Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18036 | 29 May 2025
Klinis : Seorang pasien datang ke IGD dengan keluhan sesak napas tiba-tiba, nyeri dada sebelah kiri yang tajam, dan suara napas menurun di sisi kiri. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 90/60 mmHg, frekuensi napas 32x/menit, dan saturasi oksigen 88%. Hasil foto toraks menunjukkan adanya pneumotoraks.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI untuk Pasien dengan Pneumotoraks**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Pertukaran Gas (SDKI: 00030)**
**Penjelasan Singkat:**
1. **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) – Kode 00030: Gangguan Pertukaran Gas**
- **Definisi:** Ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan pertukaran oksigen dan karbon dioksida secara adekuat pada tingkat alveolus-kapiler.
- **Faktor yang Berhubungan:**
- Penurunan luas permukaan paru akibat pneumotoraks.
- Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi.
- Hipoksemia (Saturasi O? 88%).
2. **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) – Kode 1401: Perbaikan Pertukaran Gas**
- **Kriteria Luaran:**
- Saturasi oksigen dalam rentang normal (?95%).
- Frekuensi napas 12–20x/menit.
- Tidak ada sianosis atau penggunaan otot bantu napas.
3. **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) – Kode 3310: Manajemen Jalan Napas**
- **Intervensi Utama:**
- Memantau saturasi oksigen dan tanda vital setiap 15–30 menit.
- Pemberian oksigen tambahan sesuai kebutuhan (misal: nasal kanul atau masker non-rebreather).
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemasangan *chest tube* jika diperlukan.
- Posisikan pasien semi-Fowler untuk optimalisasi ventilasi.
**Kode Tambahan yang Relevan:**
- **SLKI 1402: Kestabilan Tanda Vital** (Target: TD ?100/60 mmHg, frekuensi napas stabil).
- **SIKI 3320: Manajemen Pernapasan** (Latihan napas dalam, pemantauan suara napas).
**Dasar Pemilihan Diagnosa:**
Gejala klinis (sesak napas, saturasi rendah, suara napas menurun) dan temuan radiologis (pneumotoraks) mengindikasikan gangguan utama pada pertukaran gas. Intervensi difokuskan pada stabilisasi oksigenasi dan resolusi pneumotoraks.
**Referensi:**
- *PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).*
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumen klinis).* -
Article No. 18037 | 29 May 2025
Klinis : Seorang laki-laki 50 tahun dirawat diruang penyakit dalam RS Seger Waras pagi ini dengan keluhan sesak napas, batuk berdahak susah mengeluarkan dahak, dada terasa nyeri, nyeri dada seperti ditusuk-tusuk bertambah nyeri jika menarik napas dalam, nyeri skala 6. Pasien juga mengeluh lemas, nafsu makan menurun, mual, makan hanya habis 4-5 sendok, berat badan menurun 5 kg dalam 1 bulan terakhir. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik sesuai dokumentasi shift pagi didapatkan data pasien tampak sesak, tampak lemah, ekspresi tampak kesakitan, TD : 105/70 mmHg, RR : 28 x/menit reguler, S : 37.50C, N : 84 x/meni kuat dan teratur, BB 45 Kg, TB 160 cm, konjungtiva anemis, bunyi ronchi pada auskultasi paru, terdapat retraksi intercosta. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil leukosit 13.000 /uL, Hb 9 g/dl. , IgM Salmonella (+). Perawat dinas siang akan mengunjungi pasien untuk melengkapi pengkajian. Setelah melakukan pengkajian perawat selanjutnya akan melakukan analisa data subyektif obyektif, merumuskan diagnosa keperawatan, menuliskan intervensi keperawatan dan menentukan tindakan yang tepat pada pasien. Perawat juga akan melakukan pendokumantasian semua yang sudah dikerjakan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Kode SDKI: 00031
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
2. Nyeri Akut
Kode SDKI: 00132
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
3. Kurang Volume Cairan
Kode SDKI: 00027
Definisi: Pengurangan cairan intravaskular, interstitial, dan/atau intrasellular.
4. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Kode SDKI: 00002
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
Merupakan pedoman yang digunakan oleh perawat untuk merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan kasus yang ditemukan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Merupakan pedoman yang digunakan oleh perawat untuk menetapkan luaran/hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Merupakan pedoman yang digunakan oleh perawat untuk menetapkan intervensi keperawatan yang tepat sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan.
Keseluruhan sistem tersebut ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai panduan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas. -
Article No. 18038 | 29 May 2025
Klinis : Seorang wanita usia 33 tahun, mengalanu kecelakaan lalulintas. Korban segera dilarikan ke IGD. Dari hasil pemeriksaan: pasien mengalami penurunan kesadaran dan gelisah, terdengar suara gurgling, TD: 90/60 mmHg, nadi 55 x/menit, suhu 38.2 C, RR 28 x/mnt penggonaan otot bantu pernafasan (+) saat pemeriksaan neurologis refleks patologis di dapatkan chadok (+) bruzinzki (+).
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penyebab: Kelemahan otot pernapasan, adanya obstruksi jalan napas.
2. Gangguan Perfusi Jaringan Serebral
Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke otak yang dapat mengancam fungsi otak.
Penyebab: Cedera kepala, penurunan tekanan darah.
3. Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital
Definisi: Perubahan nilai normal pada satu atau lebih tanda-tanda vital yang dapat mengancam kesehatan.
Penyebab: Cedera, perdarahan, riwayat penyakit kardiovaskular.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien menunjukkan jalan napas yang terbuka dan bebas dari obstruksi.
- Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan efektif.
- Pasien menunjukkan pergerakan dada yang simetris dan adekuat.
2. Perfusi Jaringan Serebral Membaik
- Pasien menunjukkan peningkatan kesadaran dan responsif terhadap stimulus.
- Pasien menunjukkan refleks pupil, motorik, dan fungsi kranial yang membaik.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
3. Stabilitas Tanda-Tanda Vital Membaik
- Pasien menunjukkan tekanan darah, nadi, suhu, dan laju pernapasan yang stabil dalam rentang normal.
- Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda syok atau gangguan hemodinamik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Monitor status pernapasan dan tanda-tanda vital
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Lakukan suction untuk mengeluarkan sekret
- Lakukan fisioterapi dada dan postural drainage
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan lanjut
2. Gangguan Perfusi Jaringan Serebral:
- Monitor status neurologi dan refleks
- Lakukan pengkajian tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial
- Pertahankan posisi kepala dan leher untuk memfasilitasi aliran darah ke otak
- Kolaborasi dengan tim medis untuk manajemen terapi (misal: pemberian cairan, obat-obatan)
3. Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital:
- Monitor tanda-tanda vital secara ketat
- Berikan dukungan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
- Lakukan manajemen nyeri dan kecemasan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk stabilisasi hemodinamik
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan SDKI ditetapkan berdasarkan gejala dan tanda klinis yang dialami oleh pasien. Dalam kasus ini, terdapat beberapa masalah keperawatan yang harus ditangani, yaitu bersihan jalan napas tidak efektif, gangguan perfusi jaringan serebral, dan ketidakstabilan tanda-tanda vital.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI) adalah kondisi ideal yang ingin dicapai untuk setiap masalah keperawatan. Misalnya, untuk bersihan jalan napas tidak efektif, luaran yang diharapkan adalah bersihan jalan napas yang efektif dengan pasien dapat mengeluarkan sekret dengan baik dan pergerakan dada yang simetris.
Intervensi keperawatan yang diperlukan (SIKI) merupakan tindakan-tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi ini meliputi pengkajian, pemantauan, tindakan mandiri perawat, serta kolaborasi dengan tim medis lainnya.
