Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2435 | 15 Oct 2024
Klinis : Pasien dengan talasemia HB 8.6 tujuan target terukur intoleransi aktivitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai "Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik atau psikologis."
Karakteristik Utama:
1. Kelelahan yang berlebihan saat aktivitas
2. Sesak napas saat aktivitas
3. Nyeri saat aktivitas
4. Penurunan toleransi terhadap aktivitas
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Intoleransi Aktivitas meliputi:
1. Peningkatan Toleransi Aktivitas
2. Peningkatan Kekuatan Otot
3. Peningkatan Energi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan untuk Intoleransi Aktivitas mencakup:
1. Manajemen Aktivitas
2. Latihan Fisik
3. Terapi Oksigen
4. Manajemen Kelelahan
Dalam kasus pasien dengan talasemia HB 8.6, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Melakukan penilaian toleransi aktivitas pasien
2. Menyusun rencana latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien
3. Memberikan edukasi dan dukungan dalam manajemen kelelahan
4. Memantau tanda-tanda vital saat aktivitas
5. Mempertahankan kadar hemoglobin yang optimal melalui koordinasi dengan tim medis
Tujuan yang terukur dapat ditetapkan, misalnya: setelah 2 minggu intervensi, pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa sesak napas atau kelelahan yang berlebihan. -
Article No. 2436 | 15 Oct 2024
Klinis : suhu 38 ,mual dan muntah ,lemas , diare 8 x
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis, dengan format yang terstruktur dan penjelasan detail dalam tone akademis dan persona dokter/perekam medik.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-10:
- Kode: R11.0
- Deskripsi: Mual
3. Kode ICD-10:
- Kode: R11.2
- Deskripsi: Muntah
4. Kode ICD-10:
- Kode: R53.1
- Deskripsi: Malaise dan keletihan
5. Kode ICD-10:
- Kode: K52.9
- Deskripsi: Gastroenteritis dan kolitis, tidak spesifik
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien memiliki gejala-gejala yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Demam (suhu 38°C) dapat diklasifikasikan dengan kode ICD-10 R50.9 (Demam, tidak diklasifikasikan di tempat lain).
2. Mual dapat diklasifikasikan dengan kode ICD-10 R11.0 (Mual).
3. Muntah dapat diklasifikasikan dengan kode ICD-10 R11.2 (Muntah).
4. Kelemahan (lemas) dapat diklasifikasikan dengan kode ICD-10 R53.1 (Malaise dan keletihan).
5. Diare 8 kali dapat diklasifikasikan dengan kode ICD-10 K52.9 (Gastroenteritis dan kolitis, tidak spesifik).
Tidak ditemukan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang sesuai dengan informasi yang diberikan. -
Article No. 2437 | 15 Oct 2024
Klinis : suhu 38 ,mual dan muntah ,lemas , diare 8 x
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu suhu 38°C, mual dan muntah, lemas, diare 8 kali, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan diare dan muntah.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Gangguan dalam keseimbangan cairan dan elektrolit, yang dapat disebabkan oleh kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan, asupan yang tidak adekuat, atau redistribusi cairan dalam tubuh.
- Faktor Terkait: Diare, muntah, demam, dehidrasi.
- Gejala dan Tanda: Perubahan tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernapasan), lemas, letargi, mual, muntah, perubahan warna dan kelembapan kulit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien menunjukkan keseimbangan cairan dan elektrolit yang memadai, tidak mengalami dehidrasi, dan tidak menunjukkan tanda-tanda ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan tanda-tanda vital, asupan dan keluaran cairan, pemberian terapi cairan intravena, dan edukasi terkait pencegahan dehidrasi.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami kondisi yang menunjukkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, yang dapat disebabkan oleh diare dan muntah. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, asupan dan keluaran cairan, pemberian terapi cairan intravena, serta edukasi terkait pencegahan dehidrasi. Tujuan akhir adalah pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang memadai dan tidak mengalami dehidrasi. -
Article No. 2438 | 15 Oct 2024
Klinis : Pasien dengan talasemia HB 8.6 implementasi intoleransi aktivitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan talasemia Hb 8.6 dengan implementasi intoleransi aktivitas.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Definisi SDKI:
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan karena adanya keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Karakteristik SDKI:
1. Kelelahan yang tidak berkurang dengan istirahat
2. Dispnea saat aktivitas
3. Palpitasi saat aktivitas
4. Kelemahan otot
5. Ketidakmampuan untuk mempertahankan aktivitas yang dibutuhkan atau diinginkan
Faktor yang Berhubungan SDKI:
1. Anemia, dalam kasus ini talasemia dengan Hb 8.6
2. Keterbatasan fungsi jantung dan paru
3. Malnutrisi
4. Gangguan neuromuskuler
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Aktivitas
- Identifikasi kapasitas fungsional pasien
- Bantu pasien merencanakan dan melakukan aktivitas sesuai toleransi
- Ajarkan teknik konservasi energi
2. Manajemen Energi
- Identifikasi pola dan sumber energi pasien
- Bantu pasien mengatur jadwal aktivitas dan istirahat
- Anjurkan pasien untuk beristirahat secara teratur
3. Monitoring Tanda Vital
- Pantau tanda-tanda vital sebelum, selama, dan setelah aktivitas
- Identifikasi perubahan tanda vital yang abnormal
Hasil yang Diharapkan (SIKI):
1. Pasien dapat melakukan aktivitas sesuai toleransi
2. Pasien menunjukkan peningkatan kapasitas aktivitas
3. Pasien tidak mengalami tanda-tanda intoleransi aktivitas
Dalam kasus ini, pendekatan yang komprehensif dengan menggunakan standar SDKI-SLKI-SIKI PPNI dapat membantu mengelola intoleransi aktivitas pada pasien dengan talasemia. Perawat perlu mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi dan memberikan intervensi yang tepat untuk meningkatkan kapasitas aktivitas dan mencegah komplikasi. -
Article No. 2439 | 15 Oct 2024
Klinis : sesak ,batuk dan flu ,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi sesak, batuk, dan flu dengan nada akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentolerir atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
3. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Penyebab: Produksi sekret yang berlebihan, infeksi saluran pernapasan, dan/atau obstruksi jalan napas.
