Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17867 | 27 May 2025
Klinis : KAD, ASIDOSIS METABOLIK, HIPERGLIKEMI, HIPERKALEMI, GELISAH
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut:
1. KAD (Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit): Gangguan Keseimbangan Elektrolit
Kondisi ini menunjukkan adanya perubahan dalam komposisi normal elektrolit dalam tubuh, yang dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak segera ditangani.
2. Asidosis Metabolik: Intoleransi Aktivitas
Asidosis metabolik adalah kondisi di mana terjadi peningkatan asam dalam darah, yang dapat menyebabkan penurunan kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik.
3. Hiperglikemia: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Hiperglikemia, atau peningkatan kadar gula darah, dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius jika tidak dikelola dengan baik.
4. Hiperkalemi: Gangguan Keseimbangan Elektrolit
Hiperkalemi, atau peningkatan kadar kalium dalam darah, dapat menyebabkan komplikasi jantung dan syaraf jika tidak ditangani segera.
5. Gelisah: Kecemasan
Gelisah atau cemas adalah kondisi psikologis yang dapat menyebabkan stres dan mempengaruhi kesehatan fisik dan mental pasien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. KAD: Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Terpelihara
Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk memulihkan dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang normal dalam tubuh pasien.
2. Asidosis Metabolik: Toleransi Aktivitas Meningkat
Setelah menerima asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat meningkatkan kapasitas dan toleransi terhadap aktivitas fisik.
3. Hiperglikemia: Kebutuhan Nutrisi Terpenuhi
Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk mengontrol kadar gula darah dan memastikan bahwa kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi.
4. Hiperkalemi: Keseimbangan Elektrolit Terpelihara
Asuhan keperawatan ditujukan untuk menurunkan kadar kalium dalam darah dan mempertahankan keseimbangan elektrolit yang normal.
5. Gelisah: Kecemasan Berkurang
Setelah menerima asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mengurangi tingkat kecemasan dan meningkatkan kesejahteraan psikologis.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. KAD:
a. Kaji status cairan dan elektrolit pasien secara komprehensif.
b. Berikan terapi cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan.
c. Monitor tanda-tanda vital dan intake-output.
d. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen cairan dan elektrolit.
2. Asidosis Metabolik:
a. Kaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien.
b. Berikan intervensi untuk meningkatkan toleransi aktivitas, seperti latihan ringan yang bertahap.
c. Edukasi pasien tentang manajemen aktivitas dan istirahat yang seimbang.
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi penyebab asidosis.
3. Hiperglikemia:
a. Kaji kadar gula darah pasien secara teratur.
b. Berikan intervensi untuk mengontrol kadar gula darah, seperti pemberian insulin atau modifikasi diet.
c. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen diabetes.
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi penyebab hiperglikemia.
4. Hiperkalemi:
a. Kaji kadar kalium dalam darah pasien secara teratur.
b. Berikan intervensi untuk menurunkan kadar kalium, seperti pemberian diuretik atau modifikasi diet.
c. Monitor tanda-tanda komplikasi hiperkalemi.
d. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen hiperkalemi.
5. Gelisah:
a. Kaji tingkat kecemasan dan faktor penyebabnya.
b. Berikan intervensi untuk mengurangi kecemasan, seperti teknik relaksasi, terapi musik, atau terapi kognitif-perilaku.
c. Sediakan lingkungan yang tenang dan nyaman.
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi penyebab kecemasan.
Setiap intervensi keperawatan yang dilakukan harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan individu pasien, serta dilakukan dalam kerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 17868 | 27 May 2025
Klinis : telinga keluar air dan bernanah
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter atau perekam medik, saya akan memberikan informasi kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi telinga keluar air dan bernanah.
1. Kode ICD-10:
- Kode: H66.0
- Deskripsi: Otitis media supuratif akut
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 69.11
- Deskripsi: Parasentesis membran timpani (pembukaan membran timpani)
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 H66.0 (Otitis media supuratif akut) sesuai dengan kondisi telinga keluar air dan bernanah. Otitis media supuratif akut adalah infeksi akut pada telinga tengah yang ditandai dengan keluarnya cairan nanah dari telinga.
