Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17735 | 23 May 2025
Klinis : Bayi baru lahir tanggal 30/04/2025 jam 11.04 WIB dengan section caesarea atas indikasi susp IUGR + kelainan kongenital (gastroschizis), kehamilan 37-38 minggu, G1P0A0, apgar 8/10, ketuban hijau, jenis kelamin perempuan, berat badan 2480 gram.Pasien Operasi post tutup defek dinding abdomen.Pasien terpasang intubasi dengan ETT no. 3.5 kedalaman 8.5 cm, terhubung ventilasi mekanik invasif mode PC SIMV dengan PIP: 12, PEEP: 5, Psupp: 7, RR setting: 30, Ti: 0.5, Trigger: 1, Pmax: 28,FiO2: 25 %, leak: 0. sesak (+), retraksi (+) ringan, desaturasi (-), PCH (-), takipneu (-), sianosis, SpO2 92–100%, RR 54 x/menit, Suhu 37 oC,%. AGD: pH 7.29, PCO2 26.2, PO2 72, HCO3 12.7, BE -14.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi atau benda asing dari saluran napas.
Faktor Berhubungan: Obstruksi jalan napas (sekret, edema), penurunan refleks batuk/bersin, penurunan kekuatan otot pernapasan.
2. Pernapasan Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat.
Faktor Berhubungan: Kelelahan otot pernapasan, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
3. Risiko Perdarahan
Definisi: Kerentanan terhadap hilangnya darah melewati batas normal, yang dapat mengancam kesehatan.
Faktor Risiko: Kondisi pembedahan (defek dinding abdomen).
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
Kriteria Hasil:
- Jalan napas paten
- Tidak ada suara napas tambahan
- Tidak ada sianosis
- Saturasi oksigen dalam batas normal
2. Ventilasi Efektif
Kriteria Hasil:
- Pola napas dalam batas normal
- Tidak ada retraksi dinding dada
- Tidak ada dispnea
- Saturasi oksigen dalam batas normal
3. Tidak Terjadi Perdarahan
Kriteria Hasil:
- Tidak ada perdarahan aktif
- Hemodinamik stabil
- Tidak ada tanda-tanda hipovolemia
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Lakukan suction endotrakeal secara berkala
- Pertahankan posisi semi fowler untuk memfasilitasi drainase sekret
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi oksigen dan pengaturan ventilasi mekanik
- Monitor status pernapasan dan oksigenasi (frekuensi napas, retraksi, saturasi oksigen)
2. Pernapasan Tidak Efektif
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengaturan parameter ventilasi mekanik (PIP, PEEP, RR, FiO2)
- Monitor status pernapasan dan oksigenasi (frekuensi napas, retraksi, saturasi oksigen)
- Berikan posisi semi fowler untuk memfasilitasi ekspansi paru
- Lakukan fisioterapi dada secara berkala
3. Risiko Perdarahan
- Lakukan pemantauan tanda-tanda vital dan tanda perdarahan secara ketat
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengobatan dan penanganan perdarahan
- Pertahankan teknik aseptik saat penanganan luka operasi
- Berikan dukungan emosional dan edukasi kepada keluarga
Penjelasan secara rinci dan terperinci telah diberikan untuk setiap poin di atas. Tone akademis dan persona sebagai pakar perawat telah digunakan. -
Article No. 17736 | 23 May 2025
Klinis : Bayi baru lahir tanggal 30/04/2025 jam 11.04 WIB dengan section caesarea atas indikasi susp IUGR + kelainan kongenital (gastroschizis), kehamilan 37-38 minggu, G1P0A0, apgar 8/10, ketuban hijau, jenis kelamin perempuan, berat badan 2480 gram.Pasien Operasi post tutup defek dinding abdomen.Pasien terpasang intubasi dengan ETT no. 3.5 kedalaman 8.5 cm, terhubung ventilasi mekanik invasif mode PC SIMV dengan PIP: 12, PEEP: 5, Psupp: 7, RR setting: 30, Ti: 0.5, Trigger: 1, Pmax: 28,FiO2: 25 %, leak: 0. sesak (+), retraksi (+) ringan, desaturasi (-), PCH (-), takipneu (-), sianosis, SpO2 92–100%, RR 54 x/menit, Suhu 37 oC,%. AGD: pH 7.29, PCO2 26.2, PO2 72, HCO3 12.7, BE -14.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
*(Berdasarkan Standar PPNI untuk Kasus Neonatus dengan Gastroschizis Post-Operasi dan Ventilasi Mekanik)*
---
### **1. Gangguan Pertukaran Gas (SDKI: 00030)**
**Definisi**: Ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan pertukaran oksigen dan karbon dioksida secara adekuat.
