Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17462 | 18 May 2025
Klinis : pasien mengeluh seluruh badannya panas. Panas dirasakan sepanjang hari sejak 1 hari yang lalu sampai hari ini, suhu tubuh 38,7°C. Pasien juga mengatakan makan 3 kali sehari tetapi sedikit dikarenakan tidak nafsu makan, pasien mengatakan lemas dan bibir terlihat kering. TTV N : 97x/menit TD: 130/70mmHg RR: 20x/menit S: 38,7°C.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang relevan:
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia (00fever) [SDKI]
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00fever
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00801
Judul: Keseimbangan Suhu Tubuh
Definisi: Tercapainya dan dipertahankannya suhu tubuh yang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 03201
Judul: Manajemen Demam
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh pada pasien dengan hipertermia.
Berdasarkan kondisi pasien yang mengeluhkan seluruh badan panas, suhu tubuh 38,7°C, serta keluhan terkait penurunan nafsu makan dan lemas, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Hipertermia (00fever). Diagnosa ini menggambarkan peningkatan suhu tubuh di atas batas normal yang perlu diatasi melalui intervensi keperawatan, seperti manajemen demam untuk membantu mengembalikan keseimbangan suhu tubuh pasien. -
Article No. 17463 | 18 May 2025
Klinis : pasien mengeluh seluruh badannya panas. Panas dirasakan sepanjang hari sejak 1 hari yang lalu sampai hari ini, suhu tubuh 38,7°C. Pasien juga mengatakan makan 3 kali sehari tetapi sedikit dikarenakan tidak nafsu makan, pasien mengatakan lemas dan bibir terlihat kering. TTV N : 97x/menit TD: 130/70mmHg RR: 20x/menit S: 38,7°C.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan gejala dan tanda-tanda yang dialami oleh pasien, yaitu:
1. Suhu tubuh 38,7°C (demam)
2. Pasien mengeluh seluruh badannya panas sepanjang hari sejak 1 hari yang lalu
3. Pasien kurang nafsu makan
4. Pasien mengatakan lemas
5. Bibir pasien terlihat kering
Maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C yang disebabkan oleh berbagai faktor.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Hipertermia Teratasi
- Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5°C)
- Pasien tidak lagi mengeluh seluruh badannya panas
- Pasien memiliki nafsu makan yang baik
- Pasien tidak lagi merasa lemas
- Bibir pasien tidak lagi kering
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Hipertermia
- Monitor tanda-tanda vital (suhu tubuh, nadi, pernapasan, tekanan darah) secara berkala
- Berikan cairan intravena untuk mencegah dehidrasi
- Aplikasikan kompres hangat pada area tubuh yang panas
- Bantu pasien untuk minum banyak cairan
- Kaji asupan nutrisi pasien dan anjurkan untuk meningkatkan asupan makanan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen hipertermia
2. Manajemen Nyeri
- Kaji intensitas dan karakteristik nyeri yang dirasakan pasien
- Berikan intervensi farmakologis (pemberian analgesik) jika diperlukan
- Ajarkan teknik nonfarmakologis (relaksasi, distraksi) untuk mengurangi nyeri
3. Manajemen Kelemahan
- Kaji tingkat kelemahan yang dirasakan pasien
- Bantu pasien dalam aktivitas sehari-hari sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk latihan fisik yang sesuai
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan SDKI "Hipertermia" dipilih karena pasien mengalami peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C, yaitu 38,7°C. Hipertermia merupakan kondisi medis yang ditandai dengan peningkatan suhu tubuh di atas normal, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, dehidrasi, atau reaksi obat.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah tercapainya kondisi di mana hipertermia pasien teratasi. Hal ini ditandai dengan suhu tubuh pasien kembali dalam rentang normal (36,5-37,5°C), pasien tidak lagi mengeluh seluruh badannya panas, pasien memiliki nafsu makan yang baik, pasien tidak lagi merasa lemas, dan bibir pasien tidak lagi kering.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi:
1. Manajemen Hipertermia: Melakukan pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan intravena, aplikasi kompres hangat, bantuan untuk minum banyak cairan, pengkajian asupan nutrisi, serta edukasi kepada pasien dan keluarga.
