Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 253 | 21 Sep 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosis keperawatan yang mungkin sesuai, beserta penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi atau benda asing dari saluran napas untuk menjaga jalan napas tetap terbuka.
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan jalan napas terbuka, bebas dari sekresi, dan mempertahankan fungsi pernapasan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup pemantauan pola napas, pemberian oksigen, fisioterapi dada, dan edukasi pada pasien serta keluarga.
2. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan berat badan ideal dan mencapai asupan nutrisi yang adekuat.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup pemantauan status nutrisi, pemberian nutrisi enteral atau parenteral, dan konseling gizi.
3. Diagnosa Keperawatan: Hipertermia
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup pemantauan tanda-tanda vital, pemberian kompres dingin, dan manajemen lingkungan.
Penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah panduan standar untuk mengidentifikasi masalah kesehatan atau respons pasien terhadap masalah kesehatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah panduan standar untuk mengidentifikasi hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah panduan standar untuk menentukan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Perawat dapat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai acuan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar bagi pasien dengan tuberkulosis paru. -
Article No. 254 | 21 Sep 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan lesi dalam paru
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 11.71
- Deskripsi: Bronkoskopi
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien pria berusia 45 tahun datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, disertai demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Pemeriksaan fisik menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, dan hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal yang diberikan adalah tuberkulosis paru.
1. Kode ICD-10 untuk diagnosis tuberkulosis paru dengan lesi dalam paru adalah A15.0. Kode ini menggambarkan tuberkulosis paru yang terkonfirmasi secara bakteriologis atau histologis.
2. Kode ICD-9-CM untuk tindakan bronkoskopi adalah 11.71. Bronkoskopi mungkin dilakukan untuk mengambil sampel jaringan atau cairan dari paru, yang dapat membantu dalam menegakkan diagnosis tuberkulosis paru. -
Article No. 255 | 21 Sep 2024
Klinis : a. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisiologis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis:
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut b.d agen pencedera fisiologis
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat Nyeri Terkontrol
2. Perilaku Mengendalikan Nyeri
3. Kenyamanan Tercapai
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pengkajian Nyeri
2. Manajemen Nyeri
3. Terapi Modalitas untuk Nyeri
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan "Nyeri Akut b.d agen pencedera fisiologis" menggambarkan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan aktual atau potensial yang disebabkan oleh faktor fisiologis. Tujuan keperawatan yang diharapkan adalah pasien dapat mencapai tingkat nyeri yang terkontrol, menunjukkan perilaku dalam mengendalikan nyeri, serta mencapai kenyamanan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pengkajian nyeri, manajemen nyeri, serta pemberian terapi modalitas untuk mengurangi nyeri. -
Article No. 129 | 20 Sep 2024
Klinis : Defisit Nutrisi (D.0019) bd Faktor psikologis (keengganan untuk makan) dd TB: 155 cm, BB awal 50 kg, BB setelah pemeriksaan 40 kg, Klien makan 1 hari hanya 2 kali dengan porsi yang sedikit namun tetap tidak dihabiskan karena merasa tidak nafsu makan, dan mengalami penurunan nafsu makan karena nyeri yang dialami
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Defisit Nutrisi (D.0019) berhubungan dengan Faktor Psikologis (keengganan untuk makan)
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit Nutrisi adalah keadaan ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi bagi tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Status Nutrisi: Hasil yang diharapkan adalah klien dapat mempertahankan dan/atau memperbaiki status nutrisinya.
2. Pengetahuan tentang Nutrisi: Hasil yang diharapkan adalah klien dan/atau keluarga memahami konsep nutrisi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nutrisi: Intervensi untuk memantau, mengatur, dan memfasilitasi asupan nutrisi yang adekuat bagi klien.
2. Dukungan Nutrisi: Intervensi untuk memfasilitasi pemenuhan kebutuhan nutrisi klien.
3. Edukasi Nutrisi: Intervensi untuk memberikan informasi dan pelatihan terkait nutrisi yang dibutuhkan klien.
Penjelasan singkat:
Klien mengalami defisit nutrisi yang disebabkan oleh faktor psikologis berupa keengganan untuk makan. Hal ini ditandai dengan penurunan berat badan yang signifikan (50 kg menjadi 40 kg), serta asupan makan yang hanya 2 kali sehari dengan porsi sedikit dan tidak dihabiskan. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah manajemen nutrisi, dukungan nutrisi, dan edukasi nutrisi untuk memperbaiki status nutrisi klien. -
Article No. 130 | 20 Sep 2024
Klinis : Gangguan Pola Tidur (D.0055) bd kurang kontrol tidur dd Ny. S mengeluh sulit tidur karena nyeri, mengeluh istirahat tidak cukup (3-4 jam), dan mengeluh tidak puas tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Tidur (D.0055) berhubungan dengan kurang kontrol tidur dibuktikan dengan Ny. S mengeluh sulit tidur karena nyeri, mengeluh istirahat tidak cukup (3-4 jam), dan mengeluh tidak puas tidur.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Pola Tidur (D.0055) didefinisikan sebagai gangguan dalam kualitas dan/atau kuantitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah Pola Tidur Membaik (L.13.01), yang ditandai dengan pasien dapat tidur dengan nyaman, jumlah jam tidur yang cukup, dan merasa segar setelah bangun tidur.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen Nyeri (I.07.01) untuk mengatasi nyeri yang menyebabkan sulit tidur.
