Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17534 | 19 May 2025
Klinis : Seorang perempuan berinisial A, berusia 23 tahun, mengeluh perih di ulu hati sejak pagi. Keluhan muncul setelah ia melewatkan makan malam dan belum sarapan karena terburu-buru. Ia juga merasa sedikit mual, tetapi tidak muntah. Aktivitas sehari-hari masih berjalan normal tanpa keluhan lain. Pemeriksaan tanda vital menunjukkan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 78 kali/menit, napas 18 kali/menit, dan suhu 36,8°C, yang semuanya dalam batas normal untuk orang dewasa. Pasien dalam keadaan sadar dan responsif, serta tidak ada gejala klinis yang mengindikasikan dehidrasi. Keluhan ini diduga akibat pola makan yang tidak teratur, sehingga pasien berencana memperbaiki pola makannya agar keluhan tidak berulang.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (kode SDKI: 00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
2. Intoleransi aktivitas (kode SDKI: 00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin karena kelelahan yang dirasakan.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri akut (kode 00132)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- Penyebab: Agen cidera biologis, kimia, fisik, atau psikologis.
- Gejala dan tanda: Ekspresi wajah yang menunjukkan nyeri, perilaku protektif, dan/atau pernyataan verbal tentang nyeri.
2. Intoleransi aktivitas (kode 00092)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin karena kelelahan yang dirasakan.
- Penyebab: Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, aktivitas berlebihan, dan/atau kelemahan.
- Gejala dan tanda: Kelelahan, sesak napas, dan/atau palpitasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri
2. Toleransi aktivitas
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri:
- Pengkajian nyeri
- Pemberian analgesik
- Teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri
2. Peningkatan toleransi aktivitas:
- Pengkajian toleransi aktivitas
- Perencanaan aktivitas
- Edukasi tentang aktivitas
Dalam kondisi yang Anda deskripsikan, pasien A mengalami nyeri akut di ulu hati dan intoleransi aktivitas akibat pola makan yang tidak teratur. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri dan peningkatan toleransi aktivitas, sesuai dengan diagnosa keperawatan yang ditetapkan. -
Article No. 17535 | 19 May 2025
Klinis : Seorang perempuan berinisial A, berusia 23 tahun, mengeluh perih di ulu hati sejak pagi. Keluhan muncul setelah ia melewatkan makan malam dan belum sarapan karena terburu-buru. Ia juga merasa sedikit mual, tetapi tidak muntah. Aktivitas sehari-hari masih berjalan normal tanpa keluhan lain. Pemeriksaan tanda vital menunjukkan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 78 kali/menit, napas 18 kali/menit, dan suhu 36,8°C, yang semuanya dalam batas normal untuk orang dewasa. Pasien dalam keadaan sadar dan responsif, serta tidak ada gejala klinis yang mengindikasikan dehidrasi. Keluhan ini diduga akibat pola makan yang tidak teratur, sehingga pasien berencana memperbaiki pola makannya agar keluhan tidak berulang.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dalam menganalisis kondisi yang diberikan, diagnosis yang paling sesuai berdasarkan kode ICD-10 adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K30
- Deskripsi: Dispepsia
Kondisi yang dialami oleh pasien A, seorang perempuan berusia 23 tahun, mengeluhkan perih di ulu hati setelah melewatkan makan malam dan belum sarapan, disertai dengan sedikit mual namun tidak muntah, tidak menunjukkan adanya gejala lain yang mengarah pada kondisi medis lainnya. Berdasarkan gambaran klinis tersebut, diagnosis yang paling sesuai adalah dispepsia, yang merupakan istilah umum untuk mendeskripsikan ketidaknyamanan atau nyeri di area perut atas.