Penanganan yang komprehensif dan kolaboratif sangat penting dalam mengatasi kondisi pasien yang kritis akibat kecelakaan lalu lintas. Peran perawat sangat vital dalam memantau kondisi pasien, melakukan tindakan keperawatan, serta berkoordinasi dengan tim medis lainnya untuk mencapai luaran yang optimal bagi pasien. -
Article No. 18039 | 29 May 2025
Klinis : Seorang wanita usia 33 tahun, mengalanu kecelakaan lalulintas. Korban segera dilarikan ke IGD. Dari hasil pemeriksaan: pasien mengalami penurunan kesadaran dan gelisah, terdengar suara gurgling, TD: 90/60 mmHg, nadi 55 x/menit, suhu 38.2 C, RR 28 x/mnt penggonaan otot bantu pernafasan (+) saat pemeriksaan neurologis refleks patologis di dapatkan chadok (+) bruzinzki (+).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat diterapkan:
1. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Perfusi Jaringan Serebral
- SDKI: Penurunan aliran darah ke otak yang mengakibatkan gangguan oksigenasi dan nutrisi ke jaringan otak
- SLKI: Perbaikan Perfusi Serebral
- SIKI: 00186 - Pemantauan Tanda-Tanda Vital
00211 - Peningkatan Perfusi Serebral
2. Diagnosa Keperawatan: Penurunan Jalan Napas
- SDKI: Ancaman atau gangguan ventilasi dan oksigenasi yang menghambat masuknya oksigen dan/atau pengeluaran karbon dioksida
- SLKI: Peningkatan Jalan Napas
- SIKI: 00033 - Manajemen Jalan Napas
00342 - Pemberian Oksigen
3. Diagnosa Keperawatan: Penurunan Kesadaran
- SDKI: Penurunan tingkat kewaspadaan dan respons terhadap lingkungan
- SLKI: Peningkatan Kesadaran
- SIKI: 00156 - Pemantauan Neurologis
00193 - Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial
Penjelasan singkat:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Serebral:
- Penurunan aliran darah ke otak menyebabkan gangguan oksigenasi dan nutrisi, sehingga perlu dilakukan pemantauan tanda-tanda vital dan peningkatan perfusi serebral.
2. Penurunan Jalan Napas:
- Adanya ancaman atau gangguan ventilasi dan oksigenasi yang menghambat masuknya oksigen dan/atau pengeluaran karbon dioksida, sehingga perlu dilakukan manajemen jalan napas dan pemberian oksigen.
3. Penurunan Kesadaran:
- Penurunan tingkat kewaspadaan dan respons terhadap lingkungan, sehingga perlu dilakukan pemantauan neurologis dan manajemen peningkatan tekanan intrakranial.
Kode dan definisi SDKI, SLKI, dan SIKI dapat ditemukan dalam buku panduan yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 18040 | 29 May 2025
Klinis : Seorang wanita usia 33 tahun, mengalanu kecelakaan lalulintas. Korban segera dilarikan ke IGD. Dari hasil pemeriksaan: pasien mengalami penurunan kesadaran dan gelisah, terdengar suara gurgling, TD: 90/60 mmHg, nadi 55 x/menit, suhu 38.2 C, RR 28 x/mnt penggonaan otot bantu pernafasan (+) saat pemeriksaan neurologis refleks patologis di dapatkan chadok (+) bruzinzki (+).
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut:
1. Penurunan Perfusi Jaringan Otak
Definisi: Ketidakcukupan aliran darah ke otak yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan otak.
Penyebab: Trauma kepala akibat kecelakaan lalu lintas.
Tanda dan Gejala: Penurunan kesadaran, gelisah, suara gurgling, tekanan darah rendah, nadi lambat, suhu meningkat, penggunaan otot bantu pernapasan, dan refleks patologis positif.
2. Gangguan Pertukaran Gas
Definisi: Ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi yang dapat menyebabkan perubahan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida.
