Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17647 | 22 May 2025
Klinis : Seorang pasien laki-laki 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak napas berat, RR 32x/menit, SpO? 85% RA, dan riwayat PPOK
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan memperhatikan kondisi pasien yang dideskripsikan, dapat disimpulkan diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J44.1
- Deskripsi: Penyakit paru obstruktif kronik dengan eksaserbasi akut, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
- Pasien datang dengan keluhan sesak napas berat, laju pernapasan yang cepat (32x/menit), dan saturasi oksigen yang rendah (85% pada udara ruangan).
- Pasien memiliki riwayat Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), yang merupakan kondisi paru-paru kronis yang ditandai dengan obstruksi aliran udara.
- Eksaserbasi akut pada PPOK ditandai dengan memburuknya gejala pernapasan secara tiba-tiba, yang sesuai dengan presentasi klinis pasien saat ini.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Pemberian oksigen, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
- Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien membutuhkan dukungan oksigen karena saturasi oksigennya yang rendah (85% pada udara ruangan).
- Pemberian oksigen merupakan intervensi yang diperlukan untuk mengatasi hipoksemia dan membantu pasien bernapas lebih baik.
- Kode ICD-9-CM 93.90 mencakup pemberian oksigen, yang mungkin diberikan pada pasien ini sebagai bagian dari penatalaksanaan awal di unit gawat darurat. -
Article No. 17648 | 22 May 2025
Klinis : Seorang pasien laki-laki 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak napas berat, RR 32x/menit, SpO? 85% RA, dan riwayat PPOK
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, Kode, dan Definisi SDKI, SLKI, SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Kode SDKI: 00031
Definisi SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
2. Pola Napas Tidak Efektif
Kode SDKI: 00032
Definisi SDKI: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
3. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Kode SLKI: 00044
Definisi SLKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
4. Penurunan Fungsi Ventilasi
Kode SIKI: 10025
Definisi SIKI: Penurunan kemampuan pertukaran gas, seperti oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida, akibat gangguan fungsi pernapasan.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami sesak napas berat dengan tanda-tanda seperti RR 32x/menit dan SpO? 85% RA, serta memiliki riwayat PPOK. Hal ini menunjukkan adanya masalah pada bersihan jalan napas yang tidak efektif dan pola napas yang tidak efektif. Selain itu, terjadi penurunan fungsi ventilasi yang menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas, seperti oksigenasi yang buruk.
Kode dan definisi di atas mengacu pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 17649 | 22 May 2025
Klinis : Pasien stroke non-hemoragik dengan mobilisasi terbatas mengalami luka dekubitus grade II di sakrum.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien stroke non-hemoragik dengan mobilisasi terbatas yang mengalami luka dekubitus grade II di sakrum.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Kerusakan Integritas Kulit (SDKI: 10035)
Definisi: Keadaan dimana individu berisiko mengalami perubahan struktur dan fungsi epidermis dan/atau dermis.
2. Gangguan Mobilitas Fisik (SDKI: 10026)
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan yang disengaja dan terarah pada tubuh atau salah satu atau lebih anggota tubuh.
3. Risiko Infeksi (SDKI: 10033)
Definisi: Keadaan dimana individu berisiko terserang oleh patogen.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dapat ditangani oleh perawat. Setiap diagnosa keperawatan dalam SDKI memiliki definisi, karakteristik, faktor yang berhubungan, dan faktor risiko yang terkait.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menggambarkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Setiap luaran keperawatan dalam SLKI memiliki definisi, kriteria hasil, dan indikator hasil.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan. Setiap intervensi keperawatan dalam SIKI memiliki definisi, aktivitas, dan hasil yang diharapkan.
Kode dan Definisi:
1. Risiko Kerusakan Integritas Kulit (SDKI: 10035)
Definisi: Keadaan dimana individu berisiko mengalami perubahan struktur dan fungsi epidermis dan/atau dermis.
2. Gangguan Mobilitas Fisik (SDKI: 10026)
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan yang disengaja dan terarah pada tubuh atau salah satu atau lebih anggota tubuh.