Tidak ditemukan adanya prosedur atau tindakan medis yang perlu dikodekan dengan kode ICD-9-CM dalam kasus ini. Penatalaksanaan yang disarankan adalah perbaikan pola makan yang tidak teratur, sehingga dapat mencegah kekambuhan keluhan dispepsia. -
Article No. 17536 | 19 May 2025
Klinis : Seorang perempuan berinisial A, berusia 23 tahun, mengeluh perih di ulu hati sejak pagi. Keluhan muncul setelah ia melewatkan makan malam dan belum sarapan karena terburu-buru. Ia juga merasa sedikit mual, tetapi tidak muntah. Aktivitas sehari-hari masih berjalan normal tanpa keluhan lain. Pemeriksaan tanda vital menunjukkan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 78 kali/menit, napas 18 kali/menit, dan suhu 36,8°C, yang semuanya dalam batas normal untuk orang dewasa. Pasien dalam keadaan sadar dan responsif, serta tidak ada gejala klinis yang mengindikasikan dehidrasi. Keluhan ini diduga akibat pola makan yang tidak teratur, sehingga pasien berencana memperbaiki pola makannya agar keluhan tidak berulang.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
Definisi (SDKI): Berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Kode SDKI: 00002
Penjelasan singkat:
Pasien menunjukkan gejala risiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, ditandai dengan keluhan perih di ulu hati setelah melewatkan makan malam dan belum sarapan. Kondisi ini dapat menyebabkan asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
2. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
Definisi (SDKI): Asupan nutrisi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Kode SDKI: 00002
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, yang ditandai dengan keluhan perih di ulu hati dan sedikit mual setelah melewatkan makan malam dan belum sarapan. Kondisi ini menunjukkan asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. Diagnosa Keperawatan: Pola makan tidak efektif (00102)
Definisi (SDKI): Konsumsi makanan dan/atau minuman yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Kode SDKI: 00102
Penjelasan singkat:
Pasien menunjukkan pola makan yang tidak efektif, ditandai dengan melewatkan makan malam dan belum sarapan, sehingga konsumsi makanan dan/atau minuman tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Singkatan:
SDKI: Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
SLKI: Standar Luaran Keperawatan Indonesia
SIKI: Standar Intervensi Keperawatan Indonesia -
Article No. 17537 | 19 May 2025
Klinis : Lansia mengatakan bahwa pemeriksaan tekanan darah tidak penting jika belum merasakan gejala. Lansia merasa tidak memiliki waktu untuk menghadiri Posbindu karena kesibukan ekonomi (bekerja). Lansia mengaku tidak mendapatkan informasi yang cukup tentang hipertensi dan pencegahannya. Lansia merasa tidak ada manfaat langsung dari pemeriksaan tekanan darah, sehingga enggan berpartisipasi. Data puskesmas menunjukkan Hanya 2% lansia yang rutin menghadiri Posbindu selama 4 kali berturut-turut. 85% lansia memiliki kemampuan rendah dalam mengenali hipertensi secara dini. 40% warga yang menderita hipertensi tidak pernah mendapatkan penyuluhan tentang hipertensi. Mayoritas lansia (80%) hanya tamat SD atau tidak bersekolah, yang berpotensi mempengaruhi pemahaman mereka tentang hipertensi. Penduduk jarang berada di rumah pada pagi dan siang hari karena bekerja, sementara anak-anak berada di sekolah. Mayoritas penduduk (70%) adalah pedagang, sehingga sulit meluangkan waktu untuk pemeriksaan kesehatan.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, tidak terdapat kode ICD-10 yang spesifik untuk kondisi yang dijelaskan. Namun, berikut adalah beberapa poin penting yang dapat dipertimbangkan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z13.1
- Deskripsi: Pemeriksaan khusus untuk deteksi dini hipertensi
2. Tidak ada kode ICD-9-CM Procedure yang sesuai, karena kondisi yang dijelaskan berfokus pada perilaku dan persepsi lansia terhadap pemeriksaan tekanan darah, bukan tindakan medis tertentu.
Penjelasan:
- Kode Z13.1 dalam ICD-10 menggambarkan pemeriksaan khusus yang dilakukan untuk mendeteksi dini hipertensi. Hal ini sesuai dengan kondisi yang dijelaskan, di mana lansia kurang memahami pentingnya pemeriksaan tekanan darah secara rutin.