Penyebab: Trauma pada sistem pernapasan akibat kecelakaan lalu lintas.
Tanda dan Gejala: Penggunaan otot bantu pernapasan, peningkatan frekuensi pernapasan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan Otak Membaik
Kriteria hasil:
- Peningkatan kesadaran
- Peningkatan tekanan darah
- Penurunan nadi
- Suhu tubuh normal
- Refleks patologis negatif
2. Pertukaran Gas Membaik
Kriteria hasil:
- Frekuensi pernapasan normal
- Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan
- Oksigenasi adekuat
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Untuk Penurunan Perfusi Jaringan Otak:
a. Monitoring tanda-tanda vital secara berkala
b. Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
c. Pengaturan posisi kepala untuk meningkatkan aliran darah ke otak
d. Pemberian cairan intravena untuk mempertahankan tekanan darah
e. Pemberian obat-obatan antinyeri dan antikonvulsan sesuai resep dokter
f. Pemantauan status neurologis secara berkala
g. Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan komprehensif
2. Untuk Gangguan Pertukaran Gas:
a. Monitoring pernapasan dan oksigenasi secara berkala
b. Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
c. Pengaturan posisi pasien untuk memfasilitasi pernapasan
d. Fisioterapi dada untuk membantu drainase sekresi
e. Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan ventilasi mekanik jika diperlukan
Penjelasan:
Dalam kasus ini, pasien mengalami trauma kepala akibat kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan penurunan perfusi jaringan otak dan gangguan pertukaran gas. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Penurunan Perfusi Jaringan Otak dan Gangguan Pertukaran Gas. Luaran yang diharapkan adalah Perfusi Jaringan Otak Membaik dan Pertukaran Gas Membaik. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, pengaturan posisi, pemberian cairan dan obat-obatan, serta kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan komprehensif. -
Article No. 17934 | 28 May 2025
Klinis : nyeri akut
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi nyeri akut, dengan penjelasan yang terstruktur dan detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R52
- Deskripsi: Nyeri, tidak terspesifikasi
Pada kode ICD-10 R52, "Nyeri, tidak terspesifikasi" digunakan untuk mengkodekan nyeri akut yang tidak dapat diklasifikasikan ke kode yang lebih spesifik. Kode ini digunakan ketika etiologi, lokasi, atau tipe nyeri tidak dapat ditentukan dengan lebih rinci.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk nyeri akut sebagai prosedur atau tindakan medis.
- Deskripsi: Manajemen nyeri akut biasanya melibatkan intervensi farmakologis, seperti pemberian analgesik, atau intervensi non-farmakologis, seperti terapi fisik atau teknik distraksi. Namun, tidak ada kode prosedur ICD-9-CM yang secara khusus mengkodekan tindakan manajemen nyeri akut.
Dalam praktik klinis, manajemen nyeri akut akan dikodekan berdasarkan tindakan spesifik yang dilakukan, seperti pemberian obat analgesik, teknik injeksi, atau modalitas terapi fisik. Kode prosedur ICD-9-CM yang sesuai akan dipilih berdasarkan tindakan medis yang dilakukan untuk menangani nyeri akut pada pasien. -
Article No. 17935 | 28 May 2025
Klinis : Ny. S mengalami keguguran anak keduanya pada Oktober 2023, pada usia kandungan 8 bulan (32 minggu). Ny. S tampak sedih, merasa bersalah, mengalami kecemasan berlebihan, menjadi lebih pendiam. Ny. S mengatakan bahwa tidak lagi tertarik untuk melakukan aktivitas sehari-hari setelah kejadian tersebut. Selain itu, pasien juga mengatakan sering terbangun di malam hari karena mimpi buruk, menangis tanpa alasan yang jelas, dan mudah tersinggung. Keluarga Ny. S mengatakan bahwa Ny. S seringkali terlihat sendirian di kamarnya, nafsu makan menurun, dan menolak berbicara tentang bayinya.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi Ny. S:
1. Kode ICD-10:
- Kode: O03.9
- Deskripsi: Keguguran spontan, lengkap atau tidak lengkap, tanpa komplikasi
2. Kode ICD-10:
- Kode: F43.21
- Deskripsi: Gangguan stres pascatrauma, kronisnya
Tidak ada kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang dapat diberikan berdasarkan informasi yang diberikan.
