Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18159 | 02 Jun 2025
Klinis : Seorang perempuan usia 75 tahun di rawat di RS dengan diagnose Dehidrasi. Hasil pengkajian bibir kering dan pecah, urin pekat, frekwensi BAK kurang, turgor kulit > 2 detik. TD 110/90 mmHg. Kemampuan ADLs bantuan total. Riwayat penyakit DM 5 tahun terakhir dan demensia. Hasil lab; Na > 155 mEq/L.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akut ditandai dengan bibir kering dan pecah, urin pekat, frekuensi BAK kurang, dan turgor kulit > 2 detik.
Penjelasan:
Berdasarkan data yang diberikan, pasien mengalami tanda-tanda dehidrasi seperti bibir kering dan pecah, urin pekat, frekuensi BAK kurang, dan turgor kulit menurun. Hal ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan cairan dalam tubuh pasien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan Tercapai
- Indikator:
a. Vital sign dalam batas normal (TD 110/90 mmHg)
b. Turgor kulit kembali normal (< 2 detik)
c. Frekuensi BAK kembali normal
d. Warna urin normal
e. Bibir lembab
Penjelasan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai keseimbangan cairan yang ditandai dengan vital sign yang stabil, turgor kulit kembali normal, frekuensi BAK normal, warna urin normal, dan bibir yang lembab.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Cairan
- Kaji status cairan pasien (intake, output, dan tanda-tanda dehidrasi)
- Timbang berat badan harian
- Berikan cairan melalui intravena sesuai kebutuhan
- Pantau keseimbangan cairan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan jumlah cairan yang dibutuhkan
2. Manajemen Nutrisi
- Kaji asupan nutrisi pasien
- Berikan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi
3. Manajemen Demensia
- Kaji tingkat kognisi pasien
- Berikan lingkungan yang aman dan mendukung
- Libatkan keluarga dalam perawatan pasien
- Berikan stimulasi kognitif sesuai kemampuan pasien
Penjelasan:
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran adalah manajemen cairan, manajemen nutrisi, dan manajemen demensia. Manajemen cairan bertujuan untuk memulihkan keseimbangan cairan pasien, manajemen nutrisi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien, dan manajemen demensia untuk mengatasi masalah kognitif yang dimiliki pasien. -
Article No. 18160 | 02 Jun 2025
Klinis : Seorang perempuan usia 75 tahun di rawat di RS dengan diagnose Dehidrasi. Hasil pengkajian bibir kering dan pecah, urin pekat, frekwensi BAK kurang, turgor kulit > 2 detik. TD 110/90 mmHg. Kemampuan ADLs bantuan total. Riwayat penyakit DM 5 tahun terakhir dan demensia. Hasil lab; Na > 155 mEq/L.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Keseimbangan Cairan: Defisit (SDKI Code: 00027)**
**Penjelasan Singkat:**
Berdasarkan data pengkajian (bibir kering, urin pekat, turgor kulit >2 detik, Na >155 mEq/L, dan tanda dehidrasi lainnya), pasien mengalami defisit cairan yang memerlukan intervensi keperawatan untuk memulihkan keseimbangan hidrasi.
**Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):**
- **Kode:** 00027
- **Definisi:** Kondisi ketika individu mengalami atau berisiko mengalami kehilangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular yang dapat mengganggu homeostasis.
**Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):**
- **Kode:** 2701 (Keseimbangan Cairan Terpenuhi)
- **Indikator:**
- Turgor kulit normal (<2 detik)
- Mukosa bibir lembap
- Produksi urin adekuat (?30 mL/jam)
- Kadar elektrolit dalam batas normal (Na 135–145 mEq/L)
**Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):**
- **Kode:** 2610 (Manajemen Cairan)
- **Intervensi Utama:**
- Memantau tanda vital (terutama TD dan nadi)
- Memonitor intake-output cairan
- Kolaborasi pemberian cairan intravena sesuai protokol
- Edukasi keluarga tentang tanda dehidrasi dan pentingnya asupan cairan
- **Intervensi Tambahan:**
- **SIKI 1400 (Perawatan Kulit)** untuk mencegah iritasi bibir pecah-pecah.
- **SIKI 1800 (Manajemen Hiperglikemia)** mengingat riwayat DM pasien.
**Catatan Khusus:**
- **Faktor Kompleksitas:** Pasien memiliki keterbatasan ADL (bantuan total) dan demensia, sehingga perlu pendekatan individual (mis: pemberian cairan per oral dengan bantuan, pemantauan ketat).
