Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1023 | 01 Oct 2024
Klinis : Koordinator perawatan Perkesmas dari Puskesmas Mlati meminta kepada Kelompok perawat komunitas dari UGM melakukan survey mawas diri di Dusun Sendari karena adanya 10 ibu hamil yang rentang usianya 20-40 tahun. Belum diketahui kadar Hbnya dan semuanya telah kontrol secara rutin baik di puskesmas atau dokter swasta. Usia kehamilannya bermacam-macam. Tidak semua mau konsumsi asam folat yang diberikan petugas Kesehatan dengan alasan mau muntah dan tidak enak. Aktifitas bumil yang dilakukan seperti sebelum hamil jadi tidak ada perbedaan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI berstandar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Defisiensi Zat Besi Terkait Kurangnya Kepatuhan Konsumsi Asam Folat pada Ibu Hamil
Penjelasan:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan rentan atau berisiko mengalami penurunan kadar zat besi dalam darah akibat ketidakpatuhan mengonsumsi asam folat selama kehamilan.
- Faktor Risiko: Ketidakpatuhan mengonsumsi asam folat, mual dan muntah selama kehamilan.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Kadar Hb normal, tidak ada gejala anemia, dan patuh mengonsumsi asam folat.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Edukasi pentingnya konsumsi asam folat, manajemen mual muntah, pemantauan kadar Hb, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait.
2. Risiko Gangguan Aktivitas Fisik Terkait Kurangnya Penyesuaian Aktivitas pada Kehamilan
Penjelasan:
a. SDKI:
- Definisi: Keadaan rentan atau berisiko mengalami penurunan kemampuan melakukan aktivitas fisik sehari-hari akibat kurangnya penyesuaian aktivitas selama kehamilan.
- Faktor Risiko: Tidak ada perbedaan aktivitas sebelum dan selama kehamilan.
b. SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Ibu hamil dapat melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kondisi kehamilannya.
c. SIKI:
- Intervensi: Edukasi mengenai perubahan aktivitas selama kehamilan, penyusunan rencana aktivitas yang sesuai, dan pemantauan kemampuan aktivitas ibu hamil.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi asam folat serta penyesuaian aktivitas fisik selama kehamilan, sehingga dapat mencegah risiko defisiensi zat besi dan gangguan aktivitas fisik. -
Article No. 893 | 30 Sep 2024
Klinis : Terdapat edema pada eksterimas kaki pasien
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Untuk kondisi pasien dengan edema pada ekstremitas kaki, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang dapat dipertimbangkan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan keseimbangan cairan (NANDA-I)
- Definisi: Ketidakmampuan mempertahankan jumlah dan komposisi cairan tubuh yang tepat.
- Karakteristik definisi: Edema, penurunan berat badan.
2. Penurunan perfusi jaringan perifer (NANDA-I)
- Definisi: Pengurangan aliran darah ke jaringan perifer yang dapat mengancam kesehatan.
- Karakteristik definisi: Edema pada ekstremitas, perubahan warna kulit, suhu kulit yang dingin.
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
1. Edema (SDKI)
- Definisi: Akumulasi cairan dalam jaringan yang menyebabkan pembengkakan.
- Faktor yang berhubungan: Gangguan sistem kardiovaskular, gangguan sistem limfatik, gangguan metabolik.
- Karakteristik definisi: Pembengkakan pada ekstremitas, pitting edema, perubahan warna kulit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Cairan (SLKI)
- Definisi: Kemampuan mempertahankan jumlah dan komposisi cairan tubuh yang tepat.
- Kriteria hasil: Tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada edema, berat badan stabil.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Edema (SIKI)
- Definisi: Tindakan untuk mengurangi akumulasi cairan yang menyebabkan pembengkakan pada jaringan.
- Tindakan keperawatan: Memposisikan ekstremitas di atas jantah, kompres dingin, pemberian diuretik, monitoring intake dan output cairan, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul adalah Gangguan Keseimbangan Cairan dan Penurunan Perfusi Jaringan Perifer, yang disebabkan oleh adanya edema pada ekstremitas kaki pasien. SDKI, SLKI, dan SIKI dapat digunakan sebagai panduan untuk melakukan pengkajian, penetapan luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi kondisi edema pada ekstremitas kaki pasien. -
Article No. 894 | 30 Sep 2024
Klinis : diabetes melitus tipe 2
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: E11
- Deskripsi: Diabetes melitus tipe 2
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 250.00
- Deskripsi: Diabetes melitus tipe 2 tanpa komplikasi, tidak dinyatakan sebagai tidak terkendali
Penjelasan:
- Kode ICD-10 E11 digunakan untuk diagnosis diabetes melitus tipe 2. Diabetes melitus tipe 2 adalah jenis diabetes yang paling umum, ditandai dengan resistensi insulin dan/atau defisiensi insulin relatif.
