Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2176 | 13 Oct 2024
Klinis : gangguan mental organik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Proses Berpikir Berhubungan dengan Gangguan Mental Organik
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan proses berpikir merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan ketidakmampuan individu dalam memproses informasi, mengambil keputusan, dan menyelesaikan masalah secara efektif. Hal ini berhubungan dengan gangguan mental organik, yang disebabkan oleh perubahan struktur atau fungsi otak akibat penyakit atau cedera.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah klien dapat menunjukkan proses berpikir yang efektif, seperti kemampuan dalam menerima, memproses, dan menggunakan informasi dengan baik, serta membuat keputusan yang tepat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Mengkaji fungsi kognitif klien secara komprehensif.
2. Memfasilitasi klien untuk berlatih keterampilan berpikir dan memecahkan masalah.
3. Memberikan stimulasi mental yang sesuai dengan kemampuan klien.
4. Melibatkan keluarga dalam perawatan klien.
5. Menyediakan lingkungan yang aman dan mendukung.
6. Memantau perkembangan klien secara berkala.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus memahami kondisi klien secara holistik, menyusun rencana perawatan yang tepat, dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mencapai hasil yang optimal bagi klien. -
Article No. 2177 | 13 Oct 2024
Klinis : gangguan fungsi kognitif berhubungan dengan gangguan mental organik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi gangguan fungsi kognitif berhubungan dengan gangguan mental organik.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Fungsi Kognitif berhubungan dengan Gangguan Mental Organik
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Fungsi Kognitif didefinisikan sebagai penurunan kemampuan berpikir, mengingat, memecahkan masalah, dan membuat keputusan yang berhubungan dengan gangguan mental organik. Karakteristik yang dapat ditemukan pada pasien meliputi penurunan orientasi, daya ingat, perhatian, dan kemampuan pemecahan masalah.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk Gangguan Fungsi Kognitif meliputi: Pemulihan fungsi kognitif, Kemampuan membuat keputusan, Kemampuan memecahkan masalah, dan Peningkatan orientasi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Gangguan Fungsi Kognitif berhubungan dengan Gangguan Mental Organik antara lain: Stimulasi Kognitif, Manajemen Lingkungan, Terapi Reminiscence, Terapi Orientasi Realitas, dan Edukasi Keluarga.
Sebagai perawat, saya akan bekerja dengan pasien dan keluarga untuk menerapkan intervensi yang sesuai dengan kondisi pasien, memantau perkembangan, dan melakukan evaluasi secara berkala untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 2178 | 13 Oct 2024
Klinis : gangguan proses pikir berhubungan dengan gangguan mental organik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan proses pikir berhubungan dengan gangguan mental organik.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Proses Pikir berhubungan dengan Gangguan Mental Organik
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Proses Pikir: Adanya distorsi atau disfungsi dalam proses memperoleh, mengorganisasi, menyimpan, dan menggunakan informasi.
- Faktor Berhubungan: Gangguan mental organik, seperti demensia, delirium, atau cedera otak.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Klien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam proses pikir yang sesuai.
- Indikator: Klien dapat mempertahankan konsentrasi, mengingat informasi baru, dan membuat keputusan yang tepat.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Manajemen Lingkungan: Menciptakan lingkungan yang aman, tenang, dan mendukung proses pikir klien.
b. Stimulasi Kognitif: Melakukan aktivitas yang merangsang fungsi kognitif, seperti permainan atau latihan mental.
c. Terapi Orientasi Realitas: Membantu klien mempertahankan kontak dengan realitas melalui orientasi waktu, tempat, dan orang.