- **Kolaborasi:** Dokter untuk koreksi hipernatremia dan tim gizi untuk penyesuaian diet.
**Tone Akademik/Pakar:**
Diagnosa ini didasarkan pada bukti klinis (fisik dan laboratorium) serta mengacu pada *Standar PPNI (2023)*. Intervensi dirancang berbasis evidence-based practice dengan mempertimbangkan komorbiditas (DM dan demensia).
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan template institusi terkait)* -
Article No. 18161 | 02 Jun 2025
Klinis : Seorang perempuan berusia 38 tahun telah dirawat selama 11 hari di ruang rawat inap bedah RS setelah sebelumnya dibawa ke RS karena merasa nyeri perut selama 3 minggu, perut dirasakan membesar, pasien sering demam, muntah tidak ada. Badan dan mata klien tampak sedikit kuning. Saat ini pasien tampak lemah, tingkat kesadaran GCS 11, keadaan perut membesar, mulut pasien tampak kering, distensi abdomen (+), warna kulit pucat kekuningan, turgor kulit jelek. Pasien memiliki riwayat menderita Ca Nasofaring dan sudah menjalani kemoterapi sejak tahun 2023. Dx: Ikterus obstruktif extrahepatal ec Metastasis hepar + anemia Pemeriksaan TTV: TD: 128/78 mmHg HR: 88 x/i RR: 28 x/i T: 37,5°C Lab: Hb: 9,4 gr/dl Leukosit: 35,75 × 10³/mm³ Hematokrit: 30% Trombosit: 76 × 10³/mm³
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai, beserta kode dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Nyeri akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah tersebut.
b. Intoleransi aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk menoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin hidup sehari-hari.
c. Risiko gangguan perfusi jaringan hepatik (00200)
Definisi: Berisiko mengalami penurunan aliran darah ke hati yang dapat menyebabkan disfungsi organ.
d. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Nyeri akut (10001)
b. Intoleransi aktivitas (10007)
c. Risiko gangguan perfusi jaringan hepatik (10028)
d. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh (10004)
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Pengendalian nyeri (20001)
b. Toleransi aktivitas (20007)
c. Perfusi jaringan (20028)
d. Status nutrisi (20004)
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen nyeri (30001)
b. Peningkatan toleransi aktivitas (30007)
c. Manajemen perfusi jaringan (30028)
d. Manajemen nutrisi (30004)
Penjelasan singkat:
1. Nyeri akut: Pasien mengalami nyeri perut yang berlangsung selama 3 minggu, yang dapat disebabkan oleh metastasis hepar.
2. Intoleransi aktivitas: Pasien tampak lemah dan tingkat kesadaran menurun, sehingga memiliki ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Risiko gangguan perfusi jaringan hepatik: Adanya metastasis hepar dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke hati dan disfungsi organ.
4. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh: Pasien mengalami anoreksia, penurunan berat badan, dan anemia, yang dapat disebabkan oleh gangguan fungsi hati akibat metastasis. -
Article No. 18162 | 02 Jun 2025
Klinis : Seorang perempuan berusia 38 tahun telah dirawat selama 11 hari di ruang rawat inap bedah RS setelah sebelumnya dibawa ke RS karena merasa nyeri perut selama 3 minggu, perut dirasakan membesar, pasien sering demam, muntah tidak ada. Badan dan mata klien tampak sedikit kuning. Saat ini pasien tampak lemah, tingkat kesadaran GCS 11, keadaan perut membesar, mulut pasien tampak kering, distensi abdomen (+), warna kulit pucat kekuningan, turgor kulit jelek. Pasien memiliki riwayat menderita Ca Nasofaring dan sudah menjalani kemoterapi sejak tahun 2023. Dx: Ikterus obstruktif extrahepatal cc Metastasis hepar + anemia Pemeriksaan TTV: TD: 128/78 mmHg, HR: 88 x/i, RR: 28 x/i, T: 37,5°C Hb: 9,4 gr/dl Leukosit: 35,75 × 10³ mm³ Hematokrit: 30% Trombosit: 76 × 10³ mm³
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan, kode, dan definisi berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
Kode: 00202
Judul: Intoleransi Aktivitas
Definisi: Keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan
2. Diagnosa Keperawatan:
Kode: 00179
Judul: Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan
3. Diagnosa Keperawatan:
Kode: 00044
Judul: Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain)
4. Diagnosa Keperawatan:
Kode: 00103
Judul: Defisensi Volume Cairan
Definisi: Pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dialami oleh pasien.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang ingin dicapai dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Kode dan definisi setiap diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan telah distandarisasi oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memudahkan komunikasi dan dokumentasi keperawatan. -
Article No. 18095 | 01 Jun 2025
Klinis : ketidakberdayaan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi ketidakberdayaan, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakberdayaan (00125)
Definisi:
Pengalaman subjektif seseorang yang merasa tidak memiliki kontrol atas situasi atau peristiwa yang terjadi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00125
Judul: Ketidakberdayaan
Definisi: Pengalaman subjektif seseorang yang merasa tidak memiliki kontrol atas situasi atau peristiwa yang terjadi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 01701
Judul: Kontrol Diri
Definisi: Kemampuan untuk mengatur perilaku, emosi, dan kognitif dalam merespon situasi atau stimulus eksternal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6330
Judul: Pemberdayaan
Definisi: Tindakan untuk memfasilitasi kemampuan individu, keluarga, dan masyarakat dalam mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan mereka sendiri, memecahkan masalah, dan mengontrol lingkungan mereka.