Penjelasan:
Ny. S mengalami keguguran anak keduanya pada usia kehamilan 32 minggu (8 bulan). Berdasarkan informasi ini, kode ICD-10 yang sesuai adalah O03.9, yang menggambarkan keguguran spontan, lengkap atau tidak lengkap, tanpa komplikasi.
Selain itu, Ny. S juga mengalami gejala-gejala gangguan mental, seperti perasaan sedih, rasa bersalah, kecemasan berlebihan, tidak tertarik melakukan aktivitas sehari-hari, sering terbangun di malam hari karena mimpi buruk, menangis tanpa alasan jelas, mudah tersinggung, penurunan nafsu makan, dan menolak berbicara tentang bayinya. Berdasarkan gejala-gejala ini, kode ICD-10 yang sesuai adalah F43.21, yang menggambarkan gangguan stres pascatrauma, kronisnya.
Tidak ada informasi prosedur atau tindakan medis yang dilakukan pada Ny. S, sehingga tidak ada kode ICD-9-CM yang dapat diberikan. -
Article No. 17936 | 28 May 2025
Klinis : Ny. S mengalami keguguran anak keduanya pada Oktober 2023, pada usia kandungan 8 bulan (32 minggu). Ny. S tampak sedih, merasa bersalah, mengalami kecemasan berlebihan, menjadi lebih pendiam. Ny. S mengatakan bahwa tidak lagi tertarik untuk melakukan aktivitas sehari-hari setelah kejadian tersebut. Selain itu, pasien juga mengatakan sering terbangun di malam hari karena mimpi buruk, menangis tanpa alasan yang jelas, dan mudah tersinggung. Keluarga Ny. S mengatakan bahwa Ny. S seringkali terlihat sendirian di kamarnya, nafsu makan menurun, dan menolak berbicara tentang bayinya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, Diagnosa Keperawatan yang dapat ditetapkan untuk Ny. S adalah:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 10032
b. Nama: Berduka Disfungsional
c. Definisi: Respon maladaptif terhadap kehilangan yang ditandai dengan hambatan dalam menerima kenyataan kehilangan, menghambat proses duka cita, dan mengganggu fungsi sosial dan/atau pekerjaan.
2. Diagnosa Keperawatan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 10005
b. Nama: Proses Berduka
c. Definisi: Kemampuan individu untuk menunjukkan penerimaan terhadap kehilangan dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
3. Diagnosa Keperawatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 10007
b. Nama: Konseling Berduka
c. Definisi: Upaya membantu individu untuk mengekspresikan perasaan, memfasilitasi penerimaan terhadap kehilangan, dan mengembangkan mekanisme koping yang efektif.
