Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18102 | 01 Jun 2025
Klinis : Intoleransi aktivitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas
Kode: 00092 (NANDA-I)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan, yang disebabkan oleh perasaan tidak mampu secara fisik.
Penjelasan SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00092
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan, yang disebabkan oleh perasaan tidak mampu secara fisik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00092
Judul: Toleransi Aktivitas
Definisi: Kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan tanpa perasaan tidak mampu secara fisik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 00092
Judul: Manajemen Energi
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengatur penggunaan energi klien guna mencapai tingkat aktivitas yang optimal.
Penjelasan singkat:
Intoleransi aktivitas adalah kondisi di mana seseorang mengalami ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan, yang disebabkan oleh perasaan tidak mampu secara fisik. Tujuan dari manajemen energi adalah untuk membantu klien mengatur penggunaan energinya agar dapat mencapai tingkat aktivitas yang optimal. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pengaturan aktivitas, teknik konservasi energi, dan manajemen kelelahan. -
Article No. 18104 | 01 Jun 2025
Klinis : batuk berdarah disertai sesak nafas Telaahbatuk dirasakan sudah 1 bulan ini, namun pagi ini tiba tiba batuk mengeluarkan dahak dan terasa sesak nafas, os merasakan darah menggumpal dan bercampur dahak, dada dirasakan penuh dan sesak nafas Riwayat Penyakit DahuluTB paru tuntas OKes:CM KU: sedang VAS:8 TD:150/90 HR:102x/i RR:24x/i T:36.3 Spo2 :94% Pemeriksaan fisik Thorax: PUL:vesikuler (+/+), ronki (+), wheezing (-) COR: BJ I/II regular Abdomen,nyeri tekan epigastrium ,peristaltic baik Ekstremitas:akral hangat, CRT<2
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu batuk berdarah disertai sesak napas, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Bersihan jalan napas tidak efektif ditandai dengan adanya batuk berdarah dan sesak napas yang dirasakan oleh pasien. Kondisi ini dapat mengganggu pertukaran gas dan kemampuan pasien untuk membersihkan jalan napas.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
Luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan adalah pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif, ditandai dengan:
a. Batuk efektif
b. Tidak ada sekret yang menggumpal
c. Pola napas normal
d. Tidak ada tanda-tanda gangguan pertukaran gas
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
a. Lakukan pengisapan lendir/sekret jika perlu
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
c. Ajarkan teknik batuk efektif
d. Kolaborasi pemberian bronkodilator atau mukolitik jika diperlukan
2. Manajemen Ventilasi
a. Monitor pola napas, frekuensi napas, dan kedalaman napas
b. Ajarkan teknik pernapasan yang benar
c. Kolaborasi pemberian terapi oksigen jika diperlukan
3. Manajemen Nyeri
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
b. Berikan analgetik sesuai indikasi
c. Ajarkan teknik-teknik manajemen nyeri non-farmakologis
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien memiliki riwayat Tuberkulosis Paru yang telah tuntas. Hal ini perlu diperhatikan karena Tuberkulosis Paru dapat menyebabkan kerusakan paru dan meningkatkan risiko komplikasi lain, seperti hemoptisis (batuk berdarah).
Pemeriksaan Fisik:
1. Thoraks:
a. Paru: Vesikuler (+/+), ronki (+), tidak ada wheezing
b. Jantung: Bunyi jantung I/II regular
2. Abdomen: Nyeri tekan epigastrium, peristaltik baik
3. Ekstremitas: Akral hangat, CRT < 2 detik
Berdasarkan pemeriksaan fisik, ditemukan adanya ronki di paru, yang dapat menandakan adanya sekret atau obstruksi di jalan napas. Selain itu, pasien juga mengalami nyeri tekan di epigastrium, yang dapat mengindikasikan adanya kelainan gastrointestinal.
Secara keseluruhan, kondisi pasien saat ini memerlukan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi bersihan jalan napas yang tidak efektif, serta memantau dan mengelola keluhan lain yang mungkin timbul. -
Article No. 18105 | 01 Jun 2025
Klinis : DS: ? Pasien mengatakan luka operasi saya masih diperban elastis sejak selesai operasi DO: Hasil Pemeriksaan Lab ? Hemoglobin 11.0 g/dL nilai normal (13.0-16.0 g/dL) ? Eritrosit 3.7 10^3/µL nilai normal (4.4-5.9) ? Leukosit 10.7 10^3/µL nilai normal (3.8-10.6) ? Luka operasi tertutup dengan perban elastis, balutan tampak kering dan bersih ? Tidak tampak drainase, kemerahan menyebar, atau bau ? Luka masih dalam masa penyembuhan pasca operasi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Ini adalah jawaban saya sebagai seorang perawat yang profesional:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko infeksi berhubungan dengan luka operasi pasca pembedahan.
