Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17773 | 24 May 2025
Klinis : pasien ckd on hd
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien CKD on HD.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
2. Kelelahan (00093)
Definisi: Perasaan keletihan dan penurunan kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik dan mental yang biasa dilakukan.
3. Gangguan Tidur (00198)
Definisi: Gangguan kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi normal seseorang.
4. Ketidakefektifan Pembersihan Jalan Napas (00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
5. Gangguan Citra Tubuh (00118)
Definisi: Gangguan persepsi terhadap penampilan fisik seseorang.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas (00092)
Kode: 10027
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
2. Kelelahan (00093)
Kode: 10028
Definisi: Perasaan keletihan dan penurunan kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik dan mental yang biasa dilakukan.
3. Gangguan Tidur (00198)
Kode: 10084
Definisi: Gangguan kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi normal seseorang.
4. Ketidakefektifan Pembersihan Jalan Napas (00031)
Kode: 10009
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
5. Gangguan Citra Tubuh (00118)
Kode: 10035
Definisi: Gangguan persepsi terhadap penampilan fisik seseorang.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Toleransi Aktivitas
2. Tingkat Kelelahan
3. Kualitas Tidur
4. Permeabilitas Jalan Napas
5. Citra Tubuh
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Aktivitas
2. Manajemen Kelelahan
3. Manajemen Tidur
4. Manajemen Jalan Napas
5. Pembinaan Citra Tubuh
Sebagai perawat, saya akan membantu pasien CKD on HD dalam mengatasi masalah kesehatannya dengan menggunakan standar diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan yang telah ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Saya akan bekerja sama dengan pasien dan tim kesehatan lainnya untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan terbaik bagi pasien. -
Article No. 17774 | 24 May 2025
Klinis : pasien tn m ,umur 45 thn , dx ckd on hd, rutin hd, keluhan lemas,sesak , kaki bengkak , tidak nafsu makan ,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan kondisi pasien Tn. M, umur 45 tahun, dengan diagnosa CKD yang menjalani hemodialisis rutin, dengan keluhan lemas, sesak, kaki bengkak, dan tidak nafsu makan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan Volume Cairan (00026)
- SDKI: Kelebihan Volume Cairan
- SLKI: Keseimbangan Cairan
- SIKI: Manajemen Cairan
2. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
- SDKI: Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SLKI: Status Nutrisi
- SIKI: Manajemen Nutrisi
3. Intoleransi Aktivitas (00092)
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Aktivitas/Istirahat
- SIKI: Manajemen Aktivitas
Penjelasan Singkat:
1. Kelebihan Volume Cairan (00026)
- Kode SDKI: 00026
- Definisi: Kelebihan cairan yang ditandai dengan akumulasi cairan di dalam ruang interstisial dan/atau rongga tubuh.
- Kode SLKI: Keseimbangan Cairan
- Kode SIKI: Manajemen Cairan
2. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
- Kode SDKI: 00002
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Kode SLKI: Status Nutrisi
- Kode SIKI: Manajemen Nutrisi
3. Intoleransi Aktivitas (00092)
- Kode SDKI: 00092
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan karena keterbatasan kapasitas fisik dan/atau psikologis.
- Kode SLKI: Aktivitas/Istirahat
- Kode SIKI: Manajemen Aktivitas
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Nurse -
Article No. 17775 | 24 May 2025
Klinis : pasien tn m ,umur 45 thn , dx ckd on hd, rutin hd, keluhan utama sesak nafas , rr 30 . lemas , mual , tidak nafsu makan , kaki bengkak , tidak nafsu makan ,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi pasien yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Ketidakefektifan Pola Napas (00032)
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau upaya pernapasan yang mengganggu ventilasi efektif.
- SLKI: Mempertahankan Ventilasi Efektif
- SIKI: Manajemen Ventilasi
b. Intoleransi Aktivitas (00092)
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan.
- SLKI: Meningkatkan Toleransi Aktivitas
- SIKI: Manajemen Energi
c. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
- SDKI: Keadaan di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Mempertahankan Status Nutrisi
- SIKI: Manajemen Nutrisi
d. Edema (00039)
- SDKI: Keadaan di mana terjadi akumulasi cairan berlebihan di dalam ruang interstisial.
