Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21887 | 02 Oct 2025
Klinis : S :pasien mengatakan perut sakit, mulut terasa pahit , O : nyeri tekan ulu hati , palpasi perut kembung +,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Nausea (Mual)
Kode SDKI: D.0076
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Nausea, atau dalam terminologi keperawatan Indonesia dikenal sebagai Mual, didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman pada bagian belakang tenggorokan atau lambung yang dapat mengakibatkan muntah. Kondisi ini merupakan salah satu keluhan paling umum yang dihadapi dalam praktik klinis dan dapat menjadi gejala dari berbagai kondisi medis, mulai dari yang ringan hingga yang mengancam jiwa. Mual bukanlah sebuah penyakit, melainkan sebuah gejala subjektif yang menandakan adanya disfungsi atau iritasi pada sistem gastrointestinal, sistem saraf pusat, atau sebagai respons terhadap stimulus biokimiawi. Berdasarkan data yang diberikan, keluhan subjektif pasien berupa "perut sakit" dan "mulut terasa pahit", didukung oleh temuan objektif "nyeri tekan ulu hati" dan "palpasi perut kembung", sangat mengarah pada diagnosis keperawatan Nausea. Rasa pahit di mulut seringkali berhubungan dengan refluks isi lambung ke esofagus, sementara nyeri ulu hati dan kembung menunjukkan adanya distensi atau iritasi pada lambung.
Secara fisiologis, mekanisme mual sangat kompleks dan melibatkan beberapa jalur saraf. Pusat muntah (vomiting center) yang terletak di medula oblongata di batang otak bertindak sebagai koordinator utama. Pusat ini menerima sinyal dari empat sumber utama: (1) Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ) yang terletak di area postrema, yang sensitif terhadap rangsangan kimia dalam darah atau cairan serebrospinal (misalnya, toksin, obat-obatan, ketidakseimbangan metabolik); (2) Sistem vestibular di telinga dalam, yang mendeteksi gerakan dan perubahan posisi, menjadi penyebab utama mabuk perjalanan; (3) Saraf aferen vagal dan splanknikus dari saluran cerna, yang teraktivasi oleh iritasi, distensi, atau peradangan pada lambung dan usus; dan (4) Korteks serebral, yang dapat memicu mual sebagai respons terhadap rangsangan sensorik (bau tidak sedap, pemandangan yang tidak menyenangkan) atau faktor psikologis (kecemasan, ketakutan, nyeri hebat).
Penyebab (etiologi) mual sangat beragam dan dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori. Gangguan biokimiawi seperti uremia pada gagal ginjal atau ketoasidosis pada diabetes dapat merangsang CTZ. Gangguan gastrointestinal seperti gastritis, gastroenteritis, penyakit refluks gastroesofageal (GERD), dan obstruksi usus menyebabkan iritasi atau distensi yang mengaktifkan saraf vagal. Peningkatan tekanan intrakranial akibat tumor otak atau cedera kepala juga dapat menstimulasi pusat muntah secara langsung. Selain itu, banyak agen farmakologis, terutama kemoterapi, opioid, dan antibiotik, yang dikenal memiliki efek samping mual. Faktor psikogenik seperti ansietas berat juga dapat memicu mual melalui jalur kortikal. Dalam kasus pasien ini, kombinasi nyeri ulu hati, kembung, dan rasa pahit menunjukkan kemungkinan adanya iritasi lambung (misalnya, gastritis) atau distensi lambung sebagai pemicu utama.
Manifestasi klinis mual terbagi menjadi gejala dan tanda mayor serta minor. Gejala mayor yang bersifat subjektif adalah keluhan mual itu sendiri, perasaan ingin muntah, dan hilangnya minat untuk makan (anoreksia). Gejala minor dapat berupa sensasi asam atau pahit di mulut, sensasi panas atau dingin, dan sering menelan. Tanda-tanda objektif yang dapat diamati perawat meliputi pucat, keringat dingin (diaforesis), peningkatan denyut jantung (takikardia), dilatasi pupil, dan produksi saliva berlebih (hipersalivasi). Perawat harus melakukan pengkajian yang komprehensif untuk mengidentifikasi karakteristik mual (frekuensi, durasi, intensitas), faktor pemicu dan pereda, serta dampaknya terhadap status nutrisi, hidrasi, dan kualitas hidup pasien. Mengidentifikasi penyebab yang mendasari sangat krusial untuk menentukan intervensi yang paling tepat.Kode SLKI: L.08065
Luaran yang Diharapkan: Setelah diberikan intervensi keperawatan, diharapkan Tingkat Mual pasien menurun dengan kriteria hasil sebagai berikut:
- Keluhan mual menurun.
- Perasaan ingin muntah menurun.
- Perasaan asam di mulut menurun.
- Distensi lambung (perut kembung) menurun.
- Nafsu makan membaik/meningkat.
- Pucat membaik.
- Frekuensi menelan menurun.
Kode SIKI: I.08238
Intervensi Utama: Manajemen Mual (I.08238)
Observasi:
- Identifikasi pengalaman mual, termasuk faktor penyebab dan pemicu (misalnya, pengobatan, prosedur, bau tidak sedap).
- Identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup pasien (misalnya, nafsu makan, aktivitas, istirahat).
- Monitor asupan nutrisi dan kalori untuk mencegah malnutrisi.
- Monitor efek dari tindakan manajemen mual yang telah diberikan.
Terapeutik:
- Kendalikan faktor lingkungan yang dapat menyebabkan mual seperti bau tidak sedap, suara bising, atau rangsangan visual yang tidak menyenangkan.
- Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual (misalnya, kecemasan, ketakutan, kelelahan) dengan memberikan lingkungan yang tenang dan nyaman.
- Berikan makanan dalam porsi kecil, sering, dan disajikan secara menarik.
- Berikan makanan dingin, cairan bening, tidak berbau, dan tidak berwarna untuk mengurangi rangsangan pada lambung.
- Anjurkan pasien untuk istirahat dan tidur yang cukup.
- Anjurkan untuk membersihkan mulut secara teratur untuk menghilangkan rasa tidak nyaman (pahit/asam), kecuali jika tindakan tersebut justru merangsang mual.
Edukasi:
- Anjurkan pasien untuk makan secara perlahan dan tidak terburu-buru.
