Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21897 | 02 Oct 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 57 tahun dirawat dengan keluhan perut membesar dan terasa tidak nyaman. Hasil pengkajian: mual sejak 2 minggu yang lalu, nafsu makan menurun, BB menurun ± 5 kg (dalam 1 bulan), frekuensi napas 21 x/menit, frekuensi nadi 89 x/menit, TD 100/75 mmHg. Pasien riwayat minum alkohol sejak 20 tahun yang lalu.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Hipervolemia
Kode SDKI: D.0022
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Hipervolemia, menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), didefinisikan sebagai peningkatan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular. Kondisi ini bukan sekadar kelebihan air, melainkan suatu keadaan di mana terjadi retensi abnormal natrium dan air dalam tubuh, yang menyebabkan ekspansi volume cairan ekstraseluler. Pada kasus laki-laki berusia 57 tahun ini, manifestasi utama hipervolemia adalah perut yang membesar (asites) dan rasa tidak nyaman, yang merupakan akibat dari penumpukan cairan di rongga peritoneal (ruang ketiga).
Patofisiologi hipervolemia pada pasien ini sangat erat kaitannya dengan riwayat konsumsi alkohol selama 20 tahun, yang merupakan faktor risiko utama sirosis hepatis. Sirosis adalah kondisi fibrosis (jaringan parut) lanjut pada hati yang mengganggu struktur dan fungsi normal organ tersebut. Proses ini memicu serangkaian mekanisme kompleks yang menyebabkan retensi cairan masif. Pertama, fibrosis hati menghambat aliran darah normal melalui vena porta, menyebabkan kondisi yang disebut hipertensi portal. Peningkatan tekanan yang signifikan ini memaksa cairan plasma merembes keluar dari pembuluh darah di dalam perut dan terakumulasi di rongga peritoneal, membentuk asites. Inilah yang menyebabkan keluhan utama pasien, yaitu perut membesar.
Kedua, hati yang rusak parah mengalami penurunan kemampuan untuk mensintesis protein, terutama albumin. Albumin adalah protein utama dalam plasma yang berfungsi menjaga tekanan onkotik, yaitu kekuatan yang menahan cairan tetap berada di dalam pembuluh darah. Ketika kadar albumin dalam darah menurun (hipoalbuminemia), tekanan onkotik plasma juga menurun, sehingga cairan lebih mudah bocor ke ruang interstisial dan rongga tubuh lainnya, memperburuk pembentukan asites dan dapat menyebabkan edema di bagian tubuh lain.
MekanArticle No. 21898 | 02 Oct 2025
Klinis : Pasien mengatakan pusing sudah 3 bulan, pusing cekot-cekot, bertambah bila aktivitas, skala nyeri 4
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10:
Kondisi: Sakit Kepala
Kode ICD-10: R51
Deskripsi Singkat : Sakit kepala adalah istilah umum untuk rasa nyeri yang terjadi di bagian kepala atau leher bagian atas. Kode ICD-10 R51 termasuk dalam kategori 'Gejala, tanda, dan temuan klinis serta laboratorium abnormal, yang tidak diklasifikasikan di tempat lain'. Kode ini digunakan secara spesifik untuk keluhan sakit kepala (cephalalgia) ketika diagnosis yang lebih definitif seperti migrain (G43) atau sakit kepala tipe tegang (G44.2) belum ditegakkan oleh dokter. Berdasarkan deskripsi pasien mengenai 'pusing cekot-cekot' yang telah berlangsung selama 3 bulan dan memberat dengan aktivitas, R51 adalah kode awal yang paling tepat untuk merekam gejala utama yang dilaporkan sebelum penyelidikan lebih lanjut menentukan penyebab spesifiknya.
***PERINGATAN: Informasi dan kode ini adalah SARAN untuk tujuan DIKLAT/SIMULASI dan BUKAN pengganti kodifikasi resmi oleh profesional medis.***
Article No. 21899 | 02 Oct 2025
Klinis : Pasien mengatakan pusing sudah 3 bulan, pusing cekot-cekot, bertambah bila aktivitas, skala nyeri 4
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Nyeri Kronis
Kode SDKI: D.0078
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Nyeri kronis didefinisikan sebagai pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung lebih dari 3 bulan. Berbeda dengan nyeri akut yang merupakan respons fisiologis normal terhadap cedera dan berfungsi sebagai sinyal peringatan, nyeri kronis sering kali kehilangan fungsi protektifnya dan menjadi sebuah kondisi penyakit tersendiri. Kondisi ini dapat bertahan bahkan setelah cedera awal telah sembuh, disebabkan oleh perubahan pada sistem saraf pusat dan perifer yang disebut sebagai sensitisasi sentral. Pada sensitisasi sentral, sistem saraf menjadi lebih reaktif, sehingga ambang batas nyeri menurun dan respons terhadap rangsangan nyeri menjadi berlebihan. Hal ini menjelaskan mengapa pasien dengan nyeri kronis dapat merasakan nyeri yang hebat dari stimulus yang seharusnya tidak menyakitkan (allodynia) atau merasakan nyeri yang berlebihan dari stimulus yang ringan (hiperalgesia).
Berdasarkan kasus yang disajikan, pasien melaporkan "pusing cekot-cekot" yang telah berlangsung selama 3 bulan. Durasi ini secara definitif mengklasifikasikan nyeri yang dialami sebagai nyeri kronis. Deskripsi "cekot-cekot" menggambarkan kualitas nyeri yang berdenyut (throbbing), yang merupakan salah satu karakteristik sensorik yang penting untuk didokumentasikan. Pernyataan bahwa nyeri "bertambah bila aktivitas" mengidentifikasi aktivitas fisik sebagai faktor pemicu atau yang memperberat (aggravating factor). Skala nyeri 4 dari 10 menunjukkan tingkat intensitas nyeri sedang pada saat pengkajian. Kombinasi data subjektif ini memberikan gambaran yang jelas untuk penegakan diagnosis keperawatan Nyeri Kronis.
Penyebab nyeri kronis sangat bervariasi, dapat berasal dari kondisi muskuloskeletal (seperti artritis, nyeri punggung bawah kronis), kerusakan saraf (neuropati diabetik, neuralgia postherpetik), kondisi inflamasi kronis (seperti penyakit Crohn), kanker, atau cedera yang tidak sembuh dengan baik. Faktor psikologis seperti depresi, kecemasan, dan stres juga dapat memperburuk atau bahkan menyebabkan persepsi nyeri kronis. Dampak nyeri kronis jauh melampaui sensasi fisik. Pasien sering mengalami gangguan tidur, kelelahan, penurunan nafsu makan, dan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti yang dilaporkan pasien ini. Secara psikososial, nyeri kronis dapat menyebabkan isolasi sosial, depresi, kecemasan, dan penurunan kualitas hidup secara keseluruhan. Pasien mungkin merasa putus asa, tidak berdaya, dan takut untuk bergerak karena khawatir akan memicu nyeri, yang pada akhirnya dapat menyebabkan dekondisioning fisik dan memperburuk kondisi.
Peran perawat dalam manajemen nyeri kronis bersifat holistik dan multidisiplin. Pengkajian yang komprehensif adalah langkah pertama, meliputi lokasi, durasi, kualitas (misalnya, cekot-cekot, tajam, terbakar), intensitas (menggunakan skala nyeri), faktor yang memperberat dan memperingan, serta dampaknya terhadap fungsi fisik, psikologis, dan sosial pasien. Tanda dan gejala yang sering menyertai antara lain tampak meringis, bersikap protektif terhadap area yang nyeri, gelisah, fokus pada diri sendiri, dan perubahan tanda-tanda vital seperti peningkatan frekuensi nadi atau tekanan darah, meskipun pada nyeri kronis tanda vital bisa jadi sudah beradaptasi dan tidak menunjukkan perubahan signifikan. Tujuan utama manajemen nyeri kronis bukanlah untuk menghilangkan nyeri sepenuhnya, melainkan untuk meningkatkan fungsi, mengurangi penderitaan, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Ini dicapai melalui kombinasi intervensi farmakologis dan non-farmakologis.Kode SLKI: L.08066
Luaran yang Diharapkan: Tingkat Nyeri. Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan tingkat nyeri pasien menurun dengan kriteria hasil:
- Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat
- Keluhan nyeri menurun
- Meringis menurun
- Sikap protektif menurun
- Gelisah menurun
- Kesulitan tidur menurun
- Frekuensi nadi membaik
-
Article No. 21900 | 02 Oct 2025
Klinis : Pasien mengatakan pusing sudah 3 bulan, pusing cekot-cekot, bertambah bila aktivitas, skala nyeri 4
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Nyeri Kronis
Kode SDKI: D.0078
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Nyeri kronis didefinisikan sebagai pengalaman sensorik atau emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut, dengan onset yang mendadak atau lambat, berintensitas ringan hingga berat, dan berlangsung konstan atau berulang untuk periode lebih dari 3 bulan. Berbeda dengan nyeri akut yang merupakan sinyal peringatan adanya cedera atau penyakit dan akan mereda seiring dengan proses penyembuhan, nyeri kronis bertahan melampaui waktu penyembuhan normal dan seringkali tidak lagi memiliki fungsi protektif yang jelas. Kondisi ini lebih dari sekadar gejala; ia merupakan sebuah penyakit tersendiri yang kompleks dan dapat memengaruhi hampir setiap aspek kehidupan individu, termasuk fungsi fisik, kesejahteraan emosional, dan interaksi sosial.
Mekanisme yang mendasari nyeri kronis sangat kompleks dan multifaktorial, seringkali melibatkan perubahan pada sistem saraf pusat dan perifer. Proses ini dikenal sebagai sensitisasi sentral, di mana sistem saraf menjadi hipersensitif terhadap rangsangan. Saraf di sumsum tulang belakang dan otak menjadi lebih reaktif, sehingga sinyal nyeri diperkuat dan dapat dipicu oleh rangsangan yang biasanya tidak menyakitkan (allodynia) atau menghasilkan respons nyeri yang berlebihan terhadap rangsangan yang menyakitkan (hiperalgesia). Penyebab nyeri kronis sangat beragam, dapat berasal dari kondisi medis yang mendasarinya seperti artritis reumatoid, osteoartritis, fibromyalgia, neuropati diabetik, nyeri pasca-herpes, cedera tulang belakang, atau kanker. Namun, dalam beberapa kasus, nyeri kronis dapat terjadi tanpa adanya penyebab fisik yang jelas, yang dikenal sebagai nyeri fungsional atau nociplastic.
Secara klinis, pasien dengan nyeri kronis sering melaporkan gejala yang bervariasi. Deskripsi nyeri bisa berupa rasa tajam, menusuk, terbakar, berdenyut (seperti "cekot-cekot" yang dilaporkan pasien), atau pegal yang terus-menerus. Intensitasnya bisa berfluktuasi, seringkali diperburuk oleh faktor-faktor tertentu seperti aktivitas fisik, stres emosional, perubahan cuaca, atau kurang tidur. Dalam kasus ini, pasien melaporkan nyeri bertambah bila beraktivitas, yang merupakan karakteristik umum dari banyak sindrom nyeri kronis. Skala nyeri 4 dari 10 menunjukkan tingkat nyeri ringan hingga sedang, namun keberlangsungannya selama 3 bulan menandakan dampak yang signifikan terhadap kualitas hidup.
Dampak nyeri kronis jauh melampaui sensasi fisik. Secara psikologis, hidup dengan nyeri yang konstan dapat menyebabkan frustrasi, kecemasan, keputusasaan, iritabilitas, dan depresi. Pasien mungkin mengalami gangguan tidur (insomnia atau tidur yang tidak nyenyak), kelelahan kronis (fatigue), penurunan nafsu makan, dan kesulitan berkonsentrasi. Secara sosial, nyeri kronis dapat membatasi kemampuan seseorang untuk bekerja, berpartisipasi dalam kegiatan rekreasi, dan memelihara hubungan sosial, yang pada akhirnya dapat menyebabkan isolasi sosial. Pasien mungkin merasa tidak dipahami oleh keluarga, teman, atau bahkan tenaga kesehatan, yang dapat memperburuk beban emosional mereka.
Pengkajian keperawatan pada pasien dengan nyeri kronis harus bersifat komprehensif dan holistik. Ini melibatkan penggunaan alat ukur nyeri yang terstandarisasi seperti Numeric Rating Scale (NRS) 0-10, Visual Analog Scale (VAS), atau Wong-Baker FACES Pain Rating Scale. Selain intensitas, perawat perlu mengkaji lokasi, durasi, frekuensi, kualitas (misalnya, berdenyut, terbakar), serta faktor yang memperberat dan memperingan nyeri (PQRST: Provokes, Quality, Radiates, Severity, Time). Penting juga untuk mengevaluasi dampak nyeri terhadap fungsi fisik (kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari), fungsi psikososial (mood, tidur, hubungan sosial), dan kualitas hidup secara keseluruhan. Mengidentifikasi tujuan dan harapan pasien terkait manajemen nyeri juga merupakan langkah krusial dalam merencanakan intervensi yang efektif dan berpusat pada pasien.Kode SLKI: L.08066
Luaran yang Diharapkan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan Tingkat Nyeri menurun dengan kriteria hasil:
- Keluhan nyeri menurun (dari skala 4 menjadi skala 2 atau lebih rendah).
- Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat.
- Meringis menurun.
- Sikap protektif menurun.
- Gelisah menurun.
- Kesulitan tidur menurun.
- Frekuensi nadi membaik (dalam rentang normal).
- Pola napas membaik (dalam rentang normal).
- Tekanan darah membaik (dalam rentang normal).
Kode SIKI: I.08238
Intervensi Utama: Manajemen Nyeri
Observasi:
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri.
- Identifikasi skala nyeri menggunakan instrumen yang valid dan reliabel.
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri (misalnya, aktivitas, stres).
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup (misalnya, tidur, naf
-
Article No. 21901 | 02 Oct 2025
Klinis : Perempuan berusia 68 tahun dirawat di Ruang Perawatan intermediate dengan keluhan sesak napas dan mudah lelah. Riwayat hipertensi sejak 20 tahun yang lalu dan riwayat infark miokard 10 tahun yang lalu, tekanan darah 160/100 mmHg, frekuensi nadi 98 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit, distensi vena jugularis, terdengar ronchi dan edema ekstremitas+2, sianosis, CRT >3 detik.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Penurunan Curah Jantung
Kode SDKI: D.0008
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Penurunan Curah Jantung adalah kondisi ketidakadekuatan jantung dalam memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Diagnosis ini berada dalam kategori Fisiologis dan subkategori Sirkulasi. Kondisi ini merupakan masalah keperawatan sentral pada pasien dengan dekompensasi kordis atau gagal jantung, seperti yang dialami oleh pasien perempuan berusia 68 tahun dalam kasus ini. Berdasarkan data yang disajikan, diagnosis ini ditegakkan melalui manifestasi klinis yang jelas dan riwayat penyakit yang relevan. Pasien menunjukkan keluhan utama sesak napas (dispnea) dan mudah lelah, yang merupakan gejala subjektif klasik dari penurunan curah jantung. Gejala ini timbul karena jantung kiri gagal memompa darah secara efektif ke sirkulasi sistemik, menyebabkan darah terbendung di sirkulasi paru (kongesti paru). Kongesti ini meningkatkan tekanan hidrostatik di kapiler paru, menyebabkan cairan merembes ke ruang interstisial dan alveoli, yang secara klinis terdengar sebagai ronchi saat auskultasi dan dirasakan sebagai sesak napas oleh pasien. Kelelahan terjadi akibat kurangnya suplai darah dan oksigen ke otot dan jaringan tubuh lainnya.
Riwayat hipertensi selama 20 tahun menjadi faktor penyebab utama. Hipertensi kronis meningkatkan beban kerja jantung (peningkatan afterload), memaksa ventrikel kiri bekerja lebih keras untuk memompa darah melawan resistensi vaskular sistemik yang tinggi. Seiring waktu, hal ini menyebabkan hipertrofi ventrikel kiri, yang pada akhirnya dapat berujung pada disfungsi sistolik atau diastolik dan kegagalan pompa. Riwayat infark miokard 10 tahun yang lalu juga berkontribusi signifikan. Infark miokard menyebabkan kematian jaringan otot jantung (nekrosis), yang digantikan oleh jaringan parut non-kontraktil. Hal ini secara langsung mengurangi kemampuan kontraktilitas miokardium, yang merupakan determinan utama curah jantung.
Secara objektif, tanda-tanda klinis pasien sangat mendukung diagnosis ini. Tekanan darah 160/100 mmHg menunjukkan hipertensi yang belum terkontrol, yang terus-menerus meningkatkan afterload. Frekuensi nadi 98 x/Article No. 21902 | 02 Oct 2025
Klinis : Perempuan berusia 68 tahun dirawat di Ruang Perawatan intermediate dengan keluhan sesak napas dan mudah lelah. Riwayat hipertensi sejak 20 tahun yang lalu dan riwayat infark miokard 10 tahun yang lalu, tekanan darah 160/100 mmHg, frekuensi nadi 98 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit, distensi vena jugularis, terdengar ronchi dan edema ekstremitas+2, sianosis, CRT >3 detik.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Penurunan Curah Jantung
Kode SDKI: D.0008
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Penurunan curah jantung didefinisikan sebagai ketidakadekuatan jantung dalam memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Kondisi ini merupakan masalah keperawatan yang kritis, terutama pada pasien dengan riwayat penyakit kardiovaskular seperti yang dialami oleh pasien ini. Curah jantung (Cardiac Output) adalah volume darah yang dipompa oleh ventrikel kiri ke aorta setiap menitnya, yang merupakan hasil perkalian antara frekuensi jantung (Heart Rate) dan volume sekuncup (Stroke Volume). Penurunan curah jantung dapat disebabkan oleh gangguan pada salah satu atau kedua komponen tersebut. Pada kasus perempuan berusia 68 tahun ini, beberapa faktor berkontribusi secara signifikan terhadap penurunan curah jantung. Riwayat hipertensi selama 20 tahun telah menyebabkan peningkatan beban kerja jantung secara kronis. Hipertensi meningkatkan afterload, yaitu resistensi yang harus dilawan oleh ventrikel saat memompa darah. Seiring waktu, kondisi ini menyebabkan hipertrofi ventrikel kiri, di mana otot jantung menebal untuk mengkompensasi beban kerja yang berat. Namun, penebalan ini juga membuat otot
Article No. 21903 | 02 Oct 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 57 tahun dirawat dengan keluhan perut membesar dan terasa tidak nyaman. Hasil pengkajian: mual sejak 2 minggu yang lalu, nafsu makan menurun, BB menurun ± 5 kg (dalam 1 bulan), frekuensi napas 21 x/menit, frekuensi nadi 89 x/menit, TD 100/75 mmHg. Pasien riwayat minum alkohol sejak 20 tahun yang lalu.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Hipervolemia
Kode SDKI: D.0022
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Hipervolemia adalah suatu kondisi klinis yang ditandai dengan peningkatan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular. Pada kasus laki-laki berusia 57 tahun dengan riwayat konsumsi alkohol selama 20 tahun, keluhan perut membesar, mual, dan penurunan nafsu makan, diagnosis keperawatan hipervolemia menjadi sangat relevan. Manifestasi utama hipervolemia pada pasien ini kemungkinan besar adalah asites, yaitu akumulasi cairan patologis di dalam rongga peritoneum, yang merupakan komplikasi umum dari sirosis hati dekompensata akibat alkoholisme kronis.
Mekanisme patofisiologi yang mendasari hipervolemia pada pasien dengan sirosis hati sangat kompleks dan multifaktorial. Pertama, kerusakan hati kronis akibat alkohol menyebabkan fibrosis dan pembentukan jaringan parut, yang mengganggu arsitektur normal hati. Hal ini menghambat aliran darah melalui vena porta, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah dari usus dan limpa ke hati. Akibatnya, terjadi peningkatanArticle No. 21904 | 02 Oct 2025
Klinis : defisit pengetahuan kurang terpapar informasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Gagal mendapatkan konten dari API. Cek log server atau API Key.
Article No. 21905 | 02 Oct 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 48 tahun dirawat dengan keluhan sesak nafas sejak 2 hari yang lalu dan memberat sejak 6 jam yang lalu. Hasil pengkajian didapatkan adanya produksi sputum, batuk tidak efektif, frekuensi nafas 30 kali/menit, frekuensi nadi 100 kali/menit, tekanan darah 130/90 mmHg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Kode SDKI: D.0001
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah suatu kondisi klinis yang didefinisikan sebagai ketidakmampuan individu untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan guna mempertahankan jalan napas yang paten. Kepatenan jalan napas merupakan prasyarat fundamental bagi proses respirasi yang adekuat, yang mencakup ventilasi (pergerakan udara masuk dan keluar paru), difusi (pertukaran gas di alveoli), dan perfusi (aliran darah melalui kapiler paru). Gangguan pada salah satu komponen ini, terutama pada tingkat kepatenan jalan napas, dapat secara signifikan mengganggu oksigenasi jaringan dan eliminasi karbon dioksida, yang berpotensi menyebabkan kondisi hipoksemia dan hiperkapnia yang mengancam jiwa. Diagnosis ini berfokus pada masalah fisiologis yang menghalangi aliran udara yang bebas dan bersih dari lingkungan eksternal ke alveoli.
Penyebab yang mendasari bersihan jalan napArticle No. 21860 | 01 Oct 2025
Klinis : Gangguan Citra Tubuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Gangguan Citra Tubuh
Kode SDKI: D.0083
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Gangguan Citra Tubuh didefinisikan sebagai konfusi dalam persepsi mental tentang diri fisik seseorang. Ini adalah diagnosis keperawatan yang kompleks dan multifaset, mencakup dimensi perseptual, kognitif, afektif, dan perilaku individu terhadap tubuhnya. Citra tubuh bukan sekadar apa yang kita lihat di cermin, melainkan totalitas pikiran, perasaan, keyakinan, dan tindakan yang kita miliki tentang penampilan fisik kita. Gangguan ini dapat muncul ketika ada ketidaksesuaian antara citra tubuh ideal (bagaimana seseorang ingin terlihat) dengan citra tubuh aktual (bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri).
Penyebab dan Faktor Risiko:
Penyebab gangguan citra tubuh sangat bervariasi dan sering kali merupakan hasil interaksi dari beberapa faktor. Secara umum, penyebabnya dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Perubahan Struktur atau Fungsi Tubuh: Ini adalah pemicu yang paling umum. Kondisi seperti amputasi, luka bakar yang meninggalkan bekas luka parah, mastektomi, kolostomi, obesitas, atau bahkan perubahan yang lebih umum seperti jerawat parah atau penuaan dapat secara drastis mengubah penampilan dan fungsi tubuh, yang mengarah pada persepsi negatif.
2. Proses Penyakit dan Pengobatan: Penyakit kronis (misalnya, kanker, gagal ginjal, stroke) dan efek samping pengobatannya (misalnya, rambut rontok akibat kemoterapi, perubahan berat badan akibat steroid, bekas luka operasi) dapat mengubah penampilan fisik dan kemampuan fungsional, yang berdampak signifikan pada citra tubuh.
3. Transisi Perkembangan: Tahapan kehidupan seperti pubertas, kehamilan, dan menopause membawa perubahan fisik yang signifikan. Jika individu tidak dapat beradaptasi dengan perubahan ini, gangguan citra tubuh dapat berkembang.
4. Faktor Psikososial dan Budaya: Tekanan dari media massa dan masyarakat yang sering kali menampilkan standar kecantikan yang tidak realistis merupakan faktor risiko utama. Individu mungkin merasa tidak memadai jika tubuh mereka tidak sesuai dengan "ideal" yang dipromosikan. Selain itu, riwayat pelecehan, penelantaran, atau kritik terhadap penampilan di masa lalu juga dapat menanamkan citra tubuh yang negatif.
Tanda dan Gejala:
Perawat dapat mengidentifikasi gangguan citra tubuh melalui pengkajian data subjektif dan objektif.
Gejala dan Tanda Mayor:- Subjektif: Pasien secara verbal mengungkapkan perasaan negatif, kecacatan, atau kehilangan bagian tubuh. Contohnya, "Saya merasa jijik dengan bekas luka ini," atau "Saya bukan orang yang utuh lagi setelah amputasi."
- Objektif: Adanya kehilangan bagian tubuh yang nyata (misalnya, amputasi), atau perubahan signifikan pada fungsi atau struktur tubuh (misalnya, kelumpuhan, bekas luka bakar).
- Subjektif: Pasien mungkin menolak untuk membicarakan perubahan tubuhnya, mengungkapkan kekhawatiran yang mendalam tentang bagaimana orang lain akan bereaksi, atau menyatakan bahwa perubahan tersebut telah memaksanya mengubah gaya hidup secara drastis.
- Objektif: Perilaku menghindar, seperti menolak untuk melihat atau menyentuh bagian tubuh yang terpengaruh. Sebaliknya, bisa juga terjadi fokus yang berlebihan, di mana pasien terus-menerus memeriksa atau membicarakan bagian tubuh tersebut. Perilaku lain termasuk menyembunyikan bagian tubuh (misalnya, selalu memakai lengan panjang untuk menutupi bekas luka), kurangnya kontak mata, dan menarik diri dari interaksi sosial.
Gangguan citra tubuh yang tidak ditangani dapat menyebabkan konsekuensi serius, termasuk depresi, kecemasan, isolasi sosial, gangguan makan, dan bahkan pemikiran bunuh diri. Peran perawat sangat penting dalam mengidentifikasi pasien yang berisiko, melakukan pengkajian yang komprehensif, dan merencanakan intervensi yang tepat. Pendekatan holistik yang melibatkan dukungan emosional, edukasi, dan fasilitasi adaptasi sangat diperlukan. Perawat harus menciptakan lingkungan yang aman dan tidak menghakimi di mana pasien merasa nyaman untuk mengekspresikan perasaan mereka. Tujuannya adalah membantu pasien untuk berduka atas kehilangan atau perubahan yang terjadi, mengembangkan mekanisme koping yang sehat, dan secara bertahap mengintegrasikan perubahan tersebut ke dalam konsep diri yang baru dan positif.Kode SLKI: L.09067
Luaran yang Diharapkan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan Citra Tubuh pasien membaik, dengan kriteria hasil:
- Verbalisasi perasaan negatif tentang perubahan tubuh menurun.
- Verbalisasi kekhawatiran pada penolakan atau reaksi orang lain menurun.
- Fokus berlebihan pada perubahan tubuh menurun.
- Perilaku menyembunyikan atau menunjukkan bagian tubuh secara berlebihan menurun.
- Respons nonverbal pada perubahan tubuh membaik.
- Kemampuan melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah meningkat.
- Verbalisasi kepuasan terhadap penampilan tubuh meningkat.
- Adaptasi terhadap perubahan fungsi tubuh meningkat.
- Hubungan sosial meningkat.
Kode SIKI: I.09305
Intervensi Utama: Promosi Citra Tubuh
Tindakan:
Observasi:- Identifikasi harapan citra tubuh pasien berdasarkan tahap perkembangan.
- Identifikasi pengaruh budaya, agama, dan jenis kelamin terhadap persepsi citra tubuh.
- Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi sosial.
- Monitor frekuensi pasien mengkritik diri sendiri dan pernyataan negatif tentang tubuhnya.
- Monitor apakah pasien bersedia melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah.
- Diskusikan perubahan pada tubuh dan fungsinya secara terbuka dan realistis.
- Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra tubuh.
- Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri dan peran sosial.
- Fasilitasi diskusi mengenai cara mengembangkan harapan citra tubuh yang realistis.
- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan untuk membangun hubungan saling percaya.
- Jelaskan mengenai pengobatan, perawatan, dan prognosis penyakit yang menyebabkan perubahan tubuh.
- Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan dan persepsinya mengenai citra tubuhnya.
- Anjurkan pasien untuk melihat bagian tubuh yang berubah secara bertahap dan menyentuhnya jika memungkinkan.
- Anjurkan penggunaan alat bantu seperti pakaian, wig, atau kosmetik untuk meningkatkan penampilan dan rasa percaya diri.
- Latih pasien untuk meningkatkan penampilan diri (misalnya, berdandan, merawat diri).
- Latih keterampilan sosial dan pengungkapan kemampuan diri kepada orang lain untuk membangun kembali interaksi sosial.
- Rujuk ke kelompok pendukung atau konselor/psikolog, jika perlu, untuk memberikan dukungan sebaya dan profesional.