- Tidak ada prosedur atau tindakan medis spesifik yang tercakup dalam kasus ini. Kondisi yang dijelaskan lebih terkait dengan faktor-faktor yang memengaruhi perilaku lansia dalam melakukan pemeriksaan kesehatan, seperti kesibukan ekonomi, pemahaman yang rendah tentang hipertensi, dan persepsi manfaat yang kurang.
- Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan intervensi yang berfokus pada peningkatan pengetahuan, kesadaran, dan motivasi lansia dalam melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin. Hal ini dapat dilakukan melalui program edukasi kesehatan, kolaborasi dengan Posbindu, dan penyesuaian layanan kesehatan untuk memfasilitasi partisipasi lansia. -
Article No. 17538 | 19 May 2025
Klinis : Lansia mengatakan bahwa pemeriksaan tekanan darah tidak penting jika belum merasakan gejala. Lansia merasa tidak memiliki waktu untuk menghadiri Posbindu karena kesibukan ekonomi (bekerja). Lansia mengaku tidak mendapatkan informasi yang cukup tentang hipertensi dan pencegahannya. Lansia merasa tidak ada manfaat langsung dari pemeriksaan tekanan darah, sehingga enggan berpartisipasi. Data puskesmas menunjukkan Hanya 2% lansia yang rutin menghadiri Posbindu selama 4 kali berturut-turut. 85% lansia memiliki kemampuan rendah dalam mengenali hipertensi secara dini. 40% warga yang menderita hipertensi tidak pernah mendapatkan penyuluhan tentang hipertensi. Mayoritas lansia (80%) hanya tamat SD atau tidak bersekolah, yang berpotensi mempengaruhi pemahaman mereka tentang hipertensi. Penduduk jarang berada di rumah pada pagi dan siang hari karena bekerja, sementara anak-anak berada di sekolah. Mayoritas penduduk (70%) adalah pedagang, sehingga sulit meluangkan waktu untuk pemeriksaan kesehatan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kurang Pengetahuan (00126)
- SDKI: Kurang Pengetahuan
- SLKI: Pengetahuan Rendah
- SIKI: Edukasi Kesehatan
- Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu.
2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (00078)
- SDKI: Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
- SLKI: Kepatuhan Rendah
- SIKI: Manajemen Penyakit Kronis
- Definisi: Gagal dalam mengidentifikasi, menangani, dan/atau mengomunikasikan informasi tentang kebutuhan kesehatan.
3. Risiko Ketidakpatuhan (00188)
- SDKI: Risiko Ketidakpatuhan
- SLKI: Kepatuhan Rendah
- SIKI: Manajemen Penyakit Kronis
- Definisi: Berisiko mengalami perilaku yang tidak sesuai dengan rencana pengobatan yang disepakati oleh pasien dan penyedia layanan kesehatan.
Penjelasan Singkat:
1. Kurang Pengetahuan (00126):
Lansia memiliki pengetahuan yang kurang tentang pentingnya pemeriksaan tekanan darah dan pencegahan hipertensi. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya informasi yang diterima oleh lansia.
2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (00078):
Lansia tidak efektif dalam mengelola kesehatan mereka, ditandai dengan rendahnya partisipasi dalam kegiatan Posbindu. Hal ini dapat disebabkan oleh kendala waktu dan kesibukan ekonomi yang dihadapi oleh lansia.
3. Risiko Ketidakpatuhan (00188):
Lansia berisiko untuk tidak patuh terhadap pemeriksaan tekanan darah dan upaya pencegahan hipertensi. Hal ini dapat disebabkan oleh persepsi lansia yang menganggap pemeriksaan tidak penting dan tidak adanya manfaat langsung yang dirasakan.
