Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21922 | 04 Oct 2025
Klinis : pasien stroke hemoragik post op craniotomi menggunakan ventilator
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: pasien stroke hemoragik post op craniotomi menggunakan ventilator
Kode SDKI: D.0001
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten. Pada pasien stroke hemoragik post-operasi kraniotomi yang terpasang ventilator, kondisi ini menjadi diagnosis keperawatan prioritas utama karena berbagai faktor yang saling terkait dan berpotensi mengancam jiwa. Stroke hemoragik itu sendiri menyebabkan defisit neurologis akut, termasuk penurunan tingkat kesadaran dan kerusakan pada pusat pernapasan di batang otak. Hal ini secara langsung menekan atau menghilangkan refleks batuk dan menelan yang esensial untuk membersihkan jalan napas secara alami. Kelemahan otot-otot pernapasan akibat kerusakan neurologis juga memperparah ketidakmampuan pasien untuk menghasilkan tekanan intratorakal yang cukup untuk batuk efektif.
Prosedur kraniotomi, meskipun bertujuan untuk menyelamatkan jiwa dengan mengevakuasi hematoma dan mengurangi tekanan intrakranial (TIK), juga memberikan kontribusi pada risiko ini. Anestesi umum yang digunakan selama operasi menekan fungsi pernapasan dan produksi mukosiliar. Selain itu, imobilitas total pasca-operasi menyebabkan stasis atau penumpukan sekret di saluran napas bagian bawah, menciptakan media yang subur untuk pertumbuhan bakteri dan risiko infeksi seperti pneumonia. Nyeri pasca-operasi, meskipun seringkali dikelola dengan sedasi pada pasien ini, dapat menghambat upaya napas spontan jika pasien mulai sadar.
Penggunaan ventilator mekanik melalui selang endotrakeal (ETT) atau trakeostomi adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, ventilator mengambil alih fungsi pernapasan dan menjamin oksigenasi serta ventilasi yang adekuat. Namun, di sisi lain, ETT merupakan benda asing yang merangsang produksi sekret secara berlebihan. ETT juga melewati mekanisme pertahanan alami saluran napas atas (seperti penyaringan oleh bulu hidung dan penghangatan udara), sehingga udara yang masuk lebih dingin, kering, dan tidak tersaring, yang selanjutnya memicu hipersekresi. Lebih lanjut, ETT menghalangi glotis untuk menutup secara efektif, sehingga mustahil bagi pasien untuk melakukan batuk secara normal. Akumulasi sekret di sekitar cuff ETT juga menjadi reservoir kuman yang dapat menyebabkan Ventilator-Associated Pneumonia (VAP).
Manifestasi klinis dari bersihan jalan napas tidak efektif pada pasien ini seringkali tersembunyi oleh sedasi dan ventilator. Perawat harus secara proaktif melakukan pengkajian. Tanda mayor yang paling umum adalah terdengarnya suara napas tambahan seperti ronkhi basah atau gurgling saat auskultasi paru, yang mengindikasikan adanya lendir di saluran napas besar. Tanda lainnya adalah peningkatan produksi sputum yang terlihat pada selang ETT atau saat dilakukan penghisapan lendir (suctioning). Tanda minor dapat berupa gelisah (jika tingkat sedasi ringan), sianosis (tanda lanjut), atau perubahan pada parameter ventilator. Misalnya, peningkatan tekanan puncak inspirasi (Peak Inspiratory Pressure/PIP) pada ventilator mode volume-controlled dapat menandakan adanya peningkatan tahanan jalan napas akibat sumbatan sekret. Penurunan saturasi oksigen (SpO2) yang tidak dapat dijelaskanArticle No. 21923 | 04 Oct 2025
Klinis : pasien dengan sh pst craniotomi tekanan darah 159/90 nadi 115 suhu 39,4 pasien menggunakan ventilator apa diagnosa keperawatan beserta intervensinya
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10:
Kondisi: Hipertermia b.d proses inflamasi pasca-kraniotomi
Kode ICD-10: R50.9
Deskripsi Singkat : Hipertermia adalah kondisi peningkatan suhu inti tubuh di atas rentang normal (suhu 39,4°C), yang pada kasus ini kemungkinan besar terkait dengan respons inflamasi sistemik pasca-operasi besar seperti kraniotomi atau potensi inf
Article No. 21924 | 04 Oct 2025
Klinis : I. Profil Pasien • Nama: Tn. Wahyu • Usia: 72 tahun • Diagnosis Medis: o Sepsis sekunder pneumonia komunitas. o Hipertermia malignan (39.8°C). o Syok septik. • Riwayat: o DM tipe 2, hipertensi. o Baru pulang dari rumah sakit 5 hari lalu pasca operasi katarak. • Alasan Masuk RS: Demam tinggi (>40°C), menggigil, dan penurunan kesadaran. II. Data Klinis o Tanda Vital: o Suhu: 39.8°C (aksila) o TD: 85/50 mmHg (hipotensi) o Nadi: 130x/menit (takikardia) o RR: 28x/menit (takipnea) o SpO₂: 88% (room air) o Pemeriksaan Fisik: o Integumen: Kulit hangat-kemerahan, CRT 5 detik. o Neurologi: Delirium, GCS 11 (E3V3M5). o Respirasi: Ronkhi basah lapang paru kanan. o Pemeriksaan Penunjang: o Laboratorium: o Lekosit: 22.000/mm³ (↑) o Prokalsitonin: 25 ng/mL (↑↑) o Laktat: 4.5 mmol/L (asidosis laktat) o Kultur Darah: Streptococcus pneumoniae. o Rontgen Thorax: Konsolidasi lobus bawah kanan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Syok Septik
Kode SDKI: D.0037
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Syok septik didefinisikan sebagai ketidakcukupan aliran darah ke jaringan tubuh akibat disfungsi sirkulasi yang dipicu oleh sepsis. Kondisi ini merupakan tahap paling berat dalam spektrum sepsis dan merupakan keadaan darurat medis dengan tingkat mortalitas yang sangat tinggi. Patofisiologi syok septik adalah proses kompleks yang dimulai dari respons disregulasi tubuh terhadap infeksi. Pada kasus Tn. Wahyu, infeksi primer berasal dari pneumonia komunitas yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae, yang kemudian menyebar ke aliran darah (bakteremia), memicu kondisi sepsis.