2. Manajemen Nyeri: Melakukan pengkajian nyeri, pemberian intervensi farmakologis (analgesik) jika diperlukan, serta mengajarkan teknik nonfarmakologis (relaksasi, distraksi) untuk mengurangi nyeri.
3. Manajemen Kelemahan: Melakukan pengkajian tingkat kelemahan, membantu pasien dalam aktivitas sehari-hari, serta berkolaborasi dengan fisioterapis untuk latihan fisik yang sesuai.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada penatalaksanaan hipertermia, diharapkan pasien dapat mencapai kondisi di mana hipertermia teratasi, sehingga pasien dapat pulih secara optimal. -
Article No. 17464 | 18 May 2025
Klinis : pasien mengeluh seluruh badannya panas. Panas dirasakan sepanjang hari sejak 1 hari yang lalu sampai hari ini, suhu tubuh 38,7°C. Pasien juga mengatakan makan 3 kali sehari tetapi sedikit dikarenakan tidak nafsu makan, pasien mengatakan lemas dan bibir terlihat kering. TTV N : 97x/menit TD: 130/70mmHg RR: 20x/menit S: 38,7°C.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci terkait kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengeluh seluruh badan terasa panas, suhu tubuh 38,7°C, penurunan nafsu makan, lemas, dan bibir kering, maka Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi (bakterial atau viral) ditandai dengan suhu tubuh >38°C.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tanda-tanda vital dalam batas normal:
- Suhu tubuh 36,5-37,5°C
- Nadi 60-100 x/menit
- Respirasi 12-20 x/menit
- Tekanan darah 120/80 mmHg
2. Pasien menunjukkan peningkatan nafsu makan
3. Pasien menunjukkan peningkatan kebugaran/energi
4. Mukosa bibir lembab
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Demam
- Monitor suhu tubuh secara berkala
- Berikan kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu tubuh
- Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih
- Berikan obat penurun demam sesuai instruksi dokter
2. Manajemen Nutrisi
- Kaji status nutrisi pasien
- Motivasi pasien untuk makan makanan yang bergizi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan nutrisi pasien
3. Manajemen Energi
- Observasi tanda-tanda penurunan energi pada pasien
- Anjurkan pasien untuk beristirahat cukup
- Berikan bantuan dalam aktivitas sehari-hari sesuai kebutuhan
4. Perawatan Mulut
- Bersihkan mulut dan bibir pasien secara teratur
- Berikan pelembab bibir untuk menjaga kelembaban
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu tanda-tanda vital dalam batas normal, peningkatan nafsu makan, peningkatan energi, dan mukosa bibir yang lembab. -
Article No. 17465 | 18 May 2025
Klinis : pasien mengeluh seluruh badannya panas. Panas dirasakan sepanjang hari sejak 1 hari yang lalu sampai hari ini, suhu tubuh 38,7°C. Pasien juga mengatakan makan 3 kali sehari tetapi sedikit dikarenakan tidak nafsu makan, pasien mengatakan lemas dan bibir terlihat kering. TTV N : 97x/menit TD: 130/70mmHg RR: 20x/menit S: 38,7°C. pasien mengatakan sulit tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diuraikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (00007)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
Kode: 00007
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu tubuh dalam rentang normal
2. Tidak ada tanda-tanda infeksi
3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Hipertermia (80026)
Tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat di atas rentang normal.
2. Manajemen Nutrisi (80030)
Tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan asupan nutrisi.
