Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 320 | 22 Sep 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 68 tahun dirawat dengan keluhan nyeri dada seperti tertindih beban berat, menyebar ke lengan kiri.Hasil pengkajian: Frekuensi nadi 98 x/menit, frekuensi napas29 x/menit, TD 135/85 mmHg, dan tampak depresi segmen ST pada gambaran EKG. Apakah etiologi keluhan pasien tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, gejala yang dialami oleh pasien perempuan berusia 68 tahun tersebut mengarah pada diagnosis keperawatan Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak (Ineffective Tissue Perfusion: Cardiac).
Penjelasan singkat tentang SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- SDKI merupakan standar diagnosis keperawatan yang digunakan sebagai panduan dalam menentukan diagnosis keperawatan.
- Diagnosis keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual atau potensial.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan luaran keperawatan yang diharapkan dari diagnosis keperawatan yang telah ditegakkan.
- Luaran keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan hasil intervensi keperawatan yang ditargetkan untuk dicapai.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- SIKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang akan diberikan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
- Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk mencapai luaran keperawatan yang ditargetkan.
Etiologi dari keluhan pasien tersebut kemungkinan adalah Acute Coronary Syndrome (ACS) atau Sindrom Koroner Akut, yaitu kondisi yang disebabkan oleh adanya sumbatan atau penyempitan pembuluh darah koroner yang menyuplai darah ke jantung. Hal ini dapat menyebabkan nyeri dada, perubahan segmen ST pada EKG, dan gejala-gejala lain terkait dengan gangguan aliran darah ke jantung. -
Article No. 321 | 22 Sep 2024
Klinis : Pada Primary Hypertension Pathophysiology terjadi Stress dan Peningkatan Aktivitas Sistem Saraf Simpatis. Akibat yang terjadi dari kondisi ini adalah:
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi Primary Hypertension dengan patofisiologi berupa stres dan peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas rutin sehari-hari akibat peningkatan tekanan darah.
2. Kecemasan: Perasaan cemas dan khawatir yang terkait dengan kondisi hipertensi dan komplikasinya.
3. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif: Ketidakmampuan untuk mengatur dan mengintegrasikan perawatan kesehatan hipertensi ke dalam gaya hidup sehari-hari.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar diagnosis keperawatan yang berlaku di Indonesia.
- Memuat definisi, batasan karakteristik, faktor yang berhubungan, dan faktor yang berhubungan dengan etiologi untuk setiap diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Terdiri dari luaran utama, luaran khusus, dan kriteria hasil untuk setiap diagnosa keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar tindakan keperawatan yang dibutuhkan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Mencakup definisi, tujuan, aktivitas, dan rasional untuk setiap intervensi keperawatan.
Dalam kasus hipertensi primer dengan patofisiologi stres dan peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Intoleransi Aktivitas, Kecemasan, dan Manajemen Kesehatan Tidak Efektif. SDKI, SLKI, dan SIKI dapat digunakan sebagai panduan dalam merencanakan dan melaksanakan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengelola kondisi pasien. -
Article No. 322 | 22 Sep 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 49 tahun di rawat di ruang penyakit dalam dengan TB Paru. Pasien mengeluh sesak nafas, batuk berdahak, retraksi intercostae, sianosis, frekuensi nafas 25 x/menit, TD 100/80 mmHg, Frekuensi nadi : 95 x/menit, BB 60 Kg. Perawat akan memberikan terapi oksigen Kepada pasien. Berapakah kebutuhan oksigen pada kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang dapat diidentifikasi serta penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan penyumbatan jalan napas sekunder TB Paru, ditandai dengan sesak napas, retraksi intercostae, sianosis, dan peningkatan frekuensi napas.
SDKI:
Gangguan Pertukaran Gas didefinisikan sebagai ketidakmampuan mempertahankan oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida di tingkat alveolar-kapiler.
SLKI:
Luaran yang diharapkan adalah Pertukaran Gas Efektif, yang ditandai dengan parameter-parameter berikut:
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Irama napas teratur
- Oksigenasi jaringan adekuat
- Kadar oksigen/karbondioksida dalam darah normal
SIKI:
Intervensi yang dapat dilakukan adalah Terapi Oksigen, yang bertujuan untuk meningkatkan oksigenasi jaringan dengan cara memberikan oksigen tambahan.