- Tanda dan Gejala: Sesak napas, batuk produktif, mengi, dan dispnea.
- Intervensi Keperawatan: Memberikan humidifikasi udara, latihan batuk efektif, dan suction jika diperlukan.
2. Intoleransi Aktivitas
- Penyebab: Kelemahan fisik, sesak napas, dan kelelahan.
- Tanda dan Gejala: Kelelahan, dispnea saat beraktivitas, dan penurunan toleransi terhadap aktivitas.
- Intervensi Keperawatan: Mengatur aktivitas, mengatur energi, dan melatih aktivitas secara bertahap.
3. Nyeri Akut
- Penyebab: Infeksi saluran pernapasan yang menyebabkan nyeri di dada, kepala, dan/atau otot.
- Tanda dan Gejala: Keluhan nyeri, ekspresi wajah yang menunjukkan rasa sakit, dan perilaku protektif.
- Intervensi Keperawatan: Memberikan analgesik, mengatur posisi yang nyaman, dan teknik manajemen nyeri non-farmakologis.
Dalam penanganan kondisi sesak, batuk, dan flu, perawat akan melakukan penilaian komprehensif, membuat diagnosa keperawatan, dan mengembangkan rencana perawatan yang berfokus pada pemulihan fungsi pernapasan, pengelolaan gejala, dan peningkatan toleransi aktivitas. -
Article No. 2440 | 15 Oct 2024
Klinis : nyeri ulu hati dan perut , mual dan muntah ,diare
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi nyeri ulu hati dan perut, mual dan muntah, serta diare:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut
2. Mual
3. Diare
Penjelasan:
1. Nyeri akut
- SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, antidot nyeri, dan farmakologi nyeri.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi penyebab nyeri, mengkaji nyeri, memberikan obat analgesik, dan mengajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri.
2. Mual
- SDKI: Mual adalah sensasi tidak nyaman di lambung yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen mual, terapi komplementer, dan farmakologi antiemetik.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi penyebab mual, mengkaji tingkat mual, memberikan obat antiemetik, dan mengajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi mual.
3. Diare
- SDKI: Diare adalah perubahan konsistensi dan frekuensi BAB menjadi lebih encer dan lebih sering dari normal.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen diare, terapi cairan, dan edukasi diet.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi penyebab diare, mengkaji tanda-tanda dehidrasi, memberikan cairan dan elektrolit, dan mengajarkan diet yang sesuai.
Penerapan diagnosis dan intervensi keperawatan ini harus disesuaikan dengan kondisi klinis pasien dan dilakukan secara komprehensif untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 2441 | 15 Oct 2024
Klinis : nyeri ulu hati dan perut , mual dan muntah ,diare, demam , suhu 38 celcius
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut terkait kondisi gastrointestinal yang ditandai dengan nyeri ulu hati dan perut.
2. Mual dan muntah terkait gangguan gastrointestinal.
3. Diare terkait gangguan gastrointestinal.
4. Hipertermia terkait proses infeksi atau peradangan.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah kerusakan.
- Mual dan muntah: Ketidaknyamanan dan keinginan untuk memuntahkan isi lambung.
- Diare: Perubahan konsistensi dan frekuensi defekasi menjadi lebih cair dan sering.
- Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol nyeri: Kemampuan individu untuk mengontrol pengalaman nyeri.
- Manajemen mual dan muntah: Kemampuan individu untuk mengelola gejala mual dan muntah.
- Manajemen diare: Kemampuan individu untuk mengelola gejala diare.
- Termoregulasi: Kemampuan individu untuk mengatur suhu tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen nyeri: Tindakan yang dilakukan untuk mengendalikan nyeri yang dialami.