Respons imun tubuh yang berlebihan terhadap patogen ini melepaskan mediator inflamasi secara masif, seperti sitokin (misalnya, TNF-α, IL-1, IL-6). Pelepasan sitokin ini menyebabkan vasodilatasi sistemik yang parah, yaitu pelebaran pembuluh darah di seluruh tubuh. Akibatnya, volume darah yang ada menjadi tidak cukup untuk mengisi sistem vaskular yang "membesar", menyebabkan penurunan resistensi vaskular sistemik (SVR) dan tekanan darah yang drastis (hipotensi), seperti yang terlihat pada Tn. Wahyu dengan TD 85/50 mmHg.
Selain vasodilatasi, mediator inflamasi juga meningkatkan permeabilitas kapiler. Dinding pembuluh darah kapiler menjadi "bocor", sehingga cairan dari dalam pembuluh darah merembes keluar ke jaringan interstisial. Kebocoran plasma ini semakin memperburuk hipovolemia relatif dan menurunkan volume sirkulasi efektif, yang pada akhirnya mengurangi aliran balik vena ke jantung (preload). Jantung berusaha mengkompensasi penurunan tekanan darah ini dengan meningkatkan laju dan kekuatan kontraksi, yang termanifestasi sebagai takikardia berat (nadi 130x/menit). Namun, pada tahap lanjut, toksin bakteri dan sitokin dapat menyebabkan depresi miokardium, di mana kemampuan jantung untuk memompa darah secara efektif justru menurun.
Kombinasi dari vasodilatasi, kebocoran kapiler, dan potensi disfungsi jantung menyebabkan hipoperfusi jaringan yang parah. Organ-organ vital seperti otak, ginjal, dan hati tidak menerima aliran darah dan oksigen yang cukup untuk berfungsi normal. Hipoperfusi otak menyebabkan perubahan status mental, mulai dari kebingungan, agitasi, hingga penurunan kesadaran (delirium, GCS 11 pada Tn. Wahyu). Hipoperfusi pada kulit menyebabkan waktu pengisian kapiler (CRT) memanjang (5 detik), meskipun pada fase awal ("warm shock") kulit bisa teraba hangat dan kemerahan karena vasodilatasi perifer.
Ketika sel-sel tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup (hipoksia seluler),Article No. 21925 | 04 Oct 2025
Klinis : pasien mengeluhkan pembengkakkan pada kedua tungkai, perut terasa penuh, dan mudah merasa lelah. pada inspeksi terdapat distensi vena jugularis, hepetomegali. auskultasi jantung menunjukkan bunyi S3(+). hasil pemeriksaan EKG memperlihatkan dinding ventrikel menebal dengan funngsi sistolik relatif normal (EF 55%) tetapi fungsi diastolik berat terganggu, atrium kanan dan kiri membesar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Hipervolemia
Kode SDKI: D.0022
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Hipervolemia, menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), didefinisikan sebagai peningkatan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular. Kondisi ini merupakan manifestasi dari ketidakseimbangan cairan dan elektrolit di mana terjadi retensi abnormal cairan dan natrium dalam tubuh. Pada dasarnya, hipervolemia terjadi ketika mekanisme regulatorik tubuh, terutama yang melibatkan jantung, ginjal, dan sistem hormonal (seperti sistem renin-angiotensin-aldosteron dan hormon antidiuretik), gagal mempertahankan homeostasis cairan.
Dalam konteks kasus yang disajikan, hipervolemia adalah konsekuensi langsung dari disfungsi jantung, khususnya gagal jantung diastolik (juga dikenal sebagai gagal jantung dengan fraksi ejeksi yang terjaga atau HFpEF). Deskripsi hasil EKG yang menunjukkan dinding ventrikel menebal dengan fungsi sistolik relatif normal (EF 55%) namun fungsi diastolik yang terganggu berat adalah gambaran klasik dari kondisi ini. Patofisiologinya dimulai dari ketidakmampuan ventrikel untuk rileks dan meregang secara adekuat selama fase diastol (pengisian). Akibatnya, ventrikel yang kaku ini membutuhkan tekanan yang lebih tinggi untuk dapat terisi dengan volume darah yang sama. Peningkatan tekanan di dalam ventrikel kiri ini secara retrograd (mundur) akan meningkatkan tekanan di atrium kiri, yang pada akhirnya menyebabkan pembesaran atrium kiri seperti yang teridentifikasi.
Tekanan yang tinggi di atrium kiri kemudian merambat ke sirkulasi paru, menyebabkan kongesti paru. Meskipun pasien tidak secara eksplisit mengeluhkan sesak napas (dispnea), keluhan "mudah merasa lelah" sering kali merupakan ekuivalen dari dispnea pada pasien gagal jantung. Kelelahan ini timbul akibat pertukaran gas yang kurang efisien di paru-paru yang tergenang cairan dan potensi penurunan curah jantung ke otot-otot skeletal saat beraktivitas.
