Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 644 | 26 Sep 2024
Klinis : Pasien mengatakan memberikan bayinya susu formula Pasien mengatakan kurang mengetahui asupan nutrisi yang baik saat melahirkan dan menyusui Pasien mengatakan cemas dan khawatir dengan bayinya yang menangis terus-menerus Pasien baru pertama kali melahirkan (primipara) Pasien tidak rajin menyusui bayi setiap 2 jam sekali sehingga intake bayi sangat kurang Tampak pasien sudah memberikan bayinya susu formula di hari ke-2 pasca persalinan SC Bayi tampak sering menangis dan rewel Pasien tampak cemas dan kebingungan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Menyusui Berhubungan Dengan Kurangnya Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan Pola Menyusui adalah suatu keadaan di mana individu mengalami kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan bayi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Ibu dapat mendemonstrasikan teknik menyusui yang benar dan bayi dapat menyusu dengan adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
- Edukasi tentang manfaat dan teknik menyusui yang benar
- Fasilitasi ibu untuk menyusui bayinya secara rutin setiap 2-3 jam
- Monitoring intake cairan dan jumlah popok bayi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, laktasi konselor) untuk membantu proses menyusui
2. Kecemasan Berhubungan Dengan Peran Baru Sebagai Ibu Primipara
SDKI:
Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya atau ancaman, baik yang realistis maupun tidak.
SLKI:
Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mengidentifikasi sumber kecemasan dan mendemonstrasikan strategi koping yang efektif.
SIKI:
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
- Identifikasi sumber kecemasan pasien
- Berikan dukungan emosional dan informasi terkait perawatan bayi
- Latih pasien teknik relaksasi (napas dalam, imagery, meditasi)
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat anti-cemas jika diperlukan
Dengan pemahaman SDKI - SLKI - SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terukur untuk mengatasi permasalahan yang dialami pasien. -
Article No. 645 | 26 Sep 2024
Klinis : Pasien Perempuan a/n Ny K 32th dirawat di ICU dengan diagnose peritonitis post op laparotomy hrke2 ,saat ini pasien tdk sadar .hasil pengkajian di dapatkan px terpasang ventilator, mode spontan, dengan fio2 50%, Fr 18 x/mnt, peep 5, spo2:98%, T:110/78mmhg, N:115x/mnt GCS: 4X6, Sh:36 celcius,RR:27x/mnt, WBC: 21.03 10^3/uL ,albumin 2,1.Terpasang NGT,prod NGT 300cc berwarna kuning keruh,berbau feses.BB awal sebelum sakit 67kg saat ini BB pasien 52 kg
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosis keperawatan, serta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien Ny. K:
Diagnosis Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan efek samping anestesi dan peritonitis.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, dan muntah.
3. Nyeri akut berhubungan dengan insisi bedah dan peritonitis.
4. Risiko Infeksi berhubungan dengan prosedur bedah dan kondisi tubuh yang lemah.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan dan respons pasien terhadap masalah tersebut. Dalam kasus ini, diagnosis keperawatan yang sesuai dapat ditemukan di SDKI.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Luaran keperawatan dapat mencakup perbaikan status kesehatan, pencegahan komplikasi, dan peningkatan kualitas hidup pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang tepat untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi keperawatan dalam kasus ini dapat mencakup manajemen ventilasi, nutrisi enteral, manajemen nyeri, dan pencegahan infeksi.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, terukur, dan terarah untuk membantu pasien Ny. K mencapai hasil yang optimal dalam perawatannya di ICU. -
Article No. 646 | 26 Sep 2024
Klinis : Pasien seorang Laki laki bernama Tn S usia 48 tahun di bawa ke RS tanggal 30 September 2023 dengan lemas dan pusing, diare sudah 15 hari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak lemah, Candidiasis oral, lidah dan mukosa mulut terlihat bercak putih, merasa nyeri saat mekan dan minum, TD 153/100 mmHg, suhu 36.6 oC, HR 76 x/menit, RR 26 x/menit, dan SPO2 98%, kulit kering. Hasil pemeriksaan laboratorium: CD4 330 sel/mm3, albumin 2.2 g/dl, Hb 10,3 g/dl, leukosit 12.000/ul. Pemeriksaan GDS pagi 80 mg/dl. Pada sore hari pasien tidak mau menghabiskan makanan, kadar glukosa darah sewaktu 68 mg/dl. Pasien mengalami penurunan berat badan dari 75 kg menjadi 60 kg dalam 1 bulan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disusun beberapa diagnosa keperawatan untuk pasien Tn. S, beserta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI yang terkait:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Masalah nutrisi yang ditandai dengan penurunan berat badan, citra diri terganggu, dan penurunan fungsi fisiologis.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengevaluasi asupan nutrisi, memantau status nutrisi, dan meningkatkan asupan nutrisi.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemberian makanan dan suplemen nutrisi, edukasi tentang nutrisi, serta kolaborasi dengan ahli gizi.
2. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Oral
- SDKI: Masalah rasa nyeri pada mulut yang dapat disebabkan oleh infeksi, obat-obatan, atau trauma.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah menilai karakteristik nyeri, mengurangi faktor penyebab, dan mengelola nyeri.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemberian obat analgesik, melakukan perawatan mulut, dan memberikan edukasi tentang manajemen nyeri.
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
- SDKI: Masalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menyebabkan penyakit.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengevaluasi faktor risiko, melakukan tindakan pencegahan infeksi, dan memantau tanda-tanda infeksi.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah menjaga kebersihan, memberikan terapi antibiotik, dan kolaborasi dengan tim kesehatan untuk menangani infeksi.
Singkatan SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Standar yang digunakan untuk menentukan tujuan dan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diharapkan. -
Article No. 647 | 26 Sep 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 43 tahun dirawat di ruang perawatan bedah dengan diagnosa medis Ca Colorectal post op pemasangan Colostomy. Pasien telah dilakukan tindakan pembuatan stoma 2 hari yang lalu. Pasien merasa malu dengan kondisinya. Pasien mengatakan sering merasakan nyeri di perut, juga di area perut bekas operasinya. Pasien mengatakan nyeri timbul sewaktu-waktu, nyeri berkurang dengan posisi berbaring, nyeri seperti diremas-remas, skala nyeri 4-5 skala 1-10, nyeri muncul secara tiba-tiba dan tidak menentu. Pasien tampak kurus, saat ini pasien tidak berani makan banyak karena khawatir dengan kolostominya dan takut banyak BAB. Pasien dan keluarga belum paham cara merawat stoma. IMT pasien saat ini adalah 16. Pemeriksaan fisik: luka bekas pembedahan laparotomi dan lubang stoma di perut sebelah kanan atas. Suara bising usus 8 kali per menit, timpani, terdapat nyeri tekan di sekitar area colostomy. Kulit sekitar kolostomi merah. Pemeriksaan tanda-tanda vital: TD=120/90 mmHg, nadi=88 x/menit, RR=22 x/menit, suhu=36,8◦C. BAB cair berampas warna kuning keluar dari lubang stoma. Pasien cemas dengan masa depannya apalagi masih aktif bekerja sebagai pegawai, juga tentang kesembuhannya. Hasil pemeriksaan laboratorim: nilai Hb 10,9 gr/dL, Ht 29,5%, eritrosit 3,6 x106 /uL, leukosit 10,1 x103 /uL, trombosit 383x103 /Ul, Albumin 2,8 g/dL.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Nyeri Akut
b. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
c. Cemas
2. Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
a. Nyeri Akut (SDKI)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
- Karakteristik: Pasien menggambarkan nyeri di perut dan area bekas operasi, nyeri timbul sewaktu-waktu, nyeri berkurang dengan posisi berbaring, nyeri seperti diremas-remas, skala nyeri 4-5 dari 1-10.
- Faktor Risiko: Prosedur pembedahan (post-op colostomy).
- Intervensi (SLKI): Manajemen Nyeri, Manajemen Lingkungan, Terapi Komplementer.
- Luaran (SIKI): Tingkat Nyeri Terkontrol, Tingkat Kenyamanan Meningkat.
b. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI)
- Definisi: Berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor Risiko: Penurunan nafsu makan, ketakutan terhadap BAB, pengetahuan tentang nutrisi yang tidak memadai, prosedur pembedahan (post-op colostomy), IMT 16.
- Intervensi (SLKI): Manajemen Nutrisi, Edukasi Nutrisi, Pemantauan Status Nutrisi.
- Luaran (SIKI): Asupan Nutrisi Memadai, Status Nutrisi Membaik.
c. Cemas (SDKI)
- Definisi: Respon emosional dan psikofiologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
- Karakteristik: Pasien merasa malu dengan kondisinya, cemas dengan masa depan dan kesembuhannya.
- Faktor Risiko: Perubahan fisiologis (post-op colostomy), perubahan peran (tidak dapat bekerja aktif), kurangnya pengetahuan tentang perawatan stoma.
- Intervensi (SLKI): Manajemen Kecemasan, Dukungan Emosional, Edukasi.