- Anjurkan untuk menghindari makanan yang berbau tajam, berlemak tinggi, atau pedas yang dapat mengiritasi lambung.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual, seperti teknik relaksasi napas dalam, distraksi (mendengarkan musik, menonton TV), atau akupresur pada titik P6 (Neiguan).
Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat antiemetik (anti-mual) jika diperlukan, sesuai dengan penyebab yang mendasari.
***PERINGATAN: Informasi dan kode ini adalah SARAN untuk tujuan DIKLAT/SIMULASI dan BUKAN pengganti diagnosis atau kodifikasi resmi.***
-
Article No. 21888 | 02 Oct 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 57 tahun dirawat dengan keluhan perut membesar dan terasa tidak nyaman. Hasil pengkajian: mual sejak 2 minggu yang lalu, nafsu makan menurun, BB menurun ± 5 kg (dalam 1 bulan), frekuensi napas 21 x/menit, frekuensi nadi 89 x/menit, TD 100/75 mmHg. Pasien riwayat minum alkohol sejak 20 tahun yang lalu.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Hipervolemia
Kode SDKI: D.0022
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Hipervolemia, atau kelebihan volume cairan, adalah suatu kondisi klinis yang didefinisikan sebagai peningkatan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular. Kondisi ini terjadi ketika mekanisme regulasi cairan tubuh gagal mempertahankan homeostasis, menyebabkan retensi abnormal natrium dan air. Pada kasus pasien laki-laki berusia 57 tahun dengan riwayat konsumsi alkohol selama 20 tahun, keluhan perut membesar (asites), mual, dan penurunan nafsu makan sangat mengarah pada hipervolemia yang disebabkan oleh penyakit hati kronis, kemungkinan besar sirosis hepatis.
Patofisiologi hipervolemia pada pasien dengan riwayat alkoholisme panjang berpusat pada kerusakan fungsi hati. Konsumsi alkohol kronis menyebabkan peradangan dan fibrosis pada jaringan hati, yang secara progresif mengarah pada sirosis. Hati yang sirotik tidak dapat berfungsi secara normal, yang memicu serangkaian kejadian patologis. Pertama, fibrosis hati meningkatkan resistensi terhadap aliran darah yang melalui vena porta, menyebabkan kondisi yang disebut hipertensi portal. Peningkatan tekanan ini mendorong cairan plasma keluar dari pembuluh darah di sistem portal ke dalam rongga peritoneum, yang secara klinis tampak sebagai asites atau perut yang membesar.
Kedua, hati yang rusak mengalami penurunan kemampuan untuk mensintesis albumin, protein utama dalam plasma yang bertanggung jawab untuk mempertahankan tekanan onkotik koloid. Penurunan kadar albumin dalam darah (hipoalbuminemia) mengurangi kemampuan plasma untuk menahan cairan di dalam pembuluh darah, sehingga cairan lebih mudah merembes ke jaringan interstisial dan rongga ketiga seperti peritoneum, memperburuk asites.
Ketiga, penurunan volume darah arteri efektif akibat penumpukan cairan di sirkulasi splanknik (vasodilatasi splanknik) dan rongga ketiga mengaktifkan sistem neurohormonal kompensasi, terutama Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron (RAAS) dan pelepasan hormon antidiuretik (ADH). Aktivasi RAAS menyebabkan retensi natrium dan air oleh ginjal dalam upaya untuk 'mengisi kembali' volume sirkulasi yang dianggap kurang oleh tubuh. Namun, karena hipertensi portal dan hipoalbuminemia, cairan yang ditahan ini tidak tetap berada di dalam sirkulasi vaskular melainkan terus bocor ke rongga peritoneum, menciptakan lingkaran setan yang memperparah hipervolemia dan asites.
Manifestasi klinis yang dialami pasien sangat sesuai dengan diagnosis ini. Perut yang membesar dan tidak nyaman adalah tanda khas asites. Mual dan nafsu makan menurun dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk tekanan mekanis dari cairan asites pada lambung dan usus, yang menyebabkan rasa kenyang dini, serta efek metabolik dari penyakit hati itu sendiri. Penurunan berat badan sekitar 5 kg dalam sebulan, meskipun terjadi penumpukan cairan, menunjukkan adanya katabolisme otot dan malnutrisi (sarcopenia), suatu kondisi yang umum terjadi pada sirosis hepatis. Tanda-tanda vital pasien juga memberikan petunjuk: frekuensi napas 21 x/menit (sedikit takipnea) dapat disebabkan oleh tekanan asites pada diafragma yang membatasi ekspansi paru, sementara tekanan darah 100/75 mmHg (hipotensi relatif) sering ditemukan pada sirosis lanjut akibat vasodilatasi sistemik. Oleh karena itu, diagnosis keperawatan Hipervolemia menjadi prioritas utama karena secara langsung berhubungan dengan keluhan utama pasien dan berpotensi menyebabkan komplikasi serius seperti gangguan pernapasan dan ketidakseimbangan elektrolit.Kode SLKI: L.03020
Luaran yang Diharapkan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan Keseimbangan Cairan meningkat dengan kriteria hasil:
- Asites menurun
- Edema perifer menurun
- Tekanan darah membaik
- Denyut nadi radial membaik
- Asupan cairan menurun
- Haluaran urin meningkat
- Keluhan tidak nyaman berkurang
- Berat badan kembali ke rentang ideal (setelah penyesuaian dengan kehilangan cairan)
- Turgor kulit membaik
Kode SIKI: I.03114
Intervensi Utama: Manajemen Hipervolemia
Observasi
- Periksa tanda dan gejala hipervolemia (mis. asites, edema, dispnea, suara napas tambahan).
- Identifikasi penyebab atau faktor risiko hipervolemia (mis. riwayat penyakit hati, alkoholisme).
- Monitor status hemodinamik (mis. frekuensi nadi, tekanan darah).
- Monitor intake dan output cairan secara ketat.
- Monitor tanda-tanda peningkatan tekanan onkotik plasma (mis. perbaikan turgor kulit).
- Monitor berat badan harian pada waktu yang sama.
- Monitor lingkar abdomen setiap hari untuk mengevaluasi perkembangan asites.
Terapeutik
- Batasi asupan cairan dan garam sesuai anjuran.
- Tinggikan kepala tempat tidur 30-40 derajat untuk mengurangi tekanan pada diafragma dan memfasilitasi pernapasan.
- Berikan posisi semi-Fowler atau Fowler untuk memaksimalkan ventilasi.
Edukasi
- Anjurkan pasien dan keluarga untuk membatasi asupan cairan sesuai program.
- Jelaskan pentingnya pembatasan natrium/garam dalam diet untuk mengurangi retensi cairan.
- Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan haluaran cairan harian.
- Anjurkan untuk segera melapor jika keluhan sesak napas atau perut terasa semakin tegang.
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian diuretik untuk meningkatkan ekskresi cairan.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk penyesuaian diet rendah garam dan tinggi protein (jika tidak ada kontraindikasi ensefalopati hepatik).
- Kolaborasi dalam prosedur paracentesis (pengeluaran cairan asites) jika diindikasikan.
- Kolaborasi pemberian albumin jika terjadi hipoalbuminemia berat.
***PERINGATAN: Informasi dan kode ini adalah SARAN untuk tujuan DIKLAT/SIMULASI dan BUKAN pengganti diagnosis atau kodifikasi resmi.***
-
Article No. 21889 | 02 Oct 2025
Klinis : mual muntah pusing berputar sesak nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Risiko Jatuh
Kode SDKI: D.0143
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Risiko Jatuh didefinisikan sebagai kondisi di mana seorang individu berisiko mengalami kerusakan fisik dan gangguan kesehatan akibat terjatuh. Ini bukan merupakan diagnosis aktual bahwa pasien telah jatuh, melainkan sebuah penilaian klinis yang mengidentifikasi adanya potensi tinggi untuk jatuh berdasarkan faktor-faktor risiko yang ada. Diagnosis ini sangat penting dalam praktik keperawatan karena jatuh merupakan salah satu kejadian tidak diharapkan (KTD) yang paling umum di fasilitas kesehatan dan dapat menyebabkan cedera serius, perpanjangan masa rawat, peningkatan biaya perawatan, hingga kematian. Berdasarkan keluhan yang disampaikan—mual, muntah, pusing berputar (vertigo), dan sesak napas—diagnosis Risiko Jatuh menjadi sangat relevan dan prioritas. Pusing berputar atau vertigo adalah faktor risiko utama karena secara langsung mengganggu sistem vestibular yang bertanggung jawab atas keseimbangan dan orientasi spasial. Sensasi ruangan atau diri sendiri berputar secara drastis meningkatkan kemungkinan kehilangan keseimbangan dan terjatuh, bahkan saat melakukan aktivitas sederhana seperti berdiri atau berjalan. Gejala mual dan muntah yang menyertai dapat memperburuk kondisi ini dengan menyebabkan dehidrasi, kelemahan umum, dan hipotensi ortostatik (penurunan tekanan darah saat berubah posisi dari berbaring ke duduk atau berdiri), yang selanjutnya meningkatkan risiko jatuh. Sesak napas (dispnea) juga dapat berkontribusi dengan menyebabkan kelemahan, kecemasan, dan penurunan saturasi oksigen, yang dapat mengganggu fungsi kognitif dan motorik, sehingga pasien tidak mampu menopang tubuhnya dengan stabil. Faktor risiko untuk jatuh dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori. Pertama, faktor fisiologis, yang mencakup kondisi internal pasien. Ini termasuk usia di atas 65 tahun, riwayat jatuh sebelumnya, penurunan kekuatan ekstremitas bawah, gangguan keseimbangan (seperti pada vertigo), gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, hipotensi ortostatik, neuropati, dan kondisi medis akut atau kronis seperti penyakit kardiovaskular, artritis, atau gangguan neurologis. Penggunaan beberapa jenis obat (polifarmasi), terutama sedatif, diuretik, antihipertensi, dan psikotropika, juga merupakan faktor risiko fisiologis yang signifikan. Kedua, faktor lingkungan. Ini berkaitan dengan bahaya di sekitar pasien, seperti penerangan yang buruk, lantai yang licin atau tidak rata, adanya kabel atau benda yang menghalangi jalan, furnitur yang tidak stabil, dan alas kaki yang tidak sesuai. Di lingkungan rumah sakit, tempat tidur yang terlalu tinggi, tidak adanya pegangan tangan (handrail) di kamar mandi atau koridor, dan roda tempat tidur yang tidak terkunci dapat menjadi bahaya besar. Ketiga, faktor kognitif dan psikologis. Ini termasuk penurunan tingkat kesadaran, delirium, demensia, gangguan memori, dan depresi. Pasien yang mengalami kebingungan atau memiliki penilaian yang buruk mungkin tidak menyadari keterbatasan fisik mereka atau bahaya lingkungan di sekitar mereka. Kecemasan, seperti yang mungkin dipicu oleh sesak napas atau vertigo, juga dapat mengalihkan perhatian dan mengganggu koordinasi. Penegakan diagnosis Risiko Jatuh memerlukan asesmen yang komprehensif. Perawat harus secara sistematis mengidentifikasi semua faktor risiko yang relevan pada setiap pasien, terutama saat admisi dan ketika ada perubahan kondisi. Berbagai instrumen skrining standar, seperti Morse Fall Scale (MFS), Hendrich II Fall Risk Model, atau St. Thomas Risk Assessment Tool in Falling Elderly (STRATIFY), dapat digunakan untuk mengkuantifikasi tingkat risiko secara objektif. Berdasarkan hasil asesmen, perawat dapat merumuskan rencana intervensi yang bersifat multifaktorial dan individual untuk memitigasi risiko dan menjaga keselamatan pasien.
Kode SLKI: L.14138
Luaran yang Diharapkan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan Tingkat Jatuh menurun dengan kriteria hasil sebagai berikut:
- Kejadian jatuh dari tempat tidur menurun.
- Kejadian jatuh saat berdiri menurun.
- Kejadian jatuh saat berjalan menurun.
- Kejadian jatuh saat di kamar mandi menurun.
- Pusing saat melakukan perubahan posisi (hipotensi ortostatik) menurun.
- Perasaan pusing berputar (vertigo) terkontrol atau menurun.
- Gangguan keseimbangan membaik.
- Kelemahan anggota gerak membaik.
- Lingkungan sekitar yang berisiko diminimalkan.
Target pencapaian luaran disesuaikan dengan kondisi awal pasien, umumnya dievaluasi dalam skala 1 (sangat meningkat) hingga 5 (sangat menurun) atau sebaliknya, tergantung pada indikator yang dinilai.
