Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1309 | 03 Oct 2024
Klinis : 1) Keluhan utama Biasanya klien dengan penyakit Systemic Lupus Erythematosus datang ke RS dengan keluhan nyeri dan kaku pada seluruh badan, kulit kering, bersisik dan mengelupas pada beberapa bagian kulit, rasa sakit biasanya dirasakan sejak 3 bulan yang lalu, pasien juga merasa lemah (Anggraini, 2016) 2) Alasan MRS Pasien masuk rumah sakit dikarenakan muncul gejala nyeri dan kaku seluruh badan, kulit kering dan bersisik, kulit mengelupas pada beberapa bagian kulit, dan semakin parah apabila terpapar sinar matahari (Alamanda, 2018). 3) Riwayat penyakit sekarang Biasanya pada pasien yang menderita Systemic Lupus Erythematosus pada saat dikaji keluhan yang dirasakan seperti nyeri dan kaku seluruh badan, kulit menegelupas dibeberapa bagian, pasien lemas (Fatmawati, 2018). c. Riwayat kesehatan terdahulu 1) Riwayat penyakit sebelumnya. Biasanya pada penderita Systemic Lupus Erythematosus mengalami penyakit nyeri terutama pada persendian. Pasien merasa panas seluruh badan badan selama 1 bulan, dan pasien merasakan kulitnya kering/ bersisik, pecah-pecah rambut rontok dan semakin parah apabila terpapar sinar matahari (Alamanda, 2018). 2) Riwayat penyakit keluarga Pada penyakit Systemic Lupus Erythematosus ini belum diketahui secara pasti penyebab penyakitnya tetapi faktor genetik juga sering dikaitkan dengan penderita (Alamanda, 2018). 3) Riwayat pengobatan Pada penderita Systemic Lupus Erythematosus sebelum mengalami penyakit ini biasanya sering mengkonsumsi obat asam urat seperti Allopurinol 100 mg yang diminum setiap hari selama 1 tahun (Fatmawati, 2018). d. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik pada pasien menurut Hikmah (2018): 1) Keadaan umum a) Kesadaran Pada pasien Systemic Lupus Erythematosus kesadarannya composmentis bahkan bisa sampai terjadi penurunan kesadaran. b) Tanda-tanda vital Biasanya pada penderita Systemic Lupus Erythematosus ini ditemukan peningkatan suhu dan nadi diatas rentang normal. 2) Pemeriksaan head to toe a) Kepala Terdapat ruam (malar) pada pipi yang tampak kemerah – merahan, terdapat butterfly rash pada wajah terutama pipi dan sekitar hidung, telinga, dagu, daerah pada leher. b) Mata Pada pemeriksaan mata di dapatkan hasil mata tampak pucat (anemis). c) Telinga Melakukan inspeksi dan palpasi struktur telinga luar, melakukan inspeksi struktur telinga tengah dengan ostoskop dan menguji telinga dalam dengan mengukur ketajaman pendengaran. d) Hidung Mengobservasi bentuk, ukuran, warna kulit, dan adanya deformitas atau inflamasi. Jika ada pembengkakan, perawat melakukan palpasi dengan hati-hati. e) Mulut Mengobservasi bentuk, ukuran, warna kulit, dan adanya deformitas atau inflamasi. Melakukan palpasi ada nyeri tekan terhadap pasien pada bagian mulut & bibirnya. Pada pasien biasanya akan terjadi sariawan dan bibir pecah – pecah. f) Leher Memulai dengan leher dalam posisi anatomik biasa dengan sedikit hiperekstensi. Inspeksi kesimetrisan bilateral dari otot leher untuk menguji fungsi otot sterno kleido mastoideus. Periksa adanya pembesaran kelenjar tiroid. g) Payudara Mengenali adanya abnormalitas dengan tampilan payudara pasien. Melakukan palpasi untuk menentukan adanya nyeri tekan, konsistensi dan ukuran besarnya payudara. h) Genetalia Melakukan inspeksi karakteristik warna kulit sekitar genetalia adanya gangguan serta nyeri tekan hingga benjolan lain yang didapatkan saat sakit. i) Dada Inspeksi adanya luka/parut sekaligus bekas luka dan kesimetrisan dinding dada, perkusi biasanya peranannya menurun sesudah ada foto rontgen toraks sekaligus dapat dilakukan dengan cara sederhana untuk menentukan letak jantung dengan ketukan. j) Muskuloskeletal Sistem otot dikaji dengan memperhatikan kemampuan mengubah posisi, kekuatan otot pasien serta kelemahan yang dialami. Sendi dilakukan dengan tes ROM yang menentukan gerakan sendi normal/tidak. ROM dibagi menjadi 2 yaitu pasif dan aktif. k) Abdomen Pemeriksaan abdomen pasien harus rileks. Otot abdomen yang mengencang akan menyembunyikan keakuratan palpasi dan auskultasi. Perawat meminta pasien untuk berkemih sebelum pemeriksaan dimulai. Inspeksi dilakukan dengan cara melihat kondisi abdomen secara keseluruhan yang tampak. 