Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1604 | 09 Oct 2024
Klinis : Klien mengatakan “Ulun muntah dan baherakan sejak subuh tadi, badan terasa lemas banar dan parut terasa sakit melilit”. Istri pasien mengatakan “Suami saya ini muntah 4 kali dan mencret 7 kali
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan yang disampaikan oleh klien dan informasi dari istri pasien, dapat disusun diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare akut berhubungan dengan infeksi gastrointestinal.
Penjelasan Singkat Standar PPNI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Diare akut adalah buang air besar dengan konsistensi cair dan frekuensi lebih dari 3 kali per hari, yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 14 hari.
- Penyebab: Infeksi gastrointestinal, intoleransi makanan, efek obat-obatan, serta kondisi lain yang menyebabkan peningkatan motilitas usus dan penurunan penyerapan air dan elektrolit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Klien menunjukkan pola defekasi normal, tidak terjadi dehidrasi, dan tidak terjadi komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Pemantauan tanda vital, intake output, pemberian cairan intravena, edukasi tentang diet dan manajemen diare, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian terapi obat-obatan.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Nurse -
Article No. 1605 | 09 Oct 2024
Klinis : pasien tampak lemah dan kesakitan sambil memegang perutnya,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang tampak lemah dan kesakitan sambil memegang perutnya.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Karakteristik Utama: Keluhan verbal dan non-verbal tentang rasa tidak nyaman di perut.
Faktor yang Berhubungan: Agen pencedera biologis (misalnya, infeksi).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang Diharapkan: Pasien melaporkan nyeri berkurang, pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan: Manajemen Nyeri, yang meliputi pengkajian nyeri, pemberian analgesik, terapi komplementer, dan edukasi manajemen nyeri.
Dalam kasus ini, pasien tampak lemah dan kesakitan sambil memegang perutnya, yang menunjukkan adanya nyeri akut di area perut. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, gangguan pencernaan, atau penyebab lainnya. Perawat akan melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, memberikan analgesik sesuai indikasi, dan mengajarkan teknik manajemen nyeri yang sesuai untuk membantu pasien mengurangi rasa sakitnya. -
Article No. 1606 | 09 Oct 2024
Klinis : terakhir kencing jam 7 pagi tadi, sampai sekarang belum ada kencing”
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak. Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan analisis dan penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan gejala yang Anda jelaskan, yaitu terakhir kencing pada pukul 7 pagi dan hingga saat ini belum ada kencing, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Retensi Urin".
Penjelasan Singkat:
Retensi Urin merupakan kondisi dimana seseorang tidak dapat mengosongkan kandung kemih secara lengkap, sehingga urin tertahan di dalam kandung kemih. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti obstruksi pada saluran kemih, gangguan pada sistem saraf, atau ketidakmampuan otot kandung kemih untuk berkontraksi secara efektif.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode Diagnosis: 10.07 Retensi Urin
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
- Karakteristik Utama: Tidak dapat berkemih, nyeri suprapubik, dan kandung kemih teraba penuh.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode Luaran: 10001 Pengeluaran Urin
- Definisi: Kemampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
- Indikator: Frekuensi berkemih normal, volume urin sesuai harapan, dan tidak ada rasa nyeri/tidak nyaman saat berkemih.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode Intervensi: 10001 Manajemen Retensi Urin
- Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk memfasilitasi pengeluaran urin secara efektif.
- Aktivitas: Mengkaji tanda dan gejala retensi urin, mempertahankan keseimbangan cairan, dan melakukan kateterisasi jika diperlukan.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI, SLKI, serta SIKI yang sesuai dengan kondisi yang Anda sampaikan. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. Saya akan dengan senang hati membantu Anda.
Wassalamualaikum. -
Article No. 1607 | 09 Oct 2024
Klinis : Nyeri BAK, BAK menetes
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Nyeri BAK, BAK menetes.
Diagnosa Keperawatan:
1. Inkontinensia Urin
Penjelasan:
Inkontinensia Urin adalah ketidakmampuan untuk menahan BAK sehingga terjadi kebocoran urin. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelemahan otot dasar panggul, gangguan neurologi, atau efek obat-obatan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menahan BAK yang menyebabkan kebocoran urin.