Penjelasan singkat:
Ny. S mengalami keguguran pada usia kehamilan 8 bulan, yang merupakan suatu kehilangan yang berat bagi dirinya. Kondisi ini menimbulkan reaksi berduka yang maladaptif, ditandai dengan sedih, merasa bersalah, cemas berlebihan, menarik diri dari aktivitas sehari-hari, sering terbangun karena mimpi buruk, menangis tanpa alasan, mudah tersinggung, dan penurunan nafsu makan. Hal ini mengindikasikan adanya berduka disfungsional yang perlu ditangani melalui konseling berduka untuk membantu Ny. S dalam menerima kenyataan kehilangan dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. -
Article No. 17937 | 28 May 2025
Klinis : Ny. S mengalami keguguran anak keduanya pada Oktober 2023, pada usia kandungan 8 bulan (32 minggu). Ny. S tampak sedih, merasa bersalah, mengalami kecemasan berlebihan, menjadi lebih pendiam. Ny. S mengatakan bahwa tidak lagi tertarik untuk melakukan aktivitas sehari-hari setelah kejadian tersebut. Selain itu, pasien juga mengatakan sering terbangun di malam hari karena mimpi buruk, menangis tanpa alasan yang jelas, dan mudah tersinggung. Keluarga Ny. S mengatakan bahwa Ny. S seringkali terlihat sendirian di kamarnya, nafsu makan menurun, dan menolak berbicara tentang bayinya.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi Ny. S:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Berduka Disfungsional
Definisi: Respon maladaptif terhadap kehilangan yang ditandai dengan hambatan dalam proses berduka yang dapat mengganggu fungsi sosial dan/atau okupasional.
Karakteristik Utama: Menangis tanpa alasan yang jelas, merasa bersalah, menarik diri dari aktivitas sosial.
2. Gangguan Pola Tidur
Definisi: Gangguan dalam kualitas dan/atau kuantitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
Karakteristik Utama: Terbangun di malam hari karena mimpi buruk.
3. Risiko Gangguan Proses Berpikir
Definisi: Berisiko mengalami gangguan dalam proses berpikir yang dapat mengganggu fungsi sehari-hari.
Karakteristik Utama: Mudah tersinggung, perubahan suasana hati.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Berduka Disfungsional
- Pasien dapat mengungkapkan perasaan sedih dan bersalah dengan cara yang adaptif.
- Pasien dapat kembali berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari.
- Pasien dapat menerima dukungan sosial dari keluarga dan lingkungan.
2. Gangguan Pola Tidur
- Pasien dapat tidur dengan kualitas dan kuantitas yang adekuat.
- Pasien dapat mengatasi mimpi buruk yang dialami.
- Pasien dapat beristirahat dengan nyaman.
3. Risiko Gangguan Proses Berpikir
- Pasien dapat mengenali dan mengungkapkan perasaan dengan cara yang adaptif.
- Pasien dapat mempertahankan konsentrasi dan fokus dalam aktivitas sehari-hari.
- Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa mudah tersinggung.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Berduka Disfungsional
- Terapi Relaksasi
- Terapi Kognitif-Perilaku
- Konseling Berduka
- Pemberian Dukungan Emosional
- Kolaborasi dengan Tenaga Profesional Kesehatan Mental
2. Gangguan Pola Tidur
- Manajemen Lingkungan Tidur
- Teknik Relaksasi sebelum Tidur
- Pemberian Edukasi tentang Pola Tidur yang Sehat
- Evaluasi Kebutuhan Farmakologis
3. Risiko Gangguan Proses Berpikir
- Terapi Kognitif-Perilaku
- Teknik Regulasi Emosi
- Pemberian Dukungan Emosional
- Kolaborasi dengan Tenaga Profesional Kesehatan Mental
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi Ny. S mencakup Berduka Disfungsional, Gangguan Pola Tidur, dan Risiko Gangguan Proses Berpikir. Pasien mengalami respon maladaptif terhadap kehilangan bayi, ditandai dengan perasaan sedih, bersalah, dan menarik diri dari aktivitas. Selain itu, pasien juga mengalami gangguan pola tidur berupa mimpi buruk dan sulit beristirahat. Risiko gangguan proses berpikir juga teridentifikasi, dengan adanya perubahan suasana hati yang mudah tersinggung.