- SLKI: Mengurangi Edema
- SIKI: Manajemen Cairan
Penjelasan singkat:
- Ketidakefektifan Pola Napas: Pasien mengalami sesak napas dengan RR 30 kali/menit, yang menunjukkan perubahan frekuensi pernapasan.
- Intoleransi Aktivitas: Pasien merasa lemas, yang mengganggu kemampuannya untuk melakukan aktivitas fisik.
- Gangguan Nutrisi: Pasien mengalami mual, tidak nafsu makan, yang menyebabkan asupan nutrisi tidak mencukupi kebutuhan tubuh.
- Edema: Pasien mengalami pembengkakan pada kaki, yang menunjukkan adanya akumulasi cairan berlebihan.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 17777 | 24 May 2025
Klinis : • Pasien mengatakan ada luka di lengan, wajah, leher dan ekstremitas bawah • Pasien mengatakan nyeri sendi Do: • Tampak plak hiperpigmentasi di atas kulit • Terdapat jaringan parut atrofi pada dada, punggung, lengan dan kaki Ds: • Pasien mengatakan nyeri sendi, skala nyeri 7 • Pasien mengatakan sulit tidur Do: • Pasien tampak meringis • Pasien tampak gelisah • Pasien mengalami nyeri skala 7 Ds: • Pasien mengatakan sulit tidur karena nyeri sendi • Pasien mengatakan tidur sehari hanya 5 jam • Pasien mengatakan bangun tidur tidak segar, masih mengantuk Do: • Pasien tampak menguap • Pasien tampak cemas Ds: • Pasien mengatakan tidak paham dengan penyakit yang dialami • Pasien bertanya mengapa bisa mengalami penyakit ini Do: • Keluarga pasien sering bertanya tentang penyakitnya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Kerusakan Integritas Kulit (00046)
Karakteristik: Luka pada lengan, wajah, leher, dan ekstremitas bawah; Tampak plak hiperpigmentasi di atas kulit; Terdapat jaringan parut atrofi pada dada, punggung, lengan, dan kaki.
2. Nyeri Kronik (00133)
Karakteristik: Pasien mengatakan nyeri sendi, skala nyeri 7; Pasien tampak meringis dan gelisah; Pasien mengalami nyeri skala 7.
3. Gangguan Pola Tidur (00198)
Karakteristik: Pasien mengatakan sulit tidur karena nyeri sendi; Pasien mengatakan tidur sehari hanya 5 jam; Pasien mengatakan bangun tidur tidak segar, masih mengantuk; Pasien tampak menguap.
4. Kurang Pengetahuan (00126)
Karakteristik: Pasien mengatakan tidak paham dengan penyakit yang dialami; Pasien bertanya mengapa bisa mengalami penyakit ini; Keluarga pasien sering bertanya tentang penyakitnya.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Kerusakan Integritas Kulit (0104)
- Integritas Kulit: Luka Tertutup (010401)
- Pemulihan Jaringan: Keadaan Baik (010406)
2. Kontrol Nyeri (2102)
- Kontrol Nyeri: Terkendali (210201)
- Efek Analgesik: Adekuat (210204)
3. Kualitas Tidur (0004)
- Kualitas Tidur: Baik (000401)
- Durasi Tidur: Memadai (000402)
- Kesegaraan Saat Bangun: Terpenuhi (000403)
4. Pengetahuan: Manajemen Penyakit (1803)
- Pemahaman tentang Penyakit (180301)
- Pemahaman tentang Pengobatan (180302)
- Pemahaman tentang Komplikasi (180303)
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Kerusakan Integritas Kulit (00046)
- Perawatan Luka (3660)
- Perawatan Kulit (3584)
- Manajemen Jaringan Parut (3661)
2. Nyeri Kronik (00133)
- Manajemen Nyeri (1400)
- Terapi Relaksasi (5880)
- Pemberian Analgesik (2210)
3. Gangguan Pola Tidur (00198)
- Manajemen Tidur (1850)
- Pengaturan Lingkungan: Kenyamanan (6482)
- Terapi Relaksasi (5880)
4. Kurang Pengetahuan (00126)
- Edukasi Kesehatan (5510)
- Konseling (5240)
- Dukungan Emosional (5270)
Penjelasan rinci untuk setiap poin:
1. Kerusakan Integritas Kulit (00046):
- Perawatan Luka (3660): Membersihkan, merawat, dan membantu penyembuhan luka pada lengan, wajah, leher, dan ekstremitas bawah.