3) Pemeriksaan sistemik Menurut Hidayat dalam Judha (2015) data yang ditemukan pada pasien Systemic Lupus Erythematosus adalah: a) Sistem Muskuloskeletal Artalgia, artritis, pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak, rasa kaku pada pagi hari. b) Sistem Integumen Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang melintang pangkal serta pipi. c) Sistem Kardiaovaskuler Pericarditis merupakan manifestasi kardiak. d) Sistem Pernafasan Pleuritis atau efusi pleura. e) Sistem Vaskuler Inflamasi pada arteriole, dan purpura di ujung jari kaki, tangan, siku, serta permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan dan berlanjur nekrosis. f) Sistem Perkemihan Biasanya yang terkena glomerulus renal. g) Sistem saraf Spektum gangguan sistim saraf pusat sangat luas dan mencakup seluruh bentuk penyakit neurologi, sering terjadi depresi dan psikosis. h) Sistem Gastrointestinal Asites dan nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Intoleransi aktivitas (SDKI)
b. Perubahan integritas kulit (SDKI)
c. Nyeri kronis (SDKI)
2. Penjelasan singkat:
a. Intoleransi Aktivitas (SDKI)
- Definisi: Keterbatasan pada melakukan aktivitas rutin yang memerlukan energi.
- Faktor yang berhubungan: Penyakit kronis, kelemahan otot, nyeri, dan kelelahan.
- Gejala dan tanda: Mudah lelah, napas pendek saat aktivitas, dan penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas.
b. Perubahan Integritas Kulit (SDKI)
- Definisi: Kerusakan pada lapisan kulit.
- Faktor yang berhubungan: Efek samping pengobatan, trauma, gangguan sirkulasi, dan defisiensi nutrisi.
- Gejala dan tanda: Kulit kering, bersisik, dan mengelupas.
c. Nyeri Kronis (SDKI)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- Faktor yang berhubungan: Penyakit kronis, penurunan fungsi, dan perubahan gaya hidup.
- Gejala dan tanda: Nyeri yang dirasakan sepanjang hari, kekakuan, dan penurunan aktivitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang terkait dengan diagnosa di atas dapat dipilih dan diterapkan sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 1310 | 03 Oct 2024
Klinis : Alasan MRS Pasien masuk rumah sakit dikarenakan muncul gejala nyeri dan kaku seluruh badan, kulit kering dan bersisik, kulit mengelupas pada beberapa bagian kulit, dan semakin parah apabila terpapar sinar matahari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik yang ditandai dengan gejala nyeri dan kaku seluruh badan, kulit kering dan bersisik, serta kulit mengelupas pada beberapa bagian kulit, yang semakin parah apabila terpapar sinar matahari.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan, karena keterbatasan fisik atau psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah Toleransi Aktivitas Meningkat, yang ditandai dengan pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan atau nyeri yang berlebihan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen Energi: Mengidentifikasi aktivitas yang menyebabkan kelelahan, mengatur jadwal aktivitas, dan memberikan istirahat yang cukup.
2. Manajemen Nyeri: Mengevaluasi nyeri, mengidentifikasi faktor pencetus, dan memberikan manajemen nyeri yang sesuai.
3. Perawatan Kulit: Menjaga kelembaban kulit, menghindari paparan sinar matahari, dan menggunakan pelembab kulit yang sesuai.
Dengan intervensi yang tepat, diharapkan pasien dapat meningkatkan toleransi aktivitasnya dan mencapai kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari. -
Article No. 1311 | 03 Oct 2024
Klinis : 3) Riwayat penyakit sekarang Biasanya pada pasien yang menderita Systemic Lupus Erythematosus pada saat dikaji keluhan yang dirasakan seperti nyeri dan kaku seluruh badan, kulit menegelupas dibeberapa bagian, pasien lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan peradangan sistemik pada Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Faktor yang berhubungan pada kasus ini adalah peradangan sistemik pada SLE yang menyebabkan nyeri dan kekakuan di seluruh tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan nyeri berkurang, dapat beristirahat dengan nyaman, dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen nyeri, terapi relaksasi, terapi dengan es/panas, dan edukasi tentang manajemen nyeri.