2. Manajemen Pola Tidur (I.13.01) untuk memfasilitasi pola tidur yang adekuat, seperti pengaturan lingkungan yang nyaman untuk tidur, edukasi tentang higiene tidur, dan teknik relaksasi.
3. Manajemen Kelelahan (I.11.01) untuk membantu mengatasi kelelahan akibat kurang tidur.
Dengan penerapan intervensi-intervensi tersebut, diharapkan pasien dapat memperoleh pola tidur yang lebih baik dan merasa lebih segar setelah beristirahat. -
Article No. 131 | 20 Sep 2024
Klinis : Seorang laki laki berusia 45 tahun dirawat di Ruang isolasi khusus karena COVID-19 co morbid kardiomegali. Hasil pengkajian: komposmentis, lemah, pasien mengeluh sesak napas jika berjalan ke kamar mandi, edema pada kedua tungkai, dan akral pucat dingin. TD : 100/70 mmHg, frekuensi nadi 70 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit. Thoraks photo tampak gambaran edema paru, Haluaran urin 600 cc/24 jam. Apakah Intervensi yang tepat pada kasus tersebut? Question 1Answer a. Hitung keseimbangan cairan b. Monitor Irama jantung c. Kolaborasi pemberian diuretik d. Monitor hasil laboratorium elektrolit e. Timbang berat badan setiap hari Jump to...
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI yang sesuai, serta intervensi yang tepat:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penyakit kardiovaskular dan infeksi COVID-19 ditandai dengan edema pada ekstremitas, sesak napas, dan pembesaran jantung.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kelebihan volume cairan adalah kondisi kelebihan cairan intravaskular, interstisial, atau intrasellular.
- Faktor yang berhubungan: penyakit kardiovaskular, infeksi.
- Gejala: edema, sesak napas, pembesaran jantung.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan keseimbangan cairan yang adekuat, edema menurun, dan tidak ada tanda-tanda kelebihan volume cairan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Monitor intake dan output cairan, Monitor berat badan, Kolaborasi pemberian diuretik, Monitor hasil laboratorium elektrolit.
Intervensi yang tepat:
c. Kolaborasi pemberian diuretik
d. Monitor hasil laboratorium elektrolit
e. Timbang berat badan setiap hari -
Article No. 132 | 20 Sep 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 35 tahun di rawat diruang interna dengan keluhan sesak nafas sejak dua hari yang lalu dan didiagnosis pneumonia. Saat ini pasien perlu mendapatkan bantuan oksigen dengan konsentrasi 24 – 40%. Apakah teknik pemberian oksigen yang tepat diberikan kepada pasien tersebut? Question 2Answer a. Masker b. Nasal kanul c. Masker venture d. Rebreathing masker
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Setelah dilakukan intervensi keperawatan, pasien dapat menunjukkan bersihan jalan napas yang efektif, ditandai dengan:
1. Klien dapat batuk efektif
2. Klien tidak mengalami distress pernapasan
3. Tidak ada tanda-tanda sianosis
4. Bunyi napas normal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat diberikan untuk mengatasi Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif antara lain:
1. Manajemen Jalan Napas
2. Terapi Oksigen
3. Terapi Inhalasi
Untuk pertanyaan kedua, teknik pemberian oksigen yang tepat untuk pasien dengan pneumonia yang memerlukan oksigen dengan konsentrasi 24-40% adalah Masker Venturi.