Seiring berjalannya waktu, tekanan tinggi di sirkulasi paru akan membebani sisi kanan jantung. Ventrikel kanan harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke paru-paru yang bertekanan tinggi, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kegagalan ventrikel kanan. Kegagalan sisi kanan jantung inilah yang menjadi penyebab utama manifestasi sistemik yang dialami pasien. Peningkatan tekanan di ventrikel kanan dan atrium kanan (yang juga ditemukan membesar) menyebabkan bendungan darah di sirkulasi vena sistemik. Manifestasi klinis dari bendungan sistemik ini sangat jelas pada pasien:
1. **Distensi Vena Jugularis (JVD):** Peningkatan tekanan di atrium kanan secara langsung tercermin pada vena jugularis, membuatnya tampak menonjol atau terbendung.
2. **Hepatomegali dan Perut Terasa Penuh:** Bendungan vena menyebabkan kongesti pada hepar (hati), membuatnya membesar (hepatomegali) dan terasa nyeri atau penuh. Perasaan penuh di perut juga bisa diperparah oleh penumpukan cairan di rongga peritoneum (asites).
3. **Pembengkakan pada Kedua TungkArticle No. 21926 | 04 Oct 2025
Klinis : DS: Keluarga pasien mengatakan 4 hari sebelum masuk RS pasien jatuh terpeleset di kamar mandi, mengalami penurunan kesadaran, kelemahan anggota gerak kiri sejak dua hari. DO: TTV : TD:230/110 mmHg, N: 92 x/menit, RR: 28 x/menit, S: 36,4 ° C. terjadi kelemahan pada ekstremitas kiri atas dan bawah, GCS: E2V2M4, kesadaran sopor, terdapat gangguan pada nervus VII, IX, X, dan XII, pasien tidak dapat berkomunikasi, dan bicara pelo.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10:
Kondisi: Stroke, tidak dispesifikasikan sebagai perdarahan atau infark
Kode ICD-10: I64
Deskripsi Singkat : Stroke adalah kondisi medis darurat yang terjadi ketika suplai darah ke bagian otak terganggu atau berkurang, sehingga jaringan otak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup, menyebabkan sel-sel otak mulai mati. Kode I64 digunakan ketika diagnosis stroke telah ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang jelas, namun belum ada informasi spesifik (misalnya dari hasil CT scan atau MRI) untuk menentukan apakah penyebabnya adalah sumbatan (infark/iskemik) atau perdarahan (hemoragik). Gejala yang dialami pasien, seperti penurunan kesadaran mendadak (sopor, GCS 8), kelemahan anggota gerak kiri (hemiparesis), bicara pelo (disartria), dan gangguan pada beberapa saraf kranial, merupakan manifestasi khas kerusakan fokal pada otak. Tekanan darah yang sangat tinggi (hipertensi krisis) merupakan faktor risiko utama dan sering dikaitkan dengan stroke, terutama jenis perdarahan.
***PERING
Article No. 21927 | 04 Oct 2025
Klinis : DS: Keluarga pasien mengatakan 4 hari sebelum masuk RS pasien jatuh terpeleset di kamar mandi, mengalami penurunan kesadaran, kelemahan anggota gerak kiri sejak dua hari. DO: TTV : TD:230/110 mmHg, N: 92 x/menit, RR: 28 x/menit, S: 36,4 ° C. terjadi kelemahan pada ekstremitas kiri atas dan bawah, GCS: E2V2M4, kesadaran sopor, terdapat gangguan pada nervus VII, IX, X, dan XII, pasien tidak dapat berkomunikasi, dan bicara pelo.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Perfusi Serebral Tidak Efektif
Kode SDKI: D.0017
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Perfusi serebral tidak efektif didefinisikan sebagai penurunan sirkulasi darah ke jaringan otak yang berpotensi menyebabkan kerusakan seluler dan disfungsi neurologis. Kondisi ini merupakan keadaan darurat medis yang mengancam jiwa karena otak sangat bergantung pada pasokan oksigen dan glukosa yang konstan melalui aliran darah. Tanpa perfusi yang adekuat, sel-sel otak dapat mengalami kerusakan ireversibel (nekrosis) hanya dalam beberapa menit, yang mengarah pada defisit neurologis permanen atau bahkan kematian.
Fisiologi perfusi serebral diatur oleh mekanisme kompleks yang bertujuan untuk mempertahankan Aliran Darah Otak (ADO) atau Cerebral Blood Flow (CBF) yang stabil. Faktor utama yang mempengaruhi CBF adalah Tekanan Perfusi Serebral (TPS) atau Cerebral Perfusion Pressure (CPP), yang dihitung dari selisih antara Tekanan Arteri Rata-rata (TAR) atau Mean Arterial Pressure (MAP) dan Tekanan Intrakranial (TIK) atau Intracranial Pressure (ICP). Rumusnya adalah CPP = MAP - ICP. Dalam kondisi normal, otak memiliki mekanisme autoregulasi yang kuat, di mana pembuluh darah serebral dapat berdilatasi atau berkonstriksi untuk menjaga CBF tetap konstan meskipun terjadi fluktuasi tekanan darah sistemik. Namun, pada kondisi patologis seperti cedera kepala berat, stroke, atau hipertensi maligna, mekanisme autoregulasi ini dapat terganggu atau gagal total.