3. Manajemen Tidur (80037)
Tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal (38,7°C), disertai gejala lemas, tidak nafsu makan, dan sulit tidur. Diagnosa keperawatan yang tepat adalah Hipertermia (00007). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen hipertermia untuk menurunkan suhu tubuh, manajemen nutrisi untuk meningkatkan asupan nutrisi, dan manajemen tidur untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur pasien. -
Article No. 17466 | 18 May 2025
Klinis : , laki-laki dengan status perkawinan duda datang ke IGD RSUD Kota X dengan keluhan utama demam sejak 10 hari lalu, berat badan menurun drastis ±8 kg dalam 2 bulan. Tn. F mengalami diare cair lebih dari 3 kali/ hari selama 5 hari, disertai batuk kering yang tidak membaik, luka di sudut bibir dan sariawan luas serta nafsu makan menurun. Berdasarkan hasil pengkajian diperoleh informasi bahwa Tn. F didiagnosis HIV Positif 6 bulan lalu, tetapi mulai terapi ARV 1 bulan terakhir. Tn. F tidak rutin kontrol karena tempat tinggal berpindah-pindah. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan nilai CD4 terakhir 140 sel/mm3, viral load 27.000 copies/mL, Hb 9,3 gr/dL, albumin 2,7 gr/dL, GDS 90 mg/dL dan hasil tes sputum diperoleh negatif TB, namun rontgen thoraks menunjukkan kesan pneumonia interstisial. Hasil pemeriksaan TTV diperoleh TD 100/60 mmHg, N: 104x/menit, RR: 26x/menit, S:38,5oC, SpO2: 92%. Dari hasil pengkajian diperoleh data bahwa Tn.F tinggal sendiri di kos-kosan. Tn. F mengatakan sudah putus komunikasi dengan keluarga setelah mereka mengetahui status HIV-nya. Tn. F pernah menggunakan narkoba suntik secara sporadis (tidak aktif lagi). Tn. F tidak memiliki asuransi dan hanya mengandalkan bantuan dari LSM lokal. Saat ini menunjukkan gejala depresi ringan seperti insomnia, menarik diri, pesimis, cemas dan takut dikucilkan.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B20 (Human immunodeficiency virus [HIV] disease)
- Deskripsi: Kondisi ini menunjukkan diagnosis infeksi HIV pada Tn. F, yang dikonfirmasi dengan hasil tes positif HIV 6 bulan lalu.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 90.59 (Unspecified human immunodeficiency virus [HIV] counseling and testing)
- Deskripsi: Kode ini dapat digunakan untuk prosedur konseling dan tes HIV pada Tn. F, yang telah didiagnosis HIV positif sebelumnya.
Selain itu, berdasarkan gejala dan temuan lainnya, berikut kemungkinan kode ICD-10 tambahan yang dapat dipertimbangkan:
- R50.9 (Fever, unspecified) untuk gejala demam
- R22.9 (Localized swelling, mass and lump, unspecified) untuk luka di sudut bibir dan sariawan
- R63.4 (Abnormal weight loss) untuk penurunan berat badan drastis
- R19.7 (Diarrhea, unspecified) untuk gejala diare cair
- R05 (Cough) untuk gejala batuk kering
- J15.9 (Unspecified bacterial pneumonia) untuk temuan pneumonia interstisial pada pemeriksaan radiologi
- E46 (Unspecified protein-calorie malnutrition) untuk kondisi malnutrisi yang ditunjukkan dengan hipoalbuminemia
- F32.0 (Mild depressive episode) untuk gejala depresi ringan
Perlu diperhatikan bahwa kode-kode ini harus digunakan secara komprehensif untuk merefleksikan seluruh kondisi dan komplikasi yang dialami oleh Tn. F. Selain itu, pengkodean yang lengkap dan akurat akan membantu dalam perencanaan perawatan yang tepat dan pencatatan data medis yang baik. -
Article No. 17467 | 18 May 2025