Dengan pendekatan SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, sehingga dapat membantu pasien SLE mengatasi masalah nyeri akut yang dialaminya. -
Article No. 1312 | 03 Oct 2024
Klinis : Risiko Defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat pakar, saya akan memberikan informasi mengenai diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Risiko Defisit Nutrisi.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Defisit Nutrisi
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Defisit Nutrisi didefinisikan sebagai kondisi rentan individu untuk mengalami penurunan asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Penyebab utama dapat berupa faktor fisiologis, psikologis, sosial, ekonomi, atau lingkungan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan risiko defisit nutrisi adalah pemeliharaan status nutrisi yang adekuat, termasuk berat badan yang stabil, tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi, dan tidak ada komplikasi terkait nutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi penilaian status nutrisi, pemberian edukasi tentang nutrisi yang adekuat, kolaborasi dengan ahli gizi, pemantauan asupan dan output cairan, serta intervensi untuk meningkatkan asupan nutrisi sesuai dengan kondisi pasien.
Dengan menerapkan standar diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan dari PPNI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengatasi risiko defisit nutrisi pada pasien. -
Article No. 1313 | 03 Oct 2024
Klinis : pasien pucat, mata hitam, suami belum mandi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Kelelahan Fisik Berhubungan dengan Kurang Istirahat
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu pasien yang pucat dan memiliki mata hitam, dapat mengindikasikan adanya kelelahan fisik pada pasien. Kelelahan fisik adalah suatu kondisi di mana tubuh mengalami penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari akibat ketidakseimbangan antara energi yang dikeluarkan dan energi yang didapatkan. Hal ini dapat disebabkan oleh kurang istirahat yang cukup.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kelelahan Fisik adalah keterbatasan kapasitas yang dirasakan untuk melakukan aktivitas yang membutuhkan energi akibat kekurangan atau ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan energi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pemulihan Kelelahan Fisik
2. Peningkatan Istirahat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Energi
2. Peningkatan Tidur
3. Manajemen Lingkungan: Tidur
Penjelasan singkat:
Perawat perlu membantu pasien untuk mengelola energinya dengan cara memastikan pasien mendapatkan istirahat yang cukup, memonitor pola tidur, dan mengatur lingkungan agar mendukung tidur yang berkualitas. Tujuannya adalah untuk memulihkan kelelahan fisik yang dialami oleh pasien. -
Article No. 1314 | 03 Oct 2024
Klinis : belum makan sejak 10 hARI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Malnutrisi Berat
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, pasien belum makan selama 10 hari, hal ini menunjukkan adanya risiko malnutrisi berat. Pasien mungkin mengalami penurunan berat badan yang signifikan, kehilangan cadangan energi, dan kelemahan fisik akibat kurangnya asupan nutrisi yang adekuat.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Definisi: Keadaan ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi yang dapat mengancam kesehatan.
Karakteristik Definisi:
1. Penurunan berat badan yang tidak disengaja
2. Penurunan selera makan
3. Perubahan status biokimia (misalnya penurunan kadar albumin, prealbumin, atau limfosit)
4. Perubahan tanda-tanda vital (misalnya takikardia, hipotensi, atau hipotermi)
5. Perubahan status fungsional (misalnya kelemahan, keletihan, atau gangguan aktivitas sehari-hari)
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
1. Asupan Nutrisi Adekuat
2. Berat Badan dalam Rentang Normal
3. Kesejahteraan Umum
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Pemantauan Status Nutrisi
2. Manajemen Nutrisi
3. Dukungan Nutrisi
4. Edukasi Gizi
Sebagai perawat, saya akan melakukan assessment menyeluruh, memantau status nutrisi dan biokimia, serta memberikan intervensi yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan mencegah komplikasi lebih lanjut akibat malnutrisi berat. -
Article No. 1315 | 03 Oct 2024
Klinis : belum makan sejak 10 hARI
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan kondisi "belum makan sejak 10 hari", berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R63.0
- Deskripsi: Anoreksia
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.11
- Deskripsi: Pemberian cairan intravena
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R63.0 (Anoreksia) merupakan kode diagnosis yang sesuai untuk kondisi "belum makan sejak 10 hari". Anoreksia merujuk pada hilangnya nafsu makan atau ketidakmampuan untuk makan, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti penyakit, gangguan mental, atau faktor psikologis.
