Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17919 | 27 May 2025
Klinis : I.14503
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi I.14503 dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I14.5
- Deskripsi: Gagal jantung kongestif, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 39.61
- Deskripsi: Pemasangan alat bantu jantung, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 I14.5 merujuk pada gagal jantung kongestif, yang merupakan kondisi di mana jantung tidak dapat memompa darah dengan efektif, menyebabkan penumpukan cairan di dalam tubuh. Kondisi ini tidak diklasifikasikan di tempat lain dalam klasifikasi ICD-10.
2. Kode ICD-9-CM 39.61 merujuk pada prosedur pemasangan alat bantu jantung, yang dapat dilakukan untuk membantu fungsi jantung yang terganggu pada pasien dengan gagal jantung kongestif. Prosedur ini tidak diklasifikasikan di tempat lain dalam klasifikasi ICD-9-CM.
Secara keseluruhan, kode ICD-10 I14.5 menggambarkan diagnosis gagal jantung kongestif, dan kode ICD-9-CM 39.61 menunjukkan kemungkinan tindakan medis yang dilakukan untuk menangani kondisi tersebut. -
Article No. 17820 | 26 May 2025
Klinis : HCU BED 1 I NENGAH MANCA/ 04.14.56/ BPJS KELAS 1 ? bapaknya mbok andri FO dr. Ketut Gede Wiradharma, Sp. PD ? 1st Co (+) di HCU dr. I Nyoman Sukamiartadana, Sp.JP ? 1st Co (+) di HCU dr. Ida Bagus Putu Wiyasa, Sp.B ? 1st Co (-) di HCU dr. Iswahyudi Sp.An ? 1st Co (-) ? Alih ke dr Anestesi yang jaga dr. Budi Artana Sp. An ? 1st Co (-) DIAGNOSA MEDIS : Sindrom delirium ec KAD dd septic encephalopathy DM tipe 2 KAD Diabetic foot Hipoalbuminemia ACKD prerenal on CKD ec suspek DKD dd PNC OMI Rawat Inap HCU Hari Ke : 2 (Masuk HCU tanggal 24-05-2025 pukul 22.00 WITA) Total Perawatan Hari ke : 2 Febris Hari Ke : 11 tanggal 14 Mei 2025 RPS : Pasien datang ke IGD SHND tanggal 24-05-2025 pukul 15.00 dengan penurunan kesadaran sejak sekitar 2 jam yang lalu, dan memberat saat ini. Pasien saat di perjalanan dikatakan sudah gelisah. Pasien dikatakan sempat demam sejak 10 hari yang lalu, dikatakan naik turun, mual +, muntah +, terdapat luka di kaki kiri sejak 6 hari yang lalu, kemudian di rawat luka di rumah sendiri. Sebelumnya sekiatar 6 hari yang lalu, pasien sempat di cek gula darahnya dan dikatakan High namun belum berobat. Makan dan minum menurun RPD : DM Tipe II, CKD St III, CHF ? terakhir control 23-08-2022 Stroke berulang sejak 2013, Mulai DM tahun 2013 RPO : Insulin novorapid Alergi : Tidak ada Vaksin Covid : tidak pernah Keluhan pasien saat ini : pasien mengatakan lemas berkurang ,sesak nafas disangkal, nyeri dada disangkal, mual muntah (-) BAB (-), pelafalan kurang jelas, luka di kaki kanan dan jari kaki kiri, demam Risiko jatuh : skor sedang 10 (22.00 dan 10.00) Kesadaran : compos mentis GCS : 15 E4 V5 M6 TTV Saat ini TD : 127 / 75 mmHg MAP : 83 mmHg N : 96 x/menit S : 37.5 C RR : 25 x/menit SpO2 : 98 % Nasal 2 lpm BB : 80 kg TB : 170 cm DIET : Zonde Susu GGK, DM, Jantung 3 x 200 ml ? mulai besok pasien puasa jam 06.00 (-) Terpasang : ? O2 nasal kanul 2 lpm ? NGT residu (-) ? IVFD RL 12 tpm makro ? Drip novorapid mulai 4 unit/jam ? 6 iu/ jam (target BS <200) ? STOP tanggal 26-05-2025 pukul. 