Kode SIKI: I.14824
Intervensi Utama: Pencegahan Jatuh
Tindakan:
Observasi:
- Identifikasi faktor risiko jatuh yang ada pada pasien (misalnya: usia, riwayat jatuh, gangguan keseimbangan akibat vertigo, kelemahan akibat mual muntah, penggunaan obat-obatan).
- Identifikasi faktor lingkungan yang dapat meningkatkan risiko jatuh (misalnya: lantai licin, penerangan kurang, benda penghalang).
- Gunakan alat bantu asesmen risiko jatuh yang terstandarisasi (misalnya: Skala Jatuh Morse) secara berkala.
- Monitor kemampuan pasien untuk berpindah (misalnya: dari tempat tidur ke kursi) dengan aman.
Terapeutik:
- Orientasikan pasien dan keluarga terhadap lingkungan sekitar, termasuk cara penggunaan bel, letak kamar mandi, dan pegangan tangan.
- Posisikan tempat tidur pada posisi terendah dan pastikan roda tempat tidur selalu terkunci.
- Pasang pagar pengaman (handrail) tempat tidur, terutama pada sisi yang tidak aktif.
- Pastikan bel panggil dan barang-barang pribadi (kacamata, air minum, telepon) berada dalam jangkauan pasien.
- Gunakan alat bantu berjalan (misalnya: walker) jika diindikasikan dan pastikan pasien tahu cara menggunakannya dengan benar.
- Dampingi pasien saat ke kamar mandi atau saat mobilisasi, terutama pada fase akut vertigo.
Edukasi:
- Anjurkan pasien untuk tidak turun dari tempat tidur tanpa bantuan perawat atau keluarga.
- Anjurkan pasien untuk menggunakan alas kaki yang kokoh dan tidak licin.
- Ajarkan pasien dan keluarga mengenai faktor risiko jatuh dan cara memodifikasi lingkungan untuk mengurangi risiko.
- Anjurkan untuk bergerak secara perlahan dan bertahap saat mengubah posisi dari berbaring ke duduk atau berdiri untuk mencegah pusing.
Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan dokter untuk meninjau dan mengelola obat-obatan yang dapat meningkatkan risiko jatuh (misalnya: sedatif, antihipertensi, obat untuk vertigo).
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk merancang program latihan guna meningkatkan kekuatan, keseimbangan, dan cara berjalan.
***PERINGATAN: Informasi dan kode ini adalah SARAN untuk tujuan DIKLAT/SIMULASI dan BUKAN pengganti diagnosis atau kodifikasi resmi.***
-
Article No. 21890 | 02 Oct 2025
Klinis : mual muntah pusing berputar sesak nafas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10:
Kondisi: Pusing dan Giddiness (Vertigo)
Kode ICD-10: R42
Deskripsi Singkat : Kode R42 dalam ICD-10 digunakan untuk 'Pusing dan Giddiness'. Kode ini mencakup berbagai sensasi ketidakseimbangan, termasuk vertigo (sensasi berputar atau lingkungan sekitar terasa berputar), pusing (lightheadedness), dan rasa akan pingsan. Dalam konteks keluhan 'mual muntah pusing berputar sesak nafas', kode R42 menjadi diagnosis utama yang paling sesuai karena 'pusing berputar' adalah manifestasi klinis dari vertigo. Gejala penyerta seperti mual (nausea) dan muntah (vomiting) adalah respons fisiologis yang sangat umum terjadi akibat gangguan pada sistem vestibular (keseimbangan) yang menyebabkan vertigo. Sementara itu, 'sesak nafas' (dyspnea, kode R06.0) bisa menjadi gejala yang menyertai, mungkin karena kecemasan akibat serangan vertigo, atau bisa juga menandakan kondisi lain yang tidak terkait dan memerlukan evaluasi lebih lanjut. Oleh karena itu, R42 digunakan untuk mengklasifikasikan gejala utama sambil menunggu diagnosis definitif.
***PERINGATAN: Informasi dan kode ini adalah SARAN untuk tujuan DIKLAT/SIMULASI dan BUKAN pengganti kodifikasi resmi oleh profesional medis.***
-
Article No. 21891 | 02 Oct 2025
Klinis : INTEGRITAS KULIT
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10:
Kondisi: Gangguan Integritas Kulit (Ulkus Dekubitus, tidak spesifik)
Kode ICD-10: L89.9
Deskripsi Singkat : Istilah "Gangguan Integritas Kulit" merujuk pada kondisi di mana kulit tidak lagi utuh, mengalami kerusakan atau cedera. Ini bukan diagnosis medis formal, melainkan deskripsi kondisi yang sering digunakan dalam keperawatan. Untuk kodifikasi ICD-10, kondisi spesifik yang menyebabkan gangguan tersebut harus diidentifikasi. Salah satu penyebab paling umum adalah ulkus dekubitus (pressure ulcer/luka tekan).
Kode **L89.9** digunakan untuk mengklasifikasikan ulkus dekubitus yang tidak dirinci lokasi maupun tingkat keparahannya. Kode ini termasuk dalam Bab XII (Penyakit Kulit dan Jaringan Subkutan) blok L80-L99.
- **L89**: Kategori umum untuk ulkus dekubitus dan area tekanan.
- **.9**: Menandakan 'unspecified' atau 'tidak spesifik', baik dari segi lokasi (misalnya sakrum, tumit, siku) maupun stadium (tingkat 1, 2, 3, 4, tidak dapat ditentukan, atau cedera jaringan dalam).
Penggunaan kode ini menandakan bahwa dokumentasi medis hanya menyebutkan adanya ulkus dekubitus tanpa memberikan detail lebih lanjut. Dalam praktik kodifikasi yang ideal, seorang koder akan mencari klarifikasi dari dokter untuk mendapatkan diagnosis yang lebih spesifik (contoh: L89.153 - Ulkus dekubitus regio sakrum, stadium 3) agar data medis lebih akurat dan mencerminkan keparahan kondisi pasien secara tepat.***PERINGATAN: Informasi dan kode ini adalah SARAN untuk tujuan DIKLAT/SIMULASI dan BUKAN pengganti kodifikasi resmi oleh profesional medis.***
-
Article No. 21892 | 02 Oct 2025
Klinis : pasien anak dengan keluhan sesak nafas, tampak pucat, tidak mau makan, rewel dan sudah batuk pilek sejak 1 minggu yang lalu, mempunyai riwayat alergi debu, pernah melakukan terapi untuk alerginya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Pola Napas Tidak Efektif
Kode SDKI: D.0005
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Pola Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai proses inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak mampu memberikan ventilasi yang adekuat bagi tubuh. Kondisi ini merupakan salah satu diagnosis keperawatan yang paling krusial, terutama pada pasien anak, karena menandakan adanya gangguan serius pada fungsi fundamental kehidupan, yaitu pernapasan. Kegagalan dalam mengenali dan menangani pola napas yang tidak efektif dapat dengan cepat berujung pada hipoksia, hiperkapnia, asidosis respiratorik, dan akhirnya henti napas. Berbeda dengan bersihan jalan napas tidak efektif yang berfokus pada obstruksi, diagnosis ini lebih menekankan pada kegagalan mekanika pernapasan itu sendiri, mencakup laju, irama, kedalaman, dan upaya bernapas.