- Penyebab: Kelemahan otot dasar panggul, gangguan neurologi, efek obat-obatan.
- Gejala: Nyeri BAK, BAK menetes, kesulitan menahan BAK.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol Eliminasi Urin
- Integritas Kulit
- Kenyamanan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Inkontinensia Urin
- Terapi Latihan Otot Dasar Panggul
- Konseling Inkontinensia Urin
Perawat perlu melakukan penilaian komprehensif, menentukan penyebab inkontinensia, dan mengembangkan rencana perawatan yang berfokus pada manajemen gejala, peningkatan kontrol eliminasi urin, dan pencegahan komplikasi kulit. -
Article No. 1608 | 09 Oct 2024
Klinis : Nyeri BAK,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Nyeri BAK.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah-istilah terjadinya kerusakan.
Batasan Karakteristik:
- Laporan pasien tentang nyeri
- Ekspresi wajah yang menandakan nyeri
- Perubahan tanda-tanda vital
- Perilaku protektif terhadap area yang nyeri
Faktor Berhubungan:
- Infeksi saluran kemih
- Penyakit prostat
- Trauma pada saluran kemih
Luaran Keperawatan:
1. Kontrol Nyeri
- Pasien dapat menyatakan rasa nyamannya
- Pasien dapat menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
2. Perilaku untuk Mengurangi Nyeri
- Pasien dapat menerapkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
- Pasien dapat mengenali faktor-faktor yang memperberat nyeri
Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen Nyeri
- Identifikasi karakteristik, lokasi, durasi, dan faktor pencetus nyeri
- Kolaborasi pemberian terapi farmakologi untuk mengurangi nyeri
- Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, seperti kompres hangat, relaksasi, distraksi
2. Edukasi Kesehatan
- Jelaskan penyebab dan proses terjadinya nyeri BAK
- Ajarkan pasien untuk segera melaporkan nyeri yang dirasakan
- Libatkan keluarga dalam perawatan pasien
Jadi, dalam kondisi Nyeri BAK, diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan adalah Nyeri Akut, dengan fokus asuhan keperawatan pada manajemen nyeri dan edukasi kesehatan terkait kondisi pasien. Diharapkan dengan intervensi yang tepat, pasien dapat mencapai kontrol nyeri dan perilaku yang efektif untuk mengurangi nyeri. -
Article No. 1609 | 09 Oct 2024
Klinis : mukosa bibir kering
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi mukosa bibir kering:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakseimbangan Cairan
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Ketidakseimbangan Cairan adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami kekurangan atau kelebihan cairan yang dapat mengganggu homeostasis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari kondisi ini adalah individu dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pemantauan cairan
2. Pemberian cairan
3. Manajemen mukosa kering
4. Edukasi terkait asupan cairan yang adekuat
Mukosa bibir kering merupakan salah satu tanda dan gejala dari risiko ketidakseimbangan cairan, yang dapat disebabkan oleh asupan cairan yang tidak adekuat, kehilangan cairan yang berlebih, atau gangguan pada proses pengaturan cairan dalam tubuh. Intervensi keperawatan yang utama adalah manajemen mukosa kering, seperti aplikasi pelembap bibir, serta edukasi kepada pasien terkait pentingnya asupan cairan yang cukup. -
Article No. 1610 | 09 Oct 2024
Klinis : Pasien mengatakan saya muntah dan berak sejak subuh tadi, badan terasa lemas dan perut terasa sakit melilit dan muntah 4x, berak7x
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai adalah:
1. Diare
- Definisi: Pengeluaran feses cair atau lunak yang terjadi lebih dari 3 kali dalam 24 jam.
- Penyebab: Infeksi saluran cerna, alergi terhadap makanan, stres, iritasi usus, atau malabsorpsi.
- Tanda dan gejala: Feses cair atau lunak, sering buang air besar, perut terasa sakit atau kram, lemas, dehidrasi.
2. Mual dan Muntah
- Definisi: Perasaan tidak nyaman di perut yang mengarah pada keinginan untuk muntah, diikuti oleh pengeluaran isi lambung melalui mulut.
- Penyebab: Infeksi saluran cerna, obat-obatan, stres, atau kondisi medis lainnya.