**Data Pendukung**:
- AGD menunjukkan **asidosis metabolik** (pH 7.29, HCO? 12.7, BE -14) dan **hipokapnia** (PCO? 26.2).
- Sesak (+), retraksi (+), RR 54x/menit (takipneu relatif untuk neonatus).
- SpO? 92–100% dengan FiO? 25%, tetapi risiko ketidakstabilan oksigenasi akibat gastroschizis dan ventilasi mekanik.
**SLKI (Luaran)**:
- **0402: Perbaikan pertukaran gas**
- Kriteria: pH 7.35–7.45, PaO? >60 mmHg, SpO? ?95%, tidak ada retraksi.
**SIKI (Intervensi)**:
- **3402: Manajemen jalan napas**
- Monitor ETT (posisi, kedalaman, kebocoran).
- Auskultasi suara napas tiap 2 jam.
- Lakukan suction sesuai indikasi.
- **3404: Dukungan ventilasi**
- Pertahankan parameter ventilator (PIP, PEEP, FiO?).
- Monitor AGD serial dan saturasi oksigen.
---
### **2. Risiko Infeksi (SDKI: 00004)**
**Definisi**: Peningkatan kerentanan terhadap patogen akibat gangguan integritas kulit (defek abdomen post-operasi) dan pemasangan alat invasif (ETT).
**Data Pendukung**:
- Luka operasi gastroschizis.
- Intubasi dan ventilasi mekanik invasif.
- Ketuban hijau (risiko infeksi antenatal).
**SLKI**:
- **0801: Pengendalian infeksi**
- Kriteria: Tidak ada tanda infeksi (demam, leukositosis, pus).
**SIKI**:
- **2200: Pencegahan infeksi**
- Cuci tangan sebelum kontak.
- Perawatan luka operasi steril.
- Monitor tanda vital (suhu, leukosit).
---
### **3. Nyeri Akut (SDKI: 00132)**
**Definisi**: Pengalaman sensori tidak nyaman akibat trauma jaringan (operasi).
**Data Pendukung**:
- Post-operasi tutup defek abdomen.
- Retraksi (+) dapat memperberat nyeri.
**SLKI**:
- **1701: Pengendalian nyeri**
- Kriteria: Skala nyeri ?2 (neonatus dinilai dengan NIPS/N-PASS).
**SIKI**:
- **1400: Manajemen nyeri**
- Berikan analgesik sesuai protokol (misal: Paracetamol IV).
- Posisikan bayi nyaman (hindari tekanan pada abdomen).
---
### **4. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan (SDKI: 00002)**
**Definisi**: Asupan nutrisi tidak mencukupi kebutuhan metabolik akibat gangguan absorbsi post-operasi.
**Data Pendukung**:
- Gastroschizis ? gangguan fungsi usus.
- BB 2480 gram (batas bawah untuk usia gestasi 37–38 minggu).
**SLKI**:
- **0301: Status nutrisi**
- Kriteria: BB stabil/meningkat, toleransi feeding.
**SIKI**:
- **2100: Manajemen nutrisi**
- Nutrisi parenteral awal, transisi ke enteral perlahan.
- Monitor toleransi (residu lambung, distensi).
---
### **5. Risiko Gangguan Ikatan Orang Tua-Bayi (SDKI: 00223)**
**Definisi**: Gangguan interaksi akibat kondisi kritis bayi dan hospitalisasi.
**Data Pendukung**:
- Bayi intubasi dan dirawat intensif.
- Ibu G1P0A0 (pengalaman pertama).
**SLKI**:
- **0602: Keterlibatan keluarga dalam perawatan**
- Kriteria: Orang tua melakukan kontak kulit-ke-kulit (jika memungkinkan), bertanya tentang kondisi bayi.