Mekanisme pernapasan normal adalah proses yang kompleks dan terkoordinasi, diatur oleh pusat pernapasan di batang otak (medulla oblongata dan pons) dan dieksekusi oleh otot-otot pernapasan seperti diafragma dan otot interkostal. Setiap gangguan pada salah satu komponen sistem ini dapat menyebabkan pola napas menjadi tidak efektif. Penyebabnya dapat diklasifikasikan secara luas menjadi beberapa kategori. Pertama, depresi pusat pernapasan, yang bisa disebabkan oleh cedera kepala, stroke, tumor otak, atau efek samping dari obat-obatan seperti opioid dan sedatif. Kedua, hambatan upaya napas, yang mencakup kelelahan otot pernapasan akibat kerja napas yang meningkat dan berkepanjangan, seperti yang terlihat pada kondisi asma berat, PPOK, atau pneumonia. Pada pasien anak dalam kasus ini, riwayat alergi debu yang memicu batuk pilek dan sesak napas menunjukkan kemungkinan adanya bronkokonstriksi dan inflamasi jalan napas. Reaksi alergi ini memaksa anak untuk menggunakan otot bantu pernapasan (misalnya, otot leher dan perut) secara berlebihan, yang dalam waktu singkat akan menyebabkan kelelahan otot dan ketidakefektifan pola napas.
Gejala dan tanda mayor yang menjadi kunci penegakan diagnosis ini adalah dispnea (keluhan subjektif sesak napas) dan secara objektif, penggunaan otot bantu pernapasan, fase ekspirasi yang memanjang, serta pola napas yang abnormal. Pada anak-anak, tanda-tanda ini sering kali lebih jelas terlihat, seperti adanya tarikan dinding dada (retraksi interkostal, subkostal, atau suprasternal), pernapasan cuping hidung, dan takipnea (laju napas yang cepat dan dangkal) sebagai upaya kompensasi tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Pucat, seperti yang dialami pasien, merupakan tanda klinis dari hipoksemia atau sirkulasi yang terganggu akibat upaya napas yang berat. Rewel dan tidak mau makan adalah manifestasi non-spesifik dari distres berat pada anak; mereka tidak memiliki energi untuk makan dan merasa sangat tidak nyaman.
Gejala minor yang dapat menyertai meliputi ortopnea (kesulitan bernapas saat berbaring), pernapasan bibir mencucu (pursed-lip breathing) sebagai upaya untuk menjaga jalan napas kecil tetap terbuka lebih lama, serta perubahan pada diameter dada. Pemeriksaan lebih lanjut mungkin menunjukkan penurunan ventilasi semenit, penurunan kapasitas vital, dan perubahan pada ekskursi dada. Dalam konteks pasien anak dengan riwayat alergi, pola napas tidak efektif sering kali merupakanArticle No. 21893 | 02 Oct 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10:
Kondisi: Tuberkulosis Paru
Kode ICD-10: A16.2
Deskripsi Singkat : Tuberkulosis Paru adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru. Gejala umum meliputi batuk berdahak kronis, demam, sesak napas, dan penurunan berat badan. Kode A16.2 secara spesifik digunakan untuk tuberkulosis paru yang didiagnosis berdasarkan temuan klinis dan radiologis (rontgen), tanpa adanya konfirmasi hasil pemeriksaan bakteriologis (sputum/dahak) atau histologis. Ini adalah kode yang umum digunakan untuk diagnosis awal atau ketika pemeriksaan laboratorium konfirmatif belum tersedia atau tidak dilakukan.
***PERINGATAN: Informasi dan kode ini adalah SARAN untuk tujuan DIKLAT/SIMULASI dan BUKAN pengganti kodifikasi resmi
Article No. 21894 | 02 Oct 2025
Klinis : pasien anak datang dengan keluhan sesak nafas terdengar suara wheezing, pasien tampak batuk dan pilek, terdapat sekret, demam naik turun, nafsu makan menurun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Kode SDKI: D.0001
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, dengan kode D.0001 dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), didefinisikan sebagai ketidakmampuan individu untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas guna mempertahankan jalan napas yang paten. Kondisi ini merupakan salah satu masalah keperawatan yang paling fundamental dan sering dijumpai, terutama pada populasi pediatrik, karena dapat secara langsung mengancam status oksigenasi dan ventilasi pasien. Jalan napas yang paten adalah prasyarat utama untuk proses pernapasan yang adekuat. Ketika mekanisme pembersihan alami tubuh terganggu, terjadi akumulasi sekret, penyempitan lumen bronkus, dan peningkatan tahanan jalan napas, yang bermanifestasi sebagai berbagai gejala gangguan pernapasan.
Pada kasus anak dengan keluhan sesak napas, wheezing, batuk, pilek, dan adanya sekret, diagnosis ini menjadi sangat relevan. Patofisiologi yang mendasarinya sering kali berkaitan dengan proses infeksi dan inflamasi pada saluran pernapasan, seperti pada bronkiolitis, asma, atau pneumonia. Proses inflamasi ini memicu beberapa respons, antara lain: pertama, hipersekresi mukus oleh sel-sel goblet sebagai respons pertahanan tubuh terhadap patogen. Produksi mukus yang berlebihan dan sering kali lebih kental ini sulit untuk dikeluarkan. Kedua, terjadi edema atau pembengkakan pada mukosa dinding saluran napas, yang semakin mempersempit diameter jalan napas. Ketiga, dapat terjadi bronkospasme atau konstriksi otot polos di sekitar bronkus, yang juga menyebabkan penyempitan. Kombinasi dari ketiga faktor ini menciptakan obstruksi fungsional yang signifikan.
