Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17959 | 28 May 2025
Klinis : halusinasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi halusinasi, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Halusinasi (NANDA-I: 00059)
Definisi:
Persepsi sensori palsu yang terjadi dalam ketiadaan stimulus eksternal yang sebenarnya.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00056
Judul: Halusinasi
Definisi: Persepsi sensorik palsu yang terjadi dalam ketiadaan stimulus eksternal yang sebenarnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00056
Judul: Perilaku Halusinasi Terkontrol
Definisi: Kemampuan klien untuk mengenali, mengontrol, dan merespons halusinasi secara adaptif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 00056
Judul: Manajemen Halusinasi
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membantu klien dalam mengenali, mengontrol, dan merespons halusinasi secara adaptif.
Penjelasan Singkat:
Halusinasi adalah persepsi sensorik palsu yang terjadi tanpa adanya stimulus eksternal yang sebenarnya. Diagnosa keperawatan ini berkaitan dengan kemampuan klien untuk mengenali, mengontrol, dan merespons halusinasi secara adaptif. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) menyediakan definisi dan kode untuk halusinasi, Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menyediakan definisi dan kode untuk perilaku halusinasi terkontrol, dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyediakan definisi dan kode untuk manajemen halusinasi. Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam menerapkan proses keperawatan secara terstruktur dan komprehensif. -
Article No. 17960 | 28 May 2025
Klinis : Anak C usia 15 tahun adalah korban perkosaan yang dilakukan oleh orang yang tidak dikenal. Anak C selalu menangis, tidak mau keluar kamar dan menolak bertemu dengan semua orang kecuali ibunya. Saat perawat melakukan kunjungan rumah anak C mengatakan hidupnya hancur, tidak berguna, dan ingin mati. Apakah Diagnosa keperawatan aktual pasien tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan aktual yang dapat ditetapkan untuk pasien Anak C:
1. Diagnosa Keperawatan:
Kode: 00150
Judul: Resiko Bunuh Diri
Definisi: Keadaan di mana individu memiliki niat dan/atau rencana untuk menghilangkan nyawa sendiri.
Penjelasan:
Anak C menunjukkan tanda-tanda depresi yang signifikan, seperti selalu menangis, tidak mau keluar kamar, menolak bertemu orang lain, dan menyatakan keinginan untuk mati. Hal ini menempatkannya pada risiko tinggi untuk melakukan tindakan bunuh diri. Diagnosa keperawatan ini perlu segera ditangani untuk mencegah terjadinya upaya bunuh diri.
2. Diagnosa Keperawatan:
Kode: 00124
Judul: Disfungsi Seksual
Definisi: Perubahan dalam fungsi seksual yang dianggap tidak memuaskan, tidak sesuai, atau tidak diharapkan oleh individu.
Penjelasan:
Anak C mengalami trauma akibat peristiwa perkosaan yang dialaminya. Hal ini dapat menyebabkan disfungsi seksual, seperti ketakutan, kecemasan, atau penolakan terhadap aktivitas seksual di masa depan. Diagnosa ini perlu dipertimbangkan untuk membantu Anak C memulihkan kesehatan seksualnya.
3. Diagnosa Keperawatan:
Kode: 00146
Judul: Kecemasan
Definisi: Respon emosional dan fisiologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
Penjelasan:
Anak C menunjukkan gejala kecemasan yang ditandai dengan selalu menangis, tidak mau keluar kamar, dan menolak bertemu dengan orang lain. Diagnosa ini perlu ditangani untuk membantu Anak C mengatasi kecemasan dan memulihkan kondisi psikologisnya.
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), diagnosa keperawatan aktual yang dapat ditetapkan untuk Anak C adalah Risiko Bunuh Diri, Disfungsi Seksual, dan Kecemasan. -
Article No. 17961 | 28 May 2025
Klinis : Seorang laki-laki usia 16 tahun diantar ke UGD dengan diare disertai muntah-muntah. Hasil pemeriksaan didapat akral teraba dingin, turgor kulit kurang elastis, mukosa membran mulut kering, frekuensi denyut nadi 120x/menit, teraba lemah, tekanan darah 90/60 mmHg. Pasien menunjukkan mengalami hypovolemia yang disebabkan oleh output masif.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
Hipovolemia
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00027
Definisi: Penurunan volume cairan intravaskular yang menyebabkan penurunan volume darah yang beredar.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00011
Judul: Keseimbangan Cairan
Definisi: Tercapainya dan dipertahankannya volume dan komposisi cairan tubuh yang sesuai.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 01302
Judul: Manajemen Cairan
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengatur dan mempertahankan keseimbangan cairan tubuh.
