Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 295 | 22 Sep 2024
Klinis : pasien menegluh susah bernafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI untuk pasien yang mengeluh susah bernafas:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola Napas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk menarik nafas yang menimbulkan perubahan dalam frekuensi, kedalaman, dan/atau irama pernapasan yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola Nafas Efektif
2. Kenyamanan Pernapasan
3. Integritas Fungsi Pernapasan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
2. Terapi Oksigen
3. Manajemen Ventilasi
4. Edukasi Manajemen Penyakit Pernapasan
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Pola Napas Tidak Efektif" menunjukkan adanya ketidakmampuan pasien untuk bernafas secara efektif, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti penyakit pernapasan, kelelahan otot pernapasan, atau gangguan mekanik. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen jalan napas, terapi oksigen, manajemen ventilasi, dan edukasi manajemen penyakit pernapasan. Tujuan luaran keperawatan yang diharapkan adalah pola nafas efektif, kenyamanan pernapasan, dan integritas fungsi pernapasan. -
Article No. 296 | 22 Sep 2024
Klinis : pasien barusaja sembuh dari opname
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan contoh diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien yang baru sembuh dari perawatan di rumah sakit.
Diagnosis Keperawatan:
1. Risiko Infeksi (SDKI)
Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
Penyebab: Proses penyembuhan luka, prosedur medis invasif, riwayat infeksi, dan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
2. Mobilitas Fisik Terganggu (SDKI)
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan gerakan fisik yang disengaja dan terarah dari satu titik ke titik lain.
Penyebab: Penurunan kekuatan, ketahanan, dan koordinasi otot, serta rasa nyeri.
3. Risiko Jatuh (SDKI)
Definisi: Kerentanan untuk terjatuh yang dapat menyebabkan cidera fisik.
Penyebab: Kelemahan fisik, ketidakseimbangan, gangguan sensorik, dan lingkungan yang tidak aman.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan respons pasien terhadap masalah kesehatan dan proses kehidupan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan dalam asuhan keperawatan.
Penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, sistematis, dan berpusat pada pasien untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 297 | 22 Sep 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 63 tahun dirawat dengan BPH post TURP 8 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan: Keluhan sebelum operasi adalah kencing sulit keluar, harus mengejan jika berkemih, tidak puas setelah berkemih. Saat ini pasien GCS 15. Pasien mengeluh nyeri di area kemaluan dan kandung kemih, nyeri skala 6 (1-10). Terdapat distensi kandung kemih dan meregang, Fundus VU teraba 2 jari di atas simphisis pubis . Pasien tidak bisa tidur karena nyeri yang dirasakan. Pasien terpasang kateter three way dan irigasi, kantong urin terisi 600 ml sejak 4 jam yang lalu. Urin dalam urine bag tidak terlihat ada bekuan darah, selang urin bag terlihat ada bekuan darah, urin tidak menetes di urin bag, belum ada penambahan urin/4 jam. Pasien merasa cemas dengan kondisinya, khawatir tidak bisa disembuhkan dan merasa tidak sempurna sebagai seorang laki-laki. Pasien khawatir jika harus memakai selang urin terus menerus. Hasil pemeriksaan pre-op: USG prostat menunjukkan pembesaran prostat. Hasil laboratorium darah (post op): 11mg/dL.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tingkat keparahan rasa nyeri yang dialami pasien berkurang.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi untuk mengurangi nyeri akut yang dialami pasien, seperti pemberian analgesik, kompres hangat/dingin, relaksasi, dan manajemen nyeri.
2. Diagnosa Keperawatan: Retensi Urin
- SDKI: Tidak kemampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
- SLKI: Kemampuan pasien untuk mengosongkan kandung kemih secara lancar.
- SIKI: Intervensi untuk memfasilitasi pengosongan kandung kemih secara optimal, seperti pemasangan kateter, irigasi kandung kemih, dan monitoring intake-output.