- Kode ICD-9-CM 250.00 digunakan untuk prosedur atau tindakan medis terkait dengan diabetes melitus tipe 2 tanpa komplikasi dan tidak dinyatakan sebagai tidak terkendali. -
Article No. 895 | 30 Sep 2024
Klinis : diabetes melitus tipe 2
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi diabetes melitus tipe 2:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Berhubungan dengan peningkatan kebutuhan nutrisi akibat diabetes melitus tipe 2.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Definisi: Keadaan di mana individu mengalami asupan zat gizi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor yang Berhubungan: Peningkatan kebutuhan metabolik, penurunan asupan nutrisi.
- Karakteristik: Penurunan berat badan, riwayat peningkatan gula darah, penurunan kadar albumin, penurunan tekanan darah.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran yang diharapkan: Keseimbangan Nutrisi, Berat Badan Membaik, Kadar Gula Darah Terkontrol.
- Indikator: Pasien dapat mempertahankan berat badan, pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi, kadar gula darah pasien dalam batas normal.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi: Manajemen Diabetes Melitus, Edukasi Gizi, Monitoring Kadar Gula Darah.
- Aktivitas: Mengkaji riwayat penyakit dan pola makan, menetapkan intervensi nutrisi, mengajarkan perawatan kaki, memonitor kadar gula darah.
Penjelasan singkat:
Pada pasien dengan diabetes melitus tipe 2, diagnosa keperawatan yang sering muncul adalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kebutuhan nutrisi akibat gangguan metabolisme glukosa. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen diabetes melitus, edukasi gizi, dan monitoring kadar gula darah untuk membantu pasien mencapai keseimbangan nutrisi, berat badan yang membaik, dan kadar gula darah yang terkontrol. -
Article No. 896 | 30 Sep 2024
Klinis : Seorang anak, berusia 4 tahun, BB= 12 kg dan TB= 101 cm. Suhu 37°C. Kesadaran kompos mentis. Pasien batuk. RR 38 x/menit. Ibu mengatakan anaknya sakit pada telinga kanan. Saat ini kunjungan pertama.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai, beserta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
- SLKI: Intervensi yang bertujuan untuk menjaga dan mempertahankan jalan napas agar tetap efektif.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi pembersihan jalan napas dan mempertahankan fungsi pernafasan yang adekuat.
2. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Intervensi yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan pasien.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mengenali, mengkaji, dan mengelola nyeri yang dialami pasien.
3. Resiko Infeksi
- SDKI: Peningkatan risiko terkena organisme patogen.
- SLKI: Intervensi yang bertujuan untuk mencegah atau mengurangi risiko infeksi pada pasien.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor risiko infeksi.
Penjelasan singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan menetapkan diagnosis keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menetapkan hasil atau luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, Nyeri Akut, dan Resiko Infeksi. Masing-masing diagnosis memiliki penjelasan dan keterkaitan dengan SDKI, SLKI, dan SIKI yang telah diuraikan di atas. -
Article No. 897 | 30 Sep 2024
Klinis : Seorang anak, berusia 4 tahun, BB= 12 kg dan TB= 101 cm. Suhu 37°C. Kesadaran kompos mentis. Pasien batuk. RR 38 x/menit. Ibu mengatakan anaknya sakit pada telinga kanan. Saat ini kunjungan pertama.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: H65.9
- Deskripsi: Otitis media akut, tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 69.09
- Deskripsi: Parasentesis membran timpani
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 H65.9 (Otitis media akut, tidak spesifik):
- Pasien berusia 4 tahun dengan keluhan utama sakit pada telinga kanan, yang merupakan gejala khas dari otitis media akut.
- Otitis media akut adalah infeksi akut pada telinga tengah, yang dapat disebabkan oleh berbagai patogen seperti bakteri atau virus.
- Kode H65.9 digunakan karena tidak ada informasi spesifik mengenai penyebab otitis media pada pasien ini.
2. Kode ICD-9-CM 69.09 (Parasentesis membran timpani):
- Jika pada pemeriksaan telinga ditemukan adanya cairan di telinga tengah, tindakan yang mungkin dilakukan adalah parasentesis membran timpani.
- Parasentesis adalah prosedur pembedahan untuk membuat lubang kecil pada membran timpani (gendang telinga) untuk mengeluarkan cairan atau mengambil sampel untuk pemeriksaan.
- Kode 69.09 mencakup semua jenis parasentesis membran timpani, baik untuk diagnosis maupun untuk terapi.
Berdasarkan informasi yang diberikan, kode ICD-10 yang sesuai adalah H65.9 (Otitis media akut, tidak spesifik), dan kode ICD-9-CM yang mungkin digunakan adalah 69.09 (Parasentesis membran timpani) jika tindakan tersebut dilakukan. -
Article No. 898 | 30 Sep 2024
Klinis : Pasien mengataakan lemas Pasien mengatakan ia selalu muntah” Pasien mengatakan ia diare dengan 3 kali ampas cair dalam sehari Pasien mengtakan untuk sifatnya hilang timbul Pasien mengatakan memiliki riwayat hipertensi Pasien mengatakan tidak mengandung darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai, beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakseimbangan antara asupan dan eliminasi cairan dan/atau elektrolit.
- Faktor yang berhubungan: Muntah, diare.
- Karakteristik Mayor: Lemah, perubahan hemodinamik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Cairan dan elektrolit seimbang.