Masker Venturi dapat mengatur konsentrasi oksigen yang diberikan dengan akurat, sehingga sesuai dengan kebutuhan pasien. Masker venturi memiliki lubang-lubang kecil yang berfungsi untuk mengatur aliran dan konsentrasi oksigen yang diberikan. -
Article No. 133 | 20 Sep 2024
Klinis : Seorang laki-laki 50 tahun, dirawat di Rumah Sakit Ruang Penyakit Dalam, mengeluh berkeringat yang berlebihan, mengalami palpitasi, tremor dan eksoftalmus.Tekanan darah 150/90 mmHg dan pernapasan 30 x/menit. Pada pemeriksaan laboratorium terjadi peningkatan serum T3 dan serum T4. Apakah peran dari hormon T3 dan T4 pada kasus diatas?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, pasien laki-laki berusia 50 tahun yang dirawat di Ruang Penyakit Dalam menunjukkan gejala-gejala hipertiroidisme, yaitu:
1. Berkeringat berlebihan
2. Palpitasi (denyut jantung cepat)
3. Tremor (gemetar)
4. Eksoftalmus (mata menonjol)
5. Peningkatan tekanan darah (150/90 mmHg)
6. Peningkatan laju pernapasan (30 x/menit)
7. Peningkatan serum T3 dan serum T4 pada pemeriksaan laboratorium
Diagnosis Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan peningkatan metabolisme akibat hipertiroidisme.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan peningkatan metabolisme akibat hipertiroidisme.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan keringat akibat hipertiroidisme.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
Merupakan standar yang berisi definisi, batasan karakteristik, faktor berhubungan, dan faktor risiko dari diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Merupakan standar yang berisi definisi, kriteria hasil, dan intervensi keperawatan untuk setiap diagnosis keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Merupakan standar yang berisi definisi, tujuan, aktivitas, dan evaluasi untuk setiap intervensi keperawatan.
Peran Hormon T3 dan T4:
T3 (Triiodotironin) dan T4 (Thyroxin) merupakan hormon tiroid yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Peningkatan serum T3 dan T4 pada kasus ini menunjukkan adanya hipertiroidisme, dimana produksi hormon tiroid berlebihan. Ini menyebabkan peningkatan metabolisme, sehingga menimbulkan gejala-gejala seperti berkeringat berlebihan, palpitasi, tremor, dan eksoftalmus pada pasien. -
Article No. 134 | 20 Sep 2024
Klinis : eorang laki-laki 50 tahun, dirawat di Rumah Sakit Ruang Penyakit Dalam, mengeluh berkeringat yang berlebihan, mengalami palpitasi, tremor dan eksoftalmus.Tekanan darah 150/90 mmHg dan pernapasan 30 x/menit. Pada pemeriksaan laboratorium terjadi peningkatan serum T3 dan serum T4. Apakah peran dari hormon T3 dan T4 pada kasus diatas? Question 3Answer a. Menurunkan kadar gula dalam darah b. Meningkatkan kadar kalsium plasma c. Meningkatkan reabsorpsi kalsium di ginjal untuk mengyrangi kehilangan kalsium melalui urin d. Pengaturan metabolisme tubuh e. Menurunkan jumlah kehilangan air melalui ginjal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang dijelaskan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Hipertiroidisme
Penjelasan:
- Pasien mengalami gejala khas hipertiroidisme, seperti berkeringat berlebihan, palpitasi, tremor, dan eksoftalmus.
- Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan serum T3 dan T4, yang merupakan ciri khas dari hipertiroidisme.
- Tekanan darah yang tinggi (150/90 mmHg) dan laju napas yang cepat (30x/menit) juga dapat menjadi gejala hipertiroidisme.
Peran hormon T3 dan T4:
d. Pengaturan metabolisme tubuh
- Hormon tiroid, yaitu T3 (triiodotironin) dan T4 (tiroksin), memainkan peran kunci dalam pengaturan metabolisme tubuh.
- T3 dan T4 meningkatkan laju metabolisme, konsumsi oksigen, dan produksi panas di seluruh tubuh.
- Peningkatan kadar T3 dan T4 pada kasus ini menyebabkan peningkatan metabolisme, yang menjelaskan gejala-gejala yang dialami pasien.
SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi diagnosis keperawatan yang digunakan di Indonesia, di mana "Hipertiroidisme" termasuk dalam daftar diagnosis keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi yang menyediakan luaran dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk diagnosis keperawatan "Hipertiroidisme". -
Article No. 135 | 20 Sep 2024
Klinis : Saudara adalah seorang perawat dari pasien yang sedang menjalani rawat inap khusus penyakit Covid-19. Pasien terlihat tampak tegang dan cemas. Pasien sedang menunggu hasil lab PCR swab yang telah dilakukannya tiga hari yang lalu. Pasien juga sering menanyakan hasil tes PCR-nya. Masalah keperawatan yang bisa diangkat pada pasien tersebut yaitu: Question 4Answer a. Gangguan citra tubuh b. Ansietas c. Pola nafas tidak efektif d. Gangguan persepsi sensori e. Harga diri rendah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan, masalah keperawatan yang dapat diangkat adalah:
b. Ansietas
Definisi (SDKI):
Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya.
Penjelasan singkat:
Pasien tampak tegang dan sering menanyakan hasil tes PCR COVID-19 yang belum keluar. Hal ini menunjukkan adanya kecemasan dan kekhawatiran pasien terhadap hasil tes yang akan diperoleh.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Memberikan definisi dan karakteristik dari diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Memberikan standar luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Memberikan standar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan.
Dalam kasus ini, SDKI menyediakan definisi dari ansietas, SLKI menyediakan luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk mengatasi ansietas, dan SIKI menyediakan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi ansietas pada pasien.