3. Diagnosa Keperawatan: Cemas
- SDKI: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya atau masalah.
- SLKI: Tingkat kecemasan pasien berkurang.
- SIKI: Intervensi untuk mengurangi kecemasan pasien, seperti pemberian informasi, teknik relaksasi, dan konseling.
4. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Citra Tubuh
- SDKI: Persepsi negatif terhadap penampilan fisik atau fungsi tubuh yang menganggu konsep diri.
- SLKI: Kemampuan pasien untuk menerima citra tubuhnya.
- SIKI: Intervensi untuk meningkatkan penerimaan pasien terhadap citra tubuhnya, seperti konseling dan terapi kelompok.
Penjelasan singkat:
Pasien laki-laki usia 63 tahun dengan kondisi BPH post TURP mengalami beberapa masalah keperawatan, antara lain nyeri akut di area genitalia dan kandung kemih, retensi urin, kecemasan, serta gangguan citra tubuh. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen nyeri, perawatan kateter, intervensi untuk mengatasi kecemasan, dan upaya untuk membantu pasien menerima perubahan citra tubuhnya. -
Article No. 298 | 22 Sep 2024
Klinis : chronic Limb Ischemia
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: I70.2
- Deskripsi: Aterosklerosis ekstremitas dengan gangguan pembuluh darah iskemik kronik
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 84.11-84.19
- Deskripsi: Prosedur revaskularisasi ekstremitas bawah, termasuk amputasi, thrombektomi, endarterektomi, bypass, dan prosedur endovaskular lainnya.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 I70.2 digunakan untuk diagnosis chronic limb ischemia, yang merupakan kondisi di mana terjadi penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah yang memasok darah ke ekstremitas, biasanya disebabkan oleh aterosklerosis.
- Kode ICD-9-CM 84.11-84.19 mencakup berbagai prosedur revaskularisasi yang dapat dilakukan untuk mengatasi chronic limb ischemia, seperti amputasi, thrombektomi, endarterektomi, bypass, dan prosedur endovaskular lainnya. Tindakan ini dilakukan untuk meningkatkan aliran darah ke ekstremitas yang terkena. -
Article No. 299 | 22 Sep 2024
Klinis : DM tipe 2
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: E11
- Deskripsi: Diabetes mellitus tipe 2
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 250.00
- Deskripsi: Diabetes mellitus tanpa komplikasi, tipe II atau tidak ditentukan, tidak tergantung insulin
Penjelasan:
- Diabetes mellitus tipe 2 (DM tipe 2) merupakan jenis diabetes yang paling umum, di mana tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif. Ini biasanya disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat dan kelebihan berat badan.
- Kode ICD-10 E11 digunakan untuk mengklasifikasikan DM tipe 2.
- Kode ICD-9-CM 250.00 digunakan untuk mengklasifikasikan DM tipe 2 tanpa komplikasi, baik tergantung insulin maupun tidak tergantung insulin. -
Article No. 300 | 22 Sep 2024
Klinis : DM tipe 2 dengan insulin
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi Diabetes Melitus tipe 2 dengan insulin, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E11.65
- Deskripsi: Diabetes melitus tipe 2 dengan kontrol insulin
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 250.02
- Deskripsi: Diabetes melitus tipe 2 atau unspecified, dengan ketosis, tidak terkendali
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 E11.65 menunjukkan diagnosis Diabetes Melitus tipe 2 dengan kontrol insulin. Ini berarti pasien membutuhkan insulin untuk mengontrol kadar gula darahnya.
2. Kode ICD-9-CM 250.02 menunjukkan diagnosis Diabetes Melitus tipe 2 atau tidak dispesifikasi, dengan ketosis, tidak terkendali. Ini berarti pasien membutuhkan pengobatan dengan insulin untuk mengontrol kadar glukosa darah yang tidak terkendali.
