Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 17939 | 28 May 2025
Klinis : Ny. S mengalami keguguran anak keduanya pada Oktober 2023, pada usia kandungan 8 bulan (32 minggu). Ny. S tampak sedih, merasa bersalah, mengalami kecemasan berlebihan, menjadi lebih pendiam. Ny. S mengatakan bahwa tidak lagi tertarik untuk melakukan aktivitas sehari-hari setelah kejadian tersebut. Selain itu, pasien juga mengatakan sering terbangun di malam hari karena mimpi buruk, menangis tanpa alasan yang jelas, dan mudah tersinggung. Keluarga Ny. S mengatakan bahwa Ny. S seringkali terlihat sendirian di kamarnya, nafsu makan menurun, dan menolak berbicara tentang bayinya.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum. Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi Ny. S.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Berduka Disfungsional: Respon maladaptif terhadap kehilangan yang ditandai dengan kesedihan yang tidak proporsional, gangguan fungsi, dan kesulitan beradaptasi.
Tanda dan gejala yang muncul pada Ny. S antara lain: tampak sedih, merasa bersalah, mengalami kecemasan berlebihan, menjadi lebih pendiam, tidak tertarik untuk melakukan aktivitas sehari-hari, sering terbangun di malam hari karena mimpi buruk, menangis tanpa alasan yang jelas, dan mudah tersinggung.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Berduka Disfungsional: Tujuan yang diharapkan adalah Ny. S dapat beradaptasi dengan kehilangan secara efektif, ditandai dengan:
a. Ekspresi perasaan duka yang proporsional
b. Partisipasi dalam aktivitas sehari-hari
c. Istirahat dan tidur yang adekuat
d. Pengendalian emosi yang memadai
e. Komunikasi terbuka dengan keluarga
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Asuhan Keperawatan Berduka Disfungsional:
a. Kaji tingkat kesedihan dan proses berduka Ny. S
b. Berikan dukungan emosional dan empati
c. Bantu Ny. S mengekspresikan perasaan secara positif
d. Kolaborasi dengan keluarga untuk memberikan dukungan
e. Ajarkan teknik manajemen stres dan relaksasi
f. Tinjau ulang kemajuan proses berduka Ny. S secara berkala
g. Berikan edukasi tentang proses berduka dan cara mengatasinya
h. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (psikolog, konselor) jika diperlukan
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Berduka Disfungsional" dipilih karena Ny. S menunjukkan respons maladaptif terhadap kehilangan bayinya, ditandai dengan kesedihan yang tidak proporsional, gangguan fungsi, dan kesulitan beradaptasi. Luaran/output yang diharapkan adalah Ny. S dapat beradaptasi dengan kehilangan secara efektif, dengan tujuan mengatasi gejala berduka disfungsional yang dialaminya. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pengkajian, dukungan emosional, manajemen stres, edukasi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk membantu Ny. S dalam proses berdukanya.
Semoga penjelasan ini dapat membantu. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 17940 | 28 May 2025
Klinis : Ny. S mengalami keguguran anak keduanya pada Oktober 2023, pada usia kandungan 8 bulan (32 minggu). Ny. S tampak sedih, merasa bersalah, mengalami kecemasan berlebihan, menjadi lebih pendiam. Ny. S mengatakan bahwa tidak lagi tertarik untuk melakukan aktivitas sehari-hari setelah kejadian tersebut. Selain itu, pasien juga mengatakan sering terbangun di malam hari karena mimpi buruk, menangis tanpa alasan yang jelas, dan mudah tersinggung. Keluarga Ny. S mengatakan bahwa Ny. S seringkali terlihat sendirian di kamarnya, nafsu makan menurun, dan menolak berbicara tentang bayinya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI – SLKI – SIKI**
*(Berdasarkan Standar PPNI untuk Kasus Ny. S Post-Keguguran)*
---
### **1. Diagnosa Keperawatan**
**Kode SDKI: D.0019**
**Gangguan Proses Berduka** *(Grieving Process Disturbance)*
**Definisi**: Kondisi ketika individu mengalami respons emosional, fisik, atau spiritual yang tidak adaptif terhadap kehilangan signifikan (dalam hal ini, kehilangan janin).
**Data Pendukung**:
- Ekspresi sedih, rasa bersalah, dan menarik diri (isolasi sosial).
- Penurunan minat terhadap aktivitas sehari-hari (anhedonia).
- Gangguan tidur (mimpi buruk, insomnia) dan perubahan pola makan.
- Penolakan untuk membicarakan kejadian traumatik (avoidance behavior).
