Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 572 | 25 Sep 2024
Klinis : Seorang klien laki-laki berusia 56 tahun datang ke IGD RS sambil memegangi perutnya dengan keluhan nyeri akibat ingin buang air kecil namun tidak dapat keluar. Ia terakhir buang air kecil tadi pagi pukul 9 pagi dengan aliran agak tersendat dan kecil, tidak memancar. Pak A biasa meminum air 7 gelas per hari dan selalu mengkonsumsi buah dan sayur. Ia merasakan gangguan pada perkemihannya mulai beberapa minggu yang lalu.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dari informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa klien mengalami kondisi Retensi Urin. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan, serta SDKI, SLKI, dan SIKI yang terkait:
Diagnosa Keperawatan:
Retensi Urin
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Retensi Urin
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
Penyebab: Obstruksi saluran kemih, gangguan neurologi, atau lainnya.
Gejala & Tanda: Nyeri atau rasa penuh pada kandung kemih, tidak dapat berkemih, peningkatan frekuensi atau kesulitan berkemih.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pengeluaran Urin Adekuat
Definisi: Kemampuan untuk mengosongkan kandung kemih dengan lancar dan lengkap.
Kriteria Hasil: Frekuensi berkemih normal, volume urin normal, tidak ada nyeri/ketidaknyamanan saat berkemih.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Retensi Urin
Definisi: Tindakan untuk memfasilitasi pengeluaran urin secara adekuat.
Intervensi: Kolaborasi dengan tenaga medis untuk penanganan retensi urin, pemberian edukasi, monitor intake-output, dll.
Jadi, berdasarkan kondisi klien, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Retensi Urin. SDKI, SLKI, dan SIKI di atas dapat digunakan sebagai acuan dalam proses asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah tersebut. -
Article No. 573 | 25 Sep 2024
Klinis : Seorang klien laki-laki berusia 7 tahun, datang ke RS dengan keluhan pasien sesak, panas hari ke 3 suhu naik turun, meninggi sampai 39c, epistaksis, nyeri abdomen, mual, muntah, nafsu makan menurun, tampak lemah, dan disertai buang air besar lebih dari 3x/hari. Ibu klien mengatakan anaknya tidak mau makan, sesekali minta bubur, hanya dimakan setegah porsi, minum setengah gelas hanya 3 sampai 4 kali sehari.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala dan kondisi yang diderita oleh klien laki-laki berusia 7 tahun, dapat ditegakkan Diagnosa Keperawatan sebagai berikut:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi
- SLKI: Asupan Nutrisi Tidak Adekuat
- SIKI: Pemantauan Nutrisi
Penjelasan:
Klien mengalami penurunan nafsu makan, hanya makan setengah porsi, dan minum sedikit, sehingga terjadi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
2. Resiko dehidrasi
- SDKI: Resiko Dehidrasi
- SLKI: Cairan Tubuh Tidak Adekuat
- SIKI: Pemantauan Cairan
Penjelasan:
Klien mengalami gejala seperti buang air besar lebih dari 3 kali per hari, mual, muntah, dan minum sedikit, sehingga berisiko mengalami dehidrasi.
3. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SLKI: Patensi Jalan Napas Terganggu
- SIKI: Asuhan Keperawatan Bersihan Jalan Napas
Penjelasan:
Klien mengalami sesak napas, yang dapat menyebabkan bersihan jalan napas tidak efektif.
4. Hipertermia
- SDKI: Hipertermia
- SLKI: Suhu Tubuh Meningkat
- SIKI: Manajemen Demam
Penjelasan:
Klien mengalami demam tinggi mencapai 39°C, yang menandakan adanya hipertermia.
5. Perubahan Pola Tidur
- SDKI: Perubahan Pola Tidur
- SLKI: Pola Tidur Terganggu
- SIKI: Manajemen Tidur
Penjelasan:
Klien terlihat lemah, yang mungkin dapat mempengaruhi pola tidurnya.
Penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menetapkan diagnosis keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menetapkan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menetapkan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 574 | 25 Sep 2024
Klinis : Seorang klien laki-laki berusia 56 tahun datang ke IGD RS sambil memegangi perutnya dengan keluhan nyeri akibat ingin buang air kecil namun tidak dapat keluar. Ia terakhir buang air kecil tadi pagi pukul 9 pagi dengan aliran agak tersendat dan kecil, tidak memancar. Pak A biasa meminum air 7 gelas per hari dan selalu mengkonsumsi buah dan sayur. Ia merasakan gangguan pada perkemihannya mulai beberapa minggu yang lalu.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Retensi Urin (Urinary Retention)
Penjelasan:
Retensi urin adalah kondisi di mana seseorang tidak dapat mengosongkan kandung kemihnya secara lengkap. Dalam kasus ini, klien mengalami kesulitan untuk buang air kecil dan merasakan nyeri di area perut. Gejala lainnya adalah aliran urin yang tersendat dan kecil, serta frekuensi berkemih yang terganggu.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Retensi Urin (Urinary Retention)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kandung kemih kosong
2. Eliminasi urin lancar
3. Bebas dari rasa nyeri/tidak nyaman saat berkemih
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Eliminasi Urin
2. Manajemen Nyeri
3. Perawatan Kateter Urin
Penjelasan singkat:
SDKI adalah sistem klasifikasi standar diagnosis keperawatan di Indonesia. SLKI adalah sistem klasifikasi standar luaran keperawatan di Indonesia. SIKI adalah sistem klasifikasi standar intervensi keperawatan di Indonesia. Ketiga sistem ini digunakan sebagai panduan dalam proses pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan bagi klien. -
Article No. 575 | 25 Sep 2024
Klinis : Bab lendir 2 - 3 x / hari 4 hari. lendir (+), ampas Riwayat batuk - pilek (+) Demam (-) ASI + PASI
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R31.1
- Deskripsi: Hematuria intermiten
2. Kode ICD-9-CM (tidak ada)
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R31.1 adalah untuk diagnosis "Hematuria intermiten", yang merupakan keluarnya darah atau lendir melalui saluran kemih secara intermiten atau tidak terus-menerus.
- Gejala yang disebutkan, yaitu "Bab lendir 2 - 3 x / hari 4 hari, lendir (+), ampas" serta "Riwayat batuk - pilek (+)", mengarah pada kemungkinan adanya infeksi saluran kemih atau gangguan pada saluran urinaria.
- Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk tindakan medis, karena informasi yang diberikan tidak mencakup tindakan medis yang dilakukan. -
Article No. 576 | 25 Sep 2024
Klinis : Bab lendir 2 - 3 x / hari 4 hari. lendir (+), ampas Riwayat batuk - pilek (+) Demam (-) ASI + PASI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosis keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai:
1. Diagnosa Keperawatan:
- Diare akut
2. Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Diare akut adalah buang air besar dengan konsistensi cair atau setengah cair yang terjadi mendadak dan berlangsung kurang dari 14 hari.
- Karakteristik: Frekuensi BAB 2-3 kali/hari, konsistensi lendir, adanya ampas, dan tanpa demam.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Status Hidrasi: Cairan mukosa oral tetap, turgor kulit normal, dan intake/output cairan seimbang.
- Kontrol Gejala: Frekuensi BAB dan konsistensi feses kembali normal.
- Pengetahuan Manajemen Diri: Pasien/keluarga mampu mengidentifikasi penyebab diare dan melakukan tindakan pencegahan.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Diare Akut: Intervensi untuk mengatasi diare akut, seperti pemberian cairan, elektrolit, dan antiemotik jika diperlukan.
- Edukasi Manajemen Diare: Edukasi kepada pasien/keluarga tentang penyebab, pencegahan, dan penatalaksanaan diare.
- Pemantauan Tanda Vital: Pemantauan tanda-tanda vital, terutama cairan tubuh, untuk mendeteksi komplikasi.
Dalam kasus ini, fokus utama perawatan adalah mengatasi diare akut, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, serta memberikan edukasi kepada pasien/keluarga mengenai manajemen diare. -
Article No. 577 | 25 Sep 2024
Klinis : paisen datang dengan keluhan mata merah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan pasien dengan mata merah, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Penglihatan Berhubungan dengan Infeksi Mata
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Gangguan pada fungsi penglihatan yang disebabkan oleh adanya infeksi pada mata.
- Penyebab: Infeksi pada mata, seperti konjungtivitis, blefaritis, atau iritis.
- Gejala: Mata merah, nyeri, rasa terbakar, mata terasa berat, penglihatan kabur, fotofobia, dll.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan perbaikan fungsi penglihatan, bebas dari infeksi mata, dan mengelola gejala yang ada.
- Contoh kriteria hasil: Mata tidak merah, nyeri berkurang, tidak ada rasa terbakar, penglihatan membaik, tidak ada fotofobia, dll.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Nyeri: Mengelola nyeri dan ketidaknyamanan pada mata.
2. Perawatan Mata: Membersihkan dan merawat mata untuk mengurangi infeksi.
3. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi tentang penyebab, gejala, dan perawatan infeksi mata.