2. Kode ICD-9-CM 69.11 (Parasentesis membran timpani) merupakan prosedur pembukaan membran timpani untuk mengeluarkan cairan nanah dari telinga tengah. Tindakan ini dapat dilakukan untuk mengatasi otitis media supuratif akut. -
Article No. 17869 | 27 May 2025
Klinis : post op hill sinistra
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi post-op hill sinistra, dengan penjelasan yang rinci dan terperinci.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- Penyebab: Prosedur operasi hill sinistra yang menyebabkan kerusakan jaringan.
- Tanda dan Gejala: Pasien mengeluhkan nyeri pada area post-op, ekspresi wajah menunjukkan rasa sakit, vital sign seperti tekanan darah dan denyut nadi meningkat.
2. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
- Penyebab: Tindakan pembedahan yang menyebabkan luka terbuka dan risiko kontaminasi.
- Tanda dan Gejala: Peningkatan suhu tubuh, erythema, edema, dan drainase pada luka post-op.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Akut
- Pasien melaporkan penurunan nyeri sesuai target yang ditetapkan.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
- Tanda-tanda vital pasien stabil.
2. Risiko Infeksi
- Tidak terjadi tanda-tanda infeksi pada luka post-op.
- Luka post-op memperlihatkan penyembuhan yang baik.
- Tidak ada peningkatan suhu tubuh atau tanda-tanda infeksi sistemik.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Nyeri Akut
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor yang mempengaruhi nyeri).
- Berikan analgetik sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi nyeri.
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, atau kompres dingin.
- Kolaborasi dengan dokter untuk mengevaluasi efektivitas pengobatan nyeri dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
- Edukasikan pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri.
2. Risiko Infeksi
- Lakukan perawatan luka post-op secara aseptik dan sesuai prosedur.
- Pantau tanda-tanda infeksi pada luka, seperti erythema, edema, peningkatan suhu, dan drainase.
- Berikan antibiotik sesuai resep dokter untuk mencegah infeksi.
- Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan dan melakukan perawatan diri yang baik.
- Edukasikan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda infeksi dan pentingnya menjaga kebersihan.
- Kolaborasi dengan dokter untuk mengevaluasi perkembangan luka dan pengobatan.
Dengan penerapan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien post-op hill sinistra dapat pulih dengan baik, bebas dari komplikasi nyeri dan infeksi, serta dapat segera kembali ke aktivitas sehari-hari. -
Article No. 17870 | 27 May 2025
Klinis : post op hill sinistra
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien post op hill sinistra. Saya akan menjelaskan setiap poin secara rinci dan terperinci dengan nada akademis.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien post op hill sinistra adalah Mobilitas Fisik Terganggu. Kondisi ini ditandai dengan keterbatasan kemampuan pasien untuk melakukan pergerakan yang disengaja di lingkungan. Pasien mengalami penurunan kemampuan untuk bergerak secara mandiri akibat pembedahan yang dilakukan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Mobilitas: Pasien dapat meningkatkan kemampuan bergerak secara bertahap sesuai dengan kondisi dan kemampuannya.
2. Pemulihan Fungsi Fisik: Pasien dapat memulihkan fungsi fisik secara optimal sesuai dengan kondisi pasca pembedahan.
3. Kemandirian dalam Aktivitas Sehari-hari: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri dengan bantuan minimal.
4. Pencegahan Komplikasi: Pasien dapat mencegah komplikasi terkait mobilitas yang terbatas, seperti risiko jatuh, dekubitus, dan kontraktur.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Mobilitas
a. Evaluasi kemampuan mobilitas pasien saat ini.
b. Rancang rencana peningkatan mobilitas secara bertahap.
c. Motivasi dan edukasi pasien untuk melakukan mobilisasi dini.
d. Bantu pasien dalam melakukan latihan mobilisasi sesuai rencana.
e. Pantau dan evaluasi perkembangan mobilitas pasien.