2. Kode ICD-9-CM 94.11 (Pemberian cairan intravena) adalah kode prosedur/tindakan medis yang kemungkinan diperlukan untuk menangani kondisi anoreksia akibat tidak makan selama 10 hari. Pemberian cairan intravena dapat membantu mencegah dehidrasi dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh pasien.
Dalam penanganan kasus ini, dokter atau perekam medis dapat mempertimbangkan pemberian cairan intravena sebagai intervensi medis yang diperlukan untuk mengatasi anoreksia dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul akibat kekurangan asupan makanan dalam jangka waktu yang cukup lama. -
Article No. 1316 | 03 Oct 2024
Klinis : Pasien mengeluh mual dan muntah dan pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang disampaikan pasien, yaitu mual, muntah, dan pusing, berikut adalah diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Mual dan Muntah berhubungan dengan perubahan fungsi gastrointestinal.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Mual dan muntah didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman di perut yang dapat menimbulkan dorongan untuk mengeluarkan isi lambung.
- Penyebabnya dapat berupa perubahan fisiologis, psikologis, atau obat-obatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mengendalikan mual dan muntah, serta mempertahankan status hidrasi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemberian antiemetik, terapi cairan, manajemen nutrisi, serta intervensi psikologis untuk mengurangi kecemasan.
Dengan demikian, berdasarkan kondisi pasien yang mengeluhkan mual, muntah, dan pusing, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah mual dan muntah berhubungan dengan perubahan fungsi gastrointestinal. Penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI memberikan gambaran mengenai konsep dasar, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi tersebut. -
Article No. 1317 | 03 Oct 2024
Klinis : Pasin anak dengan diagnosa AIDS
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk pasien anak dengan diagnosa AIDS.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko infeksi berhubungan dengan sistem imun yang terganggu
Penjelasan:
- Pada pasien anak dengan AIDS, sistem imun tubuh menjadi lemah, sehingga berisiko tinggi terkena infeksi oportunistik.
- SDKI: Risiko Infeksi
- SLKI: Bebas Infeksi
- SIKI: Manajemen Infeksi
2. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan malnutrisi
Penjelasan:
- Pasien anak dengan AIDS rentan mengalami malnutrisi, yang dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan perkembangannya.
- SDKI: Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan
- SLKI: Tumbuh Kembang Optimal
- SIKI: Manajemen Nutrisi
3. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan stres yang dirasakan
Penjelasan:
- Keluarga pasien anak dengan AIDS dapat mengalami stres dan kesulitan dalam beradaptasi dengan kondisi anak.
- SDKI: Koping Keluarga Tidak Efektif
- SLKI: Koping Keluarga Efektif
- SIKI: Dukungan Keluarga
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh pasien anak dengan diagnosa AIDS. -
Article No. 1318 | 03 Oct 2024
Klinis : Pasin anak dengan diagnosa AIDS
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang sesuai dengan kondisi pasien anak dengan diagnosis AIDS.
1. Kode ICD-10:
- Kode: B24
- Deskripsi: Penyakit Virus Imunodefisiensi Manusia [HIV], tidak dispesifikasi
Pada kasus pasien anak dengan diagnosis AIDS, kode ICD-10 yang sesuai adalah B24, yang menggambarkan Penyakit Virus Imunodefisiensi Manusia (HIV) tanpa spesifikasi lebih lanjut. Hal ini mencakup semua manifestasi dan komplikasi yang terkait dengan infeksi HIV, termasuk sindrom imunodefisiensi yang parah (AIDS).
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.99
- Deskripsi: Prosedur Lain, tidak diklasifikasi di tempat lain
Dalam kasus ini, tidak ada kode ICD-9-CM spesifik yang terkait dengan tindakan medis untuk menangani infeksi HIV atau AIDS pada pasien anak. Kode 99.99 digunakan sebagai kategori umum untuk prosedur atau tindakan yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. Prosedur yang mungkin dilakukan dapat mencakup terapi antiretroviral, pengobatan infeksi oportunistik, atau intervensi suportif lainnya sesuai dengan kebutuhan klinis pasien.
Sebagai perekam medis atau dokter, penting untuk memastikan pengkodean yang akurat dan sesuai dengan kondisi pasien, serta mendokumentasikan secara rinci semua tindakan medis yang dilakukan untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan terlacak dengan baik.