Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1782 | 10 Oct 2024
Klinis : pasien hematemesis melena
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perdarahan yang Efektif
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Perdarahan yang Efektif adalah kondisi di mana individu rentan mengalami kehilangan volume darah yang berlebihan melebihi kemampuan tubuh untuk mempertahankan fungsi fisiologis normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan utama dari pengelolaan Risiko Perdarahan yang Efektif adalah mencegah, mengendalikan, dan meminimalkan kehilangan darah serta mempertahankan stabilitas hemodinamik pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Pemantauan tanda-tanda vital dan status hemodinamik secara ketat
2. Pemberian cairan dan/atau produk darah sesuai indikasi
3. Kolaborasi dengan tim medis untuk pengobatan penyebab perdarahan
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai tindakan pencegahan perdarahan
Secara umum, pengelolaan pasien dengan hematemesis melena bertujuan untuk mengendalikan perdarahan, mempertahankan stabilitas hemodinamik, dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Perawat berperan penting dalam pemantauan keadaan pasien, pemberian intervensi keperawatan yang tepat, dan kolaborasi dengan tim medis untuk mendapatkan penanganan yang komprehensif. -
Article No. 1783 | 10 Oct 2024
Klinis : pasien hematemesis melena individu mengalami kehilangan volume darah yang berlebihan melebihi kemampuan tubuh untuk mempertahankan fungsi fisiologis normal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Hipovolemia
- Penjelasan singkat: Hipovolemia adalah kondisi di mana pasien mengalami penurunan volume darah yang berlebih, melebihi kemampuan tubuh untuk mempertahankan fungsi fisiologis normal. Hal ini dapat terjadi akibat perdarahan, seperti pada kasus hematemesis melena.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Penurunan volume cairan intravaskuler yang melebihi kemampuan tubuh untuk mempertahankan fungsi fisiologis normal.
- Faktor yang berhubungan: Perdarahan, dehidrasi, diuresis berlebihan.
- Gejala dan tanda: Takikardia, hipotensi, pusing, cemas, kulit dingin dan lembab, oligurik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan volume cairan intravaskuler dalam batas normal.
- Indikator: Hemodinamik stabil, tidak ada tanda-tanda hipovolemia, output urin normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Monitor tanda-tanda vital, monitor input-output cairan, kolaborasi pemberian cairan intravena, kolaborasi pemberian produk darah (jika perlu).
- Tujuan: Mempertahankan volume cairan intravaskuler, mencegah komplikasi hipovolemia.
Secara singkat, standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk pasien dengan kondisi hematemesis melena berfokus pada penanganan hipovolemia, yakni penurunan volume cairan intravaskuler yang melebihi kemampuan tubuh untuk mempertahankan fungsi fisiologis normal. Intervensi keperawatan yang utama adalah pemantauan ketat, terapi cairan, dan kolaborasi dengan tim medis untuk mengatasi penyebab perdarahan. -
Article No. 1784 | 10 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 19 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan demam hari ke 5, pasien didiagnosa menderita DHF. Saat pengkajian didapatkan keluhan demam sudah mulai turun sejak tadi malam namun ada gusi berdarah. Hasil tanda-tanda vital : tekanan darah 110/60 mmHg, Nadi 75 x/menit, suhu 37,3°C, pernafasan 20 x/menit, bibir tampak kering dan pucat, pasien tampak lemah, ptechie (+) pada area lengan dan kaki, kulit kering, pasien hanya menghabiskan ¼ porsi makanannya, pasien hanya minum sedikit (500 cc/ 24 jam), pengeluaran urin minimal (300 cc), mual dan muntah (+). Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan trombosit rendah (50.000 /uL), pasien dilarang untuk turun dari tempat tidur dan pembatasan aktivitas, pasien hanya boleh melakukan aktivitas di tempat tidur untuk mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, saya sebagai perawat profesional dapat memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
1. Risiko perdarahan berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit akibat Demam Berdarah Dengue (DBD).
Penjelasan singkat:
SDKI: Risiko perdarahan didefinisikan sebagai keadaan individu/keluarga/komunitas yang rentan mengalami perdarahan akibat gangguan faktor pembekuan darah atau kerusakan struktur pembuluh darah.
SLKI: Luaran yang diharapkan adalah tidak terjadi perdarahan selama perawatan.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pembatasan aktivitas, pemantauan tanda-tanda vital dan pemeriksaan laboratorium, serta pemberian asuhan keperawatan yang mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut.
2. Ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan akibat demam, mual, muntah, dan penurunan asupan cairan.
Penjelasan singkat:
SDKI: Ketidakseimbangan cairan didefinisikan sebagai keadaan di mana jumlah cairan yang masuk dan keluar dari tubuh tidak seimbang, sehingga terjadi kelebihan atau kekurangan cairan.