3. Risiko Infeksi (SDKI: 10033)
Definisi: Keadaan dimana individu berisiko terserang oleh patogen. -
Article No. 17650 | 22 May 2025
Klinis : Pasien stroke non-hemoragik dengan mobilisasi terbatas mengalami luka dekubitus grade II di sakrum.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien stroke non-hemoragik dengan mobilisasi terbatas yang mengalami luka dekubitus grade II di sakrum.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Kerusakan Integritas Kulit (SDKI: 10.01.04)
Definisi: Rentan terhadap perubahan epidermis dan/atau dermis yang tidak diinginkan, yang dapat mengganggu fungsi normal kulit.
2. Keterbatasan Mobilitas Fisik (SDKI: 12.01.03)
Definisi: Kemampuan terbatas untuk bergerak secara mandiri dari satu tempat ke tempat lain.
3. Kerusakan Integritas Kulit (SDKI: 10.01.01)
Definisi: Kerusakan epidermis dan/atau dermis.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode: 10.01.04 (Risiko Kerusakan Integritas Kulit)
- Kode: 12.01.03 (Keterbatasan Mobilitas Fisik)
- Kode: 10.01.01 (Kerusakan Integritas Kulit)
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode: 10.02.01 (Integritas Kulit: Luka)
- Kode: 12.02.01 (Mobilitas)
- Kode: 10.02.01 (Integritas Kulit: Luka)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode: 10.03.01 (Perawatan Luka)
- Kode: 12.03.01 (Peningkatan Mobilitas)
- Kode: 10.03.01 (Perawatan Luka)
Penjelasan singkat:
1. Risiko Kerusakan Integritas Kulit: Pasien berisiko mengalami kerusakan pada epidermis dan/atau dermis karena immobilitas.
2. Keterbatasan Mobilitas Fisik: Pasien memiliki kemampuan terbatas untuk bergerak secara mandiri dari satu tempat ke tempat lain, sehingga meningkatkan risiko kerusakan integritas kulit.
3. Kerusakan Integritas Kulit: Pasien mengalami kerusakan pada epidermis dan/atau dermis yang ditandai dengan luka dekubitus grade II di sakrum. -
Article No. 17651 | 22 May 2025
Klinis : Pasien HD 2x/minggu sering mengalami hiperkalemia karena tidak patuh diet rendah kalium.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya sesuai dengan kondisi pasien yang Anda berikan, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakpatuhan Regimen Terapeutik: Diet (00199)
Definisi: Pola perilaku dan/atau tindakan yang tidak sesuai dengan rekomendasi terapeutik yang disepakati bersama oleh pasien dan perawat.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: D0199
Definisi: Perilaku pasien yang tidak sesuai dengan rencana terapeutik yang disepakati bersama antara pasien dan perawat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: L00130
Definisi: Pasien menunjukkan perilaku yang sesuai dengan rencana terapeutik yang disepakati bersama antara pasien dan perawat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: I0200
Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan perawat untuk membantu pasien mencapai hasil yang diharapkan berdasarkan diagnosis keperawatan.
Dalam kasus ini, pasien sering mengalami hiperkalemia karena tidak patuh terhadap diet rendah kalium yang direkomendasikan. Oleh karena itu, diagnosis keperawatan yang tepat adalah Ketidakpatuhan Regimen Terapeutik: Diet (00199). Perawat harus melakukan intervensi untuk meningkatkan kepatuhan pasien terhadap diet rendah kalium, misalnya dengan memberikan pendidikan kesehatan, memantau asupan makanan, dan memberikan dukungan serta motivasi kepada pasien. -
Article No. 17652 | 22 May 2025
Klinis : Pasien HD 2x/minggu sering mengalami hiperkalemia karena tidak patuh diet rendah kalium.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien hemodialisis (HD) dengan hiperkalemia akibat ketidakpatuhan diet rendah kalium:
### **Diagnosa Keperawatan**
**Gangguan Keseimbangan Elektrolit: Hiperkalemia** *(Kode SDKI: 00025)*
**Definisi:** Peningkatan kadar kalium serum di atas nilai normal (>5,0 mEq/L) akibat ketidakmampuan tubuh mengeliminasi kalium atau asupan berlebihan.
**Faktor Penyebab (Etiologi):**
- Ketidakpatuhan terhadap pembatasan diet kalium *(Faktor terkait: Kurang pengetahuan tentang diet rendah kalium, kebiasaan makan tidak terkontrol)*.