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami hipovolemia, yaitu penurunan volume cairan intravaskular yang menyebabkan penurunan volume darah yang beredar. Hal ini ditandai dengan akral teraba dingin, turgor kulit kurang elastis, mukosa membran mulut kering, frekuensi denyut nadi tinggi, teraba lemah, dan tekanan darah rendah. Tujuan utama penatalaksanaan keperawatan adalah untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh (SLKI) melalui manajemen cairan (SIKI) yang sesuai, seperti pemberian cairan intravena, monitoring intake dan output, serta pemantauan tanda-tanda vital. -
Article No. 17962 | 28 May 2025
Klinis : Anak C usia 15 tahun adalah korban perkosaan yang dilakukan oleh orang yang tidak dikenal. Anak C selalu menangis, tidak mau keluar kamar dan menolak bertemu dengan semua orang kecuali ibunya. Saat perawat melakukan kunjungan rumah anak C mengatakan hidupnya hancur, tidak berguna, dan ingin mati. Apakah Diagnosa keperawatan aktual pasien tersebut?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi anak C yang merupakan korban perkosaan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan aktual yang sesuai untuk kondisi anak C adalah:
1. Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Kronis
Anak C menunjukkan gejala-gejala harga diri rendah yang kronis, seperti merasa hidupnya hancur, tidak berguna, dan ingin mati. Hal ini merupakan dampak psikologis yang sering dialami oleh korban perkosaan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Harga Diri
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan anak C dapat meningkatkan harga dirinya dan memiliki pandangan positif terhadap dirinya sendiri. Indikator keberhasilan dapat dilihat dari:
a. Anak C mampu mengidentifikasi hal-hal positif dalam dirinya
b. Anak C mampu mengekspresikan perasaan dan pikiran secara terbuka
c. Anak C mampu membuat rencana untuk mencapai tujuan hidup yang bermakna
2. Penurunan Gejala Depresi
Selain peningkatan harga diri, diharapkan asuhan keperawatan dapat menurunkan gejala depresi yang dialami anak C, seperti selalu menangis, tidak mau keluar kamar, dan menginginkan kematian. Indikator keberhasilan dapat dilihat dari:
a. Anak C mampu mengontrol emosi negatif yang muncul
b. Anak C mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
c. Anak C mampu mengekspresikan harapan dan keinginan untuk hidup
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Terapi Kognitif Perilaku (Cognitive Behavioral Therapy/CBT)
Intervensi ini bertujuan untuk membantu anak C mengubah pola pikir negatif menjadi lebih positif dan adaptif. Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan:
a. Identifikasi dan restrukturisasi kognitif negatif
b. Latihan pemecahan masalah
c. Relaksasi dan manajemen stres
2. Terapi Supportif
Intervensi ini bertujuan untuk memberikan dukungan emosional dan psikologis bagi anak C. Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan:
a. Konseling individual
b. Terapi kelompok dengan sesama korban perkosaan
c. Melibatkan keluarga dalam proses penyembuhan
3. Edukasi dan Pengembangan Keterampilan
Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anak C dalam mengelola kondisinya. Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan:
a. Edukasi tentang dampak psikologis perkosaan dan cara mengatasi
b. Pelatihan manajemen stres dan koping adaptif
c. Pengembangan keterampilan sosial dan komunikasi
Keseluruhan intervensi keperawatan ini diharapkan dapat membantu anak C dalam meningkatkan harga diri, menurunkan gejala depresi, dan mencapai kualitas hidup yang lebih baik. -
Article No. 17963 | 28 May 2025
Klinis : pasien datang dengan gatal - gatal
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan gatal-gatal, berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan gatal-gatal adalah "Intoleransi Aktivitas" (SDKI, 2017). Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh perasaan tidak nyaman atau ketidakstabilan fisiologis.
