Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17452 | 18 May 2025
Klinis : Seorang Ibu Rumah Tangga, 49 tahun mempunyai keluhan sesak nafas. Hasil pengkajian, pasien merasakan badan sering kali terasa lemah, bengkak dikedua tungkai kaki, dan merasa perut membesar, serta sulit untuk tertidur nyenyak. Pasien dibawa ke RS dan dokter mendiagnosa CKD dan sudah 3 kali menjalani hemodialisis. Pasien melewatkan 2 jadwal dialisis karena merasa tidak ada perubahan. Pasien memiliki riwayat diabetes melitus dan hipertensi semenjak 10 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik; TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi 72x/menit, Frekuensi napas 28x/menit, suhu 37ēC, konjungtiva anemis, terlihat edema periorbital, terpasang CDL di leher pasien sebelah kanan. Edema pada bagian kaki derajat 3, ascites (edema diakui telah berkurang oleh Ny.W, serta perut yang tidak lagi bengkak seperti sebelumnya). Saat ini BB Ny.W 55 Kg, TB 150 Cm. Tidak mempunyai riwayat alergi. Terpasang oksigen 3 lpm nasal canul. Pemeriksaan lab Hb 8.6, Ht 29. MCV 66.4, MCH 19.5, MCHC 29.5. Kadar kreatinin 6.32, ureum 119. AGD pH 7.335, PCO2 30.9, PO2 94.2, HCO3 16.2, TCO3 32.1 Pasien mendapatkan terapi farmakologis: Furosemide 20mg/amp 1x3 amp IV Bicnat 500mg tab 3x1 tab Asam folat 5mg tab 1x1 tab PO Amlodipin 10mg tab 1x10 mg tab PO Insulin 10 unit IV Ceftriaxon 1gr vial 2x1 gr IV Azitromycin 500mg tab 1x1 PO N-acetilcystein 200mg tab 3x1 PO Program Perawatan dan Tindakan selanjutnya : 1. Pasien direncanakan menjalani hemodialisis 2 x/minggu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dijelaskan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat serta kode SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI Kode: 00092
- Definisi: Keterbatasan kemampuan fisik untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau yang dibutuhkan dari lingkungan.
- SLKI Kode: KT-I
- Definisi: Kemampuan individu untuk melakukan berbagai aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan dengan rasa nyaman.
- SIKI Kode: 30101
- Definisi: Intervensi untuk memfasilitasi kemampuan individu dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau dibutuhkan dari lingkungan.
2. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pola Tidur
- SDKI Kode: 00095
- Definisi: Pengalaman terganggu yang disadari pada kuantitas dan kualitas tidur yang tidak mencukupi.
- SLKI Kode: KS-P
- Definisi: Kemampuan individu untuk mempertahankan pola tidur yang adekuat.
- SIKI Kode: 30104
- Definisi: Intervensi untuk memfasilitasi kemampuan individu dalam mempertahankan pola tidur yang adekuat.
3. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI Kode: 00002
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI Kode: KS-N
- Definisi: Kemampuan individu untuk mempertahankan intake nutrisi yang adekuat.
- SIKI Kode: 30201
- Definisi: Intervensi untuk memfasilitasi kemampuan individu dalam mempertahankan intake nutrisi yang adekuat.
4. Diagnosa Keperawatan: Kelebihan Volume Cairan
- SDKI Kode: 00026
- Definisi: Kelebihan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau rongga tubuh.
- SLKI Kode: KS-C
- Definisi: Kemampuan individu untuk mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat.
- SIKI Kode: 30303
- Definisi: Intervensi untuk memfasilitasi kemampuan individu dalam mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat.
Program Perawatan dan Tindakan selanjutnya yang dapat dilakukan:
1. Perencanaan hemodialisis 2 kali per minggu sesuai rekomendasi dokter.
2. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala.
3. Pemberian terapi farmakologis sesuai resep dokter.
4. Edukasi dan konseling terkait penyakit, manajemen diet, dan pentingnya kepatuhan hemodialisis.
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi, fisioterapis) untuk penanganan komprehensif. -
Article No. 17453 | 18 May 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas terbuka.
Penyebab: Peningkatan produksi sekret, penurunan kemampuan batuk, peningkatan kelelahan otot pernapasan.
