Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17839 | 26 May 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 32 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sakit perut dan BAB cair. Hasil pengkajian pasien mengalami mual dan muntah, napsu makan menurun, frekuensi BAB 6x dalam sehari, bising usus 26 x/menit, mukosa kering, turgor kulit menurun.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare (kode SDKI: 00013)
Definisi: Pengeluaran feses cair yang terjadi lebih dari 3 kali dalam sehari.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh (kode SDKI: 00002)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. Hidrasi tidak efektif (kode SDKI: 00027)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan volume cairan yang adekuat untuk fungsi fisiologis.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan daftar diagnosis keperawatan yang disusun dan ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Setiap diagnosis keperawatan memiliki kode dan definisi yang jelas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah daftar luaran keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI untuk mendukung pencapaian hasil asuhan keperawatan yang diharapkan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah daftar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI untuk membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif.
Dengan demikian, diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien tersebut adalah diare, ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, dan hidrasi tidak efektif. Setiap diagnosa memiliki kode dan definisi yang telah ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) melalui SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 17840 | 26 May 2025
Klinis : survivor kanker
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi survivor kanker dengan nada akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelelahan (10029)
Definisi: Pengalaman subyektif dan obyektif yang berkelanjutan terkait dengan penurunan kapasitas fisik dan mental untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Ketidakberdayaan (10030)
Definisi: Perasaan kehilangan kontrol atas situasi atau peristiwa yang penting dalam kehidupan individu.
3. Perubahan Citra Tubuh (10031)
Definisi: Perubahan persepsi dan/atau perasaan tentang penampilan fisik seseorang.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Kelelahan (10029)
Kode: 10029
Definisi: Pengalaman subyektif dan obyektif yang berkelanjutan terkait dengan penurunan kapasitas fisik dan mental untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Ketidakberdayaan (10030)
Kode: 10030
Definisi: Perasaan kehilangan kontrol atas situasi atau peristiwa yang penting dalam kehidupan individu.
3. Perubahan Citra Tubuh (10031)
Kode: 10031
Definisi: Perubahan persepsi dan/atau perasaan tentang penampilan fisik seseorang.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pemulihan Energi (10051)
Kode: 10051
Definisi: Tercapainya kondisi yang diperlukan untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
2. Pemberdayaan Diri (10052)
Kode: 10052
Definisi: Tercapainya kemampuan mengontrol situasi dan peristiwa yang penting dalam kehidupan.
3. Penerimaan Citra Tubuh (10053)
Kode: 10053
Definisi: Tercapainya penerimaan terhadap penampilan fisik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Energi (10023)
Kode: 10023
Definisi: Upaya untuk membantu klien mengatur penggunaan energi secara efektif.
2. Pemberdayaan Diri (10024)
Kode: 10024
Definisi: Upaya untuk membantu klien meningkatkan kontrol atas situasi dan peristiwa yang penting dalam kehidupan.
3. Terapi Citra Tubuh (10025)
Kode: 10025
Definisi: Upaya untuk membantu klien menerima perubahan penampilan fisik. -
Article No. 17841 | 26 May 2025
Klinis : survivor kanker keperawatan agregat diagnosa koping tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut: survivor kanker, keperawatan agregat, diagnosa koping tidak efektif
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Koping tidak efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk menyusun penilaian realistis tentang penyebab stressor, memilih dan melakukan strategi yang tepat untuk mengatasi stressor tersebut.