- Luaran (SIKI): Tingkat Kecemasan Menurun, Kemampuan Beradaptasi Meningkat.
Ringkasnya, diagnosa keperawatan utama yang sesuai adalah Nyeri Akut, Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh, dan Cemas. Intervensi keperawatan dan hasil yang diharapkan dapat dirujuk dari SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 648 | 26 Sep 2024
Klinis : glukosa darah 400
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Untuk kondisi glukosa darah 400, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang dapat diterapkan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
- Berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk menggunakan glukosa secara efektif.
- Ditandai dengan glukosa darah yang tinggi (400 mg/dL).
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Karakteristik Utama: Glukosa darah tinggi, riwayat penurunan berat badan, kelelahan, dan perubahan status hidrasi.
- Faktor yang Berhubungan: Diabetes mellitus, intake nutrisi yang tidak adekuat, dan ketidakmampuan tubuh untuk menggunakan glukosa secara efektif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Tercapainya keseimbangan nutrisi, perbaikan status glukosa darah, dan tidak ada komplikasi.
- Kriteria Hasil: Glukosa darah dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda dehidrasi, dan tidak ada perubahan berat badan yang signifikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan glukosa darah, pemberian insulin sesuai resep, edukasi tentang manajemen diabetes, dan konseling gizi.
- Aktivitas Keperawatan: Mengukur glukosa darah secara teratur, memantau asupan dan output cairan, dan memberikan edukasi tentang diet dan pengobatan diabetes.
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan "Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh" digunakan untuk menggambarkan kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan glukosa secara efektif, seperti pada kasus diabetes mellitus. Hal ini ditandai dengan glukosa darah yang tinggi (400 mg/dL). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan glukosa darah, pemberian insulin, edukasi tentang manajemen diabetes, dan konseling gizi. Tujuan akhirnya adalah tercapainya keseimbangan nutrisi, perbaikan status glukosa darah, dan pencegahan komplikasi. -
Article No. 649 | 26 Sep 2024
Klinis : penurunan kapasitas adaptif intrakranial
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi penurunan kapasitas adaptif intrakranial, kode ICD-10 dan kode ICD-9-CM yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: G93.5
- Deskripsi: Komplikasi otak, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk penurunan kapasitas adaptif intrakranial.
- Deskripsi: Penurunan kapasitas adaptif intrakranial tidak memiliki kode ICD-9-CM yang spesifik. Hal ini karena penurunan kapasitas adaptif intrakranial bukan merupakan prosedur atau tindakan medis, melainkan suatu kondisi atau keadaan klinis. Kode ICD-9-CM lebih berfokus pada prosedur atau tindakan medis yang dilakukan untuk menangani kondisi tersebut.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 G93.5 (Komplikasi otak, tidak diklasifikasikan di tempat lain) digunakan untuk mengkodekan penurunan kapasitas adaptif intrakranial, yang merupakan suatu kondisi atau keadaan klinis yang terkait dengan gangguan pada otak, namun tidak dapat diklasifikasikan ke dalam kategori yang lebih spesifik.
- Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk penurunan kapasitas adaptif intrakranial karena sistem ICD-9-CM lebih berfokus pada pengkodean prosedur atau tindakan medis, dan bukan pada pengkodean kondisi klinis. -
Article No. 650 | 26 Sep 2024
Klinis : penurunan kapasitas adaptif intrakranial
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan kapasitas adaptif intrakranial adalah kondisi di mana individu mengalami keterbatasan dalam mempertahankan homeostasis intrakranial, yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari pengelolaan penurunan kapasitas adaptif intrakranial adalah:
- Tanda-tanda vital stabil
- Tidak terjadi peningkatan tekanan intrakranial
- Pasien/keluarga dapat mengelola situasi untuk mencegah peningkatan tekanan intrakranial
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengelola penurunan kapasitas adaptif intrakranial meliputi:
- Pemantauan tanda-tanda vital dan kesadaran
- Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
- Pengaturan posisi head-of-bed yang tepat
- Manajemen nyeri dan gejala lain
- Edukasi kepada pasien/keluarga tentang pencegahan peningkatan tekanan intrakranial
Secara umum, penurunan kapasitas adaptif intrakranial memerlukan pengelolaan yang komprehensif dan kolaboratif antara tim kesehatan untuk mencegah komplikasi yang dapat mengancam jiwa. -
Article No. 651 | 26 Sep 2024
Klinis : klien pasangan baru menikah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi klien pasangan baru menikah, berikut adalah beberapa contoh diagnosis keperawatan yang mungkin muncul, serta penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Diagnosis Keperawatan: Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi tentang peran dan tanggung jawab dalam perkawinan
- SDKI: Kurang Pengetahuan adalah diagnosis keperawatan yang menggambarkan keadaan dimana individu/keluarga/komunitas memiliki informasi atau pengetahuan yang tidak memadai untuk mengelola kondisi kesehatannya.