4. Konseling: Memberikan dukungan psikologis dan membantu mengatasi dampak psikologis akibat gangguan penglihatan.
Secara singkat, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Gangguan Penglihatan Berhubungan dengan Infeksi Mata", dengan fokus intervensi pada manajemen nyeri, perawatan mata, edukasi kesehatan, dan konseling untuk membantu pasien mengatasi kondisi tersebut. -
Article No. 578 | 25 Sep 2024
Klinis : Bapak Heru berusia 62 tahun yang melakukan kunjungan ke Poli Umum RSUI. Pasien mengeluh sudah satu minggu mengalami hambatan aktifitas. Kondisi ini sangat mempengaruhi kegiatan sehari-harinya yang hobby berkebun. Pasien mengatakan, “Saya stress Ners, kenapa saya mudah lelah dan akhirnya Saya lebih banyak diam di rumah”. Ners Asti membaca rekam medis pasien yang tertulis bahwa pasien memiliki riwayat penyakit jantung kongestif. Pengkajian anamnesa didapatkan data bahwa Pasien mengalami kenaikan berat badan dari 72 kg menjadi 89 kg. Saat ini aktifitas pasien bertambah karena membeli kebun dan kolam ikan yang dikelola sendiri sebagai hobi. Aktivitas harian biasanya pasien mulai berkebun dari pukul 07.30 sd 11.00 WIB namun seminggu ini terasa berat dan sesak sehingga hanya melakukannya 2 jam saja. Pemeriksaan Fisik: Tekanan darah 146/89 mmHg (saat istirahat) dan 164/96 mmHg (setelah jalan ditempat 15 menit); frekuensi nadi: 96x/menit teratur (saat istirahat), 120x/menit teratur (setelah jalan ditempat 15 menit), frekuensi napas 20 x/menit (saat 32 x/menit (setelah jalan ditempat 15 menit)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat dirumuskan beberapa diagnosa keperawatan untuk Bapak Heru, beserta penjelasan singkat menggunakan format SDKI - SLKI - SIKI:
1. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Keterbatasan kemampuan fisik untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan
- SLKI: Kemampuan untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan
- SIKI: Intervensi untuk membantu memaksimalkan kemampuan klien dalam mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan
Penjelasan:
Bapak Heru mengalami hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, terutama dalam aktivitas berkebun yang merupakan hobinya. Ia mengalami kelelahan yang mudah serta sesak napas, sehingga ia hanya mampu melakukan aktivitas berkebun selama 2 jam saja, padahal sebelumnya ia dapat melakukannya selama 4 jam. Hal ini mengganggu kegiatan sehari-harinya dan menyebabkan stres.
2. Diagnosa Keperawatan: Kelebihan Volume Cairan
- SDKI: Kelebihan cairan yang ditandai dengan akumulasi cairan di dalam tubuh
- SLKI: Keseimbangan cairan yang adekuat
- SIKI: Intervensi untuk membantu mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat
Penjelasan:
Bapak Heru mengalami kenaikan berat badan yang signifikan, dari 72 kg menjadi 89 kg. Hal ini dapat mengindikasikan adanya kelebihan volume cairan dalam tubuh. Riwayat penyakit jantung kongestif yang dimiliki Bapak Heru juga dapat menyebabkan akumulasi cairan di dalam tubuh.
3. Diagnosa Keperawatan: Penurunan Curah Jantung
- SDKI: Penurunan dalam jumlah darah yang dipompa oleh jantung per satuan waktu
- SLKI: Fungsi kardiovaskular yang adekuat
- SIKI: Intervensi untuk membantu mempertahankan fungsi kardiovaskular yang adekuat
Penjelasan:
Berdasarkan data pemeriksaan fisik, Bapak Heru mengalami peningkatan tekanan darah, denyut nadi, dan frekuensi napas saat aktivitas. Hal ini dapat mengindikasikan adanya penurunan curah jantung, yang dapat disebabkan oleh riwayat penyakit jantung kongestif.
Dengan memahami diagnosa keperawatan yang sesuai, perawat dapat merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat untuk membantu Bapak Heru dalam mengatasi permasalahan kesehatannya, serta mempertahankan atau meningkatkan kemandirian dan kualitas hidupnya. -
Article No. 579 | 25 Sep 2024
Klinis : Data Subjektif: Batuk selama 2 minggu Demam naik turun Sesak napas Data Objektif: Lemah Pernafasan cuping hidung Suhu: 37.8 °C Nadi: 100 x/menit RR: 46 x/menit Ronchi pada auskultasi paru Rontgen thoraks: bronchopneumonia dupleks Leukosit: 12.000/UL
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami kondisi bronchopneumonia dupleks. Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Ketidakefektifan Pola Napas
3. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI: Peningkatan kemampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pembersihan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Ketidakefektifan Pola Napas
SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
SLKI: Peningkatan kemampuan untuk mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
3. Intoleransi Aktivitas
SDKI: Ketidakmampuan untuk mentolerir aktivitas fisik.