- Manajemen mual dan muntah: Tindakan yang dilakukan untuk mengendalikan mual dan muntah.
- Manajemen diare: Tindakan yang dilakukan untuk mengendalikan diare.
- Manajemen hipertermia: Tindakan yang dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat.
Dengan kondisi yang diberikan, pasien memerlukan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah gastrointestinal dan hipertermia yang dialami. Perawat harus melakukan pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi yang sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 2442 | 15 Oct 2024
Klinis : lemas , pucat ,mual , muntah 8x ,diare 5 kali, nyeri perut dan ulu hati
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan Diare dan Muntah
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit: Kondisi dimana terdapat ketidaksesuaian antara asupan dan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Cairan: Kondisi dimana terdapat keseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan tubuh.
2. Keseimbangan Elektrolit: Kondisi dimana terdapat keseimbangan konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Diare: Tindakan untuk mengontrol dan mengatasi diare.
2. Manajemen Muntah: Tindakan untuk mengontrol dan mengatasi muntah.
3. Manajemen Cairan: Tindakan untuk mengatur asupan dan pengeluaran cairan tubuh.
4. Manajemen Elektrolit: Tindakan untuk mengatur keseimbangan elektrolit dalam cairan tubuh.
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, pasien mengalami gejala-gejala seperti lemas, pucat, mual, muntah, diare, dan nyeri perut yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan Diare dan Muntah. -
Article No. 2443 | 15 Oct 2024
Klinis : lemas , pucat ,mual , muntah 8x ,diare 5 kali, nyeri perut dan ulu hati, demam suhu 38 celcius
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang Anda paparkan, yaitu lemas, pucat, mual, muntah 8 kali, diare 5 kali, nyeri perut dan ulu hati, serta demam suhu 38 derajat Celsius, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakstabilan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui muntah dan diare.
SDKI:
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan volume cairan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
SLKI:
Luaran yang diharapkan:
- Pasien akan menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat.
- Pasien akan menunjukkan eliminasi yang normal.
- Pasien akan melaporkan peningkatan rasa nyaman.
SIKI:
Intervensi Keperawatan:
- Pantau tanda-tanda vital, intake dan output cairan
- Berikan cairan intravena sesuai indikasi
- Anjurkan pasien minum cairan oral yang sesuai
- Berikan antiemetik dan antidiare sesuai indikasi
- Pantau tanda-tanda dehidrasi
Penjelasan singkat:
Ketidakstabilan volume cairan terjadi karena adanya kehilangan cairan yang berlebihan melalui muntah dan diare. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit, sehingga diperlukan intervensi untuk mempertahankan volume cairan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. -
Article No. 2444 | 15 Oct 2024
Klinis : Seorang pria berusia 45 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan batuk berdahak yang sudah berlangsung selama 3 minggu. Pasien mengeluhkan adanya dahak bercampur darah, penurunan berat badan, demam ringan terutama pada malam hari, berkeringat malam, dan merasa lemas. Pasien juga mengalami sesak napas ringan. Riwayat kontak dengan penderita TB sebelumnya tidak diketahui. Setelah dilakukan pemeriksaan dahak (BTA), pasien dinyatakan positif TB Paru. Hasil Pemeriksaan: Vital Sign: Suhu 37.8°C, RR 22x/menit, HR 90x/menit, SpO2 95% (tanpa oksigen tambahan). Pemeriksaan Fisik: Terdengar suara ronki di bagian paru-paru kanan bawah. Hasil Foto Rontgen: Terdapat infiltrat di paru-paru kanan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
2. Intoleransi Aktivitas (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat keterbatasan fisiologis dan/atau psikologis.
3. Risiko Infeksi (SDKI)
Definisi: Peningkatan risiko terpapar oleh agen patogen.
Rencana Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Pantau status pernapasan dan oksigenasi
- Laksanakan batuk efektif dan senam napas
- Berikan terapi oksigen sesuai indikasi
2. Manajemen Aktivitas
- Evaluasi toleransi aktivitas pasien
- Atur aktivitas sesuai kemampuan pasien
- Ajarkan teknik pengaturan energi
3. Pencegahan Infeksi
- Cuci tangan sesuai prosedur
- Gunakan alat pelindung diri yang sesuai
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai pencegahan penularan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Pantau status pernapasan
- Berikan posisi yang nyaman untuk pernapasan
- Laksanakan tindakan pembersihan jalan napas
2. Manajemen Kelelahan
- Kaji tingkat kelelahan pasien
- Bantu pasien mengatur aktivitas sesuai kemampuan
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penanganan kelelahan
3. Pencegahan Infeksi
- Cuci tangan sesuai prosedur
- Gunakan alat pelindung diri yang sesuai
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai pencegahan penularan
Dengan penerapan rencana asuhan keperawatan dan intervensi yang komprehensif, diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan pasien dan mencapai hasil yang optimal dalam penanganan kasus tuberkulosis paru.