Suara napas tambahan seperti wheezing (mengi) adalah tanda khas dari penyempitan saluran napas bagian bawah. Suara ini terdengar seperti siulan bernada tinggi, terutama saat ekspirasi, yang disebabkan oleh aliran udara turbulen yang melewati jalan napas yang menyempit. Batuk dan pilek merupakan manifestasi dari upaya tubuh untuk mengeluarkan sekret dan adanya inflamasi pada saluran napas atas. Namun, pada anak-anak, mekanisme batuk seringkali belum seefektif orang dewasa karena kekuatan otot pernapasan yang masih terbatas. Akibatnya, sekret cenderung menumpuk, memperburuk obstruksi dan menjadi media yang subur bagi pertumbuhan mikroorganisme sekunder.
Gejala sistemik seperti demam naik turun menunjukkan adanya respons imun tubuh terhadap infeksi yang sedang berlangsung. Kesulitan bernapas (dispnea) yang dialami pasien anak memerlukan usaha napas yang lebih besar, yang dapat diamati dari penggunaan otot bantu napas, seperti tarikan dinding dada (retraksi interkostal atau subkostal) dan pernapasan cuping hidung. Upaya napas yang meningkat ini sangat menguras energi, terutama pada bayi dan anak kecil. Akibatnya, anak menjadi mudah lelah dan nafsu makannya menurun drastis. Penurunan nafsu makan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kesulitan mengoordinasikan antara bernapas, mengisap, dan menelan, serta rasa tidak nyaman secara umum akibat penyakit. Penurunan asupan nutrisi dan cairan dapat memperburuk kondisi anak, menyebabkan dehidrasi dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.Article No. 21895 | 02 Oct 2025
Klinis : Seorang wanita berusia 65 tahun dibwa ke igd oleh keluarga dengan keluhan nyeri dada hebat seperti di remas-remas lebih dari 30 menit yang menjalar ke lengan kiri dan bahu. Pasien juga mengeluh mual dan sulit bernapas, pasien mengatakan sangat lemah, dan cemas, dari hasil pengkajian didapatkan pasien tampak berkeringat berlebihan, tampak wajah pucat, tampak sianosis, adanya edema pada ekstremitas bawah kanan, TD 150/90 mmHg, RR 19 x/menit, nadi 50 x/menit, warna kulit sianosis, CVP 15 mmHg, CRT >3 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘, T 38,5oC, akral terba dingin. Apa diagnosa keperawatan pada kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Penurunan Curah Jantung
Kode SDKI: D.0008
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Penurunan curah jantung adalah kondisi ketidakadekuatan jantung dalam memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Ini merupakan diagnosis keperawatan kritis yang menandakan kegagalan fungsi pompa jantung, baik secara akut maupun kronis, yang mengakibatkan perfusi dan oksigenasi jaringan yang tidak memadai di seluruh tubuh. Curah jantung (cardiac output) adalah volume darah yang dipompa oleh ventrikel kiri ke aorta setiap menitnya, dan merupakan hasil dari denyut jantung (heart rate) dikalikan dengan volume sekuncup (stroke volume). Penurunan pada salah satu atau kedua komponen ini akan menyebabkan penurunan curah jantung secara keseluruhan.
Pada kasus wanita berusia 65 tahun ini, diagnosis Penurunan Curah Jantung ditegakkan berdasarkan kumpulan data subjektif dan objektif yang sangat signifikan. Keluhan utama berupa nyeri dada hebat seperti diremas-remas yang menjalar ke lengan kiri dan bahu selama lebih dari 30 menit adalah gejala klasik dari sindrom koroner akut (SKA), kemungkinan besar infark miokard akut (IMA). IMA terjadi ketika aliran darah ke sebagian otot jantung tersumbat, menyebabkan iskemia (kekurangan oksigen) dan nekrosis (kematian jaringan) pada otot jantung. Kerusakan pada otot jantung ini secara langsung mengganggu kemampuannyaArticle No. 21896 | 02 Oct 2025
Klinis : pasien anak datang ke igd dengan keluhan sesak nafas, demam naik turun hari ke 5 disertai batuk dan pilek. dari hasil pemeriksaan pasien didiagnosa asma bronkhial
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Pola Napas Tidak Efektif b.d Hambatan Upaya Napas (Bronkospasme) d.d Dispnea
Kode SDKI: D.0005
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Pola Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai proses inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak dapat memberikan ventilasi yang cukup atau adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. Kondisi ini merupakan salah satu diagnosis keperawatan yang paling fundamental dalam menangani masalah respirasi, karena pernapasan adalah fungsi vital yang menopang kehidupan. Kegagalan dalam mempertahankan pola napas yang efektif dapat secara cepat menyebabkan hipoksemia (penurunan kadar oksigen dalam darah) dan hiperkapnia (peningkatan kadar karbon dioksida dalam darah), yang jika tidak ditangani dapat berujung pada kegagalan organ dan kematian. Pada kasus pasien anak dengan diagnosis asma bronkial, Pola Napas Tidak Efektif menjadi diagnosis sentral. Asma adalah penyakit inflamasi kronis pada saluran napas yang ditandai dengan hipereaktivitas jalan napas. Ketika terpapar pemicu (seperti infeksi virus pada kasus ini, yang ditandai dengan demam, batuk, dan pilek), terjadi serangkaian reaksi patofisiologis yang mengganggu mekanisme pernapasan normal. Tiga proses utama yang terjadi adalah bronkospasme, inflamasi