- Perawatan Kulit (3584): Membantu merawat dan mencegah timbulnya plak hiperpigmentasi serta memperbaiki jaringan parut atrofi.
- Manajemen Jaringan Parut (3661): Membantu mencegah dan mengelola pembentukan jaringan parut pada dada, punggung, lengan, dan kaki.
2. Nyeri Kronik (00133):
- Manajemen Nyeri (1400): Menilai nyeri, menggunakan teknik farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri sendi.
- Terapi Relaksasi (5880): Mengajarkan teknik relaksasi untuk mengatasi nyeri sendi dan mengurangi kecemasan.
- Pemberian Analgesik (2210): Memberikan analgesik sesuai dengan resep dokter untuk mengelola nyeri sendi.
3. Gangguan Pola Tidur (00198):
- Manajemen Tidur (1850): Membantu pasien meningkatkan kualitas dan durasi tidur melalui pengaturan lingkungan dan rutinitas tidur.
- Pengaturan Lingkungan: Kenyamanan (6482): Menyediakan lingkungan yang nyaman dan kondusif untuk tidur.
- Terapi Relaksasi (5880): Mengajarkan teknik relaksasi untuk membantu pasien tertidur dan meningkatkan kualitas tidur.
4. Kurang Pengetahuan (00126):
- Edukasi Kesehatan (5510): Memberikan informasi dan edukasi terkait penyakit, pengobatan, dan komplikasi yang mungkin terjadi.
- Konseling (5240): Memberikan konseling untuk membantu pasien memahami penyakitnya dan mengatasi kekhawatiran.
- Dukungan Emosional (5270): Memberikan dukungan emosional kepada pasien dan keluarga untuk meningkatkan pemahaman dan adaptasi terhadap penyakit. -
Article No. 17778 | 24 May 2025
Klinis : pasien mengelus sesak dan kesulitan mengeluarkan sekret
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang mengeluhkan sesak napas dan kesulitan mengeluarkan sekret, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, Kode, dan Definisi yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Kode: 00031
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan kebersihan jalan napas.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia) adalah kumpulan diagnosa keperawatan yang diakui dan ditetapkan oleh PPNI sebagai standar dalam praktik keperawatan di Indonesia. Setiap diagnosa keperawatan memiliki kode dan definisi yang jelas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah kumpulan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang dilakukan berdasarkan diagnosa keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah kumpulan intervensi keperawatan yang diakui dan ditetapkan oleh PPNI sebagai standar dalam praktik keperawatan di Indonesia.
Dalam konteks kasus ini, diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" mengacu pada ketidakmampuan pasien untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas, sehingga mengganggu pemeliharaan kebersihan jalan napas.
Perawat harus melakukan intervensi keperawatan yang sesuai, seperti memfasilitasi pembersihan jalan napas, mengatur posisi pasien, memberikan oksigen, dan memantau status pernapasan, untuk membantu pasien mencapai luaran keperawatan yang diharapkan. -
Article No. 17779 | 24 May 2025
Klinis : pasien datang ke poli anak rsud dr soeratno gemolong pada tanggal 23 mei 2025 pada pukul 09.30 wib ibu saat di poli ibu pasien mengatakan anaknya diare sudah sejak dari hari rabu lalu dan muntah pasien dipindah ke bangsal anggrek pada tanggal 23 mei 2025 pukul 13.37 wib saat dikaji ibu pasien mengatakan anaknya diare sejak hari rabu, diare cair dan ada lendir, napsu makan menurun, lemes dan perut kembung saat di lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu S:36,9°C, RR:31x/menit, N : 120x/menit, spo2 98%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawatan Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Kode SDKI: 00195
Definisi SDKI: Penurunan, peningkatan, atau perubahan komposisi cairan intravaskular, interstisial, atau intrasellular.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran: Hidrasi
Kode SLKI: 01301
Definisi SLKI: Keadaan keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi: Manajemen Diare
Kode SIKI: 03201
Definisi SIKI: Upaya untuk mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit pada pasien dengan diare.