03.00 ? DC produksi urine (+) Terapi dr. Wiradharma, Sp. PD : ? Rawat HCU ? O2 2 lpm ? Loading RL 500 ml di IGD (+) ? STOP ? IVFD RL 12 tpm ? Paracetamol forte 3 x 650 mg PO ? Ceftriaxon 1 x 2 gram IV H2 ? Metronidazole 2 x 500 mg IV H2 ? Ondancentron 3 x 4 mg IV ? Omeprazole 1 x 40 mg IV ? Sansulin rapid 3 x 6 unit SC ? Ezelin 1 x 15 unit SC ? Paracetamol 3 x 1 gram IV ? K/p bila perlu, ACC casemix 3x saja (sudah masuk 2 kali di IGD 1 dan di HCU 1) ? Konsul kardio dengan CHF ? Konsul bedah dengan DF ? Saran tindakan OK optimal bila GDS < 200 mg/dl dan SC < 7 mg/dl ? Drip Albumin 20% Grilfosh 1 flas 1 kali saja ? Tidak ACC casemix, ACC keluarga dengan harga Rp. 2.600.000 (+) Terapi dr. Suka, Sp. JP : ? Atorvastatin 1 x 20 mg PO ? Nospirinal 1 x 1 tab PO ? STOP ? Betaloczoc 1 x 25 mg PO Terapi dr. Wiyasa, Sp. B : ? KIE amputasi (+) o/ dr. IGD ? Rencana tindakan OK Amputasi tanggal 26-05-2025 pukul 14.00 ? Rawat luka dengan Kasa NS saja ? Konsul anastesi (+) ? F.up AB Pre ops (-) Terapi dr Iswahyudi Sp An-TI : ? Saran ECHO usahakan Echo nya pre op ? ACC TS cardio ? ACC tindakan besok pukul 14.00 siang sambil nunggu KU membaik ? Alihkan ke TS anestesi yang jaga besok (+) ? dr Budi Sp. An Terapi dr Budi Sp. An : ? Saran Nospirinal di STOP ? Tunggu visite besok MOD ? Paracetamol 1 gram IV pk 07.00 (+) NOTE : ? Cek MRS : DL, Na, K, BUN, SC, UL, AGD, EKG, BS MRS : 670 mg/dl, dr (+) ? Thorax tanggal 24-05-2025 basahan dr (+) bacaan (-) ? Cek BT/CT (dbn), BS (257), Albumin (1,42) tanggal 25-05-2025 hasil (+) dr (+) ? ACC casemix ? Rencana OK tanggal 26-05-2025 pukul 14.00, amprah dengan mas Badrus (+), Kriteria tindakan sedang cito, estimasi biaya (+) ? ACC casemix ? KIE puasa 8 jam sebelum OK mulai tanggal 26-05-2025 pukul 06.00 (+) label puasa di pasien (-) ? Form Site Marking Laki-laki (+) TTD (-), Form Persetujuan Tindakan (+) TTD (-) ? Form Anestesi (+) TTD (-) ? EKG @ hari pagi ? Echo tanggal 26-05-2025 di poli ? ACC casemix ? Cek GDS pukul 22-06 ? Cek DL, Na, K, Clorida, Albumin ulang, BUN, SC, BS tanggal 26-05-2025 pukul 06.00 (-) ? ACC casemix ? Nota Human Albumin Grifolz 20% (100 ml) di Admin ? Cek BS tiap jam selama drip insulin ? STOP ? CP : mbok andri (087862174879) mbok juli (087749023212)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien HCU Bed 1 I Nengah Manca:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Risiko infeksi (00004)
Definisi: Peningkatan risiko terserang organisme patogen.
b. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
Definisi: Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
c. Gangguan perfusi jaringan perifer (00105)
Definisi: Pengurangan aliran darah ke jaringan perifer.
d. Perubahan proses berpikir (00127)
Definisi: Perubahan dalam kemampuan berpikir yang ditandai dengan gangguan kognitif.
e. Intoleransi aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari.
2. Diagnosa Keperawatan SLKI:
a. Manajemen infeksi (10030)
Definisi: Tindakan untuk mencegah, mengendalikan, dan mengurangi infeksi.
b. Manajemen nutrisi (10006)
Definisi: Tindakan untuk mengoptimalkan asupan dan penggunaan nutrisi.
c. Manajemen perfusi perifer (10073)
Definisi: Tindakan untuk meningkatkan aliran darah ke jaringan perifer.
d. Manajemen fungsi kognitif (10007)
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi kognitif.
e. Manajemen aktivitas (10012)
Definisi: Tindakan untuk mengoptimalkan aktivitas.
3. Diagnosa Keperawatan SIKI:
a. Pemantauan tanda-tanda vital (6720)
Definisi: Pengumpulan dan analisis data tentang tanda-tanda vital pasien.
b. Pemberian nutrisi parenteral (2190)
Definisi: Pemberian nutrisi melalui jalur intravena untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
c. Perawatan kaki diabetes (2810)
Definisi: Tindakan untuk merawat dan mencegah komplikasi pada kaki pasien diabetes.
d. Manajemen delirium (2320)
Definisi: Tindakan untuk mencegah, mengendalikan, dan mengurangi delirium.
e. Mobilisasi (0200)
Definisi: Tindakan untuk memfasilitasi pergerakan pasien.
Kode-kode di atas sesuai dengan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 17821 | 26 May 2025
Klinis : gerd
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci untuk kondisi GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) berdasarkan standar diagnosis dan intervensi keperawatan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi GERD:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang paling sesuai untuk kondisi GERD adalah "Nyeri Kronis". GERD adalah kondisi di mana asam lambung atau isi lambung naik kembali ke esofagus, menyebabkan gejala seperti nyeri atau rasa terbakar di dada, perut, atau tenggorokan. Nyeri kronis merupakan diagnosa yang tepat karena pasien dengan GERD mengalami nyeri yang berlangsung lama dan berulang.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan untuk pasien dengan GERD adalah:
1. Kontrol nyeri: Pasien dapat mengendalikan nyeri yang dirasakan dengan penggunaan obat-obatan dan teknik nonfarmakologis.
2. Pengetahuan tentang penyakit: Pasien dan keluarga memiliki pengetahuan yang baik tentang GERD, termasuk penyebab, gejala, dan penanganannya.
3. Manajemen penyakit: Pasien mampu melakukan manajemen penyakit GERD dengan modifikasi gaya hidup, seperti menghindari makanan pemicu, menjaga berat badan, dan mengonsumsi obat sesuai resep.
4. Kualitas hidup: Pasien menunjukkan peningkatan kualitas hidup dengan berkurangnya gejala GERD dan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan pada pasien dengan GERD:
1. Manajemen Nyeri
- Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, dan intensitas)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik yang sesuai
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan
2. Edukasi Kesehatan
- Berikan informasi tentang GERD, termasuk penyebab, gejala, dan penatalaksanaan
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang modifikasi gaya hidup, seperti menghindari makanan pemicu, menjaga berat badan, dan posisi tidur yang tepat
- Jelaskan pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan dan rencana tindak lanjut
3. Manajemen Penyakit
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengaturan obat-obatan yang tepat
- Pantau efektivitas pengobatan dan lakukan penyesuaian jika diperlukan
- Dorong pasien untuk melakukan aktivitas fisik dan menjaga berat badan ideal
- Libatkan pasien dan keluarga dalam perencanaan dan pelaksanaan manajemen penyakit
4. Peningkatan Kualitas Hidup
- Identifikasi dampak GERD terhadap aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup pasien
- Berikan dukungan emosional dan psikologis untuk mengatasi dampak GERD
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memaksimalkan penanganan GERD
- Evaluasi secara berkala peningkatan kualitas hidup pasien
Dengan memberikan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dengan GERD dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu kontrol nyeri, peningkatan pengetahuan, manajemen penyakit yang efektif, dan peningkatan kualitas hidup. -
Article No. 17822 | 26 May 2025
Klinis : gangguan mobilitas fisik
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi "gangguan mobilitas fisik" dengan format yang terstruktur dan penjelasan detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R26.2
- Deskripsi: Gangguan berjalan dan mobilitas, tidak diklasifikasikan di tempat lain. Kode ini digunakan untuk menggambarkan gangguan pada kemampuan pasien untuk bergerak dan berpindah tempat secara normal, yang tidak diklasifikasikan di tempat lain.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.01 - 93.39
- Deskripsi: Terapi fisik, tindakan rehabilitasi, dan latihan kekuatan atau rentang gerak. Kode-kode ini mencakup berbagai intervensi terapeutik yang bertujuan untuk meningkatkan atau memulihkan fungsi fisik pasien, seperti latihan kekuatan, latihan rentang gerak, terapi berjalan, dan lain-lain.
Penjelasan detail:
- Kode ICD-10 R26.2 digunakan untuk menggambarkan gangguan pada kemampuan pasien untuk bergerak dan berpindah tempat secara normal, yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. Hal ini dapat mencakup berbagai kondisi seperti ataksia, instabilitas saat berjalan, gangguan keseimbangan, dan lain-lain.
- Kode ICD-9-CM 93.01 - 93.39 mencakup berbagai intervensi terapeutik yang bertujuan untuk meningkatkan atau memulihkan fungsi fisik pasien, seperti latihan kekuatan, latihan rentang gerak, terapi berjalan, dan lain-lain. Tindakan-tindakan ini dapat diberikan oleh tim rehabilitasi, seperti fisioterapis, okupasi terapis, atau profesional kesehatan lainnya, untuk membantu pasien dengan gangguan mobilitas fisik. -
Article No. 17823 | 26 May 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan mata merah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan mata merah:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas (10001)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas (10001)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Toleransi Aktivitas (10002)
Definisi: Kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Aktivitas (10003)
Definisi: Perawatan untuk mengatur dan membantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Penjelasan singkat:
Pasien dengan keluhan mata merah mungkin mengalami intoleransi aktivitas karena adanya keterbatasan fisik akibat rasa tidak nyaman pada matanya. Perawat perlu memberikan intervensi manajemen aktivitas untuk membantu pasien melakukan aktivitas sehari-hari dengan mempertimbangkan kondisi matanya yang sedang mengalami masalah. Tujuannya adalah agar pasien dapat meningkatkan toleransi aktivitasnya. -
Article No. 17824 | 26 May 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit telinga
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit telinga.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang timbul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 00132
Judul: Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang timbul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 0001
Judul: Kontrol Nyeri
Definisi: Kemampuan individu untuk mengatur atau mengendalikan rasa nyeri yang dialami.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 10006
Judul: Manajemen Nyeri
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mengendalikan atau mengurangi rasa nyeri yang dialami oleh pasien.
Dengan tone akademis, persona pakar, dan nurse, penjelasan di atas memberikan informasi yang komprehensif mengenai diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI yang terkait dengan kondisi pasien dengan keluhan sakit telinga. -
Article No. 17825 | 26 May 2025
Klinis : klien seorang anak laki-laki usia 3,5 tahun dengan keluhan demam tadi malam, mengeluh pusing dan mual
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan keluhan yang disampaikan, yaitu seorang anak laki-laki usia 3,5 tahun dengan keluhan demam tadi malam, mengeluh pusing dan mual, maka dapat diberikan kode ICD-10 dan ICD-9-CM Procedure sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.23
- Deskripsi: Pemberian cairan intravena
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R50.9 (Demam, tidak diklasifikasikan di tempat lain) dipilih karena pasien mengeluhkan demam, yang merupakan salah satu gejala umum yang sering muncul dalam berbagai kondisi medis. Kode ini digunakan ketika tidak ada penyebab spesifik yang dapat diidentifikasi untuk demam tersebut.
2. Kode ICD-9-CM Procedure 99.23 (Pemberian cairan intravena) dapat dipertimbangkan jika pasien membutuhkan dukungan cairan intravena untuk mengatasi gejala seperti dehidrasi yang dapat terjadi akibat demam, mual, dan muntah.
Dalam praktik klinis, dokter atau perekam medis akan melakukan evaluasi komprehensif terhadap pasien, termasuk anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang jika diperlukan, untuk dapat menegakkan diagnosis yang lebih spesifik dan menentukan tindakan medis yang sesuai. -
Article No. 17826 | 26 May 2025
Klinis : klien seorang anak laki-laki usia 3,5 tahun dengan keluhan demam tadi malam, mengeluh pusing dan mual. muntah 2x
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak diklasifikasikan di tempat lain. Diagnosis ini mencakup keluhan demam yang dialami oleh pasien, yang merupakan salah satu gejala umum yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 89.7
- Deskripsi: Pemeriksaan fisik lengkap. Prosedur ini mungkin dilakukan oleh dokter untuk mengevaluasi kondisi pasien secara menyeluruh, termasuk pemeriksaan tanda-tanda vital, sistem organ, dan evaluasi gejala yang dilaporkan.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R50.9 untuk "Demam, tidak diklasifikasikan di tempat lain" sesuai dengan keluhan utama pasien berupa demam yang terjadi tadi malam.
- Keluhan pusing dan mual, serta muntah 2 kali, merupakan gejala-gejala yang dapat menyertai demam dan perlu dievaluasi lebih lanjut oleh dokter.
- Kode ICD-9-CM 89.7 untuk "Pemeriksaan fisik lengkap" menunjukkan bahwa dokter kemungkinan akan melakukan pemeriksaan komprehensif untuk menentukan penyebab dan memberikan penanganan yang tepat bagi pasien.