dan edema mukosa, serta hipersekresi mukus. Bronkospasme adalah kontraksi otot polos di sekitar bronkus dan bronkiolus, yang menyebabkan penyempitan lumen jalan napas secara akut. Ini adalah penyebab utama dari suara napas mengi (wheezing) yang khas pada penderita asma. Inflamasi kronis menyebabkan dinding saluran napas menjadi bengkak (edema) dan lebih sensitif. Selama serangan akut, proses inflamasi ini meningkat, semakin mempersempit jalan napas. Terakhir, kelenjar mukus di saluran napas memproduksi lendir yang berlebihan dan kental. Lendir ini sulit untuk dikeluarkan dan dapat membentuk sumbatan (mucus plug), yang lebih lanjut menghalangi aliran udara. Kombinasi dari ketiga faktor ini secara signifikan meningkatkan tahanan jalan napas. Akibatnya, udara, terutama saat ekspirasi, menjadi terperangkap di dalam alveoli (air trapping). Proses ekspirasi yang seharusnya pasif menjadi aktif dan membutuhkan usaha lebih besar. Pasien akan mengalami fase ekspirasi yang memanjang sebagai upaya untuk mengeluarkan udara yang terperangkap. Untuk mengatasi peningkatan tahanan ini, tubuh melakukan kompensasi dengan meningkatkan laju dan upaya pernapasan. Pasien, terutama anak-anak, akan mulai menggunakan otot-otot bantu pernapasan seperti otot leher (sternokleidomastoid), otot interkostal (antar iga), dan otot perut. Penggunaan otot-otot ini terlihat sebagai tarikan pada dinding dada (retraksi interkostal, subkostal, atau suprasternal) dan pernapasan cuping hidung (nasal flaring), yang merupakan tanda klinis dari distres pernapasan berat (dispnea). Laju pernapasan meningkat (takipnea) sebagai upaya untuk mempertahankan ventilasi semenit. Namun, pernapasan yang cepat dan dangkal ini tidak efisien dalam pertukaran gas dan sangat menguras energi, menyebabkan pasien cepat lelah. Kelelahan otot pernapasan adalah komplikasi serius yang harus diwaspadai, karena dapat menyebabkan kegagalan napas total. Dari perspektif keperawatan, pengkajian yang cermat terhadap tanda dan gejala Pola Napas Tidak Efektif sangat krusial. Perawat harus mengobservasi frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan. Apakah pasien tampak sesak? Apakah ada penggunaan otot bantu napas? Apakah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 344 345 346 347 348 349 350 351 352 353 354 355 356 357 358 359 360 361 362 363 364 365 366 367 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377 378 379 380 381 382 383 384 385 386 387 388 389 390 391 392 393 394 395 396 397 398 399 400 401 402 403 404 405 406 407 408 409 410 411 412 413 414 415 416 417 418 419 420 421 422 423 424 425 426 427 428 429 430 431 432 433 434 435 436 437 438 439 440 441 442 443 444 445 446 447 448 449 450 451 452 453 454 455 456 457 458 459 460 461 462 463 464 465 466 467 468 469 470 471 472 473 474 475 476 477 478 479 480 481 482 483 484 485 486 487 488 489 490 491 492 493 494 495 496 497 498 499 500 501 502 503 504 505 506 507 508 509 510 511 512 513 514 515 516 517 518 519 520 521 522 523 524 525 526 527 528 529 530 531 532 533 534 535 536 537 538 539 540 541 542 543 544 545 546 547 548 549 550 551 552 553 554 555 556 557 558 559 560 561 562 563 564 565 566 567 568 569 570 571 572 573 574 575 576 577 578 579 580 581 582 583 584 585 586 587 588 589 590 591 592 593 594 595 596 597 598 599 600 601 602 603 604 605 606 607 608 609 610 611 612 613 614 615 616 617 618 619 620 621 622 623 624 625 626 627 628 629 630 631 632 633 634 635 636 637 638 639 640 641 642 643 644 645 646 647 648 649 650 651 652 653 654 655 656 657 658 659 660 661 662 663 664 665 666 667 668 669 670 671 672 673 674 675 676 677 678 679 680 681 682 683 684 685 686 687 688 689 690 691 692 693 694 695 696 697 698 699 700 701 702 703 704 705 706 707 708 709 710 711 712 713 714 715 716 717 718 719 720 721 722 723 724 725 726 727 728 729 730 731 732 733 734 735 736 737 738 739 740 741 742 743 744 745 746 747 748 749 750 751 752 753 754 755 756 757 758 759 760 761 762 763 764 765 766 767 768 769 770 771 772 773 774 775 776 777 778 779 780 781 782 783 784 785 786 787 788 789 790 791 792 793 794 795 796 797 798 799 800 801 802 803 804 805 806 807 808 809 810 811 812 813 814 815 816 817 818 819 820 821 822 823 824 825 826 827 828 829 830 831 832 833 834 835 836 837 838 839 840 841 842 843 844 845 846 847 848 849 850 851 852 853 854 855 856 857 858 859 860 861 862 863 864 865 866 867 868 869 870 871 872 873 874 875 876 877 878 879 880 881 882 883 884 885 886 887 888 889 890 891 892 893 894 895 896 897 898 899 900 901 902 903 904 905 906 907 908 909 910 911 912 913 914 915 916 917 918 919 920 921 922 923 924 925 926 927 928 929 930 931 932 933 934 935 936 937 938 939 940 941 942 943 944 945 946 947 948 949 950 951 952 953 954 955 956 957 958 959 960 961 962 963 964 965 966 967 968 969 970 971 972 973 974 975 976 977 978 979 980 981 982 983 984 985 986 987 988 989 990 991 992 993 994 995 996 997 998 999 1000 1001 1002 1003 1004 1005 1006 1007 1008 1009 1010 1011 1012 1013 1014 1015 1016 1017 1018 1019 1020 1021 1022 1023 1024 1025 1026 1027 1028 1029 1030 1031 1032 1033 1034 1035 1036 1037 1038 1039 1040 1041 1042 1043 1044 1045 1046 1047 1048 1049 1050 1051 1052 1053 1054 1055 1056 1057 1058 1059 1060 1061 1062 1063 1064 1065 1066 1067 1068 1069 1070 1071 1072 1073 1074 1075 1076 1077 1078 1079 1080 1081 1082 1083 1084 1085 1086 1087 1088 1089 1090 1091 1092 1093 1094 1095 1096 1097 1098 1099 1100 1101 1102 1103 1104 1105 1106 1107 1108 1109 1110 1111 1112 1113 1114 1115 1116 1117 1118 1119 1120 1121 1122 1123 1124 1125 1126 1127 1128 1129 1130 1131 1132 1133 1134 1135 1136 1137 1138 1139 1140 1141 1142 1143 1144 1145 1146 1147 1148 1149 1150 1151 1152 1153 1154 1155 1156 1157 1158 1159 1160 1161 1162 1163 1164 1165 1166 1167 1168 1169 1170 1171 1172 1173 1174 1175 1176 1177 1178 1179 1180 1181 1182 1183 1184 1185 1186 1187 1188 1189 1190 1191 1192 1193 1194 1195 1196 1197 1198 1199 1200 1201 1202 1203 1204 1205 1206 1207 1208 1209 1210 1211 1212 1213 1214 1215 1216 1217 1218 1219 1220 1221 1222 1223 1224 1225 1226 1227 1228 1229 1230 1231 1232 1233 1234 1235 1236 1237 1238 1239 1240 1241 1242 1243 1244 1245 1246 1247 1248 1249 1250 1251 1252 1253 1254 1255 1256 1257 1258 1259 1260 1261 1262 1263 1264 1265 1266 1267 1268 1269 1270 1271 1272 1273 1274 1275 1276 1277 1278 1279 1280 1281 1282 1283 1284 1285 1286 1287 1288 1289 1290 1291 1292 1293 1294 1295 1296 1297 1298 1299 1300 1301 1302 1303 1304 1305 1306 1307 1308 1309 1310 1311 1312 1313 1314 1315 1316 1317 1318 1319 1320 1321 1322 1323 1324 1325 1326 1327 1328 1329 1330 1331 1332 1333 1334 1335 1336 1337 1338 1339 1340 1341 1342 1343 1344 1345 1346 1347 1348 1349 1350 1351 1352 1353 1354 1355 1356 1357 1358 1359 1360 1361 1362 1363 1364 1365 1366 1367 1368 1369 1370 1371 1372 1373 1374 1375 1376 1377 1378 1379 1380 1381 1382 1383 1384 1385 1386 1387 1388 1389 1390 1391 1392 1393 1394 1395 1396 1397 1398 1399 1400 1401 1402 1403 1404 1405 1406 1407 1408 1409 1410 1411 1412 1413 1414 1415 1416 1417 1418 1419 1420 1421 1422 1423 1424 1425 1426 1427 1428 1429 1430 1431 1432 1433 1434 1435 1436 1437 1438 1439 1440 1441 1442 1443 1444 1445 1446 1447 1448 1449 1450 1451 1452 1453 1454 1455 1456 1457 1458 1459 1460 1461 1462 1463 1464 1465 1466 1467 1468 1469 1470 1471 1472 1473 1474 1475 1476 1477 1478 1479 1480 1481 1482 1483 1484 1485 1486 1487 1488 1489 1490 1491 1492 1493 1494 1495 1496 1497 1498 1499 1500 1501 1502 1503 1504 1505 1506 1507 1508 1509 1510 1511 1512 1513 1514 1515 1516 1517 1518 1519 1520 1521 1522 1523 1524 1525 1526 1527 1528 1529 1530 1531 1532 1533 1534 1535 1536 1537 1538 1539 1540 1541 1542 1543 1544 1545 1546 1547 1548 1549 1550 1551 1552 1553 1554 1555 1556 1557 1558 1559 1560 1561 1562 1563 1564 1565 1566 1567 1568 1569 1570 1571 1572 1573 1574 1575 1576 1577 1578 1579 1580 1581 1582 1583 1584 1585 1586 1587 1588 1589 1590 1591 1592 1593 1594 1595 1596 1597 1598 1599 1600 1601 1602 1603 1604 1605 1606 1607 1608 1609 1610 1611 1612 1613 1614 1615 1616 1617 1618 1619 1620 1621 1622 1623 1624 1625 1626 1627 1628 1629 1630 1631 1632 1633 1634 1635 1636 1637 1638 1639 1640 1641 1642 1643 1644 1645 1646 1647 1648 1649 1650 1651 1652 1653 1654 1655 1656 1657 1658 1659 1660 1661 1662 1663 1664 1665 1666 1667 1668 1669 1670 1671 1672 1673 1674 1675 1676 1677 1678 1679 1680 1681 1682 1683 1684 1685 1686 1687 1688 1689 1690 1691 1692 1693 1694 1695 1696 1697 1698 1699 1700 1701 1702 1703 1704 1705 1706 1707 1708 1709 1710 1711 1712 1713 1714 1715 1716 1717 1718 1719 1720 1721 1722 1723 1724 1725 1726 1727 1728 1729 1730 1731 1732 1733 1734 1735 1736 1737 1738 1739 1740 1741 1742 1743 1744 1745 1746 1747 1748 1749 1750 1751 1752 1753 1754 1755 1756 1757 1758 1759 1760 1761 1762 1763 1764 1765 1766 1767 1768 1769 1770 1771 1772 1773 1774 1775 1776 1777 1778 1779 1780 1781 1782 1783 1784 1785 1786 1787 1788 1789 1790 1791 1792 1793 1794 1795 1796 1797 1798 1799 1800 1801 1802 1803 1804 1805 1806 1807 1808 1809 1810 1811 1812 1813 1814 1815 1816 1817 1818 1819 1820 1821 1822 1823 1824 1825 1826 1827 1828 1829 1830 1831 1832 1833 1834 1835 1836 1837 1838 1839 1840 1841 1842 1843 1844 1845 1846 1847 1848 1849 1850 1851 1852 1853 1854 1855 1856 1857 1858 1859 1860 1861 1862 1863 1864 1865 1866 1867 1868 1869 1870 1871 1872 1873 1874 1875 1876 1877 1878 1879 1880 1881 1882 1883 1884 1885 1886 1887 1888 1889 1890 1891 1892 1893 1894 1895 1896 1897 1898 1899 1900 1901 1902 1903 1904 1905 1906 1907 1908 1909 1910 1911 1912 1913 1914 1915 1916 1917 1918 1919 1920 1921 1922 1923 1924 1925 1926 1927 1928 1929 1930 1931 1932 1933 1934 1935 1936 1937 1938 1939 1940 1941 1942 1943 1944 1945 1946 1947 1948 1949 1950 1951 1952 1953 1954 1955 1956 1957 1958 1959 1960 1961 1962 1963 1964 1965 1966 1967 1968 1969 1970 1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041 2042 2043 2044 2045 2046 2047 2048 2049 2050 2051 2052 2053 2054 2055 2056 2057 2058 2059 2060 2061 2062 2063 2064 2065 2066 2067 2068 2069 2070 2071 2072 2073 2074 2075 2076 2077 2078 2079 2080 2081 2082 2083 2084 2085 2086 2087 2088 2089 2090 2091 2092 2093 2094 2095 2096 2097 2098 2099 2100 2101 2102 2103 2104 2105 2106 2107 2108 2109 2110 2111 2112 2113 2114 2115 2116 2117 2118 2119 2120 2121 2122 2123 2124 2125 2126 2127 2128 2129 2130 2131 2132 2133 2134 2135 2136 2137 2138 2139 2140 2141 2142 2143