Kode dan definisi yang diberikan mengacu pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 17539 | 19 May 2025
Klinis : Ny. S (70 Tahun) mengalami hemiparesis bagian kanan. Tiga hari yang lalu pulang di rawat di rumah sakit. Sejak 5 tahun yang lalu Ny. S mengalami hipertensi. Hasil pemeriksaan Tekanan darah 180/90 mmHg, Nadi 85 kali permenit, Suhu 36,5. Sering mengalami throbbing di bagian kepala dan palpitasi. Kekuatan otot anggota gerak bagian kanan 3. Ny.S sering mengkonsumsi daging 3-4 kali dalam seminggu, ayam minimal 3 kali dalam seminggu dan ikan seminggu sekali. Air putih dikonsumsi sebanyak 4-6 gelas dan Ny.S mempunyai kebiasaan minum kopi 3-4 gelas/hari. Karena keluhannya tersebut, Ny.S merasa stress karena tidak bisa bekerja dan ditambah masalah keluarga yang sedang dialaminya. Ny.S sudah meminum obat penurun tekanan darah namun tidak cukup membantu untuk menangani keluhannya. Ny.S kemudian meminta saran kepada perawat tentang terapi lain yang bisa mengurangi keluhannya dan meningkatkan kemampuan bergerak. Sebagai seorang perawat, apa yang akan Anda lakukan saat menangani pasien dengan kondisi tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan hal-hal berikut dalam menangani kondisi Ny. S:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas (00092) - Ketidakcukupan energi fisiologis atau psikologis untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
2. Ketidakefektifan Pengelolaan Kesehatan (00078) - Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau menangani masalah kesehatan secara efektif.
3. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif (00205) - Berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas (00092) - Kode: 10001 - Definisi: Ketidakcukupan energi fisiologis atau psikologis untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
2. Ketidakefektifan Pengelolaan Kesehatan (00078) - Kode: 10004 - Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau menangani masalah kesehatan secara efektif.
3. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif (00205) - Kode: 10016 - Definisi: Berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Toleransi Aktivitas Meningkat
2. Pengelolaan Kesehatan Efektif
3. Perfusi Serebral Adekuat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Aktivitas
2. Edukasi Manajemen Kesehatan
3. Peningkatan Perfusi Serebral
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan hal-hal berikut dalam menangani kondisi Ny. S:
1. Melakukan assessmen menyeluruh untuk mengetahui tingkat keterbatasan aktivitas, kemampuan pengelolaan kesehatan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perfusi serebral.
2. Menyusun rencana perawatan yang meliputi:
a. Intervensi untuk meningkatkan toleransi aktivitas, seperti latihan fisik yang bertahap dan manajemen energi.
b. Edukasi tentang manajemen hipertensi, pengaturan diet rendah garam dan lemak, serta kebiasaan minum obat yang teratur.
c. Intervensi untuk meningkatkan perfusi serebral, seperti pemantauan tanda-tanda vital, pemberian obat antihipertensi, dan relaksasi.
3. Melaksanakan rencana perawatan secara kolaboratif dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter dan ahli gizi.
4. Melakukan evaluasi secara berkala untuk menilai kemajuan pasien dan melakukan penyesuaian rencana perawatan sesuai kebutuhan.
5. Memberikan dukungan psikologis dan edukasi kepada Ny. S serta keluarganya untuk membantu mengatasi masalah stress dan meningkatkan kemampuan aktivitas sehari-hari. -
Article No. 17540 | 19 May 2025
Klinis : Badan meriang, pinggang sebelah kiri sakit, panas, pusing
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Karakteristik Mayor: Melaporkan pengalaman nyeri, Perubahan tanda-tanda vital, Perubahan ekspresi wajah, Perubahan perilaku.
Karakteristik Minor: Gelisah, Gangguan tidur, Nafsu makan menurun.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri
Definisi: Mengendalikan pengalaman nyeri dan respons terhadap nyeri.
Indikator Hasil:
a. Melaporkan nyeri terkontrol.
b. Mendemonstrasikan teknik pengendalian nyeri.
c. Menunjukkan perilaku yang sesuai untuk mengurangi nyeri.
d. Menunjukkan ekspresi wajah yang relaks.
e. Mempertahankan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
Definisi: Memfasilitasi kenyamanan pasien yang mengalami nyeri.
Aktivitas:
a. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi.
b. Observasi tanda-tanda vital dan respons nonverbal terhadap nyeri.
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan intervensi farmakologis dan nonfarmakologis yang sesuai.
d. Ajarkan pasien teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin.
e. Evaluasi efektivitas intervensi yang diberikan dan modifikasi sesuai kebutuhan.