Klinis : , laki-laki dengan status perkawinan duda datang ke IGD RSUD Kota X dengan keluhan utama demam sejak 10 hari lalu, berat badan menurun drastis ±8 kg dalam 2 bulan. Tn. F mengalami diare cair lebih dari 3 kali/ hari selama 5 hari, disertai batuk kering yang tidak membaik, luka di sudut bibir dan sariawan luas serta nafsu makan menurun. Berdasarkan hasil pengkajian diperoleh informasi bahwa Tn. F didiagnosis HIV Positif 6 bulan lalu, tetapi mulai terapi ARV 1 bulan terakhir. Tn. F tidak rutin kontrol karena tempat tinggal berpindah-pindah. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan nilai CD4 terakhir 140 sel/mm3, viral load 27.000 copies/mL, Hb 9,3 gr/dL, albumin 2,7 gr/dL, GDS 90 mg/dL dan hasil tes sputum diperoleh negatif TB, namun rontgen thoraks menunjukkan kesan pneumonia interstisial. Hasil pemeriksaan TTV diperoleh TD 100/60 mmHg, N: 104x/menit, RR: 26x/menit, S:38,5oC, SpO2: 92%. Dari hasil pengkajian diperoleh data bahwa Tn.F tinggal sendiri di kos-kosan. Tn. F mengatakan sudah putus komunikasi dengan keluarga setelah mereka mengetahui status HIV-nya. Tn. F pernah menggunakan narkoba suntik secara sporadis (tidak aktif lagi). Tn. F tidak memiliki asuransi dan hanya mengandalkan bantuan dari LSM lokal. Saat ini menunjukkan gejala depresi ringan seperti insomnia, menarik diri, pesimis, cemas dan takut dikucilkan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk Kasus Tn. F:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan infeksi paru (kode SDKI: 00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
2. Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makanan tidak adekuat (kode SDKI: 00002)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun (kode SDKI: 00004)
Definisi: Meningkatnya risiko terinfeksi organisme patogen.
4. Koping tidak efektif berhubungan dengan kurangnya dukungan sosial (kode SDKI: 00069)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan adaptasi kognitif dan perilaku untuk mengatasi stresor secara efektif.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia)
- Merupakan acuan baku dalam menentukan diagnosa keperawatan di Indonesia.
- Kode SDKI pada contoh kasus di atas adalah 00032, 00002, 00004, dan 00069.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan acuan baku dalam menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Setiap diagnosa keperawatan memiliki SLKI yang spesifik.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan acuan baku dalam menentukan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Setiap diagnosa keperawatan memiliki SIKI yang spesifik.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat menyusun rencana asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpedoman pada standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 17468 | 18 May 2025
Klinis : pasien mengeluh seluruh badannya panas. Panas dirasakan sepanjang hari sejak 2 hari yang lalu sampai hari ini, suhu tubuh 38,7°C. Pasien juga mengatakan makan 3 kali sehari tetapi sedikit dikarenakan tidak nafsu makan karena lidah terasa pahit dan mual, pasien mengatakan lemas dan bibir terlihat kering. TTV N : 97x/menit TD: 130/70mmHg RR: 20x/menit S: 38,7°C. pasien mengatakan sulit tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (00007) (SDKI)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas tingkat normal.
Kode: 00007
Domain: Fisiologis Kompleks
Kelas: Termoregulasi
2. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002) (SDKI)
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Kode: 00002
Domain: Nutrisi
Kelas: Intake Nutrisi
3. Gangguan Pola Tidur (00198) (SDKI)
Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu.