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami diare sejak hari Rabu lalu, disertai dengan muntah, penurunan nafsu makan, dan perut kembung. Tanda-tanda vital menunjukkan adanya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, yaitu suhu tubuh 36,9°C, laju pernapasan 31 kali per menit, denyut nadi 120 kali per menit, dan saturasi oksigen 98%. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Luaran yang diharapkan adalah Hidrasi, yaitu keadaan keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Diare, yaitu upaya untuk mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit pada pasien dengan diare. -
Article No. 17780 | 24 May 2025
Klinis : pasien lupus
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta terkait pasien dengan kondisi lupus.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien dengan lupus, beberapa diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai antara lain:
1. Intoleransi aktivitas
Pasien dengan lupus seringkali mengalami kelelahan dan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari akibat gejala penyakit dan efek samping pengobatan. Hal ini dapat berdampak pada kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan dasar.
2. Nyeri kronis
Lupus dapat menyebabkan nyeri sendi, otot, dan berbagai keluhan lain yang berlangsung lama. Nyeri kronis ini dapat mengganggu kenyamanan pasien dan menghambat aktivitas.
3. Risiko infeksi
Pasien dengan lupus rentan mengalami infeksi karena adanya gangguan sistem imun. Infeksi dapat memperparah kondisi pasien dan menghambat proses pemulihan.
4. Gangguan citra tubuh
Gejala lupus seperti ruam kulit, alopesia, dan perubahan fisik lain dapat mempengaruhi persepsi pasien terhadap dirinya sendiri dan menimbulkan masalah psikologis.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri sesuai dengan kemampuannya.
2. Pasien dapat mengendalikan nyeri kronis dengan baik.
3. Pasien terbebas dari infeksi dan komplikasi terkait lupus.
4. Pasien memiliki citra tubuh yang positif dan dapat menerima perubahan fisik yang terjadi.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi aktivitas:
a. Mengkaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien terhadap aktivitas.
b. Menyusun rencana aktivitas yang sesuai dengan kemampuan pasien.
c. Membantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya.
d. Mengajarkan teknik konservasi energi dan manajemen kelelahan.
e. Memantau tanda-tanda vital dan respon pasien selama aktivitas.
2. Nyeri kronis:
a. Mengkaji karakteristik nyeri yang dirasakan pasien.
b. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri.
c. Mengajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, terapi panas/dingin, dan distraksi.
d. Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik yang tepat.
e. Memantau efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
3. Risiko infeksi:
a. Mengkaji faktor risiko infeksi pada pasien dengan lupus.
b. Memantau tanda-tanda infeksi dan melakukan pencegahan secara proaktif.
c. Mengajarkan pasien dan keluarga tentang teknik pencegahan infeksi, seperti cuci tangan, penggunaan masker, dan kebersihan lingkungan.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi antibiotik dan imunosupresan yang tepat.
e. Memantau respons pasien terhadap terapi dan perkembangan kondisi.