- Indikator: Tanda-tanda vital stabil, status hidrasi membaik, elektrolit dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan input/output cairan, pemberian cairan dan elektrolit, manajemen diare.
2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
SDKI:
- Definisi: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan.
- Faktor yang berhubungan: Kelemahan umum.
- Karakteristik Mayor: Kelelahan, peningkatan respons fisiologis terhadap aktivitas.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Peningkatan toleransi aktivitas.
- Indikator: Tingkat aktivitas meningkat, kelelahan berkurang.
SIKI:
- Intervensi: Manajemen kelelahan, pengaturan aktivitas, manajemen energi.
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Hipertensi
SDKI:
- Definisi: Berisiko mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal.
- Faktor Risiko: Riwayat hipertensi.
- Karakteristik Risiko: Peningkatan tekanan darah.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Tekanan darah terkontrol.
- Indikator: Tekanan darah dalam batas normal.
SIKI:
- Intervensi: Pemantauan tanda-tanda vital, manajemen hipertensi, edukasi gaya hidup sehat.
Penjelasan singkat:
- SDKI: Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, yang berisi definisi, faktor yang berhubungan, dan karakteristik mayor dari diagnosa keperawatan.
- SLKI: Standar Luaran Keperawatan Indonesia, yang berisi luaran yang diharapkan dan indikator-indikatornya.
- SIKI: Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, yang berisi intervensi-intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 899 | 30 Sep 2024
Klinis : keluhan utama GEA Pasien mengataakan lemas Pasien mengatakan ia selalu muntah” Pasien mengatakan ia diare dengan 3 kali ampas cair dalam sehari Pasien mengtakan untuk sifatnya hilang timbul Pasien mengatakan memiliki riwayat hipertensi Pasien mengatakan tidak mengandung darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan utama yang disampaikan pasien, yakni GEA (Gastroenteritis Akut), maka diagnosa keperawatan yang dapat diterapkan adalah:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Defisiensi volume cairan berhubungan dengan diare dan muntah, ditandai dengan pasien mengatakan lemas, selalu muntah, dan diare 3 kali per hari dengan ampas cair.
2. Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
a. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Defisiensi volume cairan: Pengurangan cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intrasellular.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keseimbangan Cairan
- Hidrasi
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan cairan
- Terapi cairan
- Manajemen diare
- Manajemen muntah
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Defisiensi volume cairan" dipilih karena pasien mengalami gejala-gejala seperti lemas, selalu muntah, dan diare 3 kali per hari dengan ampas cair, yang menunjukkan adanya pengurangan cairan dalam tubuh. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan cairan, terapi cairan, manajemen diare, dan manajemen muntah untuk mengatasi defisiensi volume cairan pada pasien. -
Article No. 900 | 30 Sep 2024
Klinis : keluhan utama GEA Pasien mengataakan lemas Pasien mengatakan ia selalu muntah” Pasien mengatakan ia diare dengan 3 kali ampas cair dalam sehari Pasien mengtakan untuk sifatnya hilang timbul Pasien mengatakan memiliki riwayat hipertensi Pasien mengatakan tidak mengandung darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang disampaikan, yaitu keluhan utama GEA (Gastroenteritis Akut) dengan keluhan lemas, muntah, diare hingga 3 kali per hari dengan konsistensi cair, dan bersifat hilang timbul, serta riwayat hipertensi, dapat dirumuskan diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare dan muntah.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Keadaan di mana seseorang mengalami perubahan volume, komposisi, atau keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam-basa yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang ditujukan untuk memantau, mempertahankan, dan memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Pantau tanda-tanda vital, intake dan output cairan
- Berikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
- Observasi dan kontrol gejala GEA (muntah, diare)
- Edukasi pasien dan keluarga terkait manajemen GEA
Tujuan akhir adalah untuk mencapai keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat sehingga dapat mempercepat pemulihan kondisi pasien. -
Article No. 901 | 30 Sep 2024
Klinis : nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah contoh Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi nyeri:
Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah-istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pasien melaporkan nyeri terkontrol
- Pasien menunjukkan perilaku yang sesuai dengan pengurangan nyeri
- Pasien menunjukkan fungsi yang membaik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri
- Kolaborasi pemberian analgesik
- Terapi modalitas nyeri (seperti kompres hangat/dingin, massage, dll)
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai nyeri dan pengelolaannya
Penjelasan Singkat:
- Diagnosa Keperawatan "Nyeri Akut" mengidentifikasi adanya pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- SDKI menjelaskan definisi dan karakteristik dari diagnosa tersebut.
- SLKI menetapkan luaran atau hasil yang diharapkan, seperti pasien melaporkan nyeri terkontrol, menunjukkan perilaku sesuai pengurangan nyeri, dan memperlihatkan peningkatan fungsi.
- SIKI memberikan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, seperti manajemen nyeri, kolaborasi pemberian analgesik, terapi modalitas nyeri, serta edukasi pasien dan keluarga.
Tujuan utamanya adalah membantu pasien mencapai kontrol nyeri yang optimal, mengurangi dampak negatif nyeri, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.