Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 223 | 21 Sep 2024
Klinis : keperawatan gawat darurat dengan pasien status ASTHMATICUS
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi keperawatan gawat darurat dengan pasien status ASTHMATICUS, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J45.901
- Deskripsi: Asma, tipe tidak ditentukan, status asmatikus
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 493.91
- Deskripsi: Status asmatikus
Penjelasan:
- Kode ICD-10 J45.901 digunakan untuk mengkodekan kondisi asma, tipe tidak ditentukan, dengan status asmatikus. Status asmatikus adalah kondisi akut yang terjadi pada penderita asma, ditandai dengan gejala yang sangat parah dan sulit dikontrol.
- Kode ICD-9-CM 493.91 digunakan untuk mengkodekan status asmatikus, yang merupakan kondisi akut pada penderita asma dengan gejala berat dan membutuhkan penanganan segera. -
Article No. 224 | 21 Sep 2024
Klinis : keperawatan gawat darurat dengan pasien status ASTHMATICUS
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk kondisi pasien dengan status ASTHMATICUS adalah:
1. Gangguan Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk memelihara pertukaran gas yang adekuat yang dapat mengancam kesehatan.
- Penyebab: Obstruksi jalan napas, kelelahan otot pernapasan, kecemasan.
- Gejala: Sesak napas, takipnea, retraksi dinding dada, penggunaan otot bantu pernapasan.
2. Risiko Kekurangan Volume Cairan
- Definisi: Kerentanan mengalami pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler, yang dapat membahayakan kesehatan.
- Penyebab: Peningkatan kebutuhan cairan, gangguan regulasi cairan.
- Gejala: Takikardi, hipotensi, penurunan turgor kulit, xerostomia.
3. Ansietas
- Definisi: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
- Penyebab: Krisis situasional, ancaman terhadap integritas diri.
- Gejala: Khawatir, takut, tegang, gelisah.
Penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. SDKI: Merupakan sistem klasifikasi diagnosa keperawatan yang disusun secara sistematis dan komprehensif. Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan pengkajian, analisis data, dan identifikasi masalah kesehatan pasien.
2. SLKI: Merupakan sistem klasifikasi luaran (outcome) keperawatan yang diharapkan dapat dicapai setelah intervensi keperawatan dilakukan. SLKI terdiri dari berbagai luaran keperawatan yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan asuhan keperawatan.
3. SIKI: Merupakan sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang disusun secara sistematis dan komprehensif. SIKI terdiri dari berbagai intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan gawat darurat dengan pasien status ASTHMATICUS dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, efektif, dan berpusat pada pasien. -
Article No. 225 | 21 Sep 2024
Klinis : peningkatan tekanan intra okuli pada uveitis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk kondisi peningkatan tekanan intra okuli pada uveitis adalah:
1. Gangguan Penglihatan Berhubungan dengan Peningkatan Tekanan Intraokuli
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Gangguan Penglihatan adalah keterbatasan kemampuan seseorang dalam menerima dan/atau menginterpretasikan stimulus visual.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan fungsi penglihatan yang optimal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah menurunkan tekanan intraokuli, memantau tanda-tanda peningkatan tekanan intraokuli, dan memberikan terapi sesuai dengan kondisi pasien.
Uveitis adalah peradangan pada uvea (iris, korpus siliaris, dan koroid) yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokuli. Peningkatan tekanan intraokuli dapat mengganggu fungsi penglihatan pasien. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang tepat adalah Gangguan Penglihatan Berhubungan dengan Peningkatan Tekanan Intraokuli. -
Article No. 226 | 21 Sep 2024
Klinis : diagnosa asmatikus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi asmatikus:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
3. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan Singkat:
1. Pola Napas Tidak Efektif (SDKI)
- Definisi: Perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang memengaruhi ventilasi.
- Karakteristik: Napas cepat, dangkal, sesak napas, penggunaan otot bantu napas, bunyi napas abnormal.
- Faktor yang Berhubungan: Penyakit paru obstruktif, asma, infeksi saluran napas.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan secret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
- Karakteristik: Suara napas tambahan (mengi, ronki), takipnea, dispnea, produksi sputum berlebih.
