawatan kateter, irigasi kandung kemih, edukasi pasien dan keluarga, serta kolaborasi dengan tim medis lain. Semua intervensi ini bertujuan untuk mengatasi masalah eliminasi urin yang dialami pasien dan mencegah komplikasi lebih lanjut, terutama pada pasien dengan penyakit ginjal kronis stadium 5. -
Article No. 17499 | 18 May 2025
Klinis : pasien mengeluh seluruh badannya panas. Panas dirasakan sepanjang hari sejak 2 hari yang lalu sampai hari ini, suhu tubuh 38,7°C. Pasien juga mengatakan makan 3 kali sehari tetapi sedikit dikarenakan tidak nafsu makan, pasien mengatakan lemas dan bibir terlihat kering. TTV N : 97x/menit TD: 130/70mmHg RR: 20x/menit S: 38,7°C. pasien mengatakan sulit tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Hipertermia (00007)**
**Penjelasan Singkat:**
Hipertermia adalah kondisi di mana suhu tubuh meningkat di atas rentang normal (?38°C) karena ketidakmampuan tubuh dalam mengatur suhu secara efektif. Pada kasus ini, pasien mengalami peningkatan suhu tubuh (38,7°C) disertai keluhan badan terasa panas, lemas, bibir kering, dan penurunan nafsu makan.
---
**Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) – Kode 00007: Hipertermia**
**Definisi:** Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal.
**Karakteristik Mayor:**
- Suhu tubuh >38°C
- Kulit teraba hangat
- Peningkatan frekuensi pernapasan
- Takikardia
**Karakteristik Minor:**
- Kelelahan
- Anoreksia
- Dehidrasi (bibir kering)
- Gangguan tidur
---
**Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) – Kode 1401: Termoregulasi**
**Kriteria Hasil:**
1. Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5–37,5°C).
2. Pasien tidak mengeluh badan panas.
3. Tanda vital stabil (nadi, tekanan darah, pernapasan dalam batas normal).
4. Bibir lembap dan tidak ada tanda dehidrasi.
5. Nafsu makan membaik.
6. Pasien dapat tidur dengan nyenyak.
---
**Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) – Kode 3920: Manajemen Hipertermia**
**Intervensi Keperawatan:**
1. **Monitor suhu tubuh** setiap 2–4 jam dan catat perkembangannya.
2. **Berikan kompres hangat/dingin** pada area lipatan tubuh (aksila, leher, selangkangan).
3. **Anjurkan asupan cairan yang adekuat** untuk mencegah dehidrasi.
4. **Lakukan tirah baring** untuk mengurangi peningkatan metabolisme.
5. **Kolaborasi pemberian antipiretik** sesuai indikasi medis.
6. **Ajarkan teknik relaksasi** untuk meningkatkan kenyamanan dan kualitas tidur.
7. **Pantau tanda-tanda dehidrasi** (turgor kulit, mukosa mulut, produksi urine).
---
**Kesimpulan:**
Pasien memerlukan intervensi keperawatan untuk menurunkan suhu tubuh, mempertahankan keseimbangan cairan, dan meningkatkan kenyamanan. Pemantauan ketat terhadap tanda vital dan respons terapi diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
*(Sumber: PPNI, 2017 – Standar Diagnosis, Luaran, dan Intervensi Keperawatan Indonesia)* -
Article No. 17500 | 18 May 2025
Klinis : pasien mengeluh seluruh badannya panas. Panas dirasakan sepanjang hari sejak 2 hari yang lalu sampai hari ini, suhu tubuh 38,7°C. Pasien juga mengatakan makan 3 kali sehari tetapi sedikit dikarenakan tidak nafsu makan, pasien mengatakan lemas dan bibir terlihat kering. TTV N : 97x/menit TD: 130/70mmHg RR: 20x/menit S: 38,7°C. pasien mengatakan sulit tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosis keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
Hipertermia (00007)
Definisi SDKI:
Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
Luaran SLKI:
Termoregulasi (0800)
Definisi: Kemampuan untuk mengatur suhu tubuh.