---
### **2. Kriteria Luaran (SLKI)**
**Kode SLKI: L.14016**
**Koping Berduka Membaik** *(Improved Grieving Coping)*
**Indikator**:
- Mengekspresikan perasaan terkait kehilangan secara verbal/non-verbal.
- Kembali melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap.
- Pola tidur dan nafsu makan mendekati normal.
- Menerima dukungan sosial dari keluarga/teman.
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode SIKI: I.14068**
**Manajemen Berduka** *(Grief Management)*
**Tindakan**:
- **Terapi Komunikasi Terapeutik**: Membantu pasien mengekspresikan emosi secara konstruktif.
- **Pendidikan Kesehatan**: Memberikan penjelasan tentang proses berduka normal vs. patologis.
- **Dukungan Spiritual**: Kolaborasi dengan konselor/rohaniawan sesuai keyakinan pasien.
- **Keterlibatan Keluarga**: Edukasi keluarga untuk memberikan pendampingan aktif.
**Kode SIKI: I.09023**
**Dukungan Psikososial** *(Psychosocial Support)*
**Tindakan**:
- Identifikasi sumber stres dan mekanisme koping sebelumnya.
- Anjurkan teknik relaksasi (napas dalam, mindfulness).
- Rujuk ke profesional kesehatan mental jika diperlukan (misal: gejala depresi berat).
---
### **Penjelasan Akademik**
- **SDKI (D.0019)**: Gangguan berduka pada Ny. S termasuk *complicated grief* karena durasi (>6 bulan) dan dampak fungsional (gangguan ADL). Faktor risiko: kehilangan di trimester akhir (32 minggu) meningkatkan trauma.
- **SLKI (L.14016)**: Outcome diukur melalui skala likert (1–5) untuk menilai progres adaptasi.
- **SIKI**: Intervensi berbasis evidence-based practice (EBP) seperti *grief counseling* dan *cognitive behavioral therapy* (CBT) principles.
**Referensi**:
- PPNI. (2019). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)*. Edisi 4.
- PPNI. (2019). *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)*. Edisi 4.
- PPNI. (2019). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*. Edisi 4.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan template institusi terkait)* -
Article No. 17941 | 28 May 2025
Klinis : pasien putus obat, dikucilkan dan diejek-ejek oleh orang lain. pasien masuk rs karena mengamuk dan keluyuran jauh siang. bicara nyambung tidak melantur, mengeluh tidak bisa tidur. pasien rajin melakukan tugas mandiri dan bekerja. pasien bersemangat untuk bisa kerja lagi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah beberapa diagnosis keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosis Keperawatan: Risiko Perilaku Kekerasan
- SDKI: Risiko Perilaku Kekerasan (00149)
- Definisi: Risiko terjadinya perilaku yang dapat menyebabkan cedera fisik pada diri sendiri atau orang lain.
- SLKI: Manajemen Risiko Perilaku Kekerasan (100)
- SIKI: Manajemen Risiko Perilaku Kekerasan (M0120)
2. Diagnosis Keperawatan: Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Gangguan Pola Tidur (00198)
- Definisi: Gangguan kualitas dan kuantitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu.
- SLKI: Manajemen Gangguan Pola Tidur (102)
- SIKI: Manajemen Gangguan Pola Tidur (M0130)
3. Diagnosis Keperawatan: Isolasi Sosial
- SDKI: Isolasi Sosial (00053)
- Definisi: Pengalaman subjektif individu yang merasa terpisah dari orang lain, baik secara fisik maupun emosional.
- SLKI: Manajemen Isolasi Sosial (103)
- SIKI: Manajemen Isolasi Sosial (M0140)
4. Diagnosis Keperawatan: Kepatuhan Pengobatan
- SDKI: Kepatuhan Pengobatan (00300)
- Definisi: Perilaku individu dalam mengikuti rekomendasi pemberi layanan kesehatan.
- SLKI: Manajemen Kepatuhan Pengobatan (105)
- SIKI: Manajemen Kepatuhan Pengobatan (M0150)
5. Diagnosis Keperawatan: Kesiapan Peningkatan Fungsi
- SDKI: Kesiapan Peningkatan Fungsi (00182)
- Definisi: Pola perilaku dan kognisi individu yang menunjukkan kemauan dan kemampuan untuk meningkatkan fungsi secara mandiri.
