Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 146 | 20 Sep 2024
Klinis : Pasien dengan diagnosa avian influenza di rawat di ruang isolasi dengan keluhan utama sesak napas dengan RR 26 x/menit. Hasil pemeriksaan rontgen thorax menunjukkan adanya pneumonia. Intervensi keperawatan yang paling sesuai untuk mengatasi masalah di atas adalah Question 19Answer a. Memposisikan semi fowler b. Memberikan air minum hangat c. Mengajarkan napas dalam d. Memberikan edukasi untuk bed rest e. Mengajarkan untuk batuk efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan avian influenza dan keluhan sesak napas dengan RR 26 x/menit serta hasil pemeriksaan rontgen thorax menunjukkan adanya pneumonia adalah:
Diagnosis Keperawatan: Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pola napas tidak efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah yang menyebabkan ketidakadekuatan ventilasi.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah Pola Napas Membaik, yang ditandai dengan meningkatnya kemudahan bernapas, frekuensi napas dalam kisaran normal, dan tidak ada retraksi otot bantu napas.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang paling sesuai untuk mengatasi masalah di atas adalah:
Jawaban c: Mengajarkan napas dalam
Rasional: Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan ventilasi alveolar, memperbaiki pertukaran gas, dan mengurangi kesulitan bernapas pada pasien. -
Article No. 147 | 20 Sep 2024
Klinis : Saudara sebagai seorang perawat yang melakukan analisis data pengkajian pasien Covid 19. Data subyektif menunjukkan bahwa pasien mengeluh sesak napas dan sulit mengeluarkan dahak. Data obyektif terdapat ronchi di seluruh lapang paru, RR 24x/menit, dan SpO2 90 %. Data penunjang lain noninvasive yang dibutuhkan untuk menegakkan masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif yaitu: Question 20Answer a. BGA b. SaO2 c. Hgb d. Tekanan darah e. Foto thorax Jump to...
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
- Ciri-ciri mayor: Adanya sputum yang sulit dikeluarkan, adanya suara napas tambahan (ronchi), peningkatan upaya napas.
- Ciri-ciri minor: Perubahan frekuensi napas, perubahan kedalaman napas, sianosis, adanya sekresi yang berlebihan.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan penilaian klinis.
- Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kasus ini adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif".
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan luaran/hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Contoh luaran yang terkait dengan diagnosa "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" adalah: Bersihan Jalan Napas, Pertukaran Gas, Oksigenasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Contoh intervensi yang terkait dengan diagnosa "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" adalah: Manajemen Jalan Napas, Terapi Oksigen, Manajemen Sekresi.
Jawaban yang diperlukan untuk menegakkan diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" adalah:
a. BGA (Blood Gas Analysis) - untuk menilai status oksigenasi
b. SaO2 (Saturasi Oksigen) - untuk menilai saturasi oksigen
e. Foto Thorax - untuk menilai kondisi paru-paru -
Article No. 148 | 20 Sep 2024
Klinis : anak laki-laki usia 1 tahun diare mual muntah tidak mau makan lemas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A09
- Deskripsi: Diare dan gastroenteritis infeksi yang diduga akibat organisme lain
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 96.76
- Deskripsi: Pemberian cairan intravena
Penjelasan:
- Kode ICD-10 A09 (Diare dan gastroenteritis infeksi yang diduga akibat organisme lain) mencakup kondisi diare, mual, dan muntah pada anak laki-laki usia 1 tahun. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.
- Kode ICD-9-CM 96.76 (Pemberian cairan intravena) dapat digunakan untuk prosedur pemberian cairan intravena, yang mungkin diperlukan untuk menangani dehidrasi akibat diare, mual, dan muntah pada anak tersebut.
Penanganan yang mungkin diperlukan untuk kondisi ini dapat mencakup:
- Rehidrasi menggunakan cairan intravena (kode ICD-9-CM 96.76)
- Pemberian obat anti-diare atau antiemetik (obat untuk mengurangi mual dan muntah)
- Monitoring tanda-t -
Article No. 149 | 20 Sep 2024
Klinis : Saudara sebagai seorang perawat yang melakukan analisis data pengkajian pasien Covid 19. Data subyektif menunjukkan bahwa pasien mengeluh sesak napas dan sulit mengeluarkan dahak. Data obyektif terdapat ronchi di seluruh lapang paru, RR 24x/menit, dan SpO2 90 %. Data penunjang lain noninvasive yang dibutuhkan untuk menegakkan masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif yaitu: Question 20Answer a. BGA b. SaO2 c. Hgb d. Tekanan darah e. Foto thorax Jump to...
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif".
Penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan NANDA-I (North American Nursing Diagnosis Association International).