Karakteristik Definisi:
- Mengungkapkan kesulitan dalam mengatasi situasi
- Menunjukkan strategi koping yang tidak adekuat
- Mengungkapkan ketidakmampuan untuk memenuhi tuntutan
- Gagal dalam mengatasi masalah secara efektif
Faktor-faktor yang Berhubungan:
- Perubahan status kesehatan
- Situasi krisis
- Kurangnya dukungan sosial
- Keterbatasan sumber daya
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan klien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Kemampuan koping meningkat
- Klien mampu mengidentifikasi stressor dengan tepat
- Klien mampu memilih strategi koping yang efektif
- Klien mampu mengatasi masalah secara efektif
- Klien mampu meningkatkan dukungan sosial
2. Tingkat stres menurun
- Klien dapat mengelola stres dengan baik
- Klien menunjukkan tanda-tanda penurunan tingkat stres
3. Kualitas hidup meningkat
- Klien dapat memenuhi aktivitas sehari-hari dengan baik
- Klien menunjukkan peningkatan kesejahteraan fisik, psikologis, dan sosial
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Koping
- Mengidentifikasi strategi koping yang efektif bagi klien
- Membantu klien mengembangkan keterampilan koping yang tepat
- Memberikan dukungan emosional dan informasi yang diperlukan
- Melibatkan keluarga dan significant other dalam proses koping
2. Manajemen Stres
- Mengajarkan teknik relaksasi (misalnya, teknik pernapasan, visualisasi)
- Membantu klien mengidentifikasi sumber stres dan strategi untuk mengelolanya
- Mengembangkan rencana harian untuk mencegah stres berlebihan
- Memfasilitasi aktivitas yang dapat mengurangi stres (misalnya, hobi, olahraga)
3. Peningkatan Kualitas Hidup
- Mengkaji aspek-aspek yang memengaruhi kualitas hidup klien
- Membantu klien menetapkan tujuan yang realistis untuk meningkatkan kualitas hidup
- Mengoptimalkan fungsi fisik, psikologis, dan sosial klien
- Melibatkan keluarga dan significant other dalam mendukung peningkatan kualitas hidup
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada klien, diharapkan klien dapat meningkatkan kemampuan koping, mengurangi tingkat stres, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. -
Article No. 17842 | 26 May 2025
Klinis : survivor kanker keperawatan agregat diagnosa koping tidak efektif, dan gangguan citra tubuh
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Koping tidak efektif
- Definisi: Ketidakmampuan individu untuk melakukan penilaian realitas, memilih alternatif yang tepat, dan/atau menggunakan sumber-sumber yang ada untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
- Karakteristik mayor: Tidak dapat mengatasi situasi, sulit mengambil keputusan, perilaku menarik diri, dan/atau perilaku yang tidak sesuai dengan norma.
2. Gangguan citra tubuh
- Definisi: Gangguan persepsi tentang penampilan fisik dan/atau fungsi tubuh yang menyebabkan ketidaknyamanan dan/atau masalah psikologis.
- Karakteristik mayor: Perubahan penampilan fisik, ekspresi negatif tentang penampilan fisik, dan/atau perilaku menghindari kontak sosial.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Koping tidak efektif
- Koping adaptif: Individu mampu menggunakan strategi koping yang tepat untuk mengatasi masalah yang dihadapi, seperti mencari dukungan sosial, mengidentifikasi sumber stres, dan menggunakan teknik relaksasi.
- Kontrol stres: Individu mampu mengelola stres yang dirasakan, sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Keterlibatan dalam perawatan kesehatan: Individu berpartisipasi aktif dalam proses perawatan kesehatan, seperti melakukan pemeriksaan rutin, mengikuti program rehabilitasi, dan melakukan pengobatan sesuai dengan anjuran.
2. Gangguan citra tubuh
- Penerimaan citra tubuh: Individu mampu menerima perubahan penampilan fisik dan/atau fungsi tubuh, serta merasa nyaman dengan kondisi dirinya.
- Perilaku positif tentang citra tubuh: Individu menunjukkan perilaku yang mencerminkan penerimaan terhadap citra tubuhnya, seperti bersikap percaya diri dan aktif berpartisipasi dalam kegiatan sosial.
- Penggunaan strategi koping: Individu mampu menggunakan strategi koping yang efektif untuk mengatasi masalah terkait dengan gangguan citra tubuh, seperti mencari dukungan sosial dan menggunakan teknik relaksasi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Koping tidak efektif
- Asesmen koping: Mengidentifikasi sumber stres, kemampuan koping, dan dukungan sosial yang dimiliki oleh pasien.
- Edukasi tentang strategi koping: Memberikan informasi dan pelatihan kepada pasien mengenai strategi koping yang efektif, seperti teknik relaksasi, manajemen waktu, dan pengambilan keputusan.
- Fasilitasi dukungan sosial: Membantu pasien untuk mengidentifikasi dan mengakses sumber-sumber dukungan sosial yang ada, seperti keluarga, teman, dan kelompok pendukung.
- Evaluasi efektivitas koping: Memantau dan mengevaluasi efektivitas strategi koping yang digunakan oleh pasien, serta memberikan umpan balik dan bimbingan jika diperlukan.
2. Gangguan citra tubuh
- Asesmen citra tubuh: Mengidentifikasi persepsi pasien terhadap citra tubuhnya, perubahan yang terjadi, dan dampak psikologis yang dialami.
- Intervensi kognitif-perilaku: Membantu pasien untuk mengubah persepsi negatif terhadap citra tubuh dan mengembangkan strategi koping yang positif, seperti afirmasi diri dan teknik relaksasi.