Pada kasus ini, pasien menunjukkan tanda dan gejala klasik dari perfusi serebral yang sangat terganggu. Tekanan darah yang sangat tinggi (230/110 mmHg) menciptakan MAP yang ekstrem (sekitar 150 mmHg). Hipertensi berat ini bisa menjadi penyebab (misalnya, stroke hemoragik akibat pecahnya pembuluh darah) atau respons kompensasi terhadap peningkatan TIK (seperti pada Cushing's reflex). Penurunan kesadaran hingga tingkat sopor (GCS E2V2M4) adalah indikator paling signifikan dari disfungsi otak global akibat iskemia, edema, atau peningkatan TIK. Kelemahan anggota gerak kiri (hemiparesis) menunjukkan adanya lesi fokal pada hemisfer otak kanan. Gangguan pada nervus kranialis VII, IX, X, dan XII mengindikasikan kemungkinan keterlibatan batang otak, yang mengatur fungsi-fungsi vital seperti pernapasan, menelan, dan kontrol wajah. Bicara pelo (disartria) dan ketidakmampuan berkomunikasiArticle No. 21928 | 04 Oct 2025
Klinis : Seorang perempuan umur 31 tahun, dirawat dengan keluhan demam sejak 4 hari yang lalu tidak turun-turun. Pasien mengeluh mual dan muntah sejak 2 hari yang lalu.Pasien mengatakan pusing dan tidak nafsu makan,. Setelah dilakukan pengkajiandidapatkan hasil akral teraba hangat, pasien tampak lemah, TD: 120/80 mmHg. rekuensi nadi:88 x/menit, Suhu: 39.5 ° C.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10:
Kondisi: Demam Tifoid
Kode ICD-10: A01.0
Deskripsi Singkat : Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut pada usus halus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica serotipe Typhi. Penyakit ini umumnya menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Gejala utama yang muncul sesuai dengan deskripsi kasus adalah demam tinggi yang tidak turun selama beberapa hari (demam berkepanjangan), disertai dengan kelemahan umum, sakit kepala atau pusing, mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan. Kondisi ini sering disebut sebagai "demam enterik". Kode ICD-10 A01.0 secara spesifik digunakan untuk diagnosis "Typhoid fever". Kode ini berada di bawah kategori A01 (Typhoid and paratyphoid fevers) dalam Bab I tentang Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu. Kodifikasi yang akurat sangat penting untuk pelacakan penyakit, surveilans epidemiologi, dan penentuan kebijakan kesehatan.
***PERINGATAN: Informasi dan kode ini adalah SARAN untuk tujuan DIKLAT/SIMULASI dan BUKAN pengganti kodifikasi resmi oleh profesional medis.***
Article No. 21906 | 03 Oct 2025
Klinis : pasien laki laki umur 4 tahun dengan keluhan nyeri pada pinggang kanan, sulit berjalan, mampu menggerakkan seluruh ekstremitas, datang dengan keluhan demam mencapai 37,5 derajat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Nyeri Akut
Kode SDKI: D.0077
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan. Kondisi ini merupakan sinyal peringatan vital dari tubuh yang menandakan adanya cedera, penyakit, atau proses patologis lainnya. Nyeri bukan sekadar sensasi fisik, melainkan pengalaman multifaset yang melibatkan komponen kognitif, afektif, dan perilaku, yang secara signifikan dipengaruhi oleh faktor usia, budaya, pengalaman masa lalu, dan kondisi psikologis individu. Pada kasus pasien anak usia 4 tahun dengan keluhan nyeri pinggang kanan, demam ringan, dan kesulitan berjalan, diagnosis Nyeri Akut menjadi prioritas utama karena nyeri tersebut secara langsung menyebabkan gangguan fungsional dan distres.
Penyebab (etiologi) nyeri akut sangat beragam dan dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori utama. Pertama, agen pencedera fisiologis, yang mencakup kondisi seperti inflamasi (peradangan), iskemia (kekurangan suplai darah ke jaringan), dan neoplasma (pertumbuhan jaringan abnormal). Pada pasien ini, kombinasi nyeri pinggang kanan dan demam dapat mengindikasikan adanya proses inflamasi atau infeksi, misalnya pada sistem perkemihan (seperti pielonefritis) atau sistem muskuloskeletal. Kedua, agen pencedera kimiawi, seperti luka bakar akibat zat kimia atau paparan iritan. Ketiga, agen pencedera fisik, yang meliputi abses, amputasi, luka bakar termal, prosedur operasi, trauma, atau tarikan dan tekanan berlebih pada jaringan. Mengingat usia pasien yang aktif, kemungkinan adanya trauma fisik yang tidak dilaporkan juga perlu dipertimbangkan.
Manifestasi klinis (gejala dan tanda) dari nyeri akut dibagi menjadi kategori mayor dan minor. Gejala mayor subjektif adalah pasien mengeluh nyeri. Pada anak usia 4 tahun yang kemampuan verbalnya masih berkembang, keluhan ini mungkin tidak diungkapkan dengan jelas, melainkan melalui tangisan, rengekan, atau penunjukan area yang sakit. Gejala mayor objektif lebih dapat diandalkan pada populasi pediatrik, meliputi ekspresi wajah meringis, sikap protektif (misalnya, menolak untuk menggerakkan atau menyentuh area pinggang kanan, yang termanifestasi sebagai kesulitan berjalan), gelisah, frekuensi nadi yang meningkat sebagai respons sistem saraf simpatis terhadap stres, dan kesulitan tidur. Gejala minor objektif dapat mencakup peningkatan tekanan darah, perubahan pola napas (menjadi lebih cepat atau dangkal), penurunan nafsu makan, gangguan proses berpikir atau konsentrasi, menarik diri dari interaksi sosial, fokus berlebihan pada diri sendiri, dan diaforesis (berkeringat). Demam ringan 37,5°C yang dialami pasien dapat menjadi bagian dari respons inflamasi sistemik yang mendasari penyebab nyeri.