2. Manajemen Aktivitas dan Istirahat
a. Identifikasi kebutuhan aktivitas dan istirahat pasien.
b. Buat jadwal aktivitas dan istirahat yang seimbang.
c. Ajarkan teknik-teknik untuk melakukan aktivitas secara mandiri.
d. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
e. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
3. Pencegahan Komplikasi
a. Identifikasi risiko komplikasi terkait mobilitas terbatas.
b. Lakukan intervensi pencegahan, seperti perawatan kulit, latihan ROM, dan penggunaan alat bantu mobilisasi.
c. Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan komplikasi.
d. Pantau dan evaluasi perkembangan untuk mencegah komplikasi.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien post op hill sinistra dapat meningkatkan mobilitas, memulihkan fungsi fisik, mencapai kemandirian dalam aktivitas sehari-hari, dan mencegah komplikasi terkait kondisinya. Perawat akan terus memantau dan mengevaluasi perkembangan pasien untuk memastikan tercapainya tujuan asuhan keperawatan yang optimal. -
Article No. 17871 | 27 May 2025
Klinis : post op hill sinistra strangulata
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi post op hill sinistra strangulata dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur pembedahan, ditandai dengan pasien mengeluhkan nyeri pada area bekas operasi.
2. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan, ditandai dengan adanya luka terbuka pada area bekas operasi.
3. Ketidakstabilan hemodinamik berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit akibat prosedur pembedahan, ditandai dengan fluktuasi tanda-tanda vital.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
a. Pasien dapat melaporkan penurunan skala nyeri.
b. Pasien dapat menggunakan teknik manajemen nyeri secara efektif.
c. Pasien dapat beristirahat dengan nyaman.
2. Risiko Infeksi:
a. Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka operasi.
b. Tidak ada peningkatan suhu tubuh.
c. Nilai leukosit dalam batas normal.
3. Ketidakstabilan Hemodinamik:
a. Pasien mempertahankan tanda-tanda vital dalam kisaran normal.
b. Pasien tidak mengalami hipotensi atau hipertensi.
c. Pasien tidak mengalami gangguan perfusi jaringan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
b. Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter.
c. Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat/dingin.
d. Monitor tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap intervensi.
e. Kolaborasi dengan dokter untuk penyesuaian regimen analgesik jika diperlukan.
2. Risiko Infeksi:
a. Lakukan perawatan luka operasi secara aseptik.
b. Pantau tanda-tanda infeksi, seperti peningkatan suhu, erythema, dan drainase pada luka.
c. Berikan antibiotik sesuai dengan resep dokter.
d. Ajarkan pasien dan keluarga tentang perawatan luka dan tanda-tanda infeksi.
e. Kolaborasi dengan dokter untuk evaluasi dan penyesuaian terapi antibiotik jika diperlukan.
3. Ketidakstabilan Hemodinamik:
a. Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
b. Berikan cairan intravena sesuai dengan kebutuhan.
c. Monitor keseimbangan cairan, elektrolit, dan parameter laboratorium.
d. Berikan terapi vasoaktif sesuai dengan resep dokter jika diperlukan.
e. Kolaborasi dengan dokter untuk penyesuaian terapi cairan dan elektrolit jika diperlukan.
Penjelasan rinci dan terperinci:
Kondisi post op hill sinistra strangulata menunjukkan adanya komplikasi pascaoperasi hernia inguinal yang menyebabkan obstruksi usus. Hal ini dapat mengakibatkan nyeri akut, risiko infeksi, dan ketidakstabilan hemodinamik pada pasien. Diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang diberikan bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut secara komprehensif. Pendekatan kolaboratif antara perawat dan dokter sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 17872 | 27 May 2025
Klinis : Seorang anak M, laki-laki usia 2 tahun dibawa ke poli mata oleh ibunya karena saat melihat foto anaknya, tampak bercak putih di mata kanan. Anak tampak aktif, makan dan minum cukup, tidak demam. Pemeriksaan visus belum dapat dinilai dengan pasti karena factor usia. Tidak ada riwayat keluarga dengan kanker mata. Refleks cahaya merah tidak tampak pada mata kanan.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: H44.4
- Deskripsi: Retinoblastoma
Pada kasus ini, anak laki-laki usia 2 tahun yang ditemukan adanya bercak putih pada mata kanan saat difoto mengarah pada diagnosis retinoblastoma, yang merupakan suatu jenis kanker mata yang berasal dari sel-sel retina. Refleks cahaya merah yang tidak tampak pada mata kanan juga merupakan salah satu tanda awal retinoblastoma.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 14.22
- Deskripsi: Pemeriksaan oftalmoskopi, yang dapat dilakukan untuk memeriksa kondisi retina dan mendiagnosis retinoblastoma.
