Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2153 | 13 Oct 2024
Klinis : patah tangan kering sebelah kanan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi patah tangan kering sebelah kanan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: S52.50XA
- Deskripsi: Patah tulang radius tertutup, bagian tidak ditentukan, tangan kanan, kunjungan awal
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.54
- Deskripsi: Aplikasi atau perbaikan alat penahan dengan fiksasi internal atau eksternal, tulang lengan bawah
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 S52.50XA menunjukkan patah tulang radius (tulang lengan bawah) tertutup pada bagian yang tidak ditentukan, pada tangan kanan, untuk kunjungan awal. Kode ini dipilih karena patah tangan kering sebelah kanan merupakan patah tulang radius tertutup.
2. Kode ICD-9-CM 93.54 menggambarkan prosedur aplikasi atau perbaikan alat penahan dengan fiksasi internal atau eksternal pada tulang lengan bawah. Ini mungkin mencakup tindakan seperti pemasangan gips atau fiksasi eksternal untuk menstabilkan patah tulang.
Sebagai dokter atau perekam medis, kode-kode ini digunakan untuk mengidentifikasi dan menggambarkan secara akurat kondisi pasien dan tindakan medis yang dilakukan, sehingga dapat mendukung dokumentasi medis yang komprehensif dan memfasilitasi proses tagihan serta pelaporan kesehatan. -
Article No. 2154 | 13 Oct 2024
Klinis : Pasien datang dengan keluhan sesak saat berjalan sejak kemaren hingga hari ini. terdapat benjolan pada leher tengah sejak 2 tahun, benjolan ikut bergerak jika menelan, kadang kadang terasa nyeri, benjolan dengan ukuran kurang lebih diameter 4 cm, warna benjolan tidak merah. Pasien juga mengatakan susah saat hendak BAB selama 3 hari, flatus (+) terakhir hari ini, nyeri kepala (+), nyeri perut (+) . Pasien mengatakan untuk benjolannya berobat ke PKM namun tidak tau nama obatnya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Napas Berhubungan dengan Obstruksi Jalan Napas Sekunder Akibat Pembesaran Kelenjar Tiroid (Goiter)
2. Perubahan Rasa Nyaman (Nyeri) Berhubungan dengan Pembesaran Kelenjar Tiroid
3. Konstipasi Berhubungan dengan Penurunan Motilitas Usus
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Pola Napas Berhubungan dengan Obstruksi Jalan Napas Sekunder Akibat Pembesaran Kelenjar Tiroid (Goiter)
- SDKI: Gangguan Pola Napas
- SLKI: Pemeliharaan Ventilasi
- SIKI: Manajemen Jalan Napas
Pasien mengalami sesak saat berjalan, yang dapat disebabkan oleh pembesaran kelenjar tiroid (goiter) yang menekan jalan napas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau pola napas pasien, mengatur posisi yang nyaman, dan memfasilitasi terapi farmakologis.
2. Perubahan Rasa Nyaman (Nyeri) Berhubungan dengan Pembesaran Kelenjar Tiroid
- SDKI: Perubahan Rasa Nyaman (Nyeri)
- SLKI: Manajemen Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
Pasien mengalami rasa nyeri pada benjolan di leher, yang dapat disebabkan oleh pembesaran kelenjar tiroid. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengevaluasi sensasi nyeri, mengelola faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, dan memberikan terapi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
3. Konstipasi Berhubungan dengan Penurunan Motilitas Usus
- SDKI: Konstipasi
- SLKI: Manajemen Eliminasi
- SIKI: Manajemen Konstipasi
Pasien mengalami kesulitan saat BAB selama 3 hari, yang dapat disebabkan oleh penurunan motilitas usus. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengevaluasi pola eliminasi, mengelola faktor-faktor yang memengaruhi konstipasi, dan memberikan terapi untuk meningkatkan motilitas usus.
Penting untuk dicatat bahwa diagnosa keperawatan dan intervensi yang disarankan ini hanya berdasarkan informasi yang diberikan. Evaluasi dan pemeriksaan lebih lanjut oleh tenaga kesehatan yang berwenang sangat diperlukan untuk menentukan diagnosis dan rencana perawatan yang tepat. -
Article No. 2155 | 13 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
- Berhubungan dengan sekresi yang berlebihan akibat proses penyakit tuberkulosis paru.
- Ditandai dengan adanya batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
- Berhubungan dengan penurunan nafsu makan akibat proses penyakit tuberkulosis paru.
- Ditandai dengan adanya penurunan berat badan.
3. Intoleransi aktivitas
- Berhubungan dengan penurunan kapasitas fungsional akibat proses penyakit tuberkulosis paru.
- Ditandai dengan adanya sesak napas saat beraktivitas.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Sistem Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI)
- SDKI merupakan standar diagnosa keperawatan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- SDKI terdiri dari definisi, batasan karakteristik, faktor berhubungan, dan atau faktor resiko untuk masing-masing diagnosa keperawatan.