d. Manajemen Perilaku: Mengidentifikasi dan mengelola perilaku yang dapat mengganggu proses pikir klien.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, serta memaksimalkan kemampuan klien dalam proses pikir yang sesuai. -
Article No. 2179 | 13 Oct 2024
Klinis : gangguan proses pikir
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi gangguan proses pikir, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Proses Pikir
Definisi:
Gangguan Proses Pikir adalah ketidakmampuan klien untuk melakukan proses mental yang teratur dalam menerima, menyimpan, memproses, dan mengeluarkan informasi.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Dalam SDKI, diagnosa keperawatan "Gangguan Proses Pikir" memiliki definisi, penyebab, karakteristik utama, dan faktor yang berhubungan. Karakteristik utama dari diagnosa ini meliputi perubahan dalam kemampuan berpikir, kesulitan dalam memproses informasi, dan gangguan dalam kemampuan membuat keputusan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran keperawatan yang diharapkan pada kasus gangguan proses pikir adalah klien dapat menunjukkan kemampuan berpikir yang teratur, dapat memproses informasi dengan baik, dan dapat membuat keputusan yang tepat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan proses pikir meliputi terapi realitas, terapi orientasi realitas, terapi reminisens, dan intervensi untuk meningkatkan kemampuan berpikir klien. Intervensi tersebut bertujuan untuk membantu klien dalam memperbaiki proses berpikir dan mengoptimalkan fungsi kognitifnya.
Dalam praktik keperawatan, perawat harus melakukan pengkajian yang komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan yang tepat, menyusun rencana asuhan keperawatan, dan melaksanakan intervensi yang sesuai untuk membantu klien mengatasi gangguan proses pikir. -
Article No. 2180 | 13 Oct 2024
Klinis : gangguan mental organik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan mental organik dengan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Proses Pikir Berhubungan dengan Gangguan Mental Organik
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Proses Pikir didefinisikan sebagai perubahan dalam kemampuan individu untuk berpikir secara logis, terorganisir, dan rasional. Kondisi ini dapat terjadi akibat adanya gangguan mental organik, seperti demensia, delirium, atau kerusakan otak lainnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat menunjukkan proses berpikir yang logis, terorganisir, dan rasional sesuai dengan kemampuannya. Pasien juga diharapkan dapat berpartisipasi dalam proses perawatan dan pengambilan keputusan terkait perawatannya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: asesmen kognitif, manajemen lingkungan, stimulasi kognitif, terapi realitas, dan pendidikan kesehatan. Tujuannya adalah untuk mempertahankan atau meningkatkan kemampuan berpikir pasien sesuai dengan kondisinya.
Sebagai perawat, kami akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan terpusat pada pasien guna membantu pasien dengan gangguan mental organik mencapai hasil perawatan yang optimal. -
Article No. 2181 | 13 Oct 2024
Klinis : pasien mengeluh demam sudah 3 hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia berhubungan dengan proses patologis.
Penjelasan singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
- Penyebabnya dapat berupa proses patologis, seperti infeksi, radang, atau gangguan sistem regulasi suhu tubuh.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah penurunan suhu tubuh ke rentang normal.
- Kriteria hasil dapat berupa suhu tubuh normal, kulit hangat, dan nyaman.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Monitoring suhu tubuh secara rutin.
- Pemberian cairan atau kompres dingin untuk menurunkan suhu.
- Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penanganan hipertermia.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter) untuk pemberian obat penurun demam.