- Edukasi tentang perubahan citra tubuh: Memberikan informasi kepada pasien mengenai perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada citra tubuh dan strategi untuk mengatasinya.
- Fasilitasi dukungan sosial: Membantu pasien untuk mengidentifikasi dan mengakses sumber-sumber dukungan sosial yang dapat membantu dalam penerimaan citra tubuh, seperti kelompok pendukung dan konseling.
- Evaluasi penerimaan citra tubuh: Memantau dan mengevaluasi perkembangan penerimaan citra tubuh pasien, serta memberikan umpan balik dan bimbingan jika diperlukan.
Dalam melaksanakan intervensi keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi dan kebutuhan individu pasien, serta bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan tercapainya luaran yang diharapkan. -
Article No. 17843 | 26 May 2025
Klinis : mencari 10 ds
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Tentu, saya akan membantu Anda mencari kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan.
1. Mencari 10 DS:
- Kode ICD-10:
- Kode: F33.2
- Deskripsi: Gangguan depresi mayor, episode berulang berat tanpa gejala psikotik
- Tidak ada kode ICD-9-CM Procedure yang spesifik untuk "mencari 10 DS", karena ini merupakan sebuah tindakan skrining atau pemeriksaan, bukan prosedur medis yang dilakukan.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 F33.2 menggambarkan kondisi depresi mayor yang berulang dan berat, tanpa gejala psikotik.
- "Mencari 10 DS" merupakan tindakan skrining atau pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan depresi mayor. Hal ini tidak dikodekan dalam ICD-9-CM Procedure, karena kode-kode tersebut biasanya digunakan untuk prosedur atau tindakan medis yang lebih spesifik. -
Article No. 17844 | 26 May 2025
Klinis : Gangguan pertukaran gas pada bronkiolitis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi gangguan pertukaran gas pada bronkiolitis.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi gangguan pertukaran gas pada bronkiolitis adalah "Gangguan Pertukaran Gas". Definisi dari diagnosa ini adalah "Ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi di alveoli, yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan/atau mengeluarkan karbon dioksida". Kondisi bronkiolitis menyebabkan inflamasi dan obstruksi pada bronkiolus, sehingga menyebabkan gangguan pada pertukaran gas di alveoli.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Hasil Kesehatan Klien: Keseimbangan Oksigenasi
- Indikator:
a. Frekuensi napas dalam batas normal
b. Saturasi oksigen dalam batas normal
c. Irama napas teratur
d. Tidak ada sianosis
2. Hasil Kesehatan Klien: Bebas Komplikasi
- Indikator:
a. Tidak terjadi pneumonia
b. Tidak terjadi atelektasis
c. Tidak terjadi edema paru
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Tujuan: Mempertahankan dan memfasilitasi jalan napas terbuka
- Tindakan:
a. Posisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
c. Lakukan suction untuk mengeluarkan sekret
d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian bronkodilator dan mukolitik
2. Manajemen Ventilasi
- Tujuan: Memfasilitasi ventilasi yang adekuat
- Tindakan:
a. Monitor frekuensi, irama, dan kedalaman napas
b. Ajarkan teknik napas dalam dan batuk efektif
c. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian ventilasi mekanik jika diperlukan
3. Pemantauan Tanda Vital
- Tujuan: Memantau status klinis klien
- Tindakan:
a. Monitor tanda-tanda vital secara teratur
b. Pantau saturasi oksigen dan lakukan analisis gas darah jika diperlukan
c. Identifikasi tanda-tanda penurunan pertukaran gas
Penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, kolaboratif, dan berpusat pada klien diharapkan dapat membantu mencapai luaran yang diharapkan, yaitu keseimbangan oksigenasi dan bebas dari komplikasi pada klien dengan bronkiolitis. -
Article No. 17845 | 26 May 2025
Klinis : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi perfusi pada bronkiolitis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien dengan gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi perfusi pada bronkiolitis. Sebagai seorang perawat professional, saya akan menggunakan tone akademis dalam memberikan penjelasan berikut.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi perfusi pada bronkiolitis adalah "Penurunan Perfusi Jaringan Paru". Diagnosa ini mengacu pada SDKI karena menggambarkan kondisi pasien yang mengalami gangguan pertukaran gas akibat adanya ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi di paru-paru, yang merupakan salah satu gejala utama pada kasus bronkiolitis.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI - Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Pasien menunjukkan status oksigenasi yang membaik, ditandai dengan peningkatan nilai oksigen darah (PaO2) dan penurunan nilai karbon dioksida darah (PaCO2).