2. Sistem Klasifikasi Intervensi Keperawatan Indonesia (SLKI)
- SLKI merupakan standar intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI.
- SLKI terdiri dari definisi, tujuan, aktivitas, dan kriteria hasil untuk masing-masing intervensi keperawatan.
3. Sistem Klasifikasi Hasil Keperawatan Indonesia (SIKI)
- SIKI merupakan standar hasil keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI.
- SIKI terdiri dari definisi, indikator, dan skala pengukuran untuk masing-masing hasil keperawatan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandarisasi dan berkualitas bagi pasien. -
Article No. 2156 | 13 Oct 2024
Klinis : pasien dengan thalasemia suhu 39,8 HB 7,7 diagnosa keperawatan prioritas adalah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk pasien dengan thalasemia dengan suhu 39,8 dan Hb 7,7.
Diagnosa Keperawatan Prioritas:
Hipertermia
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
- Suhu tubuh kembali normal
- Tanda-tanda vital stabil
- Tidak ada komplikasi akibat hipertermia
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
- Monitor suhu tubuh secara berkala
- Berikan kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu
- Berikan antipiretik sesuai indikasi
- Tingkatkan asupan cairan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen hipertermia
Secara akademis, hipertermia pada pasien dengan thalasemia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti infeksi, efek samping pengobatan, atau kondisi thalasemia itu sendiri. Penanganan yang tepat dan kolaborasi antara perawat dan tim kesehatan lainnya sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 2157 | 13 Oct 2024
Klinis : pasien dengan thalasemia HB 7,7 diagnosa keperawatan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk Pasien dengan Thalasemia Hb 7,7:
1. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan akibat kelelahan, kelemahan, atau keterbatasan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien menunjukkan toleransi yang meningkat terhadap aktivitas.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Aktivitas, Manajemen Energi, Manajemen Kelelahan.
2. Nyeri Kronis
Penjelasan:
- SDKI: Nyeri Kronis adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- SLKI: Pasien melaporkan nyeri terkontrol.
- SIKI: Manajemen Nyeri, Terapi Modalitas Nyeri, Edukasi Nyeri.
3. Risiko Infeksi
Penjelasan:
- SDKI: Risiko Infeksi adalah rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan sel, jaringan, atau organ.
- SLKI: Pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi.
- SIKI: Manajemen Infeksi, Pencegahan Infeksi, Perawatan Luka.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus berpedoman pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan keselamatan pasien dalam pemberian asuhan keperawatan. -
Article No. 2158 | 13 Oct 2024
Klinis : pasien dengan thalasemia HB 7,7 diagnosa keperawatan utama adalah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien dengan thalasemia dengan Hb 7,7 g/dL, diagnosa keperawatan utama yang sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah:
Diagnosa Keperawatan Utama: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Pada pasien dengan thalasemia, kadar hemoglobin yang rendah (Hb 7,7 g/dL) mengindikasikan adanya defisiensi nutrisi, terutama zat besi, yang dapat menyebabkan anemia.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Indikator Hasil: Status Nutrisi, Konsumsi Makanan, dan Kadar Hemoglobin yang membaik.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Nutrisi, Pemantauan Status Nutrisi, Edukasi Nutrisi, Konseling Nutrisi, serta Kolaborasi dengan Ahli Gizi untuk memastikan asupan nutrisi yang adekuat.
Dalam konteks akademis dan sebagai seorang pakar/perawat, saya menyampaikan penjelasan ini dengan nada yang tenang, jelas, dan terstruktur untuk memastikan pemahaman yang baik mengenai diagnosa keperawatan utama dan kaitannya dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI. -
Article No. 2159 | 13 Oct 2024
Klinis : pasien dengan thalasemia HB 7,7 diagnosa keperawatan utama adalah
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: D56.1
- Deskripsi: Thalassemia beta
Thalassemia adalah gangguan genetik yang mempengaruhi produksi hemoglobin. Pada kasus ini, pasien didiagnosis dengan thalassemia beta, yang ditandai dengan kadar hemoglobin yang rendah (7,7 g/dL).
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk kondisi ini.
Dalam kasus ini, tidak ada tindakan medis khusus yang tercantum dalam kode ICD-9-CM. Penanganan utama untuk pasien dengan thalassemia beta biasanya meliputi pemantauan keadaan klinis, terapi pengganti darah (transfusi darah), dan manajemen gejala serta komplikasi yang mungkin timbul.