**SIKI**:
- **4500: Dukungan emosional**
- Edukasi orang tua tentang kondisi bayi.
- Fasilitasi kunjungan dan komunikasi.
---
**Kode SDKI-SLKI-SIKI mengacu pada buku *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi Terbaru* PPNI.**
*(Format akademis disesuaikan dengan persona pakar keperawatan neonatal)* -
Article No. 17737 | 23 May 2025
Klinis : Pasien sejak sakit mengeluh sering terbangun di malam hari, pasien tidur di jam 10 malam dan terbangun di jam 3 pagi, lalu tidak dapat tidur lagi, saat bangun merasa tidak segar
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, saya sebagai perawat profesional memberikan rekomendasi sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Gangguan Pola Tidur (00198) ditandai dengan keluhan pasien sering terbangun di malam hari, sulit untuk kembali tidur, dan merasa tidak segar saat bangun. Diagnosa ini mencerminkan adanya masalah dalam mempertahankan pola tidur yang adekuat.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tidur yang Memadai (0004): Pasien akan mencapai pola tidur yang efektif dengan durasi tidur 7-9 jam per malam dan merasa segar saat bangun.
2. Kenyamanan (2100): Pasien akan merasakan kenyamanan dan relaksasi selama tidur, dengan sedikit atau tanpa keluhan terbangun di malam hari.
3. Manajemen Energi (0006): Pasien akan mampu mempertahankan tingkat energi yang adekuat selama aktivitas sehari-hari.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Tidur (1850):
a. Identifikasi pola tidur-bangun pasien dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
b. Ajarkan teknik relaksasi, seperti latihan pernapasan dalam, meditasi, atau terapi musik untuk memfasilitasi tidur.
c. Atur lingkungan kamar tidur yang nyaman, gelap, dan tenang untuk mendukung kualitas tidur.
d. Anjurkan pasien untuk menghindari konsumsi kafein, rokok, dan alkohol dekat waktu tidur.
e. Jadwalkan aktivitas harian dan waktu tidur yang teratur untuk mempertahankan ritme sirkadian.
2. Manajemen Energi (1860):
a. Evaluasi tingkat energi pasien dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
b. Bantu pasien mengidentifikasi dan mengelola aktivitas sehari-hari yang dapat memengaruhi energi.
c. Ajarkan teknik manajemen energi, seperti pengaturan jadwal aktivitas dan istirahat yang seimbang.
d. Dorong pasien untuk melakukan aktivitas fisik ringan secara teratur untuk meningkatkan stamina.
e. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, jika diperlukan, untuk mengatasi penyebab mendasar dari penurunan energi.
3. Manajemen Kenyamanan (1400):
a. Identifikasi sumber dan tingkat ketidaknyamanan yang dialami pasien terkait pola tidur.
b. Berikan intervensi untuk meningkatkan kenyamanan, seperti mengatur posisi tidur yang nyaman, mengatur suhu ruangan, dan menyediakan lingkungan yang tenang.
c. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, jika diperlukan, untuk mengatasi penyebab mendasar dari ketidaknyamanan.
d. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
Penjelasan yang rinci dan terperinci di atas diharapkan dapat membantu Anda memahami pendekatan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi gangguan pola tidur pada pasien. Saya sebagai perawat profesional akan terus memantau perkembangan pasien dan melakukan penyesuaian intervensi sesuai dengan kebutuhan individu. -
Article No. 17738 | 23 May 2025
Klinis : hipertensi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter atau perekam medik, saya akan memberikan informasi kode ICD-10 dan ICD-9-CM terkait kondisi hipertensi sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I10
- Deskripsi: Hipertensi esensial (primer)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.27
- Deskripsi: Pemantauan tekanan darah
Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, adalah kondisi kronis di mana tekanan darah pada arteri meningkat secara persisten. Kode ICD-10 I10 digunakan untuk mengidentifikasi hipertensi esensial (primer), yang merupakan jenis hipertensi yang paling umum dan tidak memiliki penyebab yang jelas.
Dalam pengelolaan hipertensi, salah satu prosedur yang mungkin dilakukan adalah pemantauan tekanan darah, yang tercakup dalam kode ICD-9-CM 99.27. Prosedur ini melibatkan pengukuran dan pencatatan tekanan darah pasien secara berkala untuk memantau perkembangan kondisi dan respons terhadap pengobatan.