Kode: 00198
Domain: Kenyamanan
Kelas: Kenyamanan Fisik
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menentukan diagnosa keperawatan yang baku dan dapat diterapkan di seluruh Indonesia. Setiap diagnosa keperawatan memiliki definisi, kode, domain, dan kelas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Setiap luaran keperawatan memiliki definisi, kode, domain, dan kelas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk menentukan tindakan atau intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan. Setiap intervensi keperawatan memiliki definisi, kode, domain, dan kelas. -
Article No. 17469 | 18 May 2025
Klinis : Tn. F berusia 40 tahun, laki-laki dengan status perkawinan duda datang ke IGD RSUD Kota X dengan keluhan utama demam sejak 10 hari lalu, berat badan menurun drastis ±8 kg dalam 2 bulan. Tn. F mengalami diare cair lebih dari 3 kali/ hari selama 5 hari, disertai batuk kering yang tidak membaik, luka di sudut bibir dan sariawan luas serta nafsu makan menurun. Berdasarkan hasil pengkajian diperoleh informasi bahwa Tn. F didiagnosis HIV Positif 6 bulan lalu, tetapi mulai terapi ARV 1 bulan terakhir. Tn. F tidak rutin kontrol karena tempat tinggal berpindah-pindah. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan nilai CD4 terakhir 140 sel/mm3, viral load 27.000 copies/mL, Hb 9,3 gr/dL, albumin 2,7 gr/dL, GDS 90 mg/dL dan hasil tes sputum diperoleh negatif TB, namun rontgen thoraks menunjukkan kesan pneumonia interstisial. Hasil pemeriksaan TTV diperoleh TD 100/60 mmHg, N: 104x/menit, RR: 26x/menit, S:38,5oC, SpO2: 92%. Dari hasil pengkajian diperoleh data bahwa Tn.F tinggal sendiri di kos-kosan. Tn. F mengatakan sudah putus komunikasi dengan keluarga setelah mereka mengetahui status HIV-nya. Tn. F pernah menggunakan narkoba suntik secara sporadis (tidak aktif lagi). Tn. F tidak memiliki asuransi dan hanya mengandalkan bantuan dari LSM lokal. Saat ini menunjukkan gejala depresi ringan seperti insomnia, menarik diri, pesimis, cemas dan takut dikucilkan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Tn. F:
1. Malnutrisi Kronis berhubungan dengan penurunan asupan makanan yang ditandai dengan penurunan berat badan yang signifikan, anoreksia, dan penyakit kronis (HIV/AIDS).
2. Defisiensi Cairan berhubungan dengan diare kronis yang ditandai dengan peningkatan frekuensi dan volume diare, dehidrasi, dan elektrolit tidak seimbang.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik yang ditandai dengan kelelahan, penurunan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari, dan napas pendek saat beraktivitas.
4. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun dan faktor risiko (HIV/AIDS, kurangnya perawatan kesehatan, kondisi lingkungan) yang ditandai dengan peningkatan risiko infeksi oportunistik.
5. Gangguan Harga Diri Kronis berhubungan dengan penerimaan diri yang buruk, perasaan tidak berdaya, dan isolasi sosial yang ditandai dengan penarikan diri, pesimisme, dan kecemasan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Malnutrisi Kronis: Asupan Makanan Adekuat, Berat Badan Meningkat, Fungsi Imun Membaik.