Kebutuhan Oksigen Pasien:
Berdasarkan kondisi pasien dengan sesak napas, retraksi intercostae, dan peningkatan frekuensi napas, maka diperkirakan pasien membutuhkan terapi oksigen sebesar 4-6 liter per menit melalui kanula nasal atau masker oksigen sederhana untuk mempertahankan saturasi oksigen pada rentang normal (94-98%).
Penentuan kebutuhan oksigen harus disesuaikan dengan hasil pemeriksaan dan kondisi klinis pasien serta dimonitor secara berkala. -
Article No. 323 | 22 Sep 2024
Klinis : Seorang laki-laki (40 tahun) dirawat di RS dengan TB Paru. Hasil pengkajian: pasien mengeluh nyeri dada, tidak nafsu makan dan sesak napas dengan frekuensi 32x/menit serta tampak adanya retraksi interkostae. Pasien tampak lemah, gelisah, frekuensi nadi 90x/menit dan berat badan turun 5 kg semenjak sakit. Apakah tindakan prioritas yang dilakukan perawat?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, serta tindakan prioritas yang dilakukan perawat:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
2. Nyeri Akut
3. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan singkat:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI: Penurunan kemampuan untuk mempertahankan pola napas yang mendukung kehidupan.
- SLKI: Tujuannya adalah pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, manajemen oksigenasi, dan manajemen ventilasi.
2. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Tujuannya adalah pasien dapat mengontrol nyeri.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, terapi komplementer, dan pemberian analgetik.
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan atau yang dibutuhkan akibat dari keterbatasan kapasitas fisiologis.
- SLKI: Tujuannya adalah pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen energi, terapi aktivitas, dan peningkatan mobilitas.
Tindakan Prioritas:
Tindakan prioritas yang dapat dilakukan perawat adalah:
1. Manajemen jalan napas untuk mempertahankan patensi jalan napas dan mencegah komplikasi.
2. Manajemen oksigenasi untuk memenuhi kebutuhan oksigen pasien.
3. Manajemen nyeri untuk mengurangi atau mengatasi rasa nyeri yang dirasakan pasien.
4. Manajemen energi untuk membantu pasien mencapai tingkat energi yang optimal.
Tindakan-tindakan tersebut merupakan fokus utama dalam mengelola kondisi pasien dengan TB Paru, yang ditandai dengan pola napas tidak efektif, nyeri dada, dan intoleransi aktivitas. -
Article No. 324 | 22 Sep 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 42 tahun dirawat di ruang internis dengan keluhan sesak nafas, batuk berdahak, dan produktif. Pada pengkajian ditemukan pasien merasa nyaman dengan posisi duduk, tidak ada nafsu makan dan cepat lelah. Dari pemeriksaan fisik terdengar ronchi paru lobus kanan atas,. pernafasan 28 kali permenit, nadi 90 kali permenit, tekanan darah 130/80mm Hg. Hasil pemeriksaan AGD : pH 7,20, pOz 80 mmHg, pCOz 46 mmHg, HCO 26 mmol. Saturasi 90%. Pasien didiagnosa PPOK. Apakah masalah keperawatan pasien tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, masalah keperawatan utama yang dapat teridentifikasi adalah:
1. Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Tanda dan gejala yang mendukung diagnosis ini antara lain: sesak napas, batuk berdahak, pernafasan 28 kali/menit, dan terdengar ronki pada paru.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah Bersihan Jalan Nafas Efektif, yang ditandai dengan jalan nafas yang terbuka, tidak ada suara napas tambahan, frekuensi napas dalam batas normal, dan saturasi oksigen membaik.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain Manajemen Jalan Nafas, Oksigenasi, dan Terapi Pernapasan.
Selain itu, berdasarkan data yang diberikan, terdapat masalah keperawatan lain yang dapat teridentifikasi, yaitu:
2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
- SDKI: Intoleransi Aktivitas adalah keterbatasan dalam toleransi melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan.
- Tanda dan gejala yang mendukung diagnosis ini antara lain: cepat lelah dan penurunan nafsu makan.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah Toleransi Aktivitas Meningkat, yang ditandai dengan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain Manajemen Energi, Peningkatan Latihan Fisik, dan Manajemen Nutrisi.