- Diagnosis keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" merupakan salah satu diagnosis yang dirumuskan dalam SDKI.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan luaran (outcome) yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Luaran keperawatan yang terkait dengan diagnosis "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" dapat mencakup peningkatan permeabilitas jalan napas, pengeluaran sekret, dan pemeliharaan ventilasi yang adekuat.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" dapat mencakup manajemen jalan napas, manajemen ventilasi, dan manajemen oksigenasi.
Dalam kasus pasien COVID-19 dengan masalah bersihan jalan napas tidak efektif, data penunjang non-invasif yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis keperawatan adalah:
a. BGA (Blood Gas Analysis) - untuk mengetahui status oksigenasi dan ventilasi.
b. SaO2 (Saturasi Oksigen) - untuk menilai oksigenasi.
e. Foto Thoraks - untuk mendeteksi adanya infiltrat atau konsolidasi di paru-paru. -
Article No. 150 | 20 Sep 2024
Klinis : anak laki-laki usia 1 tahun diare mual muntah tidak mau makan lemas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: A09
- Deskripsi: Diare dan gastroenteritis infeksius yang diduga oleh organisme yang tidak spesifik
Penjelasan:
- Kode A09 dalam ICD-10 digunakan untuk mengkodekan diare dan gastroenteritis infeksius yang diduga disebabkan oleh organisme yang tidak spesifik.
- Gejala seperti diare, mual, muntah, tidak mau makan, dan lemas yang dialami oleh anak laki-laki usia 1 tahun sesuai dengan diagnosis A09.
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 558.9
- Deskripsi: Diare, tidak ditentukan
Penjelasan:
- Kode 558.9 dalam ICD-9-CM digunakan untuk mengkodekan diare yang tidak ditentukan penyebabnya.
- Meskipun tidak ada prosedur atau tindakan medis yang spesifik tercantum, anak laki-laki usia 1 tahun dengan gejala diare, mual, muntah, tidak mau makan, dan lemas kemungkinan akan membutuhkan perawatan dan penggantian cairan untuk mengatasi dehidrasi. -
Article No. 151 | 20 Sep 2024
Klinis : anak laki-laki usia 1 tahun diare mual muntah tidak mau makan lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu anak laki-laki usia 1 tahun dengan diare, mual, muntah, tidak mau makan, dan lemas, berikut adalah diagnosa keperawatan yang dapat diidentifikasi beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Risiko dehidrasi
b. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
c. Intoleransi aktivitas
2. Penjelasan singkat:
a. Risiko dehidrasi
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Keadaan di mana individu berisiko mengalami penurunan cairan dan elektrolit di dalam tubuh.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Cairan tubuh yang adekuat, Keseimbangan elektrolit.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen cairan, Pemantauan tanda-tanda vital, Pemberian cairan/elektrolit.
b. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
- SDKI: Keadaan di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Berat badan dalam kisaran normal, Kadar nutrisi dalam batas normal.
- SIKI: Manajemen nutrisi, Edukasi nutrisi, Pemantauan asupan nutrisi.
c. Intoleransi aktivitas
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau diperlukan.
- SLKI: Tingkat aktivitas, Toleransi aktivitas, Kemampuan perawatan diri.
- SIKI: Manajemen aktivitas, Pemberian terapi aktivitas, Edukasi aktivitas.
Penjelasan singkat di atas menggambarkan konsep dasar dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat digunakan dalam proses keperawatan untuk menangani kondisi anak laki-laki usia 1 tahun dengan diare, mual, muntah, tidak mau makan, dan lemas. -
Article No. 152 | 20 Sep 2024
Klinis : ibu mengeluh belum bisa beraktivitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu "ibu mengeluh belum bisa beraktivitas", berikut adalah kemungkinan Diagnosa Keperawatan, serta penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Diagnosa Keperawatan:
1. Keterbatasan Mobilitas Fisik
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang independen dan terkontrol dari satu tempat ke tempat lain.
SDKI:
- Definisi dan karakteristik
- Faktor yang berhubungan (penyebab)
- Gejala/tanda (subjektif dan objektif)
SLKI:
- Mobilitas fisik meningkat
- Kemampuan fisik meningkat
- Kemampuan aktivitas sehari-hari meningkat
SIKI:
- Manajemen aktivitas
- Peningkatan aktivitas
- Perawatan mobilitas
- Terapi latihan
Penjelasan singkat:
- SDKI: Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, yang berisi definisi, karakteristik, faktor yang berhubungan, dan gejala/tanda dari diagnosa keperawatan.
- SLKI: Standar Luaran Keperawatan Indonesia, yang berisi luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI: Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, yang berisi intervensi atau tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan.
Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai adalah "Keterbatasan Mobilitas Fisik", dengan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, seperti manajemen aktivitas, peningkatan aktivitas, perawatan mobilitas, dan terapi latihan. -
Article No. 153 | 20 Sep 2024
Klinis : ibu mengeluh belum bisa beraktivitas karena efek obat bius setelah operasi sc
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu ibu yang mengeluh belum bisa beraktivitas karena efek obat bius setelah operasi SC, berikut adalah Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan, yang ditandai dengan kelelahan, kelemahan, atau keterbatasan fisik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa Intoleransi Aktivitas adalah pasien dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuan, menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas, dan mencapai tingkat aktivitas yang diinginkan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi Intoleransi Aktivitas meliputi:
1. Manajemen energi: mengatur pola aktivitas dan istirahat untuk meminimalkan kelelahan.
2. Perawatan fisik: membantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
3. Edukasi: memberikan informasi tentang manajemen aktivitas dan pentingnya istirahat.
4. Terapi aktivitas: memfasilitasi aktivitas yang sesuai dengan kemampuan pasien.
Dalam kasus ini, ibu yang baru selesai operasi SC masih merasakan efek obat bius, sehingga memiliki intoleransi aktivitas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah membantu ibu dalam beraktivitas sesuai dengan kemampuannya saat ini, memberikan edukasi tentang manajemen aktivitas dan istirahat, serta melakukan terapi aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan toleransi aktivitas secara bertahap. -
Article No. 154 | 20 Sep 2024
Klinis : ibu mengeluh belum bisa beraktivitas karena efek obat bius setelah operasi sc ibu diharuskan tirah baring karena efek anastesi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu ibu mengeluh belum bisa beraktivitas karena efek obat bius setelah operasi SC (Sectio Caesarea) dan ibu diharuskan tirah baring karena efek anastesi, berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai:
Diagnosis Keperawatan:
1. Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan efek anastesi.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Keterbatasan mobilitas fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam pergerakan yang disengaja dan terkontrol dari tubuh atau salah satu atau lebih ekstremitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis keperawatan ini adalah pasien dapat meningkatkan mobilitas fisik secara bertahap.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen aktivitas: mengatur aktifitas pasien sesuai kemampuan dan kondisi pasien.
2. Mobilisasi progresif: membantu pasien untuk melakukan pergerakan secara bertahap sesuai kemampuannya.
3. Terapi fisik: memberikan latihan fisik yang sesuai untuk meningkatkan mobilitas pasien.
4. Edukasi pasien dan keluarga: memberikan edukasi mengenai pentingnya mobilisasi dan latihan fisik untuk mempercepat pemulihan.
Dengan intervensi tersebut, diharapkan pasien dapat meningkatkan mobilitas fisiknya secara bertahap sesuai dengan kondisi dan kemampuannya. -
Article No. 155 | 20 Sep 2024
Klinis : Seorang pasien Tn. K (30 th) datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri perut yang parah, mual, muntah, dan konstipasi selama 3 hari terakhir. Pasien juga melaporkan tidak bisa buang gas dan air besar selama beberapa hari. Pemeriksaan fisik menunjukkan suhu tubuh 38°C, nyeri tekan pada perut bagian kanan atas, dan distensi abdomen. Hasil pemeriksaan ultrasonografi menunjukkan dilatasi usus dengan peristaltik meningkat dan cairan bebas pada cavum abdomen.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keterangan yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pasien Tn. K (30 tahun) mengalami kondisi yang sesuai dengan diagnosis keperawatan Obstruksi Gastrointestinal.
Berikut penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk diagnosis keperawatan Obstruksi Gastrointestinal:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Keadaan gangguan pada saluran pencernaan yang menyebabkan terganggunya aliran isi usus.
Penyebab: Penyumbatan mekanis, paralisis usus, atau spasme otot.
Gejala dan tanda: Nyeri abdomen, mual, muntah, konstipasi, distensi abdomen, peristaltik meningkat, dan cairan bebas pada cavum abdomen.
2. SLKI (Standar luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
a. Nyeri terkontrol
b. Pola eliminasi usus kembali normal
c. Tidak terjadi komplikasi
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan:
a. Manajemen nyeri: Identifikasi lokasi, karakteristik, dan faktor yang mempengaruhi nyeri; berikan analgesik sesuai instruksi.
b. Manajemen nutrisi: Kaji intake oral, berikan nutrisi sesuai toleransi pasien.
c. Manajemen eliminasi: Kaji pola eliminasi, berikan enema atau stimulasi untuk memfasilitasi defekasi.
d. Pemantauan kondisi: Pantau tanda-tanda vital, pemeriksaan abdomen, dan hasil pemeriksaan penunjang.
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan obstruksi gastrointestinal.
Dalam penatalaksanaan kasus ini, diperlukan kolaborasi yang erat antara tim kesehatan untuk memastikan pemulihan pasien dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.