Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 186 | 20 Sep 2024
Klinis : Kronologis lansia yang mengalami gangguan aktivitas dan istirhat dengam masalah keperawatan intoleransi aktivitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baiklah, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi lansia dengan masalah keperawatan intoleransi aktivitas:
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara permintaan dan kapasitas energi.
- Karakteristik Definisi: Kelelahan, napas pendek saat aktivitas, pusing, nyeri, kelemahan tubuh, dan perasaan tidak mampu.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Toleransi Aktivitas Meningkat
- Kriteria Hasil: Pasien dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuan tanpa kelelahan yang berlebihan, tanda-tanda vital stabil saat aktivitas, dan merasakan peningkatan energi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Manajemen Energi: Membantu pasien mengatur aktivitas dan istirahat untuk mencegah kelelahan.
b. Peningkatan Aktivitas: Membantu pasien meningkatkan kemampuan fisik secara bertahap sesuai toleransi.
c. Perawatan Fisik: Menjaga kebersihan dan kenyamanan pasien untuk mendukung pemulihan.
d. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen energi dan aktivitas yang aman.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan intoleransi aktivitas menggambarkan ketidakmampuan pasien lansia untuk melakukan aktivitas harian yang diinginkan atau diperlukan karena adanya ketidakseimbangan antara permintaan dan kapasitas energi. Tujuan perawatan adalah meningkatkan toleransi aktivitas pasien melalui manajemen energi, peningkatan aktivitas secara bertahap, perawatan fisik, dan edukasi kesehatan bagi pasien serta keluarga. -
Article No. 187 | 20 Sep 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: B05.9
- Deskripsi: Campak, tidak spesifik
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu demam tinggi, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah, diagnosis yang paling mungkin adalah Campak (measles). Kode ICD-10 untuk Campak yang tidak spesifik adalah B05.9.
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: Tidak ada prosedur atau tindakan medis yang spesifik yang perlu dikodekan dalam ICD-9-CM.
Penjelasan:
Dalam kasus ini, tidak ada prosedur atau tindakan medis yang memerlukan kode ICD-9-CM. Perawatan yang mungkin diberikan adalah pemberian obat untuk mengelola gejala dan mendukung pemulihan pasien, serta tindakan pencegahan seperti isolasi untuk mencegah penyebaran penyakit. Namun, tindakan-tindakan tersebut tidak memiliki kode khusus dalam ICD-9-CM. -
Article No. 188 | 20 Sep 2024
Klinis : Kronologis dan solusi Asuhan keperawatan lansia yang mengalami gangguan aktivitas istirahat dengan masalah keperawatan intoleransi aktivitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi lansia dengan gangguan aktivitas istirahat dan masalah keperawatan intoleransi aktivitas:
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Toleransi Aktivitas Meningkat
2. Fatigue Menurun
3. Kemampuan Melakukan Aktivitas Meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Aktivitas
2. Manajemen Energi
3. Manajemen Kelelahan
Kronologis dan Solusi Asuhan Keperawatan:
1. Pengkajian: Kaji riwayat kesehatan klien, kemampuan fungsional, dan faktor yang memengaruhi toleransi aktivitas.
2. Diagnosa: Intoleransi Aktivitas terkait keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
3. Perencanaan: Tetapkan tujuan peningkatan toleransi aktivitas, penurunan fatigue, dan peningkatan kemampuan melakukan aktivitas.
4. Implementasi:
a. Manajemen Aktivitas: Atur jadwal dan aktivitas rutin, berikan bantuan sesuai kebutuhan, dan dorong keterlibatan klien.
b. Manajemen Energi: Identifikasi dan kurangi faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan, anjurkan istirahat yang cukup.
c. Manajemen Kelelahan: Ajarkan teknik manajemen kelelahan, aktivitas ringan, dan nutrisi yang tepat.
5. Evaluasi: Nilai peningkatan toleransi aktivitas, penurunan fatigue, dan peningkatan kemampuan melakukan aktivitas sesuai tujuan yang telah ditetapkan. -
Article No. 189 | 20 Sep 2024
Klinis : Kronologis pada Asuhan keperawatan lansia yang mengalami gangguan aktivitas istirahat dengan masalah keperawatan intoleransi aktivitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, serta SIKI untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang ditandai dengan kelelahan, kelemahan, dan/atau keterbatasan.
Penjelasan SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Faktor Penyebab: Penurunan daya tahan, penurunan massa otot, penyakit kronis, gangguan kardiovaskular, gangguan pernapasan, gangguan muskuloskeletal.
- Karakteristik Definisi: Mudah lelah, kelemahan, keterbatasan dalam melakukan aktivitas.
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Aktivitas, Manajemen Energi, Monitoring Tanda-Tanda Vital.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran: Toleransi Aktivitas Meningkat, Kelelahan Menurun, Kemampuan Melakukan Aktivitas Meningkat.
- Kriteria Hasil: Klien dapat beraktivitas tanpa mengalami kelelahan berlebih, Klien dapat melakukan aktivitas rutin sehari-hari, Tanda-tanda vital dalam batas normal saat beraktivitas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Aktivitas, Manajemen Energi, Monitoring Tanda-Tanda Vital.
- Aktivitas Keperawatan: Mengkaji tingkat aktivitas dan toleransi klien, Membantu klien menyusun rencana aktivitas, Mengajarkan teknik manajemen energi, Memantau tanda-tanda vital saat beraktivitas.
Dalam asuhan keperawatan lansia dengan gangguan aktivitas dan intoleransi aktivitas, perawat perlu melakukan pengkajian yang komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan yang sesuai, serta merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat untuk membantu meningkatkan toleransi aktivitas dan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari pada lansia. -
Article No. 190 | 20 Sep 2024
Klinis : Jelaskan Kronologis pada Asuhan keperawatan lansia yang mengalami gangguan aktivitas istirahat dengan masalah keperawatan intoleransi aktivitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah penjelasan singkat mengenai Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi asuhan keperawatan lansia yang mengalami gangguan aktivitas istirahat dengan masalah keperawatan intoleransi aktivitas:
1. Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
2. Penjelasan singkat:
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
3. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Penyebab: Penurunan kekuatan, gejala penyakit, nyeri, kelemahan, kelelahan, malnutrisi, obstruksi respirasi, anemia, dan perubahan psikologis.
b. Karakteristik Definisi: Adanya ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas yang diinginkan atau diperlukan, adanya kelelahan yang berlebihan setelah aktivitas, dan adanya penurunan toleransi terhadap aktivitas.
4. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Luaran yang diharapkan: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, pasien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas, dan pasien menunjukkan peningkatan kekuatan dan daya tahan fisik.
5. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Intervensi Keperawatan:
i. Pengkajian: Mengkaji tingkat toleransi aktivitas, kemampuan fungsional, sumber daya, dan faktor-faktor yang memengaruhi intoleransi aktivitas.
ii. Perencanaan: Menetapkan tujuan dan prioritas intervensi, mengidentifikasi aktivitas yang dapat dilakukan, dan menyusun rencana peningkatan toleransi aktivitas.
iii. Implementasi: Membantu pasien melakukan aktivitas sesuai kemampuan, mengatur aktivitas dan istirahat, serta memberikan pendidikan kesehatan tentang manajemen aktivitas.
iv. Evaluasi: Mengevaluasi kemajuan pasien dalam meningkatkan toleransi aktivitas dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kronologi Asuhan Keperawatan:
1. Pengkajian: Mengkaji riwayat kesehatan lansia, melakukan pemeriksaan fisik, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi intoleransi aktivitas.
2. Diagnosa Keperawatan: Menetapkan diagnosa keperawatan Intoleransi Aktivitas berdasarkan data yang diperoleh.
3. Perencanaan: Menyusun rencana asuhan keperawatan untuk meningkatkan toleransi aktivitas lansia, termasuk tujuan, kriteria hasil, dan intervensi keperawatan.
4. Implementasi: Membantu lansia melakukan aktivitas sesuai kemampuan, mengatur aktivitas dan istirahat, serta memberikan pendidikan kesehatan tentang manajemen aktivitas.
5. Evaluasi: Mengevaluasi kemajuan lansia dalam meningkatkan toleransi aktivitas dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. -
Article No. 191 | 20 Sep 2024
Klinis : Ny A (25 th) sudah lama menderita asma, di bawa ke RS karena di rumah sudah 2 hari mengeluh sesak, batuk berdahak, tidak bisa tidur. Pada saat dikaji klien masih mengeluh sesak, tidak bisa tidur, batuk tapi dahaknya sulit keluar, RR : 32 x/menit, Nadi: 82x/menit, Suhu: 370 C, TD : 120/88 mmHg, pada pemeriksaan paru terdengar weezing dan ronchi , klien tampak gelisah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kaitannya dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan: Klien mengalami penurunan kemampuan untuk membersihkan jalan napas secara mandiri, ditandai dengan sesak napas, batuk berdahak, dan sulit mengeluarkan dahak.
Terkait dengan:
- SDKI: Bersihan Jalan Napas
- SLKI: Pernapasan Efektif
- SIKI: Manajemen Jalan Napas
2. Gangguan Pola Tidur
Penjelasan: Klien mengalami kesulitan untuk mempertahankan pola tidur yang adekuat, ditandai dengan tidak dapat tidur karena sesak napas.
Terkait dengan:
- SDKI: Gangguan Pola Tidur
- SLKI: Tidur yang Terpelihara
- SIKI: Manajemen Gangguan Tidur
3. Cemas
Penjelasan: Klien menunjukkan tanda-tanda cemas, seperti tampak gelisah, yang dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan yang dialaminya.
Terkait dengan:
- SDKI: Cemas
- SLKI: Kenyamanan Psikologis
- SIKI: Manajemen Kecemasan
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menetapkan diagnosis keperawatan berdasarkan respons klien terhadap masalah kesehatan dan kebutuhan hidup sehari-hari.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menetapkan hasil yang diharapkan atau luaran yang akan dicapai dari intervensi keperawatan yang diberikan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menetapkan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 192 | 20 Sep 2024
Klinis : Ny A (25 th) sudah lama menderita asma, di bawa ke RS karena di rumah sudah 2 hari mengeluh sesak, batuk berdahak, tidak bisa tidur. Pada saat dikaji klien masih mengeluh sesak, tidak bisa tidur, batuk tapi dahaknya sulit keluar, RR : 32 x/menit, Nadi: 82x/menit, Suhu: 370 C, TD : 120/88 mmHg, pada pemeriksaan paru terdengar weezing dan ronchi , klien tampak gelisah.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: J45.9
- Deskripsi: Asma tanpa rincian
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 493.90
- Deskripsi: Asma, tidak spesifik
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, Ny A (25 tahun) sudah lama menderita asma dan dibawa ke rumah sakit karena mengalami keluhan sesak napas, batuk berdahak, dan tidak bisa tidur selama 2 hari terakhir. Saat diperiksa, pasien masih mengeluhkan sesak napas, batuk dengan dahak yang sulit keluar, dengan tanda-tanda vital yang menunjukkan peningkatan laju pernapasan (32 kali/menit) dan suhu tubuh normal (37°C). Pemeriksaan fisik paru-paru menunjukkan adanya wheezing dan ronchi, serta pasien tampak gelisah.
Berdasarkan gejala dan tanda klinis yang dipaparkan, diagnosis yang sesuai adalah asma tanpa rincian, yang diklasifikasikan dengan kode ICD-10 J45.9. Kode ICD-9-CM yang sesuai untuk diagnosis asma adalah 493.90. -
Article No. 193 | 20 Sep 2024
Klinis : Ny A (25 th) sudah lama menderita asma, di bawa ke RS karena di rumah sudah 2 hari mengeluh sesak, batuk berdahak, tidak bisa tidur. Pada saat dikaji klien masih mengeluh sesak, tidak bisa tidur, batuk tapi dahaknya sulit keluar, RR : 32 x/menit, Nadi: 82x/menit, Suhu: 370 C, TD : 120/88 mmHg, pada pemeriksaan paru terdengar weezing dan ronchi , klien tampak gelisah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi Ny. A (25 tahun) yang menderita asma:
1. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Napas Berhubungan dengan Obstruksi Jalan Napas Sekunder Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
2. Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang efektif yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
- Penyebab: Obstruksi jalan napas, kekakuan dinding dada, kelemahan otot pernapasan, kelelahan.
- Gejala dan Tanda: Perubahan frekuensi, kedalaman, dan irama napas, penggunaan otot bantu napas, dispnea, kelelahan, sianosis.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien mempertahankan pola napas yang efektif.
- Kriteria hasil: Frekuensi napas dalam batas normal, tidak terdapat tanda-tanda distress pernapasan, pasien melaporkan sesak napas berkurang, terdengar suara napas normal.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen Jalan Napas: Mempertahankan jalan napas yang paten, meningkatkan ventilasi.
2. Manajemen Oksigenasi: Mempertahankan kadar oksigen darah dalam batas normal.
3. Terapi Inhalasi: Membantu melegakan jalan napas.
4. Manajemen Kenyamanan: Mengurangi kecemasan dan distres pernapasan.
5. Edukasi Kesehatan: Meningkatkan pengetahuan pasien tentang pengelolaan asma.
Berdasarkan kondisi Ny. A yang mengeluhkan sesak napas, batuk berdahak, dan tidak bisa tidur, serta ditemukan gejala-gejala seperti frekuensi napas yang cepat, wheezing, dan ronchi pada pemeriksaan fisik, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Pola Napas Berhubungan dengan Obstruksi Jalan Napas Sekunder Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen jalan napas, manajemen oksigenasi, terapi inhalasi, manajemen kenyamanan, dan edukasi kesehatan. -
Article No. 194 | 20 Sep 2024
Klinis : Ny A (25 th) sudah lama menderita asma, di bawa ke RS karena di rumah sudah 2 hari mengeluh sesak, batuk berdahak, tidak bisa tidur. Pada saat dikaji klien masih mengeluh sesak, tidak bisa tidur, batuk tapi dahaknya sulit keluar, RR : 32 x/menit, Nadi: 82x/menit, Suhu: 370 C, TD : 120/88 mmHg, pada pemeriksaan paru terdengar weezing dan ronchi , klien tampak gelisah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus Ny. A (25 tahun) yang menderita asma dengan keluhan sesak napas, batuk berdahak, dan sulit tidur, dapat dirumuskan Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan: Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI: Pola napas tidak efektif adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
- SLKI: Peningkatan ventilasi/perfusi adalah keadaan dimana terjadi peningkatan pertukaran gas di paru-paru.
- SIKI: Manajemen jalan napas adalah tindakan untuk mempertahankan dan memfasilitasi fungsi pernapasan yang adekuat.
2. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Tidur
- SDKI: Gangguan tidur adalah perubahan kuantitas dan/atau kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- SLKI: Tidur yang memadai adalah keadaan istirahat secara periodik dengan mempertahankan kesadaran yang minimal.
- SIKI: Manajemen tidur adalah tindakan untuk memfasilitasi tidur yang adekuat dan istirahat.
3. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Ketidakefektifan bersihan jalan napas adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang memadai.
- SLKI: Bersihan jalan napas yang efektif adalah keadaan dimana jalan napas terbebas dari sekret atau obstruksi.
- SIKI: Manajemen jalan napas adalah tindakan untuk mempertahankan dan memfasilitasi fungsi pernapasan yang adekuat.
Penjelasan singkat:
- Ny. A mengalami Pola Napas Tidak Efektif karena adanya sesak napas, weezing, dan ronchi pada pemeriksaan paru. Hal ini menunjukkan adanya gangguan pertukaran gas di paru-paru.
- Ny. A juga mengalami Gangguan Tidur karena keluhan tidak bisa tidur akibat sesak napas.
- Selain itu, Ny. A mengalami Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas, ditandai dengan batuk berdahak yang sulit keluar, yang dapat menyebabkan obstruksi jalan napas.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, manajemen tidur, dan intervensi untuk meningkatkan bersihan jalan napas. -
Article No. 195 | 20 Sep 2024
Klinis : Ny A (25 th) sudah lama menderita asma, di bawa ke RS karena di rumah sudah 2 hari mengeluh sesak, batuk berdahak, tidak bisa tidur. Pada saat dikaji klien masih mengeluh sesak, tidak bisa tidur, batuk tapi dahaknya sulit keluar, RR : 32 x/menit, Nadi: 82x/menit, Suhu: 370 C, TD : 120/88 mmHg, pada pemeriksaan paru terdengar weezing dan ronchi , klien tampak gelisah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret dan bronkospasme akibat serangan asma.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Efektif: Kemampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Jalan Napas: Serangkaian tindakan untuk mempertahankan atau memulihkan permeabilitas jalan napas.
Penjelasan Singkat:
Ny. A mengalami serangan asma yang ditandai dengan sesak napas, batuk berdahak, dan ronchi/wheezing pada pemeriksaan paru. Hal ini menunjukkan adanya obstruksi dan peningkatan produksi sekret di saluran napas, sehingga jalan napas menjadi tidak efektif. Intervensi keperawatan yang dibutuhkan adalah manajemen jalan napas, seperti pemberian bronkodilator, mukolitik, dan tindakan yang dapat membantu mengeluarkan sekret. Selain itu, pemantauan tanda-tanda vital dan status pernapasan juga penting untuk memantau perkembangan kondisi Ny. A.