b. Pasien menunjukkan perbaikan pada pola napas, dengan frekuensi napas dan irama napas yang stabil.
c. Pasien menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas, dengan tanda-tanda vital yang stabil selama melakukan aktivitas.
d. Pasien dan keluarga menunjukkan pemahaman yang baik tentang manajemen penyakit dan penggunaan terapi yang tepat.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI - Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Pengkajian Komprehensif: Melakukan pengkajian yang komprehensif terhadap status pernapasan, kardiovaskular, dan status oksigenasi pasien, termasuk pemantauan tanda-tanda vital, kadar oksigen darah, dan hasil pemeriksaan penunjang.
b. Manajemen Jalan Napas: Membantu pasien untuk mempertahankan jalan napas yang optimal, misalnya dengan memberikan terapi oksigen, suction, dan latihan pernapasan.
c. Manajemen Ventilasi: Memantau dan memfasilitasi ventilasi yang adekuat, seperti mengatur posisi pasien, melakukan latihan pernapasan, dan mempertahankan pola napas yang efektif.
d. Manajemen Perfusi: Memantau dan memfasilitasi perfusi yang adekuat, seperti mempertahankan volume cairan dan elektrolit yang seimbang, serta memantau tanda-tanda vital.
e. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen penyakit, penggunaan terapi yang tepat, dan upaya pencegahan komplikasi.
f. Kolaborasi Interprofesional: Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, fisioterapis, dan ahli gizi, untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terarah, diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu perbaikan status oksigenasi, pola napas, toleransi aktivitas, serta pemahaman yang baik dari pasien dan keluarga mengenai manajemen penyakit. -
Article No. 17846 | 26 May 2025
Klinis : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi perfusi pada bronkiolitis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons akademis dengan persona sebagai pakar keperawatan:
---
**Diagnosa Keperawatan**
**Gangguan Pertukaran Gas** berhubungan dengan **ketidakseimbangan ventilasi-perfusi** pada bronkiolitis.
### **Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
*(Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia - Standar Luaran Keperawatan Indonesia - Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)*
#### **1. SDKI (Diagnosa Keperawatan)**
- **Kode**: D.0016
- **Definisi**: Kondisi di mana individu mengalami gangguan dalam proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara alveoli dan sistem vaskular pulmonal.
- **Faktor Penyebab**: Pada bronkiolitis, ketidakseimbangan ventilasi-perfusi terjadi akibat obstruksi jalan napas kecil, edema mukosa, dan peningkatan produksi sekret, yang mengganggu difusi gas.
#### **2. SLKI (Luaran Keperawatan)**
- **Kode**: L.0401 (**Status Pernapasan: Pertukaran Gas**)
- **Indikator**:
- Saturasi oksigen (SpO?) dalam rentang normal (?95%).
- Tidak ada sianosis atau dispnea.
- Nilai analisis gas darah (PaO?, PaCO?, pH) dalam batas normal.
- **Skala Pengukuran**:
- **1 (Buruk)** ? **5 (Baik)** berdasarkan kriteria klinis.
#### **3. SIKI (Intervensi Keperawatan)**
- **Kode**: I.0909 (**Manajemen Jalan Napas**)
- **Aktivitas**:
- Memantau saturasi oksigen secara berkala.
- Pemberian oksigen tambahan sesuai indikasi.
- Posisikan semi-Fowler untuk optimasi ventilasi.
- Lakukan suctioning jika diperlukan.
- **Kode**: I.1003 (**Manajemen Pernapasan**)
- **Aktivitas**:
- Ajarkan teknik batuk efektif (jika pasien kooperatif).
- Pantau frekuensi dan pola pernapasan.
- Kolaborasi pemberian bronkodilator/nebulizer sesuai protokol.
### **Dasar Teori**
Pada bronkiolitis, inflamasi bronkiolus menyebabkan **restriksi aliran udara** dan **meningkatkan resistensi jalan napas**, sehingga rasio ventilasi-perfusi (V/Q) terganggu. Intervensi keperawatan fokus pada mempertahankan oksigenasi adekuat dan mengurangi beban pernapasan.
---
**Catatan**: Kode dan terminologi mengacu pada **PPNI (2023)**. Rekomendasi intervensi dapat disesuaikan dengan kondisi spesifik pasien dan kebijakan institusi.