SLKI: Luaran yang diharapkan adalah tercapainya keseimbangan cairan selama perawatan.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, intake dan output cairan, serta pemberian cairan intravena dan oral untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
3. Kurang nutrisi berhubungan dengan penurunan asupan makanan dan cairan akibat gejala mual dan muntah.
Penjelasan singkat:
SDKI: Kurang nutrisi didefinisikan sebagai keadaan di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI: Luaran yang diharapkan adalah tercapainya status nutrisi yang baik selama perawatan.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan asupan nutrisi, kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian nutrisi yang sesuai, dan manajemen gejala mual dan muntah.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk menangani kondisi pasien dengan Demam Berdarah Dengue. -
Article No. 1785 | 10 Oct 2024
Klinis : pasien hematemesis melena individu mengalami kehilangan volume darah yang berlebihan melebihi kemampuan tubuh untuk mempertahankan fungsi fisiologis normal bilas lambung (masuk cairan 100 keluar 120 dengan darah berjendal)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Hipovolemia berhubungan dengan perdarahan gastrointestinal (hematemesis melena)
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang diberikan, pasien mengalami kehilangan volume darah yang berlebihan melebihi kemampuan tubuh untuk mempertahankan fungsi fisiologis normal, yang disebabkan oleh perdarahan gastrointestinal (hematemesis melena). Hal ini mengarah pada diagnosa keperawatan Hipovolemia.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipovolemia adalah penurunan volume cairan intravaskular yang dapat disebabkan oleh kehilangan darah, cairan, atau elektrolit. Tanda dan gejala dapat berupa takikardia, hipotensi, penurunan curah jantung, dan penurunan perfusi jaringan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan hipovolemia antara lain:
1. Perfusi jaringan yang membaik, ditandai dengan peningkatan tekanan darah, nadi, dan saturasi oksigen.
2. Volume cairan yang adekuat, ditandai dengan peningkatan volume urin, pengisian kapiler yang membaik, dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
3. Tidak terjadi komplikasi, seperti syok hipovolemik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara ketat
2. Pemberian cairan intravena untuk mengganti volume darah yang hilang
3. Pemberian obat-obatan untuk menghentikan perdarahan (jika diperlukan)
4. Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan definitif penyebab perdarahan
Dengan pendekatan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengatasi hipovolemia akibat perdarahan gastrointestinal pada pasien. -
Article No. 1786 | 10 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit kepala mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan sakit kepala dan mual, dengan tone akademis dan persona pakar.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri kepala adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan atau gangguan pada struktur otak.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat melaporkan penurunan rasa nyeri kepala, mempertahankan tanda-tanda vital dalam rentang normal, dan mengenali faktor-faktor yang memperberat atau memperbaiki nyeri kepala.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain mengidentifikasi penyebab nyeri kepala, memantau tanda-tanda vital, mengajarkan teknik relaksasi, dan memberikan analgesik sesuai indikasi.
2. Mual berhubungan dengan iritasi pada saluran gastrointestinal
Penjelasan:
- SDKI: Mual adalah sensasi tidak nyaman di perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
- SLKI: Pasien dapat melaporkan penurunan frekuensi mual, tidak mengalami dehidrasi, dan mampu mengkonsumsi makanan dan cairan yang adekuat.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain memantau tanda-tanda vital, mengidentifikasi faktor pemicu mual, mengatur posisi pasien, dan memberikan anti-mual sesuai indikasi.
Dalam pendekatan ini, saya menggunakan tone akademis dan persona pakar untuk memberikan penjelasan yang komprehensif dan sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 1787 | 10 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit kepala
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Kepala
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial di area kepala.
- Penyebab: Gangguan aliran darah ke otak, peningkatan tekanan intrakranial, ketegangan otot, dehidrasi, stres, kelelahan, dll.
- Gejala: Rasa sakit, nyeri, pusing, migrain, ketegangan otot, dll.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Outcome: Pasien melaporkan nyeri kepala berkurang.
- Indikator:
- Intensitas nyeri berkurang
- Durasi nyeri berkurang
- Frekuensi nyeri berkurang
- Pasien mampu mengidentifikasi faktor pencetus nyeri
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi:
- Identifikasi penyebab nyeri
- Kolaborasi pemberian analgesik
- Ajarkan teknik relaksasi
- Terapkan kompres hangat/dingin di kepala
- Motivasi pasien untuk beristirahat
- Edukasi pencegahan nyeri kepala
Dalam konteks ini, diagnosis keperawatan "Nyeri Kepala" dengan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar PPNI dapat menjadi dasar untuk perencanaan dan implementasi asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien dengan keluhan sakit kepala. -
Article No. 1788 | 10 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 19 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan demam hari ke 5, pasien didiagnosa menderita DHF. Saat pengkajian didapatkan keluhan demam sudah mulai turun sejak tadi malam namun ada gusi berdarah. Hasil tanda-tanda vital : tekanan darah 110/60 mmHg, Nadi 75 x/menit, suhu 37,3°C, pernafasan 20 x/menit, bibir tampak kering dan pucat, pasien tampak lemah, ptechie (+) pada area lengan dan kaki, kulit kering, pasien hanya menghabiskan ¼ porsi makanannya, pasien hanya minum sedikit (500 cc/ 24 jam), pengeluaran urin minimal (300 cc), mual dan muntah (+). Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan trombosit rendah (50.000 /uL), pasien dilarang untuk turun dari tempat tidur dan pembatasan aktivitas, pasien hanya boleh melakukan aktivitas di tempat tidur untuk mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Risiko Perdarahan (SDKI)
b. Ketidakseimbangan Cairan (SDKI)
c. Intoleransi Aktivitas (SDKI)
2. Penjelasan singkat:
a. Risiko Perdarahan (SDKI)
- Definisi: Kerentanan terhadap kehilangan darah yang dapat membahayakan kesehatan.