Luaran/output yang diharapkan adalah agar pasien dapat mengungkapkan perasaan dengan cara yang adaptif, kembali berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari, memperoleh dukungan sosial, dapat tidur dengan kualitas dan kuantitas yang adekuat, serta dapat mengenali dan mengungkapkan perasaan dengan cara yang adaptif tanpa mudah tersinggung.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup terapi relaksasi, terapi kognitif-perilaku, konseling berduka, pemberian dukungan emosional, manajemen lingkungan tidur, teknik relaksasi sebelum tidur, serta kolaborasi dengan tenaga profesional kesehatan mental. Tujuannya adalah untuk membantu pasien dalam proses berduka, mengatasi gangguan pola tidur, dan memperbaiki proses berpikir.
Diharapkan dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, kondisi Ny. S dapat membaik secara bertahap dan ia dapat kembali beradaptasi dengan aktivitas sehari-hari. -
Article No. 17938 | 28 May 2025
Klinis : Ny. S mengalami keguguran anak keduanya pada Oktober 2023, pada usia kandungan 8 bulan (32 minggu). Ny. S tampak sedih, merasa bersalah, mengalami kecemasan berlebihan, menjadi lebih pendiam. Ny. S mengatakan bahwa tidak lagi tertarik untuk melakukan aktivitas sehari-hari setelah kejadian tersebut. Selain itu, pasien juga mengatakan sering terbangun di malam hari karena mimpi buruk, menangis tanpa alasan yang jelas, dan mudah tersinggung. Keluarga Ny. S mengatakan bahwa Ny. S seringkali terlihat sendirian di kamarnya, nafsu makan menurun, dan menolak berbicara tentang bayinya.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang dialami oleh Ny. S, berikut adalah diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Berduka Disfungsional
Definisi: Respon berkepanjangan dan disfungsional terhadap kehilangan yang mengakibatkan gangguan fungsi sosial dan psikologis.
Karakteristik Mayor: Ekspresi emosi yang maladaptif, gangguan tidur, perubahan pola makan, aktivitas menurun, menarik diri dari lingkungan.
2. Kecemasan
Definisi: Respon emosional dan fisiologis terhadap ancaman yang tidak jelas dan nonspesifik.
Karakteristik Mayor: Merasa tegang, gelisah, sulit berkonsentrasi, mudah tersinggung, perubahan pola tidur.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Berduka Disfungsional
- Pasien dapat mengekspresikan emosi dengan cara yang adaptif.
- Pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat.
- Pasien dapat mempertahankan nafsu makan dan berat badan yang stabil.
- Pasien dapat terlibat dalam aktivitas sehari-hari.
- Pasien dapat berinteraksi dengan lingkungan sosial.
2. Kecemasan
- Pasien dapat mengidentifikasi penyebab kecemasan.
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi.
- Pasien dapat menunjukkan perilaku yang tenang.
- Pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Berduka Disfungsional
a. Assess reaksi berduka pasien dan dukungan sosial yang tersedia.
b. Berikan kesempatan pasien untuk mengekspresikan perasaan dan berbagi cerita tentang bayi yang hilang.
c. Ajarkan teknik manajemen stres dan koping adaptif, seperti relaksasi, meditasi, atau terapi musik.
d. Libatkan keluarga dalam proses penyembuhan pasien.
e. Kolaborasi dengan psikolog atau konselor untuk terapi berduka jika diperlukan.
2. Kecemasan
a. Kaji tingkat kecemasan pasien dan faktor-faktor yang memengaruhinya.
b. Bantu pasien mengidentifikasi penyebab kecemasan dan memberikan edukasi terkait.
c. Latih pasien menggunakan teknik relaksasi, seperti teknik napas dalam, visualisasi, atau progressive muscle relaxation.
d. Dorong pasien untuk melakukan aktivitas rutin dan terjadwal untuk meningkatkan struktur harian.
e. Kolaborasi dengan psikolog atau konselor untuk intervensi psikologis yang lebih komprehensif jika diperlukan.
Penjelasan rinci dan terperinci di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi Ny. S. Sebagai perawat, saya berharap bahwa intervensi-intervensi ini dapat membantu Ny. S dalam proses pemulihan dan penyembuhan.