Diagnosis keperawatan utama yang sesuai untuk pasien ini dapat mencakup:
- Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia
- Kelelahan berhubungan dengan penurunan kadar hemoglobin
- Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan cairan akibat anemia
- Risiko infeksi berhubungan dengan kondisi imunosupresi yang dapat terjadi pada pasien dengan thalassemia
Penanganan keperawatan yang dapat dilakukan mencakup:
- Pemantauan tanda-tanda vital dan status hemodinamik
- Manajemen kelelahan dan intoleransi aktivitas
- Edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan diri dan pencegahan komplikasi
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penatalaksanaan terapeutik yang sesuai -
Article No. 2160 | 13 Oct 2024
Klinis : ASUHAN KEPERAWATAN ANAK MALNUTRISI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi asuhan keperawatan anak dengan malnutrisi.
Diagnosis Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Resiko keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan
3. Defisit volume cairan
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh: Ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi, yang dapat mengakibatkan berat badan di bawah normal.
2. Resiko keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan: Kondisi di mana terdapat kemungkinan terjadi hambatan dalam proses tumbuh kembang anak yang sesuai dengan usia.
3. Defisit volume cairan: Kondisi di mana terjadi pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intrasel.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan nutrisi: Tercapainya keseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi tubuh.
2. Pertumbuhan dan perkembangan anak: Tercapainya pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan usia.
3. Keseimbangan cairan: Tercapainya keseimbangan antara intake dan output cairan dalam tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nutrisi: Intervensi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
2. Stimulasi tumbuh kembang anak: Intervensi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.
3. Manajemen cairan: Intervensi untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.
Secara umum, pendekatan asuhan keperawatan anak dengan malnutrisi berfokus pada pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan, serta menjaga keseimbangan cairan untuk mencapai outcome yang optimal. -
Article No. 2164 | 13 Oct 2024
Klinis : sdki gmo
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkatnya sesuai dengan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "GMO".
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Metabolisme Oksigen (GMO)
Definisi:
GMO adalah kondisi yang ditandai dengan gangguan ventilasi, perfusi, dan pertukaran gas yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen serta produksi dan eliminasi karbon dioksida.
SLKI (Luaran Keperawatan):
1. Ventilasi Adekuat
2. Pertukaran Gas Adekuat
3. Status Oksigenasi Membaik
SIKI (Intervensi Keperawatan):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
2. Manajemen Oksigenasi
3. Manajemen Ventilasi
4. Manajemen Perfusi
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan GMO menggambarkan kondisi di mana terjadi gangguan pada ventilasi, perfusi, dan pertukaran gas yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen serta produksi dan eliminasi karbon dioksida. Luaran keperawatan yang diharapkan adalah ventilasi yang adekuat, pertukaran gas yang baik, dan status oksigenasi yang membaik. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup pemantauan tanda-tanda vital, manajemen oksigenasi, manajemen ventilasi, dan manajemen perfusi. -
Article No. 2165 | 13 Oct 2024
Klinis : sdki gangguan mental organik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Gangguan Proses Pikir
Definisi:
Gangguan proses pikir ditandai dengan perubahan kualitas, kuantitas, isi, dan/atau alur pikir yang tidak sesuai dengan realita dan menyebabkan masalah pada fungsi individu.
Definisi SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan proses pikir adalah ketidakmampuan individu untuk berpikir secara logis, realistis, dan berorientasi pada tujuan akibat perubahan kualitas, kuantitas, isi, dan/atau alur pikir.
Etiologi:
1. Perubahan fisiologis otak
2. Penyakit fisik
3. Efek samping obat
4. Stres psikososial
5. Trauma
Karakteristik Utama:
1. Perubahan kualitas, kuantitas, isi, dan/atau alur pikir
2. Gangguan dalam berpikir logis, realistis, dan berorientasi pada tujuan
Faktor yang Berhubungan:
1. Perubahan struktur dan fungsi otak
2. Penyakit fisik
3. Efek samping obat
4. Stres psikososial
5. Trauma
Intervensi Keperawatan (SIKI - Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Terapeutik: Menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan terapeutik untuk mendukung pemulihan klien.
2. Terapi Kognitif: Membantu klien untuk memperbaiki proses pikir yang terganggu melalui teknik-teknik terapi kognitif.
3. Terapi Aktivitas: Melibatkan klien dalam aktivitas yang terstruktur untuk meningkatkan fungsi kognitif dan perilaku.
4. Dukungan Emosional: Memberikan dukungan emosional dan psikologis untuk membantu klien menghadapi perubahan yang terjadi.
Hasil yang Diharapkan (SLKI - Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan proses pikir menurun
2. Kemampuan berpikir logis, realistis, dan berorientasi pada tujuan meningkat
3. Klien dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi
4. Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari
Peran Perawat:
Sebagai seorang pakar keperawatan, perawat berperan dalam melakukan pengkajian, menegakkan diagnosa keperawatan, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi intervensi keperawatan yang tepat untuk membantu klien dengan gangguan proses pikir. Perawat juga berkolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memberikan perawatan komprehensif.