4. Gangguan citra tubuh:
a. Mengkaji persepsi pasien terhadap perubahan fisik yang terjadi.
b. Memberikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien.
c. Mengajarkan teknik manajemen stres dan strategi koping yang efektif.
d. Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan dan mempromosikan penerimaan diri pasien.
e. Merujuk pasien ke tenaga kesehatan mental jika diperlukan.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaborasi yang baik dengan tim kesehatan lain, diharapkan pasien dengan lupus dapat mencapai luaran yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 17781 | 24 May 2025
Klinis : Defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Kondisi Defisit Nutrisi:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi defisit nutrisi berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh". Diagnosa ini menggambarkan keadaan di mana asupan nutrisi pasien tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh, sehingga menyebabkan penurunan berat badan, kekurangan zat gizi, dan risiko masalah kesehatan lainnya.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, luaran/output yang diharapkan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah:
1. Berat Badan: Berat badan pasien stabil atau meningkat sesuai dengan usia dan jenis kelamin.
2. Status Nutrisi: Asupan nutrisi pasien adekuat untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
3. Pengetahuan: Pasien dan keluarga memahami pentingnya nutrisi yang seimbang dan dapat mengidentifikasi sumber nutrisi yang sesuai.
4. Perilaku Kesehatan: Pasien dan keluarga mampu merencanakan dan menerapkan pola makan yang sehat.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi
- Menilai status nutrisi pasien, termasuk riwayat asupan, berat badan, dan penyebab defisit nutrisi.
- Merencanakan dan mengatur asupan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan pasien, baik melalui makanan maupun suplemen.
- Memantau intake dan output nutrisi, serta mengatur jadwal pemberian makan.
- Melibatkan pasien dan keluarga dalam perencanaan dan implementasi intervensi nutrisi.
2. Edukasi Kesehatan
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang seimbang, sumber nutrisi yang baik, dan cara memenuhi kebutuhan nutrisi.
- Membantu pasien dan keluarga mengidentifikasi hambatan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dan mencari solusi yang tepat.
- Mendorong pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan intervensi nutrisi.
3. Kolaborasi
- Berkolaborasi dengan tim gizi untuk menentukan rencana intervensi nutrisi yang tepat.
- Memantau dan mengevaluasi efektivitas intervensi nutrisi bersama tim gizi dan tim kesehatan lainnya.
- Melakukan komunikasi yang efektif dengan pasien, keluarga, dan tim kesehatan lainnya untuk memastikan intervensi nutrisi berjalan dengan baik.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu perbaikan status nutrisi pasien, peningkatan pengetahuan dan perilaku kesehatan terkait nutrisi, serta stabilisasi atau peningkatan berat badan pasien. -
Article No. 17782 | 24 May 2025
Klinis : Retensi urin b.d peningkatan tekanan uretra d.d sensasi penuh pada kandung kemih, disuria, distensi kandung kemih
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang rinci terkait dengan kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan gejala yang Anda kemukakan, yaitu retensi urin, peningkatan tekanan uretra, sensasi penuh pada kandung kemih, disuria, dan distensi kandung kemih, maka diagnosa keperawatan yang sesuai menurut SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah:
1. Retensi Urin
Definisi: Kemampuan kandung kemih untuk mengeluarkan urin secara tidak adekuat.
Penyebab: Peningkatan tekanan uretra, spasme sfingter uretra, obstruksi aliran keluar, penurunan kontraktilitas otot detrusor.
Karakteristik Mayor: Sensasi penuh pada kandung kemih, distensi kandung kemih, disuria.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat:
1. Mendemonstrasikan peningkatan kemampuan dalam berkemih secara adekuat.
2. Menunjukkan penurunan tekanan uretra dan distensi kandung kemih.
3. Melaporkan penurunan rasa tidak nyaman saat berkemih (disuria).
4. Mempertahankan pola berkemih yang normal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen Retensi Urin
- Kaji tanda dan gejala retensi urin, seperti sensasi penuh pada kandung kemih, distensi kandung kemih, dan disuria.
- Pantau intake dan output cairan, serta amati adanya distensi kandung kemih.
- Lakukan kateterisasi intermiten atau tetap jika diperlukan untuk membantu pengosongan kandung kemih.
- Ajarkan teknik berkemih yang benar, seperti relaksasi otot panggul dan penggunaan Valsalva.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk mengatasi penyebab retensi urin.
2. Manajemen Rasa Tidak Nyaman
- Kaji tingkat rasa tidak nyaman yang dirasakan pasien saat berkemih.
- Ajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam, untuk mengurangi rasa tidak nyaman.