SLKI: Peningkatan kemampuan untuk mentolerir aktivitas fisik.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi peningkatan toleransi aktivitas fisik.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) adalah sistem standar untuk menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan masalah kesehatan pasien.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah sistem standar untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah sistem standar untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai dengan masalah kesehatan pasien. -
Article No. 580 | 25 Sep 2024
Klinis : Seorang klien laki-laki berusia 56 tahun datang ke IGD RS sambil memegangi perutnya dengan keluhan nyeri akibat ingin buang air kecil namun tidak dapat keluar. Ia terakhir buang air kecil tadi pagi pukul 9 pagi dengan aliran agak tersendat dan kecil, tidak memancar. Pak A biasa meminum air 7 gelas per hari dan selalu mengkonsumsi buah dan sayur. Ia merasakan gangguan pada perkemihannya mulai beberapa minggu yang lalu.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat diidentifikasi beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai untuk kondisi klien tersebut:
1. Nyeri akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Penyebab: Adanya obstruksi pada saluran kemih yang menyebabkan nyeri saat ingin buang air kecil.
2. Ketidakefektifan pola eliminasi urin
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan urin secara adekuat.
- Penyebab: Adanya obstruksi pada saluran kemih yang menghambat aliran urin.
3. Risiko infeksi
- Definisi: Peningkatan risiko terserang oleh organisme patogen.
- Penyebab: Gangguan pada saluran kemih yang dapat meningkatkan risiko infeksi.
Penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- SDKI adalah standar diagnosis yang dikembangkan oleh PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) untuk memandu perawat dalam mengidentifikasi masalah kesehatan klien.
- SDKI terdiri dari definisi, penyebab, gejala, dan faktor yang berhubungan dengan diagnosis keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SLKI adalah standar luaran (outcome) yang dikembangkan oleh PPNI untuk memandu perawat dalam menetapkan tujuan dan kriteria hasil asuhan keperawatan.
- SLKI mencakup domain, kelas, hasil, dan indikator hasil keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- SIKI adalah standar intervensi yang dikembangkan oleh PPNI untuk memandu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
- SIKI terdiri dari definisi, aktivitas, dan kriteria intervensi keperawatan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam proses keperawatan dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, terukur, dan sesuai dengan kebutuhan klien. -
Article No. 581 | 25 Sep 2024
Klinis : Seorang klien laki-laki berusia 56 tahun datang ke IGD RS sambil memegangi perutnya dengan keluhan nyeri akibat ingin buang air kecil namun tidak dapat keluar. Ia terakhir buang air kecil tadi pagi pukul 9 pagi dengan aliran agak tersendat dan kecil, tidak memancar. Pak A biasa meminum air 7 gelas per hari dan selalu mengkonsumsi buah dan sayur. Ia merasakan gangguan pada perkemihannya mulai beberapa minggu yang lalu.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Gangguan perkemihan (NANDA-I: Urinary Retention)
Penjelasan: Klien mengalami kesulitan untuk mengeluarkan urin secara normal, ditandai dengan nyeri dan ketidakmampuan untuk berkemih.
2. Nyeri akut (NANDA-I: Acute Pain)
Penjelasan: Klien merasakan nyeri di perut akibat ketidakmampuan untuk berkemih.
Penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi klien. Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan "Gangguan perkemihan" dan "Nyeri akut" telah sesuai dengan SDKI.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil atau luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Beberapa luaran yang mungkin sesuai dalam kasus ini:
- Pengeluaran urin yang lancar
- Penurunan rasa nyeri
- Tidak ada komplikasi akibat retensi urin
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Beberapa intervensi yang mungkin sesuai dalam kasus ini:
- Identifikasi penyebab retensi urin
- Pemberian terapi untuk melancarkan aliran urin (misal: kateterisasi)
- Manajemen nyeri
- Edukasi kepada klien dan keluarga tentang penyebab dan penanganan retensi urin
Secara ringkas, diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang diberikan harus sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk memastikan kualitas asuhan keperawatan yang komprehensif.