2. Defisiensi Cairan: Keseimbangan Cairan Terpelihara, Dehidrasi Teratasi, Tekanan Darah Membaik.
3. Intoleransi Aktivitas: Toleransi Aktivitas Meningkat, Kelelahan Menurun, Kemampuan Merawat Diri Membaik.
4. Risiko Infeksi: Tidak Terjadi Infeksi Oportunistik, Angka Hitung CD4 Meningkat, Gejala Infeksi Menurun.
5. Gangguan Harga Diri Kronis: Harga Diri Meningkat, Kecemasan dan Depresi Menurun, Partisipasi Sosial Membaik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Malnutrisi Kronis:
- Lakukan asesmen gizi yang komprehensif
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang adekuat
- Monitor asupan makanan dan berat badan secara teratur
- Berikan edukasi tentang pentingnya nutrisi yang adekuat bagi ODHA
- Motivasi Tn. F untuk meningkatkan asupan makanan
2. Defisiensi Cairan:
- Lakukan pemantauan tanda-tanda vital dan cairan masuk-keluar
- Berikan terapi cairan intravena sesuai kebutuhan
- Anjurkan Tn. F untuk meningkatkan asupan cairan oral
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat antidiare jika diperlukan
- Edukasi Tn. F tentang pentingnya menjaga keseimbangan cairan
3. Intoleransi Aktivitas:
- Lakukan asesmen tingkat aktivitas dan kemampuan fungsional Tn. F
- Susun rencana aktivitas yang bertahap dan sesuai dengan kondisi Tn. F
- Ajarkan teknik-teknik penghemat energi dalam melakukan aktivitas
- Berikan dukungan emosional dan motivasi untuk meningkatkan aktivitas
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk intervensi yang tepat
4. Risiko Infeksi:
- Lakukan pemantauan tanda-tanda infeksi secara ketat
- Berikan edukasi tentang pencegahan infeksi dan gejala infeksi
- Koordinasi dengan tim kesehatan untuk pemberian terapi antivirus dan profilaksis
- Fasilitasi Tn. F untuk melakukan pemeriksaan laboratorium secara rutin
- Bantu Tn. F untuk meningkatkan kepatuhan terhadap terapi ARV
5. Gangguan Harga Diri Kronis:
- Lakukan asesmen kondisi psikososial dan penerimaan diri Tn. F
- Berikan konseling dan terapi kognitif-perilaku untuk meningkatkan harga diri
- Libatkan Tn. F dalam aktivitas sosial dan kelompok dukungan ODHA
- Berikan dukungan emosional dan penerimaan yang tidak menghakimi
- Kolaborasi dengan psikolog atau pekerja sosial untuk intervensi yang komprehensif
Penjelasan ini diberikan dengan pendekatan akademis dan perspektif pakar keperawatan, dengan harapan dapat membantu dalam memberikan asuhan keperawatan yang optimal bagi Tn. F. -
Article No. 17470 | 18 May 2025
Klinis : Tn. F berusia 40 tahun, laki-laki dengan status perkawinan duda datang ke IGD RSUD Kota X dengan keluhan utama demam sejak 10 hari lalu, berat badan menurun drastis ±8 kg dalam 2 bulan. Tn. F mengalami diare cair lebih dari 3 kali/ hari selama 5 hari, disertai batuk kering yang tidak membaik, luka di sudut bibir dan sariawan luas serta nafsu makan menurun. Berdasarkan hasil pengkajian diperoleh informasi bahwa Tn. F didiagnosis HIV Positif 6 bulan lalu, tetapi mulai terapi ARV 1 bulan terakhir. Tn. F tidak rutin kontrol karena tempat tinggal berpindah-pindah. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan nilai CD4 terakhir 140 sel/mm3, viral load 27.000 copies/mL, Hb 9,3 gr/dL, albumin 2,7 gr/dL, GDS 90 mg/dL dan hasil tes sputum diperoleh negatif TB, namun rontgen thoraks menunjukkan kesan pneumonia interstisial. Hasil pemeriksaan TTV diperoleh TD 100/60 mmHg, N: 104x/menit, RR: 26x/menit, S:38,5oC, SpO2: 92%. Dari hasil pengkajian diperoleh data bahwa Tn.F tinggal sendiri di kos-kosan. Tn. F mengatakan sudah putus komunikasi dengan keluarga setelah mereka mengetahui status HIV-nya. Tn. F pernah menggunakan narkoba suntik secara sporadis (tidak aktif lagi). Tn. F tidak memiliki asuransi dan hanya mengandalkan bantuan dari LSM lokal. Saat ini menunjukkan gejala depresi ringan seperti insomnia, menarik diri, pesimis, cemas dan takut dikucilkan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang relevan untuk kasus Tn. F berdasarkan data klinis yang disajikan:
---
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh** *(SDKI Code: D.0006)*
**Penjelasan:**
Kondisi ini terkait dengan penurunan berat badan drastis (8 kg dalam 2 bulan), hipoalbuminemia (albumin 2,7 gr/dL), anoreksia, diare kronis, dan lesi mukosa oral (sariawan). Faktor penyebab meliputi infeksi oportunistik (HIV dengan CD4 rendah), malabsorpsi, dan efek samping ARV.