Pada usia 2 tahun, pemeriksaan visus belum dapat dinilai dengan pasti, sehingga diperlukan pemeriksaan lanjutan, termasuk pemeriksaan oftalmoskopi, untuk menegakkan diagnosis retinoblastoma dengan lebih akurat. Riwayat keluarga dengan kanker mata juga perlu ditanyakan lebih lanjut. -
Article No. 17873 | 27 May 2025
Klinis : Seorang anak M, laki-laki usia 2 tahun dibawa ke poli mata oleh ibunya karena saat melihat foto anaknya, tampak bercak putih di mata kanan. Anak tampak aktif, makan dan minum cukup, tidak demam. Pemeriksaan visus belum dapat dinilai dengan pasti karena factor usia. Tidak ada riwayat keluarga dengan kanker mata. Refleks cahaya merah tidak tampak pada mata kanan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kasus seorang anak laki-laki berusia 2 tahun dengan gejala bercak putih di mata kanan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Gangguan Penglihatan berhubungan dengan Retinoblastoma (kode SDKI: RI-GPEN-01)
Penjelasan:
Retinoblastoma adalah tumor ganas yang terjadi pada retina (lapisan belakang mata) dan merupakan kanker mata yang paling sering terjadi pada anak-anak. Gejala awal yang sering muncul adalah adanya bercak putih di mata, seperti yang terjadi pada kasus anak M. Diagnosa keperawatan ini menunjukkan adanya risiko gangguan penglihatan yang dapat disebabkan oleh kondisi tersebut.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
RI-GPEN-01: Risiko Gangguan Penglihatan
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
LH-GPEN-01: Fungsi Penglihatan Membaik
LH-GPEN-02: Pencegahan Komplikasi Gangguan Penglihatan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
IP-GPEN-01: Pemantauan Fungsi Penglihatan
IP-GPEN-02: Edukasi Perawatan Mata
IP-GPEN-03: Manajemen Nyeri Mata
Dalam kasus ini, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau fungsi penglihatan anak, memberikan edukasi kepada orang tua tentang perawatan mata, dan melakukan manajemen nyeri mata jika diperlukan. Tujuannya adalah untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dan memastikan fungsi penglihatan anak dapat membaik. -
Article No. 17874 | 27 May 2025
Klinis : Seorang anak M, laki-laki usia 2 tahun dibawa ke poli mata oleh ibunya karena saat melihat foto anaknya, tampak bercak putih di mata kanan. Anak tampak aktif, makan dan minum cukup, tidak demam. Pemeriksaan visus belum dapat dinilai dengan pasti karena factor usia. Tidak ada riwayat keluarga dengan kanker mata. Refleks cahaya merah tidak tampak pada mata kanan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, diagnosis keperawatan yang paling sesuai adalah:
1. Gangguan Penglihatan Berhubungan Dengan Adanya Bercak Putih di Mata
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Penglihatan Membaik
- Visus anak akan meningkat sesuai dengan usia
- Tidak ditemukan lagi bercak putih di mata kanan
- Refleks cahaya merah tampak normal pada mata kanan
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Penglihatan
- Lakukan pemeriksaan visus secara berkala untuk mengetahui perubahan kondisi penglihatan anak
- Pantau keberadaan bercak putih di mata kanan dan perubahan refleks cahaya merah
2. Edukasi Orangtua
- Berikan edukasi kepada orangtua mengenai pentingnya pemeriksaan mata rutin dan pemantauan kondisi penglihatan anak
- Jelaskan mengenai kemungkinan penyebab bercak putih di mata dan pentingnya penanganan segera
3. Kolaborasi dengan Dokter Spesialis
- Lakukan kolaborasi dengan dokter spesialis mata untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan menentukan diagnosis serta penanganan yang tepat
- Ikuti instruksi dan rencana pengobatan yang diberikan oleh dokter spesialis
Penjelasan Rinci:
Diagnosis keperawatan "Gangguan Penglihatan Berhubungan Dengan Adanya Bercak Putih di Mata" dipilih karena adanya temuan klinis berupa bercak putih di mata kanan anak yang dapat mengindikasikan adanya gangguan pada penglihatan. Pemeriksaan visus belum dapat dilakukan dengan pasti karena faktor usia, namun refleks cahaya merah yang tidak tampak pada mata kanan juga menunjukkan adanya kemungkinan gangguan pada struktur mata.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah meningkatnya visus anak sesuai dengan usia, tidak ditemukannya lagi bercak putih di mata kanan, serta kembalinya refleks cahaya merah yang normal. Hal ini menunjukkan perbaikan pada kondisi penglihatan anak.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan penglihatan secara berkala, edukasi kepada orangtua mengenai pentingnya pemeriksaan mata rutin dan pemantauan kondisi penglihatan anak, serta kolaborasi dengan dokter spesialis mata untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan menentukan diagnosis serta penanganan yang tepat. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab bercak putih di mata, menangani gangguan penglihatan yang mungkin terjadi, serta mencegah komplikasi yang lebih lanjut. -
Article No. 17875 | 27 May 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan mata merah dan gatal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu pasien datang dengan keluhan mata merah dan gatal, berikut adalah diagnosis keperawatan yang dapat ditetapkan berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosis Keperawatan:
Diagnosis Keperawatan: Gangguan Integritas Kulit (00046)
Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Kode: 10028
Judul: Pemulihan Integritas Kulit
Definisi: Kemampuan mempertahankan dan memulihkan integritas kulit.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Kode: 80022
Judul: Perawatan Mata
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan mata.
Dalam pendekatan akademis dan dengan persona pakar/perawat, dapat dijelaskan sebagai berikut:
Gangguan Integritas Kulit (00046) adalah diagnosis keperawatan yang menggambarkan kerusakan pada epidermis dan/atau dermis, yang dapat menyebabkan mata menjadi merah dan gatal. Pemulihan Integritas Kulit (SLKI 10028) adalah luaran keperawatan yang diharapkan dapat dicapai, yaitu kemampuan pasien untuk mempertahankan dan memulihkan integritas kulit, termasuk di area mata. Untuk mencapai luaran tersebut, diperlukan intervensi Perawatan Mata (SIKI 80022), yang meliputi tindakan-tindakan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan mata, seperti pembersihan mata, penggunaan obat tetes mata, serta edukasi dan konseling bagi pasien.
Sebagai pakar/perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif terhadap kondisi pasien, mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan gangguan integritas kulit di area mata, dan menyusun rencana asuhan keperawatan yang tepat untuk membantu pasien dalam pemulihan. -
Article No. 17876 | 27 May 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan mata merah dan gatal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan mata merah dan gatal:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Sensori Persepsi: Penglihatan Terganggu
Kode SDKI: 10028
Definisi: Gangguan fungsi penglihatan yang disebabkan oleh perubahan struktur atau fungsi mata.
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang memuat definisi, karakteristik, dan faktor yang berhubungan dengan diagnosis keperawatan.
- Kode 10028 pada SDKI menunjukkan kode untuk diagnosis keperawatan "Gangguan Sensori Persepsi: Penglihatan Terganggu".
Intervensi Keperawatan:
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Kode: 10022 Penglihatan Membaik
Definisi: Pemulihan fungsi penglihatan ke tingkat yang optimal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Kode: 10008 Manajemen Gangguan Penglihatan
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi gangguan fungsi penglihatan.
Dalam konteks ini, perawat dapat melakukan intervensi keperawatan seperti:
- Mengidentifikasi penyebab gangguan penglihatan
- Memberikan kompres mata yang sesuai
- Mengajarkan pasien cara merawat mata
- Merujuk pasien ke tenaga kesehatan yang lebih kompeten jika diperlukan
Tone: Akademis
Persona: Pakar/Perawat