- Faktor yang Berhubungan: Bronkospasme, sekresi berlebih, obstruksi jalan napas.
3. Intoleransi Aktivitas (SDKI)
- Definisi: Keterbatasan pada toleransi melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
- Karakteristik: Rasa lelah, sesak napas, mengeluh nyeri, munculnya tanda-tanda stres fisiologis (nadi cepat, perubahan tekanan darah).
- Faktor yang Berhubungan: Penurunan kekuatan dan daya tahan otot, penurunan fungsi ventilasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pola Napas Efektif
- Bersihan Jalan Napas Efektif
- Toleransi Aktivitas Meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Jalan Napas
- Manajemen Bronkodilator
- Manajemen Oksigen
- Terapi Latihan -
Article No. 227 | 21 Sep 2024
Klinis : penurunan penglihatan pada uveitis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Untuk kondisi penurunan penglihatan pada uveitis, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan penglihatan berhubungan dengan proses inflamasi pada uveitis.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Domain: Sensori Perseptual
- Kelas: Penglihatan
- Diagnosa Keperawatan: Gangguan Penglihatan
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Domain: Sensori Perseptual
- Kelas: Penglihatan
- Luaran Keperawatan: Kemampuan Penglihatan Meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Domain: Sistem Tubuh
- Kelas: Sistem Sensori
- Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen Nyeri
2. Perawatan Mata
3. Terapi Relaksasi
Penjelasan Singkat:
1. Uveitis adalah kondisi peradangan pada lapisan tengah mata (uvea), yang dapat menyebabkan penurunan penglihatan.
2. Diagnosa keperawatan "Gangguan Penglihatan" berkaitan dengan penurunan fungsi penglihatan akibat proses inflamasi pada uveitis.
3. Luaran keperawatan yang diharapkan adalah "Kemampuan Penglihatan Meningkat" melalui intervensi keperawatan yang tepat.
4. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen nyeri, perawatan mata, dan terapi relaksasi untuk mengatasi masalah penglihatan akibat uveitis. -
Article No. 228 | 21 Sep 2024
Klinis : penurunan lapang pandang pada uveitis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi penurunan lapang pandang pada uveitis:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Penglihatan berhubungan dengan peradangan pada uvea (uveitis)
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
1. Definisi: Gangguan dalam kemampuan individu untuk menerima dan menginterpretasikan informasi visual.
2. Karakteristik Definisi:
- Penurunan ketajaman penglihatan
- Penurunan lapang pandang
- Perubahan kemampuan beradaptasi dengan cahaya
- Perubahan kemampuan membedakan warna
3. Faktor yang Berhubungan:
- Gangguan struktural pada mata (uveitis)
- Gangguan fungsional pada mata
- Gangguan neurologis
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Luaran Keperawatan:
- Peningkatan Kemampuan Penglihatan
2. Kriteria Hasil:
- Klien dapat menyebutkan perubahan pada penglihatan
- Klien dapat beradaptasi dengan perubahan penglihatan
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan penglihatan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Intervensi Keperawatan:
- Manajemen Penglihatan
2. Aktivitas Keperawatan:
- Mengkaji fungsi penglihatan klien
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi penglihatan
- Mengajarkan teknik-teknik kompensasi untuk mengatasi gangguan penglihatan
- Memberikan edukasi tentang kondisi mata dan penanganannya
- Melakukan koordinasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya oftalmolog) untuk penanganan lebih lanjut
Penjelasan Singkat:
Uveitis adalah peradangan pada uvea (lapisan tengah bola mata) yang dapat menyebabkan penurunan lapang pandang. Diagnosa keperawatan yang tepat adalah "Gangguan Penglihatan berhubungan dengan peradangan pada uvea (uveitis)". Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Penglihatan, yang meliputi pengkajian, identifikasi faktor penyebab, pemberian edukasi, dan koordinasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut. -
Article No. 229 | 21 Sep 2024
Klinis : osteoporosis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Certainly! Here is the nursing diagnosis, along with brief explanations of SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), and SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) for the condition of osteoporosis:
Nursing Diagnosis:
Risiko Fraktur berhubungan dengan osteoporosis
Explanation:
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan penurunan massa dan kekuatan tulang, sehingga meningkatkan risiko terjadinya fraktur. Oleh karena itu, diagnosis keperawatan yang tepat adalah "Risiko Fraktur berhubungan dengan osteoporosis".
