Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17565 | 20 May 2025
Klinis : - klien mengatakan susah berjalan dan harus di bantu dengan Istri do: - klien tampak menggunakan kursi roda - . klien tampak lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Keterbatasan Mobilitas Fisik (00085)
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau fleksibilitas otot.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00085
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau fleksibilitas otot.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 0205
Definisi: Kemampuan untuk melakukan pergerakan fisik yang diperlukan untuk aktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 00009
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk memfasilitasi atau meningkatkan kemampuan klien dalam melakukan pergerakan fisik yang diperlukan untuk aktivitas sehari-hari.
Penjelasan singkat:
Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, klien mengalami keterbatasan dalam melakukan mobilitas fisik, ditandai dengan klien mengatakan susah berjalan dan harus dibantu dengan istri, serta tampak menggunakan kursi roda. Klien juga tampak lemas. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Keterbatasan Mobilitas Fisik, dengan kode 00085 pada SDKI. Luaran yang diharapkan adalah Mobilitas (0205) pada SLKI, dan intervensi yang dapat dilakukan adalah Manajemen Mobilitas (00009) pada SIKI. -
Article No. 17566 | 20 May 2025
Klinis : kulit merah, suhu tubuh 39, lidah tampak putih dan pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu kulit merah, suhu tubuh 39, lidah tampak putih, dan pusing, maka dapat ditetapkan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (00007)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal karena ketidakmampuan untuk mengatur suhu tubuh.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia (10001)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal karena ketidakmampuan untuk mengatur suhu tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu tubuh dalam kisaran normal (10001)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Demam (10001)
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat di atas normal.
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan kondisi yang diberikan, pasien mengalami peningkatan suhu tubuh (hipertermia) yang ditandai dengan suhu tubuh 39°C. Selain itu, pasien juga mengalami gejala lain seperti kulit merah, lidah tampak putih, dan pusing. Diagnosa keperawatan yang tepat adalah Hipertermia (00007), yang didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal karena ketidakmampuan untuk mengatur suhu tubuh.
Dalam SDKI, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Hipertermia (10001) dengan definisi yang sama. Terkait luaran keperawatan, SLKI mengidentifikasi Suhu tubuh dalam kisaran normal (10001) sebagai kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal. Sementara itu, intervensi keperawatan yang sesuai adalah Manajemen Demam (10001), yang didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat di atas normal. -
Article No. 17567 | 20 May 2025
Klinis : pasien mengalami nyeri pada bagian abdomen tengah, masuk angin, muntah, diare, BAB mencret, suhu tubuh panas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang mengalami nyeri pada bagian abdomen tengah, masuk angin, muntah, diare, BAB mencret, dan suhu tubuh panas adalah "Diare" (D.0013).
Penjelasan:
Diare merupakan diagnosa keperawatan SDKI yang paling sesuai dengan gejala yang dialami pasien. Diare didefinisikan sebagai "perubahan bentuk dan frekuensi buang air besar yang tidak normal, yaitu frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali per hari dengan konsistensi cair". Gejala-gejala lain yang dialami pasien, seperti nyeri abdomen, masuk angin, muntah, dan suhu tubuh panas, merupakan gejala-gejala yang sering menyertai kondisi diare.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pemulihan Keseimbangan Cairan (L.04)
- Indikator:
- Frekuensi diare berkurang
- Konsistensi feses kembali normal
- Tanda-tanda dehidrasi berkurang
2. Tingkat Kenyamanan (L.15)
- Indikator:
- Nyeri abdomen berkurang
- Keluhan masuk angin berkurang
- Mual dan muntah berkurang
3. Kontrol Suhu Tubuh (L.16)
- Indikator:
- Suhu tubuh kembali normal
Penjelasan:
Luaran/output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah pemulihan keseimbangan cairan, peningkatan tingkat kenyamanan, dan kontrol suhu tubuh. Hal ini bertujuan untuk mengatasi gejala-gejala diare yang dialami pasien, seperti perubahan frekuensi dan konsistensi feses, nyeri abdomen, masuk angin, mual, muntah, dan suhu tubuh panas.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Diare (I.07)
- Kaji frekuensi, konsistensi, dan volume diare
- Berikan edukasi tentang diare dan cara pencegahannya
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian obat antidiare, antiemetik, dan antispasmodik jika perlu
2. Manajemen Nyeri (I.13)
- Kaji karakteristik nyeri pasien
- Berikan intervensi non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti kompres hangat
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik jika perlu
3. Manajemen Suhu Tubuh (I.16)
- Kaji suhu tubuh pasien secara berkala
- Berikan intervensi untuk menurunkan suhu tubuh, seperti kompres dingin
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian antipiretik jika perlu
Penjelasan:
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SLKI) adalah manajemen diare, manajemen nyeri, dan manajemen suhu tubuh. Intervensi-intervensi tersebut bertujuan untuk mengatasi gejala-gejala yang dialami pasien, yaitu mengendalikan diare, mengurangi nyeri abdomen, dan mengontrol suhu tubuh. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti pemberian obat-obatan, juga dapat dilakukan jika diperlukan. -
Article No. 17568 | 20 May 2025
Klinis : pusing,bicara pelo,streoke
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Pusing: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Ketidakstabilan Hemodinamik" (SDKI, 2017). Pusing dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan tekanan darah, gangguan sirkulasi otak, atau masalah neurologis lainnya.
2. Bicara pelo: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Gangguan Komunikasi Verbal" (SDKI, 2017). Bicara pelo dapat disebabkan oleh stroke, cedera otak, atau kondisi neurologis lainnya yang mempengaruhi kemampuan berbicara.
3. Stroke: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Perubahan Perfusi Serebral" (SDKI, 2017). Stroke adalah kondisi medis darurat yang terjadi akibat gangguan aliran darah ke otak, yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak dan berbagai gejala, termasuk pusing, bicara pelo, dan gangguan lainnya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Ketidakstabilan Hemodinamik:
- Stabilitas Hemodinamik Terkelola (SLKI, 2019)
- Perfusi Jaringan Membaik (SLKI, 2019)
- Gejala Ketidakstabilan Hemodinamik Berkurang (SLKI, 2019)
2. Gangguan Komunikasi Verbal:
- Komunikasi Verbal Membaik (SLKI, 2019)
- Kemampuan Komunikasi Verbal Meningkat (SLKI, 2019)
- Frustrasi akibat Gangguan Komunikasi Berkurang (SLKI, 2019)
3. Perubahan Perfusi Serebral:
- Perfusi Serebral Membaik (SLKI, 2019)
- Fungsi Neurologis Membaik (SLKI, 2019)
- Risiko Komplikasi Berkurang (SLKI, 2019)
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Ketidakstabilan Hemodinamik:
- Pemantauan Tanda-Tanda Vital (SIKI, 2018)
- Manajemen Cairan (SIKI, 2018)
- Terapi Oksigen (SIKI, 2018)
2. Gangguan Komunikasi Verbal:
- Terapi Wicara (SIKI, 2018)
- Pelatihan Komunikasi (SIKI, 2018)
- Terapi Kognitif (SIKI, 2018)
3. Perubahan Perfusi Serebral:
- Perawatan Stroke (SIKI, 2018)
- Manajemen Aktivitas (SIKI, 2018)
- Rehabilitasi Fisik (SIKI, 2018)
Setiap intervensi keperawatan tersebut membutuhkan pelaksanaan yang rinci dan terperinci, sesuai dengan kondisi pasien, tujuan asuhan keperawatan, dan protokol penanganan yang berlaku. Perawat harus mempertimbangkan berbagai faktor, seperti kondisi klinis pasien, riwayat medis, dan respons terhadap intervensi, untuk memastikan perawatan yang efektif dan optimal. -
Article No. 17569 | 20 May 2025
Klinis : Sering konflik dengan suami, tidak ada dukungan emosional, tidak ada kesempatan untuk hamil
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi sering konflik dengan suami, tidak ada dukungan emosional, dan tidak ada kesempatan untuk hamil adalah "Distres Keluarga" (Family Distress). Diagnosa ini mengacu pada respon individu atau keluarga terhadap perubahan atau masalah yang terjadi dalam keluarga, yang dapat mempengaruhi fungsi dan integritas keluarga.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keluarga akan mampu mengatasi konflik yang terjadi dalam keluarga (Family Coping: Compromised).
2. Keluarga akan mendapatkan dukungan emosional yang adekuat (Family Support: Adequate).
3. Keluarga akan mampu beradaptasi dengan ketidakmampuan untuk hamil (Parenting: Compromised).
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengatasi konflik:
a. Melakukan asesmen terhadap dinamika dan pola interaksi dalam keluarga.
b. Memfasilitasi diskusi dan komunikasi yang efektif antara anggota keluarga.
c. Mengajarkan teknik manajemen konflik dan resolusi masalah.
d. Melibatkan konselor atau terapis perkawinan jika diperlukan.
2. Intervensi untuk meningkatkan dukungan emosional dalam keluarga:
a. Menggali sumber-sumber dukungan sosial yang ada dalam keluarga.
b. Mendorong anggota keluarga untuk saling memberikan dukungan emosional.
c. Mengajarkan teknik komunikasi terbuka dan empati dalam keluarga.
d. Memfasilitasi pertemuan dengan kelompok dukungan atau komunitas yang relevan.
3. Intervensi untuk membantu keluarga beradaptasi dengan ketidakmampuan untuk hamil:
a. Mengkaji pemahaman dan persepsi keluarga terkait kehamilan dan fertilitas.
b. Memberikan edukasi dan konseling tentang alternatif kehamilan, adopsi, atau opsi lain.
c. Membantu keluarga mengembangkan strategi coping yang sehat.
d. Merujuk ke ahli kesehatan mental atau konselor perkawinan jika diperlukan.
Penjelasan secara rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa keperawatan "Distres Keluarga" mengidentifikasi bahwa ada permasalahan atau perubahan yang terjadi dalam keluarga, yang dapat mempengaruhi fungsi dan integritas keluarga. Situasi sering konflik dengan suami, tidak ada dukungan emosional, dan tidak ada kesempatan untuk hamil merupakan contoh masalah yang dapat menimbulkan distres dalam keluarga.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah untuk membantu keluarga mencapai kondisi yang lebih baik. Keluarga diharapkan dapat mengatasi konflik yang terjadi, mendapatkan dukungan emosional yang adekuat, dan mampu beradaptasi dengan ketidakmampuan untuk hamil. Pencapaian luaran ini akan membantu memulihkan fungsi dan integritas keluarga.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi tiga aspek utama: manajemen konflik, peningkatan dukungan emosional, dan adaptasi terhadap ketidakmampuan untuk hamil. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk memfasilitasi komunikasi yang efektif, membangun strategi coping yang sehat, dan membantu keluarga beradaptasi dengan situasi yang mereka hadapi.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang tepat, diharapkan keluarga dapat mengatasi distres yang dihadapi dan memulihkan fungsi serta integritas keluarga. -
Article No. 17570 | 20 May 2025
Klinis : pasien dibolehkan pulang oleh dokter
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan kondisi pasien yang dibolehkan pulang oleh dokter dengan tone akademis dan persona pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Pemulihan Tertunda (RPUL)
Definisi: Berisiko mengalami pemulihan yang tidak optimal, yang dapat ditandai dengan pemanjangan waktu pemulihan, penurunan fungsi, dan/atau komplikasi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00245
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami pemulihan yang tidak optimal yang dapat ditandai dengan pemanjangan waktu pemulihan, penurunan fungsi, dan/atau komplikasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 10025
Definisi: Status pemulihan pasien yang membaik, ditandai dengan perubahan positif dalam status fungsional, aktivitas, dan kemampuan dalam menjalankan peran sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 00245
Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan perawat untuk membantu pasien mencapai pemulihan yang optimal.
Penjelasan singkat:
Pasien yang dibolehkan pulang oleh dokter memiliki risiko pemulihan tertunda, yang dapat ditandai dengan pemanjangan waktu pemulihan, penurunan fungsi, dan/atau komplikasi. Perawat harus melakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk membantu pasien mencapai pemulihan yang optimal, seperti memantau status kesehatan, memberikan edukasi, dan melakukan koordinasi dengan tim kesehatan lainnya. -
Article No. 17571 | 20 May 2025
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien anak perempuan usia 5 tahun yang mengalami kemungkinan campak.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Akut (00004)
Definisi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi agen patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
2. Gangguan Pola Napas (00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan normal.
3. Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
4. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Infeksi Akut (00004)
Kode: R-INF-01
Definisi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi agen patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
2. Gangguan Pola Napas (00032)
Kode: G-NAP-01
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan normal.