Penilaian nyeri pada anak-anak memerlukan pendekatan khusus. Skala numerik (0-10) tidak efektif untuk anak usia 4 tahun. Sebagai gantinya, perawat harus menggunakan alat penilaian yang sesuai dengan perkembanganArticle No. 21907 | 03 Oct 2025
Klinis : Bengkak habis jatuh kecelakaan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: Bengkak habis jatuh kecelakaan
Kode SDKI: D.0129
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Gangguan Integritas Jaringan didefinisikan sebagai kerusakan jaringan pada membran mukosa, kornea, integumen, atau subkutan. Kondisi ini merupakan salah satu diagnosis keperawatan yang paling relevan untuk kasus trauma fisik seperti jatuh dari kecelakaan, di mana terjadi kerusakan pada lapisan kulit dan jaringan di bawahnya yang bermanifestasi sebagai bengkak (edema), memar (hematoma), atau luka terbuka. Integritas jaringan adalah keadaan di mana kulit dan jaringan di bawahnya utuh dan berfungsi secara normal sebagai barier protektif pertama tubuh terhadap lingkungan eksternal, serta berperan dalam termoregulasi, sensasi, dan metabolisme.
Penyebab utama dari gangguan integritas jaringan dalam konteks 'bengkak habis jatuh kecelakaan' adalah faktor mekanis, yaitu trauma tumpul atau tajam akibat benturan, tekanan, atau gesekan dengan permukaan keras. Ketika tubuh mengalami benturan, energi kinetik ditransfer ke jaringan, menyebabkan kerusakan pada sel-sel, pembuluh darah kapiler, dan struktur subkutan. Respon fisiologis tubuh terhadap cedera ini adalah proses inflamasi akut. Proses ini dimulai dengan pelepasan mediator kimia seperti histamin, bradikinin, dan prostaglandin dari sel-sel yang rusak. Mediator ini menyebabkan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) dan peningkatan permeabilitas kapiler di area cedera. Akibatnya, cairan plasma, protein, dan sel-sel darah putih (terutama neutrofil) merembes keluar dari pembuluh darah ke ruang interstisial. Akumulasi cairan inilah yang secara klinis terlihat sebagai bengkak atau edema. Selain itu, pecahnya pembuluh darah kapiler menyebabkan ekstravasasi darah ke jaringan sekitarnya, yang terlihat sebagai memar (ekimosis atau hematoma).
Gejala dan tanda mayor yang dapat diobservasi pada pasien dengan diagnosis ini adalah adanya kerusakan jaringan yang nyata, seperti luka lecet (abrasi), luka robek (lasi), atau memar yang luas. Gejala dan tanda minor yang sering menyertai meliputi nyeri, kemerahan (eritema) di sekitar area cedera, dan yang paling menonjol dalam kasus ini adalah edema atau bengkak. Pasien mungkin juga mengeluhkan rasa sakit saat area yang cedera disentuh atau digerakkan. Secara objektif, perawat dapat mengukur lingkar ekstremitas yang bengkak untuk memantau perkembangan edema, mengkaji suhu kulit di area tersebut yang mungkin terasa lebih hangat karena peningkatan aliran darah, dan memeriksa ada tidaknya perdarahan aktif atau tanda-tanda kerusakan yang lebih dalam seperti fraktur atau dislokasi.
Penegakan diagnosis keperawatan ini memerlukan pengkajian yang komprehensif. Perawat harus mengidentifikasi lokasi, ukuran, kedalaman, dan karakteristik cedera. Penting untuk mendokumentasikan warna dasar luka, ada tidaknya jaringan nekrotik, jumlah dan jenis eksudat, serta kondisi kulit di sekitar luka. Pengkajian nyeri dengan skala yang valid juga krusial untuk merencanakan manajemen nyeri yang efektif. Selain itu, perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat menghambat penyembuhan, seperti status nutrisi pasien, adanya penyakit komorbid (misalnya, diabetes melitus yang mengganggu sirkulasi dan respon imun), dan status hidrasi.
Komplikasi potensial dari gangguan integritas jaringan yang tidak ditangani dengan baik adalah infeksi. Kerusakan pada barier kulit membuka pintu bagi mikroorganisme patogen untuk masuk ke dalam tubuh. Tanda-tanda infeksi yang harus diwaspadai meliputi peningkatan nyeri, kemerahan yang meluas, bengkak yang bertambah parah, adanya pus (nanah), dan demam sistemik. Komplikasi lain yang lebih serius, terutama pada cedera ekstremitas yang parah, adalah sindrom kompartemen, di mana pembengkakan di dalam kompartemen otot yang tertutup fasia menyebabkan tekanan yang sangat tinggi, menekan pembuluh darah dan saraf, serta mengancam viabilitas ekstremitas. Oleh karena itu, pemantauan perfusi perifer (warna kulit, suhu, nadi, dan capillary refill time) menjadi sangat vital.