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang dipaparkan, yaitu badan meriang, pinggang sebelah kiri sakit, panas, dan pusing, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut. Pasien mengalami pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kemungkinan adanya kerusakan jaringan yang ditandai dengan gejala-gejala tersebut.
Luaran yang diharapkan adalah Kontrol Nyeri, di mana pasien dapat mengendalikan pengalaman nyeri dan respons terhadap nyeri. Indikator hasil yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan nyeri terkontrol, mendemonstrasikan teknik pengendalian nyeri, menunjukkan perilaku yang sesuai untuk mengurangi nyeri, menunjukkan ekspresi wajah yang relaks, dan dapat mempertahankan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Manajemen Nyeri, di mana perawat akan melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, mengobservasi tanda-tanda vital dan respons nonverbal pasien, berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan intervensi farmakologis dan nonfarmakologis yang sesuai, mengajarkan pasien teknik manajemen nyeri non-farmakologis, serta mengevaluasi efektivitas intervensi yang diberikan dan melakukan modifikasi sesuai kebutuhan. -
Article No. 17541 | 19 May 2025
Klinis : Tubuh terasa meriang pegal pegal, sakit kepala, pinggang sebelah kiri sakit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi yang Anda deskripsikan, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri akut (10019)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut, dengan onset mendadak atau lambat dan intensitas ringan hingga berat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol nyeri (10002)
Definisi: Kemampuan individu untuk mengendalikan nyeri yang dirasakan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri (30007)
Definisi: Tindakan untuk membantu individu mengurangi nyeri hingga ke tingkat toleransi yang dapat diterima.
Penjelasan singkat:
Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, yaitu tubuh terasa meriang, pegal-pegal, sakit kepala, dan pinggang sebelah kiri sakit, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut (00132). Ini menggambarkan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial.
Dalam SDKI, diagnosa ini dikenal sebagai Nyeri Akut (10019), yang memiliki definisi yang sama. Luaran keperawatan yang sesuai adalah Kontrol Nyeri (10002), yang mengacu pada kemampuan individu untuk mengendalikan nyeri yang dirasakan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Nyeri (30007), yang bertujuan untuk membantu individu mengurangi nyeri hingga ke tingkat toleransi yang dapat diterima. -
Article No. 17450 | 18 May 2025
Klinis : Seorang Ibu Rumah Tangga, 49 tahun mempunyai keluhan sesak nafas. Hasil pengkajian, pasien merasakan badan sering kali terasa lemah, bengkak dikedua tungkai kaki, dan merasa perut membesar, serta sulit untuk tertidur nyenyak. Pasien dibawa ke RS dan dokter mendiagnosa CKD dan sudah 3 kali menjalani hemodialisis. Pasien melewatkan 2 jadwal dialisis karena merasa tidak ada perubahan. Pasien memiliki riwayat diabetes melitus dan hipertensi semenjak 10 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik; TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi 72x/menit, Frekuensi napas 28x/menit, suhu 37ºC, konjungtiva anemis, terlihat edema periorbital, terpasang CDL di leher pasien sebelah kanan. Edema pada bagian kaki derajat 3, ascites (edema diakui telah berkurang oleh Ny.W, serta perut yang tidak lagi bengkak seperti sebelumnya). Saat ini BB Ny.W 55 Kg, TB 150 Cm. Tidak mempunyai riwayat alergi. Terpasang oksigen 3 lpm nasal canul. Pemeriksaan lab Hb 8.6, Ht 29. MCV 66.4, MCH 19.5, MCHC 29.5. Kadar kreatinin 6.32, ureum 119. AGD pH 7.335, PCO2 30.9, PO2 94.2, HCO3 16.2, TCO3 32.1 Pasien mendapatkan terapi farmakologis: Furosemide 20mg/amp 1x3 amp IV Bicnat 500mg tab 3x1 tab Asam folat 5mg tab 1x1 tab PO Amlodipin 10mg tab 1x10 mg tab PO Insulin 10 unit IV Ceftriaxon 1gr vial 2x1 gr IV Azitromycin 500mg tab 1x1 PO N-acetilcystein 200mg tab 3x1 PO Program Perawatan dan Tindakan selanjutnya : 1. Pasien direncanakan menjalani hemodialisis 2 x/minggu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Napas
2. Kelebihan Volume Cairan
3. Gangguan Tidur
4. Kurang Pengetahuan Manajemen Penyakit Kronis
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakefektifan Pola Napas (00032)
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
2. Kelebihan Volume Cairan (00026)
Definisi: Kelebihan cairan isotonik yang diretensikan dalam kompartemen cairan tubuh.