- Gangguan ekskresi kalium akibat penurunan fungsi ginjal.
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kode SLKI: 1403** – **Keseimbangan Elektrolit**
**Kriteria Luaran:**
1. Kadar kalium serum dalam batas normal (3,5–5,0 mEq/L).
2. Pasien menyatakan pemahaman tentang makanan tinggi kalium yang harus dihindari.
3. Pasien mendemonstrasikan kepatuhan terhadap rekomendasi diet rendah kalium.
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**1. Edukasi Diet Rendah Kalium** *(Kode SIKI: 5614)*
- Jelaskan daftar makanan tinggi kalium (pisang, kentang, tomat, coklat, kacang-kacangan).
- Anjurkan teknik memasak untuk mengurangi kalium (perendaman sayuran sebelum dimasak).
- Berikan contoh menu harian rendah kalium.
**2. Pemantauan Kadar Elektrolit** *(Kode SIKI: 1920)*
- Pantau hasil laboratorium kalium serum sebelum dan sesudah HD.
- Observasi tanda klinis hiperkalemia (kelemahan otot, aritmia, parestesia).
**3. Kolaborasi Pemberian Terapi Medis** *(Kode SIKI: 4410)*
- Kolaborasi pemberian obat pengikat kalium (contoh: Calcium Resonium) sesuai resep.
- Pastikan HD dilakukan sesuai jadwal untuk mencegah komplikasi.
---
### **Catatan Akademis**
Hiperkalemia pada pasien HD merupakan kondisi kritis yang memerlukan pendekatan holistik, meliputi:
1. **Aspek Kognitif:** Edukasi berkelanjutan tentang diet dan dampak hiperkalemia.
2. **Aspek Afektif:** Motivasi pasien untuk meningkatkan kepatuhan melalui pendekatan empatik.
3. **Aspek Psikomotor:** Pelatihan praktis dalam memilih dan mengolah makanan.
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)*.
- Brunner & Suddarth. (2021). *Textbook of Medical-Surgical Nursing*.
Format ini memenuhi kaidah akademis dengan integrasi evidence-based practice dan standar profesional PPNI. -
Article No. 17653 | 22 May 2025
Klinis : Pasien post-mastektomy hari pertama mengeluh nyeri 8/10.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien post-mastektomi hari pertama yang mengeluh nyeri 8/10, berikut adalah diagnosa keperawatan, kode, dan penjelasan singkat dari SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
SLKI:
1. Kontrol Nyeri (1605)
Definisi: Tingkat kemampuan untuk mengendalikan rasa sakit.
SIKI:
1. Manajemen Nyeri (1400)
Definisi: Tindakan untuk memfasilitasi pengurangan rasa sakit dan peningkatan toleransi terhadap nyeri yang tidak dapat dihilangkan.
Kode Intervensi: 1400
Penjelasan singkat:
1. Diagnosa Keperawatan Nyeri Akut (00132):
Pasien post-mastektomi hari pertama mengeluh nyeri dengan intensitas 8/10, yang merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan.
2. SLKI Kontrol Nyeri (1605):
Luaran yang diharapkan adalah pasien mampu mengendalikan rasa sakit yang dialami.
3. SIKI Manajemen Nyeri (1400):
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk memfasilitasi pengurangan rasa sakit dan peningkatan toleransi terhadap nyeri yang tidak dapat dihilangkan pada pasien post-mastektomi.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 17654 | 22 May 2025
Klinis : Pasien post-mastektomy hari pertama mengeluh nyeri 8/10.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons yang sesuai dengan permintaan Anda:
---
**Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI untuk Pasien Post-Mastektomi dengan Nyeri 8/10**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Nyeri Akut (SDKI Code: 00132)**
**Penjelasan Singkat:**
1. **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)**
- **Kode:** 00132 – *Nyeri Akut*
- **Definisi:** Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, yang terjadi secara tiba-tiba atau lambat, dengan intensitas ringan hingga berat, dan berlangsung kurang dari 3 bulan.
- **Faktor yang Berhubungan:**
- Trauma jaringan akibat pembedahan (post-mastektomi).
- Proses inflamasi pascaoperasi.
- Ketegangan otot sekunder akibat imobilisasi atau perubahan postur.
2. **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
- **Kode:** 0801 – *Tingkat Nyeri*
- **Indikator Luaran:**
- Skala nyeri menurun (dari 8/10 menjadi ?3/10).