Intervensi SIKI:
Manajemen Demam (6480)
Definisi: Tindakan untuk menurunkan atau mengontrol suhu tubuh yang di atas normal.
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami peningkatan suhu tubuh di atas normal (hipertermia) dengan suhu 38,7°C. Hal ini dapat disebabkan oleh proses infeksi atau lainnya. Perawatan yang diperlukan adalah manajemen demam, seperti pemberian obat penurun demam, kompres hangat, dan tindakan untuk mempertahankan atau menurunkan suhu tubuh pasien.
Selain itu, pasien juga mengalami gejala lain seperti nafsu makan menurun, lemah, bibir kering, dan kesulitan tidur. Tanda-tanda ini dapat terkait dengan hipertermia yang dialami pasien. Perawatan yang diperlukan juga mencakup pemantauan tanda-tanda vital, pemberian nutrisi yang cukup, dan manajemen istirahat/tidur. -
Article No. 17501 | 18 May 2025
Klinis : pasien mengeluh seluruh badannya panas. Panas dirasakan sepanjang hari sejak 2 hari yang lalu sampai hari ini, suhu tubuh 38,7°C. Pasien juga mengatakan makan 3 kali sehari tetapi sedikit dikarenakan tidak nafsu makan, pasien mengatakan lemas dan bibir terlihat kering. TTV N : 97x/menit TD: 130/70mmHg RR: 20x/menit S: 38,7°C. pasien mengatakan sulit tidur
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Hipertermia berhubungan dengan infeksi/proses patologis, ditandai dengan suhu tubuh di atas 38,5°C.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Suhu tubuh dalam batas normal, diharapkan pasien dapat mencapai suhu tubuh 36,5-37,5°C.
2. Pola nutrisi membaik, diharapkan pasien dapat meningkatkan asupan makan menjadi 3 kali sehari dengan porsi yang cukup.
3. Kenyamanan tidur membaik, diharapkan pasien dapat tidur dengan nyenyak selama 6-8 jam per hari.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Hipertermia
a. Kaji tanda dan gejala hipertermia secara komprehensif.
b. Pantau suhu tubuh pasien secara rutin.
c. Berikan kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu tubuh.
d. Berikan cairan intravena untuk mencegah dehidrasi.
e. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian terapi obat penurun demam.
2. Manajemen Nutrisi
a. Kaji pola makan dan asupan nutrisi pasien.
b. Berikan edukasi tentang pentingnya nutrisi yang cukup saat sakit.
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai.
d. Motivasi pasien untuk meningkatkan asupan makan.
3. Manajemen Tidur
a. Kaji pola tidur pasien dan faktor-faktor yang mengganggu tidur.
b. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan mengurangi stimulasi berlebihan.
c. Anjurkan teknik relaksasi dan manajemen stres untuk membantu tidur.
d. Berikan obat tidur jika diperlukan, sesuai kolaborasi dengan dokter.
Penjelasan rinci:
Pasien mengalami hipertermia (suhu tubuh di atas 38,5°C) yang berhubungan dengan proses infeksi atau patologis. Hal ini ditandai dengan keluhan seluruh badan terasa panas, suhu tubuh 38,7°C, serta penurunan nafsu makan dan rasa lemas. Selain itu, pasien juga mengeluhkan kesulitan tidur. Tujuan asuhan keperawatan adalah mencapai suhu tubuh normal, perbaikan pola nutrisi, dan kenyamanan tidur pasien.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen hipertermia (dengan kompres, pemberian cairan, dan kolaborasi pemberian obat penurun demam), manajemen nutrisi (dengan edukasi, perencanaan diet, dan motivasi peningkatan asupan makan), serta manajemen tidur (dengan pengaturan lingkungan, teknik relaksasi, dan pemberian obat tidur jika diperlukan). Semua intervensi ini dilakukan secara komprehensif untuk mencapai luaran/output yang diharapkan.