Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1582 | 09 Oct 2024
Klinis : Kontrol lula
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi yang Anda berikan, yaitu "Kontrol lula, dengan tone = akademis, persona = pakar, nurse", berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Penjelasan:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami perubahan kadar glukosa darah yang tidak terkendali, baik peningkatan (hiperglikemia) maupun penurunan (hipoglikemia).
- Penyebab: Perubahan aktivitas fisik, stres, pola makan yang tidak adekuat, penggunaan obat-obatan, dan penyakit penyerta.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Hasil yang Diharapkan: Pasien menunjukkan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
- Indikator: Pasien dapat memonitor kadar glukosa darah secara mandiri, pasien menerapkan manajemen diri yang efektif untuk menjaga kadar glukosa darah.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan Glukosa Darah, Manajemen Diabetes, Edukasi Kesehatan tentang Diabetes.
- Tujuan: Membantu pasien mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
Dalam kondisi ini, perawat berperan sebagai pakar yang memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif untuk mengelola risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah pada pasien dengan kontrol lula. -
Article No. 1584 | 09 Oct 2024
Klinis : nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya sebagai seorang perawat profesional akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi nyeri akut.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah tersebut (nyeri).
Karakteristik Definisi:
- Ekspresi wajah kesakitan
- Perubahan tanda-tanda vital
- Gerakan protektif
- Keluhan nyeri
- Lokasi nyeri
- Durasi nyeri
- Frekuensi nyeri
- Kualitas nyeri
Faktor Berhubungan:
- Agen pencedera fisik
- Agen pencedera kimiawi
- Agen pencedera biologis
- Prosedur pembedahan
- Penyakit
- Cedera
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Tingkat Nyeri Terkendali
2. Ekspresi Nyeri Terkurang
3. Perilaku Mengatasi Nyeri Efektif
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
2. Pemberian Analgesik
3. Distraksi
4. Relaksasi
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Nyeri Akut" mengacu pada pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Karakteristik definisinya mencakup ekspresi wajah kesakitan, perubahan tanda-tanda vital, gerakan protektif, keluhan nyeri, lokasi nyeri, durasi nyeri, frekuensi nyeri, dan kualitas nyeri. Faktor-faktor yang berhubungan dengan nyeri akut dapat berasal dari agen pencedera fisik, kimiawi, biologis, prosedur pembedahan, penyakit, atau cedera.
Luaran keperawatan yang diharapkan adalah tingkat nyeri terkendali, ekspresi nyeri terkurang, dan perilaku mengatasi nyeri efektif. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, pemberian analgesik, distraksi, dan relaksasi.
Sebagai seorang perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien dan tim kesehatan lainnya untuk mengelola nyeri akut secara komprehensif dan memberikan perawatan yang optimal demi mencapai luaran keperawatan yang diharapkan. -
Article No. 1585 | 09 Oct 2024
Klinis : defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi defisit nutrisi.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Nutrisi
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit nutrisi adalah keadaan di mana individu mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Diagnosis ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti gangguan gastrointestinal, kesulitan menelan, keterbatasan ekonomi, atau ketidakmampuan mengakses makanan yang bergizi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan defisit nutrisi meliputi peningkatan berat badan, perbaikan status nutrisi, tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi, dan kemampuan klien dalam mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk mengatasi defisit nutrisi dapat mencakup pemberian nutrisi enteral atau parenteral, edukasi gizi, pemantauan asupan dan output, dan kolaborasi dengan tim gizi untuk menyusun rencana makan yang sesuai dengan kebutuhan klien.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan klien dan tim kesehatan lainnya untuk mengidentifikasi penyebab defisit nutrisi, menyusun rencana perawatan yang komprehensif, dan memantau secara terus-menerus untuk memastikan perbaikan status nutrisi klien. -
Article No. 1586 | 09 Oct 2024
Klinis : Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang dijelaskan, yakni "Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan", maka kode diagnosis dan prosedur yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J98.09
- Deskripsi: Kondisi jalan napas lain yang tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.94
- Deskripsi: Suction of respiratory tract
Penjelasan:
Kode ICD-10 J98.09 (Kondisi jalan napas lain yang tidak diklasifikasikan di tempat lain) sesuai dengan kondisi "Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan". Kondisi ini dapat disebabkan oleh adanya sekresi yang tertahan di saluran pernapasan, yang menghambat bersihan jalan napas secara efektif.