- Berikan analgesik atau antikolinergik sesuai indikasi untuk mengurangi rasa tidak nyaman.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab rasa tidak nyaman.
3. Pemantauan Cairan
- Pantau intake dan output cairan secara akurat.
- Pantau tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menjaga keseimbangan cairan yang optimal.
Penjelasan yang Rinci:
Diagnosa keperawatan "Retensi Urin" dipilih karena kondisi yang Anda deskripsikan menunjukkan adanya gangguan pada kemampuan kandung kemih untuk mengeluarkan urin secara adekuat. Gejala-gejala yang muncul, seperti sensasi penuh pada kandung kemih, distensi kandung kemih, dan disuria, merupakan karakteristik mayor dari diagnosa ini.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah pasien dapat mendemonstrasikan peningkatan kemampuan dalam berkemih secara adekuat, menunjukkan penurunan tekanan uretra dan distensi kandung kemih, melaporkan penurunan rasa tidak nyaman saat berkemih, serta mempertahankan pola berkemih yang normal. Hal ini bertujuan untuk mengatasi masalah retensi urin dan gejala-gejala yang menyertainya.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen retensi urin, manajemen rasa tidak nyaman, dan pemantauan cairan. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk mengevaluasi, memantau, dan mengelola kondisi retensi urin, serta mengurangi rasa tidak nyaman yang dialami pasien. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, juga diperlukan untuk mengatasi penyebab yang mendasari retensi urin.
Saya harap penjelasan ini memberikan pemahaman yang jelas tentang diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai untuk kondisi retensi urin yang Anda deskripsikan. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 17783 | 24 May 2025
Klinis : PERAWATAN RETENSI URIN
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi perawatan retensi urin. Sebagai seorang perawat, saya akan menggunakan tone akademis dan berbicara dari sudut pandang seorang pakar.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi perawatan retensi urin:
Diagnosa keperawatan yang paling relevan untuk kondisi perawatan retensi urin adalah "Hambatan Eliminasi Urin" berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Hambatan Eliminasi Urin didefinisikan sebagai "ketidakmampuan untuk mengeluarkan urin secara lengkap dari kandung kemih". Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit neurologis, obstruksi saluran kemih, atau disinergi otot-otot kandung kemih.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, luaran atau output yang diharapkan untuk kondisi perawatan retensi urin adalah:
a. Eliminasi Urin Lancar: Pasien dapat mengosongkan kandung kemih secara lengkap dan teratur.
b. Fungsi Kandung Kemih Membaik: Pasien menunjukkan peningkatan fungsi kandung kemih, seperti peningkatan volume urin, peningkatan frekuensi berkemih, dan penurunan risiko infeksi saluran kemih.
c. Ketidaknyamanan Berkurang: Pasien menunjukkan penurunan gejala yang terkait dengan retensi urin, seperti rasa penuh di kandung kemih, nyeri, dan ketidaknyamanan.
d. Pengetahuan Meningkat: Pasien dan keluarga memahami tentang kondisi retensi urin, faktor penyebab, dan strategi pengelolaan yang tepat.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan pada kondisi perawatan retensi urin, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
a. Manajemen Retansi Urin
- Lakukan pemantauan dan dokumentasi output urin secara teratur.
- Berikan perawatan kateter urin sesuai prosedur aseptik.
- Lakukan pemijatan/stimulasi kandung kemih untuk membantu pengosongan.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perawatan retensi urin.
b. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan intervensi farmakologi dan non-farmakologi untuk mengurangi nyeri.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pengelolaan nyeri yang efektif.
c. Edukasi Kesehatan
- Berikan edukasi tentang anatomi dan fisiologi sistem urinaria.
- Ajarkan teknik bladder training dan latihan otot dasar panggul.
- Berikan informasi tentang gaya hidup dan diet yang mendukung eliminasi urin.
- Libatkan keluarga dalam proses edukasi dan pengawasan.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dengan kondisi perawatan retensi urin dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu eliminasi urin yang lancar, perbaikan fungsi kandung kemih, penurunan ketidaknyamanan, serta peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga dalam mengelola kondisi tersebut.