- Tanda dan Gejala: Gusi berdarah, petechiae pada kulit, dan trombosit rendah.
- Faktor Risiko: Demam Berdarah Dengue (DBD).
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan tanda vital, pemantauan perdarahan, pembatasan aktivitas, dan edukasi tentang risiko perdarahan.
b. Ketidakseimbangan Cairan (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang dibutuhkan untuk fungsi fisiologis.
- Tanda dan Gejala: Kulit kering, bibir kering dan pucat, asupan cairan kurang, dan output urin minimal.
- Faktor Risiko: Demam Berdarah Dengue (DBD) dan penurunan asupan cairan.
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan cairan masuk dan keluar, pemberian cairan intravena, dan edukasi tentang pentingnya asupan cairan yang adekuat.
c. Intoleransi Aktivitas (SDKI)
- Definisi: Keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan dari seseorang.
- Tanda dan Gejala: Pasien tampak lemah dan hanya mampu melakukan aktivitas di tempat tidur.
- Faktor Risiko: Demam Berdarah Dengue (DBD) dan pembatasan aktivitas.
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan tanda vital saat aktivitas, pengaturan aktivitas, dan edukasi tentang pentingnya istirahat.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus berpedoman pada standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh PPNI untuk memastikan kualitas dan keseragaman praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 1789 | 10 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan jari telunjuk tidak bisa digerakkan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Mobilitas Fisik Terganggu
Penjelasan:
Berdasarkan keluhan pasien tentang jari telunjuk yang tidak bisa digerakkan, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami gangguan mobilitas fisik. Mobilitas fisik terganggu merupakan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi ini.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Mobilitas Fisik Terganggu didefinisikan sebagai keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau rentang gerak sendi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan mobilitas fisik yang optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen aktivitas: Membantu pasien melakukan aktivitas sesuai kemampuannya.
2. Terapi gerak: Memberikan latihan gerak untuk meningkatkan kekuatan dan rentang gerak sendi.
3. Manajemen nyeri: Mengelola nyeri yang mungkin timbul akibat gangguan mobilitas.
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perawatan dan latihan yang tepat. -
Article No. 1790 | 10 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan mata kabur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan memperhatikan keluhan utama pasien yaitu mata kabur, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Penglihatan
- Definisi: Gangguan pada fungsi visual yang dapat mengganggu kemampuan individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- Penyebab: Antara lain katarak, glaukoma, retinopati diabetik, dan kelainan refraksi.
Penjelasan Singkat:
SDKI:
- Karakteristik Definisi: Individu melaporkan penglihatan kabur, penglihatan ganda, ketajaman penglihatan menurun, penglihatan terbatas.
- Faktor Berhubungan: Kelainan struktural mata, perubahan usia, penyakit sistemik (diabetes, hipertensi).
SLKI:
- Luaran Keperawatan: Penglihatan membaik, aktivitas sehari-hari terpenuhi, kualitas hidup membaik.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Gangguan Penglihatan, Perawatan Mata, Edukasi Gangguan Penglihatan.
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, penjelasan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang jelas mengenai diagnosa keperawatan dan standar asuhan keperawatan terkait kondisi pasien dengan keluhan mata kabur. -
Article No. 1791 | 10 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan mata rabun jauh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan keluhan pasien yaitu mata rabun jauh, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Penglihatan Akut
Penjelasan:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Gangguan dalam kemampuan melihat yang terjadi secara tiba-tiba atau dalam waktu singkat.
- Karakteristik Definisi: Penglihatan kabur, penglihatan ganda, pandangan kabur, pandangan tidak jelas.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien dapat memperbaiki atau mempertahankan fungsi penglihatan.
- Indikator Luaran: Pasien melaporkan perbaikan penglihatan, pasien mampu mengenali objek/orang dengan jelas.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Gangguan Penglihatan, Edukasi Kesehatan Penglihatan.
- Tindakan Keperawatan: Mengkaji fungsi penglihatan, mengajarkan latihan mata, memberikan informasi tentang perawatan mata, dan merujuk ke tenaga kesehatan yang sesuai.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat dapat menerapkan pendekatan yang berfokus pada pasien, menggunakan bahasa yang mudah dipahami, dan melibatkan pasien dalam proses pengambilan keputusan. Perawat juga dapat berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter mata, untuk mendapatkan penanganan yang komprehensif bagi pasien.