Kode-kode ini digunakan oleh tenaga medis dan perekam medis untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan diagnosis dan prosedur terkait dengan kondisi hipertensi dalam rekam medis pasien. Informasi ini penting untuk proses perawatan, penagihan, dan pelaporan medis. -
Article No. 17739 | 23 May 2025
Klinis : hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi hipertensi.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Manajemen Tekanan Darah (KDMTD)
Kode SDKI: 00703
Definisi: Ketidakmampuan individu untuk mempertahankan tekanan darah pada rentang normal.
2. Risiko Perfusi Jaringan Tidak Efektif (RPJTE)
Kode SDKI: 00200
Definisi: Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke jaringan tubuh, yang dapat mengancam kesehatan.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (KKSKKT)
Kode SDKI: 00002
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Setiap diagnosis keperawatan memiliki kode unik dan definisi yang jelas, membantu perawat dalam mengidentifikasi dan mengomunikasikan masalah kesehatan pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar hasil yang diharapkan dapat dicapai oleh pasien setelah diberikan intervensi keperawatan. Setiap luaran keperawatan memiliki kode unik dan definisi yang jelas, membantu perawat dalam merencanakan dan mengevaluasi efektivitas asuhan keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan. Setiap intervensi keperawatan memiliki kode unik dan definisi yang jelas, membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan asuhan keperawatan yang komprehensif.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, terukur, dan sesuai dengan praktik keperawatan terkini. -
Article No. 17740 | 23 May 2025
Klinis : hipertensi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi hipertensi.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi hipertensi berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer". Diagnosa ini dipilih karena hipertensi dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke jaringan perifer akibat vasokonstriksi pembuluh darah.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, luaran/output yang diharapkan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah:
1. Perfusi Jaringan Perifer: Tujuan yang diharapkan adalah tercapainya perfusi jaringan perifer yang efektif, yang ditandai dengan:
a. Tekanan darah dalam batas normal
b. Nadi perifer teraba kuat dan simetris
c. Ekstremitas hangat dan tidak pucat
d. Tidak ada tanda-tanda penurunan aliran darah perifer
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan pada pasien dengan hipertensi adalah:
1. Manajemen Hipertensi
a. Monitor tekanan darah secara berkala
b. Identifikasi faktor risiko hipertensi (misalnya: pola makan, aktivitas fisik, stres, dll.)
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengobatan hipertensi
d. Edukasi pasien dan keluarga mengenai hipertensi, manajemen gaya hidup, dan pentingnya kepatuhan pengobatan
2. Manajemen Nutrisi
a. Evaluasi asupan nutrisi pasien
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang tepat (misalnya: rendah garam, kaya buah, dan sayur)
c. Edukasi pasien dan keluarga mengenai diet yang sesuai untuk mengendalikan hipertensi
3. Manajemen Aktivitas
a. Evaluasi kemampuan fisik pasien
b. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk menyusun program aktivitas fisik yang aman dan sesuai
c. Edukasi pasien dan keluarga mengenai manfaat aktivitas fisik dalam pengendalian hipertensi
4. Manajemen Stres
a. Identifikasi sumber stres pasien
b. Ajarkan teknik relaksasi (misalnya: meditasi, napas dalam, dll.)
c. Kolaborasi dengan psikolog/konselor untuk membantu mengelola stres pasien
Penjelasan rinci untuk setiap poin:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI "Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer" dipilih karena hipertensi dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke jaringan perifer akibat vasokonstriksi pembuluh darah. Hal ini dapat menimbulkan gejala seperti ekstremitas dingin, pucat, dan penurunan sensasi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah tercapainya perfusi jaringan perifer yang efektif, yang ditandai dengan tekanan darah dalam batas normal, nadi perifer teraba kuat dan simetris, ekstremitas hangat dan tidak pucat, serta tidak ada tanda-tanda penurunan aliran darah perifer.
3. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen hipertensi, manajemen nutrisi, manajemen aktivitas, dan manajemen stres. Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengendalikan hipertensi, meningkatkan perfusi jaringan perifer, dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami kondisi hipertensi dan rencana asuhan keperawatan yang komprehensif. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika masih ada hal yang perlu diklarifikasi. -
Article No. 17741 | 23 May 2025
Klinis : Tirah baring
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi "Tirah baring" yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
Kode SDKI: 00228
Definisi: Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer yang dapat mengancam kesehatan.
2. Mobilitas Fisik Terganggu
Kode SDKI: 00085
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disengaja dan terkoordinasi dari satu atau lebih ekstremitas.
3. Risiko Kerusakan Integritas Kulit
Kode SDKI: 00047
Definisi: Berisiko mengalami perubahan struktur dan fungsi kulit yang dapat mengarah pada luka.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang berisi definisi dan karakteristik diagnostik dari diagnosa keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Kode SDKI terdiri dari 5 digit, contoh: 00228 (Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer).
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang berisi definisi dan kriteria hasil dari intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Kode SLKI terdiri dari 5 digit, contoh: 00004 (Perfusi Jaringan: Perifer).
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang berisi definisi dan aktivitas tindakan keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Kode SIKI terdiri dari 5 digit, contoh: 06030 (Manajemen Aktivitas).
Dengan kondisi "Tirah baring", pasien berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer, keterbatasan dalam gerakan fisik, serta berisiko mengalami perubahan struktur dan fungsi kulit yang dapat mengarah pada luka. Perawat perlu melakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. -
Article No. 17742 | 23 May 2025
Klinis : Tirah baring
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta, dengan tone akademis dan persona pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tirah baring:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang paling sesuai untuk kondisi tirah baring adalah "Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer". Kondisi tirah baring dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke jaringan perifer, sehingga meningkatkan risiko masalah perfusi jaringan. Diagnosa ini mengidentifikasi adanya potensi masalah yang dapat terjadi akibat kondisi tirah baring tersebut.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, diharapkan luaran/output yang dicapai adalah:
1. Pasien menunjukkan perfusi jaringan perifer yang efektif, ditandai dengan:
- Ekstremitas hangat dan simetris
- Pengisian kapiler ? 3 detik
- Tidak ada tanda-tanda gangguan sirkulasi
2. Pasien tidak mengalami komplikasi akibat tirah baring, seperti:
- Tidak terjadi dekubitus
- Tidak terjadi kontraktur sendi
- Tidak terjadi trombosis vena dalam
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Manajemen Perfusi Jaringan:
- Mengkaji tanda-tanda perfusi jaringan perifer secara berkala (suhu ekstremitas, pengisian kapiler, warna kulit)
- Memposisikan ekstremitas pasien secara elevasi untuk meningkatkan aliran balik vena
- Melakukan mobilisasi pasien secara bertahap untuk meningkatkan pergerakan dan aliran darah
- Memberikan kompres hangat pada ekstremitas untuk meningkatkan vasodilatasi dan perfusi jaringan
2. Pencegahan Komplikasi Tirah Baring:
- Melakukan perawatan kulit dan pencegahan dekubitus secara rutin
- Melakukan latihan ROM (Range of Motion) secara aktif maupun pasif untuk mencegah kontraktur sendi
- Memberikan antikoagulan sesuai indikasi untuk mencegah trombosis vena dalam
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pencegahan komplikasi tirah baring
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu perfusi jaringan perifer yang efektif dan terhindar dari komplikasi akibat tirah baring. -
Article No. 17743 | 23 May 2025
Klinis : Tirah baring, Badan sakit semua dan linu-linu
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Karakteristik Mayor: Melaporkan pengalaman nyeri, Ekspresi wajah menunjukkan nyeri, Perubahan tanda-tanda vital, Perilaku protektif.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri
Definisi: Kemampuan untuk mengendalikan rasa nyeri yang dirasakan.
Indikator:
a. Menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
b. Melaporkan nyeri terkendali
c. Menunjukkan ekspresi wajah dan perilaku yang relaks
d. Mempertahankan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
Tujuan: Klien dapat mengontrol nyeri yang dirasakan.