Dengan memahami SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat melakukan pengkajian, menetapkan diagnosa keperawatan, merencanakan, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. -
Article No. 325 | 22 Sep 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 52 tahun dirawat dengan keluhan sesak napas, batuk, berdebar-debar dan mudah lelah. Hasil pemeriksaan: tampak edema +2 pada ekstrimitas bawah, JVP 5+3 cm, terdengar bunyi jantung S4, TD 150/110 mmHg, frekuensi nadi 102x/menit, frekuensi napas 30 x/menit, suhu 37,5°C. Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien perempuan berusia 52 tahun dengan keluhan sesak napas, batuk, berdebar-debar, dan mudah lelah, serta hasil pemeriksaan menunjukkan adanya edema pada ekstremitas bawah, tekanan vena jugularis meningkat, suara jantung S4, hipertensi, takikardi, dan takipnea, maka dapat ditentukan masalah keperawatan utama adalah:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan permeabilitas jalan napas.
Penjelasan SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Karakteristik Utama: Batuk tidak efektif, suara napas tambahan, sputum berlebih.
- Faktor yang Berhubungan: Retensi sekret, edema, kelelahan otot pernapasan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Klien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
- Kriteria Hasil: Frekuensi napas normal, tidak ada suara napas tambahan, sputum dapat dikeluarkan dengan mudah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen jalan napas, manajemen ventilasi, terapi oksigen.
- Tujuan Intervensi: Mempertahankan permeabilitas jalan napas, memfasilitasi pertukaran gas, dan mencegah komplikasi. -
Article No. 326 | 22 Sep 2024
Klinis : Serang aki-laki berusia 60 tahun menderita PPOK sejak 10 tahun yang lalu. Saat ini dirawat di rawat inap dengan keluhan sesak nafas bertambah beberapa hari terakhir dan mengakibatkan sulit bernafas terutama saat berativitas. Hasil pemeriksaan • spirometri terdapat penurunan FEV1, dan penurunan rasio FEV1/FVC. Dari hasil pemeriksaan tersebut termasuk ke dalam keadaan?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Untuk kondisi pasien pria berusia 60 tahun dengan PPOK yang mengalami sesak nafas bertambah dan kesulitan bernapas saat beraktivitas, serta hasil pemeriksaan spirometri menunjukkan penurunan FEV1 dan rasio FEV1/FVC, dapat ditentukan beberapa diagnosis keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai berikut:
1. Diagnosis Keperawatan: Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia): Pola napas yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat bernapas dengan pola yang efektif.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan antara lain memantau pola dan frekuensi napas, mengatur posisi yang nyaman untuk bernapas, melakukan terapi oksigen, dan mengajarkan teknik pernapasan.
2. Diagnosis Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Keterbatasan pada kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- SLKI: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan antara lain mengevaluasi toleransi aktivitas, mengatur aktivitas dan istirahat, serta mengajarkan teknik-teknik untuk menghemat energi.
3. Diagnosis Keperawatan: Keparahan Gejala Pernapasan
- SDKI: Intensitas atau keparahan gejala pernapasan yang dirasakan oleh pasien.
- SLKI: Pasien dapat mengelola gejala pernapasan dengan baik.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan antara lain memantau gejala pernapasan, memberikan oksigen sesuai kebutuhan, dan mengajarkan teknik-teknik pengelolaan gejala pernapasan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan spirometri yang menunjukkan penurunan FEV1 dan rasio FEV1/FVC, pasien ini dapat digolongkan ke dalam kondisi penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dengan tingkat keparahan yang meningkat, yang ditandai dengan sesak napas yang semakin berat saat beraktivitas. -
Article No. 327 | 22 Sep 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 42 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan sesak napas yang memberat saat berbaring. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 4 tahun yang lalu. Hasil pengkajian: edema ekstremitas +2, TD 160/110 mmHg, frekuensi nadi 96 x/menit, frekuensi napas 26 x/menit. Pasien mendapat terapi Lasix 40 mg. Apakah kriteria evaluasi pada kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kasus tersebut dapat didiagnosis dengan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Curah Jantung
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan Curah Jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perfusi Jaringan Efektif
2. Tanda-tanda Vital dalam Rentang Normal
3. Pengembangan Paru Adekuat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jantung
2. Manajemen Perfusi
3. Manajemen Napas
Kriteria Evaluasi:
1. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil (TD 120-140/80-90 mmHg, nadi 60-100 x/menit, RR 12-20 x/menit).