---
*Format RTF sengaja disederhanakan untuk memudahkan integrasi ke dokumen akademis.* -
Article No. 17847 | 26 May 2025
Klinis : gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi perfusi pada bronkiolitis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons akademis yang disusun sesuai dengan format yang Anda minta:
**Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI untuk Gangguan Pertukaran Gas pada Bronkiolitis**
**Diagnosa Keperawatan:**
*Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi sekunder terhadap bronkiolitis*
**Kode SDKI:** **D.0016** *(Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, PPNI)*
---
### **Penjelasan Singkat**
#### **1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)**
- **Definisi (D.0016):**
Kondisi di mana terjadi kegagalan sistem pernapasan dalam memfasilitasi pertukaran oksigen (O?) dan karbon dioksida (CO?) antara alveoli dan sistem vaskular pulmonal, akibat ketidakseimbangan rasio ventilasi-perfusi (*V/Q mismatch*).
- **Faktor Penyebab pada Bronkiolitis:**
- Obstruksi jalan napas kecil oleh sekret dan inflamasi bronkiolus.
- Penurunan luas permukaan alveoli untuk difusi gas.
- Hipoksemia dan hiperkapnia akibat peningkatan *dead space ventilation*.
#### **2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
**Kode SLKI Terkait:**
- **L.0801** *(Perbaikan pertukaran gas)*
- **Kriteria Luaran:**
- Saturasi O? (SpO?) ?95% dalam udara ruangan.
- Nilai analisis gas darah (AGD) dalam rentang normal (PaO? 80–100 mmHg, PaCO? 35–45 mmHg).
- Tidak ada tanda distress pernapasan (retraksi, nasal flaring).
#### **3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
**Kode SIKI Rekomendasi:**
- **I.0901** *(Manajemen jalan napas)*
- **Tindakan:**
- Posisi semi-Fowler untuk optimasi ekspansi paru.
- Suction sekret sesuai indikasi.
- Pemberian oksigen tambahan (*low-flow* atau *high-flow* sesuai kebutuhan).
- **I.0903** *(Fisioterapi dada)*
- **Tindakan:**
- Teknik perkusi dan vibrasi untuk mobilisasi sekret (kontraindikasi jika ada distress berat).
---
### **Catatan Akademis**
- **Patofisiologi Klinis:** Pada bronkiolitis, edema mukosa dan nekrosis sel epitel menyebabkan obstruksi bronkiolus, meningkatkan resistensi jalan napas dan menurunkan *compliance* paru. Hal ini memicu *shunting* dan *V/Q mismatch* (West, 2012).
- **Evidence-Based Practice:** Oksigenasi non-invasif (*HFNC*) direkomendasikan untuk mengurangi kerja napas (Pedoman IDAI, 2023).
---
**Referensi:**
- PPNI. (2019). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 2*.
- PPNI. (2019). *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 2*.
- PPNI. (2019). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 2*.
Format ini memenuhi kaidah akademis dengan integrasi teori, kode PPNI, dan justifikasi klinis. Jika diperlukan elaborasi lebih lanjut, informasikan kebutuhan spesifik Anda.
**Ditulis oleh:**
*[Nama Perawat/Penulis]*
*Kredensial (mis: S.Kep., Ners, MN)* -
Article No. 17848 | 26 May 2025
Klinis : efusi pleura
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis efusi pleura dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J90
- Deskripsi: Efusi pleura, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 34.91
- Deskripsi: Torakosentesis, aspirasi cairan pleura
Efusi pleura adalah akumulasi cairan abnormal di dalam rongga pleura, yang merupakan ruang di antara membran pleura viseral (yang menyelubungi paru-paru) dan pleura parietal (yang menyelubungi dinding dada). Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai penyebab, seperti infeksi, penyakit jantung, kanker, atau trauma.
Untuk mendiagnosis efusi pleura, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan, seperti pemeriksaan fisik, pemeriksaan pencitraan (misalnya radiografi dada, ultrasonografi, atau CT scan), dan torakosentesis (aspirasi cairan pleura). Kode ICD-9-CM 34.91 untuk torakosentesis dapat digunakan untuk mencatat prosedur pengambilan sampel cairan pleura untuk analisis lebih lanjut.
Penanganan efusi pleura tergantung pada penyebabnya dan dapat meliputi pemberian obat-obatan, terapi cairan, atau prosedur drainase cairan pleura. Perekam medis harus mencatat kode ICD-10 J90 untuk efusi pleura dan kode ICD-9-CM yang sesuai untuk prosedur atau tindakan medis yang dilakukan.