3. Gangguan Tidur (00198)
Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
4. Kurang Pengetahuan Manajemen Penyakit Kronis (00126)
Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan penyakit kronis dan pengobatannya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola Napas Efektif (1902)
2. Keseimbangan Cairan (0601)
3. Kualitas Tidur (0004)
4. Pengetahuan Manajemen Penyakit Kronis (1847)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Respirasi (3350)
2. Manajemen Cairan (4120)
3. Manajemen Gangguan Tidur (1850)
4. Edukasi Manajemen Penyakit Kronis (7040)
Berdasarkan kondisi pasien, rencana perawatan selanjutnya dapat mencakup:
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara rutin, terutama frekuensi napas, untuk mengevaluasi pola napas.
2. Manajemen pemberian cairan dan elektrolit, serta pemantauan edema.
3. Intervensi untuk meningkatkan kualitas tidur, seperti pengaturan lingkungan dan teknik relaksasi.
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai manajemen penyakit CKD, pentingnya kepatuhan dialisis, dan pengelolaan gejala yang muncul. -
Article No. 17451 | 18 May 2025
Klinis : Seorang Ibu Rumah Tangga, 49 tahun mempunyai keluhan sesak nafas. Hasil pengkajian, pasien merasakan badan sering kali terasa lemah, bengkak dikedua tungkai kaki, dan merasa perut membesar, serta sulit untuk tertidur nyenyak. Pasien dibawa ke RS dan dokter mendiagnosa CKD dan sudah 3 kali menjalani hemodialisis. Pasien melewatkan 2 jadwal dialisis karena merasa tidak ada perubahan. Pasien memiliki riwayat diabetes melitus dan hipertensi semenjak 10 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik; TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi 72x/menit, Frekuensi napas 28x/menit, suhu 37ºC, konjungtiva anemis, terlihat edema periorbital, terpasang CDL di leher pasien sebelah kanan. Edema pada bagian kaki derajat 3, ascites (edema diakui telah berkurang oleh Ny.W, serta perut yang tidak lagi bengkak seperti sebelumnya). Saat ini BB Ny.W 55 Kg, TB 150 Cm. Tidak mempunyai riwayat alergi. Terpasang oksigen 3 lpm nasal canul. Pemeriksaan lab Hb 8.6, Ht 29. MCV 66.4, MCH 19.5, MCHC 29.5. Kadar kreatinin 6.32, ureum 119. AGD pH 7.335, PCO2 30.9, PO2 94.2, HCO3 16.2, TCO3 32.1 Pasien mendapatkan terapi farmakologis: Furosemide 20mg/amp 1x3 amp IV Bicnat 500mg tab 3x1 tab Asam folat 5mg tab 1x1 tab PO Amlodipin 10mg tab 1x10 mg tab PO Insulin 10 unit IV Ceftriaxon 1gr vial 2x1 gr IV Azitromycin 500mg tab 1x1 PO N-acetilcystein 200mg tab 3x1 PO Program Perawatan dan Tindakan selanjutnya : 1. Pasien direncanakan menjalani hemodialisis 2 x/minggu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kasus Ny. W:
**1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Pertukaran Gas** (SDKI Code: 00030)
**Penjelasan:**
Kondisi ini terkait dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan pertukaran oksigen dan karbon dioksida secara adekuat, ditandai dengan sesak napas (frekuensi napas 28x/menit), penggunaan oksigen nasal kanul 3 lpm, dan hasil AGD yang menunjukkan asidosis metabolik (pH 7.335, HCO3 16.2).