Dalam kasus gatal-gatal, pasien dapat mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari akibat rasa gatal yang mengganggu. Hal ini dapat menyebabkan gangguan dalam melakukan perawatan diri, pekerjaan, dan aktivitas lainnya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Kriteria hasil: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami rasa gatal yang mengganggu.
- Indikator: Pasien dapat melakukan aktivitas perawatan diri, pekerjaan, dan aktivitas lainnya tanpa kendala.
2. Kenyamanan Meningkat
- Kriteria hasil: Pasien merasa nyaman dan bebas dari rasa gatal.
- Indikator: Pasien menunjukkan ekspresi wajah dan perilaku yang rileks, serta dapat beristirahat dengan nyaman.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Gatal
- Tujuan: Mengurangi rasa gatal yang dialami pasien.
- Aktivitas:
- Identifikasi penyebab dan faktor-faktor yang memicu gatal.
- Berikan obat-obatan topikal atau sistemik sesuai dengan resep dokter.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi rasa gatal.
- Anjurkan pasien untuk menghindari bahan-bahan yang dapat memicu gatal.
- Ajarkan pasien untuk merawat kulit dengan lembut dan menggunakan pelembab.
2. Manajemen Aktivitas
- Tujuan: Membantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Aktivitas:
- Identifikasi kemampuan dan keterbatasan pasien dalam melakukan aktivitas.
- Berikan bantuan atau alat bantu sesuai kebutuhan pasien.
- Ajarkan teknik-teknik untuk melakukan aktivitas dengan nyaman.
- Dorong pasien untuk melakukan aktivitas secara bertahap sesuai dengan toleransinya.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (fisioterapis, okupasi terapis) untuk rehabilitasi, jika diperlukan.
3. Manajemen Kenyamanan
- Tujuan: Meningkatkan kenyamanan pasien.
- Aktivitas:
- Identifikasi sumber rasa tidak nyaman yang dirasakan pasien.
- Berikan intervensi untuk mengurangi rasa gatal, seperti penggunaan obat-obatan topikal atau sistemik.
- Ajarkan teknik relaksasi, distraksi, dan manajemen stres untuk meningkatkan kenyamanan.
- Ciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung pemulihan pasien.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (psikolog, ahli nutrisi) jika diperlukan.
Melalui diagnosa keperawatan yang tepat, luaran yang jelas, dan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dengan keluhan gatal-gatal dapat memperoleh perawatan yang efektif dan mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 17964 | 28 May 2025
Klinis : kaki kiri yang terdapat luka membuat tn. S terbatas aktivitasnya, dan saat melakukan aktivitas membutuhkan bantuan keluarga sehingga tn. S merasa sering merepotkan keluarganya dan tidak bisa lagi ke ladang untuk bekerja.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, diagnosis dan tindakan medis yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L97.2
- Deskripsi: Ulkus lain pada anggota badan bawah, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 97.02
- Deskripsi: Debridemen luka ulkus atau jaringan nekrosis, anggota badan bawah
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 L97.2 menggambarkan kondisi Tn. S, yaitu adanya luka pada kaki kiri yang membuatnya terbatas dalam beraktivitas dan membutuhkan bantuan keluarga. Kode ini menunjukkan ulkus lain pada anggota badan bawah, yang tidak diklasifikasikan di tempat lain.
2. Kode ICD-9-CM Procedure 97.02 menunjukkan bahwa Tn. S mungkin memerlukan tindakan debridemen luka ulkus atau jaringan nekrosis pada anggota badan bawah. Debridemen merupakan prosedur pembersihan dan penyingkiran jaringan mati atau nekrotik dari luka, untuk memfasilitasi penyembuhan.