Aktivitas:
a. Kaji intensitas, karakteristik, lokasi, durasi nyeri
b. Identifikasi faktor-faktor yang memperberat atau memperingan nyeri
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik yang sesuai
d. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (relaksasi, terapi musik, kompres hangat/dingin, dll)
e. Evaluasi efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri
Penjelasan:
Kondisi klien dengan tirah baring, badan sakit semua, dan linu-linu mengindikasikan adanya nyeri akut yang dirasakan. Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut. Luaran yang diharapkan adalah Kontrol Nyeri, di mana klien dapat menggunakan teknik nonfarmakologis, melaporkan nyeri terkendali, serta mempertahankan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Manajemen Nyeri, meliputi pengkajian nyeri, identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian analgesik, serta pengajaran teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri. Evaluasi efektivitas intervensi juga perlu dilakukan untuk memastikan tercapainya tujuan pengurangan nyeri. -
Article No. 17744 | 23 May 2025
Klinis : Tirah baring, Badan sakit semua dan linu-linu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI, SLKI, SIKI**
**Kondisi:** Tirah baring, badan sakit semua, dan linu-linu.
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri (SDKI Code: 00132)**
**Definisi:** Perasaan tidak nyaman secara subjektif akibat stimulus nyeri akut atau kronis, yang dapat memengaruhi mobilitas dan kenyamanan pasien.
**Penjelasan:**
- **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):**
- **Kode 00132** – Gangguan rasa nyaman: nyeri.
- **Faktor yang Berhubungan:** Imobilisasi (tirah baring), inflamasi, atau gangguan muskuloskeletal.
- **Manifestasi:** Keluhan nyeri menyeluruh (linu-linu), keterbatasan gerak, dan ekspresi ketidaknyamanan.
- **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):**
- **Kode 2101** – Tingkat nyeri menurun.
- **Indikator:**
- Skala nyeri berkurang (misal: dari skala 7/10 menjadi ?3/10).
- Pasien melaporkan peningkatan kenyamanan.
- Pasien mampu beristirahat dengan lebih baik.
- **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):**
- **Kode 5610** – Manajemen nyeri.
- **Intervensi:**
- Ajarkan teknik relaksasi (napas dalam, distraksi).
- Lakukan reposisi untuk mengurangi tekanan.
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi.
- Terapi kompres hangat/dingin.
### **2. Diagnosa Keperawatan Tambahan:**
**Risiko Gangguan Integritas Kulit (SDKI Code: 00047)**
**Definisi:** Risiko kerusakan kulit akibat imobilisasi dan tekanan berkepanjangan.
**Penjelasan:**
- **SDKI:**
- **Kode 00047** – Risiko gangguan integritas kulit.
- **Faktor Risiko:** Tirah baring lama, penurunan perfusi jaringan.
- **SLKI:**
- **Kode 1101** – Integritas kulit tetap utuh.
- **Indikator:** Tidak ada eritema, lecet, atau ulkus dekubitus.
- **SIKI:**
- **Kode 3530** – Perawatan kulit.
- **Intervensi:**
- Ubah posisi setiap 2 jam.
- Gunakan bantal untuk mengurangi tekanan.
- Observasi area tulang prominen.
### **3. Diagnosa Keperawatan Tambahan:**
**Gangguan Mobilitas Fisik (SDKI Code: 00085)**
**Definisi:** Keterbatasan kemampuan bergerak secara mandiri akibat nyeri atau kelemahan.
**Penjelasan:**
- **SDKI:**
- **Kode 00085** – Gangguan mobilitas fisik.
- **Faktor yang Berhubungan:** Nyeri muskuloskeletal, kelemahan.
- **SLKI:**
- **Kode 0209** – Mobilitas fisik membaik.
- **Indikator:** Peningkatan rentang gerak, kemampuan mengubah posisi.
- **SIKI:**
- **Kode 3510** – Latihan rentang gerak.
- **Intervensi:**
- Bantu latihan ROM pasif/aktif.
- Fasilitasi ambulasi bertahap.
### **Kesimpulan:**
Prioritas intervensi keperawatan pada pasien dengan keluhan tirah baring dan nyeri menyeluruh meliputi manajemen nyeri, pencegahan kerusakan kulit, dan pemulihan mobilitas. Pendekatan holistik dengan kolaborasi multidisiplin diperlukan untuk mencapai luaran optimal.
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)*. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumen klinis/resmi.)*