**SLKI (Luaran):**
- **L.0402: Status Nutrisi**
Kriteria evaluasi: Peningkatan asupan oral, berat badan stabil, albumin >3,5 gr/dL.
**SIKI (Intervensi):**
- **I.0402: Manajemen Nutrisi**
Tindakan:
- Kolaborasi pemberian suplemen nutrisi tinggi protein/kalori.
- Edukasi diet kecil sering dan mudah dicerna.
- Pemantauan berat badan dan laboratorium (albumin, Hb).
---
### **2. Diagnosa Keperawatan:**
**Risiko Infeksi** *(SDKI Code: D.0028)*
**Penjelasan:**
Risiko tinggi infeksi sekunder akibat imunosupresi (CD4 140 sel/mm³, viral load tinggi), pneumonia interstisial, dan riwayat penggunaan narkoba suntik.
**SLKI:**
- **L.2801: Kontrol Infeksi**
Kriteria: Tidak ada tanda infeksi baru (demam, leukositosis).
**SIKI:**
- **I.0028: Pencegahan Infeksi**
Tindakan:
- Isolasi protektif (jika diperlukan).
- Edukasi kebersihan tangan dan lingkungan.
- Pemantauan TTV dan tanda sistemik infeksi.
---
### **3. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Pertukaran Gas** *(SDKI Code: D.0010)*
**Penjelasan:**
Dispnea (RR 26x/menit), SpO2 92%, dan temuan radiologis pneumonia interstisial mengindikasikan hipoksemia sekunder akibat infeksi oportunistik.
**SLKI:**
- **L.1001: Fungsi Pernapasan**
Kriteria: SpO2 ?95%, RR 12–20x/menit.
**SIKI:**
- **I.0010: Manajemen Jalan Napas**
Tindakan:
- Pemberian oksigen tambahan.
- Fisioterapi dada (jika indikasi).
- Pemantauan analisis gas darah.
---
### **4. Diagnosa Keperawatan:**
**Isolasi Sosial** *(SDKI Code: D.0034)*
**Penjelasan:**
Tn. F mengalami penarikan diri, putus komunikasi dengan keluarga, dan ketakutan akan stigma HIV. Didukung oleh riwayat depresi (insomnia, pesimisme).
**SLKI:**
- **L.3401: Interaksi Sosial**
Kriteria: Pasien mampu mengidentifikasi dukungan sosial (LSM, kelompok sebaya).
**SIKI:**
- **I.0034: Dukungan Sosial**
Tindakan:
- Kolaborasi dengan pekerja sosial/LSM.
- Terapi kognitif-perilaku untuk kecemasan.
---
### **5. Diagnosa Keperawatan:**
**Ketidakpatuhan Terapi ARV** *(SDKI Code: D.0026)*
**Penjelasan:**
Ketidakteraturan kontrol dan terapi ARV akibat mobilitas tinggi, kurangnya dukungan keluarga, dan keterbatasan finansial.
**SLKI:**
- **L.2601: Kepatuhan Pengobatan**
Kriteria: Pasien menyatakan komitmen untuk kontrol rutin.
**SIKI:**
- **I.0026: Edukasi Kepatuhan**
Tindakan:
- Edukasi *pill reminder* dan efek samping ARV.
- Rujuk ke program *community adherence support*.
---
### **Catatan Akademik:**
- **Prioritas Intervensi:** Fokus pada stabilisasi nutrisi, infeksi, dan dukungan psikososial.
- **Kode SDKI/SLKI/SIKI** mengacu pada *Panduan PPNI Edisi 2018*.
- **Kolaborasi multidisiplin** (dokter, gizi, psikolog) diperlukan untuk manajemen komprehensif.