Terkait dengan tindakan medis, kode ICD-9-CM 93.94 (Suction of respiratory tract) dapat digunakan untuk prosedur pembersihan jalan napas secara mekanis melalui suction. Prosedur ini bertujuan untuk mengeluarkan sekresi yang tertahan, sehingga dapat membantu memperbaiki bersihan jalan napas yang tidak efektif.
Dalam praktik klinis, penanganan kondisi ini dapat melibatkan intervensi keperawatan, seperti pemberian terapi oksigen, pengisapan lendir secara berkala, dan upaya lain untuk mempertahankan patensi jalan napas. -
Article No. 1587 | 09 Oct 2024
Klinis : Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan Singkat Berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau benda asing dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah: Jalan napas yang terbuka, Kemampuan batuk efektif, Tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas, dan Frekuensi napas dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain: Pemantauan jalan napas, Fisioterapi dada, Pengisapan lendir, Pemberian oksigen, Edukasi mengenai teknik batuk efektif, dan Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan.
Dalam konteks akademis dan dengan persona sebagai pakar perawat, penjelasan ini diharapkan dapat memberikan gambaran komprehensif mengenai Diagnosa Keperawatan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif beserta standar SDKI-SLKI-SIKI yang berlaku di Indonesia. -
Article No. 1588 | 09 Oct 2024
Klinis : seorang pasien dengan harga diri rendah situasional
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Harga Diri Rendah Situasional
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Harga Diri Rendah Situasional adalah penilaian negatif yang dilakukan oleh individu terhadap dirinya sendiri sebagai akibat dari situasi tertentu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Peningkatan Harga Diri
2. Penerimaan Terhadap Diri Sendiri
3. Optimisme
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Terapi Kelompok
2. Terapi Kognitif
3. Terapi Reminiscence
4. Pendidikan Kesehatan
5. Dukungan Emosional
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan harga diri rendah situasional membutuhkan intervensi keperawatan yang bertujuan untuk meningkatkan harga dirinya, menerima dirinya sendiri, dan memiliki optimisme. Perawat dapat menggunakan pendekatan terapeutik seperti terapi kelompok, terapi kognitif, terapi reminiscence, pendidikan kesehatan, dan dukungan emosional untuk membantu pasien mengatasi permasalahan harga diri rendah yang disebabkan oleh situasi tertentu. -
Article No. 1589 | 09 Oct 2024
Klinis : atu minggu yang lalu pasien ada berobat degan dukun di kampung dengan keluhan yang sama,demam dan nyeri perut kuadran kanan atas namun masih bisa menahan,pada tanggal 09-03-2022 , pukul 16.35 wib, tidak bisa menahan lagi dan masuk IGD dengan keluhan demam menggigil dan nyeri di dapatkan kualitas nyeri seperti di tusuk –tusuk,region terletak di perut kuadran kanan atas, skala nyeri 6 (0-10), tampak meringis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, Penjelasan Singkat, dan Standar SDKI-SLKI-SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami nyeri akut pada perut kuadran kanan atas, dengan karakteristik nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 6 (0-10), dan tampak meringis. Pasien sebelumnya telah berobat ke dukun di kampung dengan keluhan yang sama, namun satu minggu kemudian nyeri tidak dapat ditahan lagi dan pasien masuk ke IGD.