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Fraktur: Kerentanan individu terhadap cedera tulang yang dapat mengakibatkan terputusnya kontinuitas struktur tulang.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat risiko fraktur
2. Pengetahuan tentang osteoporosis dan pencegahan fraktur
3. Perilaku pencegahan fraktur
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Risiko Fraktur
2. Edukasi Kesehatan tentang Osteoporosis
3. Aktivitas Fisik untuk Kesehatan Tulang
Dalam menangani pasien dengan osteoporosis, perawat perlu fokus pada upaya pencegahan fraktur, peningkatan pengetahuan pasien, dan promosi perilaku yang mendukung kesehatan tulang. Intervensi keperawatan yang tepat dapat membantu pasien mengelola risiko fraktur dan mencegah komplikasi yang dapat timbul akibat osteoporosis. -
Article No. 230 | 21 Sep 2024
Klinis : penurunan lapang pandang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk kondisi penurunan lapang pandang:
1. Gangguan Penglihatan
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Gangguan Penglihatan didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melihat dengan jelas atau secara normal.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan pada pasien dengan gangguan penglihatan antara lain perbaikan fungsi penglihatan, penerimaan terhadap perubahan penglihatan, dan peningkatan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain mengkaji faktor penyebab, memberikan edukasi tentang penyebab dan penanganan, memfasilitasi penggunaan alat bantu penglihatan, dan melakukan latihan untuk meningkatkan fungsi penglihatan. -
Article No. 231 | 21 Sep 2024
Klinis : resiko perfusi perifer tidak efektif, intervensinya apa? tanda dan gejalanya seperti apa?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan singkat terkait kondisi tersebut:
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Perfusi Perifer Tidak Efektif
2. Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko Perfusi Perifer Tidak Efektif didefinisikan sebagai keadaan di mana individu berisiko mengalami penurunan sirkulasi ke perifer yang dapat mengganggu kesehatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan utama dari intervensi keperawatan pada kondisi ini adalah untuk meningkatkan perfusi perifer yang efektif.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
3. Intervensi Keperawatan:
- Observasi tanda-tanda vital (suhu, nadi, respirasi, tekanan darah) secara berkala
- Periksa ekstremitas dan kulit untuk mendeteksi tanda-tanda penurunan perfusi (warna, suhu, kapiler refill)
- Anjurkan posisi elevasi ekstremitas untuk meningkatkan aliran balik vena
- Berikan terapi hangat (kompres hangat, selimut hangat) untuk meningkatkan vasodilasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, fisioterapis) untuk mencegah komplikasi lebih lanjut
4. Tanda dan Gejala:
- Ekstremitas terasa dingin
- Kulit pucat atau sianosis
- Penurunan nadi perifer
- Kapiler refill lambat (> 3 detik)
- Rasa nyeri atau kram pada ekstremitas
- Perubahan sensasi (mati rasa, kesemutan)
- Penurunan pengisian kapiler
Demikian penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan, intervensi, serta tanda dan gejala pada kondisi risiko perfusi perifer tidak efektif. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. -
Article No. 232 | 21 Sep 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kasus yang diberikan, diagnosis awal untuk pasien pria usia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, didapatkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru, dengan diagnosis awal tuberkulosis paru, maka kode ICD-10 dan ICD-9-CM adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 011.9
- Deskripsi: Tuberkulosis paru, tidak spesifik
Penjelasan:
- Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk diagnosis tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis. Ini sesuai dengan gambaran klinis dan hasil pemeriksaan pada pasien, yaitu suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru pada hasil rontgen.
- Kode ICD-9-CM 011.9 digunakan untuk tuberkulosis paru, tidak spesifik. Ini merupakan kode yang lebih umum untuk tuberkulosis paru tanpa spesifikasi lebih lanjut.