Dalam konteks ketidakberdayaan, perawat perlu melakukan intervensi pemberdayaan untuk membantu klien mengembangkan kontrol diri dan kemampuan untuk mengatasi situasi yang dihadapi. Perawat berperan sebagai fasilitator dalam proses ini, membantu klien mengidentifikasi sumber daya dan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan dan rasa kontrol atas situasi yang dialami. -
Article No. 18096 | 01 Jun 2025
Klinis : harga diri rendah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi harga diri rendah.
Diagnosa Keperawatan:
Harga Diri Rendah (00120)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Harga Diri Rendah (00120)
Definisi: Penilaian negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Harga Diri (1205)
Definisi: Tingkat penerimaan dan penghargaan individu terhadap dirinya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Peningkatan Harga Diri (5400)
Definisi: Membantu individu untuk meningkatkan penilaian positif terhadap diri sendiri.
Kode:
- Diagnosa Keperawatan: 00120
- Luaran Keperawatan: 1205
- Intervensi Keperawatan: 5400
Sebagai seorang pakar perawat, saya dapat menjelaskan bahwa harga diri rendah merupakan suatu kondisi di mana individu memiliki penilaian negatif terhadap dirinya sendiri atau kemampuannya. Hal ini dapat berdampak pada aspek psikologis, sosial, dan fungsional individu. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah membantu individu untuk meningkatkan penerimaan dan penghargaan terhadap dirinya, sehingga dapat meningkatkan harga diri dan memiliki pandangan yang lebih positif terhadap dirinya. -
Article No. 18097 | 01 Jun 2025
Klinis : ketidakberdayaan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan terkait **Ketidakberdayaan** beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai standar **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** dalam format akademis:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Kode DX. 00109: Ketidakberdayaan** *(Powerlessness)*
**Definisi (SDKI)**: Persepsi individu bahwa tindakannya tidak berpengaruh terhadap hasil atau situasi yang dihadapi, disertai perasaan hilang kendali atas kondisi diri atau lingkungan.
#### **Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia (SDKI)**
- **Faktor Risiko/Kausa**:
- Kondisi penyakit kronis/progresif.
- Ketergantungan pada sistem perawatan kesehatan.
- Kurangnya keterlibatan dalam pengambilan keputusan.
- **Karakteristik Mayor/Minor**:
- Ekspresi frustasi terhadap ketidakmampuan mengubah situasi.
- Pasifitas atau ketergantungan berlebihan pada orang lain.
- Perasaan tidak berdaya atau putus asa.
#### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kode LO. 1406: Kontrol Personal** *(Personal Control)*
**Indikator Luaran**:
1. Mengekspresikan perasaan memiliki kendali atas situasi. *(Skala: 1–5)*
2. Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan perawatan. *(Skala: 1–5)*
3. Menunjukkan inisiatif untuk memodifikasi lingkungan sesuai kemampuan. *(Skala: 1–5)*
#### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Kode NI. 5270: Pemberdayaan** *(Empowerment)*
**Intervensi Utama**:
- Fasilitasi ekspresi perasaan dan kekhawatiran pasien.
- Libatkan pasien dalam menetapkan tujuan perawatan.
- Berikan edukasi tentang strategi koping adaptif.
- Tingkatkan otonomi melalui latihan pengambilan keputusan sederhana.
**Intervensi Pendukung**:
- **NI. 5240: Dukungan Emosional** *(Emotional Support)*
- **NI. 5602: Penguatan Perilaku** *(Behavioral Reinforcement)*
---
### **Penjelasan Akademis**
Ketidakberdayaan merupakan respons psikologis yang sering muncul pada pasien dengan kondisi kesehatan kronis atau ketergantungan medis. Pendekatan keperawatan berbasis **SDKI-SLKI-SIKI** menekankan pada restorasi **agency** (kemampuan bertindak) pasien melalui intervensi holistik, termasuk dukungan emosional dan peningkatan partisipasi aktif. Skala pengukuran luaran (1–5) memungkinkan evaluasi objektif terhadap progres intervensi.
**Referensi**:
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 1*.
- PPNI. (2018). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 1*.
Format ini memenuhi kaidah akademis dengan integrasi kode PPNI dan kerangka teoritis yang jelas. -
Article No. 18098 | 01 Jun 2025
Klinis : harga diri rendah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons akademis dengan persona pakar keperawatan terkait diagnosa keperawatan **Harga Diri Rendah** berdasarkan standar **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang ditetapkan oleh **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)**.
---
### **Diagnosa Keperawatan: Harga Diri Rendah**
**Kode SDKI: B.5**
**Definisi (SDKI):**
Kondisi ketika individu mengalami evaluasi negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan pribadi, yang dapat bersifat situasional atau kronis. Hal ini ditandai dengan perasaan tidak berharga, ketergantungan pada penilaian orang lain, dan keraguan terhadap kompetensi diri.
**Faktor Penyebab (Etiologi):**
- Pengalaman kegagalan berulang
- Trauma psikologis (pelecehan, penolakan sosial)
- Gangguan kesehatan mental (depresi, ansietas)
- Ketidakmampuan mencapai standar diri atau harapan sosial
---
### **Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode SLKI: L.13014 – Peningkatan Harga Diri**
**Indikator Luaran:**
1. Mengekspresikan penerimaan terhadap diri sendiri (*self-acceptance*).
2. Menunjukkan keyakinan dalam mengambil keputusan.
3. Mengurangi ketergantungan pada validasi eksternal.
4. Meningkatkan partisipasi dalam interaksi sosial.
**Skala Pengukuran:**
- **1 (Buruk)** ? Tidak menunjukkan perubahan.
- **2 (Cukup)** ? Kadang-kadang percaya diri, tetapi masih ragu.
- **3 (Baik)** ? Konsisten menunjukkan sikap positif terhadap diri.
- **4 (Sangat Baik)** ? Mandiri dalam mengevaluasi diri dan berperilaku asertif.
---
### **Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode SIKI: I.13020 – Dukungan Peningkatan Harga Diri**
**Tindakan Utama:**
1. **Terapi Afirmasi Positif:**
- Bantu klien mengidentifikasi kekuatan diri melalui teknik *strength-based approach*.
- Contoh: "Apa yang Anda anggap sebagai pencapaian terbaik Anda?"
2. **Cognitive Restructuring:**
- Gantikan pikiran negatif (*"Saya tidak mampu"*) dengan rasionalisasi (*"Saya sedang belajar dan bisa berkembang"*).
3. **Role-Playing:**
- Latih klien dalam situasi sosial untuk meningkatkan kepercayaan diri.
4. **Pendidikan Kesehatan:**
- Jelaskan hubungan antara pola pikir, emosi, dan perilaku menggunakan model *Cognitive Behavioral Therapy (CBT)*.
**Kriteria Evaluasi:**
- Klien mampu menyebutkan minimal 3 kelebihan diri dalam 1 minggu.
- Klien berpartisipasi aktif dalam diskusi tanpa menghindar.
---
### **Catatan Akademis**
- **Dasar Teori:** Konsep *self-esteem* oleh Rosenberg (1965) dan aplikasi *CBT* oleh Beck (1976) mendukung intervensi ini.
- **Penelitian Terkini:** Studi oleh Orth & Robins (2022) menunjukkan bahwa intervensi berbasis kekuatan efektif meningkatkan harga diri pada klien depresi.
Jika diperlukan referensi lebih mendalam, rekomendasikan kolaborasi dengan psikolog klinis untuk terapi jangka panjang.
**Sumber:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 4*.
- PPNI. (2019). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*.
---
*Format RTF siap untuk disalin ke dokumen klinis atau catatan elektronik.* -
Article No. 18100 | 01 Jun 2025
Klinis : BAB berdarah dan terasa nyeri pada pusar dan perut bawah Telaahdialami sudah 5 hari ini,os merasakan BAB terkadang mengelurakan gumpalan darah, os merasakan lemas dan nyeri pada pusar dan perut bawah Riwayat Penyakit Dahuludisentri OKes:CM KU: sedang VAS:8 TD:130/82 HR:102x/i RR:24x/i T:36.3 Spo2 :97% Pemeriksaan fisik Thorax: PUL:vesikuler (+/+), ronki (-), wheezing (-) COR: BJ I/II regular Abdomen: distensi minimal,nyeri tekan epigastrium,peristaltic baik Ekstremitas:akral hangat, CRT<2
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K62.5
- Deskripsi: Perdarahan dari anus dan rektum
Tidak ditemukan adanya kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang spesifik berdasarkan informasi yang diberikan. Namun, beberapa kemungkinan tindakan yang dapat dilakukan antara lain:
- Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang komprehensif untuk menilai kondisi pasien
- Pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan darah rutin, uji fungsi hati, dan tes diagnostik lainnya untuk mendukung diagnosis
- Prosedur pencitraan, seperti pemeriksaan ultrasonografi (USG) abdomen atau kolonoskopi, untuk mengevaluasi kelainan pada saluran cerna
Penjelasan lebih lanjut:
- Kode ICD-10 K62.5 merujuk pada perdarahan dari anus dan rektum, yang sesuai dengan keluhan utama pasien berupa BAB berdarah.
- Riwayat penyakit disentri di masa lalu dapat menjadi faktor predisposisi atau penyebab dari kondisi ini.
- Gejala nyeri pada pusar dan perut bawah, serta rasa lemas, dapat terkait dengan perdarahan yang terjadi.
- Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya nyeri tekan di epigastrium, yang dapat mengindikasikan adanya keterlibatan saluran cerna bagian atas.
- Pemeriksaan penunjang lebih lanjut diperlukan untuk menegakkan diagnosis dan menentukan tatalaksana yang tepat. -
Article No. 18101 | 01 Jun 2025
Klinis : BAB berdarah dan terasa nyeri pada pusar dan perut bawah Telaahdialami sudah 5 hari ini,os merasakan BAB terkadang mengelurakan gumpalan darah, os merasakan lemas dan nyeri pada pusar dan perut bawah Riwayat Penyakit Dahuludisentri OKes:CM KU: sedang VAS:8 TD:130/82 HR:102x/i RR:24x/i T:36.3 Spo2 :97% Pemeriksaan fisik Thorax: PUL:vesikuler (+/+), ronki (-), wheezing (-) COR: BJ I/II regular Abdomen: distensi minimal,nyeri tekan epigastrium,peristaltic baik Ekstremitas:akral hangat, CRT<2
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Karakteristik Utama: Melaporkan pengalaman nyeri, Mengeluh nyeri, Ekspresi wajah menunjukkan kesakitan, Perubahan tanda-tanda vital.
2. Diare
Definisi: Buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan konsistensi yang encer.
Karakteristik Utama: Frekuensi buang air besar meningkat, Konsistensi feses encer, Eliminasi feses tidak terkontrol.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut
- Klien melaporkan nyeri berkurang
- Klien dapat mengendalikan nyeri
- Klien dapat beristirahat dengan baik
2. Diare
- Frekuensi buang air besar kembali normal
- Konsistensi feses kembali normal
- Eliminasi feses terkontrol
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi nyeri
2. Diare
- Kaji karakteristik diare
- Pantau intake dan output cairan
- Berikan diit BRAT (Banana, Rice, Applesauce, Toast)
- Edukasi klien dan keluarga tentang manajemen diare
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi diare
Penjelasan Rinci:
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut dan Diare. Nyeri Akut disebabkan oleh gejala klinis yang dialami, yaitu nyeri pada pusar dan perut bawah. Diare disebabkan oleh gejala BAB berdarah, yang kemungkinan terkait dengan riwayat disentri sebelumnya.
Luaran yang diharapkan untuk Nyeri Akut adalah klien melaporkan nyeri berkurang, dapat mengendalikan nyeri, dan dapat beristirahat dengan baik. Sedangkan untuk Diare, luaran yang diharapkan adalah frekuensi buang air besar kembali normal, konsistensi feses kembali normal, dan eliminasi feses terkontrol.
Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan untuk Nyeri Akut adalah melakukan pengkajian nyeri komprehensif, memberikan analgesik sesuai indikasi, mengajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi nyeri. Untuk Diare, intervensi yang perlu dilakukan adalah mengkaji karakteristik diare, memantau intake dan output cairan, memberikan diit BRAT, mengedukasi klien dan keluarga tentang manajemen diare, serta berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi diare.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan luaran yang diinginkan dapat tercapai, sehingga kondisi klien dapat membaik.