Tujuan utama asuhan keperawatan untuk diagnosis ini adalah memulihkan integritas jaringan, mencegah infeksi, mengurangi nyeri dan edema, serta mengembalikan fungsi area yang cedera. Intervensi yang dilakukan berfokus pada perawatan luka yang tepat, manajemen edema, dan edukasi pasien. Dengan penanganan yang tepat, proses penyembuhan jaringan dapatArticle No. 21908 | 03 Oct 2025
Klinis : resusitasi neonatus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI:
Kondisi: resusitasi neonatus
Kode SDKI: D.0005
Definisi dan Deskripsi SDKI (500-1000 kata): Pola Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai proses inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak mampu memberikan ventilasi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. Dalam konteks resusitasi neonatus, diagnosis ini menjadi diagnosis keperawatan sentral yang menggambarkan kegagalan neonatus dalam melakukan transisi fisiologis kritis dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin. Saat di dalam rahim, paru-paru janin berisi cairan dan pertukaran gas terjadi melalui plasenta. Sesaat setelah lahir, neonatus harus segera memulai pernapasan spontan yang efektif untuk membersihkan cairan dari alveoli, mengembangkan paru-paru, dan memulai oksigenasi melalui jalur pernapasan. Kegagalan dalam proses ini menyebabkan kondisi gawat darurat yang memerlukan intervensi resusitasi segera.
Penyebab pola napas tidak efektif pada neonatus bersifat multifaktorial. Faktor antepartum dan intrapartum seperti asfiksia perinatal, lilitan tali pusat, solusio plasenta, efek sedasi dari anestesi maternal, atau kondisi ibu seperti diabetes dan hipertensi dapat menekan pusat pernapasan neonatus. Faktor neonatal sendiri meliputi prematuritas (di mana paru-paru belum matang dan kekurangan surfaktan), sindrom aspirasi mekonium (SAM), hernia diafragmatika, atresia koana, atau kelainan neuromuskular. Kondisi-kondisi ini secara langsung mengganggu mekanika pernapasan, kepatenan jalan napas, atau kemampuan paru untuk mengembang.
Manifestasi klinis dari pola napas tidak efektif pada neonatus sangat khas dan menjadi dasar penilaian skor Apgar. Tanda mayor objektif yang paling sering diamati adalah apnea (henti napas >20 detik), gasping (upaya napas yang tidak efektif dan terengah-engah), bradipnea (frekuensi napas <30 kali/menit), atau takipnea yang tidak efisien (>60 kali/menit). Tanda-tanda dispnea berat juga sangat jelas terlihat, seperti pernapasan cuping hidung yang signifikan, retraksi dinding dada (substernal, interkostal, dan supraklavikular), serta penggunaan otot bantu napas. Sianosis sentral (kebiruan pada bibir dan membran mukosa) dan penurunan saturasi oksigen yang progresif adalah konsekuensi langsung dari ventilasi yang tidak adekuat. Auskultasi paru mungkin menunjukkan suara napas yang menurun atau tidak terdengar sama sekali pada area paru yang tidak terventilasi.
Secara fisiologis, pola napas yang tidak efektif menyebabkan hipoventilasi alveolar. Hal ini mengakibatkan ketidakseimbangan pertukaran gas yang parah, ditandai dengan hipoksemia (kadar oksigen darah rendah) dan hiperkapnia (kadar karbon dioksida darah tinggi). Kombinasi ini dengan cepat akan menyebabkan asidosis respiratorik, yang jika tidak dikoreksi, akan berlanjut menjadi asidosis metabolik akibat metabolisme anaerobik. Kondisi asidosis ini dapat menekan fungsi miokardium, menyebabkan bradikardia, hipotensi, dan penurunan curah jantung, yang pada akhirnya memperburuk perfusi jaringan dan pengiriman oksigen ke organ vital seperti otak dan jantung. Jika tidak ditangani melalui resusitasi yang efektif, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan otak hipoksik-iskemik (hypoxic-ischemic encephalopathy/HIE) yang bersifat permanen atau bahkan kematian.
Oleh karena itu, penegakan diagnosis Pola Napas Tidak Efektif pada neonatus yang membutuhkan resusitasi adalah langkah krusial yang memandu intervensi keperawatan dan medis secara cepat dan terstruktur. Fokus utama adalah memulihkan ventilasi yang adekuat sesegera mungkin. Ini sejalan dengan algoritma resusitasi neonatus (misalnya, Neonatal Resuscitation Program/NRP), yang menekankan langkah-langkah awal stabilisasi (memberikan kehangatan, membersihkan jalan napas, mengeringkan, dan menstimulasi) diikuti dengan dukungan ventilasi jika neonatus tidak bernapas atau bernapas tidak efektif. Diagnosis ini menjadi dasar untuk intervensi seperti pemberian ventilasi tekanan positif (VTP), intubasi endotrakeal, dan dukungan ventilasi mekanis lanjutan. Keberhasilan manajemen diagnosis ini secara langsung menentukan prognosis jangka pendek dan jangka panjang neonatus.Kode SLKI: L.01004
Luaran yang Diharapkan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan Pola Napas Membaik, dengan kriteria hasil:
- Dispnea (mis., retraksi, napas cuping hidung) menurun.
- Penggunaan otot bantu napas menurun.
- Frekuensi napas membaik (dalam rentang normal neonatus, 30-60 kali/menit).
- Irama napas membaik (menjadi teratur).
- Kedalaman napas membaik.