Tanda dan Gejala: Batuk berdahak, suara napas bronkial, sesak napas.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Penyebab: Penurunan kapasitas fungsional, kelemahan fisik, kelelahan.
Tanda dan Gejala: Sesak napas saat beraktivitas, penurunan nafsu makan.
3. Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan.
Penyebab: Penurunan sistem imun, paparan patogen.
Tanda dan Gejala: Demam, hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan lesi di paru.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Tidak ada suara napas tambahan
- Tidak ada sputum yang tertimbun
- Tidak ada sesak napas
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Toleransi terhadap aktivitas meningkat
- Tidak ada sesak napas atau kelelahan saat beraktivitas
- Nafsu makan membaik
3. Tidak Terjadi Infeksi
- Tidak ada tanda-tanda infeksi (demam, nyeri, pembengkakan, dll.)
- Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan perbaikan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Lakukan fisioterapi dada
- Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai resep
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Posisikan semi fowler untuk memfasilitasi ekspektorasi
2. Manajemen Aktivitas
- Evaluasi kapasitas fungsional pasien
- Rencanakan aktivitas sesuai toleransi pasien
- Ajarkan teknik manajemen energi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan nutrisi
3. Manajemen Risiko Infeksi
- Lakukan pemantauan tanda-tanda vital dan gejala infeksi
- Berikan antibiotik sesuai resep
- Edukasi pasien tentang pencegahan infeksi
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemantauan perkembangan kondisi
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan memulihkan kondisinya, khususnya terkait dengan tuberkulosis paru. -
Article No. 17454 | 18 May 2025
Klinis : pemasangan keteter
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pemasangan kateter.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi (00004)
Definisi SDKI:
Risiko Infeksi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
Definisi SLKI:
Risiko Infeksi: Kondisi individu yang rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
Definisi SIKI:
Risiko Infeksi: Kondisi individu yang rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
Penjelasan:
Pemasangan kateter meningkatkan risiko infeksi karena prosedur tersebut dapat menyebabkan patogen masuk ke dalam sistem saluran kemih. Infeksi saluran kemih adalah komplikasi yang sering terjadi pada pasien dengan kateter menetap. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang tepat adalah "Risiko Infeksi" dengan kode 00004 sesuai dengan NANDA-I.
Perawat harus melakukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencegah dan mengelola risiko infeksi, seperti memastikan teknik aseptik saat pemasangan kateter, melakukan perawatan kateter secara rutin, dan memantau tanda-tanda infeksi. Hal ini penting untuk menjaga kesehatan dan keselamatan pasien. -
Article No. 17455 | 18 May 2025
Klinis : bladder irigasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi bladder irigasi, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosis Keperawatan:
1. Risiko Infeksi (00004)
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengkompromikan kesehatan.
2. Risiko Kerusakan Integritas Kulit (00047)
- Definisi: Rentan terhadap kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
3. Ketidakefektifan Pola Eliminasi Urin (00016)
- Definisi: Gangguan dalam pengeluaran urin.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Kode: 00004, 00047, 00016
- Definisi:
- Risiko Infeksi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengkompromikan kesehatan.
- Risiko Kerusakan Integritas Kulit: Rentan terhadap kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
- Ketidakefektifan Pola Eliminasi Urin: Gangguan dalam pengeluaran urin.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Kode: 1802, 1101, 0600
- Definisi:
- Kontrol Infeksi: Kemampuan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
- Integritas Kulit: Kondisi epidermis dan dermis yang utuh.
- Keseimbangan Cairan: Keseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Kode: 3440, 3660, 0590
- Definisi:
- Perawatan Irigasi Vesika Urinaria: Tindakan untuk membersihkan kandung kemih melalui irigasi.
- Perawatan Luka: Tindakan untuk mempertahankan dan memperbaiki integritas kulit.
- Manajemen Cairan: Tindakan untuk mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh.
Secara singkat, kondisi bladder irigasi dapat menyebabkan risiko infeksi, risiko kerusakan integritas kulit, dan ketidakefektifan pola eliminasi urin. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah perawatan irigasi vesika urinaria, perawatan luka, dan manajemen cairan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. -
Article No. 17456 | 18 May 2025
Klinis : resiko perdarahan dengan intervensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons yang Anda minta dalam format RTF dengan gaya akademis dan persona pakar keperawatan:
---
**Diagnosa Keperawatan:**
**Resiko Perdarahan** (Kode: **00004**)
**Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:**
1. **SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)**
- **Definisi:** Peningkatan kerentanan terhadap kehilangan darah yang dapat membahayakan kesehatan.