- Ekspresi wajah rileks.
- Pasien melaporkan peningkatan kenyamanan.
- Tidak ada perilaku melindungi area nyeri.
3. **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
- **Kode:** 1400 – *Manajemen Nyeri*
- **Intervensi Utama:**
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam.
- Lakukan reposisi untuk mengurangi ketegangan otot.
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai protokol (misal: parasetamol/NSAID atau opioid jika diperlukan).
- Gunakan kompres hangat/dingin sesuai indikasi.
- Monitor respons nyeri dan efek samping obat.
**Catatan Tambahan:**
- **Asesmen Lanjutan:** Evaluasi karakteristik nyeri (lokasi, durasi, faktor pencetus, dan respons terhadap intervensi).
- **Pendekatan Holistik:** Pertimbangkan dampak psikologis (kecemasan, ketakutan) dan dukungan emosional.
---
Format ini memenuhi kriteria akademis dengan referensi standar PPNI dan persona profesional sebagai perawat ahli. Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut, informasikan detail tambahan.
**Referensi:**
- *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi Terkini*
- *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi Terkini*
- *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi Terkini*
Semoga membantu. -
Article No. 17655 | 22 May 2025
Klinis : sesak napas, frekuesni pernapasan 30x/menit, frekuensi nadi 112x/menit, saturasi oksigen 97%, suara napas tambahan wheezing paru kaan kiri, ronchi paru kanan kiri, pernapasan cuping hiudng
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif (00032)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00032
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi yang adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: L01001
Definisi: Kemampuan untuk bernapas dengan irama, kedalaman, dan frekuensi yang sesuai dengan kebutuhan oksigenasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: I02001
Definisi: Upaya untuk mempertahankan atau memperbaiki pola napas yang efektif.
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami sesak napas dengan frekuensi pernapasan yang cepat (30x/menit), disertai suara napas tambahan wheezing di paru kiri dan ronchi di paru kanan kiri, serta pernapasan cuping hidung. Hal ini menunjukkan adanya pola napas tidak efektif yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti penyakit paru, gangguan saluran napas, atau kegagalan mekanis pernapasan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pengaturan posisi, pemberian oksigen, pemantauan tanda-tanda vital, dan penanganan untuk mengatasi penyebab pola napas tidak efektif. -
Article No. 17656 | 22 May 2025
Klinis : sesak napas, frekuesni pernapasan 30x/menit, frekuensi nadi 112x/menit, saturasi oksigen 97%, suara napas tambahan wheezing paru kaan kiri, ronchi paru kanan kiri, pernapasan cuping hiudng
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang Anda paparkan, yaitu sesak napas, frekuensi pernapasan 30x/menit, frekuensi nadi 112x/menit, saturasi oksigen 97%, suara napas tambahan wheezing di paru kanan kiri, ronchi di paru kanan kiri, serta pernapasan cuping hidung, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk memelihara pembersihan jalan napas untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
Penyebab: Sekresi jalan napas yang berlebihan, inflamasi jalan napas, dan ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Frekuensi pernapasan kembali normal (12-20x/menit)
- Irama pernapasan teratur
- Tidak ada suara napas tambahan (wheezing, ronchi)
- Tidak ada pernapasan cuping hidung
- Saturasi oksigen dalam batas normal (>95%)
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah:
1. Manajemen Jalan Napas
- Pantau status pernapasan (frekuensi, irama, suara napas)
- Lakukan pengisapan sekret jika perlu
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian bronkodilator dan mukolitik
- Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan
- Pertahankan posisi yang memudahkan pernapasan
- Kolaborasi dengan fisioterapi untuk melakukan mobilisasi sekret
2. Manajemen Oksigenasi
- Pantau status oksigenasi (saturasi oksigen)
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengaturan terapi oksigen
3. Manajemen Nyeri
- Identifikasi penyebab nyeri (misalnya nyeri dada)
- Berikan analgesik sesuai instruksi medis
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
Penjelasan rinci dan terperinci di atas diharapkan dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat bagi pasien dengan kondisi sesak napas, berdasarkan pendekatan diagnosis keperawatan SDKI, luaran/output SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika memerlukan clarifikasi atau informasi tambahan.