- SLKI: Salah satu luaran yang dapat dicapai adalah Pengetahuan: Perkawinan yang meningkat, yang menggambarkan peningkatan pemahaman individu/keluarga tentang konsep dan praktik perkawinan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah Edukasi: Perkawinan, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pasangan baru menikah mengenai peran, tanggung jawab, dan dinamika dalam perkawinan.
2. Diagnosis Keperawatan: Kesiapan Meningkatkan Hubungan Seksual berhubungan dengan fase baru perkawinan
- SDKI: Kesiapan Meningkatkan Hubungan Seksual adalah diagnosis keperawatan yang menggambarkan keinginan dan kemampuan individu untuk meningkatkan atau memperbaiki aktivitas seksual.
- SLKI: Salah satu luaran yang dapat dicapai adalah Fungsi Seksual: Optimal, yang menggambarkan kemampuan individu untuk terlibat dalam aktivitas seksual yang memuaskan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah Konseling: Seksualitas, yang bertujuan untuk membantu pasangan baru menikah dalam mengembangkan pemahaman dan keterampilan dalam aktivitas seksual.
3. Diagnosis Keperawatan: Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan perubahan pola makan akibat transisi perkawinan
- SDKI: Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh adalah diagnosis keperawatan yang menggambarkan keadaan di mana individu/keluarga/komunitas berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
- SLKI: Salah satu luaran yang dapat dicapai adalah Status Nutrisi: Adekuat, yang menggambarkan keadaan individu/keluarga/komunitas dengan asupan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah Edukasi: Gizi, yang bertujuan untuk membantu pasangan baru menikah dalam mengembangkan pola makan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh selama masa transisi perkawinan.
Catatan: Diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi yang disebutkan di atas merupakan contoh dan dapat bervariasi tergantung pada kondisi klien yang spesifik. -
Article No. 652 | 26 Sep 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan keluar bercak darah dari jalan lahir
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Keluhan Pasien:
1. Perdarahan Vagina Abnormal
Definisi: Pengeluaran darah dari vagina yang tidak sesuai dengan pola menstruasi normal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penyebab/Faktor Risiko: Infeksi, trauma, kelainan anatomis, malignancy, perubahan hormonal.
- Karakteristik Utama: Adanya perdarahan dari vagina di luar siklus menstruasi.
- Gejala Pendukung: Riwayat perdarahan, perubahan warna dan jumlah darah yang keluar.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol Perdarahan
- Pemulihan Kondisi Fisiologis
- Manajemen Rasa Nyaman
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Terapi Oksigen
- Manajemen Perdarahan
- Konseling Kesehatan
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan ini ditegakkan karena pasien mengeluhkan keluar bercak darah dari jalan lahir, yang merupakan gejala dari perdarahan vagina abnormal. Perawat perlu melakukan pemantauan tanda-tanda vital, memberikan terapi oksigen jika diperlukan, dan melakukan manajemen perdarahan sesuai kondisi pasien. Selain itu, perawat juga perlu memberikan konseling kesehatan terkait penyebab dan penanganan perdarahan vagina abnormal. -
Article No. 653 | 26 Sep 2024
Klinis : ketidakmampuan keluarga melakukan perawatan rumah yang sehat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi "ketidakmampuan keluarga melakukan perawatan rumah yang sehat", berikut adalah Diagnosa Keperawatan, serta penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Perawatan Kesehatan Keluarga
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit Perawatan Kesehatan Keluarga didefinisikan sebagai ketidakmampuan keluarga untuk mengidentifikasi, mencegah, dan/atau mengatasi masalah kesehatan anggota keluarga.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dalam kondisi ini adalah:
1. Keluarga mampu mengidentifikasi masalah kesehatan anggota keluarga.
2. Keluarga mampu mencegah masalah kesehatan anggota keluarga.
3. Keluarga mampu mengatasi masalah kesehatan anggota keluarga.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Edukasi Perawatan Kesehatan Keluarga
2. Fasilitasi Perawatan Kesehatan Keluarga
3. Konseling Perawatan Kesehatan Keluarga
4. Supervisi Perawatan Kesehatan Keluarga
Tujuan dari intervensi-intervensi tersebut adalah untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam melakukan perawatan kesehatan di rumah yang sehat dan aman bagi anggota keluarga.