- Tanda dan gejala: Perasaan tidak nyaman di perut, mengeluarkan isi lambung, dehidrasi.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari akibat keterbatasan fisik atau psikologis.
- Penyebab: Kelemahan fisik, mual, dan rasa lelah.
- Tanda dan gejala: Kelelahan yang tidak proporsional dengan aktivitas, mudah lelah, lemah.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Sistem klasifikasi diagnosa keperawatan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Sistem klasifikasi luaran/hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Sistem klasifikasi tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI memungkinkan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan terukur, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan keselamatan pasien. -
Article No. 1611 | 09 Oct 2024
Klinis : kelompak mata tampak cekung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Kekurangan Volume Cairan
Penjelasan:
Risiko Kekurangan Volume Cairan adalah status ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan cairan yang dapat menyebabkan penurunan volume cairan dalam tubuh. Tanda-tanda yang muncul pada kondisi ini adalah kelompak mata tampak cekung, yang menunjukkan adanya kehilangan cairan.
SDKI:
- Definisi: Berisiko mengalami penurunan volume cairan yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor Risiko: Peningkatan kehilangan cairan, penurunan asupan cairan, keterbatasan akses terhadap cairan, gangguan mekanisme pengaturan cairan.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan volume cairan yang adekuat.
- Kriteria Hasil: Intake dan output cairan seimbang, tanda-tanda vital dalam batas normal, membran mukosa lembab, turgor kulit baik.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Memantau status cairan, mengelola asupan dan kehilangan cairan, mencegah dehidrasi, memberikan edukasi terkait manajemen cairan.
Dengan kondisi kelompak mata tampak cekung, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Kekurangan Volume Cairan. Perawat dapat melakukan intervensi keperawatan untuk memantau dan mengelola asupan serta kehilangan cairan, serta mencegah terjadinya dehidrasi pada pasien. -
Article No. 1612 | 09 Oct 2024
Klinis : turgor kulit jelek,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi turgor kulit yang jelek.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Dehidrasi
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Dehidrasi adalah keadaan yang menunjukkan kemungkinan terjadinya penurunan cairan atau elektrolit dalam tubuh.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari Risiko Dehidrasi adalah cairan dan elektrolit dalam tubuh terpenuhi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Risiko Dehidrasi antara lain:
a. Pemantauan status cairan
b. Manajemen cairan
c. Edukasi terkait kebutuhan cairan
d. Kolaborasi pemberian cairan intravena atau suplemen oral, jika diindikasikan.
Sebagai seorang pakar perawat, saya dapat memberikan lebih banyak informasi terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai dengan kondisi pasien. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika Anda membutuhkan penjelasan tambahan. -
Article No. 1613 | 09 Oct 2024
Klinis : PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL 1. Persepsi klien terhadap penyakitnya: pasien kurang paham dengan penyakit yang dialaminya dan penatalaksanaan dari penyakitnya, pasien mengalami kesulitan dalam mengingat, memahami, dan mengambil keputusan 2. Ekspresi klien terhadap penyakitnya: murung/diam 3. Reaksi saat interaksi : pasien mengalami kesulitan dalam mengingat, memahami, dan mengambil keputusan, 4. Gangguan konsep diri: pasien cenderung menarik diri dari masalah (memendam masalah sendiri) 5. Lain-lain: pasien dan keluarga menanyakan informasi tentang penyakit yang dialaminya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan dalam pengkajian psikososial, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Pengetahuan terkait Penyakit dan Penatalaksanaannya
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami kurang pemahaman tentang penyakit yang dialaminya dan penatalaksanaannya, serta kesulitan dalam mengingat, memahami, dan mengambil keputusan. Hal ini dapat menyebabkan ketidakmampuan pasien dalam merawat dirinya sendiri.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Defisit Pengetahuan
Definisi: Kurangnya informasi kognitif terkait topik yang spesifik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Peningkatan Pengetahuan
Definisi: Tercapainya atau bertambahnya informasi kognitif yang dimiliki oleh individu, keluarga, atau komunitas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Edukasi Kesehatan
2. Manajemen Regimen Terapeutik
3. Dukungan Pengambilan Keputusan
Implementasi intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pasien terhadap penyakitnya dan penatalaksanaannya, sehingga pasien dapat terlibat aktif dalam proses perawatan dan pengambilan keputusan.