Berdasarkan kondisi Tn. S yang terbatas dalam beraktivitas dan membutuhkan bantuan keluarga, serta tidak dapat lagi bekerja di ladang, tindakan medis yang tepat adalah melakukan perawatan luka yang komprehensif, termasuk debridemen luka jika diperlukan, serta pemberian bantuan dan dukungan yang sesuai untuk meningkatkan kemandirian Tn. S dalam beraktivitas sehari-hari. -
Article No. 17965 | 28 May 2025
Klinis : kaki kiri yang terdapat luka membuat tn. S terbatas aktivitasnya, dan saat melakukan aktivitas membutuhkan bantuan keluarga sehingga tn. S merasa sering merepotkan keluarganya dan tidak bisa lagi ke ladang untuk bekerja.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Keterbatasan Mobilitas Fisik (SDKI: Kode D.0101)
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disengaja dan terkontrol dari satu atau lebih ekstremitas.
2. Beban Perawatan Keluarga (SDKI: Kode D.0112)
Definisi: Persepsi kesulitan dalam memenuhi tanggung jawab perawatan terhadap anggota keluarga.
3. Gangguan Aktivitas Produktif (SDKI: Kode D.0117)
Definisi: Penurunan atau tidak adanya kemampuan untuk terlibat dalam aktivitas yang menghasilkan manfaat atau keuntungan.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk menentukan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Kode-kode tersebut digunakan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan diagnosa keperawatan yang ditemukan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang ditetapkan untuk menentukan hasil akhir yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang dilakukan. SLKI memberikan panduan dalam mengevaluasi efektivitas intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang ditetapkan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan. SIKI memberikan panduan dalam merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan.
Dalam kasus Tn. S, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Keterbatasan Mobilitas Fisik, Beban Perawatan Keluarga, dan Gangguan Aktivitas Produktif. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup peningkatan mobilitas, dukungan bagi keluarga, dan rehabilitasi untuk membantu Tn. S kembali melakukan aktivitas produktif. -
Article No. 17966 | 28 May 2025
Klinis : kaki kiri yang terdapat luka membuat tn. S terbatas aktivitasnya, dan saat melakukan aktivitas membutuhkan bantuan keluarga sehingga tn. S merasa sering merepotkan keluarganya dan tidak bisa lagi ke ladang untuk bekerja.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Mobilitas Fisik Terganggu
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disengaja dan mandiri di lingkungan.
Karakteristik Mayor: Keterbatasan dalam aktivitas sehari-hari, Keterbatasan dalam berpindah tempat.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Mobilitas
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri.
- Klien dapat berpindah tempat dengan aman dan mandiri.
- Klien dapat kembali bekerja di ladang tanpa bantuan orang lain.
2. Peran
- Klien dapat melakukan peran sebagai anggota keluarga dengan baik.
- Klien tidak lagi merasa menjadi beban bagi keluarganya.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Manajemen Aktivitas
- Lakukan pengkajian menyeluruh mengenai kemampuan klien dalam aktivitas sehari-hari.
- Kolaborasikan dengan tim kesehatan lain (fisioterapis, okupasi terapis) untuk menyusun rencana peningkatan mobilitas.
- Ajarkan teknik-teknik pergerakan yang aman dan efektif untuk membantu klien dalam melakukan aktivitas.
- Berikan motivasi dan dukungan kepada klien untuk melakukan aktivitas secara mandiri.
2. Manajemen Peran
- Kaji peran dan tanggung jawab klien dalam keluarga.
- Berikan edukasi kepada keluarga mengenai kondisi klien dan kemampuannya saat ini.
- Kolaborasikan dengan keluarga untuk menyusun rencana dukungan yang sesuai dengan kondisi klien.
- Dorong klien untuk terlibat dalam aktivitas keluarga sesuai dengan kemampuannya.
- Bantu klien dalam menyesuaikan perannya di dalam keluarga.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Mobilitas Fisik Terganggu" dipilih karena klien mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan berpindah tempat akibat luka di kaki kirinya. Luaran/output yang diharapkan adalah klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan berpindah tempat secara mandiri, serta dapat kembali menjalankan perannya dalam keluarga tanpa merasa menjadi beban.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen aktivitas untuk membantu klien meningkatkan mobilitas dan kemandirian, serta manajemen peran untuk membantu klien menyesuaikan perannya dalam keluarga. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dan melibatkan keluarga sangat penting dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan. -
Article No. 17967 | 28 May 2025
Klinis : kaki kiri yang terdapat luka membuat tn. S terbatas aktivitasnya, dan saat melakukan aktivitas membutuhkan bantuan keluarga sehingga tn. S merasa sering merepotkan keluarganya dan tidak bisa lagi ke ladang untuk bekerja. kaki kiri nya juga terasa nyeri , skala 7 - 8
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik atau persepsi terhadap keterbatasan.
2. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas (00092)
- Kode: 00092
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik atau persepsi terhadap keterbatasan.
2. Nyeri Akut (00132)
- Kode: 00132
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Toleransi Aktivitas (1616)
- Kode: 1616
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik tanpa timbulnya gejala yang tidak diinginkan.
2. Kontrol Nyeri (1605)
- Kode: 1605
- Definisi: Tingkat kenyamanan yang dirasakan saat rasa nyeri dapat dikendalikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Aktivitas (0200)
- Kode: 0200
- Definisi: Pengaturan, pemantauan, dan fasilitasi aktivitas fisik dan mental seseorang.
2. Manajemen Nyeri (1400)
- Kode: 1400
- Definisi: Pengurangan rasa sakit hingga ke tingkat kenyamanan yang dapat diterima.
Kesimpulan, berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, Tn. S mengalami Intoleransi Aktivitas dan Nyeri Akut. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Aktivitas dan Manajemen Nyeri untuk membantu Tn. S dalam memulihkan kondisinya. -
Article No. 17968 | 28 May 2025
Klinis : kaki kiri yang terdapat luka membuat tn. S terbatas aktivitasnya, dan saat melakukan aktivitas membutuhkan bantuan keluarga sehingga tn. S merasa sering merepotkan keluarganya dan tidak bisa lagi ke ladang untuk bekerja. kaki kiri nya juga terasa nyeri , skala 7 - 8
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang komprehensif berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Mobilitas Fisik Terganggu" (Impaired Physical Mobility). Tn. S mengalami keterbatasan dalam aktivitas akibat luka di kaki kirinya, serta membutuhkan bantuan keluarga dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Selain itu, adanya rasa nyeri di kaki kiri yang dirasakan dengan skala 7-8 juga dapat menyebabkan gangguan mobilitas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Mobilitas Fisik: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri tanpa bantuan keluarga.
2. Kontrol Nyeri: Pasien dapat melaporkan penurunan skala nyeri di kaki kiri menjadi 3-4.
3. Fungsi Aktivitas: Pasien dapat kembali beraktivitas di ladang tanpa adanya keterbatasan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Aktivitas
- Kaji tingkat ketergantungan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Berikan latihan aktivitas secara bertahap untuk meningkatkan kemandirian pasien.
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan dan bantuan kepada pasien.
- Ajarkan pasien teknik menghemat energi saat melakukan aktivitas.
2. Manajemen Nyeri
- Kaji intensitas, lokasi, karakteristik, dan faktor yang memengaruhi nyeri pada kaki kiri pasien.
- Berikan intervensi farmakologis sesuai resep dokter untuk mengatasi nyeri.
- Ajarkan pasien teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti kompres dingin, relaksasi, dan distraksi.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (fisioterapis, ahli gizi) untuk mendukung penanganan nyeri.
3. Peningkatan Mobilitas
- Kaji kemampuan dan keterbatasan pasien dalam beraktivitas, khususnya terkait dengan kondisi luka di kaki kiri.
- Berikan latihan fisik yang sesuai, seperti latihan rentang gerak, latihan kekuatan, dan latihan berjalan.
- Ajarkan pasien penggunaan alat bantu mobilitas yang sesuai, seperti kruk atau tongkat.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya mempertahankan mobilitas.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan Tn. S dapat mencapai tujuan luaran yang diharapkan, yaitu peningkatan mobilitas fisik, kontrol nyeri, dan kemampuan beraktivitas di ladang secara mandiri. Evaluasi berkala perlu dilakukan untuk memantau kemajuan dan melakukan penyesuaian intervensi jika diperlukan.