**SLKI:**
- **Perbaikan pertukaran gas** (SLKI Code: 0301): Frekuensi napas dalam rentang normal (16-20x/menit), saturasi O2 ?95%, dan nilai AGD stabil.
**SIKI:**
- **Manajemen jalan napas** (SIKI Code: 3180): Memantau saturasi O2, posisi semi-Fowler, dan pemberian oksigen sesuai kebutuhan.
- **Manajemen asidosis metabolik** (SIKI Code: 2010): Memantau AGD, pemberian bikarbonat (Bicnat), dan kolaborasi dengan tim medis.
---
**2. Diagnosa Keperawatan:**
**Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit** (SDKI Code: 00027)
**Penjelasan:**
Akumulasi cairan akibat penurunan fungsi ginjal (CKD stadium lanjut), ditandai dengan edema tungkai derajat 3, ascites, dan hasil lab (ureum 119, kreatinin 6.32).
**SLKI:**
- **Keseimbangan cairan tercapai** (SLKI Code: 0603): Edema berkurang, berat badan stabil, dan tanda vital dalam batas normal.
**SIKI:**
- **Manajemen hipervolemia** (SIKI Code: 2120): Pemberian diuretik (Furosemide), pembatasan cairan, dan pemantauan balance cairan.
- **Manajemen hemodialisis** (SIKI Code: 2160): Memastikan kepatuhan jadwal dialisis dan evaluasi post-dialisis.
---
**3. Diagnosa Keperawatan:**
**Intoleransi Aktivitas** (SDKI Code: 00092)
**Penjelasan:**
Kelemahan fisik akibat anemia (Hb 8.6), retensi toksin uremik, dan komorbiditas (DM, hipertensi).
**SLKI:**
- **Peningkatan toleransi aktivitas** (SLKI Code: 0403): Pasien mampu melakukan aktivitas harian dengan bantuan minimal.
**SIKI:**
- **Dukungan ambulasi** (SIKI Code: 0840): Latihan rentang gerak pasif/aktif dan manajemen energi.
- **Manajemen anemia** (SIKI Code: 2110): Pemberian asam folat dan pemantauan Hb.
---
**4. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Pola Tidur** (SDKI Code: 00045)
**Penjelasan:**
Kesulitan tidur nyenyak akibat ketidaknyamanan fisik (sesak, edema) dan faktor psikologis (kecemasan terkait penyakit).
**SLKI:**
- **Perbaikan pola tidur** (SLKI Code: 0902): Pasien melaporkan tidur ?6 jam/hari dengan kualitas baik.
**SIKI:**
- **Hygiene tidur** (SIKI Code: 1850): Pengaturan lingkungan tidur dan teknik relaksasi.
---
**5. Diagnosa Keperawatan:**
**Risiko Infeksi** (SDKI Code: 00004)
**Penjelasan:**
Imunosupresi sekunder akibat CKD, pemasangan CDL, dan terapi antibiotik (Ceftriaxon, Azitromycin).
**SLKI:**
- **Pencegahan infeksi** (SLKI Code: 1101): Tidak ada tanda infeksi (demam, leukositosis).
**SIKI:**
- **Perawatan luka invasif** (SIKI Code: 3540): Pemantauan CDL dan teknik steril.
---
**6. Diagnosa Keperawatan:**
**Ketidakpatuhan Terapeutik** (SDKI Code: 00079)
**Penjelasan:**
Pasien melewatkan 2x hemodialisis karena persepsi tidak ada perbaikan.
**SLKI:**
- **Kepatuhan terapeutik** (SLKI Code: 1601): Pasien menyatakan pemahaman tentang pentingnya dialisis.
**SIKI:**
- **Edukasi kesehatan** (SIKI Code: 5600): Penjelasan komplikasi CKD dan manfaat dialisis.
---
**Catatan:**
- **Prioritas:** Gangguan pertukaran gas dan ketidakseimbangan cairan adalah urgensi utama.
- **Kolaborasi:** Koordinasi dengan nephrologist untuk optimasi dialisis dan tim gizi untuk pembatasan protein/Na.
Format RTF terlampir dalam dokumen terpisah.