Catatan: Kode ICD-9-CM telah digantikan oleh kode ICD-10 sejak tahun 2015 di Indonesia. Namun, kode ICD-9-CM masih digunakan untuk prosedur dan tindakan medis yang dilakukan. -
Article No. 301 | 22 Sep 2024
Klinis : DM tipe 2 tanpa insulin
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk diagnosis DM tipe 2 tanpa insulin, berikut kode ICD-10 dan kode ICD-9-CM yang relevan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E11.9
- Deskripsi: Diabetes melitus tipe 2 tanpa komplikasi
2. Kode ICD-9-CM (tidak ada):
Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur atau tindakan yang spesifik untuk DM tipe 2 tanpa insulin, karena kondisi ini umumnya tidak memerlukan prosedur medis tertentu. Manajemen DM tipe 2 tanpa insulin biasanya dilakukan melalui pengaturan pola makan, aktivitas fisik, dan penggunaan obat-obatan oral (antidiabetik oral) jika diperlukan. -
Article No. 302 | 22 Sep 2024
Klinis : HT
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi Hipertensi (HT), kode ICD-10 dan ICD-9-CM adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I10
- Deskripsi: Hipertensi esensial (primer)
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 401.9
- Deskripsi: Hipertensi esensial, tidak spesifik
Penjelasan:
- Kode ICD-10 I10 digunakan untuk mendiagnosis Hipertensi esensial (primer), yang merupakan bentuk hipertensi yang tidak memiliki penyebab yang jelas atau mendasar.
- Kode ICD-9-CM 401.9 juga digunakan untuk mengidentifikasi hipertensi esensial, tanpa spesifikasi lebih lanjut mengenai subtipe atau komplikasi.
- Kode ICD-9-CM digunakan terutama di Amerika Serikat, sedangkan kode ICD-10 telah diadopsi secara global sebagai sistem klasifikasi penyakit dan kondisi kesehatan. -
Article No. 303 | 22 Sep 2024
Klinis : HHD
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi HHD (Hypertensive Heart Disease), kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I11.9
- Deskripsi: Penyakit jantung hipertensi, tanpa gagal jantung kongestif
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 402.90
- Deskripsi: Penyakit jantung hipertensi, tanpa kongestif gagal jantung
Penjelasan:
- Kode ICD-10 I11.9 (Penyakit jantung hipertensi, tanpa gagal jantung kongestif) digunakan untuk mendiagnosis kondisi HHD (Hypertensive Heart Disease), di mana terdapat perubahan struktural dan fungsional pada jantung akibat hipertensi yang berkepanjangan, namun tidak disertai dengan gagal jantung kongestif.
- Kode ICD-9-CM 402.90 (Penyakit jantung hipertensi, tanpa kongestif gagal jantung) merupakan kode yang sesuai untuk tindakan medis terkait diagnosis dan penanganan HHD dalam sistem klasifikasi ICD-9-CM. -
Article No. 304 | 22 Sep 2024
Klinis : CHF
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Kondisi: CHF (Congestive Heart Failure)
1. Kode ICD-10:
- Kode: I50.9
- Deskripsi: Gagal jantung, tidak dispesifikasi
Penjelasan: Kode ICD-10 I50.9 digunakan untuk mendiagnosis Congestive Heart Failure (CHF) atau Gagal Jantung, di mana tidak ada spesifikasi lebih lanjut mengenai jenis atau penyebab dari gagal jantung tersebut.
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 428.0
- Deskripsi: Gagal jantung kongestif, tidak dispesifikasi
Penjelasan: Kode ICD-9-CM 428.0 digunakan untuk mendiagnosis Congestive Heart Failure (CHF) atau Gagal Jantung Kongestif, di mana tidak ada spesifikasi lebih lanjut mengenai jenis atau penyebab dari gagal jantung tersebut. Kode ini dapat digunakan untuk prosedur atau tindakan medis yang berhubungan dengan penanganan CHF.