3. Intoleransi Aktivitas (00092)
Kode: I-AKT-01
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
4. Nyeri Akut (00132)
Kode: N-NYR-01
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pencegahan Infeksi (1842)
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan risiko infeksi.
2. Pemeliharaan Jalan Napas (0410)
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki fungsi pernapasan.
3. Manajemen Aktivitas (0200)
Definisi: Pengaturan dan bantuan dalam melakukan aktivitas fisik.
4. Manajemen Nyeri (1400)
Definisi: Tindakan untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan rasa nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pencegahan Infeksi (6550)
Definisi: Tindakan untuk mencegah atau meminimalkan risiko infeksi.
2. Manajemen Jalan Napas (3140)
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki fungsi pernapasan.
3. Manajemen Aktivitas (0200)
Definisi: Pengaturan dan bantuan dalam melakukan aktivitas fisik.
4. Manajemen Nyeri (1400)
Definisi: Tindakan untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan rasa nyeri. -
Article No. 17572 | 20 May 2025
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Termasuk Komplikasi (Kode: 00004)
Definisi: Peningkatan risiko yang dapat membahayakan kesehatan akibat paparan patogen.
2. Gangguan Pola Napas (Kode: 00032)
Definisi: Ketidakmampuan mempertahankan pola napas yang efektif.
3. Kerusakan Integritas Kulit (Kode: 00046)
Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
4. Nyeri Akut (Kode: 00132)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Infeksi Termasuk Komplikasi (Kode: 00004)
- Definisi: Peningkatan risiko yang dapat membahayakan kesehatan akibat paparan patogen.
- Faktor risiko: Paparan patogen, sistem imun terganggu, riwayat infeksi sebelumnya.
- Gejala dan tanda: Demam, menggigil, peningkatan denyut jantung, perubahan warna kulit, perubahan mental.
2. Gangguan Pola Napas (Kode: 00032)
- Definisi: Ketidakmampuan mempertahankan pola napas yang efektif.
- Faktor risiko: Infeksi saluran pernapasan, perubahan struktural saluran napas.
- Gejala dan tanda: Batuk kering, kesulitan bernapas, peningkatan frekuensi napas.
3. Kerusakan Integritas Kulit (Kode: 00046)
- Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
- Faktor risiko: Infeksi, reaksi alergi, perubahan perfusi.
- Gejala dan tanda: Ruam merah di kulit, kerusakan kulit.
4. Nyeri Akut (Kode: 00132)
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Faktor risiko: Infeksi, peradangan.
- Gejala dan tanda: Keluhan nyeri, perubahan ekspresi wajah, perubahan tanda vital.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pencegahan Infeksi (Kode: 1842)
2. Manajemen Jalan Napas (Kode: 0410)
3. Perawatan Luka (Kode: 1101)
4. Manajemen Nyeri (Kode: 1400)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Infeksi (Kode: 06170)
2. Nebulisasi (Kode: 03240)
3. Perawatan Luka (Kode: 03620)
4. Manajemen Nyeri (Kode: 07190)
Dalam kondisi ini, pasien anak perempuan usia 5 tahun mengalami gejala-gejala yang mengarah pada kemungkinan diagnosis penyakit campak. Oleh karena itu, perawat perlu melakukan pengkajian, intervensi, dan pemantauan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah dipaparkan di atas. -
Article No. 17573 | 20 May 2025
Klinis : tak bisa tidur
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi tidak bisa tidur, sesuai dengan format yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi tidak bisa tidur adalah "Gangguan Pola Tidur" (NAND-00198). Pada diagnosa ini, individu mengalami kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur, yang dapat menyebabkan gangguan fungsi sehari-hari. Kriteria diagnostik yang terkait dengan kondisi ini meliputi:
1. Melaporkan kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur.
2. Melaporkan kuantitas atau kualitas tidur yang tidak adekuat.
3. Melaporkan terbangun lebih awal dari yang diinginkan.
4. Melaporkan rasa lelah atau kelelahan pada siang hari.
5. Menunjukkan perubahan pola tidur yang tidak sesuai dengan kebutuhan individu.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah melakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output berikut:
1. Tidur yang Cukup (NOC-0004): Pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat, dengan durasi tidur yang cukup dan kualitas tidur yang baik.