Rasionale: Pasien baru menjalani operasi dan masih dalam masa penyembuhan luka, sehingga rentan terhadap risiko infeksi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Penyembuhan luka: Jaringan luka akan pulih dengan baik, tidak ada tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, pembengkakan, eksudat berlebih atau demam.
2. Pengendalian infeksi: Pasien akan menunjukkan tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka operasi dan dapat mencegah terjadinya komplikasi infeksi.
3. Manajemen nyeri: Pasien dapat mengendalikan rasa nyeri pada luka operasi dengan baik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Perawatan luka:
- Observasi tanda-tanda infeksi pada luka operasi
- Lakukan perawatan luka sesuai prosedur aseptik
- Ganti balutan luka secara teratur
- Pastikan balutan tetap kering dan bersih
2. Manajemen nyeri:
- Identifikasi karakteristik nyeri yang dirasakan pasien
- Berikan analgetik sesuai instruksi medis
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (seperti relaksasi, kompres hangat/dingin)
3. Edukasi kesehatan:
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda infeksi luka dan kapan harus segera dilaporkan
- Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan dan kelembapan kulit di sekitar luka
- Edukasi pentingnya mematuhi regimen perawatan luka dan minum obat sesuai anjuran
Penjelasan tambahan:
Berdasarkan data yang diberikan, pasien baru menjalani operasi dan masih dalam masa penyembuhan luka. Meskipun saat ini luka tampak tertutup dengan baik dan tidak ada tanda-tanda infeksi, namun pasien tetap berisiko mengalami komplikasi infeksi luka. Oleh karena itu, intervensi keperawatan yang diberikan harus fokus pada pencegahan infeksi, perawatan luka yang optimal, dan manajemen nyeri agar proses penyembuhan luka dapat berjalan dengan baik. Edukasi kepada pasien dan keluarga juga penting dilakukan agar mereka dapat berpartisipasi aktif dalam perawatan luka di rumah. -
Article No. 18106 | 01 Jun 2025
Klinis : Identitas Pasien berinisial Ny S beragama islam berusia 67 tahun dengan pendidikan tidak tamat SD. Riwayat kesehatan lalu, pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan diabetes sejak usia 45 tahun. Pasien mengatakan pernah dirawat di klinik karena penyakit diabetesnya. Riwayat kesehatan sekarang, pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan saat ini kambuh karena pasien makan daging kambing dan ketan. Pasien mengeluh pusing dan cepat lelah selain itu pasien juga mengeluh kakinya pegal saat beriri lama. Pasien mengatakan susah tidur dan terbangun saat tidur. Pasien mengatakan minum obat antihipertensi dari bidan tedekat. Selama sakit pasien tidak mampu menyelesaikan pekerjaan nya dengan baik karena pasien mudah merasakan lelah, pasien juga mengeluh tidunya tidak cukup. Pemeriksaan fisik, pasien memiliki kesadaran composmentis (sadar sepenuhnya) dengan TTV ( TD: 160/100mmHg, N: 82x/menit, S: 36°C, RR: 22x/menit. Pemeriksaan antopometri pasien didapatkan BB 55kg dan TB 152cm. Kebersihan pasien saat dilakukan pemeriksaan didapatkan kuku terlihat panjang dan kotor, gigi kotor dan tercium bau mulut, Pasien terlihat pucat dan lemas. Integumen (kulit), pasien memiliki kulit bersih dan lembab berwarna carna coklat tua dengan turgor elastis tidak terdapat edema dan tidak terdapat luka.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien Ny. S:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (00078)
b. Gangguan Pola Tidur (00198)
c. Kelelahan (00093)
2. Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
a. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (00078)
- SDKI: Ketidakmampuan individu untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan mengelola faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan secara efektif.
- SLKI: Tindakan Perawat untuk membantu individu mengidentifikasi, mengendalikan, dan mengelola faktor-faktor yang memengaruhi kesehatannya secara efektif.
- SIKI: Intervensi Keperawatan untuk membantu individu mengidentifikasi, mengendalikan, dan mengelola faktor-faktor yang memengaruhi kesehatannya secara efektif.
b. Gangguan Pola Tidur (00198)
- SDKI: Pengalaman subjektif ketidakpuasan kuantitas atau kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- SLKI: Tindakan Perawat untuk membantu individu meningkatkan kuantitas dan kualitas tidur.
- SIKI: Intervensi Keperawatan untuk membantu individu meningkatkan kuantitas dan kualitas tidur.
c. Kelelahan (00093)
- SDKI: Sensasi fisik dan mental yang tidak menyenangkan yang diakibatkan oleh keterbatasan sumber daya yang tersedia untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- SLKI: Tindakan Perawat untuk membantu individu mengatasi sensasi fisik dan mental yang tidak menyenangkan akibat keterbatasan sumber daya untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- SIKI: Intervensi Keperawatan untuk membantu individu mengatasi sensasi fisik dan mental yang tidak menyenangkan akibat keterbatasan sumber daya untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Kode dan definisi masing-masing diagnosa keperawatan di atas sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 18107 | 01 Jun 2025
Klinis : Identitas Pasien berinisial Ny S beragama islam berusia 67 tahun dengan pendidikan tidak tamat SD. Riwayat kesehatan lalu, pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan diabetes sejak usia 45 tahun. Pasien mengatakan pernah dirawat di klinik karena penyakit diabetesnya. Riwayat kesehatan sekarang, pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan saat ini kambuh karena pasien makan daging kambing dan ketan. Pasien mengeluh pusing dan cepat lelah selain itu pasien juga mengeluh kakinya pegal saat beriri lama. Pasien mengatakan susah tidur dan terbangun saat tidur. Pasien mengatakan minum obat antihipertensi dari bidan tedekat. Selama sakit pasien tidak mampu menyelesaikan pekerjaan nya dengan baik karena pasien mudah merasakan lelah, pasien juga mengeluh tidunya tidak cukup. Pemeriksaan fisik, pasien memiliki kesadaran composmentis (sadar sepenuhnya) dengan TTV ( TD: 160/100mmHg, N: 82x/menit, S: 36°C, RR: 22x/menit. Pemeriksaan antopometri pasien didapatkan BB 55kg dan TB 152cm. Kebersihan pasien saat dilakukan pemeriksaan didapatkan kuku terlihat panjang dan kotor, gigi kotor dan tercium bau mulut, Pasien terlihat pucat dan lemas. Integumen (kulit), pasien memiliki kulit bersih dan lembab berwarna carna coklat tua dengan turgor elastis tidak terdapat edema dan tidak terdapat luka.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI, SLKI, dan SIKI** sesuai kondisi Ny. S berdasarkan standar **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)**:
---
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Pola Tidur (00095)**
**SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):**
- **Definisi:** Perubahan kuantitas atau kualitas tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu fungsi kehidupan.
- **Faktor yang Berhubungan:**
- Hipertensi yang tidak terkontrol (TD: 160/100 mmHg)
- Nyeri/pegal pada kaki
- Ansietas akibat penyakit kronis
**SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):**
- **Kode (2501):** Kualitas tidur membaik
- Kriteria:
- Pasien dapat tidur ?6 jam tanpa terbangun
- Mengurangi keluhan lelah saat bangun tidur
**SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):**
- **Kode (6530):** Manajemen Tidur
- Intervensi:
- Ajarkan teknik relaksasi sebelum tidur
- Anjurkan menghindari kafein/makanan berat sebelum tidur
- Monitor pola tidur dan kebiasaan sebelum tidur
---
### **2. Diagnosa Keperawatan:**
**Intoleransi Aktivitas (00092)**
**SDKI:**
- **Definisi:** Ketidakmampuan melakukan aktivitas fisik akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- **Faktor yang Berhubungan:**
- Kelelahan akibat hipertensi dan diabetes
- Kelemahan fisik (BB rendah: IMT = 23,8 ? normal tetapi pasien mengeluh lemas)
**SLKI:**
- **Kode (0203):** Toleransi aktivitas meningkat
- Kriteria:
- Pasien mampu berjalan tanpa sesak/lelah berlebihan
- TD stabil saat aktivitas
**SIKI:**
- **Kode (0220):** Manajemen Energi
- Intervensi:
- Bantu jadwalkan aktivitas sesuai kemampuan
- Ajarkan teknik penghematan energi
---
### **3. Diagnosa Keperawatan:**
**Risiko Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik (00078)**
**SDKI:**
- **Definisi:** Risiko ketidakmampuan pasien dalam mengelola pengobatan dan rekomendasi kesehatan.
- **Faktor yang Berhubungan:**
- Riwayat ketidakpatuhan diet (makan daging kambing/ketan)
- Pendidikan rendah (tidak tamat SD) ? pemahaman terbatas
**SLKI:**
- **Kode (1613):** Kepatuhan terhadap regimen terapeutik
- Kriteria:
- Pasien menyebutkan pantangan makanan untuk hipertensi/diabetes
- Minum obat sesuai anjuran
**SIKI:**
- **Kode (4420):** Edukasi Pasien
- Intervensi:
- Ajarkan diet rendah garam/gula
- Gunakan media visual untuk edukasi (karena pendidikan terbatas)
---
### **4. Diagnosa Keperawatan:**
**Defisit Perawatan Diri: Kebersihan (00109)**
**SDKI:**
- **Definisi:** Ketidakmampuan melakukan perawatan kebersihan diri.
- **Faktor yang Berhubungan:**
- Kelemahan fisik
- Kuku panjang/kotor, bau mulut
**SLKI:**
- **Kode (0502):** Kebersihan diri terpenuhi
- Kriteria:
- Pasien mampu membersihkan kuku/gigi secara mandiri
**SIKI:**
- **Kode (0410):** Bantuan Perawatan Diri
- Intervensi:
- Bantu pasien merencanakan jadwal perawatan diri
- Ajarkan teknik menyikat gigi dan memotong kuku
---
### **5. Diagnosa Keperawatan:**
**Nyeri Akut (00132)**
**SDKI:**
- **Definisi:** Ketidaknyamanan sensorik/emosional akibat kerusakan jaringan (pegal kaki).
- **Faktor yang Berhubungan:**
- Komplikasi diabetes (neuropati perifer)
**SLKI:**
- **Kode (2101):** Tingkat nyeri menurun
- Kriteria:
- Skala nyeri ?3 (skala 0-10)
**SIKI:**
- **Kode (1440):** Manajemen Nyeri
- Intervensi:
- Ajarkan posisi istirahat kaki yang nyaman
- Kolaborasi pemberian analgesik jika diperlukan
---
### **Catatan Tambahan:**
- **Prioritas:** Gangguan pola tidur dan intoleransi aktivitas perlu intervensi segera karena memengaruhi pemulihan.
- **Pendekatan Edukasi:** Gunakan bahasa sederhana dan alat peraga visual (misal: gambar makanan pantangan) karena keterbatasan pendidikan pasien.
Semoga membantu. Jika memerlukan penjelasan lebih lanjut, silakan ditanyakan.
*(Ditulis dengan format formal dan akademis sesuai permintaan.)* -
Article No. 18108 | 01 Jun 2025
Klinis : Nasoendescopy
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter atau perekam medis, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi "Nasoendoscopy" sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J34.3
- Deskripsi: Hipertrofi konka nasalis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 21.21
- Deskripsi: Nasofibroscopy
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 J34.3 (Hipertrofi konka nasalis) sesuai dengan kondisi "Nasoendoscopy" karena prosedur ini biasanya dilakukan untuk mengevaluasi kondisi hipertrofi atau pembengkakan dari konka nasalis (struktur tulang di dalam rongga hidung).
2. Kode ICD-9-CM 21.21 (Nasofibroscopy) menggambarkan tindakan medis berupa pemeriksaan endoskopi rongga hidung menggunakan alat fiber optic yang disebut nasofibroscope. Tindakan ini dilakukan untuk mendiagnosis atau mengevaluasi kondisi-kondisi di dalam rongga hidung, seperti hipertrofi konka nasalis.
Catatan: Kode ICD-9-CM digunakan untuk mengkodekan prosedur/tindakan medis, sedangkan kode ICD-10 digunakan untuk mengkodekan diagnosis penyakit atau kondisi medis. -
Article No. 18109 | 01 Jun 2025
Klinis : manajemen nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi manajemen nyeri, sesuai dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
Manajemen Nyeri (00132)
Definisi:
Kemampuan individu untuk mengontrol nyeri, meliputi penggunaan teknik pengurangan nyeri secara mandiri dan penggunaan analgesia.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00132
Definisi: Kemampuan individu untuk mengontrol nyeri, meliputi penggunaan teknik pengurangan nyeri secara mandiri dan penggunaan analgesia.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1605
Judul: Kontrol Nyeri
Definisi: Tingkat kemampuan individu untuk mengontrol nyeri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 1400
Judul: Manajemen Nyeri
Definisi: Upaya untuk memfasilitasi pengurangan nyeri dan peningkatan toleransi terhadap nyeri yang dialami individu.
Dalam konteks akademis, sebagai seorang pakar keperawatan, saya berharap penjelasan singkat ini dapat membantu Anda memahami Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI terkait dengan manajemen nyeri. Jangan ragu untuk bertanya jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 18110 | 01 Jun 2025
Klinis : mengeluh sakit di area perineum setelah melahirkan tadi malam, mengatakan tidak nyaman dan tampak meringis seperti menahan sakit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda jelaskan, yaitu pasien mengeluh sakit di area perineum setelah melahirkan tadi malam, mengatakan tidak nyaman, dan tampak meringis seperti menahan sakit, maka dapat ditetapkan diagnosis keperawatan sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan:
Kode: 10027
Nama: Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah seperti kerusakan tersebut.
2. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
Kode: 10027
Nama: Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah seperti kerusakan tersebut.
3. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Kode: 30007
Nama: Tingkat Nyeri
Definisi: Tingkat keparahan nyeri yang dialami oleh pasien.
4. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Kode: 40001
Nama: Manajemen Nyeri
Definisi: Serangkaian aktivitas yang dilakukan untuk mengendalikan nyeri yang dialami pasien.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami nyeri akut di area perineum setelah melahirkan tadi malam. Nyeri akut merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial. Perawat harus melakukan manajemen nyeri untuk mengendalikan nyeri yang dialami pasien, serta memantau tingkat nyeri yang dialami oleh pasien. -
Article No. 18111 | 01 Jun 2025
Klinis : Demam sejak 2 hari yang lalu | BAB encer 10x/hari di rumah | Nyeri ulu hati (seperti terbakar dan teriris) sejak 2 minggu lalu, memberat 3 hari terakhir | Mual dan muntah | Perasaan tidak enak di perut Anoreksia (tidak nafsu makan) | Riwayat suka terlambat makan dan jajan di pinggir jalan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang relevan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak ditentukan
- Kode: K59.1
- Deskripsi: Diare fungsional
- Kode: K30
- Deskripsi: Dispepsia
- Kode: R11.0
- Deskripsi: Mual
- Kode: R11.2
- Deskripsi: Muntah, tidak ditentukan
- Kode: R63.0
- Deskripsi: Anoreksia
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.16
- Deskripsi: Endoskopi saluran cerna atas
Penjelasan:
1. Kode ICD-10:
- R50.9 (Demam, tidak ditentukan): Menggambarkan keluhan demam yang berlangsung selama 2 hari.
- K59.1 (Diare fungsional): Mencakup keluhan diare encer sebanyak 10 kali per hari di rumah.
- K30 (Dispepsia): Menjelaskan keluhan nyeri ulu hati seperti terbakar dan teriris yang memberat dalam 3 hari terakhir.
- R11.0 (Mual) dan R11.2 (Muntah, tidak ditentukan): Mencakup keluhan mual dan muntah.
- R63.0 (Anoreksia): Menggambarkan keluhan tidak nafsu makan (anoreksia) dan riwayat suka terlambat makan dan jajan di pinggir jalan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- 45.16 (Endoskopi saluran cerna atas): Prosedur yang mungkin dilakukan untuk memeriksa kondisi saluran cerna atas, terutama terkait dengan keluhan nyeri ulu hati.
Dokter atau perekam medis dapat menggunakan kode-kode ini untuk mendokumentasikan diagnosis dan tindakan medis yang sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 18112 | 01 Jun 2025
Klinis : Demam sejak 2 hari yang lalu | BAB encer 10x/hari di rumah | Nyeri ulu hati (seperti terbakar dan teriris) sejak 2 minggu lalu, memberat 3 hari terakhir | Mual dan muntah | Perasaan tidak enak di perut Anoreksia (tidak nafsu makan) | Riwayat suka terlambat makan dan jajan di pinggir jalan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Diare Akut (00025)
- SDKI: Diare Akut
- SLKI: Manajemen Diare Akut
- SIKI: Perawatan Diare Akut
2. Diagnosa Keperawatan:
a. Nyeri Gastrointestinal (00112)
- SDKI: Nyeri Gastrointestinal
- SLKI: Manajemen Nyeri Gastrointestinal
- SIKI: Perawatan Nyeri Gastrointestinal
3. Diagnosa Keperawatan:
a. Mual (00134)
- SDKI: Mual
- SLKI: Manajemen Mual
- SIKI: Perawatan Mual
4. Diagnosa Keperawatan:
a. Defisit Nutrisi (00002)
- SDKI: Defisit Nutrisi
- SLKI: Manajemen Defisit Nutrisi
- SIKI: Perawatan Defisit Nutrisi
Penjelasan singkat:
1. Diare Akut (00025): Buang air besar encer dengan frekuensi lebih dari 3 kali per hari, yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari.
2. Nyeri Gastrointestinal (00112): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan aktual atau potensial pada saluran cerna.
3. Mual (00134): Perasaan tidak nyaman di perut yang mengarah pada keinginan untuk muntah.
4. Defisit Nutrisi (00002): Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Kode dan definisi sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.