Standar SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Domain: Kenyamanan
- Kelas: Nyeri
- Diagnosa: Nyeri akut
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran: Kontrol Nyeri
- Kriteria Hasil: Tingkat nyeri menurun, Distres nyeri menurun, Kemampuan mengatasi nyeri meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi:
1. Manajemen Nyeri
2. Terapi Analgesik
3. Pengaturan Posisi -
Article No. 1590 | 09 Oct 2024
Klinis : Laki-laki usia 45 tahun, mengeluh muntah dan diare, badan panas, rasa haus, selaput lendir kering, turgor kulit jelek, badan rasa lemas. Suhu 38 C, tekanan darah 100/60 mmHg, frekuensi nadi 104 kali/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan melalui saluran pencernaan, ditandai dengan muntah, diare, rasa haus, selaput lendir kering, turgor kulit jelek, dan badan rasa lemas.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit adalah kondisi di mana volume dan/atau komposisi cairan dan elektrolit tubuh tidak seimbang.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah klien dapat menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal, turgor kulit baik, membran mukosa lembab, dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Memantau tanda-tanda vital
- Memantau asupan dan pengeluaran cairan
- Memberikan cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan
- Mengatasi penyebab kehilangan cairan (misalnya, muntah, diare)
- Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan klien
Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, klien membutuhkan penanganan segera untuk mencegah dehidrasi yang lebih parah. Perawat harus bekerja sama dengan dokter untuk menentukan tatalaksana yang tepat. -
Article No. 1591 | 09 Oct 2024
Klinis : Pasien meningitis mengeluh sakit kepala parah dan kaku kuduk. Apa intervensi keperawatan utama yang harus dilakukan perawat untuk menangani gejala ini? Question 71 Answer a. Mengajarkan pasien teknik relaksasi b. Memberikan obat antinyeri sesuai anjuran c. Memberikan kompres hangat pada leher d. Mengatur posisi pasien untuk kenyamanan e. Meningkatkan hidrasi pasien dengan cairan infus
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: G00.9
- Deskripsi: Meningitis, tidak dispesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 03.31
- Deskripsi: Lumbal pungsi
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu sakit kepala parah dan kaku kuduk, intervensi keperawatan utama yang harus dilakukan perawat untuk menangani gejala ini adalah:
a. Mengatur posisi pasien untuk kenyamanan
- Memposisikan pasien dalam posisi semi-Fowler atau Fowler untuk mengurangi tekanan intrakranial.
- Menjaga kepala dan leher agar tetap lurus untuk mengurangi rasa kaku kuduk.
b. Meningkatkan hidrasi pasien dengan cairan infus
- Memberikan cairan infus yang cukup untuk mempertahankan status hidrasi yang adekuat.
- Cairan infus dapat membantu menurunkan tekanan intrakranial dan mempercepat pemulihan.
c. Memberikan obat antinyeri sesuai anjuran
- Memberikan obat antinyeri (analgesik) seperti paracetamol atau ibuprofen sesuai dengan resep dokter.
- Obat antinyeri dapat membantu mengurangi rasa sakit kepala yang dialami pasien.
Dengan melakukan intervensi-intervensi tersebut, perawat dapat membantu menangani gejala sakit kepala parah dan kaku kuduk yang dialami oleh pasien dengan meningitis. -
Article No. 1593 | 09 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 72 tahun, datang dengan penurunan kesadaran, sesak napas. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas ronchi, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah oedem pulmo, pneumonia
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang disampaikan, diagnosis awal pasien adalah oedem pulmo dan pneumonia. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J81
- Deskripsi: Edema pulmoner
- Kode: J15
- Deskripsi: Pneumonia bakteri, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Pemantauan pernapasan, tidak diklasifikasikan di tempat lain
- Kode: 93.94
- Deskripsi: Oksigenasi, tidak diklasifikasikan di tempat lain
- Kode: 99.15
- Deskripsi: Pemberian obat bronkodilator
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 J81 (Edema pulmoner) digunakan untuk mendiagnosis kondisi edema paru yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gagal jantung kiri atau pneumonia. Kode ICD-10 J15 (Pneumonia bakteri, tidak diklasifikasikan di tempat lain) digunakan untuk mendiagnosis pneumonia sebagai penyebab utama sesak napas pada pasien.
2. Kode ICD-9-CM 93.90 (Pemantauan pernapasan, tidak diklasifikasikan di tempat lain) dan 93.94 (Oksigenasi, tidak diklasifikasikan di tempat lain) dapat digunakan untuk prosedur pemantauan pernapasan dan pemberian oksigen, yang sering dilakukan pada pasien dengan edema pulmoner dan pneumonia untuk mempertahankan oksigenasi.
Kode ICD-9-CM 99.15 (Pemberian obat bronkodilator) dapat digunakan untuk prosedur pemberian obat bronkodilator, yang membantu melebarkan saluran napas dan meningkatkan aliran udara pada pasien dengan gangguan pernapasan seperti edema pulmoner dan pneumonia.