2. Pasien tidak mengeluhkan sesak napas saat berbaring.
3. Edema ekstremitas menurun (+ 1 atau tidak ada).
4. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami sesak napas. -
Article No. 328 | 22 Sep 2024
Klinis : Seorang laki laki berusia 51 tahun di bawa keluarganya ke IGD karena mengeluh perasaan nyeri di dada, menjalar ke leher, dagu dan lengan kiri bagian dalam. Nyeri hilang timbul baik saat istirahat ataupun saat aktivitas. Hasil pengkajian didapatkan data tekanan darah 135/90 mmHg, nadi 98 kali/ menit, pernapasan 20 kali/menit Hasil pemeriksaan EKG didapat ST depresi di Lead II, Ill dan aVF serta hasil bioamarka jantung menujukkan hasil mengalami peningkatan. Apakah masalah keperawatan yang tepat dialami pasien tersebut ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien tersebut mengalami suatu kondisi yang berkaitan dengan masalah kardiovaskular. Berikut adalah diagnosa keperawatan yang tepat, serta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan/dibutuhkan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa keperawatan Intoleransi Aktivitas adalah peningkatan toleransi aktivitas, yang ditandai dengan peningkatan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan tidak mengalami kelelahan atau gejala yang berlebihan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat diberikan antara lain:
1. Manajemen aktivitas: mengatur dan memantau aktivitas pasien untuk mencegah kelelahan.
2. Manajemen energi: mengajarkan teknik konservasi energi dan pengaturan istirahat.
3. Latihan fisik: memberikan latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien.
4. Manajemen nyeri: memberikan manajemen nyeri yang efektif untuk mengurangi gejala nyeri dada.
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien mengalami nyeri dada yang menjalar ke leher, dagu, dan lengan kiri, serta ditemukan depresi segmen ST pada pemeriksaan EKG dan peningkatan biomarker jantung. Hal ini mengarah pada diagnosis keperawatan Intoleransi Aktivitas, di mana pasien mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari akibat kondisi kardiovaskular yang dialaminya. -
Article No. 329 | 22 Sep 2024
Klinis : Seorang laki laki berusia 51 tahun di bawa keluarganya ke IGD karena mengeluh perasaan nyeri di dada, menjalar ke leher, dagu dan lengan kiri bagian dalam. Nyeri hilang timbul baik saat istirahat ataupun saat aktivitas. Hasil pengkajian didapatkan data tekanan darah 135/90 mmHg, nadi 98 kali/ menit, pernapasan 20 kali/menit Hasil pemeriksaan EKG didapat ST depresi di Lead II, Ill dan aVF serta hasil bioamarka jantung menujukkan hasil mengalami peningkatan. Apakah masalah keperawatan yang tepat dialami pasien tersebut ?
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: I20.0
- Deskripsi: Angina pektoris tidak stabil
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 410.10
- Deskripsi: Infark miokard akut, episode awal, dengan elevasi ST
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien laki-laki berusia 51 tahun mengalami gejala nyeri dada yang menjalar ke leher, dagu, dan lengan kiri bagian dalam. Nyeri tersebut hilang timbul baik saat istirahat maupun saat aktivitas. Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan adanya depresi segmen ST di lead II, III, dan aVF, serta terdapat peningkatan hasil biomarker jantung. Gejala-gejala ini mengarah pada diagnosis Angina Pektoris Tidak Stabil (I20.0) berdasarkan kode ICD-10.
Tindakan medis yang sesuai untuk kondisi ini adalah Infark Miokard Akut, Episode Awal, dengan Elevasi ST (410.10) berdasarkan kode ICD-9-CM. Hal ini dikarenakan pasien menunjukkan gejala-gejala yang mengarah pada adanya kerusakan pada otot jantung (miokard) akibat suplai darah yang tidak cukup, yang ditandai dengan perubahan segmen ST pada pemeriksaan EKG.
Masalah keperawatan yang tepat dialami oleh pasien tersebut adalah:
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard
2. Risiko intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian