Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 213 | 21 Sep 2024
Klinis : keluhan perut membesar dan terasa tidak nyaman mual sejak 2 minggu yang lalu, nafsu makan menurun,BB menurun5kg(dalam1 bulan), frekuensi napas 21x/menit, frekuensi nadi 89 x/menit, TD 100/75 mmHg
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang Anda paparkan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan yang mungkin sesuai:
1. Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Keadaan di mana individu mengalami asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Adanya peningkatan berat badan, peningkatan asupan nutrisi, dan pemulihan status nutrisi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan meliputi pemantauan asupan nutrisi, pemberian edukasi gizi, dan kolaborasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan nutrisi.
Penjelasan singkat:
Keluhan perut membesar, mual, nafsu makan menurun, dan penurunan berat badan menunjukkan adanya gangguan dalam asupan dan penyerapan nutrisi yang adekuat oleh tubuh. Hal ini dapat menyebabkan malnutrisi dan perlu segera ditangani untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 214 | 21 Sep 2024
Klinis : keluhan sesak napas dan mudah lelah tekanan darah160/100mmHg,frekuensi nadi 98 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit, distensi vena jugularis, terdengar ronkhi dan edema ekstremitas+2,sianosis,CRT>3detik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai:
1. Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan pola napas
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
b. Karakteristik Utama: Sesak napas, pernapasan dangkal, penggunaan otot bantu pernapasan, perubahan irama napas.
c. Faktor yang Berhubungan: Gangguan mekanik, proses penyakit, kelelahan otot pernapasan.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Luaran Utama: Pola Napas Efektif
b. Indikator:
- Frekuensi pernapasan dalam rentang normal
- Kedalaman pernapasan dalam rentang normal
- Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan
- Tidak ada rasa sesak saat bernafas
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Intervensi Utama:
- Manajemen Jalan Napas
- Manajemen Ventilasi
- Manajemen Oksigen
b. Tindakan:
- Memantau pola napas
- Mengatur posisi tubuh untuk memaksimalkan ventilasi
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
- Mencegah kelelahan otot pernapasan
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Ketidakefektifan pola napas" didasarkan pada gejala sesak napas, pernapasan cepat (frekuensi 24x/menit), dan adanya penggunaan otot bantu pernapasan (ronkhi). Kondisi ini dapat disebabkan oleh gangguan mekanis pernapasan, proses penyakit, atau kelelahan otot pernapasan. Intervensi keperawatan yang dibutuhkan adalah manajemen jalan napas, ventilasi, dan oksigen untuk memastikan pola napas yang efektif dan mencegah kelelahan otot pernapasan. -
Article No. 215 | 21 Sep 2024
Klinis : sesak nafas, produksi sputum, batuk tidak efektif,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu sesak napas, produksi sputum, dan batuk tidak efektif, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Karakteristik Utama: Produksi sputum berlebihan, retraksi dinding dada, perubahan pola napas, kesulitan berkomunikasi.
- Faktor yang Berhubungan: Obstruksi jalan napas, hipersekresi mukus, penurunan kemampuan batuk.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Jalan napas terbuka, pola napas efektif, sputum dapat dikeluarkan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Fisioterapi dada, suction, pemberian bronkodilator, pengaturan posisi, edukasi perawatan jalan napas.
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" menggambarkan kondisi pasien yang mengalami kesulitan dalam membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas, sehingga dapat menyebabkan gangguan dalam mempertahankan jalan napas yang terbuka. Hal ini sesuai dengan gejala yang Anda sampaikan, yaitu sesak napas, produksi sputum, dan batuk tidak efektif.
SDKI, SLKI, dan SIKI merupakan standar yang digunakan dalam praktik keperawatan di Indonesia. SDKI berisi karakteristik utama dan faktor yang berhubungan dengan diagnosa keperawatan. SLKI menetapkan luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan. SIKI menyediakan panduan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. -
Article No. 216 | 21 Sep 2024
Klinis : Perempuan berusia 68 tahun dirawat di Ruang Perawatan intermediatedengan keluhan sesak napas dan mudah lelah. Riwayat hipertensi sejak 20 tahun yang lalu dan riwayat infark miokard 10 tahun yang lalu, tekanan darah 160/100mmHg, frekuensi nadi 98 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit, distensi vena jugularis, terdengar ronkhi dan edema ekstremitas+2, sianosis, CRT >3 detik.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, karena keterbatasan kapasitas fisik.
Penjelasan:
- Pasien mengalami sesak napas dan mudah lelah, yang menggambarkan intoleransi terhadap aktivitas.
- Tanda-tanda vital seperti peningkatan frekuensi napas dan nadi, distensi vena jugularis, serta edema ekstremitas mengindikasikan penurunan kemampuan kardiovaskular dalam memenuhi kebutuhan oksigen.
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jantung, yang dapat membahayakan kesehatan.
Penjelasan:
- Riwayat infark miokard sebelumnya menunjukkan adanya gangguan perfusi jantung.
- Tanda-tanda seperti sianosis dan CRT >3 detik mengindikasikan penurunan perfusi jaringan.
3. Kelebihan Volume Cairan
Definisi: Akumulasi cairan isotonis yang melebihi kebutuhan tubuh.
Penjelasan:
- Adanya edema ekstremitas dan distensi vena jugularis menunjukkan adanya kelebihan volume cairan.
- Hipertensi juga dapat menjadi penyebab atau akibat dari kelebihan volume cairan.
Singkatan SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Standar yang digunakan untuk mengidentifikasi diagnosis keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Standar yang digunakan untuk merumuskan luaran atau hasil yang ingin dicapai dalam asuhan keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Standar yang digunakan untuk menentukan tindakan atau intervensi keperawatan yang perlu dilakukan. -
Article No. 217 | 21 Sep 2024
Klinis : resiko perfusi perifer tidak efektif, intervensinya apa?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, dan intervensi keperawatan untuk kondisi "risiko perfusi perifer tidak efektif":
Diagnosa Keperawatan:
Risiko perfusi perifer tidak efektif
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko perfusi perifer tidak efektif didefinisikan sebagai keadaan di mana individu berisiko mengalami gangguan sirkulasi darah ke ekstremitas, yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah perfusi perifer yang efektif, ditandai dengan adanya pengisian kapiler yang normal, ekstremitas yang hangat, dan tidak adanya rasa sakit atau gejala lainnya yang berkaitan dengan gangguan sirkulasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko perfusi perifer tidak efektif antara lain:
1. Monitor tanda-tanda vital, terutama suhu, nadi, dan tekanan darah.
2. Evaluasi status perfusi perifer, seperti pengisian kapiler, warna, suhu, dan nadi perifer.
3. Posisikan ekstremitas untuk meningkatkan aliran darah, misalnya elevasi ekstremitas.
4. Lakukan latihan fisik ringan untuk meningkatkan sirkulasi darah.
5. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai perawatan kaki dan pentingnya menjaga sirkulasi darah.
6. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk menentukan pengobatan yang sesuai, misalnya pemberian obat-obatan vasodilator.
Tujuan utama intervensi ini adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan perfusi perifer yang efektif, sehingga dapat mencegah komplikasi yang lebih serius. -
Article No. 218 | 21 Sep 2024
Klinis : resiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi risiko infeksi:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko infeksi
Definisi SDKI:
Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
Penyebab SDKI:
1. Kerusakan integritas kulit/membran mukosa
2. Gangguan sistem pertahanan tubuh
3. Paparan lingkungan yang tidak adekuat
4. Malnutrisi
5. Prosedur invasif
Gejala/Tanda SDKI:
1. Suhu tubuh meningkat
2. Perubahan warna, suhu, dan sensasi kulit/membran mukosa
3. Perubahan jumlah dan karakteristik cairan tubuh
4. Nyeri
5. Perubahan status mental
Tujuan SLKI:
1. Tidak terjadi infeksi
2. Tanda-tanda infeksi tidak muncul
3. Tidak terjadi komplikasi infeksi
Intervensi SIKI:
1. Manajemen infeksi
2. Perawatan luka
3. Monitoring tanda-tanda vital
4. Pemberian terapi antibiotik
5. Edukasi pencegahan infeksi
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Risiko infeksi" mengacu pada kondisi saat individu rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan. Penyebabnya dapat berupa kerusakan integritas kulit/membran mukosa, gangguan sistem pertahanan tubuh, paparan lingkungan yang tidak adekuat, malnutrisi, atau prosedur invasif. Tujuan intervensi SLKI adalah mencegah terjadinya infeksi, mencegah munculnya tanda-tanda infeksi, dan mencegah komplikasi infeksi. Intervensi SIKI yang dapat dilakukan meliputi manajemen infeksi, perawatan luka, monitoring tanda-tanda vital, pemberian terapi antibiotik, dan edukasi pencegahan infeksi. -
Article No. 219 | 21 Sep 2024
Klinis : uveitis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah contoh Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi uveitis:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pada uvea