Semua intervensi harus didokumentasikan secara holistik dengan pendekatan *patient-centered care*. -
Article No. 17471 | 18 May 2025
Klinis : Tn. F berusia 40 tahun, laki-laki dengan status perkawinan duda datang ke IGD RSUD Kota X dengan keluhan utama demam sejak 10 hari lalu, berat badan menurun drastis ±8 kg dalam 2 bulan. Tn. F mengalami diare cair lebih dari 3 kali/ hari selama 5 hari, disertai batuk kering yang tidak membaik, luka di sudut bibir dan sariawan luas serta nafsu makan menurun. Berdasarkan hasil pengkajian diperoleh informasi bahwa Tn. F didiagnosis HIV Positif 6 bulan lalu, tetapi mulai terapi ARV 1 bulan terakhir. Tn. F tidak rutin kontrol karena tempat tinggal berpindah-pindah. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan nilai CD4 terakhir 140 sel/mm3, viral load 27.000 copies/mL, Hb 9,3 gr/dL, albumin 2,7 gr/dL, GDS 90 mg/dL dan hasil tes sputum diperoleh negatif TB, namun rontgen thoraks menunjukkan kesan pneumonia interstisial. Hasil pemeriksaan TTV diperoleh TD 100/60 mmHg, N: 104x/menit, RR: 26x/menit, S:38,5oC, SpO2: 92%. Dari hasil pengkajian diperoleh data bahwa Tn.F tinggal sendiri di kos-kosan. Tn. F mengatakan sudah putus komunikasi dengan keluarga setelah mereka mengetahui status HIV-nya. Tn. F pernah menggunakan narkoba suntik secara sporadis (tidak aktif lagi). Tn. F tidak memiliki asuransi dan hanya mengandalkan bantuan dari LSM lokal. Saat ini menunjukkan gejala depresi ringan seperti insomnia, menarik diri, pesimis, cemas dan takut dikucilkan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi Tn. F:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko infeksi (kode SDKI: 00004)
- Definisi: Rentan terhadap serangan patogen atau organisme yang dapat menyebabkan penyakit, yang dapat mengancam kesehatan.
- SLKI: Tindakan untuk Menurunkan Risiko Infeksi (kode SLKI: 22001)
- SIKI: Manajemen Infeksi (kode SIKI: 22001)
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh (kode SDKI: 00002)
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Tindakan untuk Manajemen Nutrisi (kode SLKI: 23001)
- SIKI: Manajemen Nutrisi (kode SIKI: 23001)
3. Intoleransi aktivitas (kode SDKI: 00092)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin secara mandiri.
- SLKI: Tindakan untuk Peningkatan Aktivitas (kode SLKI: 31001)
- SIKI: Manajemen Aktivitas (kode SIKI: 31001)
4. Koping tidak efektif (kode SDKI: 00069)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk beradaptasi secara konstruktif terhadap stressor atau perubahan dalam kehidupan.
- SLKI: Tindakan untuk Fasilitasi Koping (kode SLKI: 40001)
- SIKI: Manajemen Koping (kode SIKI: 40001)
Penjelasan singkat:
1. Risiko infeksi: Tn. F memiliki risiko infeksi yang tinggi karena status HIV-nya, ditandai dengan penurunan sistem imun (CD4 rendah) dan infeksi oportunistik (pneumonia).
2. Ketidakseimbangan nutrisi: Tn. F mengalami penurunan berat badan drastis, diare, dan penurunan nafsu makan, yang menunjukkan ketidakseimbangan nutrisi.
3. Intoleransi aktivitas: Tn. F mengalami kelelahan dan penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin akibat kondisi kesehatannya.
4. Koping tidak efektif: Tn. F menunjukkan gejala depresi ringan, menarik diri, dan takut dikucilkan, yang menunjukkan koping yang tidak efektif dalam menghadapi penyakitnya.