- SLKI: Fasilitasi Kesiapan Peningkatan Fungsi (109)
- SIKI: Fasilitasi Kesiapan Peningkatan Fungsi (F0120)
Dengan tone akademis, persona pakar, dan nurse, penjelasan singkat di atas memberikan gambaran diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, beserta kode dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI. -
Article No. 17942 | 28 May 2025
Klinis : pasien keluarga dengan hipertensi, lebih memilih pemeriksaan alternatif. mengalami hipertensi sejak lama dan tidak pernah minum obat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang dideskripsikan, yaitu pasien dari keluarga dengan hipertensi, lebih memilih pemeriksaan alternatif, dan mengalami hipertensi sejak lama tanpa minum obat, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
Definisi: Ketidakmampuan individu, keluarga, atau komunitas untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mengelola masalah kesehatan.
Ciri-ciri mayor: Ketidakpatuhan terhadap regimen pengobatan, Kurangnya pengetahuan tentang kondisi kesehatan, Kegagalan untuk mengambil tindakan yang sesuai.
Ciri-ciri minor: Keengganan untuk mencari perawatan kesehatan, Keengganan untuk menerima layanan kesehatan, Kurangnya pemantauan tanda-tanda dan gejala.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perilaku Pemantauan Kesehatan
Definisi: Tindakan individu untuk secara aktif memantau dan merekam status kesehatan sendiri.
Indikator:
a. Memantau secara teratur parameter kesehatan.
b. Melaporkan perubahan dalam status kesehatan.
c. Mencari perawatan kesehatan secara tepat waktu.
d. Patuh terhadap regimen pengobatan.
2. Kontrol Hipertensi
Definisi: Kemampuan individu untuk mempertahankan tekanan darah dalam batas normal.
Indikator:
a. Mempertahankan tekanan darah dalam batas normal.
b. Melakukan perawatan untuk mengendalikan hipertensi.
c. Mengelola faktor risiko hipertensi.
d. Melaporkan gejala yang terkait dengan hipertensi.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Kesehatan
a. Kaji pengetahuan, kepercayaan, dan perilaku terkait kesehatan.
b. Identifikasi faktor yang memengaruhi manajemen kesehatan.
c. Berikan edukasi tentang kondisi kesehatan, pengobatan, dan manfaat pemantauan.
d. Dorong untuk memantau parameter kesehatan secara teratur.
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk meningkatkan kepatuhan.
2. Manajemen Hipertensi
a. Kaji riwayat dan status hipertensi.
b. Ajarkan teknik pemantauan tekanan darah.
c. Berikan edukasi tentang hipertensi, komplikasi, dan pengelolaan.
d. Dorong modifikasi gaya hidup yang sehat (pola makan, aktivitas, manajemen stres).
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pengobatan yang tepat.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan "Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan" dipilih karena pasien memilih pemeriksaan alternatif dan tidak minum obat, menunjukkan kurangnya pemahaman dan pengelolaan yang efektif terhadap kondisi hipertensi yang dideritanya. Luaran yang diharapkan adalah peningkatan perilaku pemantauan kesehatan dan kontrol hipertensi, yang dapat dicapai melalui intervensi manajemen kesehatan dan manajemen hipertensi. Intervensi tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kepercayaan, dan perilaku yang tepat dalam mengelola kondisi hipertensi, sehingga pasien dapat mempertahankan tekanan darah dalam batas normal dan mencegah komplikasi. -
Article No. 17943 | 28 May 2025
Klinis : hipertermia
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan hormat, berdasarkan permintaan Anda, berikut adalah informasi yang saya dapat berikan terkait kondisi hipertermia:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Hipertermia, tidak tergollong di tempat lain
Penjelasan:
- Kode R50.9 dalam Klasifikasi Statistik Internasional Penyakit dan Masalah Kesehatan Terkait (ICD-10) digunakan untuk mengkodekan hipertermia atau demam yang tidak dapat diklasifikasikan di tempat lain.
- Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas suhu normal tubuh, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, dehidrasi, paparan panas yang berlebihan, atau kondisi medis lainnya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk prosedur atau tindakan medis terkait hipertermia. Penanganan hipertermia umumnya melibatkan upaya penurunan suhu tubuh, seperti pemberian cairan, obat penurun demam, atau tindakan pendinginan tubuh, yang akan dikodekan berdasarkan prosedur atau tindakan medis yang dilakukan.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 17944 | 28 May 2025
Klinis : hipertermia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi hipertermia, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia (00007)
Definisi:
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal, yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mengatur suhu.
SDKI:
Kode: 00007
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal, yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mengatur suhu.
SLKI:
Kode: 00007
Definisi: Pasien menunjukkan suhu tubuh dalam rentang normal.