- **Faktor Risiko:** Gangguan koagulasi, trauma, prosedur invasif, atau kondisi patologis (misalnya trombositopenia, hemofilia).
- **Kode SDKI:** **00004** (Resiko Perdarahan).
2. **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
- **Luaran yang Diharapkan:**
- Klien mempertahankan parameter hemodinamik stabil (TD, nadi, Hb dalam rentang normal).
- Tidak ada tanda perdarahan aktif (hematoma, petekie, epistaksis).
- **Indikator SLKI:**
- **Kode L.04001:** Tanda vital stabil.
- **Kode L.04002:** Tidak ada manifestasi perdarahan.
3. **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
- **Intervensi Utama:**
- **Memantau Risiko Perdarahan** (Kode **I.04001**): Observasi tanda vital, nilai laboratorium (Hb, trombosit), dan tanda perdarahan.
- **Edukasi Pencegahan Perdarahan** (Kode **I.04003**): Hindari aktivitas berisiko trauma, penggunaan sikat gigi lembut, hindari obat antiplatelet.
- **Manajemen Perdarahan** (Kode **I.04004**): Teknik penekanan luka, kompres dingin, kolaborasi pemberian transfusi jika diperlukan.
**Rasionalisasi Akademis:**
Resiko perdarahan memerlukan pendekatan berbasis bukti dengan fokus pada *early detection* dan pencegahan. Intervensi keperawatan harus mencakup pemantauan ketat, edukasi klien, dan kolaborasi multidisiplin untuk meminimalkan komplikasi.
---
Format RTF dapat disimpan dengan ekstensi `.rtf` dan mempertahankan struktur di atas untuk keperluan dokumentasi klinis atau akademik. -
Article No. 17457 | 18 May 2025
Klinis : hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan kondisi hipertensi yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (00078)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mengelola faktor-faktor kesehatan yang mempengaruhi kesejahteraan.
2. Resiko Perfusi Serebral Tidak Efektif (00200)
Definisi: Berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak yang dapat mengancam kesehatan.
3. Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin secara mandiri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Kesehatan (1850)
Definisi: Kemampuan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mengelola faktor-faktor kesehatan yang mempengaruhi kesejahteraan.
2. Fungsi Serebral (0905)
Definisi: Kemampuan otak untuk melakukan aktivitas mental dan fisik yang diperlukan untuk bertahan hidup dan beradaptasi.
3. Toleransi Aktivitas (0005)
Definisi: Kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Hipertensi (6730)
Definisi: Membantu klien untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan mengelola faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah tinggi.
2. Terapi Oksigen (3320)
Definisi: Memberikan oksigen tambahan untuk meningkatkan suplai oksigen ke jaringan.
3. Manajemen Aktivitas (0200)
Definisi: Membantu klien untuk merencanakan, melakukan, dan mempertahankan aktivitas yang optimal.
Kode-kode tersebut merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menangani kondisi hipertensi. Sebagai seorang perawat, saya akan menggunakan pendekatan ini untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur. -
Article No. 17458 | 18 May 2025
Klinis : Ny. E, seorang wanita berusia 60 tahun yang berdomisili di Dusun Blongkeng, Kecamatan Ngluwar, Magelang, didiagnosis menderita hipertensi dengan tekanan darah terakhir tercatat sebesar 170/90 mmHg. Beliau mengeluhkan sakit kepala yang terasa berdenyut, terutama di bagian belakang kepala (suboksipital), yang kerap muncul saat bangun tidur maupun setelah melakukan aktivitas ringan seperti menyapu halaman atau berjalan sebentar di sekitar rumah. Selain itu, beliau juga merasa tubuhnya lemas, khususnya ketika berdiri atau bangun dari posisi tidur, yang memaksanya duduk atau beristirahat sejenak sebelum melanjutkan kegiatan. Keluhan ini telah berlangsung selama beberapa hari terakhir dan cukup mengganggu rutinitas harian beliau, terutama saat melakukan pekerjaan rumah tangga. Dari hasil pengkajian, diketahui bahwa Ny. E belum menjalani pengelolaan hipertensi secara optimal. Beliau jarang melakukan pemeriksaan tekanan darah secara mandiri, tidak rutin mengonsumsi obat antihipertensi yang telah diresepkan sebelumnya, serta belum secara konsisten menerapkan pola makan rendah garam dan lemak. Pola hidup beliau juga belum terstruktur dengan baik, seperti kurangnya aktivitas fisik yang teratur. Saat ditanyakan lebih lanjut, beliau mengaku belum memahami secara menyeluruh mengenai kondisi hipertensinya, termasuk penyebab, komplikasi yang mungkin timbul, serta pentingnya kontrol rutin dan kepatuhan terhadap terapi. Meskipun demikian, saat ini beliau menunjukkan keterbukaan terhadap edukasi dan komunikasi dari tenaga kesehatan, serta mulai menunjukkan minat untuk belajar lebih banyak mengenai cara merawat dirinya.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I10
- Deskripsi: Hipertensi esensial (primer)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (tidak ada):
Pada kasus ini, tidak terdapat prosedur atau tindakan medis yang perlu dikodekan dengan ICD-9-CM, karena informasi yang diberikan hanya terkait dengan diagnosis dan gejala pasien.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 I10 adalah untuk diagnosis hipertensi esensial (primer), yang sesuai dengan kondisi Ny. E yang didiagnosis menderita hipertensi dengan tekanan darah 170/90 mmHg.
- Gejala-gejala yang dialami Ny. E, seperti sakit kepala yang berdenyut, terutama di bagian belakang kepala (suboksipital), serta rasa lemas ketika berdiri atau bangun dari posisi tidur, merupakan gejala-gejala yang umum ditemukan pada pasien dengan hipertensi.
- Belum adanya pengelolaan hipertensi yang optimal pada Ny. E, seperti jarang melakukan pemeriksaan tekanan darah, tidak rutin mengonsumsi obat antihipertensi, pola makan yang belum rendah garam dan lemak, serta kurangnya aktivitas fisik yang teratur, juga merupakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan kondisi hipertensi Ny. E belum terkontrol dengan baik.
- Meskipun demikian, adanya keterbukaan Ny. E terhadap edukasi dan komunikasi dari tenaga kesehatan, serta minatnya untuk belajar lebih banyak mengenai cara merawat dirinya, merupakan hal yang positif untuk pengelolaan hipertensi Ny. E ke depannya. -
Article No. 17459 | 18 May 2025
Klinis : Ny. E, seorang wanita berusia 60 tahun yang berdomisili di Dusun Blongkeng, Kecamatan Ngluwar, Magelang, didiagnosis menderita hipertensi dengan tekanan darah terakhir tercatat sebesar 170/90 mmHg. Beliau mengeluhkan sakit kepala yang terasa berdenyut, terutama di bagian belakang kepala (suboksipital), yang kerap muncul saat bangun tidur maupun setelah melakukan aktivitas ringan seperti menyapu halaman atau berjalan sebentar di sekitar rumah. Selain itu, beliau juga merasa tubuhnya lemas, khususnya ketika berdiri atau bangun dari posisi tidur, yang memaksanya duduk atau beristirahat sejenak sebelum melanjutkan kegiatan. Keluhan ini telah berlangsung selama beberapa hari terakhir dan cukup mengganggu rutinitas harian beliau, terutama saat melakukan pekerjaan rumah tangga. Dari hasil pengkajian, diketahui bahwa Ny. E belum menjalani pengelolaan hipertensi secara optimal. Beliau jarang melakukan pemeriksaan tekanan darah secara mandiri, tidak rutin mengonsumsi obat antihipertensi yang telah diresepkan sebelumnya, serta belum secara konsisten menerapkan pola makan rendah garam dan lemak. Pola hidup beliau juga belum terstruktur dengan baik, seperti kurangnya aktivitas fisik yang teratur. Saat ditanyakan lebih lanjut, beliau mengaku belum memahami secara menyeluruh mengenai kondisi hipertensinya, termasuk penyebab, komplikasi yang mungkin timbul, serta pentingnya kontrol rutin dan kepatuhan terhadap terapi. Meskipun demikian, saat ini beliau menunjukkan keterbukaan terhadap edukasi dan komunikasi dari tenaga kesehatan, serta mulai menunjukkan minat untuk belajar lebih banyak mengenai cara merawat dirinya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan mengenai Ny. E, seorang wanita berusia 60 tahun yang menderita hipertensi, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi dari Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Intoleransi Aktivitas
b. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
2. Penjelasan Singkat:
a. Intoleransi Aktivitas
- Kode SDKI: 00092
- Definisi: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- Penjelasan: Gejala seperti sakit kepala, rasa lemah, dan kesulitan saat berdiri atau beraktivitas ringan menunjukkan adanya intoleransi aktivitas pada Ny. E akibat kondisi hipertensinya.
b. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
- Kode SDKI: 00099
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mengelola masalah kesehatan.
- Penjelasan: Ny. E belum mengelola hipertensinya secara optimal, seperti jarang melakukan pemeriksaan tekanan darah, tidak rutin mengonsumsi obat, dan belum menerapkan pola makan dan gaya hidup yang sesuai. Hal ini menunjukkan ketidakefektifan dalam manajemen kesehatannya.
3. Kode dan Definisi SLKI:
a. Intoleransi Aktivitas
- Kode SLKI: 10036
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan.
b. Manajemen Kesehatan
- Kode SLKI: 10040
- Definisi: Kemampuan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mengelola masalah kesehatan.
4. Kode dan Definisi SIKI:
a. Manajemen Intoleransi Aktivitas
- Kode SIKI: 3250
- Definisi: Tindakan untuk membantu klien dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan.
b. Edukasi Manajemen Kesehatan
- Kode SIKI: 3260
- Definisi: Tindakan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan klien dalam mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mengelola masalah kesehatan.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang relevan, perawat dapat menyusun rencana asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien untuk membantu Ny. E dalam mengatasi masalah hipertensi dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 17460 | 18 May 2025
Klinis : Ny. E, seorang wanita berusia 60 tahun yang berdomisili di Dusun Blongkeng, Kecamatan Ngluwar, Magelang, didiagnosis menderita hipertensi dengan tekanan darah terakhir tercatat sebesar 170/90 mmHg. Beliau mengeluhkan sakit kepala yang terasa berdenyut, terutama di bagian belakang kepala (suboksipital), yang kerap muncul saat bangun tidur maupun setelah melakukan aktivitas ringan seperti menyapu halaman atau berjalan sebentar di sekitar rumah. Selain itu, beliau juga merasa tubuhnya lemas, khususnya ketika berdiri atau bangun dari posisi tidur, yang memaksanya duduk atau beristirahat sejenak sebelum melanjutkan kegiatan. Keluhan ini telah berlangsung selama beberapa hari terakhir dan cukup mengganggu rutinitas harian beliau, terutama saat melakukan pekerjaan rumah tangga. Dari hasil pengkajian, diketahui bahwa Ny. E belum menjalani pengelolaan hipertensi secara optimal. Beliau jarang melakukan pemeriksaan tekanan darah secara mandiri, tidak rutin mengonsumsi obat antihipertensi yang telah diresepkan sebelumnya, serta belum secara konsisten menerapkan pola makan rendah garam dan lemak. Pola hidup beliau juga belum terstruktur dengan baik, seperti kurangnya aktivitas fisik yang teratur. Saat ditanyakan lebih lanjut, beliau mengaku belum memahami secara menyeluruh mengenai kondisi hipertensinya, termasuk penyebab, komplikasi yang mungkin timbul, serta pentingnya kontrol rutin dan kepatuhan terhadap terapi. Meskipun demikian, saat ini beliau menunjukkan keterbukaan terhadap edukasi dan komunikasi dari tenaga kesehatan, serta mulai menunjukkan minat untuk belajar lebih banyak mengenai cara merawat dirinya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang relevan untuk kasus Ny. E sesuai dengan standar PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia):
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Keseimbangan Tekanan Darah (SDKI Code: 00016)**
**Definisi:** Ketidakmampuan mempertahankan tekanan darah dalam rentang normal akibat gangguan mekanisme regulasi.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Ketidaktahuan tentang manajemen hipertensi
- Ketidakpatuhan terhadap terapi farmakologis
- Pola makan tinggi garam dan lemak
- Kurangnya aktivitas fisik
---
### **Luaran Keperawatan (SLKI):**
**Tekanan Darah Terkendali (SLKI Code: 1402)**
**Indikator:**
- Tekanan darah dalam rentang normal (120140/8090 mmHg)
- Penurunan frekuensi sakit kepala
- Peningkatan toleransi aktivitas
- Peningkatan kepatuhan terhadap terapi
---
### **Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**1. Edukasi Manajemen Hipertensi (SIKI Code: 5604)**
- Memberikan penjelasan tentang penyebab, gejala, dan komplikasi hipertensi
- Menjelaskan pentingnya diet rendah garam dan lemak
- Mendorong pemantauan tekanan darah mandiri
**2. Manajemen Terapi Farmakologis (SIKI Code: 2310)**
- Memastikan pemahaman tentang regimen obat antihipertensi
- Menekankan pentingnya kepatuhan minum obat
- Memantau efek samping obat
**3. Promosi Aktivitas Fisik (SIKI Code: 4400)**
- Merekomendasikan aktivitas fisik ringan (jalan kaki, senam hipertensi)
- Menghindari aktivitas berat yang memicu peningkatan tekanan darah
**4. Manajemen Nyeri (SIKI Code: 0810)**
- Mengajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi sakit kepala
- Memantau intensitas nyeri dan respons terhadap intervensi
---
### **Penjelasan Singkat:**
- **SDKI (00016)** menggambarkan masalah utama Ny. E, yaitu ketidakstabilan tekanan darah yang dipengaruhi oleh faktor perilaku dan pengetahuan.
- **SLKI (1402)** menjadi target luaran yang diharapkan, yaitu tercapainya tekanan darah yang stabil dan berkurangnya gejala.
- **SIKI (5604, 2310, 4400, 0810)** mencakup intervensi holistik, mulai dari edukasi, manajemen obat, aktivitas fisik, hingga penanganan nyeri.
Dengan pendekatan ini, diharapkan Ny. E dapat mencapai kontrol tekanan darah yang lebih baik dan meningkatkan kualitas hidupnya.
*(Sumber: Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) PPNI, Edisi Terkini)* -
Article No. 17461 | 18 May 2025
Klinis : pasien mengeluh seluruh badannya panas. Panas dirasakan sepanjang hari sejak 1 hari yang lalu sampai hari ini, suhu tubuh 38,7°C. Pasien juga mengatakan makan 3 kali sehari tetapi sedikit dikarenakan tidak nafsu makan, pasien mengatakan lemas dan bibir terlihat kering. TTV N : 97x/menit TD: 130/70mmHg RR: 20x/menit S: 38,7°C.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Hipertermia (SDKI: 00007)**
**Penjelasan Singkat:**
1. **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) Kode: 00007**
- **Definisi:** Suhu tubuh di atas rentang normal (?38°C) akibat ketidakmampuan tubuh dalam mengatur suhu.
- **Faktor yang Berhubungan:**
- Peningkatan metabolisme (infeksi, dehidrasi).
- Ketidakseimbangan cairan (bibir kering, lemas).
- Penurunan asupan nutrisi (nafsu makan menurun).
2. **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) Kode: 0801** *(Status Termoregulasi)*
- **Kriteria Luaran:**
- Suhu tubuh dalam rentang normal (36,537,5°C).
- Kulit hangat tanpa kemerahan berlebihan.
- Asupan cairan dan nutrisi adekuat.
3. **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) Kode: 3920** *(Manajemen Hipertermia)*
- **Intervensi:**
- Monitor suhu tubuh setiap 24 jam.
- Berikan kompres hangat/dingin sesuai protokol.
- Anjurkan peningkatan asupan cairan (oral/IV).
- Kolaborasi pemberian antipiretik (jika diperlukan).
- Edukasi pasien dan keluarga tentang tanda dehidrasi.
**Catatan Tambahan:**
- **Tanda Vital Abnormal:** Suhu 38,7°C (hipertermia), nadi 97x/menit (sedikit meningkat), bibir kering (dehidrasi ringan).
- **Prioritas Intervensi:** Turunkan suhu tubuh dan cegah dehidrasi.
**Referensi:**
PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*. Edisi 2.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumen klinis)*