Kesimpulan:
Pasien yang mengeluh demam selama 3 hari memerlukan intervensi keperawatan untuk mengatasi hipertermia yang dialaminya. Hal ini dapat dilakukan melalui pemantauan, tindakan penurunan suhu, dan edukasi kepada pasien serta keluarga, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. -
Article No. 2182 | 13 Oct 2024
Klinis : membuat intervensi dan TUJUAN DAN KRITERIA HASIL dari diagnosa Gangguan Integritas Kulit/Jaringan b.d Infeksi Mycobacterium leprae d.d Klien mengatakan bahwa ia mulai merasakan bercak-bercak putih pada kulitnya sekitar tiga bulan yang lalu, bercak tersebut semakin meluas, kering dan mulai muncul di bagian tangan, kaki dan punggung. Kulit klien tampak terdapat bercak-bercak putih yang lebih terang dibandingkan dengan warna kulit normal dan kondisi kulit yang kering dan iritasi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Integritas Kulit/Jaringan b.d Infeksi Mycobacterium leprae
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Gangguan Integritas Kulit/Jaringan didefinisikan sebagai kerusakan pada epidermis, dermis, atau jaringan di bawahnya.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Integritas Kulit/Jaringan adalah kondisi di mana kulit dan jaringan dalam keadaan utuh.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Perawatan Luka merupakan intervensi keperawatan yang bertujuan untuk memelihara dan memperbaiki integritas kulit/jaringan.
Intervensi Keperawatan:
1. Perawatan Luka
- Observasi dan catat karakteristik lesi (ukuran, warna, jumlah, dan sebagainya)
- Lakukan perawatan luka sesuai dengan kondisi klien (bersihkan, aplikasikan salep, balut)
- Edukasi klien tentang perawatan luka yang benar
2. Manajemen Infeksi
- Monitor tanda-tanda infeksi (peningkatan suhu, nyeri, kemerahan, bengkak)
- Berikan antibiotik sesuai indikasi
- Edukasi klien tentang cara mencegah infeksi
3. Edukasi Penyakit
- Jelaskan penyebab, tanda, dan gejala penyakit kusta (lepra)
- Informasikan tentang pengobatan dan prognosis penyakit
- Beri dukungan psikologis untuk mengurangi stigma terhadap penyakit
Tujuan dan Kriteria Hasil:
1. Tujuan:
- Integritas kulit/jaringan klien akan membaik dalam waktu 2 minggu
- Tidak terjadi infeksi pada lesi kulit klien
- Klien memahami dan dapat melakukan perawatan luka yang benar
2. Kriteria Hasil:
- Lesi kulit klien membaik (ukuran, warna, iritasi menurun)
- Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi (peningkatan suhu, nyeri, kemerahan, bengkak)
- Klien dapat menjelaskan kembali cara perawatan luka yang benar
- Klien menunjukkan perilaku positif dalam merawat luka -
Article No. 2183 | 13 Oct 2024
Klinis : nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti itu. Karakteristik mayor meliputi laporan pasien tentang nyeri, ekspresi wajah kesakitan, dan perubahan tanda-tanda vital.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan nyeri akut adalah pasien dapat melaporkan nyeri terkontrol, mendemonstrasikan strategi penanganan nyeri yang efektif, dan menunjukkan perilaku yang mengarah pada penurunan nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk menangani nyeri akut meliputi pemberian analgetik, terapi non-farmakologis (misalnya terapi panas-dingin, relaksasi, distraksi), monitoring tanda-tanda vital, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengevaluasi dan mengelola sumber nyeri. -
Article No. 2184 | 13 Oct 2024
Klinis : Tn. K, 50 tahun, seorang pekerja petani karet datang dengan keluhan batuk tidak berdahak. Pasien mengatakan batuk dirasakan lebih sering pada malam hari dibandingkan pagi atau siang hari. Keluhan tersebut telah dirasakan sejak 3 bulan yang lalu. Awalnya pasien mengatakan batuk timbul pada saat menyangkul dan bertambah berat pada saat menyemprot pestisida pada kebunnya. Pasien juga mengatakan adanya demam, keringat malam, penurunan nafsu makan, dan penurunan berat badan yang awalnya 50 kg menjadi 47 kg dalam satu bulan. Pasien mempunyai kebiasaan yang tidak baik seperti membuang dahak sembarangan, tidak memakai masker pada saat batuk, kurangnya pengetahuan penyakit yang diderita oleh pasien, dukungan keluarga yang kurang terhadap pasien, dan keadaan rumah pasien yang lembab. Pasien juga mempunyai riwayat kontak dengan penderita TB yaitu istrinya yang sudah meninggal dunia. Pada saat keluhan muncul pasien dibawa oleh keluarganya ke RS kemudian dibawa ke Puskesmas untuk mendapatkan pengobatan. Pemeriksaan fisik yang telah dilakukan kepada pasien didapatkan hasil berat badan pasien 47 kg, tinggi badan 163 cm, IMT 18,0 (underweight), terlihat sakit ringan. Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit, frekuensi napas 17 x/menit, suhu tubuh 37,0 o C. Konjungtiva mata anemis, sklera anikterik. Telinga dan hidung dalam batas normal. Pada mulut tampak gigi dan oral hygiene cukup. Tenggorokan, jantung, dan abdomen dalam batas normal. Pada pemeriksaan paru, inspeksi dalam batas normal, palpasi dalam batas normal, perkusi dalam batas normal, auskultasi adanya suara ronkhi pada pulmo dekstra dan sinistra. Ekstremitas superior dan inferior dalam batas normal, tidak sianosis, tidak ada oedem, dan akral hangat. Hasil pemeriksaan foto rontgen anterior posterior (AP) dan didapatkan adanya kavitas pada pulmo dekstra dan sinistra. Setelah dilakukan foto rontgen, pasien datang ke Puskesmas untuk pemeriksaan BTA. Pengambilan dahak dilakukan sebanyak dua kali dengan hasil BTA +2. Pasien diberikan obat paket berupa Rifampicin 150 mg, Isoniazid 75 mg, Pirazinamid 400 Modul Pembelajaran Kep. Dewasa I 12 13 mg, Etambutol 275 mg. Pasien sudah mendapatkan pengobatan selama 1 bulan dan pada saat BAK berwarna merah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus Tn. K, 50 tahun, dengan keluhan batuk tanpa dahak, gejala-gejala seperti demam, keringat malam, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, serta hasil pemeriksaan foto rontgen dan pemeriksaan BTA yang menunjukkan adanya kavitas di paru dan hasil BTA positif, maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret dan batuk tidak berdahak.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan dan mempertahankan jalan napas yang efektif.
- Faktor yang berhubungan: Peningkatan produksi sekret, batuk tidak efektif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Jalan napas menjadi efektif, frekuensi napas membaik, tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Manajemen jalan napas, terapi oksigen, terapi posisi, manajemen batuk.
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan energi dan kelemahan.
SDKI:
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
- Faktor yang berhubungan: Penurunan energi, kelemahan.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Toleransi aktivitas meningkat, tidak ada tanda-tanda intoleransi aktivitas.
SIKI:
- Intervensi keperawatan: Manajemen aktivitas, terapi energi, manajemen nutrisi.
Secara singkat, diagnosa keperawatan utama adalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas dan Intoleransi Aktivitas. Intervensi keperawatan diarahkan untuk mengatasi permasalahan jalan napas dan meningkatkan toleransi aktivitas pasien. -
Article No. 2185 | 13 Oct 2024
Klinis : pasien hamil dengan riwayat CHF. nafas sesek, kaki bengkak, suara jantung mur mur, lelah, distensi vena jugularis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Curah Jantung
Penjelasan:
Penurunan Curah Jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. Hal ini disebabkan oleh adanya riwayat gagal jantung kongestif (CHF) pada pasien. Gejala yang muncul adalah sesak napas, edema pada ekstremitas bawah, suara jantung tidak normal, dan kelelahan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tanda-tanda vital stabil
- Tidak ada tanda-tanda gagal jantung
- Tidak ada keluhan sesak napas
- Tidak ada edema ekstremitas
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Manajemen cairan
- Peningkatan aktivitas
- Edukasi tentang manajemen gagal jantung
Persona: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah penurunan curah jantung pada pasien. Saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan pasien mendapatkan perawatan yang optimal dan dapat kembali ke kondisi yang stabil.