SIKI:
Kode: 00007
Definisi: Tindakan keperawatan untuk mengendalikan suhu tubuh yang meningkat di atas rentang normal.
Penjelasan singkat:
Hipertermia adalah kondisi medis di mana suhu tubuh meningkat di atas rentang normal, biasanya disebabkan oleh gangguan dalam pengaturan suhu tubuh. Diagnosa keperawatan "Hipertermia" mengacu pada kondisi ini, dengan fokus pada pengendalian suhu tubuh yang meningkat.
Dalam SDKI, kode 00007 mewakili diagnosa keperawatan Hipertermia, yang didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal akibat ketidakmampuan tubuh untuk mengatur suhu. SLKI dengan kode 00007 mengarah pada luaran keperawatan yang diharapkan, yaitu pasien menunjukkan suhu tubuh dalam rentang normal. Sedangkan SIKI dengan kode 00007 menyediakan intervensi keperawatan untuk mengendalikan suhu tubuh yang meningkat di atas rentang normal.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah menetapkan standar-standar ini sebagai panduan bagi perawat dalam praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 17945 | 28 May 2025
Klinis : hipertermia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi hipertermia, dengan gaya akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia (00007)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal akibat kegagalan mekanisme termoregulasi.
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Kode: 00007
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal akibat kegagalan mekanisme termoregulasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00012
Luaran: Suhu tubuh normal
Definisi: Kemampuan tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 00007
Intervensi: Manajemen Hipertermia
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat di atas kisaran normal.
Dalam praktik keperawatan, diagnosa keperawatan hipertermia dapat digunakan untuk mengidentifikasi, merencanakan, dan mengevaluasi intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi peningkatan suhu tubuh di atas normal. Melalui penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas tinggi dalam menangani pasien dengan hipertermia. -
Article No. 17946 | 28 May 2025
Klinis : Bersihan jalan napas tidak efektif b.d proses infeksi d.d dispnea
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan dispnea" dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
Definisi SDKI:
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Definisi SLKI:
Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dengan efektif.
Definisi SIKI:
1. Identifikasi penyebab gangguan bersihan jalan napas
2. Auskultasi bunyi pernapasan
3. Pantau frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan
4. Posisikan pasien untuk memfasilitasi ventilasi
5. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
6. Lakukan tindakan pembersihan jalan napas (suction, postural drainage, dll)
7. Kolaborasi pemberian terapi bronkodilator/mukolitik jika diperlukan
Kode SDKI: 00031
Kode SLKI: Bersihan Jalan Napas Efektif
Kode SIKI: 0415
Jadi, berdasarkan kondisi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" dengan intervensi keperawatan yang berfokus pada upaya membersihkan dan mempertahankan jalan napas yang terbuka secara efektif. -
Article No. 17947 | 28 May 2025
Klinis : Bersihan jalan napas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
Definisi:
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00031
Domain: Fungsi Tubuh
Kelas: Kardiovaskular/Pulmonal
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 0410
Judul: Bersihan Jalan Napas
Definisi: Tingkat kemampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 3320
Judul: Manajemen Jalan Napas
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memulihkan jalan napas yang terbuka.
Secara akademis, sebagai seorang pakar/perawat, diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" menjelaskan ketidakmampuan pasien untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas, sehingga jalan napas tidak terbuka dengan baik. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti adanya obstruksi jalan napas, kelelahan otot pernapasan, atau ketidakmampuan batuk efektif. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, yang meliputi tindakan-tindakan untuk mempertahankan atau memulihkan jalan napas yang terbuka, seperti pengisapan lendir, pemberian oksigen, dan latihan batuk efektif. -
Article No. 17948 | 28 May 2025
Klinis : Bersihan jalan napas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi "Bersihan jalan napas tidak efektif" berdasarkan Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00031
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 0301
Judul: Bersihan Jalan Napas
Definisi: Status saluran pernapasan yang bersih dan terbuka untuk memfasilitasi pertukaran gas yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 30104
Judul: Manajemen Jalan Napas
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki bersihan jalan napas.
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" menggambarkan ketidakmampuan pasien untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas, sehingga mengakibatkan jalan napas tidak bersih. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) menyediakan definisi yang lebih rinci tentang diagnosa ini.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menetapkan luaran yang diharapkan, yaitu "Bersihan Jalan Napas", yang didefinisikan sebagai status saluran pernapasan yang bersih dan terbuka untuk memfasilitasi pertukaran gas yang efektif.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyediakan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, yaitu "Manajemen Jalan Napas", yang didefinisikan sebagai tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki bersihan jalan napas.