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat nyeri menurun
2. Gejala inflamasi menurun
3. Kemampuan mengatasi nyeri meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pengkajian nyeri
2. Manajemen nyeri
3. Manajemen inflamasi
4. Edukasi tentang perawatan uveitis
Penjelasan Singkat:
Uveitis merupakan peradangan pada lapisan uvea (iris, korpus siliaris, dan koroid) di dalam mata. Nyeri akut menjadi salah satu gejala yang sering dialami oleh pasien dengan uveitis. Tujuan utama perawatan adalah menurunkan nyeri dan mengatasi inflamasi pada uvea. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pengkajian nyeri secara komprehensif, manajemen nyeri, manajemen inflamasi, serta edukasi tentang perawatan uveitis. Outcome yang diharapkan adalah penurunan tingkat nyeri, penurunan gejala inflamasi, dan peningkatan kemampuan pasien dalam mengatasi nyeri. -
Article No. 220 | 21 Sep 2024
Klinis : Sesak Nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi sesak napas:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Pertukaran Gas: Ketidakmampuan mempertahankan oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada tingkat yang memadai.
- Faktor yang berhubungan: Penyakit pernapasan, penurunan fungsi ventilasi, hipoventilasi.
- Gejala dan tanda: Sesak napas, napas cepat, irama napas tidak teratur, hipoksemia, takikardia, sianosis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kriteria Hasil: Ventilasi adekuat, Pertukaran gas lancar, Kadar oksigen dan karbondioksida dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Jalan Napas, Terapi Oksigen, Manajemen Ventilasi Mekanik, Manajemen Dispnea.
- Tujuan: Mempertahankan dan memfasilitasi pertukaran gas yang adekuat, mencegah komplikasi, dan mengatasi sesak napas.
Dalam praktik keperawatan, diagnosa keperawatan "Gangguan Pertukaran Gas" serta penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien dengan sesak napas. -
Article No. 221 | 21 Sep 2024
Klinis : diagnosa awal status asmatikus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi status asmatikus:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pola napas individu yang tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigenasi.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Individu memperlihatkan pola napas yang efektif dalam memenuhi kebutuhan oksigenasi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dilakukan untuk membantu individu dalam mencapai pola napas yang efektif, seperti pemberian bronkodilator, oksigen, teknik pernapasan, dan manajemen lingkungan.
2. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan karena adanya keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI: Individu dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa adanya keterbatasan.
- SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan toleransi aktivitas, seperti latihan fisik yang disesuaikan, manajemen energi, dan pemberian oksigen.
3. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Penjelasan:
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau sumbatan dari jalan napas untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
- SLKI: Individu memiliki jalan napas yang paten dan bebas dari sumbatan.
- SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk mempertahankan jalan napas yang efektif, seperti pemberian bronkodilator, terapi uap, dan tindakan suction.
Dalam praktiknya, diagnosis keperawatan ini dapat dikombinasikan dan dikembangkan sesuai dengan kondisi spesifik pasien dengan status asmatikus. -
Article No. 222 | 21 Sep 2024
Klinis : resiko infeksi UVEITIS
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi resiko infeksi UVEITIS:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi berhubungan dengan proses patofisiologi penyakit uveitis.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Infeksi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol Infeksi: Kemampuan individu untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
- Status Infeksi: Keadaan individu terinfeksi atau tidak terinfeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Infeksi: Tindakan untuk mencegah, mengendalikan, dan mengobati infeksi.
- Pemantauan Tanda dan Gejala Infeksi: Pengamatan dan pencatatan tanda-tanda dan gejala infeksi.
- Perawatan Mata: Tindakan untuk memelihara kesehatan dan kebersihan mata.
Pada kondisi uveitis, pasien memiliki risiko infeksi yang tinggi, baik infeksi pada mata maupun infeksi sistemik. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen infeksi, pemantauan tanda dan gejala infeksi, serta perawatan mata yang tepat untuk mencegah komplikasi dan meminimalkan risiko infeksi.