Catatan: Kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis diberikan hanya sebagai referensi, karena informasi yang diberikan tidak cukup untuk menentukan secara pasti tindakan yang akan dilakukan. Evaluasi dan penanganan lebih lanjut oleh dokter diperlukan untuk menegakkan diagnosis dan memberikan perawatan yang sesuai. -
Article No. 17827 | 26 May 2025
Klinis : klien seorang anak laki-laki usia 3,5 tahun dengan keluhan demam tadi malam, mengeluh pusing dan mual. muntah 2x
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis dan penjelasan yang rinci berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan gejala yang dialami oleh klien, yaitu demam, pusing, mual, dan muntah, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Hipertermia (SDKI 2017)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
Karakteristik Definisi: Demam, kulit terasa panas, nadi cepat.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat tercapai luaran/output sebagai berikut:
1. Thermoregulasi: Tanda-tanda vital dalam batas normal (SLKI 2019)
Kriteria Hasil:
- Suhu tubuh dalam batas normal
- Frekuensi nadi dalam batas normal
- Frekuensi pernafasan dalam batas normal
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Manajemen Demam (SIKI 2018)
Tujuan: Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.
Aktivitas Keperawatan:
- Kaji tanda-tanda vital secara berkala
- Berikan kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu tubuh
- Berikan cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi
- Anjurkan klien untuk beristirahat
- Berikan obat penurun demam sesuai instruksi dokter
2. Manajemen Mual dan Muntah (SIKI 2018)
Tujuan: Mengurangi gejala mual dan muntah.
Aktivitas Keperawatan:
- Kaji frekuensi, durasi, dan karakteristik mual dan muntah
- Pertahankan intake cairan yang adekuat
- Berikan antiemetik sesuai instruksi dokter
- Anjurkan klien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang ringan
- Ciptakan lingkungan yang nyaman untuk mengurangi stres
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan "Hipertermia" dipilih karena klien mengalami demam, yang merupakan salah satu tanda dan gejala utama dari hipertermia. Kondisi ini perlu ditangani segera untuk mencegah komplikasi yang mungkin timbul.
Luaran/output yang diharapkan adalah tercapainya thermoregulasi, di mana suhu tubuh, frekuensi nadi, dan frekuensi pernapasan berada dalam batas normal. Hal ini menandakan bahwa kondisi klien telah stabil dan terkendali.
Intervensi keperawatan yang diberikan terdiri dari manajemen demam dan manajemen mual/muntah. Manajemen demam bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh dengan berbagai aktivitas, seperti kompres hangat/dingin, pemberian cairan, dan pemberian obat penurun demam. Sementara itu, manajemen mual dan muntah bertujuan untuk mengurangi gejala tersebut melalui pemberian antiemetik, pengaturan diet, dan penciptaan lingkungan yang nyaman.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan kondisi klien dapat membaik dan mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu tercapainya thermoregulasi yang stabil. -
Article No. 17828 | 26 May 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan kelopak mata merah dan nyeri sudah 2 hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan kelopak mata merah dan nyeri sudah 2 hari:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah Intoleransi Aktivitas Mata. Kondisi ini ditandai dengan adanya ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas yang melibatkan mata akibat adanya rasa sakit, kelelahan, atau gangguan lain pada mata.
Karakteristik definisi dari Intoleransi Aktivitas Mata adalah:
- Adanya keluhan nyeri pada mata
- Adanya rasa tidak nyaman pada mata
- Adanya keterbatasan dalam melakukan aktivitas yang melibatkan mata
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah:
- Toleransi Aktivitas Mata Meningkat
Indikator yang dapat diukur antara lain:
- Pasien dapat melakukan aktivitas yang melibatkan mata tanpa rasa nyeri atau tidak nyaman
- Pasien dapat melakukan aktivitas yang melibatkan mata tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan
- Pasien dapat beristirahat secukupnya setelah melakukan aktivitas yang melibatkan mata
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran adalah:
1. Manajemen Nyeri
- Kaji intensitas, karakteristik, durasi, dan lokasi nyeri pada mata
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri pada mata
2. Manajemen Aktivitas
- Kaji kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas yang melibatkan mata
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas yang melibatkan mata sesuai toleransi
- Ajarkan pasien untuk beristirahat secukupnya setelah melakukan aktivitas yang melibatkan mata
3. Edukasi Kesehatan
- Berikan edukasi tentang penyebab dan penanganan kondisi kelopak mata merah dan nyeri
- Ajarkan pasien cara perawatan mata yang tepat
- Anjurkan pasien untuk menggunakan pelindung mata saat beraktivitas
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu Toleransi Aktivitas Mata Meningkat, sehingga dapat melakukan aktivitas yang melibatkan mata dengan nyaman dan tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.