- Saturasi oksigen membaik (menc
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 344 345 346 347 348 349 350 351 352 353 354 355 356 357 358 359 360 361 362 363 364 365 366 367 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377 378 379 380 381 382 383 384 385 386 387 388 389 390 391 392 393 394 395 396 397 398 399 400 401 402 403 404 405 406 407 408 409 410 411 412 413 414 415 416 417 418 419 420 421 422 423 424 425 426 427 428 429 430 431 432 433 434 435 436 437 438 439 440 441 442 443 444 445 446 447 448 449 450 451 452 453 454 455 456 457 458 459 460 461 462 463 464 465 466 467 468 469 470 471 472 473 474 475 476 477 478 479 480 481 482 483 484 485 486 487 488 489 490 491 492 493 494 495 496 497 498 499 500 501 502 503 504 505 506 507 508 509 510 511 512 513 514 515 516 517 518 519 520 521 522 523 524 525 526 527 528 529 530 531 532 533 534 535 536 537 538 539 540 541 542 543 544 545 546 547 548 549 550 551 552 553 554 555 556 557 558 559 560 561 562 563 564 565 566 567 568 569 570 571 572 573 574 575 576 577 578 579 580 581 582 583 584 585 586 587 588 589 590 591 592 593 594 595 596 597 598 599 600 601 602 603 604 605 606 607 608 609 610 611 612 613 614 615 616 617 618 619 620 621 622 623 624 625 626 627 628 629 630 631 632 633 634 635 636 637 638 639 640 641 642 643 644 645 646 647 648 649 650 651 652 653 654 655 656 657 658 659 660 661 662 663 664 665 666 667 668 669 670 671 672 673 674 675 676 677 678 679 680 681 682 683 684 685 686 687 688 689 690 691 692 693 694 695 696 697 698 699 700 701 702 703 704 705 706 707 708 709 710 711 712 713 714 715 716 717 718 719 720 721 722 723 724 725 726 727 728 729 730 731 732 733 734 735 736 737 738 739 740 741 742 743 744 745 746 747 748 749 750 751 752 753 754 755 756 757 758 759 760 761 762 763 764 765 766 767 768 769 770 771 772 773 774 775 776 777 778 779 780 781 782 783 784 785 786 787 788 789 790 791 792 793 794 795 796 797 798 799 800 801 802 803 804 805 806 807 808 809 810 811 812 813 814 815 816 817 818 819 820 821 822 823 824 825 826 827 828 829 830 831 832 833 834 835 836 837 838 839 840 841 842 843 844 845 846 847 848 849 850 851 852 853 854 855 856 857 858 859 860 861 862 863 864 865 866 867 868 869 870 871 872 873 874 875 876 877 878 879 880 881 882 883 884 885 886 887 888 889 890 891 892 893 894 895 896 897 898 899 900 901 902 903 904 905 906 907 908 909 910 911 912 913 914 915 916 917 918 919 920 921 922 923 924 925 926 927 928 929 930 931 932 933 934 935 936 937 938 939 940 941 942 943 944 945 946 947 948 949 950 951 952 953 954 955 956 957 958 959 960 961 962 963 964 965 966 967 968 969 970 971 972 973 974 975 976 977 978 979 980 981 982 983 984 985 986 987 988 989 990 991 992 993 994 995 996 997 998 999 1000 1001 1002 1003 1004 1005 1006 1007 1008 1009 1010 1011 1012 1013 1014 1015 1016 1017 1018 1019 1020 1021 1022 1023 1024 1025 1026 1027 1028 1029 1030 1031 1032 1033 1034 1035 1036 1037 1038 1039 1040 1041 1042 1043 1044 1045 1046 1047 1048 1049 1050 1051 1052 1053 1054 1055 1056 1057 1058 1059 1060 1061 1062 1063 1064 1065 1066 1067 1068 1069 1070 1071 1072 1073 1074 1075 1076 1077 1078 1079 1080 1081 1082 1083 1084 1085 1086 1087 1088 1089 1090 1091 1092 1093 1094 1095 1096 1097 1098 1099 1100 1101 1102 1103 1104 1105 1106 1107 1108 1109 1110 1111 1112 1113 1114 1115 1116 1117 1118 1119 1120 1121 1122 1123 1124 1125 1126 1127 1128 1129 1130 1131 1132 1133 1134 1135 1136 1137 1138 1139 1140 1141 1142 1143 1144 1145 1146 1147 1148 1149 1150 1151 1152 1153 1154 1155 1156 1157 1158 1159 1160 1161 1162 1163 1164 1165 1166 1167 1168 1169 1170 1171 1172 1173 1174 1175 1176 1177 1178 1179 1180 1181 1182 1183 1184 1185 1186 1187 1188 1189 1190 1191 1192 1193 1194 1195 1196 1197 1198 1199 1200 1201 1202 1203 1204 1205 1206 1207 1208 1209 1210 1211 1212 1213 1214 1215 1216 1217 1218 1219 1220 1221 1222 1223 1224 1225 1226 1227 1228 1229 1230 1231 1232 1233 1234 1235 1236 1237 1238 1239 1240 1241 1242 1243 1244 1245 1246 1247 1248 1249 1250 1251 1252 1253 1254 1255 1256 1257 1258 1259 1260 1261 1262 1263 1264 1265 1266 1267 1268 