***PERINGATAN: Informasi dan kode ini adalah SARAN untuk tujuan DIKLAT/SIMULASI dan BUKAN pengganti diagnosis atau kodifikasi resmi.***
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 344 345 346 347 348 349 350 351 352 353 354 355 356 357 358 359 360 361 362 363 364 365 366 367 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377 378 379 380 381 382 383 384 385 386 387 388 389 390 391 392 393 394 395 396 397 398 399 400 401 402 403 404 405 406 407 408 409 410 411 412 413 414 415 416 417 418 419 420 421 422 423 424 425 426 427 428 429 430 431 432 433 434 435 436 437 438 439 440 441 442 443 444 445 446 447 448 449 450 451 452 453 454 455 456 457 458 459 460 461 462 463 464 465 466 467 468 469 470 471 472 473 474 475 476 477 478 479 480 481 482 483 484 485 486 487 488 489 490 491 492 493 494 495 496 497 498 499 500 501 502 503 504 505 506 507 508 509 510 511 512 513 514 515 516 517 518 519 520 521 522 523 524 525 526 527 528 529 530 531 532 533 534 535 536 537 538 539 540 541 542 543 544 545 546 547 548 549 550 551 552 553 554 555 556 557 558 559 560 561 562 563 564 565 566 567 568 569 570 571 572 573 574 575 576 577 578 579 580 581 582 583 584 585 586 587 588 589 590 591 592 593 594 595 596 597 598 599 600 601 602 603 604 605 606 607 608 609 610 611 612 613 614 615 616 617 618 619 620 621 622 623 624 625 626 627 628 629 630 631 632 633 634 635 636 637 638 639 640 641 642 643 644 645 646 647 648 649 650 651 652 653 654 655 656 657 658 659 660 661 662 663 664 665 666 667 668 669 670 671 672 673 674 675 676 677 678 679 680 681 682 683 684 685 686 687 688 689 690 691 692 693 694 695 696 697 698 699 700 701 702 703 704 705 706 707 708 709 710 711 712 713 714 715 716 717 718 719 720 721 722 723 724 725 726 727 728 729 730 731 732 733 734 735 736 737 738 739 740 741 742 743 744 745 746 747 748 749 750 751 752 753 754 755 756 757 758 759 760 761 762 763 764 765 766 767 768 769 770 771 772 773 774 775 776 777 778 779 780 781 782 783 784 785 786 787 788 789 790 791 792 793 794 795 796 797 798 799 800 801 802 803 804 805 806 807 808 809 810 811 812 813 814 815 816 817 818 819 820 821 822 823 824 825 826 827 828 829 830 831 832 833 834 835 836 837 838 839 840 841 842 843 844 845 846 847 848 849 850 851 852 853 854 855 856 857 858 859 860 861 862 863 864 865 866 867 868 869 870 871 872 873 874 875 876 877 878 879 880 881 882 883 884 885 886 887 888 889 890 891 892 893 894 895 896 897 898 899 900 901 902 903 904 905 906 907 908 909 910 911 912 913 914 915 916 917 918 919 920 921 922 923 924 925 926 927 928 929 930 931 932 933 934 935 936 937 938 939 940 941 942 943 944 945 946 947 948 949 950 951 952 953 954 955 956 957 958 959 960 961 962 963 964 965 966 967 968 969 970 971 972 973 974 975 976 977 978 979 980 981 982 983 984 985 986 987 988 989 990 991 992 993 994 995 996 997 998 999 1000 1001 1002 1003 1004 1005 1006 1007 1008 1009 1010 1011 1012 1013 1014 1015 1016 1017 1018 1019 1020 1021 1022 1023 1024 1025 1026 1027 1028 1029 1030 1031 1032 1033 1034 1035 1036 1037 1038 1039 1040 1041 1042 1043 1044 1045 1046 1047 1048 1049 1050 1051 1052 1053 1054 1055 1056 1057 1058 1059 1060 1061 1062 1063 1064 1065 1066 1067 1068 1069 1070 1071 1072 1073 1074 1075 1076 1077 1078 1079 1080 1081 1082 1083 1084 1085 1086 1087 1088 1089 1090 1091 1092 1093 1094 1095 1096 1097 1098 1099 1100 1101 1102 1103 1104 1105 1106 1107 1108 1109 1110 1111 1112 1113 1114 1115 1116 1117 1118 1119 1120 1121 1122 1123 1124 1125 1126 1127 1128 1129 1130 1131 1132 1133 1134 1135 1136 1137 1138 1139 1140 1141 1142 1143 1144 1145 1146 1147 1148 1149 1150 1151 1152 1153 1154 1155 1156 1157 1158 1159 1160 1161 1162 1163 1164 1165 1166 1167 1168 1169 1170 1171 1172 1173 1174 1175 1176 1177 1178 1179 1180 1181 1182 1183 1184 1185 1186 1187 1188 1189 1190 1191 1192 1193 1194 1195 1196 1197 1198 1199 1200 1201 1202 1203 1204 1205 1206 1207 1208 1209 1210 1211 1212 1213 1214 1215 1216 1217 1218 1219 1220 1221 1222 1223 1224 1225 1226 1227 1228 1229 1230 1231 1232 1233 1234 1235 1236 1237 1238 1239 1240 1241 1242 1243 1244 1245 1246 1247 1248 1249 1250 1251 1252 1253 1254 1255 1256 1257 1258 1259 1260 1261 1262 1263 1264 1265 1266 1267 1268 1269 1270 1271 1272 1273 1274 1275 1276 1277 1278 1279 1280 1281 1282 1283 1284 1285 1286 1287 1288 1289 1290 1291 1292 1293 1294 1295 1296 1297 1298 1299 1300 1301 1302 1303 1304 1305 1306 1307 1308 1309 1310 1311 1312 1313 1314 1315 1316 1317 1318 1319 1320 1321 1322 1323 1324 1325 1326 1327 1328 1329 1330 1331 1332 1333 1334 1335 1336 1337 1338 1339 1340 1341 1342 1343 1344 1345 1346 1347 1348 1349 1350 1351 1352 1353 1354 1355 1356 1357 1358 1359 1360 1361 1362 1363 1364 1365 1366 1367 1368 1369 1370 1371 1372 1373 1374 1375 1376 1377 1378 1379 1380 1381 1382 1383 1384 1385 1386 1387 1388 1389 1390 1391 1392 1393 1394 1395 1396 1397 1398 1399 1400 1401 1402 1403 1404 1405 1406 1407 1408 1409 1410 1411 1412 1413 1414 1415 1416 1417 1418 1419 1420 1421 1422 1423 1424 1425 1426 1427 1428 1429 1430 1431 1432 1433 1434 1435 1436 1437 1438 1439 1440 1441 1442 1443 1444 1445 1446 1447 1448 1449 1450 1451 1452 1453 1454 1455 1456 1457 1458 1459 1460 1461 1462 1463 1464 1465 1466 1467 1468 1469 1470 1471 1472 1473 1474 1475 1476 1477 1478 1479 1480 1481 1482 1483 1484 1485 1486 1487 1488 1489 1490 1491 1492 1493 1494 1495 1496 1497 1498 1499 1500 1501 1502 1503 1504 1505 1506 1507 1508 1509 1510 1511 1512 1513 1514 1515 1516 1517 1518 1519 1520 1521 1522 1523 1524 1525 1526 1527 1528 1529 1530 1531 1532 1533 1534 1535 1536 1537 1538 1539 1540 1541 1542 1543 1544 1545 1546 1547 1548 1549 1550 1551 1552 1553 1554 1555 1556 1557 1558 1559 1560 1561 1562 1563 1564 1565 1566 1567 1568 1569 1570 1571 1572 1573 1574 1575 1576 1577 1578 1579 1580 1581 1582 1583 1584 1585 1586 1587 1588 1589 1590 1591 1592 1593 1594 1595 1596 1597 1598 1599 1600 1601 1602 1603 1604 1605 1606 1607 1608 1609 1610 1611 1612 1613 1614 1615 1616 1617 1618 1619 1620 1621 1622 1623 1624 1625 1626 1627 1628 1629 1630 1631 1632 1633 1634 1635 1636 1637 1638 1639 1640 1641 1642 1643 1644 1645 1646 1647 1648 1649 1650 1651 1652 1653 1654 1655 1656 1657 1658 1659 1660 1661 1662 1663 1664 1665 1666 1667 1668 1669 1670 1671 1672 1673 1674 1675 1676 1677 1678 1679 1680 1681 1682 1683 1684 1685 1686 1687 1688 1689 1690 1691 1692 1693 1694 1695 1696 1697 1698 1699 1700 1701 1702 1703 1704 1705 1706 1707 1708 1709 1710 1711 1712 1713 1714 1715 1716 1717 1718 1719 1720 1721 1722 1723 1724 1725 1726 1727 1728 1729 1730 1731 1732 1733 1734 1735 1736 1737 1738 1739 1740 1741 1742 1743 1744 1745 1746 1747 1748 1749 1750 1751 1752 1753 1754 1755 1756 1757 1758 1759 1760 1761 1762 1763 1764 1765 1766 1767 1768 1769 1770 1771 1772 1773 1774 1775 1776 1777 1778 1779 1780 1781 1782 1783 1784 1785 1786 1787 1788 1789 1790 1791 1792 1793 1794 1795 1796 1797 1798 1799 1800 1801 1802 1803 1804 1805 1806 1807 1808 1809 1810 1811 1812 1813 1814 1815 1816 1817 1818 1819 1820 1821 1822 1823 1824 1825 1826 1827 1828 1829 1830 1831 1832 1833 1834 1835 1836 1837 1838 1839 1840 1841 1842 1843 1844 1845 1846 1847 1848 1849 1850 1851 1852 1853 1854 1855 1856 1857 1858 1859 1860 1861 1862 1863 1864 1865 1866 1867 1868 1869 1870 1871 1872 1873 1874 1875 1876 1877 1878 1879 1880 1881 1882 1883 1884 1885 1886 1887 1888 1889 1890 1891 1892 1893 1894 1895 1896 1897 1898 1899 1900 1901 1902 1903 1904 1905 1906 1907 1908 1909 1910 1911 1912 1913 1914 1915 1916 1917 1918 1919 1920 1921 1922 1923 1924 1925 1926 1927 1928 1929 1930 1931 1932 1933 1934 1935 1936 1937 1938 1939 1940 1941 1942 1943 1944 1945 1946 1947 1948 1949 1950 1951 1952 1953 1954 1955 1956 1957 1958 1959 1960 1961 1962 1963 1964 1965 1966 1967 1968 1969 1970 1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041 2042 2043 2044 2045 2046 2047 2048 2049 2050 2051 2052 2053 2054 2055 2056 2057 2058 2059 2060 2061 2062 2063 2064 2065 2066 2067 2068 2069 2070 2071 2072 2073 2074 2075 2076 2077 2078 2079 2080 2081 2082 2083 2084 2085 2086 2087 2088 2089 2090 2091 2092 2093 2094 2095 2096 2097 2098 2099 2100 2101 2102 2103 2104 2105 2106 2107 2108 2109 2110 2111 2112 2113 2114 2115 2116 2117 2118 2119 2120 2121 2122 2123 2124 2125 2126 2127 2128 2129 2130 2131 2132 2133 2134 2135 2136 2137 2138 2139 2140 2141 2142 2143