2. Kelelahan yang Berkurang (NOC-0002): Pasien menunjukkan penurunan dalam rasa lelah atau kelelahan pada siang hari.
3. Kesejahteraan Subjektif (NOC-2000): Pasien melaporkan peningkatan dalam kesejahteraan subjektif, termasuk kepuasan dengan pola tidur dan istirahat.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi:
1. Manajemen Tidur (NIC-1850):
a. Identifikasi pola tidur-bangun pasien dan faktor-faktor yang memengaruhinya.
b. Bantu pasien dalam mengembangkan rutinitas tidur yang sehat, seperti menetapkan waktu tidur dan bangun yang konsisten.
c. Anjurkan pasien untuk menghindari stimulasi yang berlebihan (misalnya, layar, kafein) sebelum tidur.
d. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang untuk tidur, seperti menjaga suhu, pencahayaan, dan tingkat kebisingan yang optimal.
e. Ajarkan teknik relaksasi, seperti latihan pernapasan, meditasi, atau visualisasi, untuk membantu pasien tertidur.
2. Manajemen Energi (NIC-0180):
a. Evaluasi tingkat energi dan kelelahan pasien.
b. Bantu pasien dalam mengatur aktivitas sehari-hari untuk menjaga keseimbangan antara aktivitas dan istirahat.
c. Dorong pasien untuk melakukan aktivitas fisik yang sesuai dengan kondisinya, seperti olahraga ringan atau latihan.
d. Ajarkan teknik manajemen energi, seperti pengaturan waktu istirahat dan pengelolaan stres, untuk membantu mengurangi kelelahan.
3. Dukungan Psikologis (NIC-5270):
a. Identifikasi faktor-faktor psikologis yang memengaruhi pola tidur pasien, seperti kecemasan atau stres.
b. Berikan dukungan emosional dan bimbingan untuk membantu pasien mengatasi masalah psikologis yang terkait dengan gangguan tidur.
c. Kolaborasi dengan profesional kesehatan mental, jika diperlukan, untuk memberikan intervensi psikologis yang lebih komprehensif.
Dengan menerapkan diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan dapat membantu pasien mengatasi kondisi tidak bisa tidur dan mencapai pola tidur yang lebih baik, serta meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup secara keseluruhan. -
Article No. 17574 | 20 May 2025
Klinis : intoleransi aktifitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi intoleransi aktivitas:
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi SDKI:
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Kode SDKI: 00092
Intervensi SLKI:
1. Manajemen Aktivitas (I0137)
Definisi: Membantu klien dalam merencanakan, melakukan, dan mengevaluasi aktivitas untuk mempertahankan atau meningkatkan kemampuan fisik, psikologis, dan sosial.
2. Manajemen Energi (I0138)
Definisi: Membantu klien dalam mengatur penggunaan energi secara efektif untuk menyelesaikan aktivitas sehari-hari.
3. Manajemen Fatigue (I0139)
Definisi: Membantu klien dalam mengelola kelelahan fisik dan mental untuk mempertahankan atau meningkatkan tingkat aktivitas.
Luaran SIKI:
1. Toleransi Aktivitas (M0102)
Definisi: Kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan tanpa mengalami keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
2. Energi (M0103)
Definisi: Kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik dan mental yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Fatigue (M0104)
Definisi: Perasaan lelah, letih, atau kurang tenaga yang mempengaruhi kemampuan untuk melakukan aktivitas.
Dengan menggunakan pendekatan SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat melakukan pengkajian yang sistematis, menetapkan diagnosa keperawatan yang tepat, merencanakan intervensi yang sesuai, serta mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang diberikan untuk mengatasi intoleransi aktivitas pada klien.