1269 1270 1271 1272 1273 1274 1275 1276 1277 1278 1279 1280 1281 1282 1283 1284 1285 1286 1287 1288 1289 1290 1291 1292 1293 1294 1295 1296 1297 1298 1299 1300 1301 1302 1303 1304 1305 1306 1307 1308 1309 1310 1311 1312 1313 1314 1315 1316 1317 1318 1319 1320 1321 1322 1323 1324 1325 1326 1327 1328 1329 1330 1331 1332 1333 1334 1335 1336 1337 1338 1339 1340 1341 1342 1343 1344 1345 1346 1347 1348 1349 1350 1351 1352 1353 1354 1355 1356 1357 1358 1359 1360 1361 1362 1363 1364 1365 1366 1367 1368 1369 1370 1371 1372 1373 1374 1375 1376 1377 1378 1379 1380 1381 1382 1383 1384 1385 1386 1387 1388 1389 1390 1391 1392 1393 1394 1395 1396 1397 1398 1399 1400 1401 1402 1403 1404 1405 1406 1407 1408 1409 1410 1411 1412 1413 1414 1415 1416 1417 1418 1419 1420 1421 1422 1423 1424 1425 1426 1427 1428 1429 1430 1431 1432 1433 1434 1435 1436 1437 1438 1439 1440 1441 1442 1443 1444 1445 1446 1447 1448 1449 1450 1451 1452 1453 1454 1455 1456 1457 1458 1459 1460 1461 1462 1463 1464 1465 1466 1467 1468 1469 1470 1471 1472 1473 1474 1475 1476 1477 1478 1479 1480 1481 1482 1483 1484 1485 1486 1487 1488 1489 1490 1491 1492 1493 1494 1495 1496 1497 1498 1499 1500 1501 1502 1503 1504 1505 1506 1507 1508 1509 1510 1511 1512 1513 1514 1515 1516 1517 1518 1519 1520 1521 1522 1523 1524 1525 1526 1527 1528 1529 1530 1531 1532 1533 1534 1535 1536 1537 1538 1539 1540 1541 1542 1543 1544 1545 1546 1547 1548 1549 1550 1551 1552 1553 1554 1555 1556 1557 1558 1559 1560 1561 1562 1563 1564 1565 1566 1567 1568 1569 1570 1571 1572 1573 1574 1575 1576 1577 1578 1579 1580 1581 1582 1583 1584 1585 1586 1587 1588 1589 1590 1591 1592 1593 1594 1595 1596 1597 1598 1599 1600 1601 1602 1603 1604 1605 1606 1607 1608 1609 1610 1611 1612 1613 1614 1615 1616 1617 1618 1619 1620 1621 1622 1623 1624 1625 1626 1627 1628 1629 1630 1631 1632 1633 1634 1635 1636 1637 1638 1639 1640 1641 1642 1643 1644 1645 1646 1647 1648 1649 1650 1651 1652 1653 1654 1655 1656 1657 1658 1659 1660 1661 1662 1663 1664 1665 1666 1667 1668 1669 1670 1671 1672 1673 1674 1675 1676 1677 1678 1679 1680 1681 1682 1683 1684 1685 1686 1687 1688 1689 1690 1691 1692 1693 1694 1695 1696 1697 1698 1699 1700 1701 1702 1703 1704 1705 1706 1707 1708 1709 1710 1711 1712 1713 1714 1715 1716 1717 1718 1719 1720 1721 1722 1723 1724 1725 1726 1727 1728 1729 1730 1731 1732 1733 1734 1735 1736 1737 1738 1739 1740 1741 1742 1743 1744 1745 1746 1747 1748 1749 1750 1751 1752 1753 1754 1755 1756 1757 1758 1759 1760 1761 1762 1763 1764 1765 1766 1767 1768 1769 1770 1771 1772 1773 1774 1775 1776 1777 1778 1779 1780 1781 1782 1783 1784 1785 1786 1787 1788 1789 1790 1791 1792 1793 1794 1795 1796 1797 1798 1799 1800 1801 1802 1803 1804 1805 1806 1807 1808 1809 1810 1811 1812 1813 1814 1815 1816 1817 1818 1819 1820 1821 1822 1823 1824 1825 1826 1827 1828 1829 1830 1831 1832 1833 1834 1835 1836 1837 1838 1839 1840 1841 1842 1843 1844 1845 1846 1847 1848 1849 1850 1851 1852 1853 1854 1855 1856 1857 1858 1859 1860 1861 1862 1863 1864 1865 1866 1867 1868 1869 1870 1871 1872 1873 1874 1875 1876 1877 1878 1879 1880 1881 1882 1883 1884 1885 1886 1887 1888 1889 1890 1891 1892 1893 1894 1895 1896 1897 1898 1899 1900 1901 1902 1903 1904 1905 1906 1907 1908 1909 1910 1911 1912 1913 1914 1915 1916 1917 1918 1919 1920 1921 1922 1923 1924 1925 1926 1927 1928 1929 1930 1931 1932 1933 1934 1935 1936 1937 1938 1939 1940 1941 1942 1943 1944 1945 1946 1947 1948 1949 1950 1951 1952 1953 1954 1955 1956 1957 1958 1959 1960 1961 1962 1963 1964 1965 1966 1967 1968 1969 1970 1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041 2042 2043 2044 2045 2046 2047 2048 2049 2050 2051 2052 2053 2054 2055 2056 2057 2058 2059 2060 2061 2062 2063 2064 2065 2066 2067 2068 2069 2070 2071 2072 2073 2074 2075 2076 2077 2078 2079 2080 2081 2082 2083 2084 2085 2086 2087 2088 2089 2090 2091 2092 2093 2094 2095 2096 2097 2098 2099 2100 2101 2102 2103 2104 2105 2106 2107 2108 2109 2110 2111 2112 2113 2114 2115 2116 2117 2118 2119 2120 2121 2122 2123 2124 2125 2126 2127 2128 2129 2130 2131 2132 2133 2134 2135 2136 2137 2138 2139 2140 2141 2142 2143